Anda di halaman 1dari 2

Hak – Hak selama masa iddah

1. Perempuan dalam Masa Iddah dari Talak Raj‘

: Dia berhak mendapat tempat tinggal layak, nafkah, pakaian, dan biaya hidup lainnya dari
mantan suami.

2. Perempuan dalam Masa Iddah dari Talak Ba’in

: Baik karena khulu‘, talak tiga, atau karena fasakh dan tidak dalam keadaan hamil berhak
mendapat tempat tinggal saja tanpa mendapat nafkah.

3. Perempuan dalam Masa Iddah dari Talak Ba’in dan dalam Keadaan Hamil

: Berhak mendapat tempat tinggal dan nafkah saja, namun tidak berhak atas biaya lainnya.

4. Perempuan dalam Masa Iddah karena Ditinggal Wafat Suaminya

: Tidak berhak mendapat nafkah walaupun dalam keadaan hamil karena kondisinya ia ditinggal
wafat oleh suaminya.

Larangan – larangan selama masa Iddah

1. Tidak Boleh Berdandan

Perempuan yang ditinggal wafat suaminya berkewajiban untuk ihdad, yakni tidak bersolek
dan tidak berdandan.

Ini meliputi mengenakan pakaian bewarna mencolok semisal kuning atau merah yang
dimaksudkan untuk berdandan.

Juga tidak diperkenankan mengenakan wewangian, baik pada badan atau pakaian dimana
yang niatnya untuk berdandan.

2. Selalu Berada Di Rumah

Ini berlaku untuk perempuan yang ditinggal wafat suami dan juga perempuan yang telah
putus dari pernikahan, baik karena talak bain sughra, talak bain kubra, atau karena fasakh.

Secara garis besar tidak ada hak bagi mantan suaminya ataupun yang lain untuk
mengeluarkannya wanita yang tengah melewati masa iddah dari rumah.

Selain itu, dia juga tidak keluar dari rumah itu walaupun diridai oleh mantan suaminya
kecuali karena ada kebutuhan.

3. Tidak Boleh Menikah Dulu

Perempuan yang tengah menjalani masa iddah dari talak raj‘i tidak diperbolehkan menikah
dengan laki-laki lain atau menerima lamaran baru walaupun berupa sindiran.

4. Boleh Menerima Tawaran, Tapi Tidak Lamaran


Perempuan yang sedang menjalani iddah karena ditinggal wafat atau ditalak ba’in suaminya
tidak boleh menerima lamaran terang-terangan, tetapi boleh menerima lamaran berupa
penawaran.

Hikmah Masa Iddah

1. Untuk mengetahui apakah wanita tersebut yang telah diceraikan sedang mengandung atau
tidak dengan bekas suaminya
2. Untuk menjaga kemuliaan keturunan. Dalam hal ini terutama bagi wanita yang telah
diketahui mengandung setelah perceraiannya.
3. Untuk memberikan kesempatan kedua belah pihak, jika dikehendaki untuk berdamai dan
berkumpul kembali tanpa mengulangi akaq nikah, bagi wanita yang mengalami talaq raj’i.

Anda mungkin juga menyukai