KOTO (Jepang)
merupakan instrumen musik tradisional jepang yang sangat mirip dengan alat musik kecapi dari
Indonesia. Menurut sejarah alat musik ini masuk ke negara matahari terbit ini sejak abad
ketujuh. Pada zaman dulu Koto merupakan salah satu musik istana. Alat musik dimainkan
secara mandiri yang artinya tidak memerlukan alat musik pengiring untuk memainkannya.
Nah selain Koto ternyata ada lagi alat musik yang mirip dengan kecapi, namun agak sedikit
berbeda karena kecapi ini mempunyai leher yang pendek. Alat Musik ini diberi nama Biwa,
biasanya digunakan pada saat mengiringi cerita-cerita naras
Yangqin (Cina)
Yangqin adalah alat musik gesek dan pukul Tiongkok. Suaranya nyaring dan mempunyai daya
ekspresif yang kuat, sehingga mempunyai kedudukan penting dalam pertunjukan musik
tradisional.
Menurut catatan kitab sejarah, sebelum abad menengah, di sejumlah negara Arab di kawasan
Timur Tengah terdapat semacam alat musik yang dimainkan dengan pukul dawainya. Pada masa
Dinasti Ming (1368-1644), alat musik itu tersebar ke Tiongkok dari Persia melalui jalur laut.
Kemudian alat musik itu mengalami perkembangan di Tiongkok dan berangsur-angsur
berkembang menjadi Yangqin, alat musik tradisional Tiongkok.
Yangqin terutama dibuat dengan kayu, dengan tubuhnya berbentuk satu kotak yang mirip seekor
kupu-kupu, maka alat musik ini pun dijuluki sebagai alat musik kupu-kupu.
Gayageum
Hyang
Qawali (Pakistan)
adalah salah satu media dari pencarian ini. Penekanannya adalah pada ayat-ayat dan maknamakna tersembunyi, bukan hanya dari seni musiknya
Pada abad ke-13, Amir Khusro Dehelvi, seorang penggemar sufi dari tarekat Chisthi, membentuk
Qawali dengan menggabungkan akar seni Persia dan dialek India dalam tradisi musik.
Hari ini ada banyak pecinta Qawali di seluruh dunia dan popularitasnya yang terus bertambah.
Semuanya tumbuh dan berkembang dengan pesan pentingnya, yaitu toleransi universal, cinta,
dan inklusif. Pesan ini terkandung dalam liriknya, yang menarik minat orang-orang di seluruh
dunia.
Penampilan Taiko
Taiko merupakan drum Jepang dalam berbagai ukuran dan digunakan untuk memainkan berbagai
genre musik.[butuh rujukan] Taiko ini telah menjadi sangat populer dalam beberapa tahun terakhir
sebagai instrumen utama perkusi yang didasarkan pada berbagai daerah dan musik festival masa
lalu. Musik taiko tersebut dimainkan dengan gendang besar yang disebut kumi-daiko. Asalusulnya tidak pasti, tetapi dapat diperkirakan sejak abad ke-7. Negara Cina telah mengikuti
budaya ini, tetapi instrumen dan musiknya tetap khas Jepang.[5] Drum Taiko pada zaman ini
digunakan saat pertempuran untuk menakuti musuh dan untuk mengkomunikasikan perintah.
Taiko selalu digunakan dalam musik religius Buddha dan Shinto. Taiko ini hanya dimainkan
pada saat acara-acara khusus dalam kelompok kecil. Tidak hanya laki-laki, kaum wanita juga
memainkan taiko dalam festival semi-agama seperti tarian bon.
Taiko modern konon ditemukan oleh Daihachi Oguchi pada tahun 1951[butuh rujukan]. Pemain
genderang jazz, Oguchi menggabungkan latar musik ini ke dalam ansembel. Gaya energik ini
membuat kelompoknya populer di seluruh Jepang, dan membuat Wilayah Hokuriku sebagai
pusat musik taiko. Popularitas beberapa musisi muncul dari musik ini termasuk Sukeroku Daiko
dan rekan band nya Seido Kobayashi. Pada tahun 1969 ada sebuah kelompok yang disebut Za
Ondekoza yang didirikan oleh Tagayasu Den; Za Ondekoza dikumpulkan bersama-sama pemain
muda yang berinovasi membangun kembali versi baru dari taiko, yang dipakai sebagai cara
hidup dalam gaya hidup komunal. Selama tahun 1970-an, pemerintah Jepang mengalokasikan
dana untuk melestarikan budaya Jepang, dan banyak kelompok komunitas taiko dibentuk. Pada
abad ini, kelompok taiko sudah tersebar di seluruh dunia, terutama di Amerika
Serikat.Permainan video Taiko Drum Master juga didasarkan pada budaya ini. Salah satu contoh
Band Taiko modern adalah Gocoo.
Goguryeo (37 SM-668 M) (Korea)
Rakyat kerajaan Goguryeo, yang tinggal di sebelah utara Semenanjung Korea dan Manchuria,
dikenal pada zaman Cina kuno akan kemahiran menyanyi dan menarinya. Bangsawan Dinasti
Sui dan Tang menyukai orkes musik dan tarian Goguryeo. Alat musik yang dimainkan di
Goguryeo antara lain suling yang dinamakan piri dan mandolin bersenar 5 yang dinamakan pipa
yang diperkenalkan dari Asia Tengah.[3] Seorang perdana menteri bernama Wang San-ak menulis
ratusan buah lagu berdasarkan permainan alat musik Cina dan menemukan kecapi petik yang
dinamakan geomungo.[4] Ork
Qawali (Pakistan)
adalah salah satu media dari pencarian ini. Penekanannya adalah pada ayat-ayat dan maknamakna tersembunyi, bukan hanya dari seni musiknya
Pada abad ke-13, Amir Khusro Dehelvi, seorang penggemar sufi dari tarekat Chisthi, membentuk
Qawali dengan menggabungkan akar seni Persia dan dialek India dalam tradisi musik.
Hari ini ada banyak pecinta Qawali di seluruh dunia dan popularitasnya yang terus bertambah.
Semuanya tumbuh dan berkembang dengan pesan pentingnya, yaitu toleransi universal, cinta,
dan inklusif. Pesan ini terkandung dalam liriknya, yang menarik minat orang-orang di seluruh
dunia.