Anda di halaman 1dari 2

TALAK

1.    Dari Segi Lafadz


Talak ditinjau dari segi lafadz terbagi menjadi talak sharih (yang dinyatakan secara tegas) dan talak
kinayah (dengan sindiran).
a.  Talak Sharih ialah talak yang difahami dari makna perkataan ketika diharapkan, dan tidak
mengandung kemungkinan makna yang lain. Misalnya, ”Engkau telah tertalak  dan dijatuhi
talak”. Dan semua kalimat yang berasal dari lafazh thalaq.
Dengan redaksi talak di atas, jatuhlah talak, baik bergurau, main-main ataupun tanpa niat.
Kesimpulan ini didasarkan pada hadits dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi saw, beliau bersabda,
”Ada tiga hal  yang sungguh-sungguh, jadi serius dan gurauannya jadi serius (juga) : nikah,
talak, dan rujuk.” (HR. Hasan dan Tirmidzi).
b.  Talak Kinayah (sindiran), yaitu kalimat yang masih ragu-ragu, boleh di artikan untuk
perceraian nikah atau yang lain, seperti kata suami, pulanglah engkau ke rumah keluargamu,
atau pergilah dari sini, dan sebagainya. Kalimat sindiran ini bergantung pada niat, artinya kalau
tidak diniatkan untuk perceraian nikah, tidaklah jatuh talak, kalau diniatkan untuk menjatuhkan
talak barulah menjadi talak.

2.    Dari Sudut Ta’liq dan Tanjiz


a.  Talak Munajazah ialah pernyataan talak yang sejak dikeluarkannya pernyataan tersebut
pengucap bermaksud untuk mentalak, sehingga ketika itu juga jatuhlah talak. Misalnya: ia
berkata kepada isterinya : “Engkau tertalak”. Hukum talak munajazah ini terjadi sejak itu juga,
ketika diucapkan oleh orang yang bersangkutan dan tepat sasarannya.
b.  Talak Mu’allaq ialah seorang suami menjadikan jatuhnya talak bergantung pada syarat.
Misalnya, ia berkata kepada isterinya: Jika engkau pergi ke tempat, maka engkau ditalak.
Hukum talak mu’allaq ini apabila dia bermaksud hendak menjatuhkan talak ketika terpenuhinya
syarat. Maka jatuh talaknya sebagaimana yang diinginkannya.
Adapun manakala yang dimaksud oleh sang suami dengan talak mu’allaq, adalah untuk
menganjurkan (agar sang isteri) melakukan sesuatu atau meninggalkan sesuatu atau yang
semisalnya, maka ucapan itu adalah sumpah. Jika apa yang dijadikan bahan sumpah itu tidak
terjadi, maka sang suami tidak terkena kewajiban apa-apa, dan jika terjadi, maka ia wajib
membayar kafarah sumpah.
3. Dari Segi Boleh Tidaknya Rujuk
Talak terbagi menjadi dua yaitu talak raj’i (suami berhak untuk rujuk) dan talak ba’in (tak ada lagi
hak suami untuk rujuk kepada isterinya).
a.  Talak Raj’i adalah talak isteri yang sudah didukhul (dicampuri) tanpa menerima pengembalian
mahar dari isteri dan sebagai talak pertama atau talak kedua.
Wanita yang dijatuhi talak raj’i suami berhak untuk rujuk dan dia berstatus sebagai isteri yang
sah selama dalam masa iddah, dan bagi suami berhak untuk rujuk kepadanya pada waktu kapan
saja selama dalam massa iddah dan tidak dipersyaratkan harus mendapat ridha dari pihak isteri
dan tidak pula izin dari walinya.
  Allah SWT berfirman yang artinya:
”Wanita-wanita yang ditalak hendaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru’. Tidak boleh
menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam rahimnya jika mereka beriman  kepada
Allah dan hari akhirat. Dan suami-suaminya berhak merujuknya dalam masa menanti
(berakhirnya masa iddah) itu jika mereka (para suami) itu menghendaki ishlah.” (Al-
Baqarah:228).
b.  Talak Ba’in ialah Suami melafazkan talak tiga atau melafazkan talak yang ketiga kepada
isterinya. Isterinya tidak boleh dirujuk kembali. Si suami hanya boleh merujuk setelah isterinya
berkahwin lelaki lain, suami barunya menyetubuhinya, setelah diceraikan suami barunya dan
telah habis idah dengan suami barunya.
Talak ba’in di bagi menjadi 2 yaitu :
1) Talak Ba’in Sughra
Talak ba'in sughra adalah talak yang dijatuhkan suami pada istrinya (talak 1 dan 2) yang telah
habis masa iddahnya. suami boleh rujuk lagi dengan istrinya, tetapi dengan aqad dan mahar
yang baru.
2) Talak ba’in Kubra
Talak ba'in kubra adalah talak yang dijatuhkan suami pada istrinya bukan lagi talak 1 dan 2
tetapi telah talak 3. dalam hal ini, suami juga masih boleh kembali dengan istrinya, tetapi dengan
catatan, setelah istrinya menikah dengan orang lain dan bercerai secara wajar. oleh karena itu
nikah seseorang dengan mantan istri orang lain dengan maksud agar mereka bisa menikah
kembali (muhallil) maka ia dilaknat oleh Rasulullah SAW. dalam salah satu haditsnya.
* Talak 2 : Pernyataan talak yang dijatuhkan sebanyak dua kali dan memungkinkan suami rujuk
dengan istri sebelum selesai masa iddah
* Talak 3 : Pernyataan talak yang bersifat final. Suami dan istri tidak boleh rujuk lagi, kecuali sang
istri pernah dikawini oleh orang lain lalu diceraikan olehnya.
4. Bilangan Talak
Tiap-tiap orang merdeka berhak menalak istrinya dan talak satu sampai talak tiga. Talak satu atau
dua masih boleh rujuk (kembali) sebelum abis masa iddahnya, dan boleh menikah kembali sesudah
iddah.
Adapun talak tiga tidak boleh rujuk atau kawin kembali, kecuali apabila si perempuan telah
menikah dengan orang lain dan telah di talak pula oleh suaminya  yang kedua itu.
Memang perempuan itu boleh menikah dengan suaminya yang pertama jika perempuan itu sudah
menikah

Anda mungkin juga menyukai