PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada saat ini bangsa Indonesia telah dihadapkan dengan berbagai
permasalahan yang sangat kompleks baik secara internal maupun eksternal,
barangkali dapat kita bayangkan seandainya bangsa ini dipimpin oleh generasi
muda atau anak bangsa yang bodoh, malas, tidak bermoral, dan sifat yang tidak
terpuji, maka bangsa ini akan menjadi bangsa yang terbelakang, jauh tertinggal dari
negara-negara lainnya.
Anak didik dipandang sebagai generasi yang belum matang dan dewasa.
Untuk itu perlu dibina dan dididik secara mental sehingga watak anak didik dapat
berkembang dengan baik. Sesuai dengan yang diharapkan menurut psikologi Prof.
Slamet Santoso Pembinaan watak adalah tugas utama pendidikan berupa pikiran
dan tindakan yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku yang terlihat setiap harinya,
dengan kata lain watak yang baik adalah cermin dari sikap dan perilaku yang
menunjang tinggi nilai-nilai mental. Sebagai pengganti generasi tua, dan penerima
estafet kepemimpinan dimasa datang, para siswa perlu dibina dan dididik karena
masa depan bangsa ini ditentukan oleh sejauh mana kualitas para generasinya, baik
secara moral maupun keprofesionalannya dalam memimpin bangsa ini pada suatu
saat ini.
Adapun yang berkepedulian di dalam membina dan mendidik generasi muda
adalah keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah. Yang jelas didalam membina
anak didik harus dilakukan secara terpadu dan seirama. Sehingga pendidikan /
pembinaan yang dialami oleh anak didik di lingkungan keluarga, juga harus sama
dengan yang dialami oleh sekolah dan masyarakat.
Jika terjadi ketimpangan berperilaku maka upaya pembinaan anak didik akan
sia-sia. Kenyataan saat ini menunjukkan betapa banyaknya para siswa yang terlibat
dalam tingkah laku menyimpang. Watak siswa/siswi saat ini sangat berbeda dengan
generasi muda sebelumnya, umumnya generasi sekarang bersifat santai, kurang
mandiri, kurang ulet, bersifat (lebih mudah terpengaruh), emosional serta kurangnya
rasa nasionalisme, hal ini dapat kita lihat dari kecendrungan setiap hari baik pelajar
maupun pemuda yang kerap melakukan kebrutalan.
Jika kita membaca dan mendengar berita dari berbagai media masa baik
cetak maupun elektronik, tidak jarang kita dengar dan lihat berbagai macam kasus
kekerasan yang dilakukan oleh siswa / siswi terhadap sesamanya. Masyarakat
sekitar, orang tua dan gurunya sendiri. Antara lain perkelahian. Kesemuanya
diakibatkan semakin lemahnya pengawasan orang tua, guru, dan masuyarakat.
Akibat kesibukan, ketidaktahuan atau mungkin ketidak pedulian terhadap kegiatan
yang dilakukan oleh anak didik.
2.
3.
4.
Perilaku Menyimpang
a. Definisi Perilaku Menyimpang Menurut Para Ahli
b. Ciri-Ciri Perilaku Menyimpang
c. Faktor Penyebab Perilaku Menyimpang
d. Macam-Macam Perilaku Menyimpang
e. Pencegahan Perilaku Menyimpang
Sistem Kasta
Sosialisasi
Kelompok Sosial
BAB II
PEMBAHASAN
diri
dengan
penyebabnya.
Penyimpangan bisa diterima bisa juga ditolak.
Penyimpangan relatif dan penyimpangan mutlak, artinya perbedaannya
dalam
penyimpangan.
Secara
umum
ada
sejumlah
faktor
penyebab
terjadinya
perilaku
cekcok,
mengeluarkan
kata-kata
kotor, serta
melakukan
penyimpangan
seksual,
penyimpangan
dalam
bentuk
yang
secara
Beberapa
jenis
lesbianisme,
penyimpangan
homoseksual,
seksual
kumpul
antara
kebo,
lain
sodomi,
STRATIFIKASI SOSIAL
STRATIFIKASI SOSIAL
Stratifikasi sosial adalah perbedaan individu atau kelompok dalam masyarakat yang
menempatkan seseorang pada kelas-kelas sosial sosial yang berbeda-beda secara
hierarki dan memberikan hak serta kewajiban yang berbeda-beda pula antara
individu pada suatu lapisan sosial lainnya. Stratifikasi sosial muncul karena adanya
sesuatu yang dianggap berharga dalam masyarakat. Menurut Pitirim Sorokin, sistem
stratifikasi adalah pembedaan penduduk atau masyarakat kedalam kelas kelas
secara bertingkat, yang diwujudkan dalam kelas tinggi, kelas sedang dan kelas
rendah. Sedangkan menurut Soerjono Soekanto, stratifikasi sosial adalah
pembedaan posisi seseorang atau kelompok dalam kedudukan berbeda-beda secara
vertikal. Biasanya stratifikasi didasarkan pada kedudukan yang diperoleh melalui
serangkain usaha perjuangan.
Stratifikasi sosial yang diperoleh secara alami yaitu:
1. stratifikasi sosial berdasakan usia
2. stratifikasi sosial karena senioritas
3. stratifikasi sosial berdasarkan jenis kelamin
4. stratifikasi sosial berdasarkan sistem kekerabatan
5. stratifikasi sosial berdasarkan keanggotaan dalam kelompok tertentu
Stratifikasi sosial berdasarkan status yang diperoleh melalui usaha-usaha tertentu
yaitu:
1. stratifikasi dalam bidang pendidikan
2. stratifikasi dalam bidang pekerjaan
3. stratifikasi dalam bidang ekonomi (klas sosial)
Faktor-faktor yang mempengaruhi stratifikasi sosial:
1. kekayaan (materi)
2. kekuasaan (power)
3. kehormatan/kebangsawanan
4. tingkat pendidikan (pengetahuan)
Berdasarkan sifatnya, stratifikasi sosial di masyarakat ada dua:
1. Stratifikasi terbuka
Yaitu sistem stratifikasi yang memberikan kesempatan kepada seseornag untuk
berusaha dengan kemampuannya sendiri masuk ke kelas tertentu. Sistem ini terjadi
karena:
perbedaan ras dan sistem nilai
pembagian tugas (spesialisasi)
kelangkaan hak dan kewajiban
2. Stratifikasi tertutup
Yaitu adanya pembatasan terhadap kemungkinan pindahnya kedudukan seseorang
dari suatu lapisan sosial ke lapisan sosial yang lain.
3. Stratifikasi sosial campuran
kemampuan dan kadang faktor keberuntungan. Lapisan atas terdiri dari pemimpin
parpol, pimpinan organisasi besar, orang-orang kaya. Lapisan menengah terdiri dari
pejabat administrasi, kelas atas dasar keahlian, petani dan pedagang. Lapisan
terakhir terdiri dari pekerja-pekerja dan petani rendahan
Pada masyarakat pedesaan (Jawa) maka sistem pelapisan sosialnya adalah:
1. lapisan pertama adalah golongan priyayi, yaitu pegawai pemerintahan di desa
atau pimpinan formal di desa
2. golongan kuli kenceng, yaitu pemilik sawah yang juga sebagai pedagang
perantara
3. golongan kuli gundul, yaitu penggarap sawah dengan sistem sewa
4. kuli karang kopek, yaitu buruh tani yang hanya mempunyai rumah dan
pekarangan saja tetapi tidak punya tanah pertanian sendir
5. indung tlosor yaitu kelas buruh tani, tidak punya rumah dan tanah pekarangan
Pelapisan sosial pada masa kolonial adalah sebagai berikut:
1. Golongan Eropa (orang Belanda, Portugis, Perancis)
2. Golongan Timur Asing (orang Cina, Arab, India)
3. Golongan bumiputera
1. Pengertian Sosialisasi
Secara sederhana sosialisasi adalah sebagai sebuah proses seumur hidup yang berkenaan
dengan cara individu mempelajari hidup, norma, dan nilai sosial yang terdapat dalam
kelompoknya agar dapat berkembang menjadi pribadi yang dapat diterima oleh
kelompoknya. Adapun definisi sosialisasi menurut para ahli antara lain:
1. Charlotte Buhler
Sosialisasi adalah proses yang membantuk individu-individu belajar dan menyesuaikan diri,
tentang cara hidup dan berpikir kelompoknya agar dia dapat berperan dan berfungsi dalam
kelompoknya.
2. Peter Berger
Sosialisasi adalah suatu proses dimana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang
berpartisipasi dalam masyarakat.
3. Bruce J. Cohen
Sosialisasi adalah proses-proses manusia mempelajari tata cara kehidupan dalam masyarakat
untuk memperoleh kepribadian dan membangun kapasitasnya agar berfungsi dengan baik
sebagai individu maupun sebagai anggota.
2. Tujuan Sosialisasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
3.
Faktor-Faktor
Mempengaruhi
Sosialisasi
yang
Proses
1.
2.
Faktor ekstrinsik, adalah faktor-faktor yang berasal dari luar diri seorang
individu. Faktor ekstrinsik ini berupa faktor lingkungan sosial budaya, tempat
seorang individu hidup dan melaksanakan pergaulan dengan warga masyarakat
yang lain. Adapun kondisi faktor ekstrinsik antara lain, kondisi lingkungan
masyarakat setempat, kondisi lingkungan pergaulan, kondisi lingkungan
pendidikan, kondisi lingkungan pekerjaa, kondisi lingkungan masyarakat luas,
termasuk sebagai sarananya adalah media massa baik media massa cetak
maupun elektronik.
4. Tahapan Sosialisasi
Tahapan sosialisasi menurut George Herbert Mead dapat dibedakan melalui
tahap-tahap:
tentang diri. Pada tahap ini juga, anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru
meski tidak sempurna.
5.
Media
Sosialisasi
dalam
Pembentukan Kepribadian
Mengusahakan
agar
anak-anaknya
selalu
berdekatan
dengan
orangtuanya.
Memberikan pengawasan dan pengendalian yang wajar, sehingga jiwa
anak tidak merasa tertekan.
Mendorong anak agar dapat membedakan yang benar dan yang salah,
yang baik dan buruk, yang pantas dan tidak pantas.
Memperlakukan anak dengan baik. Untuk itu, orangtua harus dapat
berperan dengan baik.
Menasehati anak-anak jika melakukan kesalah atau kekeliruan.
Dalam lingkungan keluarga dikenal dua macam pola sosialisasi, yaitu:
5.1.1. Sosialisasi represif
Ciri-ciri sosialisasi represif antara lain:
6. Jenis-Jenis Sosialisasi
6.1. Sosialisasi primer
Pengertian sosialisasi primer menurut Peter L Berger dan Luckmann adalah
sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi
anggota keluarga (masyarakat). Sosialisasi primer berlangsung saat berusia 1-5
tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah.
KELOMPOK SOSIAL
1. Pengertian kelompok sosial
Pada dasarnya manusia manusia adalah mahluk yang memiliki naluri untuk hidup
bersama dengan manusia-manusia lain (gregariousness). Ia juga memiliki hasrat untuk
menjadi satu dengan lingkungan alamnya.
Manusia sejak dilahirkan sudah mempunyai dua hasrat atau kepentingan pokok bagi
kehidupannya yaitu ;
a.
b.
1. Klasifikasi Dhurkeim
Dhurkeim Membagi kelompok sosial menjadi dua yakni kelompok sosial yang
didasarkan pada solidaritas mekanik dan yang didasarkan kepada solidaritas organik.
Solidaritas mekanik adalah ciri dari masyarakat yang masih sederhana dan belum
mengenal pembagian kerja.
Solidaritas organik merupakan bentuk solidaritas yang telah mengenal pembagian kerja.
2.
1.
Gemeinschaft
Yaitu merupakan kehidupan bersama yang intim, pribadi , dan exlusif, suatu
gesselchaft.
Yaitu kehidupan publik sebagai sekumpulan orang yang secara kebetulan hadir
4.
Klasifikasi W.G.Sumner
Sumner membagi kelompok menjadi dua yaitu in-group dan out-group .menurut
sumner dalam masyarakat primitif yang terdiri dari kelompok-kelompok kecil dan
terbesar disuatu wilayah terdapat pembagian jenis kelompok, yaitu kelompok dalam ( ingroup) dan kelompok luar (out- group).
5.
1.
2.
3.
4.
Berdasarkan kesadaran terhadap jenis yang sama. Yaitu terbagi benjadi dua yaitu: in
group dan out group.
a. Anggota kelompok secara fisik saling berdekatan dan terdapat interaksi yang intensif .
b. Kelompok tersebut merupakan kelompok kecil, sehingga tiap individu relatif mudah
untuk berinteraksi secara langsung.
c. Terdapat hubungan yang langgeng antar anggota yang bersangkutan , biasanya ada
hubungan darah , kekerabatan , ataupun pertemanan.
b. Kelompok sekunder
Adalah kelompok-kelompok yang terdiri dari banyak orang , hubungannya tidak harus saling
mengenal secara pribadi , kurang akrab , dan tidak begitu langgeng karna mereka
berkumpul berdasarkan kepentingan bersama.
Dalam konteks indonesia , kelompok primer dan kelompok sekunder terceermin dalam
paguyuban dan patembayan.
1. Paguyuban merupakan bentuk kehidupan bersama dimana anggota-anggotanya
memiliki hubungan batin yang kuat, bersifat alamia, serta bersifat kekal.
Menurut tonnies paguyuban memiliki ciri-ciri sbb:
a. Intim, yaitu hubungan menyeluruh dan mesra .
b. Privat, yaitu hubungan yang bersifat pribadi, khusus untuk beberapa orang saja.
c. Ekslusif, yaitu hubungan hanya untuk kelompok sendiri bukan untuk orang lain.
Paguyuban dapat di bedakan atas 3 tipe yaitu:
1. Paguyuban karna ikatan darah atau keturunan.
2. Paguyuban karena tempat tinggal.
3. Paguyuban karena jiwa dan pikiran
2. Patembayan merupakan bentuk kehidupan bersama karna anggotanya karna
anggotanya terdapat ikatan lahir yang bersifat pokok dalam jangka waktu yang relatif
pendek.
3. derajat interaksi sosial
3. HUBUNGAN ATAR KELOMPOK DALAM MASYARAKAT
1. Dimensi hubungan antar kelompok
Menurut kinloch, hubungan antar kelompok memiliki beberapa kriteria sbb:
a. Kriteria fisiologis
b. Kriteri kebudayaan
c. Kriteria ekonomi
d. Kriteria perilaku
Dalam hubungan antara kelompok juga terdapat berbagai macam
dimensi diantaranya adadlah dimensi demoghrafi, dimensi sikap, dimensi institusi
,dimensi gerakan sosial , dan dimensi type utama hubungan atarkelompok.
4. POLA HUBUNGAN ANTAR KELOMPOK
Diantaranya adalah proses akulturasi, dominasi, paternalisme, pluralisme, dan integrasi.
1. Aklulturasi terjadi ketika kebudayaan kedua kelompok ras yang mulai bertemu berbaur
dan berpadu.
2. Dominasi terjadi bila suatu kelompok ras menguasai kelompok lain.
Koprnblum menyatakan bahwa terdapat empat macam kemungkinan proses yang dapt
terjadi dalam suatu hubungan antar kelompok yaitu sbb;
a. Genosida yaitu pembunuhan secara sengaja dan sistematis terhadap anggota kelompok
tertentu.
b. Pengusiran
c. Perbudakan
d. Segregasi yaitu yaitu suatu pemisahan antara warga kulit putih dan kulit hitam diafrika
selatan pada masa politik apartheid.
e. Asimilasi
3. Peternalisme yaitu suatu ben tuk dominasi kelompok ras pendatang dan kelompok ras
pribumi.
Banton membedakan tiga macam masyarakat sbb;
1. Masyarakat metropolitan
2. Masyarakat kolonial yang terdiri atas para pendatang dan sebagian masyarakat dari
pribumi.
3. Masyarakat pribumi yang dijajah
4. Integrasi adalah suatu pola hubungan yang mengakui adanya perbedaan ras dalam
masyarakat, tetapi tidak memberikan perhatian khusus pada perbedaan ras terseebut.
5. Pluralisme yaitu suatu pola hubungan yang mengakui adanya persamaan hak polotik
dan hak perdata masyarakat.
Ahli lain yakni lieberson mengklasifikasikan pola hubungan antar kelompok menjadi dua
sbb;
1. Pola dominasi kelompok pendatang atas pribumi (mighrant superordination)
2. Pola dominasi kelompok pribumi atas kelompok pendatang ( indigenous
superordination)
Banton berpendapat bahwa suatu pola mempunyai suatu kecenderungan untuk lebih
berkembang kesuatu arah tertentu.
Pola dominmasi cenderung mengarah kepada pola pluralisme , sedangkan pola akulturasi
dan paternalisme cenderung mengarah pada pola integrasi.
http://tuli54n-n45uh4-t34.blogspot.co.id/2015/03/makalah-perilakumenyimpang.html
http://desichoiriyani.blogspot.co.id/2014/05/makalah-sosiologi-perilakumenyimpang.html
http://danaseknginden1.blogspot.co.id/2013/03/makalah-sosiologi.html
http://fitrihariyanti22.blogspot.co.id/2013/04/makalah-sosiologi-kelompok-sosial.html