Tugas Fiqih Meresum Halaman 103-132
Tugas Fiqih Meresum Halaman 103-132
Ada beberapa dalil terkait pernikahan yaitu Q.s. Ar rum : 21 dan An Nur :32. Ibnu katsir berkata
inilah perintah untuk menikah. Sebagian ulama berpendapat bahwa menikah merupakan kewajiabn
bagi orang yang mampu.
Syaikhul islam ibnu Taimiah berkata, “Allah membolehkan orang-orang mukmin menikah, bercerai,
menikahi lagi wanita yang telah diceraikan setelah wanita tersebut menikah dengan suami lain.
Orang-orang Nasrani tidak mengenal perceraian, sedangkan orang-orang yahudi tidak mengenal
rujuk kepada wanita yang dicerai yang telah menikah dengan selain suaminya. Allah membolehkan
orang-orang mukmin cerai dan rujuk.
Pernikahan memiliki manfaat yang besar. Yang terbesar adalah mencegah perzinaan dan menahan
pandangan dari hal-hal yang haram. Manfaat lain, peran suami adalah sebagai penanggung dan
penjaga istri, peran istri sebagai pelaksana pekerjaan rumah tangga dan dalam menjalankan tugas
pokoknyadalam kehidupan.
Seorang wali akan memberi pertimbangan atas calon suami yang dipilih wanita, memberikan
pengarahan dalam urusannya, serta melakukan prosesi akad nikah. Wanita tidak boleh melakukan
akad nikah sendiri, jika ia melakuakan akad nikah sendiri maka akadnya batal.
Hal ini merupakan sunnah agar pernikahan diketahui masyarakat. Pemukulan rebana ini dilakukan
ditengah kalangan wanita, tanpa diiringi alat music lainya serta suara biduanita. Tidak mengapa,
wanita membacakan syair dalam kesempatan ini. Namun jangan saampai terdengar oleh laki-laki.
Mempelai wanita dilarang boros dalam membeli perhiasan dan busana pernikahan.
Wanita wajib menaati suami dalam kebaikan. Ini hukumnya mutlak, dengan memberikan pelayanan,
bersafar bersamanya, menuruti keiinginan untuk berjimak dengannya.
Ibnu katsir berkata, “jika seorang istri takut suaminya akan pergi atau berpaling darinya , makai a
diperbolehkanmenggugurkan semua atau sebagian hak nya yang wajib dipenuhi oleh suami, seperti
nafkah, pakaian, bermalam, atau selainya yang merupakanhaknya yang wajib ditunaikan oleh
suaminya. Suami boleh menerima hal-hal tersebut dari istrinya. Tidak berdosa istri memberikan hal
tersebut pada suaminya. Juga tidak berdosa suami menerima darinya.
Ibnu katsir berkata, “jika suami istri bertikai dan istri tidak memberikan hak-hak suami, membenci
suaminya, serta tidak mampu mempergaulinya maka isti istri diperbolehkan menebus dirinya
dengan seseuatu yang telah diberikansuami kepadanya. Istri tidak berdosa dalam pembayaran
tersebut kepada suaminya, dan suami juga tidak berdosa menerima bayaran tersebut. Inilah yang
dinamakan khuluk.
Talak adalah sesuatu yang halal tapi paling dibenci oleh Allah. Talak hanya diperbolehkan ketika ada
kebutuhan, jika tanpa ada kebutuhan maka hukumnya makruh dikarenakan berbagai dampak
negative yang ditimbulkan. Ketentuan bagi orang yang meng-ila’ istrinya dalilnya ada pada surat Al
Baqarah ayat 226-227.
Perpisahan suami istri ada 2 macam yaitu perpisahan dalam kehidupan dan karena kematian.
Tiap-tiap perpisahan itu mewajibkan adanya idah, yaitu wanita menunggu selama batas waktu
tertentu secara syar’i. hikamahnya adalah menjaga kesakralan berakhirnya akad nikah dan dalam
rangka memastikan bersihnya Rahim dari kehamilan., sehingga tidak ada laki-laki lain selain mantan
suami yang berhubungan seksual pada masa tersebut sehingga menyebabkan ketidakjelasan dan
hilangnya nasab.
Hikamah lainya adalah, sebagai penghormatan terhadap akad nikahyang lalu, penghormatan
terhadap hak mantan suami,dan sebagai upaya memperlihatkan kesan perpisahan tersebut.
1. Diharamkan melamarnya
Wanita dalam masa idah karena talak raj’ I diharamkan melamarnya, baik secara terus
terang maupun dengan sindiran halus. Karena status hukumnya masih sama dengan istri.
Tidak diperboelhkan melamarnya karena ia masih dalm perlindungan suami.
Wanita dalam masa idah bukan karena talak raj’ I diharamkan dilamar secara terus terang
tapi tidak diharamkan dengan sindiran halus.
2. Diharamkan melakukan akad nikah dengannya
Wanita yang diceraikan sebelum jimak maka tidak ada idah baginya.
Wanita yang diceraikan sebelum jimak akan tetapi telah diseebutkan maharnya, maka ia
memperoleh setengah mahar tersebut. Sedangkan yang belum disebutkan maharnya maka
berhak atasnya harta pemberian yang ringan nilainya, seperti pakaian atau sejenisnya.
3. Diharmakn melakukan 5 hal
Inilah yang disebut hidad, yaitu seorang wanita diharamkan melakuka 5 hal berikut;
a. Wangi-wangian dengan segala macamnya, baik dibadan maupun di bajunya. Dan juga
tidak boleh memakai sesuatu yang wangi.
b. Perhiasan dibadannya.
c. Berhias dengan pakaian yang sengaja disiapkan uantuk perhiasan
d. Memakai semua jenis perhiassan, termasuk cincin
e. Bermalam selain dirumah di mana ia ditinggal mati suaminya.