Aspek Personal
1. Penyaluran kebutuhan biologis
Sebagaimana kata al-basyar digunakan dlm al-quran,
adanya daya tarik, nafsu syahwat, diantara dua jenis
kelamin yang berlainan itu merupakan penyebab
manusia selalu hidup berpasangan. Hal itu
merupakan sunnatullah dan hak Allah sebagai sang
pencipta yang menciptakan manusia berpasang-
pasangan. (QS Annisa ayat 1)
2. Reproduksi generasi
Akibat yang ditimbulkan dari persetubuhan adalah
kehamilan yang diakhiri dengan kelahiran keturunan.
Akan tetapi, persetubuhan diluar perkawinan jelas
dilarang oleh islam. Oleh karena itu, meskipun
persetubuhan yang ilegal itu membuahkan keturunan,
hal itu dianggap tidak ada. Keturunan yang dimaksud
disini adalah keturunan yang sah melalui perkawinan.
Sabda Rasulullah:
Tazawwaju fainni mukaatsirun bikumul umamu
“nikahlah kamu sesungguhnya aku menginginkan
darimu umat yang banyak”.
Aspek sosial
1. Rumah tangga yang baik sebagai pondasi
masyarakat yang baik.
Menurut mahmud Syaltut “keluarga diumpamakan
sebagai batu-batu dalam tembok suatu
bangunan. Apabila batu-batu itu rapuh karena
kualitas batu itu sendiri ataupun karena kualitas
perekatnya maka akan rapuhlah seluruh
bangunan itu, begitupun sebaliknya. Jadi, kalau
bangsa terdiri atas keluarga yang kokoh, maka
kokoh pulalah bangsa tersebut begitupun
sebaliknya. Karena keluarga (rumah tangga)
adalah bagian terkecil dari masyarakat.
2. Membuat manusia kreatif
Perkawinan mengajarkan manusia rasa tanggung jawab
akan segala akibat yang timbul karenanya. Orang yang
telah berkeluarga akan selalu berusaha untuk
membahagiakan keluarganya. Hal ini mendorongnya
untuk lebih kreatif dan produktif. Sikap tersebut akan
memberikan dampak yang baik untuk lingkungannya.
Karena manusia adalah makhluk sosial yang selalu
membutuhkan orang lain.
Aspek Ritual
Dalam agama islam pelampiasan kebutuhan biologis
hanya dibolehkan melalui satu cara yaitu pernikahan.
Penyaluran kebutuhan biologis diluar itu adalah dosa
besar.
Pernikahan bukan hanya sekedar kebutuhan biologis
atau tertib administrasi saja, pernikahan merupakan
ibadah dan pelaksanaan perintah syari’at, sebagai
refleksi dari ketaatan makhluk kepada khaliknya.
Hadits nabi:
ِإَذ ا َتَز َّو َج الَع ْبُد َفَقْد َك َّمَل َنْص َف الِّد ْيِن،
َفْلَيَّتِق َهللا ِفي الِّنْص ِف الَباِقي
“apabila seorang hamba menikah maka
sempurnalah sebagian agamanya, maka
bertakwalah kepada allah akan sebagian
yang lainnya”
Aspek moral
Semua makhluk hidup khususnya manusia
mempunyai libido seksualitas yang pada
dasarnya merupakan sebagai fitrah. Oleh
karena itu, baik manusia maupun makhluk
hidup lainnya sama-sama memerlukan
pelampiasan terhadap lawan jenisnya.
yang membedakan manusia dituntut untuk
mengikuti aturan dan norma-norma agama
sedangkan hewan tidak dituntut untuk itu.
Aspek kultural
Perkawinan disamping membedakan manusia
dengan hewan juga membedakan manusia
primitif dengan modern. Mungkin saja dulu
ada aturan2 dalam perkawinan tetapi
dipastikan aturan-aturan kita saat ini lebih
teratur dan tersistem.
Apalagi peristiwa perkawinan selalu
dibumbui kegiatan lain sebagai kultur. Hal ini
dibolehkan oleh agama selama tidak
mengarah kepada hal-hal yang dilarang.
HIKMAH NIKAH
1. Menyambung silaturrahim
2. Memalingkan pandangan yang liar
3. Menghindari dari perzinahan
4. Estafeta amal manusia
Anak sebagai generasi penerus untuk mencapai cita-cita
yang tertunda
5. Mengisi dan menyemarakan dunia
6. Menjaga kemurnian nasab. (hifdz Addin, hifdz An-
Nafs, Hifdz Al-’Aql, Hifdz An-Nasb, Hifdz al-Maal)
TALAQ
3. Menopouse (3 bulan)