Kata musik berasal dari kata mousike, dari The Muses (yunani). “The Muses” adalah
sebutan untuk sembilan dewi2 anak perempuan Zeus dengan salah seorang istrinya, Mnemosyne
(artinya: memory). dalam legenda mitologi Yunani, Zeus adalah king of gods. “The Muses” ini
menjadi perwakilan untuk seni dan science, serta menjadi inspirasi bagi siapapun yang mengejar
prestasi di bidang tersebut.
1. Zaman Purbakala
Sejarah musik sudah dimulai dari zaman purbakala, meskipun kita tidak memiliki sumber
informasi yang cukup. Pada zaman purbakala atau lazim juga disebut musik primitif ini musik
tidak memiliki tujuan tersendiri, seperti yang terjadi di Amerika dan Afrika. Fungsinya hanyalah
sebagai alat saja, media atau bahan dalam ritual magis mereka.
Magis pada musik itu mereka tinjau dari tiga segi, yaitu:
1.Segi irama tekanan-tekanan diberi dengan genderang atau bongo.
2.Segi pengulangan beberapa kali menurut aturan yang berlaku dapat diketahui beberapa kali
pengulangan diperbolehkan.
3.Segi permainan sebagaimana semestinya cara-cara diatur dan dikhususkan untuk fungsi magis.
Ketiga sifat ini terkandung dalam nyanyian dan tari mereka yang dilakukan dengan cermat.
Beberapa tarian padri di pulau Nias, Bali, Afrika atau Amerika membuktikan hal ini.
Musik primitif nantinya akan diikuti oleh musik kuno yang tersebar di sebagian besar
Eropa pada 1500 SM dan kemudian menyebar ke seluruh penjuru dunia, meskipun di beberapa
belahan dunia sudah memiliki musik sendiri. Perkembangan tersebut juga dipengaruhi oleh
adanya sosialisasi yang terjadi pada suatu daerah dengan daerah lain, penerimaan masyarakat
terhadap musik tertentu, dominasi peradaban dan kekuasaan kelompok-kelompok
masyarakat/suku tertentu yang mempengaruhi perjalanan bentuk dan aliran musik tersebut.
Asal muasal gitar diperkiran sudah ada sejak lama, karena ditemukannya
sebuah ukiran batu berumur 3.300 tahun yang menggambarkan seorang
penyair dari kerajaan Hittite sedang memegang sebuah alat musik yang
berdawai, dan merupakan ikonografik tertua yang merepresentasikan
chordophone. Kata "gitar" sendiri, sebelum adanya gitar elektrik dan
barang-barang sintetis memiliki makna "sebuah soundboard datar yang
terbuat dari kayu yang panjang, memiliki leher, dan sisi belakang yang juga
datar". Sebenarnya kata gitar sudah digunakan sejak lama untuk variasi
panggilan dari chordophone, sehingga menyebabkan kebingungan bagi
banyak orang. Kata gitar dalam bahasa Indonesia merupakan adaptasi
bahasa Inggris guitar yang berasal dari bahasa Arab Andalusia, qitara, yang
sendirinya merupakan kata serapan dari bahasa Latin cithara, yang
merupakan turunan dari bahasa Yunani Kuno.
Sejarah gitar
Meskipun tidak ada yang tahu secara pasti bagaimana asal muasal gitar,
para ahli sejarah berpendapat bahwa gitar merupakan keturunan dari
kithara yang ada di Yunani, gittern yang ada di Eropa Barat, lyre, lute dari
Eropa dan Timur Tengah, dan vihuela dari Spanyol. Dalam puisi yang
berjudul The Book of Good Love, dideskripsikan juga dua alat musik awal
yang bernama guitarra morisca dan guitarra latina. Alat musik yang
bernama "gitar" sendiri pertama kali muncul dalam literatur pada abad ke-
13. Meski begitu, kebanyakan dari catatan jaman medieval ini
mendeskripsikan alat musik tersebut sebagai gittern.
Gittern
Inkarnasi gitar modern pertama kali muncul pada jaman Renaissance. Gitar
di masa itu memiliki empat pasang dawai yang diberi nama course. Gitar di
jaman Renaissance juga memiliki banyak kesamaan dengan vihuela dari
Spanyol yang merupakan sebuah alat musik dengan 6 course dengan tuning
dan konstruksi yang sama. Pada tahun 1555, Juan Bermudo
mempublikasikan Declaracion de Instrumentos Musicales, sebuah perjanjian
yang didalamnya terkandung bagian tentang alat musik berdawai yang
dipetik. Publikasi ini menguji hubungan antara gitar dah vihuela, dan juga
membedakan antara gitar dengan 4 dan 5 course. Gitar dengan 4 course
sendiri tidak mencapai titik dimana mereka bisa dihapuskan oleh gitar
dengan 5 course hingga periode Baroque.
Pada periode gitar klasik ini terjadi sekitar tahun 1770-1775. Pada periode
ini juga terlahirlah komposer-komposer gitar klasik yang terkenal,
seperti Fernando Sor, Mauro Giuliani, Matteo Carcassi, D. Aguado dan
Fernando Carulli. Mereka sangat piawai dalam menyusun rangkaian-
rangkaian nada menjadi sebuah harmonisasi yang indah jika dimainkan pada
gitar klasik. Akibat mereka sering mengadakan konser di berbagai tempat
dan semua orang suka dengan musik tersebut, maka di sanalah terhimpun
banyak peminat dari alat musik gitar klasik ini.
Kejadian ini terjadi pada abad ke-19. Saat itu gitar sedang jatuh pamor dan
banyak orang yang tidak mengetahui akan keberadaan alat musik gitar,
hingga akhirnya ada seorang komposer besar gitar klasik yang bernama
Fransisco Tarrega. Beberapa karya musiknya sangat terkenal, antara lain
Recuerdos de la Alhambra, Estudio Brillante, Capricho Arabe, dan masih
banyak lagi. Akhirnya dengan banyaknya karya-karya musik gitar
klasik yang ternama, alat musik gitar ini kembali populer di eranya dan
banyak yang berminat dengan alat musik ini.
Fransisco Tarrega
Alat musik gitar berkembang cukup pesat dari masa ke masa. Banyak orang
yang mempelajarinya hingga mahir dan mengajarkannya kepada orang lain,
sehingga alat musik ini tetap populer hingga sekarang, serta terus
dimainkan. Sejatinya, gitar adalah salah satu instrumen yang paling penting
dalam sebuah grup musik. Tanpa dipungkiri lagi, berkembangnya gitar juga
disertai dengan peranan para komposer gitar klasik dunia yang sungguh
memukau dalam menunjukan sebuah nada indah untuk dimainkan. Alhasil
semua orang pun ikut merasakan apa yang dirangkai oleh nada-nada itu
dalam suatu barisan pola ritme dan melodi warna musik yang indah.
Cara Memainkan Gitar
1. Memetik
Cara memainkan gitar yang pertama adalah dengan cara memetik senar atau dawai gitar.
Caranya yaitu dengan memetik gitar dengan menggunakan jari jemari tangan kanan dan tangan
kiri memegang chord-chord. Penempatan jari-jarinya untuk di awal adalah sebagai berikut :
Senar 1 : dipetik dengan jari manis
Senar 2 : dipetik dengan jari tengah
Senar 3 : dipetik dengan jari telunjuk
Kemudian untuk jari ibu jari bisa memetik senar 4, 5 dan 6 bertindak sebagai bassnya. Untuk
ditingkat yang lebih matang jari kelingking juga mempunyai peran dalam memetik gitar,
biasanya pada senar 1 yang berarti peranan jari yang lain naik ke senar berikutnya :
Senar 1 : dipetik dengan jari kelingking
Senar 2 : dipetik dengan jari manis
Senar 3 : dipetik dengan jari tengah
Senar 4 : dipetik dengan jari telunjuk
Senar 5 dan 6 : dipetik dengan ibu jari/jempol
2. Up Down
Cara memainkan gitar yang kedua adalah dengan menggenjreng gitar dari pola up down atau atas
bawah. Pola ini banyak digunakan sepertinya hampir semua yang memainkan gitar akan
melakukan pola ini. Menggenjreng gitar dari atas kemudian dilanjutkan dari bawah berulang-
ulang dengan menggunakan jari atau menggunkan pick/stokel dengan tangan kanan dan dan
tangan kiri memegang chord-chord. Lalu untuk sesi permainan melodi/nada-nada juga tetap
menggunakan teknik up down agar bisa mendapatkan kemudahan dan kecepatan yang kita mau.