Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TEKNOLOGI

DAN FORMULASI SEDIAAN SOLIDA

PEMBUATAN TABLET DENGAN BAHAN AKTIF TUNGGAL


MENGGUNAKAN METODE GRANULASI BASAH

Rabu, 21 Maret 2018


Kelompok II
Rabu, Pukul 13.00 – 16.00 WIB

Nama NPM Tugas


1. Nisa Ayu Amalia 260110160012 Data Pengamatan
2. Nisrina Hasna M 260110160013 Preformulasi
3. Annis Chumaedah 260110160014 Data Pengamatan
4. Anisa Marieta 260110160015 Editor
5. Erlin Elisabeth H 260110160016 Pembahasan
6. Nadya Galuh K 260110160017 Pembahasan
7. Yolanda Pertiwi 260110160018 Pembahasan
8. Hafida Aulia Q 260110160019 Batch
9. Lutfiah Yusuf 260110160020 Preformulasi
10. Afrida Cahya N 260110160021 Preformulasi

LABORATORIUM TEKNOLOGI DAN FORMULASI

SEDIAAN SOLID DAN SEMISOLID NON STERIL

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS


PADJADJARAN JATINANGOR
2018
I. PREFORMULASI
Pembuatan tablet parasetamol 375 mg sebanyak 300 tablet
Formula:
Paracetamol 375 mg
SL 100 mg
Amprotab 50 mg
Amilum 10 %
Mg stearat 1%
Talkum 1%
Amprotab 5%
A. Zat Aktif Paracetamol
1. Pemerian Serbuk hablur, putih; tidak berbau; (Depkes RI, 1995, edisi IV, hal Penulis data : Nisrina Hasna
rasa sedikit pahit .649).

2. Kelarutan Larut dalam air mendidih dan dalam (Depkes RI, 1995, edisi IV, hal Penulis data : Nisrina Hasna
natrium hidroksida 1 N, mudah larut .649).
dalam etanol.
3. Stabilitas terhadap - Data tidak ditemukan pada
panas Farmakope Indonesia, HOPE,
NCBI.
4. Stabilitas terhadap - Data tidak ditemukan pada
hidrolisis/oksidasi Farmakope Indonesia, HOPE,
NCBI.
5. Stabilitas terhadap Tidak stabil bila terpapar cahaya (Pubchem, 2018, Pubchem CID Penulis data : NIsrina Hasna
cahaya 1983).
6. Stabilitas terhadap pH - Data tidak ditemukan pada
Farmakope Indonesia, HOPE,
NCBI.
7. Inkompabilitas Penggunaan dengan antikoagulan (Pubchem, 2018, Pubchem CID Penulis data : Nisrina Hasan
akan meningkatkan potensi 1983).
antikoagulan
8. Titik lebur/titik didih 169º C - 172ᴼ C (Depkes RI, 1995, edisi IV, Penulis data : Nisrina Hasna
hlm.649).
9. pKa/pKb pKa 9,5 pada 25°C (Depkes RI, 1995, edisi IV, Penulis data : Nisrina Hasan
hlm.649).
10. Polimorfisme - Data tidak ditemukan pada
Farmakope Indonesia, HOPE,
NCBI.
11. Ukuran partikel - Data tidak ditemukan pada
Farmakope Indonesia, HOPE,
NCBI.
12. Bobot jenis - Data tidak ditemukan pada
Farmakope Indonesia, HOPE,
NCBI.
13. pH larutan Parasetamol dalam larutan berada (Depkes RI, 1995, edisi IV, Penulis data : Nisrina Hasna
pada pH 5,2 dan 6,5. hlm.649).
14. Kegunaan/fungsi Analgetikum; Antipiretikum (Depkes RI, 1979, Edisi III, hlm. Penulis data : Nisrina Hasna
37)
B. Zat Eksipien 1 Polyvinylpyrollidone
1. Pemerian Serbuk berwarna putih atau putih Rowe, Raymond C, Paul J Penulis data: Afrida Cahya
kekuningan, tidak berbau, higroskopis. Sheskey, Marian E Quinn. 2009.
Handbook of Pharmaceutical
Excipients, Sixth Edition, Hal.
685-690. UK: RPS Publishing.
2. Kelarutan - Rowe, Raymond C, Paul J Penulis data: Afrida Cahya
Sheskey, Marian E Quinn. 2009.
Handbook of Pharmaceutical
Excipients, Sixth Edition, Hal.
685-690. UK: RPS Publishing.
3. Stabilitas terhadap Povidone akan menjadi gelap apabila Rowe, Raymond C, Paul J Penulis data: Afrida Cahya
panas dipanaskan pada suhu 150°C dengan Sheskey, Marian E Quinn. 2009.
penurunan kelarutan pada air. Stabil Handbook of Pharmaceutical
pada waktu singkat pada panas 110- Excipients, Sixth Edition, Hal.
130°C. Karena berupa serbuk 685-690. UK: RPS Publishing.
higroskopis, harus disimpan pada wadah
kedap udara, sejuk, dan di tempat kering.
Disimpan dalam wadah kedap udara,
sejuk, dan di tempat kering.

4. Stabilitas terhadap - Rowe, Raymond C, Paul J Penulis data: Afrida Cahya


hidrolisis/oksidasi Sheskey, Marian E Quinn. 2009.
Handbook of Pharmaceutical
Excipients, Sixth Edition, Hal.
685-690. UK: RPS Publishing.
5. Stabilitas terhadap - Data tidak ditemukan pada Penulis data: Afrida Cahya
cahaya Farmakope Indonesia, HOPE,
NCBI.
6. Stabilitas terhadap pH - Data tidak ditemukan pada Penulis data: Afrida Cahya
Farmakope Indonesia, HOPE,
NCBI.
7. Inkompabilitas Povidone kompatible dengan larutan Rowe, Raymond C, Paul J Penulis data: Afrida Cahya
dengan kandungan garam anorganik yang Sheskey, Marian E Quinn. 2009.
luas, resin alami dan sintetis, dan zat Handbook of Pharmaceutical
kimia lainnya.
Excipients, Sixth Edition, Hal.
685-690. UK: RPS Publishing.
8. Titik lebur/titik didih Titik leleh: kurang dari 150°C Data tidak ditemukan pada Penulis data: S Afrida Cahya
Farmakope Indonesia, HOPE,
NCBI.
9. pKa/pKb - Data tidak ditemukan pada Penulis data: Afrida Cahya
Farmakope Indonesia, HOPE,
NCBI.
10. Polimorfisme - Data tidak ditemukan pada Penulis data: Afrida Cahya
Farmakope Indonesia, HOPE,
NCBI.
11. Ukuran partikel - Rowe, Raymond C, Paul J Penulis data: Afrida Cahya
Sheskey, Marian E Quinn. 2009.
Handbook of Pharmaceutical
Excipients, Sixth Edition, Hal.
685-690. UK: RPS Publishing.
12. Bobot jenis - Rowe, Raymond C, Paul J Penulis data: Afrida Cahya
Sheskey, Marian E Quinn. 2009.
Handbook of Pharmaceutical
Excipients, Sixth Edition, Hal.
685-690. UK: RPS Publishing.
13. pH larutan - Rowe, Raymond C, Paul J Penulis data: Afrida Cahya
Sheskey, Marian E Quinn. 2009.
Handbook of Pharmaceutical
Excipients, Sixth Edition, Hal.
685-690. UK: RPS Publishing.
14. Kegunaan/fungsi Disintegrant; dissolution enhancer; Rowe, Raymond C, Paul J Penulis data: Afrida Cahya
suspending agent; tablet binder. Sheskey, Marian E Quinn. 2009.
Handbook of Pharmaceutical
Excipients, Sixth Edition, Hal.
685-690. UK: RPS Publishing.
C. Zat Eksipien 2 Amprotab
1. Pemerian Serbuk sangat halus, putih DepKes RI. 1995. Farmakope Penulis data : Afrida Cahya
Indonesia Edisi IV. Jakarta :
Depkes RI
2. Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dingin DepKes RI. 1995. Farmakope Penulis data : Afrida Cahya
dan dalam etanol. Indonesia Edisi IV. Jakarta :
Depkes RI
3. Stabilitas terhadap - Data tidak ditemukan pada Penulis data : Afrida Cahya
panas Farmakope Indonesia, HOPE,
NCBI.
4. Stabilitas terhadap - Data tidak ditemukan pada Penulis data : Afrida Cahya
hidrolisis/oksidasi Farmakope Indonesia, HOPE,
NCBI.
5. Stabilitas terhadap - Data tidak ditemukan pada Penulis data : Afrida Cahya
cahaya Farmakope Indonesia, HOPE,
NCBI.
6. Stabilitas terhadap pH - Data tidak ditemukan pada Penulis data : Afrida Cahya
Farmakope Indonesia, HOPE,
NCBI.
7. Inkompabilitas Dengan pengoksida kuat Rowe, Raymond C, Paul J Penulis data : Afrida Cahya
Sheskey, Marian E Quinn. 2009.
Handbook of Pharmaceutical
Excipients, Sixth Edition. UK:
RPS Publishing.
8. Titik lebur/titik didih Titik lebur = 200C Rowe, Raymond C, Paul J Penulis data : Afrida Cahya
Sheskey, Marian E Quinn. 2009.
Handbook of Pharmaceutical
Excipients, Sixth Edition. UK:
RPS Publishing.
9. pKa/pKb - Data tidak ditemukan pada Penulis data : Afrida Cahya
Farmakope Indonesia, HOPE,
NCBI.
10. Polimorfisme - Data tidak ditemukan pada Penulis data : Afrida Cahya
Farmakope Indonesia, HOPE,
NCBI.
11. Ukuran partikel - Data tidak ditemukan pada Penulis data : Afrida Cahya
Farmakope Indonesia, HOPE,
NCBI.
12. Bobot jenis - Data tidak ditemukan pada Penulis data : Afrida Cahya
Farmakope Indonesia, HOPE,
NCBI.
13. pH larutan 10-10,8 Rowe, Raymond C, Paul J Penulis data : Afrida Cahya
Sheskey, Marian E Quinn. 2009.
Handbook of Pharmaceutical
Excipients, Sixth Edition. UK:
RPS Publishing.
14. Kegunaan/fungsi Zat tambahan DepKes RI. 1979. Farmakope Penulis data : Afrida Cahya
Indonesia Edisi IV. Jakarta :
Depkes RI
D. Zat Eksipien 3 Mg Stearat
1. Pemerian Serbuk halus; putih; licin dan mudah Depkes RI. 1979. Ed. III, hlm. 354 Penulis : Ismi Chairunisa
melekat pada kulit; bau lemah khas.
2. Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, dalam Depkes RI. 1979. Ed. III, hlm. 354 Penulis : Lutfiah Yusuf
etanol (95%)P, dan dalam eter P.
3. Stabilitas terhadap Stabil, dan harus disimpan dalam Rowe, Raymond C, Paul J Penulis : Lutfiah Yusuf
panas wadah tertutup baik di tempat sejuk Sheskey, Marian E Quinn. 2009.
dan kering Handbook of Pharmaceutical
Excipients, Sixth Edition, Hal.
404-405. UK: RPS Publishing.
4. Stabilitas terhadap - Data tidak ditemukan pada Penulis : Lutfiah Yusuf
hidrolisis/oksidasi Farmakope Indonesia, HOPE,
NCBI.
5. Stabilitas terhadap - Data tidak ditemukan pada Penulis : Lutfiah Yusuf
cahaya Farmakope Indonesia, HOPE,
NCBI.
6. Stabilitas terhadap pH - Data tidak ditemukan pada Penulis : Lutfiah Yusuf
Farmakope Indonesia, HOPE,
NCBI.
7. Inkompabilitas Tidak kompatibel dengan asam kuat, Rowe, Raymond C, Paul J Penulis Lutfiah Yusuf
alkali, dan garam besi. Hindari Sheskey, Marian E Quinn. 2009.
pencampuran dengan bahan Handbook of Pharmaceutical
pengoksidasi kuat. Magnesium stearat Excipients, Sixth Edition, Hal.
tidak dapat digunakan dalam produk 404-405. UK: RPS Publishing.
yang mengandung aspirin, beberapa
vitamin, dan garam alkaloid.
8. Titik lebur/titik didih Titik leleh 117˚-150˚C Rowe, Raymond C, Paul J Penulis : Lutfiah Yusuf
Sheskey, Marian E Quinn. 2009.
Handbook of Pharmaceutical
Excipients, Sixth Edition, Hal.
404-405. UK: RPS Publishing.
9. pKa/pKb - Data tidak ditemukan pada Penulis : Lutfiah Yusuf
Farmakope Indonesia, HOPE,
NCBI.
10. Polimorfisme Bentuk kristal (Mg stearat kemurnian Rowe, Raymond C, Paul J Penulis : Lutfiah Yusuf
tinggi telah diisolasi sebagai Sheskey, Marian E Quinn. 2009.
trihydrate, dihydrate, anhydrate Handbook of Pharmaceutical
Excipients, Sixth Edition, Hal.
404-405. UK: RPS Publishing.
11. Ukuran partikel 20 µm Rowe, Raymond C, Paul J Penulis : Lutfiah Yusuf
Sheskey, Marian E Quinn. 2009.
Handbook of Pharmaceutical
Excipients, Sixth Edition, Hal.
404-405. UK: RPS Publishing.
12. Bobot jenis 1,092 g/cm3 Rowe, Raymond C, Paul J Penulis : Lutfiah Yusuf
Sheskey, Marian E Quinn. 2009.
Handbook of Pharmaceutical
Excipients, Sixth Edition, Hal.
404-405. UK: RPS Publishing.
13. pH larutan Antasidum; zat tambahan Depkes RI, 1979, Ed. III, hlm. 354 Penulis : Lutfiah Yusuf
14. Kegunaan/fungsi Lubricant untuk tablet dan kapsul Rowe, Raymond C, Paul J Penulis : Lutfiah Yusuf
Sheskey, Marian E Quinn. 2009.
Handbook of Pharmaceutical
Excipients, Sixth Edition, Hal.
404-405. UK: RPS Publishing.
E. Zat Eksipien 4 Saccharum Lactis
1. Pemerian Partikel kristal putih ke off-white Rowe, Raymond C, Paul J Penulis data: Lutfiah Yusuf
atau bubuk. Laktosa anhidrat biasanya Sheskey, Marian E Quinn. 2009.
mengandung 70–80% Handbook of Pharmaceutical
anhidrat b-laktosa dan 20-30% Excipients Sixth Edition. UK: RPS
anhidrat a-laktosa. Publishing.
2. Kelarutan Larut dalam air; sedikit larut dalam Rowe, Raymond C, Paul J Penulis data: Lutfiah Yusuf
etanol (95%) dan eter. Sheskey, Marian E Quinn. 2009.
Handbook of Pharmaceutical
Excipients Sixth Edition. UK: RPS
Publishing.
3. Stabilitas terhadap Pada 80°C dan RH 80%, tablet Rowe, Raymond C, Paul J Penulis data: Lutfiah Yusuf
panas mengandung laktosa anhidrat Sheskey, Marian E Quinn. 2009.
telah terbukti berkembang 1,2 kali Handbook of Pharmaceutical
setelah satu hari. Excipients Sixth Edition. UK: RPS
Publishing.
4. Stabilitas terhadap Pertumbuhan jamur dapat terjadi di Rowe, Raymond C, Paul J Penulis data: Lutfiah Yusuf
hidrolisis/oksidasi bawah kondisi lembab. Sheskey, Marian E Quinn. 2009.
Handbook of Pharmaceutical
Excipients Sixth Edition. UK: RPS
Publishing.
5. Stabilitas terhadap Laktosa anhidrat harus disimpan Rowe, Raymond C, Paul J Penulis data: Lutfiah Yusuf
cahaya dalam wadah tertutup dengan baik di Sheskey, Marian E Quinn. 2009.
tempat yang sejuk dan kering. Handbook of Pharmaceutical
Excipients Sixth Edition. UK: RPS
Publishing.
6. Stabilitas terhadap pH Tidak ditemukan. Data tidak ditemukan pada Penulis data: Lutfiah Yusuf
Farmakope Indonesia, HOPE,
NCBI.
7. Inkompabilitas Anhydrous laktosa tidak sesuai Rowe, Raymond C, Paul J Penulis data: Lutfiah Yusuf
dengan oksidasi kuat. Ketika Sheskey, Marian E Quinn. 2009.
campuran yang mengandung Handbook of Pharmaceutical
antagonis leukotrien hidrofobik dan Excipients Sixth Edition. UK: RPS
laktosa anhidrat atau laktosa Publishing.
monohidrat disimpan untuk enam
minggu di 40°C dan 75% RH,
campuran mengandung anhidrat
laktosa menunjukkan penyerapan
cairan yang lebih besar dan degradasi
obat. Penelitian juga menunjukkan
bahwa dalam campuran roxifiban
acetate
(DMP-754) dan laktosa anhidrat,
kehadiran laktosa anhidrat
mempercepat hidrolisis ester dan
amidine kelompok. Lactose
anhydrous adalah gula pereduksi
dengan potensi untuk berinteraksi
dengan primary dan secondary amines
(6) (reaksi Maillard) saat disimpan di
bawah kondisi kelembaban tinggi.
8. Titik lebur/titik didih 223.0°C for anhydrous a-lactose; Rowe, Raymond C, Paul J Penulis data: Lutfiah Yusuf
252.2°C for anhydrous b-lactose. Sheskey, Marian E Quinn. 2009.
Handbook of Pharmaceutical
Excipients Sixth Edition. UK: RPS
Publishing.
9. pKa/pKb Tidak ditemukan. Data tidak ditemukan pada Penulis data: Lutfiah Yusuf
Farmakope Indonesia, HOPE,
NCBI.
10. Polimorfisme Tidak ditemukan. Data tidak ditemukan pada Penulis data: Lutfiah Yusuf
Farmakope Indonesia, HOPE,
NCBI.
11. Ukuran partikel Tidak ditemukan. Data tidak ditemukan pada Penulis data: Lutfiah Yusuf
Farmakope Indonesia, HOPE,
NCBI.
12. Bobot jenis 1.589 g/cm3 for anhydrous b-lactose. Rowe, Raymond C, Paul J Penulis data: Lutfiah Yusuf
Sheskey, Marian E Quinn. 2009.
Handbook of Pharmaceutical
Excipients Sixth Edition. UK: RPS
Publishing.
13. pH larutan Tidak ditemukan. Data tidak ditemukan pada Penulis data: Lutfiah Yusuf
Farmakope Indonesia, HOPE,
NCBI.
14. Kegunaan/fungsi Directly compressible tablet Rowe, Raymond C, Paul J Penulis data: Lutfiah Yusuf
excipient; dry powder inhaler carrier; Sheskey, Marian E Quinn. 2009.
lyophilization aid; tablet and capsule Handbook of Pharmaceutical
diluent; tablet and capsule filler. Excipients Sixth Edition. UK: RPS
Publishing.
F. Zat Eksipien 5 Talkum
1. Pemerian Sangat halus, berwarna putih keabu- Rowe, Raymond C, Paul J Penulis data : Lutfiah Yusuf
abuan, tidak berbau, tidak dapat Sheskey, Marian E Quinn. 2009.
diraba, Handbook of Pharmaceutical
berbentuk bubuk kristal halus. Excipients Sixth Edition. Halaman
Menempel dengan mudah ke kulit dan 728-731. UK: RPS Publishing.
lembut untuk disentuh.
2. Kelarutan Praktis tidak larut dalam asam encer Rowe, Raymond C, Paul J Penulis data : Lutfiah Yusuf
dan alkali, pelarut organik dan air. Sheskey, Marian E Quinn. 2009.
Handbook of Pharmaceutical
Excipients Sixth Edition. Halaman
728-731. UK: RPS Publishing.
3. Stabilitas terhadap Dapat disterilisasi dengan pemanasan Rowe, Raymond C, Paul J Penulis Data : Lutfiah Yusuf
panas pada 160 derajat celsius selama tidak Sheskey, Marian E Quinn. 2009.
1 jam Handbook of Pharmaceutical
Excipients Sixth Edition. Halaman
728-731. UK: RPS Publishing.
4. Stabilitas terhadap - Data tidak ditemukan pada Penulis Data : Lutfiah Yusuf
hidrolisis/oksidasi Farmakope Indonesia, HOPE,
NCBI.
5. Stabilitas terhadap Harus disimpan pada wadah tertutup Rowe, Raymond C, Paul J Penulis Data : Lutfiah Yusuf
cahaya dan kering. Sheskey, Marian E Quinn. 2009.
Handbook of Pharmaceutical
Excipients Sixth Edition. Halaman
728-731. UK: RPS Publishing.
6. Stabilitas terhadap pH - Data tidak ditemukan pada Penulis Data : Lutfiah Yusuf
Farmakope Indonesia, HOPE,
NCBI.
7. Inkompabilitas Inkompatibel dengan senyawa Rowe, Raymond C, Paul J Penulis Data : Lutfiah Yusuf
amonium kuartener Sheskey, Marian E Quinn. 2009.
Handbook of Pharmaceutical
Excipients Sixth Edition. Halaman
728-731. UK: RPS Publishing.
8. Titik lebur/titik didih - Data tidak ditemukan pada Penulis Data : Lutfiah Yusuf
Farmakope Indonesia, HOPE,
NCBI.
9. pKa/pKb - Data tidak ditemukan pada Penulis Data : Lutfiah Yusuf
Farmakope Indonesia, HOPE,
NCBI.
10. Polimorfisme - Data tidak ditemukan pada Penulis Data : Lutfiah Yusuf
Farmakope Indonesia, HOPE,
NCBI.
11. Ukuran partikel 379.259 g/mol NCBI. PubChem CID 26924. Penulis Data : Lutfiah Yusuf
2018.
12. Bobot jenis - Data tidak ditemukan pada Penulis Data : Lutfiah Yusuf
Farmakope Indonesia, HOPE,
NCBI.
13. pH larutan - Data tidak ditemukan pada Penulis Data : Lutfiah Yusuf
Farmakope Indonesia, HOPE,
NCBI.
14. Kegunaan/fungsi Agen anticaking; glidant; pengencer Rowe, Raymond C, Paul J Penulis Data : Lutfiah Yusuf
pada tablet dan kapsul; pelumas tablet Sheskey, Marian E Quinn. 2009.
dan kapsul. Handbook of Pharmaceutical
Excipients Sixth Edition. Halaman
728-731. UK: RPS Publishing.
II. BATCH
III. DATA PENGAMATAN

Uji Kelembaban
Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4
Bobot awal 10,123 g 10,150 g 10,0005 g 10 g
Bobot akhir 10,048 g 10,097 g 9,939 g 9,927 g
LOD 0,74 % 0,53 % 0,66 % 0,73 %

Uji Daya Alir


Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok
1 2 3 4
Bobot 25 g 25 g 25 g 25 g
granul
Waktu alir 3,07 s 2,9 s 2,43 s 3s
Daya alir 8,14 g/s 8,62 g/s 10,288 g/s 8,3 g/s
Tinggi 2,7 cm 2,2 cm 2,7 cm
2,7 cm
puncak
Diameter 10,8 cm 12,3 cm 9,5 cm 9,3 cm
Sudut 26,565 ˚ 19 ˚ o
30,11o
29,61
istirahat

Uji Kompresibilitas
Kelompo Kelompo Kelompo Kelompo
k1 k2 k3 k4
Bobot granul 25 g 25 g 25 g 25 g
Volume awal 51 mL 63 mL 60 mL 55 mL
Volume akhir 48 mL 49 mL 51 mL 49 ml
Kerapatan 0,49 g/mL 0,396 0,416 0,45 g/mL
longgar g/mL g/mL
Kerapatan 0,52 g/ 0,510 0,490 0,51 g/mL
mampat mL g/mL g/mL
Kompresibilita 5,76 % 22,35% 15% 11,7%
s

Tablet
Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4
208 144 229 173

Uji Penampilan
Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4
Tablet Tablet Tablet Tablet
berbentuk berbentuk berbentuk berbentuk
bulat, berwarna bulat, warna bulat, bulat, putih,
putih sedikit merata, tebal berwarna tidak berbau.
kecokelatan, dan diameter putih, tidak
tidak berbau. seragam. berbau.

Uji Kekerasan (N)


Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4
(10 tablet) (10 tablet)
72,5 52,5 70 92,5
60 50 32 74
51,5 20 57 95
55 50 65 90
59,5 40 61 107,5
70 75 67,5 86
55 35 62,5 140
55 47,5 65 88
51,5 45 77,5 67
42,5 60 75 40
Rata- rata Rata – rata Rata – rata Rata – rata
57,2 47,5 63,25 88

Uji Keseragaman Bobot (mg)


Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4
(10 tablet) (10 tablet) (20 tablet) (10 tablet)
500 500 500 500 500
500 500 400 400 500
500 500 400 400 500
500 500 400 400 500
500 500 400 400 500
500 500 400 400 500
500 500 500 400 500
500 500 400 500 500
500 500 400 400 500
500 500 400 400 500
Rata-rata Rata-rata Rata-rata Rata-rata
500 500 420 500

Uji Keseragaman Ukuran (Diameter ; tebal dalam mm)


Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4
(10 tablet)
5,71 ; 1,86 1,2 ; 0,4 11,54 ; 3,69 1,3 ; 0,4
5,70 ; 1,98 1,2 ; 0,4 11,55 ; 3,64 1,3 ; 0,4
5,67 ; 1,92 1,2 ; 0,5 11,56 ; 3,86 1,3 ; 0,4
5,69 ; 1,91 1,2 ; 0,4 11,57 ; 3,60 1,3 ; 0,4
5,75 ; 2,02 1,2 ; 0,4 11,56 ; 3,71 1,3 ; 0,4
5,68 ; 1,98 1,2 ; 0,3 11,52 ; 3,71 1,3 ; 0,4
5,70 ; 2,05 1,2 ; 0,4 11,49 ; 3,46 1,3 ; 0,4
5,70 ; 1,79 1,2 ; 0,4 11,53 ; 3,75 1,3 ; 0,4
5,72 ; 1,78 1,2 ; 0,4 11,53 ; 3,65 1,3 ; 0,4
5,72 ; 1,73 1,2 ; 0,4 11,48 ; 3,58 1,3 ; 0,4
Rata-rata Rata – rata Rata – rata Rata-rata
5,704 ; 1,902 1,2 ; 0,38 11,53 ; 3,67 1,3 ; 0,4

Uji Kerapuhan
Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok
1 2 3 4
Bobot 10,2 g 10,9 g 9,3 g 10,3 g
awal
Bobot 9,3 g 10,2 g 9,2 g 10,1 g
akhir
Friabilitas 8,82 % 6,4 % 1,0 % 1,94 %

RUMUS PERHITUNGAN

a. Perhitungan Pemakaian Larutan Pengikat


Kelompok 2
PVP 5% = 2,5 g dalam 100 mL air
Dibuat dalam 200 mL = 5 x 2 = 10 g
Bobot awal = 326,8 g
Bobot akhir = 269,4 g
PVP yang digunakan = 326,8- 269,4 = 57,4 g

b. Perhitungan Berat Tablet dan Granul Teoritis


(Jumlah per tablet)
Parasetamol = 375 mg
Saccharum lactis = 100 mg
Amprotab = 50 mg
PVP 5% = 33,33 mg

(Jumlah yang diperlukan untuk 1 batch, yaitu 300 tablet)


Parasetamol = 112,5 g
Saccharum lactis = 30 g
Amprotab = 15 g
PVP 5% = 10 g
Total = 167,5 g

100
Bobot batch teoritis granul= × 167,5 = 180,107 g
93

Bobot batch nyata granul = 80,726 g


180,107−80,726
Recoveries = x 100%
180,107

= 55,17 %
80,726
Hasil granulasi = 180,107 x 100%

= 44,82 %

180,107
Bobot teoritis satu tablet = = 600 mg
300

Bobot nyata satu tablet = 500 mg


500
Hasil pengempaan = 600 x 100%

= 83,33%

Jumlah batch teoritis tablet = 300 tablet


Jumlah batch nyata tablet = 144 tablet

c. Uji Kelembaban
Kelompok 1
Bobot awal = 10,123 g
Bobot akhir = 10,048 g
10,123−10,048
LOD = x 100% = 0,74 %
10,123

Kelompok 2
Bobot awal = 10,150 g
Bobot akhir = 10,097 g
10,150−10,097
LOD = x 100% = 0,53 %
10,150

Kelompok 3
Bobot awal = 10, 0005 g
Bobot akhir = 9,939 g
10,0005−9,939
LOD = x 100% = 0,66 %
10,0005

Kelompok 4
Bobot awal = 10 g
Bobot akhir = 9,927 g
10−9,927
LOD = x 100% = 0,73 %
10
d. Uji Daya Alir
Kelompok 1
t = 2,7 cm
d = 10,8 cm
Bobot granul = 25 g
Waktu alir = 3,07 s
25 𝑔
Daya alir = 3,07 𝑠 = 8,14 𝑔/𝑠
𝑡
Sudut istirahat = tan α = 1
𝑑
2

2,7
tan α = 1
×10,8
2

tan α = 0,5
tan-1 (0,5) = 26,565˚

Kelompok 2
t = 2,2 cm
d = 12,3 cm
Bobot granul = 25 g
Waktu alir = 2,9 s
25 𝑔
Daya alir = 2,9 𝑠 = 8,62 𝑔/𝑠
𝑡
Sudut istirahat = tan α = 1
𝑑
2

2,2
tan α = 1
×12,3
2

tan α = 0,36
tan-1 (0,36) = 19,8˚

Kelompok 3
t = 2,7 cm
d = 9,5 cm
Bobot granul = 25 g
Waktu alir = 2,43 s
25 𝑔
Daya alir = 2,43 𝑠 = 10,288 𝑔/𝑠
𝑡
Sudut istirahat = tan α = 1
𝑑
2

2,7
tan α = 1 = 0,568
×9,5
2

α = 29,61˚

Kelompok 4
t = 2,7 cm
d = 9,3 cm
Bobot granul = 25 g
Waktu alir =3s
25 𝑔
Daya alir = = 8,3 𝑔/𝑠
3𝑠
𝑡
Sudut istirahat = tan α = 1
𝑑
2

2,7
tan α = 1
×9,3
2

tan α = 0,58
tan-1 (0,5) = 30,11˚

e. Uji Kompresibilitas
Kelompok 1
Bobot granul = 25 g
Volum awal = 51 mL
Volum akhir = 48 mL
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 25 𝑔
Kerapatan longgar = = 51 𝑚𝐿 = 0,49 𝑔/𝑚𝐿
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚 𝑎𝑤𝑎𝑙
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 25 𝑔
Kerapatan mampat= = 48 𝑚𝐿 = 0,52 𝑔/𝑚𝐿
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡−𝑘𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑙𝑜𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟
Kompresibilitas = × 100%
𝑘𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡
0,52−0,49
= 𝑥 100% = 5,76%
0,52

Kelompok 2
Bobot granul = 25 g
Volum awal = 63 mL
Volum akhir = 49 mL
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 25 𝑔
Kerapatan longgar = = 63 𝑚𝐿 = 0,396 𝑔/𝑚𝐿
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚 𝑎𝑤𝑎𝑙
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 25 𝑔
Kerapatan mampat= = 49 𝑚𝐿 = 0,510 𝑔/𝑚𝐿
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡−𝑘𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑙𝑜𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟
Kompresibilitas = × 100%
𝑘𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡
0,510−0,396
= 𝑥 100% = 22,35%
0,510

Kelompok 3
Bobot granul = 25 g
Volum awal = 60 mL
Volum akhir = 51 mL
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 25 𝑔
Kerapatan longgar = = 60 𝑚𝐿 = 0,416 𝑔/𝑚𝐿
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚 𝑎𝑤𝑎𝑙
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 25 𝑔
Kerapatan mampat= = 51 𝑚𝐿 = 0,490 𝑔/𝑚𝐿
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡−𝑘𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑙𝑜𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟
Kompresibilitas = × 100%
𝑘𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡
0,49−0,416
= 𝑥 100% = 15%
0,49

Kelompok 4
Bobot granul = 25 g
Volum awal = 55 mL
Volum akhir = 49 mL
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 25 𝑔
Kerapatan longgar = = 55 𝑚𝐿 = 0,45 𝑔/𝑚𝐿
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚 𝑎𝑤𝑎𝑙
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 25 𝑔
Kerapatan mampat= = 49 𝑚𝐿 = 0,51 𝑔/𝑚𝐿
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡−𝑘𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑙𝑜𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟
Kompresibilitas = × 100%
𝑘𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡
0,51−0,45
= 𝑥 100% = 11,7%
0,51

f. Uji Kekerasan
Kelompok 1
Rata-rata kekerasan tablet
72,5 + 60 + 51,5 + 55 + 59,5 + 70 + 55 + 55 + 51,5 + 42,5
= = 57,2 N
10 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡

Kelompok 2
52,5 + 50 + 20 + 50 + 40 + 75 + 35 + 47,5 + 45 + 60
= = 47,5 N
10 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡

Kelompok 3
70 + 32 + 57 + 65 + 61 + 67,5 + 62,5 + 65 +77,5 + 75
= = 63,25 N
10 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡

Kelompok 4
92,5 + 74 + 95 + 90 + 107,5 + 86 + 140 + 88 +67 + 40
= = 88 N
10 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡

g. Uji Keseragaman Bobot


Kelompok 1
Bobot setiap tablet 500 mg
Rata-rata keseragaman bobot = 500 mg

Kelompok 2
Bobot setiap tablet 500 mg
Rata-rata keseragaman bobot = 500 mg

Kelompok 3
Rata-rata keseragaman bobot = 420 mg
500 + 400 + 400 + 400 + 400 + 400 + 500 + 400 + 400 + 400 + 500 +
400 + 400 + 400 + 400 + 400 + 400+ 500+ 400 + 400
20 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡

= 420 mg

Kelompok 4
Bobot setiap tablet 500 mg
Rata-rata keseragaman bobot = 500 mg

h. Uji Keseragaman Ukuran


Kelompok 1
Rata-rata diameter tablet
5,71 + 5,70 + 5,67 + 5,69 + 5.75 + 5,68 + 5,70 + 5,70 + 5,72 + 5,72
= = 5,704 mm
10 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡

Rata-rata tebal tablet


1,86 + 1,98 + 1,92 + 1,91 + 2,02 + 1,98 + 2,05 + 1,79 + 1,78 + 1,73
= = 1,902 mm
10 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡

Diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 kali
tebal tablet
3 x 1,902 = 5,706 mm
1 1/3 x 1,902 = 2,536 mm
= 2,536≤ 𝑑 ≤ 5,076
Kelompok 2
Diameter setiap tablet 1,2 mm
Rata-rata tebal tablet
0,4 + 0,4 + 0,5+ 0,4 + 0,4 + 0,3 + 0,4 + 0,4 + 0,4 + 0,4
= = 0,38 mm
10 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡

Diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 kali
tebal tablet
3 x 0,38 = 1,14 mm
1 1/3 x 0,38 = 0,51 mm
= 0,51≤ 𝑑 ≤ 1,14

Kelompok 3
Rata-rata diameter tablet
11,54 + 11,55 + 11,56 + 11,57 + 11,56 + 11,52 + 11,49 + 11,53 + 11,53 + 11,48
= =
10 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡

11,53 mm

Rata-rata tebal tablet


3,69 + 3,64 + 3,86 + 3,60 + 3,71 + 3,71 + 3,46 + 3,75 + 3.65 + 3,58
= = 3,67 mm
10 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡

Diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 kali
tebal tablet
3 x 3,67 = 11,01 mm
1 1/3 x 3,67 = 4,89 mm
= 4,89 ≤ 𝑑 ≤ 11,01

Kelompok 4
Rata-rata diameter tablet hi
1,3 + 1,3 + 1,3 + 1,3 + 1,3 + 1,3 + 1,3 + 1,3 + 1,3 + 1,3
= = 1,3 mm
10 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡
Rata-rata tebal tablet
0,4 + 0,4 + 0,4 + 0,4 + 0,4 + 0,4 + 0,4 + 0,4 + 0,4 + 0,4
= = 0,4 mm
10 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡

Diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 kali
tebal tablet
3 x 0,4 = 1,2 mm
1 1/3 x 0,4 = 0,53 mm
= 0,53 ≤ 𝑑 ≤ 1,2

i. Uji Kerapuhan
Kelompok 1
Bobot awal = 10,2 g
Bobot akhir = 9,3 g
10,2−9,3
Friabilitas = × 100% = 8,82%
10,2

Kelompok 2
Bobot awal = 10,9 g
Bobot akhir = 10,2 g
10,9−10,2
Friabilitas = × 100% = 6,4%
10,9

Kelompok 3
Bobot awal = 9,3 g
Bobot akhir = 9,2 g
9,3−9,2
Friabilitas = × 100% = 1%
9,3

Kelompok 4
Bobot awal = 10,3 g
Bobot akhir = 10,1 g
10,3−10,1
Friabilitas = × 100% = 1,94%
10,3

IV. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan tablet dengan
menggunakan metode granulasi basah. Tablet sendiri merupakan
bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan
penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai. Metode
granulasi basah merupakan proses campuran partikel zat aktif dan
eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan
cairan pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa
lembab yang dapat digranulasi. Metode ini biasanya digunakan
apabila zat aktif tahan terhadap lembab dan panas. Umumnya untuk
zat aktif yang sulit dicetak langsung karena sifat aliran dan
kompresibilitasnya tidak baik. Prinsip dari metode granulasi basah
adalah membasahi masa tablet dengan larutan pengikat teretentu
sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian masa
basah tersebut digranulasi. Sebelum proses produksi, ruangan harus
dikondisikan sesuai dengan suhu dan kelembaban ruangan standar, di
mana suhu ruangan 24°C dan kelembaban ruangan yaitu 60%. Selain
itu dilihat juga kebersihan dan keadaan lingkungan sekitar.

Dalam proses granulasi basah zat berkhasiat, pengisi dan


penghancur dicampur homogen, lalu dibasahi dengan larutan
pengikat, bila perlu ditambahkan pewarna. Diayak menjadi granul
dan dikeringkan dalam lemari pengering pada suhu 40-50°C. Proses
pengeringan diperlukan oleh seluruh cara granulasi basah untuk
menghilangkan pelarut yang dipakai pada pembentukan gumpalan
gumpalan dan untuk mengurangi kelembaban sampai pada tingkat
yang optimum. Setelah kering diayak lagi untuk memperoleh granul
dengan ukuran yang diperlukan dan ditambahkan bahan pelicin dan
dicetak dengan mesin tablet.

Tahapan pembuatan tablet parasetamol dengan menggunakan


metode granulasi basah yaitu dilakukan penggilingan/ penghalusan
obat dan eksipien, kemudian dicampurkan serbuk yang sudah
digiling, dilakukan preparasi larutan pengikat, kemudiak
dicampurkan larutan pengikat dengan campuran serbuk untuk
membentuk masa basah, selanjutnya dilakukan pengayakan atau
penapisan massa kasar menggunakan ayakan berukuran mesh 6-12,
granul basah dikeringkan, kemudian dilakukan pengayakan granul
kering melalui ayakan berukuran 14-20, kemudian dilakukan
pencampuran granul yang sudah diayak dengan lubrikan dan
disintegran, dan selanjutnya pengempaan tablet.

Parasetamol atau asetominofen merupakan obat yang memiliki


khasiat dari sebagai analgetis dan antipiretis, tetapi tidak antiradang.
Aksi dari parasetamol yaitu menghambat prostaglandin di SSP tetapi
tidak memiliki efek anti-inflamasi diperifer, selain itu mengurangi
demam melalui tindakan langsung pada hipotalamus pengatur pusat
panas. Parasetamol diindikasikan untuk menghilangkan nyeri ringan
sampai sedang dan pengobatan demam.

Bahan-bahan yang digunakan dalam proses granulasi dan


pembuatan tablet adalah paracetamol sebanyak 375 mg per tablet, dan
112,5 gram untuk satu batch. SL digunakan sebanyak 100mg per
tablet, dan 30 gram untuk satu batch. Amprotab digunakan sebanyak
50mg per tablet, dan 15 gram untuk satu batch. PVP digunakan
sebanyak 33,33mg per tablet, dan 10gram untuk satu batch. Mg
Stearat digunakan sebanyak 6,89mg per tablet, dan 2,069 gram untuk
satu batch. Talkum digunakan sebanyak 6,89mg per tablet, dan 2,069
gram untuk satu batch. Amprotab digunakan sebanyak 14,40mg per
tablet, dan 4,34gram untuk satu batch.

Proses yang selanjutnya dilakukan ada proses granulasi.


Paracetamol, SL, dan amprotab yang telah di timbang dicampur
dalam baskom homogen. Amprotab disini berfungsi sebagai
disintegran dan SL berfungsi sebagai zat pengisi. Lalu ditambahkan
dengan zat pengikat yaitu PVP yang telah dilarutkan sebelumnya
dengan air, penambhan ini dilakukan sedikit demi sedikit agar granul
yang didapa baik dan tidak kelebihan zat pengikat yang nantinya akan
menyebabkan adonan sulit untuk dibentuk granul. Adonan
ditambahkan PVP sampai terbentuk massa yang dapat dikepal.
Lewatkan massa yang dapat dikepal pada mesh 20 agar terbentul
granul yang siap dikeringkan. Setelah semua dilewatkan granul
dikeringkan dengan menggunakan oven selama 1 hari.

Selanjutnya granul yang telah kering dicampurkan dengan fase


luar yang terdiri dari talkum, mg stearat, dan amprotab (semua fase
luar telah di ayak dengan ayakan mesh 34). Talkum digunakan
sebagai glidan, mg sterat digunakan sebagai lubrikan dan amprotab
digunakan sebagai disintegran pada fase luar. Setelah semua
tercampur dan homogen adonan siap untuk dicetak. Pencetakan
menggunakan mesin cetak tablet kompresi. adonan dimasukkan
kedalam corong bahan, bahan akan ditekan dengan tekanan sehingga
terbentuk tablet. Tablet yang sudah jadi akan dilakukan evaluasi
untuk di uji kelayakannya sebelum digunakan.
Evaluasi dilakukan pada granul dan tablet yang sudah jadi.
Evaluasi granul meliputi uji kelembaban atau kadar air,
kompresibilitas, uji daya alir granul, serta sudut istirahat. Evaluasi
tablet meliputi uji penampilan, uji friabilitias (atau kerapuhan tablet),
kekerasan tablet, dan keseragaman bobot dan ukuran, serta uji
disolusi. Evaluasi granul bertujuan untuk menjamin mutu granul
sehingga dapat dinyatakan bahwa granul dapat dilanjutkan ke proses
pencetakan atau pengempaan tablet.

Uji yang pertama dilakukan pada proses evaluasi granul adalah


uji kelembaban atau kadar air. Pertama ditimbang 10 g granul yang
telah dikeringkan, kemudian granul disimpan pada alat uji
kelembaban dan dinyalakan lampu pemanas pada suhu berkisar
antara 70 – 80 C. Selanjutnya diperhatikan penurunan bobot granul,
bila bobot granul telah stabil selama + 1 menit, berarti pengujian telah
selesai. Bobot awal dan akhir dicatat dan dihitung dengan rumus:
Kadar air (LOD) = (Bobot Awal - Bobot Akhir) / Bobot Awal x 100%.
Dari hasil evaluasi, didapatkan timbangan awal 10,150 gram dan
timbangan akhir 10,097. Kadar kelembaban yang didapatkan adalah
0,5%.

Uji kedua yang dilakukan pada proses evaluasi granul adalah uji
kompresibilitas. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah granul
memiliki sifat mudah dikempa atau sulit, jika besaran fisika
menunjukkan sifat sulit dikempa maka perlu ditambahkan eksipien
tambahan yang dapat membantu kompresibilitasnya. Pertama
ditimbang granul 25 gram, kemudian dimasukkan ke atas tap density
dan dilihat volume awalnya. Alat dinyalakan hingga 500 ketukan, dan
dilihat volume akhirnya. Kemudian kerapatan mampat, kerapatan
longgar, dan kompresibilitas dihitung. Dari hasil evaluasi, didapatkan
volume awal 63 ml, dan volume akhir 49 ml. Kerapatan longgar yang
didapatkan (app. density) adalah 0,396 gram/ml. Kerapatan mampat
yang didapatkan (Tap density) adalah 0,510 gram/ml.
Kompresibilitas yang didapatkan (Carr’s Index) adalah 22,35%.

Uji ketiga yang dilakukan pada proses evaluasi granul adalah uji
daya alir dan sudut istirahat dari granul. Pertama dimasukkan 25 gram
granul ke dalam corong yang tertutup pada bagian bawahnya,
kemudian diberikan alas putih sebagai wadah, dan dibuka tutup
corong. Dihitung waktu hingga seluruh granul turun, catat diameter
dan tinggi puncaknya. Dari hasil evaluasi didapatkan diameter 12,3
cm, tinggi 2,2 cm, waktu alir 2,9 detik, dan sudut istirahatnya 19
derajat.

Selanjutnya dilakukan evaluasi pada tablet yang bertujuan untuk


menjamin kualitas tablet itu sendiri. Tablet yang baik dapat dicirikan
memiliki cukup ketahanan dan resisten terhadap gesekan selama
proses pembuatan, pengemasan, transportasi hingga sampai di
konsumen. Selain itu ketersediaan zat khasiat di dalam tablet harus
memiliki keseragaman dan homogenitas di setiap tablet yang akan
dikonsumsi. Setiap tablet juga harus memiliki keseragaman
penampilan yang elegan sesuai karakteristik-nya (misal : bobot,
ketebalan, diameter). Terakhir, tablet harus memiliki stabilitas (fisik
dan kimia) serta efikasi yang konsisten. Maka dari itu, diperlukan
pengujian evaluasi tablet.

Evaluasi tablet yang pertama dilakukan adalah uji penampilan.


Tablet hasil cetak diamati secara visual, apakah distribusi warna
merata, ada cacat fisik atau tidak. Dilakukan juga pengukuran
diameter dan tebal tablet. Pengujian dilakukan pada 10 tablet,
didapatkan diameter tablet 1-10 adalah 1,2 cm, dan tebal tablet 0,4
cm. Dari pengujian ini disimpulkan bahwa diameter dan tebal tablet
sudah seragam.

Evaluasi tablet yang kedua dilakukan adalah uji kekerasan tablet.


Uji ini dilakukan pada Hardness Tester. Tablet yang keras diperlukan
untuk mencegah kerusakan fisik selama proses produksi dan
kemudian distribusi. Tetapi tablet yang terlalu keras tidak dianjurkan
karena akan sulit diproses pada tubuh saat dikonsumsi. Sebanyak 10
tablet satu per satu ditempatkan pada alat hardness tester. Kemudian
pada alat diberikan tekanan hingga tablet pecah. Kemudian dilihat
pada tekanan berapa tablet pecah. Dari hasil pengujian evaluasi,
didapatkan tablet 1 pecah pada tekanan 52,5N, tablet 2 pecah pada
tekanan 50N, tablet 3 pecah pada tekanan 20N, tablet 4 pada 50N,
tablet 5 pada 40N, tablet 6 pada 75N, tablet 7 pada 35 N, tablet 8 pada
47,5 N, tablet 9 pada 45 N, dan tablet 10 pada 60 N. Rata-rata
kekerasan tablet yang didapatkan adalah 47,5 N.

Evaluasi tablet ketiga yang dilakukan adalah uji keseragaman


bobot dan ukuran. Pada 10 tablet ditimbang bobot masing-masing dan
dicatat serta dirata-ratakan. Evaluasi ini memberikan hasil pada tablet
1-10 didapatkan bobot yang seragam, yaitu 500mg, dan rata-rata yang
didapatkan juga 500mg. Dari hasil evaluasi dapat dinyakan bobot dan
ukuran tablet sudah seragam.

Evaluasi tablet keempat yang dilakukan adalah uji friabilitas atau


uji kerapuhan tablet. Melalui pengujian ini dapat dilihat tingkat
kerapuhan tablet terhadap gesekan dan bantingan di alat friabilator.
Pertama diambil 20 tablet, kemudian ditimbang. Selanjutnya, 20
tablet tersebut dimasukkan ke alat friabilator, dan diuji selama 15-20
menit. Setelah itu, 20 tablet ditimbang lagi. Tablet yang baik
mempunyai friabilitas < 1 %, bila lebih dapat diperbaiki dengan
meningkatkan kekerasannya atau menambahkan pengikat.

Evaluasi tablet uji disolusi dilakukan untuk menentukan waktu


melarut dari zat aktif, metode disesuaikan dengan bahan. Uji disolusi
adalah suatu metode in vitro yang digunakan untuk mengetahui waktu
pelepasan obat dari bentuk sediaan menjadi bentuk terarut. Alat yang
digunakan ada dua macam, yang pertama berbentuk keranjang
(basket) dan yang kedua berbentuk pedal atau dayung. Tetapi uji
disolusi tidak dilakukan pada praktikum.

Lalu jika dibandingkan dengan kelompok lainnya, pada kelompok


ini jumlah granu yang dihasilkan jumlahnya lebih sedikit, yaitu di
bawah 100 gram, dibandingkan kelompok lainnya yang bobot
seluruhnya di atas 100 gram. Hal ini bisa dikarenakan saat dilakukan
pengayakan ada beberapa zat yang terbuang. Lalu saat pembentukan
granul pun, banyak yang terjerat pada alat yang digunakan sehingga
semakin memperkecil massa yang telah dibuat. Selain jumlah yang
sedikit, massa granul pun terlihat banyak yang menempel dan
bentuknya tidak homogen atau ada yang ukurannya lebih kecil atau
lebih besar dengan warna kuning kecoklatan. Hal ini dikarenakan saat
pembentukan massa granul yang bisa dikepal, zat pengikat yag
diberikan jumlahnya terlalu banyak sehingga menjadi lebih basah dan
suli sekali untuk di ayak menjadi granul yang homogen karena massa
tersebut kembali bersatu membentuk pratikel yang lebih besar, dan
warna kekuningan kemungkinan karena waktu pengeringan yang
terlalu lama, sehingga setelah dikeluarkan dari oven massa granul
tersebut menjadi warna kuning kecoklatan. Sedangkan pada
kelompok lainnya, yaitu kelompok 1, 3 dan 4, bentuk granulnya lebih
homogen, hal ini dikarenakan jumlah pengikat yang diberikan tepat,
sehingga massanya homogen. namun walaupun homogen, warna
yang dihasilkan tersebut sama, yaitu berwarna kuning kecoklatan.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta:
Depkes RI.
NCBI. 2018. PubChem: Acetaminophen, CID: 1983. Tersedia di:
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/acetaminophen [diakses
28 Maret 2018].
NCBI. 2018. PubChem: Supreme, CID: 26924. Tersedia di:
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/26924 [diakses 28 Maret
2018].
Rowe, Raymond, C., Paul, J. Sheskey, and Marian, E. Quinn. 2009. Handbook
of Pharmaceutical Excipients. 6th Edition.United Kingdom: RPS
Publishing.
Voight, R. 1984. Buku Pelajaran Tekonologi Farmasi. Edisi IV. Yogyakarta :
UGM Press.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai