PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran
Evaluasi pembelajaran merupakan salah satu bagian penting dalam sebuah kurikulum.
Walaupun dalam tatanan kurikulum evaluasi berada di urutan terakhir, evaluasi berperan
penting untuk menentukan sukses atau tidaknya proses pembelajaran yang dilakukan selama
ini sekaligus mempengaruhi proses pembelajaran selanjutnya. Kata evaluasi berasal dari
bahasa inggris evaluation yang beraarti proses penilaian. Jika direfleksikan dengan
fungsinya di dalam proses pembelajaran maka bisa diambil pengertian evaluasi merupakan
suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai
keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu sistem pembelajaran.
Kita sendiri telah sebenarnya telah banyak sekali mengalami manfaat evaluasi
pembelajaran. Evaluasi yang dilakukan di sekolah dasar, SMP, SMA bahkan perguruan tinggi
membuat kita dianggap layak untuk berada pada level sekarang. Hal ini dikarenakan hasil
dari evaluasi yang kita lakukan telah memenuhi batas minimum dari tujuan yang telah
disusun di awal. Adapun yang masih belum memenuhi batas minimum opsi remedial bisa
dilakukan, dan ini merupakan salah satu tujuan evaluasi pembelajaran.
Kita kembali lagi ke definisi evaluasi pembelajaran. Dari definisi yang ada di atas
dapat kita ambil kesimpulan bahwa ada beberapa poin penting yang dapat diambil dari
rumusan definisi tersebut. Berikut ini sedkit penjabaran tentang poin-poin yang harus ada di
dalam suatu evaluasi.
Evaluasi merupakan proses berkelanjutan, hal ini berarti evaluasi adalah proses yang
berlangsung terus menerus baik sebelum melakukan proses belajar mengajar atau sesudah
proses belajar mengajar bahkan evaluasi juga harus dilakukan selama proses belajar mengajar
berlangsung.
Pengumpulan dan penafsiran informasi, hal ini berarti evaluasi harus memiliki tujuan
tertentu untuk apa sebuah evaluasi dilakukan.
Untuk menilai keputusan-keputusan, hal ini berarti harus ada standar pengukuran
tertentu untuk menyatakan apakah evaluasi proses pembelajaran telah sesuai atau belum
sehingga dapat memberikan keputusan yang sesuai dengan data dan informasi yang
dikumpulkan.
Secara umum ada 2 evaluasi yang harus dilakukan dalam mengevaluasi pembelajaran.
Yang pertama adalah evaluasi yang dilakukan siswa yakni berupa proses dan hasil (masih
1
ingat kan komponen kurikulum). Dan yang kedua adalah evaluasi yang harus dilakukan oleh
guru yakni berupa evaluasi diri sendiri. menjadi salah satu tanggung jawab dari seorang guru
tentunya untuk terus mengevaluasi dirinya sendiri dalam melakukan proses mengajar.
Menurut Zainal Arifin (2006) dalam mengolah data hasil tes, ada empat langkah
pokok yang harus ditempuh diantaranya :
a. Menskor, yaitu memberi skor pada hasil tes yang dapat dicapai oleh peserta didik.
b. Mengubah skor mentah menjadi skor standar sesuai dengan norma tertentu.
c. Mengkonversi skor standar ke dalam nilai, baik berupa huruf atau angka.
d. Melakukan analisis soal, tingkat kesukaran soal, dan daya pembeda.
Dari penjelasan diatas, untuk mengetahui evaluasi pembelajaran kami melakukan
observasi dengan uji soal (tes) ke SMA Negeri 1 Parongpong. Maka dari itu kami mencoba
untuk menyusun laporan ini.
B. Tujuan
Tujuan dari pengujian soal dan analisis soal yaitu untuk mengetahui soal-soal mana
yang perlu diubah, diperbaiki, bahkan dibuang sama sekali, serta soal-soal mana yang baik
untuk dipergunakan selanjutnya. Soal yang baik adalah soal yang sudah mengalami beberapa
uji coba dan revisi, yang didasarkan atas analisis empiris dan rasional.
C. Profil Sekolah
Nama Sekolah
Alamat Sekolah
BAB II
PENGOLAHAN SKOR
A. Skor Mentah
Instrumen tes yang diujikan adalah pada mata pelajaran PAI. Jumlah soal yang diujikan
adalah sebanyak 40 butir soal pilihan ganda dan 5 butir soal essay.
No. Soal
1-40
41
42
43
44
45
Bentuk Soal
Pilihan Ganda
Uraian
Uraian
Uraian
Uraian
Uraian
Jumlah St
Bobot
1
6
2
2
4
6
St
40
60
20
20
40
60
240
Kelas
: XD
Nama
Skor
PG
Essay
Skor
Mentah
Agus Suparman
Amatulloh
28
27
140
130
168
157
Nafisah
Asep Wendi
Dandi Handika
Dewi Anggraeni
Disa Samsudin
Dony Abdulmajid
Ega Albiyuna
Fajar Kurniawan
Fitriya Anggraeni
28
20
19
21
21
16
26
18
70
45
95
40
10
100
50
80
98
65
114
61
26
126
68
101
4
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Nine Febrianti
Novia Rusti
Pury Septiani
Regi Dhevariza
Risma Apriliani
Rizki Saeful
Rosmiati Nur
Sinta Widiyani
Siti Hadibah
Tanti Yunita
Wildan
21
26
28
29
17
22
19
28
24
26
25
95
100
90
10
80
20
100
80
130
110
60
121
128
119
27
102
39
128
104
156
135
85
22
23
24
Hermawan
Yuyun Yulinar
Nanda Octaviani
Geryn Nuryana
25
24
20
52
0
70
76
20
94
Rata-rata Ideal
X
1
2
.X
1
2
. 240 = 120
S=
1
3
S=
1
3
. 120 = 40
Jadi, siswa yang memperoleh skor mentah kurang dari 59 maka nilainya E (tidak lulus), siswa
yang memperoleh skor mentah dari 99 60 maka nilainya adalah D, siswa yang memperoleh
skor mentah antara 139 100maka nilainya C, skor mentah dari 179 140 maka nilainya B,
dan siswa yang memperoleh skor mentah antara 240 180 maka siswa tersebut memperoleh
nilai A.
10
T skor = 50 +
( xs x )
10
x = skor mentah
x = rata-rata
s = simpangan baku
NO
NAMA
SISWA
1
Agus Suparman
2
Amatulloh
SKALA 0-100
50 +
( 168120
)
40
10 =
50 +
62,00
157120
40
10 =
59,25
98120
40
10 =
50 +
44,50
65120
40
10 =
50 +
36,25
114120
40
10 =
10 =
Nafisah
3
Asep Wendi
4
Dandi Handika
5
Dewi Anggraeni
6
Disa Samsudin
50 +
50 +
48,50
61120
40
35,25
7
Dony Abdulmajid
8
Ega Albiyuna
9
Fajar Kurniawan
10
Fitriya Anggraeni
11
Nine Febrianti
12
Novia Rusti
13
Pury Septiani
14
Regi Dhevariza
15
Risma Apriliani
16
Rizki Saeful
17
Rosmiati Nur
50 +
( 26120
40 )
10 =
50 +
26,50
126120
40
10 =
51,50
68120
40
50 +
10 =
50 +
37,00
101120
40
10 =
45,25
121120
40
10 =
50,25
128120
40
10 =
52,00
119120
40
10 =
50 +
50 +
50 +
49,75
27120
40
50 +
10 =
50 +
26,75
102120
40
10 =
45,50
39120
40
50 +
10 =
50 +
29,75
128120
40
10 =
52,00
8
18
Sinta Widiyani
19
Siti Hadibah
20
Tanti Yunita
21
Wildan
50 +
( 104120
)
40
10 =
50 +
46,00
156120
40
10 =
59,00
135120
40
10 =
53,75
85120
40
10 =
41,25
76120
40
10 =
39,00
20120
40
10 =
25,00
94120
40
10 =
50 +
50 +
Hermawan
22
Yuyun Yulinar
23
Nanda Octaviani
24
Geryn Nuryana
50 +
50 +
50 +
43,50
168
26
119
156
157
126
27
135
98
68
102
85
65
101
39
76
114
121
128
20
61
128
104
94
Jumlah Kelas
Jk = 1 + 3,3 log 24
Jk = 1 + 3,3 . 1,38
Jk = 5,55 6
Panjang Interval
Pi =
R
Jk
148
6
24,67 = 25
Banyak Kelas
Bk =
R
Pi
148
25
5,92 6
Tabel Distribusi
10
Kelas
Turus
f.x
20 44
IIII
32
128
45 69
III
57
171
70 94
III
82
328
95 - 119
IIIII I
107
642
120 - 144
IIIII
132
660
145 - 169
III
157
471
Interval
24
2400
x
102
4
324
9
672
f.x
4096
9747
2017
4
114
2
6869
49
174
4
8712
24
246
0
7394
49
7
2637
76
Mean
x
fx
f
=
2400
24
= 100
Standar Deviasi (Sd)
11
Sd =
fx
fx 2
2400
263776
1033,75
263776240000
23
= 32,15
A = 240 148,225
B = 148,225 116,075
C = 116,075 83,925
D = 83,925 51,775
Dibawah 51,775 = E
12
Jadi, siswa yang memperoleh skor mentah kurang dari 51,775 maka nilainya E (tidak lulus),
siswa yang memperoleh skor mentah dari 99 60 maka nilainya adalah D, siswa yang
memperoleh skor mentah antara 139 100maka nilainya C, skor mentah dari 179 140 maka
nilainya B, dan siswa yang memperoleh skor mentah antara 240 180 maka siswa tersebut
memperoleh nilai A.
10
T skor = 50 +
( xs x )
10
x = skor mentah
x = rata-rata
s = simpangan baku
NO
NAMA
SKALA 0-100
13
SISWA
1
Agus Suparman
2
Amatulloh Nafisah
3
Asep Wendi
4
Dandi Handika
5
Dewi Anggraeni
6
Disa Samsudin
7
Dony Abdulmajid
8
Ega Albiyuna
9
Fajar Kurniawan
10
Fitriya Anggraeni
11
Nine Febrianti
50 +
( 168100
32,15 )
10 =
50 +
71,10
157100
32,15
10 =
67,70
98100
32,15
10
=49,40
65100
50 +
32,15
10
=39,20
114100
32,15
50 +
10
=54,30
61100
50 +
32,15
10
=37,90
26100
50 +
32,15
10
=27,00
126100
32,15
50 +
10
=58,00
68100
50 +
32,15
10
50 +
=40,10
101100
32,15
10
50 +
=50,30
121100
32,15
10
50 +
14
12
Novia Rusti
13
Pury Septiani
14
Regi Dhevariza
15
Risma Apriliani
16
Rizki Saeful
17
Rosmiati Nur
18
Sinta Widiyani
19
Siti Hadibah
20
Tanti Yunita
21
Wildan Hermawan
22
Yuyun Yulinar
=56,50
128100
32,15
10
=58,70
119100
50 +
32,15
10
=55,90
27100
50 +
32,15
10
=27,30
102100
32,15
50 +
10
=50,60
39100
50 +
32,15
10
50 +
=31,10
128100
32,15
10
50 +
=58,70
104100
32,15
10
50 +
=51,20
156100
32,15
10
50 +
=67,40
135100
32,15
10
=60,80
85100
50 +
32,15
10
=45,40
76100
50 +
32,15
10
50 +
15
23
Nanda Octaviani
24
=42,60
20100
50 +
32,15
10
=26,00
94100
50 +
32,15
10
Geryn Nuryana
=48,20
: XD
Mata Pelajaran
: PAI
Sekolah
: SMAN 1 Parongpong
Nama
SKOR
MENTA
PAP
10 100
PAN
10
100
Agus Suparman
H
168
62,0
71,1
Amatulloh Nafisah
157
0
59,2
0
67,7
Asep Wendi
98
5
44,5
0
49,4
Dandi Handika
65
0
36,2
0
39,2
Dewi Anggraeni
114
5
48,5
0
54,3
Disa Samsudin
61
0
35,2
0
37,9
Dony Abdulmajid
26
5
26,5
0
27,0
Ega Albiyuna
126
0
51,5
0
58,0
Fajar Kurniawan
68
0
37,0
0
40,1
16
Fitriya Anggraeni
101
0
45,2
0
50,3
0
1
Nine Febrianti
121
5
50,2
0
56,5
1
1
Novia Rusti
128
5
52,0
0
58,7
2
1
Pury Septiani
119
0
49,7
0
55,9
3
1
Regi Dhevariza
27
5
26,7
0
27,3
4
1
Risma Apriliani
102
5
45,5
0
50,6
5
1
Rizki Saeful
39
0
29,7
0
31,1
6
1
Rosmiati Nur
128
5
52,0
0
58,7
7
1
Sinta Widiyani
104
0
46,0
0
51,2
8
1
Siti Hadibah
156
0
59,0
0
67,4
9
2
Tanti Yunita
135
0
53,7
0
60,8
0
2
Wildan Hermawan
85
5
41,2
0
45,4
1
2
Yuyun Yulinar
76
5
39,0
0
42,6
2
2
Nanda Octaviani
20
0
25,0
0
26,0
3
2
Geryn Nuryana
94
0
43,5
0
48,2
17
BAB III
VALIDITAS DAN RELIABILITAS
A. Validitas
Validitas sering diartikan dengan kesahihan. Suatu alat ukur disebut memiliki validitas
bilamana alat ukur tersebut isinya lanyak mengukur obyek yang seharusnya diukur dan sesuai
dengan kriteria tertentu (Thoha, 1990). Artinya ada kesesuaian antara alat ukur dengan fungsi
pengukuran dan sasaran pengukuran.
Menurut Grondlund (Ibrahim & Wahyuni, 2012) validitas mengarah kepada ketepatan
interpretasi hasil penggunan suatu prosedur evaluasi sesuai dengan tujuan pengukurannya.
Validitas merupakan suatu keadaan apabila suatu instrument evaluasi dapat mengukur apa
yang sebenarnya harus diukur secara tepat. Suatu alat ukur hasil belajar matematika
dikatakan valid apabila alat ukur tersebut benar-benar mengukur hasil belajar
matematika.Validitas alat ukur tidak semata-mata berkaitan dengan kedudukan alat ukur
sebagai alat, tetapi terutama pada kesesuaian hasilny, sesuai dengan tujuan penyelanggaraan
alat ukur (Surapranata, 2004).
Validitas tes perlu ditentukan untuk mengetahui kualitas tes dalam kaitannya dengan
mengukur hal yang seharusnya diukur. Nunnaly (Surapranata, 2004) menyatakan bahwa
pengertian validitas senantiasa dikaitkan dengan penelitian empiris dan pembuktianpembuktiannya bergantung kepada macam validitas yang digunakannya. Anastasi
(Surapranata, 2004) mengemukakan bahwa validitas adalah suatu tingkatan yang menyatakan
bahwa suatu alat ukur telah sesuai dengan apa yang diukur. Para pengembang tes memiliki
tanggung jawab dalam memuat tes yang benar-benar valid dan reliabel. Oleh karena itu
validitas dapat digunakan dalam memeriksa secara langsung seberapa jauh suatu alat telah
berfungsi.
18
Jenis-jenis Validitas :
a. Validitas Isi (Content Validity)
Validitas isi (Content Validity) adalah ketepatan suatu alat ukur ditinjau dari isi alat ukur
tersebut. Suatu alat ukur dikatakan memiliki validitas isi apabila isi atau materi atau bahan
alat ukur tersebut betul-betul merupakan bahan yang representatif terhadap bahan
pembelajaran yang diberikan. Artinya, isi alat ukur diperkirakan sesuai dengan apa yang
telah diajarkan berdasarkan kurikulum.
b. Validitas Konstruk (construct Validity)
Validitas konstruk (Construct Validity) berkaitang dengan konstruksi atau konsep bidang ilmu
yang akan diuji validitas alat ukurnya. Validitas konstruk merujuk pada kesesuaian antara
hasil alat ukur dengan kemampuan yang ingin diukur. Pembuktian adanya validitas konstruk
alat ukur matematika pada dasarnya merupakan usaha untuk menunjukan bahwa skor yang
dihasilkan suatu alat ukur matematika benar-benar mencerminkan konstruk yang sama
dengan kemampuan yang dijadikan sasaran pengukurannya.
Validitas kontruk dapat dilakukan dengan mengidentifikasi dan memasangkan butir-butir soal
dengan tujuan-tujuan tertentu yang dimaksudkan untuk mengungkap tingkatan aspek kognitif
tertentu pula. Seperti halnya dalam validitas isi, untuk menentukan tingkatan validitas
konstruk, penyusunan butir soal dapat dilakukan dengan mendasarkan diri pada kisi-kisi alat
ukur.
c. Validitas Ukuran
Validitas ukuran/norma/standar alat ukur matematika menunjuk pada pengertian seberpa
jauh siswa yang sudah diajarkan dalam bidang matematika menunjukan kemampuan yang
lebih tinggi dari dapa yang belum diajarkan. Sebagai contoh, siswa yang telah diajarkan
tentang materi aljabar akan mempunyai kemampuan penguasaan terhadap materi aljabar yang
lebih dari siswa yang belum diajarkan.
Validitas ukuran dapat diuji dengan cara dua kelompok siswa diuji dengan alat ukur yang
sama. Kelompok pertama telah diajarkan materi yang dialat ukurkan, sedangkan kelonpok
19
kedua belum diajarkan materi itu. Perbedaan nilai rata-rata kedua kelompok itu diuji dengan
teknik T-tes untuk mengetahui signifikansi perbedaan nilai rata-rata tersebut.
d. Validitas Sejalan (Concurrent Validity)
Validitas sejalan atau validitas sama saat menunjuk pada pengertian apakah tingkat
kemampuan seorang pada suatu bidang yang diteskan mencerminkan atau sesaui dengan
skor bidang yang lain yang mempunyai persamaan karakteristik.
Validitas sejalan diuji dengan mengorelasikan antara hasil tes yang diuji dengan hasil tes
bidang lain yang sekarakteristik. Sebagai contoh, akan diuji validitas sejalan tes penguasaan
kosakata secara aktif reseptif. Penguasaan kosakata secara aktif reseptif mempunyai
penguasaan kosakata terse but kemudian dikorelasikan dengan nilai tes menulis yang telah
diperoleh sebelumnya. Tinggi rendah koefisien korelasi yang diperoleh dari perhitungan
tersebut akan menentukan tinggi randahnya tingkat validitas sejalan tes penguasaan kosakata
yang diuji.
e. Validitas Empiris (Empirical Validity)
Valisitas ini biasanya menggunakan teknik statistik, yaitu analisis korelasi. Hal ini bertujuan
untuk mencari hubungan antara skor tes dengan suatu kriteria tertentu yang merupakan suatu
tolok ukur diluar tes yang bersangkutan. Namun kriteria tersebut harus relevan dengan diluat
tes yang bersangkutan.
Nama
Ganjil(
Genap(
x2
y2
xy
Agus Suparman
X)
15
Y)
13
3,791
0,8333
14,376
0,6944
3,1597
12
7
3,791
33
-
99
14,376
44
0,0277
5
-
0,1667
99
89
0,6320
Amatulloh
15
Nafisah
3
4
Asep Wendi
Dandi Handika
13
10
15
1,791
10
7
-
2,8333
3,2101
8,0275
8
5,0764
89
1,4599
89
4,6945
24
2,6180
20
1,208
2,1667
89
89
24
3
-
4,8765
4,6945
4,7847
2,208
2,1667
89
89
24
3
-
1,4599
1,3611
1,4097
1,208
1,1667
89
89
24
3
-
10,293
17,361
13,368
Abdulmajid
3,208
4,1667
19
39
02
Ega Albiyuna
13
13
3
1,791
0,8333
3,2101
0,6943
1,4930
Fajar Kurniawan
7
-
89
4,8765
89
10,027
24
6,9930
2,208
3,1667
89
99
24
3
-
1,4599
1,3611
1,4097
1,208
1,1667
89
89
24
10
Dewi Anggraeni
Disa Samsudin
Dony
Fitriya
10
10
10
11
11
Anggraeni
11
Nine Febrianti
12
14
3
0,791
1,8333
0,6267
3,3609
1,4514
12
Novia Rusti
13
15
7
1,791
2,8333
89
3,2101
89
8,0275
24
5,0764
15
7
2,791
2,8333
89
7,7935
89
8,0275
24
7,9097
7
-
89
10,293
89
10,027
24
10,159
3,208
3,1667
19
99
72
3
-
1,4599
0,0277
0,2014
1,208
0,1667
89
89
24
3
-
10,293
1,3611
3,7431
3,208
1,1667
19
89
24
13
14
15
16
Pury Septiani
Regi Dhevariza
Risma Apriliani
Rizki Saeful
14
8
10
12
11
17
Rosmiati Nur
15
13
3
3,791
0,8333
14,376
0,6943
3,1596
18
Sinta Widiyani
10
14
7
-
1,8333
99
1,4599
89
3,3609
24
-
89
89
2,2151
3,2101
0,6943
8
1,4930
1,208
19
Siti Hadibah
13
13
3
1,791
0,8333
21
7
20
Tanti Yunita
21
22
Wildan
13
11
12
14
3,2101
0,0277
0,1667
89
89
0,2986
0,0433
3,3609
8
-
89
89
0,3818
0,0433
0,6943
8
-
89
89
0,1735
Yuyun Yulinar
3
-
1,8333
0,8333
0,208
23
Nanda
11
Octaviani
24
Geryn Nuryana
10
14
3
-
4,8765
1,3611
8
2,5764
2,208
1,1667
89
89
24
3
-
1,8333
1,4599
3,3609
89
89
2,2151
1,208
269
292
24
0,208
13
89
1,791
Hermawan
11
89
3
0,000
121,95
93,333
8
70,166
0,0007
83
39
79
11,208
12,166
rxy =
x
2
y
xy
22
xy
= 70,1668
rxy =
x2
= 121,95
y2
= 93,39
x2
2
y
xy
70,1668
( 121,95 ) (93,39)
70,1668
11388,91
70,1668
106,71
= 0,65
=
maka:
t
1 r2
0,65 24 2
1 (0,65) 2
=
0,65.4,69
1 0,4225
=
3,0485
0,5775
=
= 4,016
23
Dari hasil perhitungan data hasil uji validitas instrumen tes dengan menggunakan rumus
korelasi Product Moment dengan Angka Simpangan dan kemudian diuji tingkat
signifikansinya, sehingga diperoleh data pada tabel berikut:
R
0,65
Kriteria
Kuat
t-hitung
4,016
t-tabel
1,714
Keterangan
Signifikan
B. Reliabilitas
Anastasia dan Susana (1997) menyebutkan bahwa Reliabilitas adalah sesuatu yang
merujuk pada konsistensi skor yang dicapai oleh orang yang sama ketika mereka diuji ulang
dengan tes yang sama pada kesempatan yang berbeda, atau dengan seperangkat butir-butir
ekuivalen (equivalent items) yang berbeda, atau di bawah kondisi pengujian yang berbeda.
Menurut Sukardi (2008: 43) relaibelitas adalah karakter lain dari evaluasi. Reliabelitas juga
dapat diartikan sama dengan konsistensi atau keajegan.
Suatu instrument evaluasi dikatakan mempunyai nilai reliabelitas tinggi, apabila tes yang
dibuat mempunyai hasil konsisten dalam mengukur yang hendak diukur. Groth-Marnat
(2008) mendefinisikan reliabilitas suatu test merujuk pada derajat stabilitas, konsistensi, daya
prediksi, dan akurasi. Menurut Sugiyono (2007), instrumen yang reliabel adalah instrumen
yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data
yang sama.
Untuk Mengukur Reliabilitas Instrumen Digunakan Teknik Split Half Dari Product
Moment dengan Angka Simpangan. Dari perhitungan validitas diketahui r = 0,65
Berikut perhitungan realibilitas dengan teknik split half dari Product Moment dengan Angka
Simpangan:
rnn
2r1.2
1 ( n 1) r1.2
Maka :
rnn
2r1.2
1 ( n 1) r1.2
24
rnn
(2)(0,65)
1 (2 1)(0,65)
rnn 0,78
Instrumen tes dikatakan reliabel jika r hitung > r table pada taraf signifikansi 0,05 dengan
dk = n-2. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka dapat dilihat bahwa r hitung > r table
(0,78 > 0.404) maka, berdasarkan kriteria tersebut dapat dikatakan bahwa instrumen tes
objektif yang digunakan reliabel.
25
BAB IV
ANALISIS KUALITAS BUTIR SOAL
(WL+WH )
x 100
(nL+ nH )
Keterangan :
TK
= Tingkat Kesukaran
WL
WH
nL
nH
TINGKAT
NO.
TINGKAT
SOA
KESUKARAN
SOAL
KESUKARAN
6
100 =50,00
12
21
2
100 =16,67
12
8
100 =66,67
12
22
0
100 =0
12
L
1
2
26
10
100 =83,33
12
23
7
100 =58,33
12
10
100 =83,33
12
24
3
100 =25,00
12
3
100 =25,00
12
25
7
100 =58,33
12
1
100 =8,33
12
26
2
100 =16,67
12
2
100 =16,67
12
27
3
100 =25,00
12
1
100 =8,33
12
28
1
100 =8,33
12
4
100 =33,33
12
29
2
100 =16,67
12
10
7
100 =58,33
12
30
1
100 =8,33
12
11
4
100 =33,33
12
31
5
100 =41,67
12
12
3
100 =25,00
12
32
9
100 =75,00
12
13
0
100 =0
12
33
11
100 =91,67
12
14
2
100 =16,67
12
34
9
100 =75,00
12
15
1
100 =8,33
12
35
3
100 =25,00
12
16
10
100 =83,33
12
36
5
100 =41,67
12
17
11
100 =91,67
12
37
10
100 =83,33
12
18
9
100 =75,00
12
38
6
100 =50,00
12
19
5
100 =41,67
12
39
7
100 =58,33
12
27
4
100 =33,33
12
20
40
9
100 =75,00
12
Berdasarkan kriteria di atas, maka hasil perhitungan tingkat kesukaran soal dapat ditafsirkan
seperti berikut :
Tabel Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal
NO.
TINGKAT
SOA KESUKARA
L
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
PENAFSIRA
NO.
TINGKAT
PENAFSIRA
N TINGKAT
SOAL
KESUKARA
N TINGKAT
KESUKARA
16, 67 %
0%
58,33 %
25 %
58,33 %
16, 67 %
25 %
8,33 %
16, 67 %
8,33 %
41,67 %
75 %
91,67 %
75 %
25 %
41,67 %
83,33 %
50 %
58,33 %
75 %
N
Mudah
Mudah
Sedang
Mudah
Sedang
Mudah
Mudah
Mudah
Mudah
Mudah
Mudah
Sukar
Sukar
Sukar
Mudah
Sedang
Sukar
Sedang
Sedang
Sukar
KESUKARA
50 %
66, 67 %
83,33 %
83,33 %
25 %
8,33 %
16, 67 %
8,33 %
33,33 %
58,33 %
33,33 %
25 %
0%
16, 67 %
8,33 %
83,33 %
91,67 %
75 %
41,67 %
33,33 %
N
Sedang
Sedang
Sukar
Sukar
Mudah
Mudah
Mudah
Mudah
Sedang
Sedang
Sedang
Mudah
Mudah
Mudah
Mudah
Sukar
Sukar
Sukar
Sedang
Sedang
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
28
NO. SOAL
JUMLAH
5,6,7,8,12,13,14,15,2
Mudah P 27%
1,22,
24,26,27,28,29,30,31,
18
35
1,2,9,10,11,19,20,23,
Sedang
Sukar P 73%
25
36,38,39
3,4,16,17,18,32,33,34
,37,40
12
10
DP=
(WLWH )
n
Keterangan :
DP = Daya Pembeda
WL = jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok bawah
WH = jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok atas
n
29
Untuk menginterpretasikan koefisien daya pembeda tersebut dapat digunakan kriteria yang
dikembangkan oleh Ebel, sebagai berikut :
0,40 and up
0,30 0,39
0,20 0,29
Below 0,19
NO.
TINGKAT
SOA
NO.
TINGKAT
KESUKARA
SOA
KESUKARA
L
1
N
0,67
L
21
N
0, 33
Reasonably good
0,33
Reasonably good
22
items
Poor items
3
4
0
0,33
items
Poor items
Reasonably good
23
24
0,17
0,5
Poor items
Very good items
0,5
-0,17
0,33
items
Very good items
Poor items
Reasonably good
25
26
27
0,5
0
0,5
8
9
0,17
0,67
items
Poor items
Very good items
28
29
0,17
0,33
Poor items
Reasonably good
10
11
12
13
14
-0,5
0,67
0,5
0
0,33
Poor items
Very good items
Very good items
Poor items
Reasonably good
30
31
32
33
34
0,17
0,5
-0,17
-0,17
0,5
items
Poor items
Very good items
Poor items
Poor items
Very good items
15
16
17
18
0,17
0
0,17
0,17
items
Poor items
Poor items
Poor items
Poor items
35
36
37
38
0,17
0,5
0
0,33
Poor items
Very good items
Poor items
Reasonably good
-0,17
0,17
items
Poor items
Poor items
5
6
7
19
20
0,5
0,67
KRITERIA
39
40
KRITERIA
30
BAB IV
PENUTUP
A. SIMPULAN
Pada uji coba yang dilakukan oleh kami terdapat simpulan bahwa soal yang kami buat
teruji validitas dan reliabilitasnya. Untuk validitasnya terdapat soal yang valid dan ada
yang tidak. Dari data Penilaian Acuan Norma (PAN) ditarik simpulan 3 orang siswa
memiliki nilai sangat baik, 6 orang siswa memiliki nilai baik , 7 orang siswa memiliki
nilai cukup, 4 orang siswa memiliki nilai kurang baik, 4 orang siswa memiliki nilai
sangat kurang baik. Dan untuk Penilaian Acuan Patokan (PAP) diperoleh simpulan 3
orang siswa memiliki nilai baik (B/LULUS), 10 orang siswa memiliki nilai cukup
(C/LULUS), 7 orang siswa memiliki nilai kurang baik(D/TIDAK LULUS), dan 4 orang
siswa memiliki nilai sangat kurang baik (E/TIDAK LULUS). Kemudian soal yang valid
berjumlah 14 dan 26 soal lainnya tidak valid.
B. SARAN
Perlunya persiapan yang matang dalam menentukan soal yang akan dibuat. Setiap soal
yang akan di uji harus dianalisis dengan waktu yang cukup dan dengan pemeriksaan
yang berulang. Sehingga soal itu berkualitas dan berbobot.
DAFTAR PUSTAKA
31
32