I. THALAQ
A. PENGERTIAN
Thalaq artinya melepaskan ikatan. Secara istilah Thalaq adalah lepasnya ikatan pernikahan dengan ucapan Thalaq atau ucapan lain yang maksudnya sama
dengan Thalaq, yang dimaksud melepas tali perkawinan adalah memutuskan tali perkawinan yang dulunya di ikat dengan ijab dan Qabul sehingga satatus
suami isteri di antara keduanya menjadi hilang termasuk hilangnya hak dan kewajiban sebagai suami dan isteri
Thalaq adalah hak suami artinya isteri tidak bisa melepaskan diri dari ikatan pernikahan kalau tidak dijatuhkan oleh suami,namun meskipun itu adalah hak
suami bukan berarti suami boleh semena-mena menjatuhkan Thalaq
Menurut Syafi'iyah
Hukum asal Thalaq adalah Makruh berdasarkan Hadits Nabi saw sebagai berikut
Artinya : Dari umar ra. dari Rasulullah SAW. bersabda, perbuatan halal yang paling dibenci Allah adalah perceraian (HR.Abu Daud dan Hakim)
Menurut Hambali
C. MACAM-MACAM THALAQ
Khulu’ adalah Thalaq yang dijatuhkan suami karena menyetujui atau memenuhi permintaan isterinya atau memenuhi permintaan isterinya dengan jalan sang
isteri membayar tebusan.
Fasakh adalah jatuhnya Thalaq oleh keputusan hakim atas dasar pengaduan isteri sementara hakim mempertimbangkan kelayakannya sementara suami tidak
mau menjatuhkan Thalaq.
E. HUKUM KHULU’
1. Wajib apabila suami tidak mampu memberikan nafkah lahir dan bathin dan isteri merasa tersiksa dengan keadaan suminya itu
2. Haram apabila terkandung maksud untuk menyengsarakan isteri dan anaknya
3. Mubah apabila ada keperluan isteri dibolehkan menempuh jalan ini
4. Makruh apabila tidak ada keperluan untuk itu
5. sunah apabila dengan khulu’ dimaksud mencapai kemaslahatan bagi keduanya
Status Thalaq dengan khulu’ sama dengan Thalaq ba’in artinya mantan suami tidak boleh rujuk lagi mantan isterinya kecuali dengan menikah kembali dengan
keharusan memenuhi syarat dan rukun nikah sebagaimana lazimnya.
II. IDDAH
Iddah menurut syara’ adalah masa menunggu yang ditetapkan oleh syara’ bagi wanita yang dicerai oleh suminya baik karena cerai mati atau cerai hidup dan masa
iddah ini hanya berlaku bagi isteri yang sudah di gauli oleh suminya (QS.Al-Ahzab/33: 49)
B. MACAM-MACAM IDDAH
1. Isteri yang ditinggal mati suaminya dan ia dalam keadaan tidak hamil baik ia dalam sedang haid atau sudah lepas haidnya atau sudah dicampiri
suaminya maka masa idahnya 4 bulan 10 hari.
2. Isteri yang ditinggal mati suaminya dan ia dalam keadaan hamil maka masa idahnya adalah sampai ia melahirkan walaupun kurang dari 4 bulan 10
hari
3. Isteri yang diThalaq suaminya dalam keadaan hamil maka masa idahnya sampai ia melahirkan kandunganya (QS.At-Thalaq/65:4)
4. Isteri yang diThalaq suaminya dan ia masih haid maka masa iddahnya adalah 3 kali suci (Qs. Al-Baqarah/2:228)
5. Isteri yang diThalaq suaminya padahal ia belum pernah haid atau sudah tidak haid (monopouse) masa idahnya 3 bulan (QS.At-Thalaq/65:4)
III. RUJUK
A. PENGERTIAN RUJUK
Rujuk adalah mengembalikan ikatan dan hukum perkawinan secara penuh setelah terjadi Thalaq raj’I yang dilakukan oleh mantan suami terhadsap mantan
isterinya dalam masa idah selama mantan suami bermaksud islah,dasar hukumnya adalah.QS.Al-Baqarah/2:228
Artinya: “dan para suami mereka lebih berhak kembali kepada mereka dalam masa itu jika mereka menghendaki perbaikan
B. HUKUM RUJUK
Mubah/boleh adalah hukum asalnya sesuai dengan hadist rasulullah sbb: Artinya: dari ibnu umar ra diriwayatkan ketika ia menceraikan isterinya,Nabi
saw bersabda kepada umar (ayah ibnu umar) suruhlah ia merujuk isterinya (mutafaq ‘alaih).
Haram apabila dengan rujuk pihak isteri dirugikan seperti keadaannya lebih menderita daripada sebelum di rujuk. Makruh apabila diketahui bahwa
meneruskan perceraian lebih bermanfaat bagi keduanya jika dibandingakan dengan rujuk. Sunah apabila diketahui rujuk lebih bermanfaat jika
dibandingkan dengan meneruskan perceraian.
Wajib khusus bagi laki-laki yang beristeri lebih dari satu jika salah seorang ditalak sebelum gilirannya disempurnakan
1. ISTERI
✓ Sudah digauli oleh suaminya
✓ Thalaq yang dijatuhkan adalah Thalaq Raj’I bukan Thalaq ba’in,khulu dan fasakh
✓ Masih dalam masa idah
2. SUAMI. Syaratnya Baliq,sehat akalnya dan atas kemauan sendiri/tidak dipaksa
3. SHIGHAT. Diucapkan dengan terang-terangan atau sindiran
4. SAKSI. Dasarnya QS.At-Thalaq/65:2
D. HIKMAH RUJUK
1. Sebagai sarana untuk mempertimbangkan kembali atas keputusan perceraian apakah didasari atas nafsu,amarah atau emosi atau semata-mata atas
kemaslahatan
2. Sebagai sarana untuk mempertanggung jawabkan anak-anak mereka secara bersama-sama baik dalam pemeliharaan,pendidikan,nafkah dll
3. Sebagai sarana intropeksi diri untuk saling memperbaiki diri kearah rumah tangga yang lebih baik,pengertian dan harmonis
4. Rujuk dikatakan juga islah yaitu perbaikan hubungan anatara dua manusia sehingga akan timbul kebaikan dan rasa salin menyayangi yang lebih besar
5. Rujuk akan menghindari perpecahan hubungan kekerabatan di antara keluarga suami isteri
6. Rujuk dapat menghindari perbuatan maksiat baik bagi mantan suami atau mantan isteri
IV. HADHANAH
A. Pengertian Hadhanah
Hadhanah secara terminologi berarti mengasuh, memelihara, dan mendidik anak kecil yang belum mumayyiz.
B. SYARAT HADHANAH
1. Berakal
2. Beragama
3. Merdeka
4. Baliq
5. Mampu mendidik
6. Amanah.
Pada prinsipnya masa berakhirnya hadhanah adalah tatkala si anak tidak merasa perlu perawatan lagi, dia sudah dapat berdiri sendiri, atau sudah baliq.
Bagi perempuan apabila dia sudah menikah dan pria bila dia sudah bekerja.
Imam Syafií berpendapat bahwa pengasuhan ini tidak ada batas yang jelas. Namun apabila anak sudah dewasa atau sudah mulai mengerti, diberi hak
untuk mengadakan pilihan untuk diasuh atau dirawat oleh bapak atau ibunya, meski pilihannya jatuh pada ibunya, tetapi menjadi beban bapaknya. Hal ini
sesuai dengan sabda Nabi yang artinya :
“Bahwasanya Rasulullah SAW. telah menyuruh seorang anak sudah sedikit mengerti untuk memilih tinggal bersamabapak atau ibunya. (H.R. Ibnu Maja
dan Tirmizi)
Dalam KHI Bab XIV pasal 156, diterangkan bahwa apabila ternyata ibunya meninggal, kedudukan hadhanah dapat digantikan oleh :
1. Perempuan-perempuan dalam garis lurus ke atas ibunya
2. Ayah
3. Perempuan-perempuan dalam garis lurus ayah
4. Saudara perempuan dari anak tersebut
5. Perempuan-perempuan kerabat sedara menurut garis samping ayah