Anda di halaman 1dari 6

Macam-macam Iddah

Kelompok 4
Ahmad Syafreza
Maysun
Muhammad Hafiz
Naufal Herdyputra
Tengku Aulia
Vivi Oktaviani
Pengertian Iddah
Iddah (artinya: waktu menunggu) adalah sebuah masa di mana
seorang perempuan yang telah diceraikan oleh suaminya, baik
diceraikan karena suaminya mati atau karena dicerai ketika
suaminya hidup, untuk menunggu dan menahan diri dari menikahi
laki-laki lain.
Seorang perempuan yang sedang dalam masa iddah disebut
mutaddah.
Perempuan yang ditinggal mati oleh suaminya (mutawaffa anha)
dan perempuan yang tidak ditinggal mati oleh suaminya (ghair
mutawaffa anha).
Hukum Iddah
Iddah itu wajib hukumnya bagi seorang perempuan yang dicerai oleh
suaminya.
Iddah diwajibkan untuk memastikan apakah perempuan tersebut
rahimnya sedang mengandung atau tidak, hal tersebut adalah penyebab
kenapa seorang perempuan harus menunggu dalam masa yang telah
ditentukan
Apabila ia menikah dalam masa iddah, sedangkan kita tidak mengetahui
apakah perempuan tersebut sedang hamil atau tidak dan ternyata dia
hamil maka akan timbul sebuah pertanyaan Siapa bapak dari anak ini?
dan ketika anak tersebut lahir maka dinamakan anak syubhat, yakni
anak yang tidak jelas siapa bapaknya dan apabila anaknya adalah
perempuan maka ia tidak sah, karena ia tidak dinikahkan oleh walinya
Hikmah Iddah
Memberikan kesempatan kepada suami istri untuk kembali kepada
ke hidupan rumah tangga, apabila keduanya masih melihat adanya
kebaikan di dalam hal itu.
Untuk mengetahui adanya kehamilan atau tidak pada istri yang
diceraikan. Untuk selanjutnya memelihara jika terdapat bayi di
dalam kandungannya, agar menjadi jelas siapa ayah dan bayi
tersebut.
Penghargaan terhadap hubungan suami-isteri, sehingga dia tidak
langsung berpindah kecuali setelah menunggu dan diakhirkan.
Hak-hak perempuan yang sedang dalam
masa Iddah
Seorang perempuan yang sedang dalam masa iddah masih menjadi
tanggungan suami. Maka sang suami wajib memenuhi hak-hak istrinya
sampai masa iddahnya seleasai, dan berikut adalah hak-hak nya:
Istri yang menjalani masa iddah karena ditalak raji (dapat dirujuk
kembali) atau istrinya terkena talak bain (tidak dapat rujuk kembali) yang
sedang hamil, apabila terjadi salah satu hal tersebut maka ia berhak
mendapatkan tempat tinggal, pakaian, dan nafkah dari suami yang
menceraikannya selama masa iddahnya.
Istri yang dalam masa iddah dikarenakan suaminya wafat, maka ia hanya
mendapat hak waris, walaupun sedang hamil.
Wanita yang dicerai dengan talak bain (tidak dapat rujuk kembali) atau
talak tebus (khulu), maka baginya hanya mempunyai hak tempat tinggal
saja dan tidak yang lainnya.
Macam-macam Iddah
Jika perempuan yang ditinggalkan mati suaminya tidak hamil, maka masa
iddahnya 4 bulan 10 hari. Adapun apabila ia dalam keadaan hamil, maka
masa iddahnya adalah sampai perempuan tersebut melahirkan.
Jika perempuan itu dalam keadaan tidak hamil dan masih memiliki siklus
haid, maka masa iddahnya sampai ia telah menstruasi sebanyak 3 kali.
(Iddah muthalaqah)
Jika perempuan itu masih kecil atau sudah tidak memilki siklus haid
(menopause), iddahnya 3 bulan.
Adapun untuk perempuan yang belum pernah disetubuhi, ia tidak
memiliki masa iddah.
Iddah bagi istri yang sedang hamil, yaitu sampai ia melahirkan.
Adapun apabila ia menyetubuhi perempuan budak, maka budak tersebut
tidak memiliki masa iddah. Apabila ia sedang hamil maka iddahnya sama
dengan perempuan yang merdeka yang sedang hamil, yakni hingga
melahirkan. Jika ia tidak hamil, maka masa iddahnya adalah 2 kali
menstruasi.

Anda mungkin juga menyukai