Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

FARMASI FISIKA

KELOMPOK 2
SHIFT A

KAMIS 07.00 10.00

Disusun oleh:

Nadia Fauziah 260110160011 (Pendahuluan)

Nisa Ayu Amalia 260110160012 (Pembahasan)


Nisrina Hasna M 260110160013 (Hasil)
Annis Chumaedah T 260110160014 (Pendahuluan)
Anisa Marieta 260110160015 (Metode)
Erlin Elisabeth H 260110160016 (Hasil)

Nadya Galuh K 260110160017 (Daftar pustaka dan Editor)


Yolanda Pertiwi 260110160018 (Pembahasan)

Hafida Aulia Qodrina 260110160019 (Abstrak)


Lutfiah Yusuf 260110160020 (Kesimpulan)
FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS PADJAJARAN
2016
ABSTRAK

Emulsi adalah suatu sistem yang secara termodinamika tidak stabil, terdiri
dari paling sedikit dua fase sebagai globul-globul dalam fase cair yang lainnya.
System ini biasanya distabilkan dengan menggunakan emulgator. Emulgator
golongan surfaktan terdapat 2 gugus yakni gugus lipofil dan gugus hidrofil dan
menggunakan dua campuran dari tween dan span agar lapisan monomolecular yang
didapat lebih bagus dan tidak mudah rusak. HLB adalah nilai yang menunjukkan
perbandingan antara gugus lipofil dan hidrofil. Dalam menentukan nilai HLB butuh
olium olivarum dilihat dari tingkat kestabilan emulsi yang didapat dengan
mendiamkan emulsi hingga 30 menit, 60 menit, 120 menit dan 24 jam. Pada semua
sediaan emulsi terlihat kestabilan yang ditandai dengan tidak terbententuknya
creaming ada emulsi.
Kata kunci : Emulsi,emulgator, HLB butuh, kestabilan emulsi

ABSTRACT
The emulsion is a thermodynamically unstable system consisting of at least
two phases as globules in another liquid phase. This system is usually stabilized using
an emulsifier. Group surfactant emulgators are 2 groups of lipophil and hydrophilic
groups and use two mixtures of tween and span to make the monomolecular layer
better and less damaged. HLB is a value that shows a comparison between lipophil
and hydrophilic groups. In determining HLB value olium olivarum need seen from
emulsion stability level obtained by silent emulsion up to 30 minutes, 60 minutes, 120
minutes and 24 hours. In all emulsion preparations the visible stability is
characterized by the absence of creaming there is an emulsion.
Keyword : Emulsions, emulgators, HLB need, emulsion stability
PENDAHULUAN

Farmasi fisika adalah ilmu yang obat, dan tentunya mempercepat


mempelajari tentang sifat fisikokimia absorbs secara oral dalam tubuh (Jufri.
molekul obat, kinetika dan orde reaksi, M, 2004).
kelarutan dan faktor yang Setelah mengetahui pentingnya
mempengaruhinya, difusi dan disolusi, mempelajari emulsifikasi, maka perlu
stabilitas, sistem dispersi (koloid, dilakukanlah percobaan ini, untuk
emulsi, dispersi padat), mikromeritik, menguji dan menentukan HLB butuh
viskositas dan rheologi, emulsifikasi, minyak yang digunakan dalam
serta fenomena antar permukaan dan pembuatan emulsi, mengevaluasi
penentuan tegangan permukaan yang ketidakstabilan emulsi, mengamati laju
banyak dijumpai dalam bidang peisahan,volume sedimentasi, waktu
kefarmasian . redispersi serta penentuan tipe emulsi
Salah satu materi dalam farmasi Dalam pembuatan emulsi
fisika adalah emulsifikasi. Emulsifikasi pemilihan emulgator sangat penting,
merupakan proses terbentuknya karena mempengaruhi mutu dan
emulsi,dimana emulsi adalah sediaan kestabilan suatu emulsi. Salah satu
berupa campuran terdiri dari dua fase emulgator yang banyak digunakan
cairan dalam system dispers; fase cair adalah surfaktan. Mekanisme kerja
yang satu terdispersi sangat halus dan emulgator semacam ini berdasar atas
merata dalam fase cairan lainnya; kemampuannya menurunkan tegangan
umumnya dimantapkan oleh zat permukaan air dan minyak serta
pengemulsi (Depkes RI, 1978). membentuk lapisan monomolekuler
Dalam kehidupan sehari-hari pada permukaan globul fase terdispersi.
sangat banyak sediaan farmasi yang Disamping itu juga HLB butuh minyak
berupa emulsi, sebab eulsi memiliki juga perlu kita ketahui. (Rowe,R.C,
banyak kelebihan diantaranya dapat 2009).
menyatukan 2 fase berbeda, Nilai HLB pengemulsi berkisar
mengurangi rasa pahit dari zat aktif antara 1 sampai 20. Nilai HLB berkisar
antara 1 sampai 10 sifatnya lipofilik beberapa saus salad merupakan emulsi
sedangkan HLB antara 10 sampai 20 tipe w/o (Lachman, L. 1994).
bersifat hidrofilik. Bagian hidrofilik Jenis emulgator
mempunyai gugus kompatibel dengan a. Produk alam, karakternya pada
air karena memiliki bagian yang permukaan adalah film multimolekuler.
bersifat polar yang dapat berikatan b. Zat padat terbagi halus, karakternya
dengan air. Bagian lipofiliknya pada permukaan adalah solipart.
memiliki gugus yang kompatibel c. Surfaktan (anionik, kationik, ionik),
dengan minyak dan tidak larut dalam semuanya ataupun pada imimnya
air ( Joshi, et al. 2012) surfaktan mempunyai harga HLB yang
Tipe emulsi, salah satu fase cair di tetapkan antara 3-6 meghasilkan
dalam suatu emulsi terutama bersifat emulsi A/M, HKB antara 8-18
polar (sebagai contoh : air ), sedangkan menghasilkan emulsi M/A (Syamsuni,
lainnya relatif nonpolar ( sebagai 2006).
contoh : minyak ). Bila fase minyak
didispersikan sebagai bola-bola ke METODE
seluruh fase kontinu air, sistem tersebut
ALAT DAN BAHAN
dikenal sebagai suatu emulsi minyak
dalam air (o/w). Bila fase minyak Alat yang digunakan dalam penelitian ini
bertindak sebagai fase kontinu, emulsi adalah alat batang pengaduk, cawan
tersebut dikenal sebagai produk air porselen, gelas kimia, gelas ukur,
dalam minyak (w/o). Emulsi obat untuk lumpang dan alu, neraca analitik,

pemberian oral biasanya dari tipe o/w penangas air, pipet tetes, plastik wrap,

dan membutuhkan penggunaan suatu dan stopwatch.

zat pengemulsi o/w. Zat pengemulsi Bahan yang digunakan dalam

tipe ini termasuk zat sintetik yang aktif penelitian ini adalah aquadest, oleum

pada permukaan dan bersifat nonionik, olivarum, span 80, dan tween 80.

akasia, (gom), tragacanth, dan gelatin. PROSEDUR

Tetapi tidak semua emulsi yang Pertama, pembuatan emulsi

dipergunakan termasuk tipe o/w. yaitu disiapkan alat bahan yang

Makanan tertentu seperti mentega dan digunakan untuk emulsifikasi di


siapkan. Kemudian dihitung HLB
butuh untuk surfaktan. Kemudian HASIL
ditimbang span 80 dan tween 80 sesuai
Volume Sedimentasi Awal = 50 ml
perhitungan untuk membuat emulsi 1
Oleum Olivorum = 100 50 = 0.5
sesuai jumlah HLB butuh. Kemudian
5
tween 80 dicampurkan dengan air, Emulgator = 50 = 2.5
100

sedangkan span 80 dicampurkan 1. HLB Butuh Bobot Butuh =


dengan minyak atau oleum olivarum (HLB T Bobot T) + (HLB S +
lalu dipanaskan di atas penangas air Bobot S)
hingga mencapai suhu 70 C. 9 2.5 = (15 ) + (4.2
Kemudian keduanya dicampurkan ke (2.5 )
dalam lumpang dan alu yang kering 22.5 = 15 + 10.5 4.2
dan digerus cepat hingga diperoleh 12 = 10.8
warna putih susu (dicampurkan sedikit = 1.11
demi sedikit fase minyak ke dalam fase S = 2.5 1.11
air). Kemudian diencerkan sengan S = 1.39 gram
aquades sebanyak 50 ml. Kemudian
dimasukkan emulsi ke dalam gelas 2. HLB Butuh Bobot Butuh = (HLB
ukur 250 ml. Kemudian dilakukan hal T Bobot T) + (HLB S + Bobot
yang sama pada HLB butuh lainnya. S)

Kedua, evaluasi kestabilan 12 2.5 = (15 )


emulsi dengan cara dimasukkan emulsi + (4.2 (2.5 ))
dengan masing-masing nilai HLB 30 = 15 + 10.5 4.2
butuh ke dalam tabung sedimentasi 19.5 = 10.8

dengan tinggi yang sama. Kemudian = 1.8

diamati perubahan pada saat waktu ke S = 2.5 1.8

30 menit, 1 jam, 2 jam, dan 24 jam. S = 0.7 gram

Kemudian ditentukan kestabilan emulsi


berdasarkan perubahan warna, volume, 3. HLB Butuh Bobot Butuh = (HLB

dan pemisahan fase. T Bobot T) + (HLB S + Bobot


S)
15 2.5 = (15 ) 27 = 10.8
+ (4.2 (2.5 = 2.5

)) S = 2.7- 2.5

37.5 = 15 + 10.5 4.2 S = 0.2 gram

Waktu Volume Volume Perubahan


NO HLB Warna
Pengamatan Emulsi Sedimentasi Warna
1 9 50 ml
12 (Tidak
ada Putih
30 menit 50 ml Tidak ada
pemisahan susu
15
pada dua
fase)
2 9 50 ml
12 (Tidak
Putih
60 menit ada 50 ml Tidak ada
susu
15 perubahan
fase)
3 9 50 ml
12 (Tidak
Putih
90 menit ada 50 ml Tidak ada
susu
15 perubahan
fase)
4 9 50 ml
12 (Tidak
Putih
120 menit ada 50 ml Tidak ada
susu
15 perubahan
fase)
5 9 50 ml Putih
24 jam 12 (Warna 50 ml susu Tidak ada
15 emulsi sedikit
sedikit lebih
lebih keruh
keruh)

Organoleptis keadaan awal : Emulsi adalah sistem dua fase,


1. Tabung I : Warna putih yang salah satu cairannya terdispersi
susu pekat, terdispersi pekat, dalam cairan yang lain, dalam bentuk
tidak ada pemisahan pada kedua tetesan kecil. Jika minyak yang
fase. merupakan fase terdispersi dan larutan
2. Tabung II : Warna putih air merupakan fase pembawa, sistem
tidak sepekat tabung I, ini disebut emulsi minyak dalam air.
terdispersi sempurna, tidak ada Sebaliknya, jika air atau larutan air
pemisahan pada kedua fase. yang merupakan fase terdispersi dan
3. Tabung III : Watna putih minyak atau bahan seperti minyak
susu tapi hamper seperti warna sebagai fase pembawa, sistem ini
air tajin, terdispersi sempurna, disebut emulsi air dalam minyak.
tidak ada pemisahan kedua fase. Emulsi dapat distabilkan dengan
penambahan bahan pengemulsi yang
PEMBAHASAN mencegah koalesensi, yaitu penyatuan
tetesan kecil menjadi tetesan besardan
Pada praktikum kali ini
akhirnya menjadi suatu fase tunggal
dilakukan percobaan tentang
yang memisah. Emulsi merupakan
emulsifikasi. Percobaan ini bertujuan
preparat farmasi yang terdiri 2 atau
untuk menghitung jumlah golongan
lebih zat cair yang sebetulnya tidak
emulgator surfaktan yang digunakan
dapat bercampur (immicible) biasanya
dalam pembuatan emulsi, membuat
air dengan minyak lemak. Salah satu
emulsi dengan emulgator golongan
dari zat cair tersebut tersebar berbentuk
surfaktan, dan mengevaluasi kestabilan
butiran-butiran kecil kedalam zat cair
suatu emulsi. Dengan formulasinya
yang lain distabilkan dengan zat
yaitu oleum olivarum, tween 80, span
80, dan air suling.
pengemulsi kohere yang mencegah penggabungan
(emulgator/emulsifiying/surfactan). tetesan yang mendekat.
Komponen utama emulsi Emulsi adalah suatu sistem
berupa fase disper (zat cair yang yang secara termadinamik tidak stabil,
terbagi-bagi menjadi butiran kecil terdiri dari paling sedikit dua fasa
kedalam zat cair lain (fase internal). sebagai globul-globul dalam fasa cair
Fase kontinyu (zat cair yang berfungsi yang lainnya. Sistem ini biasanya
sebagai bahan dasar (pendukung) dari distabilkan dengan adanya emulsi.
emulsi tersebut (fase eksternal) dan Dalam bidang farmasi, emulsi biasanya
Emulgator (zat yang digunakan dalam terdiri dari minyak dan air.
kestabilan emulsi). Tujuan pemakaian Dalam pembuatan suatu
emulsi antara lain secara umum untuk emulsi digunakan suatu emulgator atau
mempersiapkan obat yang larut dalam surfaktan yang bertujuan untuk
air maupun minyak dalam satu menurunkan tegangan antar muka air
campuran. dan minyak serta membentuk lapisan
Mekanisme kerja emulgator film pada permukaan fase terdispersi.
surfaktan yaitu membentuk lapisan Pada percobaan ini digunakan dua
monomolekuler surfaktan yang dapat surfaktan yang dikombinasikan dengan
menstabilkan emulsi bekerja dengan tujuan untuk memperoleh HLB
membentuk sebuah lapisan tunggal surfaktan yang persis sama dengan
yang di absorbs molekul atau ion pada HLB minyak yang dibutuhkan.
permukaan antara minyak atau air. Dengan menyamakan atau
Menurut hukum Gibbs kehaditan mendekatkan harga HLB kombinasi
kelebihan pertemuan penting surfaktan pada HLB butuh untuk fasa
mengurangi tegangan permukaan. Hal minyak tertentu, akan diharapkan hasil
tersebut menghasilkan emulsi yang emulsi yang lebih baik. Kestabilan
lebih stabil karena pengrangan emulsi pada HLB butuh dari fasa
sejumlah energy bebas permukaan minyak berbeda-beda, tergantung dari
secara nyata adalah fakta bahwa tetesan efisiensi kombinasi surfaktan.
dikelilingi oleh sebuah lapisan tunggal Di samping itu digunakan
emulgator kombinasi karena sulit untuk
mencari emulgator tunggal sesuai yang dicampur dengan span 80,
dengan HLB butuh, selain itu sedangkan sebagai fase air adalah air
pengemulsi hidrofilik pada fase air dan suling yang dicampur dengan tween 80.
zat hidrofobik pada fase minyak akan Tipe emulsi yang dibuat adalah tipe
membentuk lapisan kompleks pada emulsi o/w pada HLB butuh 9, 12, dan
batas minyak/ air, lapisan ini akan 15 dengan waktu pengamatan 30 menit,
membungkus globul-globul lebih rapat 60 menit, 120 menit, dan 24 jam.
dibandingkan emulgator tunggal. Telah Sebelum dilakukan pencampuran,
diketahui pula bahwa rantai terlebih dahulu masing-masing
hidrokarbon dari molekul tween berada emulgator yang telah dicampur ke
dalam bola minyak antara rantai-rantai dalam fasanya (parafin cair yang
span dan penyusun ini menghasilkan dicampur dengan span 80, sedangkan
atraksi Van der Walls yang efektif. air suling yang dicampur dengan tween
Dengan cara ini lapisan antarmuka 80), dipanaskan hingga suhu 70o C.
diperkuat dan kestabilan emulsi Diperlukan suhu 700 untuk membuat
O/Wditingkatkan melawan emulsi , hal ini dimaksudkan untuk
pengelompokan partikel. menurunkan viskositas dari partikel-
Dalam percobaan ini partikel minyak dan menurunkan
digunakan kombinasi emulgator tipe air tegangan antar muka sehingga dapat
(Tween 80) dan emulgator tipe minyak membentuk corpus dengan fase air.
(span 80), meskipun kadang-kadang Fase air maupun fase
ditemukan bahwa suatu pengemulsi minyak dipanaskan di waterbath karena
tunggal dapat menghasilkan jenis pada suhu yang tinggi dapat
emulsi yang dikehendaki pada menurunkan viskositas dan tegangan
viskositas yang diinginkan, namun permukaan emulsi sehingga masing-
karena jarang ditemukan emulgator masing fase mudah untuk dibuat dalam
tunggal yang memiliki nilai HLB tetesan-tetesan halus dan emulsi pun
sesuai dengan yang dibutuhkan maka dapat dengan mudah terbentuk. Proses
digunakan emulgator kombinasi. penggerusan yang kuat dan konstan
Pada percobaan ini sebagai dalam pembuatan emulsi ini sangat
fase minyak digunakan oleum olivarum penting, untuk memperkecil partikel-
partikel dari fase minyak dan air. Dilakukan pengamatan pada
Sehingga memudahkan partikel- fase emulsi dengan variasi waktu yang
partikel tersebut terdispersi dalam fase berbeda, yaitu dalam waktu 30 menit,
kontinunya. Emulsi yang stabil dapat 60 menit, 90 menit, 120 menit dan 24
terjadi apabila ada kesetaraan antara jam. Dari kelima waktu berbeda yang
HLB surfaktan dan HLB butuh minyak. ditentukan tersebut, tidak terjadi
HLB butuh minyak adalah HLB perubahan kestabilan yang cukup
karakteristik yang menurut grifin setara signifikan. Yang cukup terlihat yaitu,
dengan HLB surfaktan yang dapat emulsi pada waktu 24 jam, yaitu
membentuk emulsi tipe tertentu yang perubahan warna putih susu yang
stabil. sedikit lebih keruh dibandingkan warna
Harga HLB memberikan suatu sebelumnya.
kemungkinan untuk kita
mendefenisikan menurut sifatnya dan SIMPULAN

untuk mengklasifikasikan tujuaan Dari praktikum ini dapat disimpulkan


penggunaan yang sesuai. bahwa :
Dari hasil praktikum yang di
peroleh, bahwa keseimbangan antara 1. Dapat menentukan jumlah

fase minyak dan fase air dalam emulgator yang dibutuhkan


dalam sediaan emulsi
penentuan banyaknya emulgator sangat
menggunakan nilai HLB
mempengaruhi kestabilan emulsi
tersebut. Seperti pengamatan yang 2. Dapat membuat emulsi dengan

telah dilakukan dengan memakai 3 emulgator golongan surfaktan


3. Dapat melakukan evaluasi
macam HLB butuh yaitu HLB 9, 12,
sediaan emulsi
dan 15.
DAFTAR PUSTAKA

Dirjen POM. 1979. Farmakope


Indonesia Edisi Ketiga.
Departemen Kesehatan RI:
Jakarta.
Joshi, H. C, et.al. 2012. A study of
various Factors Determining the
Stability of Molecules. Advances
of Pureand Appl ChemVol 1 No 1
: 7 11.
Jufri. M, 2004. Formulasi Gameksan
Dalam Bentuk Mikroemulsi.
Departemen Faemasi FMIPA-UI:
Depok
Lachman, L. 1994. Teori dan Praktik
Farmasi Industri Jakarta : UI
Press.
Rowe,R.C, J.Sheskey, Paul. E Quinn,
Marian. 2009. Handbook of
Pharmaceutical Excipients Six
The Edition. American:
Pharmaceutical Press and
American
Syamsuni, H.A. 2006. Ilmu Resep.
Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai