Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

A. Dasar Pemikiran
Evaluasi pembelajaran merupakan salah satu bagian penting dalam sebuah kurikulum.
Walaupun dalam tatanan kurikulum evaluasi berada di urutan terakhir, evaluasi berperan
penting untuk menentukan sukses atau tidaknya proses pembelajaran yang dilakukan selama
ini sekaligus mempengaruhi proses pembelajaran selanjutnya. Kata evaluasi berasal dari
bahasa inggris evaluation yang beraarti proses penilaian. Jika direfleksikan dengan
fungsinya di dalam proses pembelajaran maka bisa diambil pengertian evaluasi merupakan
suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai
keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu sistem pembelajaran.
Kita sendiri telah sebenarnya telah banyak sekali mengalami manfaat evaluasi
pembelajaran. Evaluasi yang dilakukan di sekolah dasar, SMP, SMA bahkan perguruan tinggi
membuat kita dianggap layak untuk berada pada level sekarang. Hal ini dikarenakan hasil
dari evaluasi yang kita lakukan telah memenuhi batas minimum dari tujuan yang telah
disusun di awal. Adapun yang masih belum memenuhi batas minimum opsi remedial bisa
dilakukan, dan ini merupakan salah satu tujuan evaluasi pembelajaran.
Kita kembali lagi ke definisi evaluasi pembelajaran. Dari definisi yang ada di atas
dapat kita ambil kesimpulan bahwa ada beberapa poin penting yang dapat diambil dari
rumusan definisi tersebut. Berikut ini sedkit penjabaran tentang poin-poin yang harus ada di
dalam suatu evaluasi.
Evaluasi merupakan proses berkelanjutan, hal ini berarti evaluasi adalah proses yang
berlangsung terus menerus baik sebelum melakukan proses belajar mengajar atau sesudah
proses belajar mengajar bahkan evaluasi juga harus dilakukan selama proses belajar mengajar
berlangsung.
Pengumpulan dan penafsiran informasi, hal ini berarti evaluasi harus memiliki tujuan
tertentu untuk apa sebuah evaluasi dilakukan.
Untuk menilai keputusan-keputusan, hal ini berarti harus ada standar pengukuran
tertentu untuk menyatakan apakah evaluasi proses pembelajaran telah sesuai atau belum
sehingga dapat memberikan keputusan yang sesuai dengan data dan informasi yang
dikumpulkan.
Secara umum ada 2 evaluasi yang harus dilakukan dalam mengevaluasi pembelajaran.
Yang pertama adalah evaluasi yang dilakukan siswa yakni berupa proses dan hasil (masih
1

ingat kan komponen kurikulum). Dan yang kedua adalah evaluasi yang harus dilakukan oleh
guru yakni berupa evaluasi diri sendiri. menjadi salah satu tanggung jawab dari seorang guru
tentunya untuk terus mengevaluasi dirinya sendiri dalam melakukan proses mengajar.
Menurut Zainal Arifin (2006) dalam mengolah data hasil tes, ada empat langkah
pokok yang harus ditempuh diantaranya :
a. Menskor, yaitu memberi skor pada hasil tes yang dapat dicapai oleh peserta didik.
b. Mengubah skor mentah menjadi skor standar sesuai dengan norma tertentu.
c. Mengkonversi skor standar ke dalam nilai, baik berupa huruf atau angka.
d. Melakukan analisis soal, tingkat kesukaran soal, dan daya pembeda.
Dari penjelasan diatas, untuk mengetahui evaluasi pembelajaran kami melakukan
observasi dengan uji soal (tes) ke SMA Negeri 1 Parongpong. Maka dari itu kami mencoba
untuk menyusun laporan ini.

B. Tujuan
Tujuan dari pengujian soal dan analisis soal yaitu untuk mengetahui soal-soal mana
yang perlu diubah, diperbaiki, bahkan dibuang sama sekali, serta soal-soal mana yang baik
untuk dipergunakan selanjutnya. Soal yang baik adalah soal yang sudah mengalami beberapa
uji coba dan revisi, yang didasarkan atas analisis empiris dan rasional.

C. Profil Sekolah
Nama Sekolah
Alamat Sekolah

: SMA Negeri 1 Parongpong


: Jl. Cihanjuang Rahayu no. 39 Lembang, Kab. Bandung Prov.
Jawa Barat kode pos 40559
Jumlah Siswa
: 346 Siswa
Jumlah Tenaga Pengajar : 43 orang
SMA Negeri 1 Parongpong memiliki visi yang menggambarkan profil sekolah yang

diinginkan di masa datang, yaitu :


Terwujudnya sekolah yang CANTIK, Lulusan yang Cerdas, Lingkungan yang Asri, Aman
dan Nyaman, Warga Sekolah yang Taqwa, Inovatif, dan Kreatif serta mampu bersaing di era
globalisasi.
Untuk mencapai VISI tersebut, SMAN 1 Parongpong mengembangkan misi sebagai Berikut:
2

1) Memberdayakan tenaga pendidik dan kependidikan yang memenuhi standar yang


ditetapkan.
2) Membina dan menjaga SDM agar tetap berwawasan wiyata mandala dan ketahanan
sekolah sebagai pendukung terciptanya kegiatan belajar mengajar yang efektif dan
efisien serta hasil pembelajaran yang optimal.
3) Menanamkan kedisiplinan melalui budaya bersih, budaya tertib, dan budaya kerja.
4) Melaksanakan pembinaan dan ketaqwaan dengan melibatkan seluruh komponen
Sekolah yang terintegrasi dalam proses pembelajaran.
5) Menumbuhkan penghayatan terhadap budaya daerah sehingga menjadi salah satu
sumber kearifan berperilaku dan bermasyarakat.
6) Menumbuhkan inovasi dalam kehidupan sehari hari yang dapat menunjang
pengembangan profesionalisme.
7) Memberdayakan seluruh komponen sekolah dan mengoptimalkan sumber daya
sekolah dalam mengembangkan potensi peserta didik secara optimal.

BAB II
PENGOLAHAN SKOR

A. Skor Mentah
Instrumen tes yang diujikan adalah pada mata pelajaran PAI. Jumlah soal yang diujikan
adalah sebanyak 40 butir soal pilihan ganda dan 5 butir soal essay.
No. Soal
1-40
41
42
43
44
45

Bentuk Soal
Pilihan Ganda
Uraian
Uraian
Uraian
Uraian
Uraian
Jumlah St

Bobot
1
6
2
2
4
6

St
40
60
20
20
40
60
240

Uji instrumen tes dilakukan di:


Sekolah

: SMA Negeri 1 Parongpong

Kelas

: XD

Jumlah siswa : 24 orang


Berikut daftar skor mentah uji instrumen tes geografi kelas XD SMA Negeri 1 Parongpong
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Nama

Skor
PG

Essay

Skor
Mentah

Agus Suparman
Amatulloh

28
27

140
130

168
157

Nafisah
Asep Wendi
Dandi Handika
Dewi Anggraeni
Disa Samsudin
Dony Abdulmajid
Ega Albiyuna
Fajar Kurniawan
Fitriya Anggraeni

28
20
19
21
21
16
26
18

70
45
95
40
10
100
50
80

98
65
114
61
26
126
68
101
4

11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

Nine Febrianti
Novia Rusti
Pury Septiani
Regi Dhevariza
Risma Apriliani
Rizki Saeful
Rosmiati Nur
Sinta Widiyani
Siti Hadibah
Tanti Yunita
Wildan

21
26
28
29
17
22
19
28
24
26
25

95
100
90
10
80
20
100
80
130
110
60

121
128
119
27
102
39
128
104
156
135
85

22
23
24

Hermawan
Yuyun Yulinar
Nanda Octaviani
Geryn Nuryana

25
24
20

52
0
70

76
20
94

B. Menentukan Nilai Siswa


1. Penilaian Acuan Patokan (PAP)
Pendekatan ini lebih menitikberatkan pada apa yang dapat dilakukan oleh siswa dan
bukan membandingkan seorang siswa dengan teman sekelasnya, melainkan dengan suatu
kriteria atau patokan yang spesifik. Misalnya kriteria yang digunakan 75% atau 80%. Bagi
siswa yang kemampuannya dibawah kriteria yang telah diterapkan ditanyakan tidak berhasil
dan harus mendapatkan remidial. Tujuan dari Penilaian Acuan Patokan adalah untuk
mengukur secara pasti tujuan atau kompetensi yang ditetapkan sebagai kriteria
keberhasilannya. Penilaian Acuan Patokan sangat bermanfaat dalam meningkatkan kualitas
hasil belajar sebab siswa diusahakan untuk mencapai standar yang telah ditentukan.

Rata-rata Ideal
X

1
2

.X

1
2

. 240 = 120

Simpangan Baku (Standar Deviasi)


5

S=

1
3

S=

1
3

. 120 = 40

a) Skala Empat (0-4)


Pedoman konversi yang digunakan dalam mengubah skor mentah menjadi skor standar
skala empat pada penilaian acuan patokan adalah :

+ 1,5 (sd) = 120 + 1,5 . 40 = 120 + 60 = 180


+ 0,5 (sd) = 120 + 0,5 . 40 = 120 + 20 = 140
-0,5 (sd) = 120 0,5 .40 = 120 20 = 100
-1,5 (sd) = 120 1,5 .40 = 120 60 = 60
A = 240 180
B = 179 140
C = 139 100
D = 99 60
Dibawah 59 = E

Jadi, siswa yang memperoleh skor mentah kurang dari 59 maka nilainya E (tidak lulus), siswa
yang memperoleh skor mentah dari 99 60 maka nilainya adalah D, siswa yang memperoleh
skor mentah antara 139 100maka nilainya C, skor mentah dari 179 140 maka nilainya B,
dan siswa yang memperoleh skor mentah antara 240 180 maka siswa tersebut memperoleh
nilai A.

b) Skala Sepuluh (0-10)


+ 2,25 (sd) = 120 + 2,25 . 40 = 120 + 90 = 210

10

+ 1,75 (sd) = 120 + 1,75 . 40 = 120 + 70 = 190

+ 1,25 (sd) = 120 + 1,25 . 40 = 120 + 50 = 170

+ 0,75 (sd) = 120 + 0,75 . 40 = 120 + 30 = 150

+ 0,25 (sd) = 120 + 0,25 . 40 = 120 + 10 = 130

- 0,25 (sd) = 120 - 0,25 . 40 = 120 - 10 = 110

- 0,75 (sd) = 120 - 0,75 . 40 = 120 - 30 = 90

- 1,25 (sd) = 120 - 1,25 . 40 = 120 - 50 = 70

- 1,75 (sd) = 120 - 1,75 . 40 = 120 - 70 = 50

- 2,25 (sd) = 120 - 2,25 . 40 = 120 - 90 = 30

c) Skala Seratus (0-100)

T skor = 50 +

( xs x )

10

x = skor mentah
x = rata-rata
s = simpangan baku

NO

NAMA
SISWA

1
Agus Suparman
2

Amatulloh

SKALA 0-100
50 +

( 168120
)
40

10 =

50 +

62,00
157120
40

10 =

59,25
98120
40

10 =

50 +

44,50
65120
40

10 =

50 +

36,25
114120
40

10 =

10 =

Nafisah
3
Asep Wendi
4
Dandi Handika
5
Dewi Anggraeni
6
Disa Samsudin

50 +

50 +

48,50
61120
40
35,25

7
Dony Abdulmajid
8
Ega Albiyuna
9
Fajar Kurniawan
10
Fitriya Anggraeni
11
Nine Febrianti
12
Novia Rusti
13
Pury Septiani
14
Regi Dhevariza
15
Risma Apriliani
16
Rizki Saeful
17
Rosmiati Nur

50 +

( 26120
40 )

10 =

50 +

26,50
126120
40

10 =

51,50
68120
40

50 +

10 =

50 +

37,00
101120
40

10 =

45,25
121120
40

10 =

50,25
128120
40

10 =

52,00
119120
40

10 =

50 +

50 +

50 +

49,75
27120
40

50 +

10 =

50 +

26,75
102120
40

10 =

45,50
39120
40

50 +

10 =

50 +

29,75
128120
40

10 =

52,00
8

18
Sinta Widiyani
19
Siti Hadibah
20
Tanti Yunita
21

Wildan

50 +

( 104120
)
40

10 =

50 +

46,00
156120
40

10 =

59,00
135120
40

10 =

53,75
85120
40

10 =

41,25
76120
40

10 =

39,00
20120
40

10 =

25,00
94120
40

10 =

50 +

50 +

Hermawan
22
Yuyun Yulinar
23
Nanda Octaviani
24
Geryn Nuryana

50 +

50 +

50 +

43,50

2. Penilaian Acuan Norma (PAN)


Dalam Penilaian Acuan Norma, makna angka seorang siswa ditemukan dengan cara
membandingkan hasil belajarnya dengan hasil belajar siswa lainnya dalam suatu kelompok
atau kelas. Tujuan dari Penilaian Acuan Norma adalah untuk membedakan siswa atas
kelompok-kelompok tingkat kemampuan, muali dari yang terendah sampai yang tertinggi.
Secara ideal, pendistribusian tingkat kemapuan dalam satu kelompok menggambarkan suatu
kurva normal.
Data
9

168

26

119

156

157

126

27

135

98

68

102

85

65

101

39

76

114

121

128

20

61

128

104

94

Nilai Tertinggi = 168


Nilai Terrendah = 20
Rentang
R = 168 20
R = 148

Jumlah Kelas
Jk = 1 + 3,3 log 24
Jk = 1 + 3,3 . 1,38
Jk = 5,55 6

Panjang Interval
Pi =

R
Jk

148
6

24,67 = 25

Banyak Kelas
Bk =

R
Pi

148
25

5,92 6

Tabel Distribusi

10

Kelas

Turus

f.x

20 44

IIII

32

128

45 69

III

57

171

70 94

III

82

328

95 - 119

IIIII I

107

642

120 - 144

IIIII

132

660

145 - 169

III

157

471

Interval

24

2400

x
102
4
324
9
672

f.x
4096
9747
2017

4
114

2
6869

49
174

4
8712

24
246

0
7394

49

7
2637
76

Mean
x

fx
f
=
2400
24

= 100
Standar Deviasi (Sd)

11

Sd =

fx

fx 2

2400

263776

1033,75

263776240000
23

= 32,15

a) Skala Empat (0-4)


x + 1,5 x sd = 100 + 1,5 (32,15) = 148,225
x

+ 0,5 x sd = 100 + 0,5 (32,15) = 116,075

x - 0,5 x sd = 100 - 0,5 (32,15) = 83,925


x

- 1,5 x sd = 100 - 1,5 (32,15) = 51,775

A = 240 148,225
B = 148,225 116,075
C = 116,075 83,925
D = 83,925 51,775
Dibawah 51,775 = E

12

Jadi, siswa yang memperoleh skor mentah kurang dari 51,775 maka nilainya E (tidak lulus),
siswa yang memperoleh skor mentah dari 99 60 maka nilainya adalah D, siswa yang
memperoleh skor mentah antara 139 100maka nilainya C, skor mentah dari 179 140 maka
nilainya B, dan siswa yang memperoleh skor mentah antara 240 180 maka siswa tersebut
memperoleh nilai A.

b) Skala Sepuluh (0-10)


x + 2,25 x sd = 100 + 2,25 (32,15) = 172,3375

10

+ 1,75 x sd = 100 + 1,75 (32,15) = 156,2625

x + 1,25 x sd = 100 + 1,25 (32,15) = 140,1875

+ 0,75 x sd = 100 + 0,75 (32,15) = 124,1124

x + 0,25 x sd = 100 + 0,25 (32,15) = 108,0375

- 0,25 x sd = 100 0,25 (32,15) = 91,9625

x - 0,75 x sd = 100 - 0,75 (32,15) = 75,8875

- 1,25 x sd = 100 - 1,25 (32,15) = 59,8125

x - 1,75 x sd = 100 - 1,75 (32,15) = 43,7375

- 2,25 x sd = 100 - 2,25 (32,15) = 27,6625

c) Skala Seratus (0-100)

T skor = 50 +

( xs x )

10
x = skor mentah
x = rata-rata
s = simpangan baku
NO

NAMA

SKALA 0-100
13

SISWA
1
Agus Suparman
2
Amatulloh Nafisah
3
Asep Wendi
4
Dandi Handika
5
Dewi Anggraeni
6
Disa Samsudin
7
Dony Abdulmajid
8
Ega Albiyuna
9
Fajar Kurniawan
10
Fitriya Anggraeni
11

Nine Febrianti

50 +

( 168100
32,15 )

10 =

50 +

71,10
157100
32,15

10 =

67,70
98100
32,15

10

=49,40
65100
50 +
32,15

10

=39,20
114100
32,15

50 +

10

=54,30
61100
50 +
32,15

10

=37,90
26100
50 +
32,15

10

=27,00
126100
32,15

50 +

10

=58,00
68100
50 +
32,15

10

50 +

=40,10
101100
32,15

10

50 +

=50,30
121100
32,15

10

50 +

14

12
Novia Rusti
13
Pury Septiani
14
Regi Dhevariza
15
Risma Apriliani
16
Rizki Saeful
17
Rosmiati Nur
18
Sinta Widiyani
19
Siti Hadibah
20
Tanti Yunita
21
Wildan Hermawan
22

Yuyun Yulinar

=56,50
128100
32,15

10

=58,70
119100
50 +
32,15

10

=55,90
27100
50 +
32,15

10

=27,30
102100
32,15

50 +

10

=50,60
39100
50 +
32,15

10

50 +

=31,10
128100
32,15

10

50 +

=58,70
104100
32,15

10

50 +

=51,20
156100
32,15

10

50 +

=67,40
135100
32,15

10

=60,80
85100
50 +
32,15

10

=45,40
76100
50 +
32,15

10

50 +

15

23
Nanda Octaviani
24

=42,60
20100
50 +
32,15

10

=26,00
94100
50 +
32,15

10

Geryn Nuryana

=48,20

C. Daftar Rekapitulasi Uji Instrumen PAI


Kelas

: XD

Mata Pelajaran

: PAI

Sekolah

: SMAN 1 Parongpong

Nama

SKOR
MENTA

PAP
10 100

PAN
10
100

Agus Suparman

H
168

62,0

71,1

Amatulloh Nafisah

157

0
59,2

0
67,7

Asep Wendi

98

5
44,5

0
49,4

Dandi Handika

65

0
36,2

0
39,2

Dewi Anggraeni

114

5
48,5

0
54,3

Disa Samsudin

61

0
35,2

0
37,9

Dony Abdulmajid

26

5
26,5

0
27,0

Ega Albiyuna

126

0
51,5

0
58,0

Fajar Kurniawan

68

0
37,0

0
40,1
16

Fitriya Anggraeni

101

0
45,2

0
50,3

0
1

Nine Febrianti

121

5
50,2

0
56,5

1
1

Novia Rusti

128

5
52,0

0
58,7

2
1

Pury Septiani

119

0
49,7

0
55,9

3
1

Regi Dhevariza

27

5
26,7

0
27,3

4
1

Risma Apriliani

102

5
45,5

0
50,6

5
1

Rizki Saeful

39

0
29,7

0
31,1

6
1

Rosmiati Nur

128

5
52,0

0
58,7

7
1

Sinta Widiyani

104

0
46,0

0
51,2

8
1

Siti Hadibah

156

0
59,0

0
67,4

9
2

Tanti Yunita

135

0
53,7

0
60,8

0
2

Wildan Hermawan

85

5
41,2

0
45,4

1
2

Yuyun Yulinar

76

5
39,0

0
42,6

2
2

Nanda Octaviani

20

0
25,0

0
26,0

3
2

Geryn Nuryana

94

0
43,5

0
48,2

17

BAB III
VALIDITAS DAN RELIABILITAS

A. Validitas
Validitas sering diartikan dengan kesahihan. Suatu alat ukur disebut memiliki validitas
bilamana alat ukur tersebut isinya lanyak mengukur obyek yang seharusnya diukur dan sesuai
dengan kriteria tertentu (Thoha, 1990). Artinya ada kesesuaian antara alat ukur dengan fungsi
pengukuran dan sasaran pengukuran.
Menurut Grondlund (Ibrahim & Wahyuni, 2012) validitas mengarah kepada ketepatan
interpretasi hasil penggunan suatu prosedur evaluasi sesuai dengan tujuan pengukurannya.
Validitas merupakan suatu keadaan apabila suatu instrument evaluasi dapat mengukur apa
yang sebenarnya harus diukur secara tepat. Suatu alat ukur hasil belajar matematika
dikatakan valid apabila alat ukur tersebut benar-benar mengukur hasil belajar
matematika.Validitas alat ukur tidak semata-mata berkaitan dengan kedudukan alat ukur
sebagai alat, tetapi terutama pada kesesuaian hasilny, sesuai dengan tujuan penyelanggaraan
alat ukur (Surapranata, 2004).
Validitas tes perlu ditentukan untuk mengetahui kualitas tes dalam kaitannya dengan
mengukur hal yang seharusnya diukur. Nunnaly (Surapranata, 2004) menyatakan bahwa
pengertian validitas senantiasa dikaitkan dengan penelitian empiris dan pembuktianpembuktiannya bergantung kepada macam validitas yang digunakannya. Anastasi
(Surapranata, 2004) mengemukakan bahwa validitas adalah suatu tingkatan yang menyatakan
bahwa suatu alat ukur telah sesuai dengan apa yang diukur. Para pengembang tes memiliki
tanggung jawab dalam memuat tes yang benar-benar valid dan reliabel. Oleh karena itu
validitas dapat digunakan dalam memeriksa secara langsung seberapa jauh suatu alat telah
berfungsi.

18

Jenis-jenis Validitas :
a. Validitas Isi (Content Validity)
Validitas isi (Content Validity) adalah ketepatan suatu alat ukur ditinjau dari isi alat ukur
tersebut. Suatu alat ukur dikatakan memiliki validitas isi apabila isi atau materi atau bahan
alat ukur tersebut betul-betul merupakan bahan yang representatif terhadap bahan
pembelajaran yang diberikan. Artinya, isi alat ukur diperkirakan sesuai dengan apa yang
telah diajarkan berdasarkan kurikulum.
b. Validitas Konstruk (construct Validity)
Validitas konstruk (Construct Validity) berkaitang dengan konstruksi atau konsep bidang ilmu
yang akan diuji validitas alat ukurnya. Validitas konstruk merujuk pada kesesuaian antara
hasil alat ukur dengan kemampuan yang ingin diukur. Pembuktian adanya validitas konstruk
alat ukur matematika pada dasarnya merupakan usaha untuk menunjukan bahwa skor yang
dihasilkan suatu alat ukur matematika benar-benar mencerminkan konstruk yang sama
dengan kemampuan yang dijadikan sasaran pengukurannya.
Validitas kontruk dapat dilakukan dengan mengidentifikasi dan memasangkan butir-butir soal
dengan tujuan-tujuan tertentu yang dimaksudkan untuk mengungkap tingkatan aspek kognitif
tertentu pula. Seperti halnya dalam validitas isi, untuk menentukan tingkatan validitas
konstruk, penyusunan butir soal dapat dilakukan dengan mendasarkan diri pada kisi-kisi alat
ukur.
c. Validitas Ukuran
Validitas ukuran/norma/standar alat ukur matematika menunjuk pada pengertian seberpa
jauh siswa yang sudah diajarkan dalam bidang matematika menunjukan kemampuan yang
lebih tinggi dari dapa yang belum diajarkan. Sebagai contoh, siswa yang telah diajarkan
tentang materi aljabar akan mempunyai kemampuan penguasaan terhadap materi aljabar yang
lebih dari siswa yang belum diajarkan.
Validitas ukuran dapat diuji dengan cara dua kelompok siswa diuji dengan alat ukur yang
sama. Kelompok pertama telah diajarkan materi yang dialat ukurkan, sedangkan kelonpok

19

kedua belum diajarkan materi itu. Perbedaan nilai rata-rata kedua kelompok itu diuji dengan
teknik T-tes untuk mengetahui signifikansi perbedaan nilai rata-rata tersebut.
d. Validitas Sejalan (Concurrent Validity)
Validitas sejalan atau validitas sama saat menunjuk pada pengertian apakah tingkat
kemampuan seorang pada suatu bidang yang diteskan mencerminkan atau sesaui dengan
skor bidang yang lain yang mempunyai persamaan karakteristik.
Validitas sejalan diuji dengan mengorelasikan antara hasil tes yang diuji dengan hasil tes
bidang lain yang sekarakteristik. Sebagai contoh, akan diuji validitas sejalan tes penguasaan
kosakata secara aktif reseptif. Penguasaan kosakata secara aktif reseptif mempunyai
penguasaan kosakata terse but kemudian dikorelasikan dengan nilai tes menulis yang telah
diperoleh sebelumnya. Tinggi rendah koefisien korelasi yang diperoleh dari perhitungan
tersebut akan menentukan tinggi randahnya tingkat validitas sejalan tes penguasaan kosakata
yang diuji.
e. Validitas Empiris (Empirical Validity)
Valisitas ini biasanya menggunakan teknik statistik, yaitu analisis korelasi. Hal ini bertujuan
untuk mencari hubungan antara skor tes dengan suatu kriteria tertentu yang merupakan suatu
tolok ukur diluar tes yang bersangkutan. Namun kriteria tersebut harus relevan dengan diluat
tes yang bersangkutan.

PERHITUNGAN VALIDITAS UJI COBA INSTRUMEN TES


No

Nama

Ganjil(

Genap(

x2

y2

xy

Agus Suparman

X)
15

Y)
13

3,791

0,8333

14,376

0,6944

3,1597

12

7
3,791

33
-

99
14,376

44
0,0277

5
-

0,1667

99

89

0,6320

Amatulloh

15

Nafisah
3
4

Asep Wendi
Dandi Handika

13
10

15

1,791

10

7
-

2,8333

3,2101

8,0275

8
5,0764

89
1,4599

89
4,6945

24
2,6180

20

1,208

2,1667

89

89

24

3
-

4,8765

4,6945

4,7847

2,208

2,1667

89

89

24

3
-

1,4599

1,3611

1,4097

1,208

1,1667

89

89

24

3
-

10,293

17,361

13,368

Abdulmajid

3,208

4,1667

19

39

02

Ega Albiyuna

13

13

3
1,791

0,8333

3,2101

0,6943

1,4930

Fajar Kurniawan

7
-

89
4,8765

89
10,027

24
6,9930

2,208

3,1667

89

99

24

3
-

1,4599

1,3611

1,4097

1,208

1,1667

89

89

24

10

Dewi Anggraeni

Disa Samsudin

Dony

Fitriya

10

10

10

11

11

Anggraeni
11

Nine Febrianti

12

14

3
0,791

1,8333

0,6267

3,3609

1,4514

12

Novia Rusti

13

15

7
1,791

2,8333

89
3,2101

89
8,0275

24
5,0764

15

7
2,791

2,8333

89
7,7935

89
8,0275

24
7,9097

7
-

89
10,293

89
10,027

24
10,159

3,208

3,1667

19

99

72

3
-

1,4599

0,0277

0,2014

1,208

0,1667

89

89

24

3
-

10,293

1,3611

3,7431

3,208

1,1667

19

89

24

13
14

15

16

Pury Septiani
Regi Dhevariza

Risma Apriliani

Rizki Saeful

14
8

10

12

11

17

Rosmiati Nur

15

13

3
3,791

0,8333

14,376

0,6943

3,1596

18

Sinta Widiyani

10

14

7
-

1,8333

99
1,4599

89
3,3609

24
-

89

89

2,2151

3,2101

0,6943

8
1,4930

1,208
19

Siti Hadibah

13

13

3
1,791

0,8333

21

7
20

Tanti Yunita

21

22

Wildan

13

11

12

14

3,2101

0,0277

0,1667

89

89

0,2986

0,0433

3,3609

8
-

89

89

0,3818

0,0433

0,6943

8
-

89

89

0,1735

Yuyun Yulinar

3
-

1,8333

0,8333

0,208
23

Nanda

11

Octaviani
24

Geryn Nuryana

10

14

3
-

4,8765

1,3611

8
2,5764

2,208

1,1667

89

89

24

3
-

1,8333

1,4599

3,3609

89

89

2,2151

1,208

269

292

24

0,208
13

89

1,791

Hermawan
11

89

3
0,000

121,95

93,333

8
70,166

0,0007

83

39

79

11,208

12,166

Perhitungan validitas instrumen tes dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi


Product Moment, yaitu dengan mengkorelasikan jumlah skor soal ganjil dengan soal genap,
berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka diperoleh data Product Moment dengan angka
simpangan sebagai berikut:
Koefisien produk moment :
2

rxy =

x
2
y

xy

22

xy

= 70,1668

rxy =

x2

= 121,95

y2

= 93,39

x2
2
y

xy

70,1668
( 121,95 ) (93,39)

70,1668
11388,91

70,1668
106,71

= 0,65

Koefisien korelasi di atas di uji tingkat signifikansinya dengan rumus:


r n2

=
maka:
t

1 r2
0,65 24 2
1 (0,65) 2

=
0,65.4,69
1 0,4225

=
3,0485
0,5775
=

= 4,016

23

Dari hasil perhitungan data hasil uji validitas instrumen tes dengan menggunakan rumus
korelasi Product Moment dengan Angka Simpangan dan kemudian diuji tingkat
signifikansinya, sehingga diperoleh data pada tabel berikut:
R
0,65

Kriteria
Kuat

t-hitung
4,016

t-tabel
1,714

Keterangan
Signifikan

B. Reliabilitas
Anastasia dan Susana (1997) menyebutkan bahwa Reliabilitas adalah sesuatu yang
merujuk pada konsistensi skor yang dicapai oleh orang yang sama ketika mereka diuji ulang
dengan tes yang sama pada kesempatan yang berbeda, atau dengan seperangkat butir-butir
ekuivalen (equivalent items) yang berbeda, atau di bawah kondisi pengujian yang berbeda.
Menurut Sukardi (2008: 43) relaibelitas adalah karakter lain dari evaluasi. Reliabelitas juga
dapat diartikan sama dengan konsistensi atau keajegan.
Suatu instrument evaluasi dikatakan mempunyai nilai reliabelitas tinggi, apabila tes yang
dibuat mempunyai hasil konsisten dalam mengukur yang hendak diukur. Groth-Marnat
(2008) mendefinisikan reliabilitas suatu test merujuk pada derajat stabilitas, konsistensi, daya
prediksi, dan akurasi. Menurut Sugiyono (2007), instrumen yang reliabel adalah instrumen
yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data
yang sama.
Untuk Mengukur Reliabilitas Instrumen Digunakan Teknik Split Half Dari Product
Moment dengan Angka Simpangan. Dari perhitungan validitas diketahui r = 0,65
Berikut perhitungan realibilitas dengan teknik split half dari Product Moment dengan Angka
Simpangan:
rnn

2r1.2
1 ( n 1) r1.2

Maka :
rnn

2r1.2
1 ( n 1) r1.2

24

rnn

(2)(0,65)
1 (2 1)(0,65)

rnn 0,78

Instrumen tes dikatakan reliabel jika r hitung > r table pada taraf signifikansi 0,05 dengan
dk = n-2. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka dapat dilihat bahwa r hitung > r table
(0,78 > 0.404) maka, berdasarkan kriteria tersebut dapat dikatakan bahwa instrumen tes
objektif yang digunakan reliabel.

25

BAB IV
ANALISIS KUALITAS BUTIR SOAL

A. Tingkat Kesukaran Soal


Perhitungan tingkat kesukaran soal adalah pengukuran seberapa besar derajat kesukaran
suatu soal. Jika suatu soal memiliki tingkat kesukaran seimbang (proporsional), maka dapat
dikatakan bahwa soal tersebut baik. Kemudian mengambil 27% skor dari atas yang disebut
kelompok atas dan 27% skor dari bawah sebagai kelompok bawah serta 46% sisanya
disisihkan.
Menghitung Nilai Tingkat Kesukaran Soal
RUMUS :
TK=

(WL+WH )
x 100
(nL+ nH )

Keterangan :
TK

= Tingkat Kesukaran

WL

= Jumlah Yang Menjawab Salah Kelompok Bawah

WH

= Jumlah Yang Menjawab Salah Kelompok Atas

nL

= Jumlah Kelompok Bawah

nH

= Jumlah Kelompok Atas

Jadi tingkat kesukaran setiap soal adalah sebagai berikut :


NO.

TINGKAT

NO.

TINGKAT

SOA

KESUKARAN

SOAL

KESUKARAN

6
100 =50,00
12

21

2
100 =16,67
12

8
100 =66,67
12

22

0
100 =0
12

L
1
2

26

10
100 =83,33
12

23

7
100 =58,33
12

10
100 =83,33
12

24

3
100 =25,00
12

3
100 =25,00
12

25

7
100 =58,33
12

1
100 =8,33
12

26

2
100 =16,67
12

2
100 =16,67
12

27

3
100 =25,00
12

1
100 =8,33
12

28

1
100 =8,33
12

4
100 =33,33
12

29

2
100 =16,67
12

10

7
100 =58,33
12

30

1
100 =8,33
12

11

4
100 =33,33
12

31

5
100 =41,67
12

12

3
100 =25,00
12

32

9
100 =75,00
12

13

0
100 =0
12

33

11
100 =91,67
12

14

2
100 =16,67
12

34

9
100 =75,00
12

15

1
100 =8,33
12

35

3
100 =25,00
12

16

10
100 =83,33
12

36

5
100 =41,67
12

17

11
100 =91,67
12

37

10
100 =83,33
12

18

9
100 =75,00
12

38

6
100 =50,00
12

19

5
100 =41,67
12

39

7
100 =58,33
12

27

4
100 =33,33
12

20

40

9
100 =75,00
12

Adapun kriteria penafsiran tingkat kesukaran soal adalah ;


a
b
c

Jika jumlah presentase sampai dengan 27% termasuk Mudah


Jika jumlah presentse 28% - 72% termasuk Sedang
Jika kumlah presentase 73% - 100% termasuk Suka

Berdasarkan kriteria di atas, maka hasil perhitungan tingkat kesukaran soal dapat ditafsirkan
seperti berikut :
Tabel Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal

NO.

TINGKAT

SOA KESUKARA
L
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

PENAFSIRA

NO.

TINGKAT

PENAFSIRA

N TINGKAT

SOAL

KESUKARA

N TINGKAT

KESUKARA

16, 67 %
0%
58,33 %
25 %
58,33 %
16, 67 %
25 %
8,33 %
16, 67 %
8,33 %
41,67 %
75 %
91,67 %
75 %
25 %
41,67 %
83,33 %
50 %
58,33 %
75 %

N
Mudah
Mudah
Sedang
Mudah
Sedang
Mudah
Mudah
Mudah
Mudah
Mudah
Mudah
Sukar
Sukar
Sukar
Mudah
Sedang
Sukar
Sedang
Sedang
Sukar

KESUKARA

50 %
66, 67 %
83,33 %
83,33 %
25 %
8,33 %
16, 67 %
8,33 %
33,33 %
58,33 %
33,33 %
25 %
0%
16, 67 %
8,33 %
83,33 %
91,67 %
75 %
41,67 %
33,33 %

N
Sedang
Sedang
Sukar
Sukar
Mudah
Mudah
Mudah
Mudah
Sedang
Sedang
Sedang
Mudah
Mudah
Mudah
Mudah
Sukar
Sukar
Sukar
Sedang
Sedang

21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40

28

Tabel Klasifikasi Soal Berdasarkan Proporsi Tingkat Kesukarannya.


TINGKAT
KESUKARAN

NO. SOAL

JUMLAH

5,6,7,8,12,13,14,15,2
Mudah P 27%

1,22,
24,26,27,28,29,30,31,

18

35
1,2,9,10,11,19,20,23,
Sedang

Sukar P 73%

25
36,38,39
3,4,16,17,18,32,33,34
,37,40

12

10

B. Daya Pembeda (Discriminating Power)


Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu
mebedakan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan pesertaa didik yang
belum/kurang menguasai kompetensi berdasarkan criteria tertentu.
RUMUS :

DP=

(WLWH )
n

Keterangan :
DP = Daya Pembeda
WL = jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok bawah
WH = jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok atas
n

= 27% x jumlah sample

29

Untuk menginterpretasikan koefisien daya pembeda tersebut dapat digunakan kriteria yang
dikembangkan oleh Ebel, sebagai berikut :

Index of discrimination item evaluation


a
b
c
d

0,40 and up
0,30 0,39
0,20 0,29
Below 0,19

: Very goods items


: Reasonably good, but possibly subject to improvement
: Marginal items, usually needing and being subject to improvement
: Poor items, to be rejected or improved by revision

NO.

TINGKAT

SOA

NO.

TINGKAT

KESUKARA

SOA

KESUKARA

L
1

N
0,67

Very good items

L
21

N
0, 33

Reasonably good

0,33

Reasonably good

22

items
Poor items

3
4

0
0,33

items
Poor items
Reasonably good

23
24

0,17
0,5

Poor items
Very good items

0,5
-0,17
0,33

items
Very good items
Poor items
Reasonably good

25
26
27

0,5
0
0,5

Very good items


Poor items
Very good items

8
9

0,17
0,67

items
Poor items
Very good items

28
29

0,17
0,33

Poor items
Reasonably good

10
11
12
13
14

-0,5
0,67
0,5
0
0,33

Poor items
Very good items
Very good items
Poor items
Reasonably good

30
31
32
33
34

0,17
0,5
-0,17
-0,17
0,5

items
Poor items
Very good items
Poor items
Poor items
Very good items

15
16
17
18

0,17
0
0,17
0,17

items
Poor items
Poor items
Poor items
Poor items

35
36
37
38

0,17
0,5
0
0,33

Poor items
Very good items
Poor items
Reasonably good

-0,17
0,17

items
Poor items
Poor items

5
6
7

19
20

0,5
0,67

KRITERIA

Very good items


Very good items

39
40

KRITERIA

30

BAB IV
PENUTUP

A. SIMPULAN
Pada uji coba yang dilakukan oleh kami terdapat simpulan bahwa soal yang kami buat
teruji validitas dan reliabilitasnya. Untuk validitasnya terdapat soal yang valid dan ada
yang tidak. Dari data Penilaian Acuan Norma (PAN) ditarik simpulan 3 orang siswa
memiliki nilai sangat baik, 6 orang siswa memiliki nilai baik , 7 orang siswa memiliki
nilai cukup, 4 orang siswa memiliki nilai kurang baik, 4 orang siswa memiliki nilai
sangat kurang baik. Dan untuk Penilaian Acuan Patokan (PAP) diperoleh simpulan 3
orang siswa memiliki nilai baik (B/LULUS), 10 orang siswa memiliki nilai cukup
(C/LULUS), 7 orang siswa memiliki nilai kurang baik(D/TIDAK LULUS), dan 4 orang
siswa memiliki nilai sangat kurang baik (E/TIDAK LULUS). Kemudian soal yang valid
berjumlah 14 dan 26 soal lainnya tidak valid.
B. SARAN
Perlunya persiapan yang matang dalam menentukan soal yang akan dibuat. Setiap soal
yang akan di uji harus dianalisis dengan waktu yang cukup dan dengan pemeriksaan
yang berulang. Sehingga soal itu berkualitas dan berbobot.

DAFTAR PUSTAKA
31

Aini,Latifah. 2013. Teknik Pengolahan Skor Hasil Evaluasi. [Online]. Tersedia:


http://ainilatifah.blogspot.com/2013/04/teknik-pengolahan-skor-hasil-evaluasi.html.
[Diakses: 21 November 2013].
Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Futriana, Merlita. 2012. Validitas dan Reliabilitas. [Online]. Tersedia:
http://merlitafutriana0.blogspot.com/p/validitas-dan-reliabilitas.html. [Diakses: 21
November 2013].
Hamim, Nurham. 2013. Pengertian Validitas dan Jenis-Jenis Validitas. [Online]. Tersedia:
http://hamimnurham.wordpress.com/2013/05/02/pengertian-validitas-dan-jenis-jenisvaliditas/. [Diakses: 21 November 2013].
Rahmat, Cece. 2005. Pengukuran Dan Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV Andira.

32

Anda mungkin juga menyukai