Anda di halaman 1dari 10

B.

KETENTUAN HUKUM ISLAM TENTANG


TALAK
ANGGOTA KELOMPOK :

HERDY FIRMANSYAH
M. FARIS ABQARI
M. RAJA BAHRUL ILMI
1. PENGERTIAN DAN HUKUM TALAK
Talak merupakan sebuah istilah dalam agama
islam yang berarti perceraian antara suami dan
istri. Talak menurut Bahasa berarti mellepaskan
ikatan atau meninggalkan. Menurut terminology
talak adalah melepaskan ikatan pernikahan dari
pihak suami dengan kata-kata (sighat) tertentu.
Pada dasarnya talak merupakan perbuatan
yang dibenci Allah SWT, tetapi hal tersebut
dibolehkan (dihalalkan) oleh syari’at islam
SEBAGAIMANA SABDA RASULULLAH SAW
Berdasarkan hadis di
samping, beberapa
ulama syafi’iah dan
hambaliah berpendapat
bahwa talak menurut
hukumm asalnya adalah
makruh. Selain makruh
talak juga dapat
menjadi wajib, sunah,
mubah atau haram
karena alasan tertentu
2. RUKUN DAN SYARAT TALAK
Rukun talak ada 3 yaitu :

1. Suami
3. Ucapan talak
suami yang menalak istri harus memenuhi beberapa syarat yaitu;
ucapan talak harus
a. Ada ikatan yang sah denga istrinya
memenuhi beberapa syarat;
b. Balik (dewasa)
a. Ucapan talaka jelas
c. Berakal
menyatakan perceraian
d. Tidak dipaksa
b. Ucapan talak diucapkan
dengan sengaja dan bukan
2. Istri atas dasar paksaan
seorang istri yang ditalak suami harus memenuhi beberapa syarat
yaitu
a. Mempunyai ikatan sah dengan suami yang menjatuhkan talak
b. Masih dalam masa iddah talak raj’i yang dijatuhkan sebelumnya
c. Belum diceraikan dengan talak tiga oleh suaminya
3. LAFAL TALAK
Lafal yang di gunakan suami untuk mentalak istri ada 3 cara ;
a. Talak dengan ucapan
Talak dengan ucapaan dapat
dibedakan menjadi dua cara yaitu sarih
(tegas), dan kinayah (sindiran)
b. Talak dengan tulisan c. Talak dengan isyarat
4. MACAM-MACAM TALAK
Macam-macam dapat di bedakan berdasarkan dari berbagai sisi ;

a. Ditinjau dari segi jumlah


c. Ditinjau dari segi kebolehan rujuk atau
Dikelompokan menjadi 3
menikah kembali
macam :
Di bedakan menjadi dua macam :
1. Talak satu
1. talak raj,i
2. Talak dua
2. Talak ba’in
3. Talak tiga

b. Ditinjau dari segi keadaan istri


Dibedakan menjadi tiga macam :
1. Talak sunah
2. Talak bid’ah
3. Talak bukan sunah bukan
bid’ah
5. HAL-HAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN TALAK
Hal-hal yang berhubuhngan dengan talak ialah;

a.ila’
b.Li’an
c. Zihar
d.Khuluk
e.Fasakh
6. MASA IDDAH
Wanita atau seorang istri yang ceraikan oleh suaminya atau suaminya meninggal dunia tidak
boleh langsung menikah lagi dengan laki-laki lain, melaikan harus menunngu sementara waktu.
ketentuan masa menunngu (iddah) wanita atau seorang istri yaitu:
a. Wanita yang dicerai dalam keadaan hamil, maka masa iddahnya sampai ia melahirkan
b. Wanita yang ditinggalkan suaminya karena meninggal dunia, sedang ia tidak hamil maka masa
iddah-nya empat bulan sepulih hari
c. Wanita yang ditinggalkan suaminya dalam masa haid, maka masa iddah-nya tiga quru’ (tiga
kali suci).
d. Wanita yang dicerai oleh suaminya, sedang ia tidak mempunyai haid karena masih kecil atau
menopause, maka masa iddahnya selama tiga bulan
e. Wanita yang ditinggal oleh suaminya dan belum pernah berhubungan kelamin, midak memiliki
masa tunggu (iddah)
Wanita dalam masa iddah memiliki hak-hak tertentu yaitu ;

a. Wanita yang dalam masa iddah raj’I berhak menerima tempat tinggal, pakaian,
dan belanja dari mantan suaminya.
b. Wanita yang dalam masa iddah ba’in hanya berhak mendapat tempat tinggal
saja
c. Wanita yang dalam masa iddah ba’in dan dalam keadaan hamil berhak
mendapatkan tempat tinggal, nafkah, dan pakaian
d. Wanita yang dalam masa iddah cerai karena suami meninggal dunia, baik dalam
keadaan hamil atau tidak, maka ia mendapat hak nafkah, tempat tinggal, dan
pakaian, akan tetapi berhak untuk mewarisi untuk dirinya dan anak dalam
kandungannya.
7. HIKMAH TALAK
a. Merupakan jalan keluar dari kesulitan rumah tangga yang diakibatkan oleh
ketidak harmonisan hubungan antara suami dan istri
b. Sebagai alat untuk meredam kemarahan dan sikap antipati yang dimiliki suai
atau istri
c. Pembuka jalan untuk mencari pasangan yang lebih sesuai
d. Sebagai pembelajaran bahwa kehidupan rumah tangga memerlukan persiapan
untuk menghindari perceraiaan
e. Menyadarkan pasangan suami istri tentang akibat perceraian yang harus
duitanggungnya, baik diri sendiri, anak, atau masyarakat

Anda mungkin juga menyukai