1. Bansuri
1.Liuqin
Kecapi Liu tidak saja mirip Piba di bidang bentuk luar dan
strukturnya, dan cara permainannya juga sama, hanya
ketika main musik diputar dengan alat.
Sampai akhir tahun 1958, kecapi Liu berubah dari dua
semar menjadi 3 senar. Suaranya juga berubah menjadi
lebih nyaring. Pada tahun 1970-an, kecapi Liu genarasi
kedua berhasil dibuat. Pengubahan-pengubahan itu
sangat memperbaiki fungsinya dan memperkaya daya
manifestasi.
Sejarah Guzheng
Cara Memainkan
Erh
1. Koto
2. Shamisen
3. Biwa
lebih khas dari gitar. Biwa bisa dimainkan secara solo atau
iklan televisi.
5. Shakuhachi
1.Janggu
Janggu ( janggo ) atau juga disebut seyogo adalah
gendang tradisional dari Korea. Janggu disebut juga
gendang jam pasir karena bentuknya yang ramping
dan menyerupai jam pasir. Janggu ditabuh
menggunakan kedua buah tongkat kecil.
2.Gayageum
Gayageum adalah alat musik petik tradisional
Korea Selatan yang berupa kecapi dengan 12 senar.
Berdasarkan Babad Samsuk Sagi (1145) alat musik ini
diciptakan oleh Raja ke-6 dari Kerajaan Gaya, yakni Raja
Gasil. Gayageum kemudian disebarkan
ke Kerajaan Silla dan masih dimainkan hingga kini.
Gayageum telah mengalami banyak modifikasi sejak
dahulu. Gayageum moderen adalah hasil modifikasi dari
akhir zaman Dinasti Joseon di abad ke-19 dan seringkali
dinamakan sanjo gayageum. Gayageum yang
dimoderenkan mempunyai jumlah senar yang lebih banyak
yakni 13, 17, 18, 21, 22, atau 25 buah senar yang terbuat
dari nilon.
3.Haegeum
Haegeum adalah jenis alat musik gesek tradisional
yang berasal dari Korea Selatan. Haegeum adalah
jenis rebab yang diadaptasikan dari rebab Cina dan
masih sejenis dengan erhu , xiqin , dan erxian.
Jenis haegeum yang bersenar 4
dinamakan sohaegeum ( 소 해 금 ) adalah jenis
haegeum yang sudah dimodifikasi.
4.Ajaeng
Ajaeng adalah alat musik tradisional korea yang berupa
kecapi besar, memiliki tujuh senar tebal yang terbuat
dari sutera, disetel di atas badan kayu paoulonia. Senar
dipasang di atas kayu penyangga. Ajaeng diletakkan di
atas bangku kayu, dimainkan dengan cara digesek
untuk menghasilkan suara yang rendah dan
melankolis. Alat musik ini selalu digunakan dalam
orkestra musik istana. Asal mula dari Cina,
diperkenalkan pada periode Dinasti Goryeo (918-1392).
Pada zaman moderen, permainan ajaeng
dikembangkan oleh musisi Park Seong-ok (1908-1985)
untuk mengiringi tari-tarian. Permainan secara solo
dinamakan ajaeng sonjo dimana ajaeng yang
digunakan lebih kecil (so-ajaeng atau sanjo ajaeng),
hasil modifikasi ajaeng besar. Musisi-musisi terkenal
pemain ajaeng adalah pencipta ajaeng sanjo, Han Il-
seop (1929-1973) pada tahun 1960-an. Tokoh lainnya
adalah Cheong Cheol-ho,Jangwol Jungseon, Seo
Yong-sok, Park Jung-seon dan Kim Il-gu.
5.Daegeum
Daegeum adalah suling bambu besar dari Korea.
Daegeum memiliki membran yang menghasilkan suara
berat atau melankolis. Daegeum dimainkan dalam
permainan musik istana dan musik rakyat, secara solo
maupun orkestra.
Jenis suling yang sama namun lebih kecil
adalah Junggeum dan sogeum. Tiga suling ini dikenal
juga sebagai samjuk (tiga bambu). Samjuk bermula dari
zaman kerajaan Silla.
Permainan solo daegeum yang disebut daegeum
sonjo adalah warisan budaya nonbendawi Korea
Selatan pada tahun 1971.
Alat musik tradisional dari arab