Anda di halaman 1dari 108

BAB 1

SEKILAS SEJARAH MUSIK INSTRUMEN

Bagian 1. Sejarah musik dan instrumen

1.Musik dan Instrumen musik Kuno

Tidak ada catatan dalam masa pra sejarah tentang musik kuno, untuk mengetahuinya berbagai
macam data dikumpulkan berdasarkan tebakan. Sepertinya tidak ada cara lain selain cara ini untuk
mengetahui tentang sejarah musik. Sebagai salah satu naluri manusia dimana ada musik disuatu
tempat maka manusia akan mengikuti perkembangan musik tersebut.

Para manusia pra sejarah pada jaman dahulu dikehidupan sehari-hari ketika sedang bahagia
akan memukul-mukul pohon dengan kerikil sambil menari-nari mengikuti irama. Dilihat dari hal itu
menunjukkan bahwa musik sudah ada sejak jaman dahulu kala.

Banyak peneliti mengungkapkan pendapat seperti yang diungkapkan oleh Hilbert Spencer
1820-1903 bahwa seperti disebutkan dalam teori Darwin musik merupakan pengungkapan ekspresi
seperti meniru teriakan binatang, seorang psikolog Walla Schek 1860-1917 mengungkapkan bahwa
irama adalah awal dari musik.

Lalu, K. Bucher 1847-1930 mengklaim bahwa asal-usul teori instrumental musik berasal dari
buruh seperti teori yang diungkapkan oleh Walla Schek. Musik pada masa ini instrumen gesek mulai
dibuat dari hewan liar yang ditangkap dengan busur, instrumen yang terbuat dari tanduk hewan liar
ini sangat simpel dan menghasilkan suara dan melodi yang indah. Dengan ini awal mula musik dimulai
sejak 10.000 tahun yang lalu.

A. Musik kuno dari timur

Peradaban terbaik didunia berada di Tigris yang berada didaerah cekungan sungai
eufrates dan Mesir yang berada didekat anak sungai Nil. Sejak itu dikenal dengan Orient La.
Menurut data arkeologi alat musik dikota itu dijadikan ensemble.

( 1 ) Mesopotamia
Didalam kota Sumerian yang dipimpin raja Urmania dari dinasti pertama, terjadi pada
tahun 3.500 sebelum masehi. Ditemukan lira besar (4-11 senar), lengkung harpa (11-15 senar),

1
instrumen tiup pair pipe reed (terbuat dari silver) ditemukan dibagian dalam terdapat ukiran.
Penaklukan Babilonia oleh dinasti Kassite, Assyiria kuno, setelah menjadi Babilonia baru
kehidupan menjadi lebih makmur disana juga ditemukan instrumen yang sama seperti di
Sumeria yaitu Horn, terompet, dan upright harpa. Upright harpa dengan ukuran yang sangat
besar dimainkan dengan jari tangan.

Harpa ini tersebar dari mesir ke Yunani hingga Eropa dan tentu saja kedaerah timur
seperti persia, gandhara, lalu menyebrang ke China kemudian ke Korea dan Jepang.

( 2 ) Mesir

Peradaban mesir kuno mengalami masa transisi dari priode awal, pertengahan, baru,
nubia, sarte hingga periode yunani. Sejarah musik dibedakan pada periode awal dan
pertengahan serta seterusnya .
Pada pertengahan flute panjang, par klarinet, harpa berukuran sedang, semua jenis
upright seterusnya juga mesopotamia mendapat banyak pengaruh, membentuk karakteristik
yang berbeda. Harpa kecil dan oboe serta flute berlapis tembaga diubah menjadi berlapis
Emas. Flute atau harpa dimainkan oleh tuna netra atau pendeta dengan tenang.

( 3 ) Hebrai

Tidak ada catatan data arkeologi tentang instrumen ini hanya tertulis dalam kitab
perjanjian lama dan pada talmudz catatan hukum yahudi, sejauh mana membayangkan
tentang instrumen dan penampilannya. Ugabe, kinnor (lira), top (bas drum), syopa (horn),
magrepha (organ), tidak banyak ditampilkan dalam pertunjukkan.

Pada masa kekaisaran (tahun 1000 sebelum masehi ~ tahun 44 setelah masehi hingga
Roma jatuh) digunakan dalam kegiatan musik keagamaan dan pada kitab perjanjian lama lagu
itu merupakan lagu yang sering ditunggu-tunggu. Hebrai digunakan dalam lagu persembahan
digereja. Sampai mana membayangkan melodi hebrai kuno.

B. Instrumen dan musik Yunani Kuno


Banyak dipengaruhi oleh musik dari berbagai negara timur mendasari budaya barat
yang dibangun oleh penduduk yunani, diantara banyak warga negara lain pada jaman kuno
yunani memiliki kebudayaan paling unik. Pengetahuan tentang seni yang tinggi memberikan
pengaruh yang sangat besar dimasa depan. Mereka sejak abad ke 8 sebelum masehi
memberikan pengaruh pada seni dan pengetahuan kepada kebudayaan negara-negara timur.

2
Pada masa yunani kuno musik, puisi, tarian dan teater dipentaskan dalam even yang
sama kemudian dikembangkan sebagai kontes nasional. Pemenang kontes mengundang
kekaguman seluruh warga.

Instrumen yunani kuno seperti terompet, kitara, lira, aulos, pan flute banyak
digunakan dalam upacara kemiliteran . Bersamaan dengan populernya instrumen tersebut
banyak musisi ternama yang bermunculan. Para penyanyi menampilkan sebuah drama
dipanggung besar yang terdapat di plaza. Sepanjang pertunjukan diiringi dengan orkestra.
Pada tahun 1600 orkestra dimainkan dengan duduk dilantai ketika dipentaskan dalam opera
di plaza.

C. Instrumen dan Musik Romawi Kuno


Pada abad ke 4 sebelum masehi yunani jatuh atas Italia setelah memperoleh
supremasi dari orang roma. Pusat kebudayaan pun berpindah ke roma. Roma mengadopsi
musik yunani yang dibawa oleh orang-orang yunani. Orang-orang romawi memiliki rasa seni
yang rendah. Itulah sebabnya hampir tidak ada perkembangan baru dalam musik, musik
yunani hanya digunakan sebagai salah satu hiburan saja.

Hanya pipe organ saja yang dimainkan secara diam-diam oleh para penganut kristen
sebagai pengiring hymne namun pada akhirnya seluruh dunia tahu asal mula musik tersebut.
Namun, mereka terus berperang atau di even banyak digunakan instrumen berbahan logam
karena secara keseluruhan musik tidak bisa berkembang. Karena didaerah-daerah banyak
dikembangkan instrumen tiup.

2. Instrumen dan Musik Abad Pertengahan


Pada abad pertengahan (abad 1-17) perkembangan musik pada periode ini yang paling
menonjol adalah lagu kristiani yang memiliki makna sangat penting. Para penganut kristen karena
situasi yang tidak duniawi dan hubungannya dengan seni yang sangat kuat, musik dimasa ini
menempati semua tingkatan seni dan hingga saat ini musik monophonicm , musik homorhithmic
beserta notasinya terus dikembangkan secara bertahap.

A. Romanesque
Secara umum dari abad ke-7 hingga abad ke-9 musik unilinier dikembangkan dengan
roma sebagai pusat dari seluruh musik. Bintang Millano Ambrosius menyelesaikan nyanyian 4
mode, setelah Pus Roma Gregorius yang Agung membuat hymne 8 gereja, ini disebut juga
nyanyian gregoria. Selain itu, pada tahun 950 sebelum masehi seorang italia Guido D’arezzo
menciptakan 4 garis para nada dan not kunci. Nyanyian ini menggunakan notasi neuma.

3
B. Musik Gotik
Musik gotik muncul bersamaan dengan romanesque dan renaissance. Secara
keseluruhan dari abad ke-10 hingga pada abad ke-15 musik gereja mencapai belanda dan
berpusat di roma. Dimasa ini semua gereja mengalaminya ,dimulai dalam dunia musik secara
bertahap.
Musik mulai keluar dari batasan gereja liriknya diubah ke latin, pitch dan panjang
notasi dapat ditentukan dengan menggunakan penanda waktu dan teknik. Belanda memiliki
batas hukum dengan tingkat tinggi. Ini merupakan instrument pada abad ke-12 yang terdapat
instrumen dulcimer yang merupakan jenis dari cembalalo.

C. Renaissance
Sistem Feodal abad pertengahan dan kendala agama dialami seluruh orang-orang
yang mengalami sistem perbudakan. Namun pengaruh itu menyebabkan orang-orang
merindukan kebebasan dan kerinduan menjadi sifat. Dengan demikian, budaya dan seni
diseluruhrenaissance berlangsung seiring melakukan kegiatan, melakukan gerakan mengikuti
musik merupakan bentuk pengembangan instrumen. Pada perkembangan pada notasi musik.

3. Instrumen dan Musik Masa Modern Awal


Pada era musik modern, diklasifikasikan menjadi musik barok, musik klasik, musik romantis,
dan musik nasional. Disini hanya akan membahas musik barok.

Baroque, sebutan barok terdengar tidak biasa itu karena memiliki arti tidak beraturan, besar dan
dianggap sebagai seni yang indah. Secara keseluruhan pada awal abad ke-17 dikembangkan diseluruh
italia dengan batasan hukum dan musik yang jelas, pada abad ke-18 berpusat di Jerman sebuah
batasan hukum menjadi penghalang bagi perkembangan musik. Melihat perkembangan instrumen
dimasa ini maka dikembangkan terobosan opera dan oratorio. Diantara instrumen yang mengalami
kemajuan luar biasa adalah biola dari instrumen gesek dan piano dari instrumen tekan. Diantara
banyak biola ada yang di buat di Pont Du Gard Italia. Setelah itu banyak produsen yang muncul diakhir
salah satunya pembuat biola terbaik didunia.

4. Instrumen dan Musik Masa Modern


Dalam sejarah musik modern jika dilihat dari luas persebaran musik modern dibagi menjadi 2
yaitu sejak awal abad ke-20 persebarannya tampak lebih luas, sedangkan yang paling sempit
persebarannya tampak pada masa Perang Dunia II dan sebagai tanda bahwa musik sudah digunakan
setelah Perang Dunia I. Ketika Perang Dunia II usai, pada paruh kedua abad ke-20 kegiatan sosial
dengan cepat berevolusi, musik dalam beberapa upaya berbeda, pencariannya masih terus berlanjut.

4
A. Awal Abad ke-20 hingga Perang Dunia I

Biasanya perpisahan yang dianggap romantis terjadi pada tahun 1890. Sejak itu,
warisan romantisme berlimpah memunculkan bentuk-bentuk baru, sebelum dan sesudah
Perang Dunia I masa kejayaannya memudar seiring dengan terjadinya Perang Dunia II.

( 1 ) Impesionisme

Impresionisme merujuk pada gambaran musik asli, pada tahun 1887 Debussy dikirim
ke Perancis Conservatoire kritikan diaplikasikan kedalam bentuk musik impresionisme.

( 2 ) Catatan

Seni ini berdasar pada semangat yang sama seperti binatang. Abad budaya ekstrim
dinyatakan dengan kekaguman daya hidup primitif. Teknik yang digunakan dalam musik ini
berpusat pada irama, memiliki motif untuk menyatukan irama.

B. Setelah Perang Dunia II

Digeneralisasikan menjadi 12 teknik suara. Namun, 12 teknik yang baik bagi generasi
muda diadopsi dari komputer dinegara berkembang. Akademik sebagai teknik bahkan
memiliki hingga 12 teknik termasuk dalam posisi anti neo klasikal dan musik dimulai setelah
Perang Dunia II berakhir.

@Musik Elektronik

Dalam tahun-tahun awal kualitas suara piano berubah dan memungkinkan diciptakan
prefetching piano, dizaman modern elektronik banyak memberikan informasi dalam membuat
musik yang keluar dari komputer disebut musik, dalam hal itu sudah terpikirkan untuk
membuat main stream musik elektronik. Proses produksi di perusahaan Siemens dan
Stockholm, Swedia pembuatan komputer musik prosesnya sedang berlangsung.

5. Sejarah Piano
Piano yang ada sekarang akan dipelajari tentang sejarah produksi instrumen tersebut,
bagaimana perkembangannya, cara perawatannya, cara memperbaiki piano yang sudah ada sejak
dulu. Asal-usul instrumen petik sudah ada sejak zaman kuno, meskipun tidak yakin akan mitos Yunani
yang mengatakan bahwa Lira klasik disebut sebagai asal-usul musik. Suatu sore diujung pantai Hermes
menemukan karapas penyu yang sudah mati, dibagian dalamnya keluar suara.

5
Bentuk keyboard pada organ kuno dapat dilihat dalam dokumen sejarah kekaisaran Roma
dimana organ pertama kali ditemukan. Bentuk pertama keyboard diperkenalkan pada akhir abad ke-
11 di Eropa, dikatakan juga ditemukan instrumen gesek dengan 3 dawai bernama organistram. Setelah
itu, yang mendasari Clavichord adalah monochord dan trichord, tetrachord menjadi instrumen yang
paling berkembang.

Clavicord dan harpsicord ditemukan pada instrumen utama piano. Pada prinsipnya, ditemukan
pada abad ke-14 berasal dari Eropa Timur dan secara luas menggunakan dulcimer psalterium. Dawai
pada lifter adalah sumber suara dari instrumen ini. Dalam kemajuan piano clavicord pada abad ke-18
karena tanpa batasan, disini akan dijelaskan tentang perkembangan serta perubahan piano.

Pada tahun 1610 sebelum masehi tidak ada alat musik bertempo lalu dibuat alat musik
bertempo dengan palu (hammer), tahun 1709 seorang italia pencipta cembalo Cristofori
(Barfolommeo Cristofori:1655-1731) menggunakan badan cembalo untuk membuat instrumen
pertama yang kemudian diberi nama “piano forte”, penemuan ini akan semakin berkembang.

Cristofori pada tahun 1716 bersama mariuse dari Perancis membuat cembalo berbahan kayu.
Pada tahun 1717 dan 1721 schureter dari jerman telah merancang 2 jenis. Dalam sejarah piano
ditemukan 2 prinsip mekanisme. Yang pertama disebut sebagai prellmechanik, palu menempel pada
bagian belakang keyboard, tuts ditekan bagian ujung belakang palu pada keyboard itulah tata cara palu
memukul dawai. Dan satu lagi disebut dengan sistomechanik, palu terlambat pada sisi keyboard, tata
cara bermain keyboard.

Stein pada tahun 1773 meningkatkan kemampuan escapemen tersebut, anak perempuannya
Nanette dan suaminya pianis Streicher menyelesaikan detail rancangan pada rancangan Prellmechanik
pada tahun 1774. Peralatan ini disempurnakan di Wien oleh Mozart, Haydn, Czerny, Bethoven,
kemudian disebut tipe jerman.

Disatu sisi, di Inggris tipe Cristofori, dengan kata lain Becker menjadi peneliti stossmechanik
instrumen pada tahun 1776 dirancang grand aksi menggunakan perangkat escapement, hal ini di
inggris grand aksi dianggap sebagai eponim.

Pengerjaan perluasan jangkauan metal frame, pertama kali menggunakan bahan logam,
cacahitch pin pada bagian perangkat juga menggunakan metal frame pada 1827 dipatenkan di
Broadwood. Setelah itu, di Amerika kemajuan penelitian pembuatan frame. Tahun 1825 valve cock
dibuat dari besi, setelah itu Meyer telah memperbaiki chi curling.

6
Tahun 1835 dawai piano dibuat dari gulungan besi atau kuningan atau tembaga dan dawai
bass juga dibuat. Karena hal ini, tingkat ketegangan dawai juga ditingkatkan. Namun, sekitar tahun
1850 masih menggunakan cetakan metal frame karena frame yang di cor tidak umum. Tahun 1821
seorang Perancis bernama Erard menyempurnakan aksi double escapement. Pada hari itu juga
merupakan hari ditemukannya Grand Piano.

Namun, secara luas baru digunakan pada akhir abad ke-19 dan pertengahan abad 19 tetapi
penggunaan felt hammer masih belum digunakan secara luas, dimasa lalu masih menggunakan kayu
yang dilapisi dengan kulit domba atau kulit rusa, selain itu, semua peralatan musik masih
menggunakan kayu yang dilapisi dengan kulit hewan.

Pada awal abad 19 tersebar kenegara-negara lainnya tapi secara umum kemunculannya baru
terjadi pada akhir abad 19. Akhir abad 19 terdapat 2 jenis piano tua yang sama. Pada akhir abad 19
penyempurnaan dan perancangan ulang piano di lakukan, banyak menggunakan struktur yang sama
seperti sebelumnya. Seorang Jerman Heinrich Steinn Beck pada tahun 1849 selama dua minggu
berada di Newyork lalu pada 1853 mendirikan perusahaan Steinway & Sons, dan pada tahun 1855
memproduksi frame. Penggunaan double escapement banyak memberikan dampak pada produsen.

6. Perkembangan Piano dan Maestro Piano dari Masa ke Masa

 Tahun 1655 : Christofori lahir


 Tahun 1660 : Di Meri Seine, Paris penemuan music sheet, penerapan teori temperamen.
 Tahun 1680 : Bach, Handel lahir
 Tahun 1709 : Penemuan piano pertama oleh Christofori
 Tahun 1716 : Schudei swiss menyebrang ke Inggris dan pembuatan piano dimulai
(schudei adalah bagian dari mentor broadwood)
 Tahun 1722 : Bach untuk pertama kalinya mengadopsi teori temperamen pada
clavichord dan harpsichord
 Tahun 1733 : Hayden lahir
 Tahun 1747 : Bach menampilkan permainan piano chillubellmen di hadapan Raja
Churidrich
 Tahun 1750 : Bach meninggal
 Tahun 1756 : Mozart lahir
 Tahun 1759 : Handel meninggal
 Tahun 1770 : Bethoven lahir
 Tahun 1773 : Broadwood bersama dengan zumpemembuat inisiasi piano
 Tahun 1777 : Mozart memainkan piano stein

7
 Tahun 1777 : Erard membuat piano di Paris
 Tahun 1780 : Broadwood square dan grand piano hadir
 Tahun 1783 : Pedal Broadwood hadir
 Tahun 1791 : Mozart meninggal, Czerny lahir
 Tahun 1792 : Stein lahir
 Tahun 1796 : Erard menggunakan piano aksi Inggris pada grand piano
 Tahun 1797 : Scoebert lahir, Steinway lahir ( Steinway lahir setelah Stein mendirikan
keimigrasian Amerika )
 Tahun 1800 : Upright piano Hawkins di patenkan
 Tahun 1802 : Gaya permainan Thomas Loud di patenkan
 Tahun 1807 : Piano dibuat di Prague El, Paris
 Tahun1809 : Erard menyelesaikan penampilan repitation pertama
 Tahun 1809 : Kemunculan metal frame pertama, kematian Hayden, Mendels John lahir
 Tahun 1810 : Chopin’ dan Schumann lahir
 Tahun 1811 : List lahir
 Tahun 1819 : Kawat dibuat, Diamond Dies lahir
 Tahun 1823 : Pendirian pabrik piano Chickering di Amerika
 Tahun 1824 : Piano 7 oktap lahir ( Teori Erard )
 Tahun 1826 : Bridal, Flange lahir
 Tahun 1827 : Kematian Bethoven, Felt hammer di buat di Paris
 Tahun 1828 : Kematian Schoebert
 Tahun 1831 : Chopin’ memberikan tips piano pada Fourier
 Tahun 1833 : Brahms lahir
 Tahun 1835 : Pembuatan piano revolusioner
 Tahun 1840 : Hak paten atas Chickering, Tchakovsky lahir
 Tahun 1849 : Kematian Chopin’ , Steinway New York, Amerika
 Tahun 1853 : Perusahaan Steinway dibangun di Amerika Serikat
 Tahun 1856 : Pembuatan Grand Steinway
 Tahun 1859 : Pembuatan Grand Steinway 2 tingkat
 Tahun 1862 : Mondal Paris, sostenuto, pedal di umumkam di London, pembuatan
Upright piano Steinway
 Tahun 1875 : Steinway London Branch office didirikan
 Tahun 1880 : Steinway Hamburg Branch office didirikan
 Tahun 1900 : Piano model Yamaha muncul

8
Bagian 2. Ringkasan Tentang Instrumen Musik

1. Instrumen Musik senar


Secara umum merupakan instrumen dengan senar tergantung yang digetarkan dengan
sounding body. Akan tetapi, apabila tidak dibuat alat untuk menggetarkan senar, bisa dibantu dengan
mengguanakan kotak resonansi atau kotak echo.
Dilihat dari cara memainkannya secara umum dibagi menjadi 3 tipe instrumen : Instrumen
gesek ( disebut juga instrumen bow string ), instrumen petik, dan instrumen tekan.

A. Instrumen gesek
Instrumen yang mengeluarkan suara bila senar digesekkan dengan busur. (1).
Biola.
Memiliki 4 senar dengan urutan senar ke-1 (E), senar ke-2 (A), senar ke-3 (D), senar ke-4 (G)
yang disetel berbeda satu dengan yang lain. Diantara instrumensenar lain biola memiliki warna
nada yang unik serta menduduki posisi raja, mungkin dikarenakan kaya akan ekspresi. Memiliki
panjang sekitar 60 cm.

(2). Violin/Biola Alto


Instrumen yang sedikit lebih besar dari biola dengan struktur dan cara memainkannya sama
seperti biola, terdiri dari 5 baris nada secara berurutan dari nada tinggi A< D< G< Cyang ditulis pada
clef. Memiliki panjang sekitar 66 cm.

(3). Cello
Berukuran jauh lebih besar dari biola, baris nada 1 oktaf lebih rendah dari Viola (biola alto)
memiliki warna suara berat dan maskulin dengan tingkatan nada musik yang luas. Menggunakan
kunci not musik yang rendah. Memiliki panjang sekitar 120 cm.

(4). Double Bass / Kontra Bass


Disebut juga Kontra Bass dengan ukuran yang jauh lebih besar dari Cello dan memiliki panjang
sekitar 200 cm. Saat ditampilkan, kontra bass dimainkan dengan duduk di kursi yang tinggi atau
dengan berdiri. Biasanya memiliki 4senar dengan urutan kunci nada G,D,A,E, sangat berat dan
besar serta tidak dimainkan secara solo. Banyak digunakan sebagai tumpuan harmonisasi.
Menghasilkan suara 1 oktaf lebih rendah dari not musik yang sebenarnya.

9
B. Instrumen Petik

Instrumen yang menghasilkan suara dengan cara dipetik dengan jari atau alat petik.

1) Harpa
Sebuah instrumen paduan nada diatonis yang memiliki banyak baris senar (berawal dari 3 buah
sampai 32 buah) dengan ragam susunan jumlah senar berbeda satu sama lain. Karena
ditampilkan dengan kedua tangan kanan dan kiri menggunakan tangga nada yang besar. Saat
ini harpa menggunakan ½ ketukan .

Digolongkan menjadi harpa berpedal dan harpa tanpa pedal.


A) Harpa berpedal

Tinggi keseluruhan instrumen sekitar 180 cm. Lalu dibagian bawah terdapat 7 buah pedal yang
diatur sesuai urutan : not balok pada bagian tengah sisi kanan E, F, G, A, dan not balok pada
bagian tengah sisi kiri B, C, D

b) Harpa tanpa pedal

Harpa jenis ini memiliki dua jenis yaitu harpa yang tidak memiliki semitone dan harpa yang
menghasilkan semitone dari dawai yang dikaitkan.

2) Gitar
Instrumen 6 senar berasal dari Spanyol lalu dibawa ke Itali sebelum akhirnya menyebar di
Eropa yang dimainkan dengan menggunakan kelima jari tangan kanan. Warna suara tenang
dan misterius serta dapat menginterpretasikan beragam ekspresi. Banyak digunakan sebagai
instrumen pengiring atau dimainkan secara solo. Urutan kunci nada dari yang tinggi yaitu E, B,
G, D, A, E.
3) Mandolin
Instrumen senar berbentuk seperti labu yang memainkan melodi lagu. Memiliki 8 senar tetapi
tiap 2 buah senar bernada sama. Sama seperti gitar dimainkan dengan menggunakan pick dan
memiliki warna suara yang tajam dan jernih . Memiliki not balok E, A, G, D.
4) Benjo
Diantara para orang kulit hitam Amerika mememiliki instrumen musik yang populer terbuat
dari kulit domba, terdapat lubang resonansi, dan bergagang panjang tempat meletakkan 5
senar. Memiliki suara yang powerful dan jernih, banyak digunakan untuk mengiringi lagu
rakyat kulit hitam Amerika. Meskipun bukan termasuk alat musik dengan nilai seni yang tinggi,
Banjo banyak digunakan dalam musik jazz.

10
C. Instrumen Musik Tekan

Instrumen yang menghasilkan suara bila dawai dipukul dengan palu.

(1) Piano
Piano disebut juga dengan piano forte. Pada umumnya memiliki nada dasar dari A hingga C
dan terdiri atas 7 ¼ oktaf. 88 tuts disetel sesuai standart. Kaya nada dan mudah untuk merubah
intonasi suara. Pedal berfungsi memberikan bermacam efek suara dan membuat nada menjadi
lebih tinggi. Warna suara sederhana dan selaras membuat penggunaan instrumenini tidak terbatas,
Instrumen serba ini telah digunakan secara luas. Sebagai instrumen juga mendapat penggemar.

(2) Calesta
Berbentuk mirip upright piano berukuran mini yang biasa disebut juga dengan glockenspiel.
Aksi piano dengan sebuah perlengkapan palu (hammer) dan palu baja ditambatkan pada keyboard
lalu suara akan keluar bila palu dipukul ke dawai piano. Memiliki kualitas suara yang ringan dan
memberikan efek anggun. Bernada 1 oktaf lebih rendah. Digunakan pertama kali pada boneka
Nutcracker karya Tschaikovsky.

2. Instrumen Tiup

Instrumen yang cara memainkannya dengan meniupkan udara kedalam tabung menggunakan
mulut adalah instrumen tiup. Instrumen tiup digolongkan menjadi dua yaitu alat musik tiup kayu dan
alat musik tiup logam, tinggi rendahnya suara yang dihasilkan ditentukan oleh panjang pendeknya
pipa.

A. Alat Musik Tiup Kayu


(1) Piccolo
Piccolo dibuat untuk memainkan nada 1 oktaf lebih tinggi dari flute, panjang piccolo kira-kira
setengah ukuran dari flute dan dibuat dalam 2 bagian plat atas dan bagian utama. Struktur kunci
dibuat lebih kecil dari flute, tetapi karena bagian bawah tidak ada maka kelima jari tangan kanan
memanipulasi ketiadaan nada kunci C dan C#.

(2) Flute
Pada umumnya dibuat dengan menggunakan kayu atau eboni , namun pada masa kini keluarga
Woodwind banyak yang dibuat menggunakan logam. Jika tidak menggunakan reed, flute dengan
metode peniupan seperti itu peniupan dengan reed bila dibandingkan dengan instrumen
woodwind lain berbagai macam musik yang ada memiliki suara yang lembut dimainkan dengan
ceria dan sangat baik. Standart nada kunci dasar C dengan warna suara yang rendah tetapi bila

11
dimainkan 2 oktaf terasa murni, dimainkan dengan cantik pada oktaf ketiga. Warna suara yang
cerah dan nada tinggi lebih ditingkatkan lagi.

(3) Oboe
Merupakan instrumen yang dimainkan menggunakan double reed dengan range sopran yang
menghasilkan suara yang melengking dan jernih serta tajam. Tinggi sekitar 70cm dengan nada
dasar D. Berdasarkan catatan terdiri dari nada kunci D minor.

(4) Klarinet
Instrumen yang menggunakan single reed berukuran lebih besar dari oboe menggunakan
tangga nada sedikit lebih tinggi. Pada umumnya yang banyak digunakan adalah basset clarinet
dalam A dan soprano klarinet dalam Bb, tetapi yang banyak digunakan dalam orkestra adalah
soprano klarinet dalam Bb.

(5) Basson
Instrumen tiup kayu yang memiliki warna suara paling rendah dan instrumen yang dalam
memainkannya menggunakan double reed. Instrumen berbentuk tabung kerucut yang tingginya
sekitar 295cm. Secara keseluruhan merupakan instrumen yang tenang dengan nada unik yang
serasi dengan nada instrumen lainnya.

B. Instrumen dari Kuningan

(1) Terompet
Adalah sebuah instrumen yang berbentuk silinder terbuat dari kuningan, nada instrumen ini
penuh warna, cerah, hidup bernada tajam dan jernih. Saat ini terompetdigunakan dalam orkestra
atau marching band yang kesemuanya termasuk terompet Bb. Terompet Bes merupakan terompet
C yang banyak digunakan dalam orkestra simfoni.

(2) Trombone
Mouth Piece yang berbentuk seperti gelas anggur dan instrumen berbentuk seperti tabung
silinder lurus, terdiri dari 3 bagian berbentuk kerucut. Instrumen ini secara umum standar panjang
keseluruhannya sekitar 290cm dengan diameter sekitar 165-228mm. Trombon dimasa kini disebut
juga dengan trombon tenor, hal ini dikarenakan hasil konfigurasi akor yang lembut menghasilkan
warna suara yang maskulin, besar, dan bulat. Sejak dahulu digunakan untuk mengiringi paduan
suara gereja, dan banyak digunakan dalam musik orkestra atau musik teater.

12
(3) Tuba

Merupakan instrumen tiup logam yang besar dan bersuara rendah dan kerap digunakan dalam
musik orkestra. Karena bentuk tabung tuba besar menghasilkan warna suara yang indah, dalam
dan memberikan perasaan yang lembut. Bila dibandingkan dengan dimainkan secara solo, tuba
lebih banyak mendapat bagian yang besar ketika dimainkan secara ensemble. Secara khusus
memiliki efek sangat besar pada nada dasar akor, juga digunakan pada nada diam. Dan merupakan
alat musik powerful.

(4) Horn

Horn merupakan salah satu instrumen tiup logam yang memiliki katup pada corong yang
berbentuk kerucut. Pada masa sekarang horn termasuk instrumen yang penting dalam musik
orkestra ataupun juga musik klasik. Karakter suara horn adalah besar dan lembut, karena memiliki
warna suara yang kaya horn termasuk instrumen tiup logam yang kaya ekspresi. Warna suara itu
memberikan rasa keagungan , nyaman , kasih sayang sekaligus mengekspresikan kegelisahan,
kegundahan, dan gairah serta emosi.

3. Instrumen perkusi

Adalah instrumen yang menghasilkan suara bila diketuk atau digoyang-goyangkan, bila tidak
tidak akan ada suara yang keluar.

A. Alat musik bernada

Getaran, adalah instrumen yang berbunyi bila digetarkan.

(1) Vibrafon
Merupakan jenis glockenspiel yang mirip seperti marimba dan xylofon. Setiap bar nada pada
bagian bawahnya dipasang tabung resonator, diantara bar nada dan tabung resonansi dipasang
motor elektrik yang bisa berputar. Jika motor berputar maka akan memberikan efek vibraton
dan menghasilkan suara yang sangat indah.
(2) Chime
Merupakan alat musik dengan 18 buah jajaran tabung yang digantung dengan susunan suara
nada kromatik, yang bila dipukul dengan palu akan mengeluarkan suara. Disebut juga dengan
tubular bell karena digunakan sebagai lonceng gereja.

13
(3)Timpani
Instrumen berbentuk setengah lingkaran yang meskipun biasanya 2 buah timpani digunakan
dalam 1 frame untuk menyelaraskan nada tonic dan dominan, tetapi terdapat juga yang
menggunakan 5 buah atau lebih timpani dalam 1 frame. Sejak instrumen ini digunakan oleh
bethoven instrumen ini menjadi alat yang selalu ada dalam orkestra.

(4) Xylophon
Juga dikenal dengan gambang, instrumen ini dibuat dengan kayu yang berkualitas yang
disusun sesuai panjang dan ketebalannya diatas frame dengan ketukan yang semakin tinggi.
Instrumen yang menghasilkan warna suara lembut dan jernih, dan imut.

B. Alat Musik Tak Bernada

Alat musik tak bernada adalah alat musik yang tak memiliki vibrasi.

(1) Bass Drum


Instrumen yang berbentuk silinder terbuat dari kayu atau logam yang kedua sisinya dilapisi
kulit hewan dengan kuat dan akan berbunyi bila dipukul dengan stik drum, merupakan instrumen
perkusi besar tetapi tidak ada standar ukurannya. Dipukul dibagian tengah kulit. Memukulkan stik
kesudut kanan drum harus seirama agar menghasilkan suara yang indah. Instrumen ini kerap
digunakan dalam band sebagai rhythm.

(2) Side Drum


Sama seperti bass drum yang pada kedua sisinya dilapisi kulit hewan tetapi berukuran lebih
kecil, dan pada satu sisinya dilengkapi beberapa baris senar baja menghasilkan suara yang berbeda.
Instrumen ini sangat diperlukan dalam band sebagai rhythm.

(3) Simbal
Merupakan jenis instrumen perkusi tak bernada yang berdiameter sekitar 40cm berbentuk
bulat persis seperti piringan baja. Pada bagian tengah berdiameter sekitar 10cm berbentuk seperti
piring cembung yang pada bagian tengahnya dipasang tali dari kulit. Biasanya digunakan sepasang.

4. Instrumen Keyboard

Organ, piano, celesta, dan cembalo merupakan instrumen dengan papan keyboard. Instrumen
organ rhythm, piano atau celesta kerap digolongkan sebagai instrumen tekan.

14
BAB 2

TINGKAH LAKU, STRUKTUR KAYU, PELAPISAN DAN COATING


Bagian 1. Pohon dan Kayu

Jumlah nomor bidang kita jika dibedakan menurut penggunaannya diklasifikasikan menjadi
tiga yaitu akar, batang, dan ranting. Pepohonan yang ditebang disebut dengan kayu. Dari kayu ini kita
bisa membuat barang kerajinan yang memberikan banyak manfaat bagi kita. Dibagian lain dari batang
juga terdapat bentuk akar serabut dan sumber daya air yang membentuk lingkaran tahun sebagai
pusat kedalaman air terdapat tumbuhan jenis Endhopythe yang tersebarsecara tidak teratur.
Tumbuhan jenis endhopythe antara lain pohon bambu, palem, pohon kelapa dll.
Tumbuhan berdaun jarum disebut tumbuhan lembut karena secara umum materialnya lembut
sedangkan tumbuhan berdaun lebar disebut tumbuhan keras karena materialnya padat. Secara umum
tumbuhan berdaun jarum pada awal tumbuh sangat lambat, setelah beberapa tahun pertumbuhannya
akan cepat, sebaliknya tumbuhan berdaun lebar pada awal tumbuhnya berlawanan.

Bagian 2. Tampilan luar kayu

(1) Kulit kayu, jaringan Xylem, kambium


Setelah batang pohon dipotong menyilang, jika diperhatikan pada ujung potongan –potongan
tersebut terdapat bagian lembut yang terletak pada bagian irisan asli, bagian ini disebut dengan inti
dan bagian pusat jaringan pohon disebut kedalaman air. Pada bagian paling luar terdapat kulit kayu,
bagian yang menduduki sebagian besar irisan diantara inti dan kulit luar disebut dengan Xylem .
Batas antara jaringan Xylem dengan kulit luar terdapat 1lapis kehidupan yang tidak bisa dilihat
dengan mata telanjang disebut dengan kambium.

(2) Kayu maguri


Sebaliknya, batang yang dipotong ini disebut dengan kayu maguri. Pada kayu maguri dapat
terlihat seluruh lapisan konsentris dari pusat pohon, inilah bagian yang disebut dengan lingkaran
pohon. Selanjutnya jika melihat kondisi umum dari kayu maguri, terlihat perbandingan warna muda
bagian dalam pohon dengan perbandingan bagian luar pohon. Bagian berwarna muda disebut getah
kayu dan bagian dalam yang berwarna kental disebut dengan jantung kayu.

15
Bagian 3. Klasifikasi pohon, pohon berdaun jarum, pohon berdaun lebar

Ketika kita menebang pangkal kayu apapun, kita sedang memanfaatkan ragam guna bahan
kayu. Kayu dibagi menjadi dua kelompok besar.

Pohon berdaun jarum : Pohon cemara, pohon cadar jepang, cemara orageon, pohon pinus dan
sebagainya.

Pohon berdaun lebar : royal floxglove tree, japanese flowering cherry, maple, mahoni.

Pada pohon berdaun jarum ciri alaminya secara umum berwarna cerah atau lembut,
perbandingannya sisebut lunak, sedangkan pada pohon berdaun lebar perbandingannya lebih keras,
disebut kayu keras.

Bagian 4. Kelebihan dan Kelemahan Kayu

Kelebihannya :

a. Gravitasi jenis jika dibandingkan dengan bahan lain lebih kecil sehingga mudah untuk
penanganan dan pengangkutan
b. Gravitasi jenis kecil, Faktor jika dibandingkan pemanfaatan dan tingkat kekuatannya besar.
c. Tingkat termoelektrik nya sedikit bisa memanfaatkan kedap suara dan pengisolasian.
d. Perlakuan untuk proses produksi bahannya mudah
e. Tergantung spesiesnya terdapat aroma dan tekstur yang indah.
f. Dibandingkan tingkat bahan perlakuan lain, ini memberikan rasa lembut dan erat
g. Varietas jenisnya bermacam-macam jadi perbandingan nya lebih mudah didapatkan
h. Meskipun harga dari tiap negara berbeda tapi murah

Kelemahannya

a. Harus mewaspadai kebakaran karena kayu mudah terbakar.


b. Kayu mudah membusuk akibat kelembapan dan suhu udara, mudah rusak terserang hama dan
daya tahan nya lemah
c. Tingkat ketahanan pohon tergantung pada fluktuasi tingkat kandungan air, perubahan
efisiensinya besar sehingga jamur mudah berkembang
d. Kesalahan-kesalahan cara pengelolaan, pengobatan, pengecatan dan pembangunannya
mudah dilengkapi

16
Bagian 5. Struktur Kayu

(1) Struktur kayu pada pohon berdaun jarum

Unsur-unsur kayu penyusunan kayu pada pohon berdaun jarum antara lain

a. Serat
b. Sel Mokyu
c. Garis pohon
d. Resin

(2) Struktur kayu pada pohon berdaun lebar

Unsur struktur sel yang membentuk kayu pada pohon berdaun lebar antara lain

a. Saluran
b. Klasifikasi tentang kondisi pendistribusian saluran
c. Mokyeoksu
d. Sistem kayu
e. Garis pohon

Bagian 6. Perekatan lembar rakitan

Rangkaian Informasi

 Harus bisa memilah lem berkualitas baik.


 Harus menggunakan kepekatan lem dengan tepat sesuai dengan ketebalan lembar lapisan.
 Harus bisa mengatur waktu membangun atau kepekatan lem sesuai suhu, kelembapan, dan
sebagainya.
 Sisi bawah yang akan ditempel lembar lapisan harus bisa diamplas dengan bagus.

Prosedur Pekerjaan

1. Persiapan
a) Menghaluskan dan meyusun sisi fondasi yang akan ditempel lembar lapisan.
b) Koponen dan warna yang berbeda, cincin tahunan pohon dipotong dengan
diklasifikasikan oleh komponen lembar lapisan yang seragam.
c) Panaskan air yang menghilangkan lem diatas lembar lapisan yang direkatkan.
d) Pertahankan suhuj dalam ruanganan dengan 23* ~ 25*C.
e) Persiapkan alat
f) Diatas meja kerja, komponen tidak rusak dan pekerjaan dipasang yang nyaman.

17
2. Pemanasan Lem
a) Celupkan lem pada air yang bersih runtuhkan berdasarkan ukuran yang sesuai.
b) Sembari mempersiapkan perkakas yang menjadi dua kali lipat pada mangkuk luar
banyak dipenuhi air dan mangkuk dalam diisi air yang cocok dan masukkan lem yang
dicelupkan
c) Panaskan hingga 100*C aduk dengan tongkat kayu lalu panaskan hingga 2 ~ 3 jam agar
tidak ada gumpalan lemnya.
d) Melihat batas yang menetes kebawah keluarkan rendaman tongkat kayu atau sikat
pada lem lalu disesuaikan dengan konsentrasi yang tepat.
e) Siapkan satu buah wadah kosong lalu saring yang menggumpal atau kotoran dengan
ditopang ayakan.

3. Pemotongan lembar lapisan


a) Asah pisau alat pemotong.
b) Basahi celupan lembar lapisan yang mengering keair.
c) Letakkan diatas meja kerja kerja sekitar 30mm lalu pola mencocokkan lembar lapisan
yang dibasahi.
d) Pegang pisau dengan tangan kanan dan sedikit ditekan sisi belakang pisau pada
tempat pertama memulai taruh lalu jadikan 90* pada penggaris alat pemotong dan
potong poros yang ditarik. Sampai pada akhir bagian tekan denganmemberikan
tenaga lalu selesaikan dengan menyeluruh.

4. Perekatan lembar lapisan pada upper cover


a) Jemur sekitar 30 ~ 45 menit setelah mempelitur stain pada sisi yang akan direkatkan
lembar lapisan.
b) Sliced veneer disatukan dengan lem pada tempat yang akan ditempel, lemnya diambil
membenamkan sikat lem diember lem agar tidak tenggelam dipindahkan secara
terbalik. Mulai pada bagian tengah pelitur pada sisi depan selanjutnya yang disatukan
dengan lem pada keseluruhan sisi sebelumnya. Terutama pelitur dengan baik pada
bagian pojok.
c) Lakukan agar bisa menutup bersama sisi atas sisi sliced veneer sebelumnya lalu taruh
diatas sisi sebelumnya.
d) Gosok terus menerus bagian pojok sisi atas dan sisi sebelumnya dengan paper
kemudian bagian pojok ditaruh agar membengkok.

18
e) Cabut lem gulung dengan sisi kiri kanan dimulai pada tengah sisi, sebelumnya
menggunakan tongkat penggulung lalu perhatikan terutama agar sliced veener tidak
robek, ketika masuk zat asing singkirkan yang memasuki sliced veener dan tempel
kembali. Gosok sisi sebelumnya dan gosok juga sisi atasnya
f) Cuci lem yang ada diatas sliced veener yang dicuci kain pada air panas, cuci sisi kanan
kiri dimulai dari tengah lalu cuci gosok dengan searah tekstur kayu sliced veener.
Jemur kira-kira 4~8 jam.
g) Pastikan lem dijemur dengan sempurna, hilangkan bagian sliced veener yang tersisa,
gosok dengan cara menekan bagian pojok sisi sebelumnya dan sisi atas dengan amplas
100 ~ 200.
h) Pastikan kondisi tempelan dengan telapak tangan kiri, gosok dan tekan dengan kuat,
tahan besinya dengan tangan kanan lalu rekatkan dengan sempurna tempat yang
membumbung.
i) Asah zat asing sisi samping dengan paper, terutama perhatikan saat ini bagian akhir
sliced veener agar tidak terjatuh.
j) Tempel dan satukan dengan lem pada sliced veener yang akan ditempel disisi samping,
tampungkan dengan metode (f) ~ (i) diatas.

5. Perekatan sliced veener pada fallboard


a) Sisi dalam fallboard taruh diatas meja kerja dan kerjakan sehingga tiba melalui sisi
atas.
b) Satukan dengan lem dan taruh untuk bisa ditempatkam pada sisi depan sliced veener.
c) Dengan bentuk asli tongkat pendorong lekatkan sisi bagian dalam dan dengan tongkat
pendorong yang nyaman digosok menempel sisi pojok.
d) Dorong bagian sudut dengan pipa sampai menempel pas dengan tempatnya,
masukkan sesuai dengan jaraknya.
e) Patrilah dan bersihkan atas sliced veener dengan kain bersih diair yang panas.
f) Membalik keluar fallboard dan mengeringkan dan menempel sliced veener dengan
trik diatas sisi luar.
g) Menghapus bagian sliced veener yang tersisa dengan paper selanjutnya yang kering
dengan sempurna dan mematri membantu untuk menghilangkan tempat yang jatuh.
h) Tempel dan satukan dengan lem pada sliced veener yang akan ditempel pada sisi akhir
dan menyelesaikannya.

19
Bagian 7. Melapisi dengan Cat/Coating

Rangkaian Informasi

 Harus bisa memasukkan cat dengan tepat


 Harus mengerti ragam dan metode pelapisan dengan spray.
 Didalam spray proposal ada berbagai macam jenisnya yaitu suction case, lengthwise cap, case
mortar, hand piece, case powder dan lain-lainnya.
1) Persiapan
a. Atur suhu dalam ruangan antara 20 – 25oC.
b. Jalankan dan atur alat tekanan udara.
c. Atur tempat untuk pengerjaan dengan baik.
d. Pada lapisan piano, kombinasikan monoscreen, katalisator, dan bentuknya. Dan
siapkan alat pengerasnya.

20
2) Penyemprotan
a. Taruhlah bahan penyemprot diatas bangku kerja.
b. Aturlah air trans homer dan bersihkan dari minyak, lalu atur juga tekanan udaranya.
c. Pada langkah kerja nomor 1 sampai (d), isikan pernis yang dibutuhkan ke wadah.
d. Tarik pelatuknya, lihat apakah pernis sudah siap disemprotkan. Kontrol kekentalan
pernis dan jumlah udaranya.
e. Pada saat menarik pelatuk tadi, pastikan keluar udaranya dulu,lalu pastikan bersih
dari debu dan bahan material lainnya.
f. Lakukan penyemprotan pada objek dengan jarak 20 – 25 cm. Lalu ratakan dengan
berpindah dengan kecepatan 0,5m/detik.
g. Hati-hati waktu penyemprotan, jangan sampai ada yang jatuh.
h. Penyemprotan diurutkan sesuai pokok pada urutan (e), (f), (g). Lakukan sesuai tanda
masing-masing komponen.
i. Lebar lipatan disemprot dengan sepertiga dari luas semprot.

21
3) Cuci penyemprot key setelah dipakai.
a. Lepaskan tutup pernis, tahan ujung key yang telah disemprot dengan pelarut (pernis,
tinner). Lalu seka dengan arah berlawanan sampai 3 kali.
b. Taruh peralatan kewadah dan cuci dengan bahan pelarut tersebut.
c. Kurangi udara dalam tangki pelarut, tekan kunci cepat dengan tangan dan semprotkan
bahan pelarut tadi yang ada ditengah tangki. Dan sesuaikan bahan pelarut dengan
head cleaner.
d. Buka klep udara, lumuri kuas dengan bahan pelarut sembari dibersihkan.
e. Jika lubang udara mampet, lumuri ujung kayu yang lancip kemudian lubangilah.
f. Pada pipa semprot, sembari membersihkan kuas cabut jika ada katup yang kotor lalu
cucilah.

22
BAB 3

STRUKTUR INSTRUMEN DAN DAFTAR ISTILAH


BAGIAN 1. KUALITAS PIANO

1. Kualitas piano

Piano berkualitas tinggi harus dilengkapi dengan bahan-bahan yang berkualitas. Dalam
instrumen ketepatan nada dan perubahan yang terjadi merupakan poin yang paling penting pada
piano. lalu keindahan dan keseragaman warna suara pengaruh dari sentuhan berpengaruh penting
pada penampilan, jika tidak ada faktor tersebut maka tidak akan bisa ditampilkan dengan baik. Satu
hal lagi, pemilihan bahan yang kuat dan kondisi yang kering memiliki dampak yang besar, desain
eksterior dirancang modern dan dibuat dengan mengandung unsur-unsur estetika di dalamnya.

A. Melodi
Penggunaan melodi dalam musik memiliki kolerasi pitch secara musical, hal itu dilihat secara
matematis. 88 buah tuts masing-masing dipasang tetap sesuai tingkatan nadanya, memiliki skala lurus.
Piano dirancang dengan rancangan terbaik untuk menghasilkan melodi yang berkualitas,
menggunakan material terbaik yang dipilih secara selektif. Secara khusus perubahan melodi dan
penghubungan pin blok menggunakan bahan dawai yang terbaik, merupakan teknik tuning dari teknisi
ahli.

B. Warna Nada
Perbedaan karakteristik suara bisa dirasakan. Perbedaan ketinggian suara yang sama dan
perbedaan ukuran kunci nada, satu lagi seberapa kuat getaran yang terjadi bisa diputuskan. Agar
warna suara piano bersih dan elegan tanpa suara yang sumbang, maka keseluruhan nada harus
seimbang. Dengan cara dengan rancangan terbaik dan tehnisi terbaik akan memberikan efek pada
warna suara piano. Tuning, voiching, kejernihan warna suara saling menghubungkan satu sama lain.

C. Sentuhan
Saat menekan tuts dengan ujung jari menimbulkan sensasi sentuhan, faktor yang paling
penting dalam penampilan musikal adalah gerakan piano dan aksi untuk menimbulkan perasaan yang
sangat baik.

23
D. Daya Tahan
Bahan dan peralatan yang baik, dengan dimensi yang tepat bisa digunakan untuk membuat
piano.

E. Estetika
Rancangan terbaik, tampilan dengan warna cerah dan cantik.

2. Perawatan Mutu

Piano dengan kualitas terbaik untuk menjaganya agar awet maka harus diperiksa secara
reguler dan perlu dilakukan perbaikan. Tuning untuk menjaga kualitas melodi, voiching untuk menjaga
warna nada, penyesuaian untuk menjaga sentuhan. Ketika mengalami kerusakan karena digunakan
dalam waktu yang lama, dibutuhkan juga perbaikan. Saat melakukan perbaikan harus menggunakan
peralatan yang sesuai standar.

3. Faktor Kualitas

Dalam membuat piano yang baru pertama-tama dibantu dengan gambar rancangan. Pertama
perkiraan ukuran dan tingkat ketegangan dawai, ketebalan, serta panjang dawai, seberapa panjang
dawai yang diperlukan tergantung pada aksi. Posiisi lalu keseimbangan baik dan dibuat frame kabinet
untuk menjaga daya tahan piano.

Tidak peduli desain seperti apa jika tidak menggunakan bahan yang berkualitas maka tidak
akan menjadi piano yang berkualitas pula. Khususnya daya tahan kayu dan tentu saja warna nada,
volume juga merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi. Lalu dalam proses pembuatan
peralatan dan tehnisi menjadi faktor yang dibutuhkan.

4. Cara Merawat Piano

A.Faktor Suhu dan Kelembapan

(1) Pencegahan kelembapan


Piano adalah instrumen yang paling mudah mendapat masalah yang berhubungan
dengan kelembapan, maka dibutuhkan perawatan dan pemeriksaan khusus. Masalah piano
adalah kelembapan karena jika berlebihan maka akanmenjadi musuh yang paling mengerikan,
jika hal itu dicegah maka tidak akan terjadi kerusakan yang signifikan. Saat musim hujan, ada
kelembapan dan angin bertiup, saat berkabut, dan saat malam hari udara yang masuk kedalam
bagian piano harus dihindari. Saat tidak digunakan piano harus ditutup dengar cover, disaat
cuaca cerah, cover atas dibuka, cover keyboard juga dibuka sebagai pentilasi.

24
(2) Dampak kelembapan
Jika piano mengalami kelembapan, piano yang tersusun dari felt, kayu, dan kulit
dampak kelembapan akan meluas dan piano menjadi mudah rusak.

(a) Keyboard tidak bisa di turunkan

(b) Gerakan keseluruhan tidak bisa mulus.

(c) Menyebabkan dawai atau bagian logam lain mengalami karat.

(d) Pedal menjadi tidak berpungsi

(e) Papan suara menjadi kotor menyebabkan volume dan warna suara menjadi melemah.

(f) Warna pada kabinet menjadi luntur

(3) Menghindari peningkatan suhu (kering berlebih)


Musim dingin di negara kita umumnya berudara kering, terlebih lagi jika didalam
ruangan hangat karena suhu menjadi lebih kering dapat menyebabkan bagian vital pada piano
menjadi rusak. Seperti jika sekrup yang menghubungkan bagian kayu dengan bagian
soundboard menyusut atau dalam kasus tiap-tiap bagian memiliki daya serap yang rendah jika
mengalami kelembapan maka akan muncul dentingan suara yang aneh.

(4) Kendala yang didapat dengan temperatur tinggi

(a) Mendapati perubahan mutu suara

(b) Goncangan muncul menyulitkan pertunjukan musik pada Action Keyboard.

(C) Muncul kebisingan aneh di berbagai tempat.

(d) Keretakan soundboard atau lem bridge berjatuhan

(e) Pasak bagian yang dirakit rontok

(f) Kecacatan pada bagian luar kehilangan kekuatan.

25
B. Tempat Meletakkan piano

(1) Jangan menempel dinding


Jangan menempel dengan dinding, karena dikhawatirkan akan menerima kelembaban
dinding dari luar.

(2) Jangan meletakkan dekat jendela


Apabila meletakkan piano dekat jendela maka dikhawatirkan akan terjadi hubungan
langsung dengan sinar matahari yang menembus kaca jendela, sehingga akan berpengaruh
pada lapisan piano.

(3) Jangan menaruh dekat piranti AC


Jangan meletakkan piano dekat AC, pemanas ruangan, oven dan lain-lainnya.

C. Regulasi , penyetelan , dan reparasi kerusakan

Regulasi terutama berbicara mengenai action piano, keyboard, pedal dan lain-lain,
penyetelan adalah pekerjaan dilakukan dengan penuh keakuratan. Karena harus dijaga dan di
awasi material yang sekiranya cepat afkir, serta mengontrol, mengatur atau memasang
komponen dengan alat yang sudah ada.

26
Bagian 2. Struktur Upright Piano

1. Case

27
(1) Lid strip (13) Top board
(2) Side upper strip (14) Side end
(3) Musik Desk, tray (15) Upper frame
(4) Continous hinge (16) Upper frame strip
(5) Key strip, fallboard strip (17) Upper sill
(6) key block (18) Arm check
(7) Key Slip (19) Fallboard, key lid
(8) Side lower strip (20) Key bed
(9) Bottom door, lower frame (21) Leg
(10) Bottom raill (22) Toe Block
(11) Caster (23) Desk hinge
(12) Top lid (24) Brand letters
(25) Key hole (28) Muffler pedal
(26) Lower frame grip (29) Loyd pedal
(27) Soft Pedal (30) Bottom board

B. Ketentuan Case
Piano case dinamakan secara umum sebagai bagian luar. Case piano harus memiliki kesamaan
dengan case piano yang lain. Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan terkait dengan case piano:

1) Menjaga tingkat kekuatan dan daya tahan yang cukup sehingga bisa digunakan untuk waktu
yang lama. Top board direkatkan dibagian atas tiang penyangga lalu harus bisa direkatkan
dengan kuat pada bagian yang tepat.
2) Kedua side harus menjadi rekat secara kuat dengan perekat pada bagian yang tepat sisi kanan
kiri tiang penyangga. Ketika fallboard dibuka dan ditutup tidak bersuara, gerakan itu harus
harmonis.
3) Harus menjadi rancangan dan rakitan dengan konstruksi yang mudah direkatkan.
4) Caster dan Toe block harus memiliki rekatan yang kuat, tetapi seolah-olah seperti tidak
merekat.

28
2. Skeleton

A. Setiap bagian struktur dan Nama

29
(1) Back beam (13) Bridge pin
(2) Back board (14) Hitch pin
(3) Pin Block (15) Bottom beam
(4) Tuning pin, wrest pin (16) Iron Frame base
(5) Bearing pin (17) Character mark
(6) Ironframe screw (18) Nomor model, letters
(7) String No. 1 (19) String No. 88
(8) Back post (20) Brand latters
(9) Sound board binding strip (21) Bass bridge
(10) Sound Board (22) Bass bridge arm
(11) Iron frame, Iron plate (23) Bass bridge base
(12) Treble bridge

30
31
(1) Pin block (18) Bottom beam
(2) Insert beam (19) Iron frame, iron plate
(3) Sound board binding strip (20) Tunning Pin, wrest pin
(4) String (21) Tunning Pin bushing
(5) Sound board (22) Bearing Felt block
(6) Treble bridge (23) Bearing pin
(7) Hitch pin (24) String
(8) Sound board binding strip (25) Bass bridge base
(9) Iron frame base (26) Bass bridge arm
(10) Iron frame, iron flate (27) Bass bridge
(11) Back beam (28) Bridge pin
(12) Back board (29) Hitch pin
(13) Sound board rid (30) Hitching pin punching
(14) Grip handle (31) Pressur bar
(15) Back post (32) Pressur bar screw
(16) Sound board binding strip (33) Sound board button
(17) Auxiliary sound board

B. Masing-masing ketentuan
1) Back post dan frame
Frame dan pilar harus direkatkan dengan menggunakan screw. Kayu yang digunakan
pada pilar utamanya menggunakan kayu Gurumi atau Nato tetapi saat ini banyak
menggunakan collected system.
2) Sound board dan sound board rid
Bagian tengah sound board harus didesain untuk sedikit menonjol kearah frame
kondisi tersebut dinamakan crown. Kemudian sound board rid harus direkatkan dengan
tepat untuk memotong menuju tekstur kayu sound board.
3) Bridge
Adalah yang melakukan peranan dalam menyampaikan string vibration pada sound
board dan efek bearing, tekstur kayu yang indah dan berat jenisnya menggunakan iron
tree, kayu Nato yang berukuran besar. Piano masa kini yang terdapat suara bass string dan
middle string memiliki intersect, sehingga apabila bridgenya rendah maka Bass akan
menjadi dual.
Bridge direkatkan secara horisontal dengan menggunakan screw tepat pada sisi sound
board. Bass bridge yang direkatkan pada alas dudukan harus berdekatan dengan pusat
sound board. Dan ketinggian bridge disamakan agar cocok pada standarnya lalu kondisi
crown diatur agar tidak berubah.

32
4) Pin Block
Pin block dapat menjaga kekuatan dari tunning pin secara vertikal dan horizontal
tergantung pada ketegangan string, serta diharuskan melakukan pengencangan dengan
menggunakan screw pada bagian yang didesain. Untuk memperluas torque yaitu dengan
cara melubangi papan kayu dengan dibor sedikit lebih tipis dari ketebalan tunning pin.
5) Tunning pin
Diameter tunning pin dibuat menjadi 6,95 +/- 0,05 mm dan bagian yang akan
dipasangi screw pada pin block panjangnya dibuat 35 +/-1mm, dengan begitu maka harus
membuat ulir screw yang sesuai, bagian kepala harus memberikan tape dengan 4
segiempat. Pada puncak bagian kepalanya dibuat depan belakang kira-kira 16mm,
membuat lubang kira-kira 1,4mm, hal ini harus dilakukan agar string bisa dibungkus.
6) String, musik wire
String yang menjadi sumber suara piano merupakan satu bagian yang paling penting
ditengah bagian lubang, sehingga harus menggunakan barang yang dipilih secara baku.
Kemurnian tinggi string piano dari baja karbon harus disesuaikan gaya tarik, tes tikungan,
side variation, slap test dan lain-lainnya sehingga menggunakan pilihan string yang
dilengkapi ketentuan yang sama dengan dibawah
a) Kualitas seluruh string haruslah sama
b) Tenaga ketegangannya harus kuat
c) Tidak boleh tertangkap kotoran
d) Harus tidak ada alur
e) Cross section sebagai tempat sumbernya

33
3. Key board

34
1) Capstan block 12) Front pin cloth punching
2) Capstan wire 13) Front pin
3) Capstan wire block 14) Front rail
4) Balance pin 15) Key frame cross beam
5) Key button bushing 16) Balance paper punching
6) Key button 17) Balance cloth punching
7) Spruce key 18) Balance rail
8) Shart, black key 19) Key lead
9) Natural, white key 20) back rail cloth
10) Front pin bushing 21) Back rail
11) Front pin paper punching

B. Kondisi keyboard

1) Keyboard harus 7 ¼ oktaf dengan 36 black key dan 52 white key semua jadi 88 buah
kunci
2) Pada sisi white key harus melekat plastic board, ivory board, dan hard seluloid board.
3) Lebar penuh 1 buah white key harus 23,5mm, sedangkan lebar penuh tuts kira-kira
1,222mm dengan black key ditengahnya.
4) Ketika membuat keyboard amplaslah beberapa tuts yang merekatkan spruce dengan
wave board (altruism maul)
5) Ketinggian bagian depan black key kira-kira 12 ~ 13.5 mm dari ujung atas white key
dan panjangnya 95+/-1 mm, titik kardinal balance pin dibuat dengan presentase garis
depan dan garis belakangnya kira-kira 3:2.

35
4. Rakitan Hammer Butt

36
1) Hammer top felt 13) Center pin bushing
2) Hammer under felt 14) Flange screw
3) Hammer felt fastener 15) Butt flange
4) Hammer wood, hammer moulding 16) Bridle tape
5) Hammer shank 17) Bridle tape skin
6) Spring bushing cord 18) Butt felt
7) Butt string 19) Butt under cloth
8) Butt 20) Butt skin
9) Butt cord 21) Butt under felt
10) Butt plate 22) Catcher
11) Butt plate screw 23) Catcher buck skin
12) Butt buck skin 24) Catcher shank

37
5. Rakitan wippen

38
1) Back check felt 9) Center pin
2) Back check 10) Center pin bushing
3) Back check wire 11) Wippen flange
4) Bridle wire 12) Wippen flange screw
5) Jack spring 13) Dammper spoon
6) Jack flange 14) Jack
7) Wippen 15) Center pin bushing
8) Wippen heel cloth 16) Center pin

39
6. Rakitan Damper

40
1) Demper Block screw 11) Center pin
2) Damper wire 12) Center pin bushing
3) Spring Punching 13) Damper lever spring cold
4) Damperr lever spring 14) Damper block
5) Flange screw 15) Damper wood, damper head
6) Damper lever flange 16) Damper under felt
7) Damper lever 17) Damper felt
8) Damper lever cloth 18) Damper for single
9) Auxiliary damper 19) Damper for bichord
10) Auxiliary damper wire

41
7. Rakitan action

42
1) Hammer rail cloth 14) Action bracket
2) Hammer rail 15) Damper rail cloth, spring rail cloth
3) Hammer rail cushion 16) Damper stop rail, spring rail
4) Soft anggle 17) Damper rod hinge
5) Hammer rail arm 18) Damper rod hinge bushing
6) Jack rail felt 19) Center rail
7) Jack rail screw 20) Damper rod
8) Jack rail 21) Action bracket support screw
9) Regulating screw 22) Action bracket support block
10) Fork screw 23) Action bolt
11) Regulating rail, let-off rail 24) Action bolt punching
12) Regulating button, let-off button 25) Action bolt cap
13) Regulating button punching, let-off button punching.

B. Ketentuan Action

1) Butt, wippen, damper dan lain-lain harus bisa dikencangkan sepenuhnya dengan screw pada
center rail yang ditetapkan pada 4 buah bracket (1 buah bracket bantuan)
2) Ketika mengetuk keyboard hammer bisa menjadi maju dengan dramatis
3) Inti gerakan action harus ada dicenter pin, pada sekitar center pin harus dilakukan gerakan
halus yang memutar bushing cloth.
4) Flange harus bisa mendukung center pin, lalu butt flange, jack flange, wippien flange, dan
damper flangenya harus ada.

43
8. Rakitan pedal

44
1) Link lever bracket 14) Soft pedal
2) Muffler link lever 15) Pedal spring cap
3) Mufler link 2 16) Pedal spring
4) Mufler link 1 17) Trap lever block
5) Mufler turn buckle 18) Trap lever bracket
6) Mufler pedal prop bolt 19) Sustaining pedal lever, loyd pedal trap lever
7) Wing nut 20) Soft pedal trap lever
8) Wing nut punching 21) Pedal rod punching
9) Bottom board 22) Pedal rod cap
10) Pedal bracket 23) Sustaining pedal rod, loyd pedal rod
11) Muffler pedal bracket 24) Soft pedal rop
12) Sustaining pedal, loyd pedal 25) Pedal rod dowel
13) Muffler pedal 26) Muffler link 3

B. Ketentuan pedal

1. Damper pedal
Pedal untuk mengendalikan damper sebagai yang ditempatkan disebelah kanan.
Apabila menginjak damper pedal keseluruhan damper jatuh pada string suara sehingga suara
lebih panjang dan strukturnya bisa dipertunjukkan.
2. Soft pedal
Apabila diinjak pedalnya maka pedal bersuara halus, hammer rail maju kedepan kira-
kira 15 mm, melalui interval senar yang lemah maka muncul jarak akhir jack dan butt sehingga
strukturnya harus melemahkan daya bunyi.
3. Mufler pedal
Apabila menginjak struktur pedalnya maka feltnya harus turun diantara hammer dan
string sehingga mengarah ke felt. Hammernya melemahkan secara ekstrem daya bunyi string.

45
9. Rakitan Mufler

46
Bagian 3. Struktur Grand Piano

1. Case

A. Struktur dan masing-masing nama

47
1) Top prop rosette 19) Log lock strip
2) Continous hinge 20) Front top
3) Long top prop 21) Back top
4) Short top prop ` 22) Rubber pad
5) Desk board 23) Side Hinge
6) Desk board prop 24) Iron Frame, iron Flat
7) Desk block 25) Cutter Rim
8) Music shelf 26) Leg Bracket
9) Fall board 27) Console
10) Lock bar, front rail 28) Leg
11) Key block 29) Leg Ferrule, caster cup
12) Brand latters 30) Ferrule Screw
13) Key slip 31) Caster
14) Key bad 32) Console screw
15) Lyre post 33) Pedal rod
16) Action shift pedal, shifer pedal 34) Lyre brace
17) Sostenote pedal 35) lyre box
18) Sustaining pedal 36) Key block screw

48
2. Skeleton

A. struktur dan nama bagian

49
1) Sound board 13) Nose bolt
2) Side hinge 14) Treble bridge
3) Cuter rim 15) Hitch pin
4) Nose bolt 16) Capo dastro bar
5) Iron frame, iron flat 17) Music self slide
6) String 18) Music self support
7) Damper 19) Key strip
8) Agraff 20) Bass key block
9) Tunning pin, wrest pin 21) Sharp, black key
10) Bass bridge 22) Natural, White key
11) Brand latters 23) Treble key block
12) Irand latters

B. Masing-masing skeleton

Agraffe * Biasanya digunakan pada grand midle bass. Berdasarkan bridge dan piranti gabungan
pressure bar ada masing-masing satu kebalikan dari satu suara, jadi melalui kuningan keras. Karena
ada diatas frame, ketebalan bagian kepala kira-kira 5mm dan lebar 10mm dilubangi pada bagian kepala
masing-masing 1-3. Pada bagian akhir screw diolah pada frame sampai berputar kembali.

Tujuan penggunaan agraffe yaitu digunakan untuk mempertahankan secara tepat ketinggian
dan interval string dan 3 buah case string dan 2 buah pada satu suara, lakukan peranan bearing.

50
3. Key Board

 Struktur dan masing-masing nama

51
1) Back check skin 13) Key lead
2) Back check felt 14) Sharp, black key
3) Back check 15) Natural, white key
4) Back check wire 16) Front rail paper punching
5) Key and felt 17) Front rail cloth punching
6) Back check wire block 18) Front pin
7) Capstan screw 19) Front rail
8) Capstan screw block 20) Key front cross beam
9) Key buttom 21) Balance rail paper punching
10) Balance pin 22) Balance rail cloth punching
11) Balance pin bushing 23) Balance rail
12) Spruce key 24) back rail cloth

52
4. Action

A. Struktur dan masing-masing nama

53
1) Hammer wrest rail
2) Hammer wrest felt
3) Hammer shank flange rail
4) Let-off regulating dowel wire
5) Let-off regulating dowel
6) Let-off regulating cloth
7) Action bracket screw
8) Action bracket
9) Action bracket block
10) Wippen rail
11) Rail screw washer
12) Wippen rail screw
13) Hammer wrest rail screw
14) Hammer wrest rail nut
15) Flange guide wire

B. Prinsip dasar Action

Dinamakan action karena apabila menekan keyboard sebagai sistem yang ada diantara
keyboard dan string, sistem ini beroperasi bergantung pada gerakan tuas itu yang terakhirnya
memetik string hammer.

Dan apabila tangan dimasukkan kembali melalui tempatnya yang disebut action adalah
instalasi yang berada diantara keyboard dan string. Struktur action upright hammer melakukan
gerakan sebelum dan sesudah yang berada secara mencolok dengan upright piano tetapi
hammer grand piano bergerak atas bawah.

Ada berbagai tempat bagian berbeda diluar dari keyboard dan struktur dampernya.

Pertama, string upright piano kondisinya ditegakkan, string grand piano kondisinya
dibaringkan.

Kedua, damper upright piano berjalan bergantung pada kekuatan spring. Damper grand piano
bekerja berat dengan sendirinya.

Ketiga, soft pedal upright piano case maju kedepan hammer rail sehingga strukturnya
melemahkan kekuatan string

Grand piano memukul 1 string diantara 3 string sehingga suaranya lemah, dan lokasi string
hammernya ditukar, sehingga selalu memukul. Hammer yang mengeras karena dapat
menurunkan kuantitas mutlak volume yang sudah jadi. Karena melembutkan kualitas suara
maka ditukar melalui suara yang soft.

54
5. Rakitan Hammer

 Struktur dan masing-masing nama

55
1) Hammer under felt
2) Hammer top felt
3) Hammer felt fastener
4) Hammer wood, hammer moulding
5) Hammer shank
6) Drop screw, hammer cap screw
7) Flange screw washer
8) Flange screw
9) Hammer shank flange
10) Center pin
11) Center pin bushing
12) Roller wood
13) Roller core, knuckle
14) Roller skin, knuckle skin

56
6. Rakitan Wippen

 Nama bagian dan struktur

57
1) Center pin 19) Repetition lever & jack spring cord
2) Center pin bushing 20) Jack lever
3) Repetition spring screw 21) Center pin bushing
4) Repetition lever 22) Center pin
5) Repetition lever flensa 23) Repetition lever support & jack stop
6) Center pin 24) Wippen wood
7) Center pin bushing 25) Wippen heel
8) Repetition lever regulating cloth punching 26) Wippen heel cloth
9) Repetition lever regulating skin 27) Repetition lever & jack spring
10) Repetition lever regulating screw 28) Center pin
11) Repetition stop cloth punching 29) Center pin punching
12) Jack stop cushion 30) Wippen flange
13) Repetition skin 31) Flange screw washer
14) Jack stop felt 32) Fange screw
15) Jack button felt punching 33) Wippen flange cord
16) Jack button 34) wippen balance spring
17) Jack screw 35) wippen spring bushing cord

58
7. Rakitan Damper

 Nama bagian-bagian dan struktur

1) Damper wood, damper head 16) Lifting rail arm


2) Damper lining felt, damper head trim felt 17) Damper wire
3) Damper felt 18) Damper block
4) Guide rail bushing 19) Damper block socket
5) Guide rail 20) Damper block screw
6) Guide rail base 21) Center pin bushing
7) Damper stop rail 22) Center pin
8) Damper stop rail felt 23) Damper lever
9) Lifting rail screw 24) Damper spoon
10) Damper lever flange 25) Damper capstan screw
11) Center pin bushing 26) Lifting rail cloth -1
12) Center pin 27) Lifting rail
13) Flange screw 28) Lifting rail cloth -2
14) Damper lever lead 29) Damper lit board, dag
15) Damper lever rail

59
8. Rakitan sustenuto

 Nama bagian dan struktur

60
1) Wood screw
2) Link hinge
3) Centerpin
4) Centerpin bushing
5) Tab, sustainer flange lip
6) Sostenuto rod bracket
7) Sostenuto rod bushing
8) Tab cusson
9) Tab cloth
10) Sostenuto rod
11) Set screw
12) Rocker arm
13) Connecting link -1
14) Connecting link -2

61
9. Rakitan Pengungkit Pedal

 Nama bagian dan struktur

62
1) Sustaining pedal lever
2) Pedal lever pin
3) Pedal lever bracket
4) Lever pin bushing
5) Sostenuto lever skin
6) Pedal lever spring, trap spring
7) Sostenuto lever -1
8) Lifting rod cushion
9) Lifting rod
10) Spring screw
11) Pedal lever spring
12) Sustenuto lever -2
13) Shift lever skin
14) Shift lever
15) Lever hook bushing
16) Lever hook

63
10. Rakitan Pedal

 Nama bagian dan struktur

64
1) Lyre block, lyre bracket
2) Lyre bolt washer
3) Lyre bolt
4) Lyre push
5) Pedal rod
6) Pedal box
7) Lyre bottom
8) Pedal rod head
9) Pedal rod bushing
10) Pedal rod guide
11) Pedal rod nut
12) Pedal slot felt
13) Rubber bushing
14) pedal

65
BAB 4

STANDART PEKERJAAN
Bagian 1. Bass string

1. Permulaan

a. Mengecek model yang akan dikerjakan


b. Mengecek nomor urut /seri untuk Bass string yang akan dikerjakan
c. Membandingkan semua Musik Wire terlebih dahulu, lalu mengatur tekanan udara

2. Pemasangan

a. Memasang Bass String sesuai dengan nomor pada mesin


b. Mengatur tenaga tarik pada mesin (untuk manual string winding)
c. Bass String yang mulai dikerjakan harus menyisakan 1mm pada bagian string sisi kiri dan kanan
d. Jangan lupa mengatur Switch
e. Untuk mesin auto, nomor Music Wire yang digunakan dapat dilihat pada tabel yang sudah
dipasang pada tabel

2. Penyelesaian

a. Setelah Bass String selesai, dilakukan pengesetan sesuai dengan model yang dikerjakan.
b. Pengesetan dimulai dari nomor akhir untuk Upright Piano

Bagian 2. Skeleton

1. Persiapan Merakit kerangka

a. Cari dan tempatkan diantara nomor frame dan soundboard yang sama
b. Bentangkan soundboard yang dipersiapkan diatas meja kerja dan tempatkan papan block disisi
kanan dan kiri
c. Bila formika ditempatkan pada permukaan belakang frame, hilangkan dengan pisau
d. Tempatkan Frame pada dua sisi diatas soundboard, kemudian masukkan secara bersamaan
pada bagian depan.
e. Pertama-tama pekerja bagian kiri yang memasukkan pada bagian atas soundboard. Kedua,
pekerja bagian depan yang memasukkan dan terakhir adalah pekerja bagian kanan.
f. Pekerja bagian kanan memotong senar yang telah direkatkan karet elastic pada bridge(nomor
13, 13.5, 14, dll).

66
2.. Pemasangan.

a. Tempatkan beberapa pin pengaman dan bagian depan melubangi lubang scrup dengan
handdrill, dan tancapkan ring scrup dengan menggunakan boxdrill
b. Tancapkan pin pengaman dan ring scrup besar dengan menggunakan boxdrill, kemudian
warnai hitam laka pada bagian bawah tiang rakitan dan warnai emas dengan kuas pada kepala
ring sekrup dan pin pengaman.
c. Hati-hati dengan mengotori dalam mewarnai soundboard

3. Menguatkan Wood Bushing

a. Ratakan Bushing yang sesuai dengan panjang frame kemudian pegang lalu masukkan pada
lubang frame dengan menggunakan jempol dan telunjuk kiri. Setelah itu pukul dan tancapkan
lurus pada bagian atas dengan palu agar permukaan frame sama
b. Agar berhati-hati pada potongan cat dan ketidak sempurnaan tancapan. Lubangi dan palu
pada pusat wood bushing agar ketinggian permukaan frame sama
c. Bila bekas palu pada permukaan frame tidak bersih , modifikasi warna emas
d. Saat Hangnail terbentuk disekeliling bushing yang tertancap pada frame potonglah dengan
pisau potong.

4. Merekatkan Felt

 Tempelkan perekat pada permukaan bawah Capo dastro bar frame kemudian tempelkan felt

5. Menyisipkan Hitch pin punching

a. Setelah menyisipkan hitc pin punching dengan menggunakan jempol dan telunjuk pada hitch
pin tekanlah menggunakan telunjuk dengan ringan
b. Tekan secara ringan dengan kuas besar untuk melekatkan hitch pin punching pada permukaan
frame

6. Mengeraskan Capo dastro bar pin

a. Letakkan gagang besi diatas frame. Kemudian pegang capo dastro bar pin dengan jempol dan
telunjuk tangan kiri, palu beberapa bagian sisinya agar sudut terbentuk
b. Palu atau keraskan dengan menggunakan air hammer capo dastro bar yang terbentuk sudut
pada lubang capo dastro bar. Lakukan dengan kedua sisi pada bagian kanan.
c. Tetapkan ketinggian capo dastro bar pin dengan ukuran 6 mm

67
d. Bungkukkan capo dastro bar pin dengan punching pada sisi kiri. Tegakkan hingga kemiringan
15*.
e. Hati-hati agar permukaan depan capo dastro bar tidak rusak.
f. Warnai kuning tua dengan kuas.

7. Mengebor lubang tunning pin dengan mesin bor

a. Miringkan kemiringan kerangka kira-kira 5*


b. Pegang pegangan mesin bor dengan tangan kanan dan pegang meja bantu dengan tangan kiri
kemudian seimbangkan kekuatannya dengan rata kedua sisi kaki. Beri juga kekuatan dengan
kedua tangan dengan rata.
c. Atur handle dan bor lubang bagian ujung drill pada wood bushing dengan cermat
d. Perhatikan bagian dalam lubang agar tidak tercampur.

8. Mengeraskan Tunning Pin

a. Genggam beberapa bagian kepala tunning pin dengan tangan kiri dengan pas.
b. Putar satu persatu dengan jempol dan telunjuk, keraskan dengan palu atau air hammer
c. Hati-hati dengan kekeliruan memalu dan kerusakan formika diatas frame.

Bagian 3. Pemasangan String Piano

1. Persiapan pasang kawat/string

a. Periksa kondisi capo dastro bar dan bridge pin


b. Sesuaikan nomor yang terbelah pada bridge kemudian temukan dan uraikan senar-senar agar
longgar
c. Sisipkan kawat tembaga mulai dari nomor 1 secara berurutan pada pemasangan kawat agar
bisa dicabut.

2. Memasang kawat baja

a. Hubungkan tuning pin pada lubang dengan tunning hammer agar menghadap kebagian depan
b. Pegang kawat baja dengan jempol dan telunjuk tangan kiri kemudian sisipkan agar selaras
bagian ujung kawat baja dan bagian belakang tunning pin
c. Cabut dengan kuat kawat baja dengan tangan kiri, kenakan gagang tuning hammer dan
hubungkan dengan bagian kanan. Putar saat bagian ujung kawat baja masuk pada sisi depan
tekan hingga melilit pada bagian bawah ujung kawat baja agar tidak naik pada bagian atas.
Naikkan lilitan dan putar 2 kali setengah.

68
d. Dalam posisi diputar 2kali setengajh setelah tunning pin diputar kekiri, gantungkan kawat baja
pada bridge pin dengan bentuk S dan gantungkan pada hitch pin. Lewati kembali bridge pin
kemudian putar dengan langkah yang sama diawal pada tunning pin yang akan dililit. Pada
bagian sopran kerjakan pada bagian dasar tunning pin yang akan dililit dan dipotong dengan
tang panjang lebih dari banyaknya yang terkumpul sampai 2, 3, 4. Setelah mengerjakan
beberapa bagian pada sisi sebaliknya agar tidak terpotong.
e. Dalam nada rendah potong secara bertahap panjang senar, pada bagian ujung nada rendah
hingga 2, 3 pekerja mengerjakan dengan hati-hati agar dua jari tangan tidak terpotong.
f. Setelah memutar senar pada dua buah tunning pin, kerjakan dengan tepat saat melilit dengan
kondisi memiringkan kemiringan bagian ujung kawat baja kira-kira 15*. Setelah selesai
memastikan dengan pasti uraikan kawat baja agar menyisir kesisi kiri kurang lebih 45*
g. Saat menghubungkan tunning hammer tekan secara kuat dengan kaki kiri, masukkan secara
alami dengan kaki kanan. Tidak hilang keseimbangan putaran dan arahkan lalu masukkan
tunning pin
h. Saat mengukur kawat baja dengan tang, kawat baja jangan ditekan sebagai mana kondisi
dipindah dan dipotong seperti mengencangkan beberapa bagian depan.
i. Pasanglah pada nomor yang sesuai jika telah selesai olesi dan gosokan pada bagian depan
kawat dengan kayu.

3. Memasang kawat tembaga.

a. Sesuaikan item kedap suara agar sama dengan kedalaman capo dastro bar.
b. Pasang kawat tembaga mulai dari nomor 1. Potong dengan tang dan gantungkan pada hitch
pin agar menghadap bagian bawah ujung kawat tembaga.
c. Sisipkan ujung bagian kawat tembaga pada tuning pin dan pasang kawat tembaga serta
hubungkan dengan metode yang sama. Pada kondisi lilitan dengan ukuran tertentu dorong
kawat dengan tangan kiri kemudian gantungkan pada sisi kiri capo dastro bar pin dan putar 2
setengah kali.
d. Kawat tembaga yang tergulung ditengah proses pemasangan kawat tembaga sampai pada
bridge. Bila selisih panjang sisi atasnya banyak, beri tahukan pada pengawas kerja.

69
4. Mengeraskan drop guide

a. Dorong penyangga capo dastro bar dan masukkan agar panjang ujung kedua sisi tepat.
b. Kenakan ujung drill pada sentral lubang scrup dan drop guide kemudian bor lubang dan pegang
hand drill seperti menarik dengan magnet.
c. Hilangkan noda atau serpihan diatas frame.

70
d. Setelah menyisipkan scrup pada guide tancapkan beberapa scrup dengan palu dan sesuaikan
pada lubang.
e. Tancapkan seluruhnya scrup satu demi satu sesuaikan urutan mulai dari kanan .
f. Agar tidak terjadi celah diantara penyangga dorong dan keraskan dengan drive, pastikan tidak
ada celah diantara kepala scrup dan drop guide
g. Saat tertancap dengan lengkap, kenakan sisipkan switch dengan cepat agar tidak tergeser.
h. Setelah seluruhnya dikuatkan, pastikan tidak ada celah diantara kepala screw dan drop guide.

5. Menaikkan kawat

a. Gunakan alat untuk menaikkan kawat pada kolom bawah kanan tunning pin dengan
menggunakan tangan kiri. Sisipkan tunning hammer pada tunning pin dengan tangan kanan
dan kendorkan setengah pada sebelah kiri. Kemudian kenakan ujung alat menaikkan kawat
pada bagian kawat yang terlilit dalam tuning pin.
Naikkan samping tuning pin keatas dengan pusat tuas, kemudian agar searah dengan arah jam
12 putar hingga tunning pin terurai.
b. Tunning pin bagian depan menggunakan tunning pin yang berada diatas dengan tuas pusat,
gunakan penyangga untuk menunjang bagian belakang.
c. Saat menaikkan kawat tembaga masukkan secara dalam ujung drive dan tidak terjadi
keretakan pada permukaan frame.

6. Mengencangkan kawat

a. Buka telapak tangan kanan lalu kenakan pada bagian ujung tunning hammer kemudian ukur
dan tekan kawat baja dengan jempol dan telunjuk tangan kiri, setelah itu putarlah
b. Pertimbangkan posisi berhenti sesuai dengan hati pekerja. Lihat benda yang dikencangkan
dengan sesuai agar tidakdi putar lebih

71
7. Memasukkan bagian ujung kawat baja

a. Pegang Drive pada tangan kiri, kawat baja dikenakan pada beberapa bagian yang melambung.
Pukul dengan iron pape agar melekat pada tuning pin.
b. Agar tidak terjadi keretakan pada tempat yang diolesi emas, masukan lebih mendalam ujung
drive

8. Meratakan Tiga Kawat

a. Masukkan kawat baja pada alur fixture tiga kawat dan pukul kedua sisi dengan iron pape
kemudian agar menjadi garis lurus gantungkan pada tuning pin dan bridge pin. Jarak antara
tiga kawat yang satu dengan yang lainnya sekitar 7mm.
b. Saat kawat baja dibengkokkan, masukkan drive diantara kawat dan kawat seret kebagian capo
dastro bar dan pukul dengan perlahan dalam tempat yang terdapat drop guide agar penuh.

9. Memaku Bandal

a. Pegang bandal fixtur dengan tangan kiri pada bagian kepala tuning pin kemudian ketok
perlahan dengan iron pape agar kawat menjadi merekat dan rapat
b. Ratakan tunning pin dengan menggunakan palu

10. Menyetel pitch

a. Temukan bunyi yang akan di setel, naikkan tingginya setengah ketukan. Tempatkan pig lead
diatas papan tombol kemudian dengarkan suaranya.
b. Petik senar dengan pick, dengarkan suaranya lalu sesuaikan dengan suara yang sama.
c. Setel bunyi sopran secara bertahap dimulai dengan bunyi Alto.

Bgian 4. Frame 1 Perakitan

1. Persiapan perakitan

a. Agar sesuai dengan kedua sisi, temukan berbagai jenis arm dan papan dudukan yang tepat
b. Golongkan warna permukaan dengan jenisnya
c. Hati-hati terhadap goresan dalam menempatkannya agar tidak terjadi kerusakan
d. Diatas papan kerja siapkan perlengkapan untuk mencegah kehancuran

2. Merakit arm dan papan

a. Tancapkan scrup pada posisinya


b. Tempatkan arm dan papan sisi kiri diatas papan kerja

72
c. Potong bagian yang melekat pada bagian yang terpasang dengan pisau atau pahat. Saat
menggunakan pisau atur tegak lurus agar permukaan cat tidak rusak
d. Bor lubang dengan hand drill pada tempat yang akan ditancapkan scrup
e. Agar tidak kering olesi perekat sama rata pada bagian yang terpasang papan
f. Tempatkan papan diatas arm dan pasang dengan teliti kemudian tancapkan scrup dengan
hand drill atau drive otomatis

3. Melengkapi pedal pada papan bawah

a. Bor screw dari bawah pada kira-kira tempat pedal yang akan di tancapkan. Kencangkan bracket
kemudian hubungkan pedal dengan bolt.
b. Tempatkan damper pedal dan spoot pedal pada posisinya dan palu screw beberapa kali
dengan palu. Kemudian kencangkan dengan handdrill.
c. Sisipkan bolt pedal pada 3 buah pedal
d. Hubungkan rap bracket pedal dengan screw pada penyangga rap damper pedal dan rap spoot
pedal. Olesi perekat pada bagian leher penyangga dan tempatkan pada posisinya kemudian
tancapkan screw dengan hand drill
e. Hubungkan dengan bolt rap bracket pedal dan rap pedal dan sisipkan spring pedal. Kemudian
sisipkan pada damper pedal dan rap spoot pedal lalu kencangkan fly nut
f. Demi genggaman yang erat pada posisinya, segala sesuatu tidak di ukur dengan penggaris dan
akan lebih bagus menggunakan fixture

4. Merakit penutup

a. Tempatkan kerangka diatas papan kerja(conveyor)


b. Dalam urutan kerja kedua hubungkan kerangka samping dan olesi perekat sama rata pada sisi
kanan dan kiri arm. Kemudian rekatkan dengan perekat agar atas dan bawah sesuai.
c. Pasang key bed pada posisinya, bor lubang tempat akan ditancapkannya scrup lalu hubungkan
pada papan
d. Pasang leher sub struktion pada posisinya. Bor lubang tempat akan ditancapkannya scrup lalu
hubungkan bersama ankle.
e. Rakit kaki piano pada posisinya dengan jarak antara ankle dan key bed.
f. Sisipkan caster pada tempat akan ditancapkannya caster, topang dengan tangan kiri. Bor
lubang dan tancapkan scrup
g. Sesuaikan papan bawah yang dipersiapkan pada posisinya. Kencangkan dengan scrup agar
tidak bergoyang.

73
Bagian 5. Action 1
1. Cek kualitas Butt dan Wippen

a. Mengecek center butt yang sudah diproses dengan menggunakan Zig dari besi dan obeng.
b. Butt harus tegak lurus, jarak sama dan sejajar baru perakitan wippen pada center butt.
c. Wippen assy harus yang bagus, zig sama jack dan flange harus sejajar.
d. Pemasangan Wippen pada center harus lurus dan sama jaraknya.

2. Damper lever

a. Damper lever dipasang sesudah pemasangan wippen


b. Scrup yang dipakai menggunakan scrup 3,2*14 dan air driver
c. Damper lever harus sama jaraknya dan tegak lurus
d. Pemasangan damper lever harus sesuai dengan model

3. Hammer Rail

a. Hammer harus dibersihkan terlebih dahulu, baru di lem sisi yang datar dengan menggunakan
lem albon (Rubber bond).
b. Pengeleman harus lurus ditengah-tengah hammer rail.
c. Pasang hammer rail felt dengan ukuran 8*25*1340
d. Pasang soft angle dengan menggunakan scrup 4*10, serta pemasangan hammer rail link sesuai
dengan model

4. Center rail

a. Center rail disiapkan dengan mal butt, baru diletakkan pada mesin drill 1 untuk pengeboran
lubang butt dan Damper
b. Pengeboran lubang butt dan wippen dilakukan pada mesin vertikal drill 1 kayu mall dipakai
untuk lubang wippen, drill menggunakan ukuran 3,6 mm
c. Pengeboran damper lever dilakukan pada mesin vertical drill 2, drill yang digunakan berukuran
3,2 mm
d. Damper rod dipasang dibelakang center rail dengan menggunakan hinge sesuai dengan model
center rail

Bagian 6. Action 2

1. Persiapan memasang action

a. Tempatkan Action, hammer, bracket, penopang screw dan lain-lain berdasarkan ukuran piano.
b. Persiapkan alat yang akan digunakan seperti zig, dll. Dan taruh ditempat yang mudah untuk
digunakan.

74
c. Pengencangan rancangan yaitu mengencangkan screw, butt, rap damper, wippen, dll dengan
drive agar tidak goyang.
d. Periksa tiap rancangan center pin. Perbaiki kembali gerakan yang tidak lancar agar berganti.
e. Kencangkan felt pada rod damper bawah.
f. Gunakan bender dan hati-hatilah agar damper spoon tidak rusak. Kemudian bengkokkan
hingga sampai pada pusat rap damper.
g. Kencangkan felt pada ketinggian tertentu diantara rail hammer dan action bracket (olesi
perekat agar tidak jatuh).
h. Gambarlah garis tengah pada hammer nomor 88.

2. Meletakkan key bad

a. Tetapkan secara khusus dengan bor kayu dan dapatkan ukuran 5mm dengan sisi permukaan
(tubuh sisi pekerja) pada garis lurus jalur key bad dan bracket penyangga. Masukkan action
dengan urutan masukan sebelah kiri terlebih dahulu dan masukkan sebelah kanan.
b. Atur zig agar kaki struck senar menjadi 48mm
c. Gunakan zig, pasang permukaan key bed dan kaki wippen. Rentangkan tangan dan dorong
bagian depan zig agar leher penyangga dan zig berubah bersamaan, kemudian ubahlah leher
penyangga dengan ibu jari
d. Pasang dengan standar dasar struck senar hammer nomor 88.
e. Setelah memasang struck senar hammer nomor 88, ukur ketinggian center rail lalu pasang
sama persis dengan hammer nomor 1.
f. Ubah leher penyangga pada dua sisi lalu sesuaikan dua sisi tersebut agar senar hammer sesuai.
g. Ukur bracket dan kaki Frame lalu catat atau ingat
h. Terakhir, periksa struck senar, key bed, dan kaki wippen. Tandai dengan pensil tempat
penyangga bracket kemudian tancapkan screw.

3. menancapkan action bolt

a. Pasang action bracket dan kaki frame lalu tancapkan action bolt dengan hand drill.
b. Letakkan kembali action dan sesuaikan action bolt dengan handle
c. Goyangkan action dan atur saat bergoyang.
d. Pastikan kembali penyesuaian titk struck senar, kaki struck senar dan lain-lain
e. Cabut hammer yang telah disisipkan pada lubang boot lalu tancapkan pada tempatnya.

75
4. Meratakan tiga kawat

a. Sisipkan fixture tiga kawat pada sisi bridge pin, kunci seluruhnya pada bearing bawah.
b. Pukul sisi kanan dan kiri dengan palu, sesuaikan agar jarak diantara senar yang satu dengan
yang lain kira-kira 15mm, diantara tiga kawat yang satu dengan tiga kawat lainnya 7mm

Bagian 7. Damper

1. Membengkokkan damper rap wire

a. Ukur jarak interval damper rap wire dan senar. Bengkokkan damper rap wire sesuai urutan
dengan bender agar sesuai pada ukuran standart khususnya suara rendah, tengah, dan tinggi.
b. Pegang wire flyer dengan tangan kanan dan bengkokkan beberapa bagian yang akan muncul.
Gunakan spelling pada ujung atas damper rap dengan tangan kiri. Kemudian bengkokkan
damper rap wire pada posisi kanan dan kiri.
c. Sisi nada tinggi sama dengan nomor damper agar ujung damper rap wire sampai pada nomor
senar
d. Sisi nada tengah sama dengan nomor damper agar ujung damper rap wire sampai pada nomor
senar
e. Sisi nada rendah dibengkokkan pada sisi kanan agar ujung damper rap wire sampai pada pusat
senar
f. Hati-hati memasukkan damper rap wire agar damper rap yang terbentuk tidak bergoyang.

2. Menyisipkan damper block

a. Setelah mengeluarkan 3 kawat tembaga bagian nada tengah, dan ujung nada tengah suara
kawat baja, sisipkan damper block pada demper rap wire. Sesuaikan dengan ukuran standart
ketinggian screw damper block sampai tengah dan damper rap bagian atas dan kencangkan
screw damper block dengan drive.
b. Sesuaikan dengan ukuran standart ketinggian mulai dari bagian atas damper rap nomor dan
ujung nomor nada rendah hingga screw damper block pusat.
c. Sisipkan zig diantara senar dan damper block dan pastikan ada tempat zig dan permukaan
damper block bergeser. Kemudian bengkokkan wire dengan bender.
d. Pukul damper block dan senar dibagian depan permukaan pada garis lurus. Bengkokkan
damper rap wire agar damper block sampai kepusat senar.
e. Dalam kondisi menggunakan fixture pegang satu persatu damper rap wire dan sisipkan
beberapa damper block dengan tangan kiri sesuai urutan.

76
f. Pegang drive otomatis dengan kedua tangan dan dorong damper block kesisi atas dengan
telunjuk tangan kiri dan kencangkan screwnya. Kemudian potong wire yang muncul menuju
damper block dengan cutting flyers.
g. Cabut fixture kemudian pastikan kembali lokasi damper block dan senar.

3. Merekatkan damper

a. Genggam beberapa buah damper dan rekatkan secukupnya dengan ukuran yang tidak akan
membuat perekat bergoyang
b. Pegang damper dengan tangan kanan bersama gambar dan cabut bagian depan damper rap
wire dengan telunjuk dan jari manis. Ambil demper dengan pinset , dorong dari sisi atas ke sisi
bawah dan rekatkan damper block.

4. Mengatur damper

a. Injak damper pedal perlahan-lahan dan cari tahu selisih ukuran yang bergeser.
b. kondisi banyak bergesernya damper, turunkan kebawah.
c. Tempatkan kembali action dan sisipkan damper pedal.
d. Injak pedal dan atur jarak senar dan damper felt bagian ujung dengan jarak standart 3-4mm.
Gunakan bender dan bengkokkan sesuai urutan.
e. Jaga jarak diantara damper dan damper menuju damper wire pas, bengkokkan kesisi kanan
dan kiri.

5. Menguatkan damper rail

a. Damper rail felt disisipkan kedalam sisi bracket hingga menuju sisi belakang
b. Sesuaikan jarak antara damper rail dan damper rap wire 8-9mm.
c. Tempatkan action diatas keybad dan sisipkan screw disisi kanan-kiri. Kencangkan pada leher
penyangga.
d. Utamakan mengencangkan screw bracket pusat dan kencangkan sisi kanan-kiri. Pada sisi
kanan-kiri masukkan washer pada sisi tengah dan tidak dimasukkan.
e. Tempatkan kembali action dan kencangkan screw.

Bagian 8.Merakit Hammer


1. Mengencangkan hammer

a. Cabut sebuah paku hammer rail agar bias berubah.


b. Sisipkan logam sambungan hammer rail pada lubang action bracket, dorong dari sebelah
kanan kesebelah kiri. Bila tidak masuk dengan baik, gunakan drive pada logam sambungan

77
hammer rail. Setelah memukul dengan telapak tangan kencangkan kembali paku logam
sambungan hammer rail sebelah kanan.
c. Goyangkan hammer rail pada sisi kanan-kiri dan bila bergoyang susun ulang.
d. Dorong catcherkesisi depan, sisipkan hammer mulai dari nomor 1hingga 88 pada lubang boot
agar urutannya tidak berubah.

2. Sesuaikan ketinggian hammer

a. Gunakan zig pada hammer wood, aturlah sesuai standart ketinggiannya. Pada ketinggian,
potong dengan pisau bagian bawah shank dan pada kerendahan belah kertas punch dengan
bor kayu. Masukkan pada lubang boot lalu tinggikan.
b. Lakukan agar titik struck senar hammer nomor 88 tidak berubah

3. Meratakan catcher

a. Potong beberapa bagian bawah shank dengan pisau atau pegang shank dengan menggunakan
shank flyer. Lenturkan sesuai urutan dan sesuaikan catcher secara seragam.
b. Saat memotong menggunakan pisau, ruang satu roll ring tidak boleh berlebihan agar tidak
banyak memotong. Pada penggunaan shank flyer berhati-hatilah pecah, gosong, atau
terbakar.
c. Rata-rata ketinggian permukaan catcher dilenturkan shank kebagian dalam dan permukaan
rendah dilenturkan kebagian luar.
d. Meratakan depan permukaan hammer dan tinggi rendah permukaan felt, Agar hammer
bertengger didepan permukaan hammer wood

4. Memasang hammer

a. Jika ketinggian hammer, titik interval, dll sudah benar, tarik hammer masing-masing 4-5 buah,
lalu berikan perekat pada tempat dimana bagian ujung batang berputar (rolling , mendorong
catcher kedepan dengan tangan kiri, lalu pasang dilubang butt dan bahan perekatnya
dioleskan, hati-hati agar tidak mengenai bagian action.
b. Cocokkan susunannya supaya interval hammer bias ditetapkan, sehingga perekat dapat
mengeras dengan baik.
c. Hilangkan perekat yang mengeras dibagian butt dengan pisau

78
5. Mengatur jack dan regulating

a. Tempatkan wippen setelah itu periksa jarak senar dengan hammer.


b. Bilamana jarak let-off tidak sampai 3mm, letakkan driver dekat dengan samping screw fork.
Turunkan rel regulating
c. Bilamana jarak let-off sampai 3mm, letakkan driver dibagian ujung rail regulating, arahkan
ujung driver sampai tengah rail, lalu letakkan rail.
d. Jika tombol regulating tidak pas pada pusat hilir jack, lepaskan baut regulating lalu dorong
kearah kanan dan kiri dan kencangkan kembali baut.
e. Bawa damper road lalu dampernya dibuka pada senarnya, selanjutnya masuk dan paskan zig
diantara senar dan damper.
f. Dorong kedepan back check dengan tangan kiri, lalu antara alto dan bass dengan jaraknya
dengan hammer dan string 3mm, atur baut tombol dengan driver screw regulating agar red
over bisa berdiri di 25mm lebih dari bass.

6. Mengontrol gerakan damper spoon

a. Memastikan sudah standartkah jarak struck string


b. Memastikan damper sudah beroperasi ketika berlangsung sekitar 18-20mm, dorong back
check kearah depan.
c. Ketika operasi berlangsung dengan cepat, doronglah wippen kearah depan dengan tangan kiri,
pegang spoon dengan tangan kanan, rundukkan damper spoon kearah belakang
d. Ketika operasi berlangsung melambat, dorong wippen lalu rundukkan damper spoon kearah
belakang.
e. Letakkan vender spoon kekanan wippen, pegang vender spoon disebelah kiri, lalu kerjakan.
f. Hati-hati damper spoon supaya tidak rusak.

Bagian 9. Wood working

1. Permulaan

a. Persiapkan Out rim, Inner, dan Arm


b. Pindah proses press outrim, inner dan tunggu proses pengeleman
c. Outrim, inner, arm diberi lem ( campuran lem : lem okong 250 gram + Hardiner 40 cc)
d. Pindah proses pengepresan selama +/- 5 jam
e. Masukkan ke proses pemotongan outrim assy, potong sesuai model dan ukuran
f. Cek hasil potongan strandar

79
2. Hand plener

a. Selesai potong, outrim bawah diplener manual dan CNC Shaper agar rata
b. Amplas yang digunakan memakai abrasive #80.

3. Hado dan Cat

a. Selesai melakukan plener dilakukan proses hado dan cat


b. Proses hado dan cat menggunakan kuas/manual agar pori-pori tertutup cat
c. Waktu kering selama 30 menit
d. Setelah kering di amplas abrasive #80, dan diulang hingga rata dengan abrasive #150.
e. Dan dilakukan cat ulang dengan waktu 10 menit

4. Spray

a. Coloring, mewarnai semua komponen piano , sekaligus disamakan warnanya baik Body, lower
frame, upper frame, fallboard, key block dan lain sebagainya
b. Sangdo, komponen yang sudah disamakan warnanya masuk keruang sangdo untuk di sangdo
hingga kering
c. Amplas steel wool, selesai disangdo hingga kering semuanya di amplas steel wool hingga
hasilnya bagus dan merata
d. Komponen yang sudah lengkap di ceking, setiap pojok di cat dengan kuas dan apabila kurang
warna sedikit ditambah warnanya dan langsung di 3M

Bagian 10. Key Assy

1. Timbang dan cat black key

a. Mengukur jarak geser kiri dan kanannya agar sama serta rata
b. White key dan black key dipasang Capsten
c. Melakukan pengeboran lubang key leed setelah key di timbang
d. Pengecatan black key
e. Ceking balance

80
2. Regulasi

a. Membersihkan permukaan white key dengan menggunakan kain panel bersih


b. Meratakan permukaan key miring tidaknya key dengan cara mengetok pin
c. Ukur ujung key kanan dan kiri, diukur dari key bad
d. Meratakan key dengan menambahkan fron pin punching sambil ditekan-tekan key nya
berulang-ulang
e. Setelah rata, kemudian isi black key dengan fron pin punching sampai rata
f. Ratakan jarak antara white key dan black key supaya tidak terjadi gesekan

Bagian 11. Action 3

1. Mensetting ketinggian tuts

a. Dorong hammer kearah string, tekan beberapa tuts bersamaan , tentukan interval rail jack
dengan jacknya
b. Saat memasang jack, pasang screw driver dijack screw kearah streker kanan, jika terlalu tinggi
kembali ke arah kiri

81
c. Ambil ukuran ketinggian lalu letakkan diatas tuts hitam, pastikan rata atau tidaknya tuts.

d. Gunakan front punching cloth untuk meratakan kedalamannya.

2. Mensetting back check

a. Tekuk kedua ujung wire back check dengan tiap-tiap bagian lalu setting jarak set up hammer
b. Saat jarak set up hammer lebih pendek dorong wippen hill dengan jempol kearah depan
c. Tekuk kanan dan kiri wire back check dengan wire player

3. Menyesuaikan Capsten

a. Capstan block yang ditekuk kanan dan kirinya menekuk capstan wire dengan wire player, lalu
setting agar capstan block ada ditengah wippen hill
b. Pasang zig disekitar tengah-tengah capstan block yang sudah standar, lalu tekuk sebelum dan
sesudahnya dengan vender agar sesuai
c. Pasang zig dibagian belakang hammer wood, dan tanggalkan shank hammer dengan capstan
driver
d. Tekan terus arah depan kaki capstan dengan ringan dengan menggunakan jari, sesuaikan
kembali capstan block kanan dan kiri agar gelombang hammer muncul.

4. Menyelesaikan kerja touchi

a. Ambil batas maksimal back check dengan tangan, lalu tekan kanan dan kiri bridle wire agar
menjadi 1.5 dari back check wire, bridle tape menjadi sekitar 1mm dari back check wire.
b. Dirikan zig dibatas maksimal back check lalu yang turun tempatkan kembali back checknya.
Lalu yang naik ambilah back check dengan back checknya disebelah kanan, lalu tempatkan atas
back check dengan pas.

82
c. Dalam penggunaan reefer hati-hati agar tidak terjadi dudukan yang berat pada wire, lalu
tangan kiri memegang batas back check.
d. Ketika batas catcher dan batas back chek tidak sesuai. Tekuk dan sesuaikan back chek wire
menggunakan wire vender sebelum dan sesudah nya.
e. Menekan pada waktu bersamaan tiap 2 buah white key pada 1 buah tuts hitam.

Bagian 12. Frame 2

1) Menutup key strip

a) Siapkan key strip yang benar pada modelnya.


b) Coba lepaskan key strip diposisi 3-4 mm setelah tuts hitam. Lalu potong dengan melingkar agar
sesuai dengan kedua ujungnya atau amplas dengan alat pengamplas
c) Bor memakai drill 6.8 lubang untuk melepaskan key strip diatas peluru kabel.
d) Lubangi lubang untuk memasangkan key strip diatas dengan drill.

2. Menutup key block

a) Temukan key block yang tepat untuk modelnya.


b) Pasang key block pada cheek sebelah kanan dan kunci nomor 88. Atur garis dengan penggaris
dengan sedikit ruang . Dan potong dengan mesin penggergaji.
c) Cocokan pada kunci no.88 dan cheek, sesuaikan agar tidak ada kesenjangan sisi cheek. Dan
kunci nomor 88. Potong dengan hand frene agar intervalnya antara 1 – 1,5 mm.
d) Cocokan dengan cara b dan c antara cheek dengan kunci nomor 1.
e) Potong dan sesuaikan bagian tengah key block dengan ketinggian sekitar 3 mm dibanding
ketinggian sampai batas maksimal white key.
f) Palu pin pada bagian dasar depan key block. Dan kencangkan pada lawannya.
g) Tempatkan tempat kerja yang membuat dari pekerjaan 1 ke key block maksimal, bor lubang
dengan hand drill, palu mur baut lalu kencangkan.

3. Menutup meja musik pada tutup tuts

a) Gunakan zig, tempatkan meja musik disebelah kanan tuts lalu tempatkan sendi diatasnya
b) Pegang meja musik dan sendinya bersamaan dengan menggunakan tangan. Dan lubangi
dudukan mur baut pada bagian dari sendi dengan hand drill. Lalu palu bautnya.

83
c) Tentukan lagi dudukan sendinya , lalu lubangi lubang sisa bautnya dengan hand drill, palu baut
dengan driver otomatis

4. Mempersiapkan penutup tuts

a) Tempatkan diatas tempat kerja upper sill, potong dan hilangkan dengan pemotong cat
didudukan yang akan digabungkan dengan sendi meja
b) Pasanglah upper sill disebelah kanan piano, serta hati-hati- agar cacatnya tidak muncul, atau
cat formika tidak rusak. Asah dengan mesin pengamplas kedua ujungnya lalu betulkan. Asah
dudukan yang akan digabungkan dengan sendi meja dengan pengamplas agar menjadi datar.
c) Tempatkan meja sendi utama, dan buat kesesuaian yang tepat selanjutnya pegang dengan
tangan kiri agar tidak goyang, lalu bor lubang mur baut ditengah 2 buah dengan hand drill,
kemudian palu dengan air driver atau driver otomatis .
d) Agar tidak terpisah antar bagian sendi. Bor semua lubang dudukan yang akan dipasangi mur
baut.
e) Pasang semua screw (mur dan baut) pada lubang, palu dengan driver otomatis atau air driver,
harus dipalu agar tidak berbelok. Palu screw sampai dalam, hati-hati agar tidak terjadi
perubahan dan kepala screw tidak rusak.
f) Hilangkan kotoran atau benda asing lainnya dari dudukan yang akan dipasangi sendi penutup
tuts dengan pemotong.
g) Tempatkan tutup tempat tuts dan upper sill, lalu sesuaikan
h) Tentukan bagian kedua ujung, dan bor lubang dudukan sisa screw, lalu palu screw.
i) Coba buka dan tutup penutup tuts, dan periksa kondisinya.

5. Merakit upper frame

a. Dirikan upper frame ditempat pemasangan, lalu betulkan agar tidak goyang.
b. Ubah kaki upper frame dengan pipa lalu hilangkan kotorannya.
c. Pasang upper frame strip, lalu bor lubang di dudukan yang akan dimasukkan screw dengan
hand drill, keduk cukup dalam agar bagian atas screw tidak tampak.
d. Tempatkan zig diatas upper frame strip, dan siapkan dudukan yang akan dipalu dengan paku.
Lalu bor lubang dengan hand drill sedalam rencana. Namun harus fokus disisi sebelah kanan
dan kiri agar posisi paku tidak salah.
e. Jika upper frame, siapkan dudukan yang akan dipasangi. Bor lubang screw dengan hand drill.
Lalu palu screw dengan hand drill atau driver otomatis.
f. Kiri upper frame. Pasang zig disebelah kanan dan pegang. Pasang tombol upper frame.
Oleskan perekat ketombol upper frame dengan secukupnya. Lalu tekan dengan ujung jari
g. Rakit upper frame pada sisi sebelah kanan piano.

84
Bagian 13. Pitching
Cara kerja Pitching
a) String yang tidak rapat dengan bridge ditekan dengan alat yang terbuat dari kuningan dan
dipukul dengan menggunakan palu karet.
Menyetel pitching
a) Temukan bunyi yang akan disetel, naikkan tingginya setengah ketukan. Tempatkan pig lead
diatas papan tombol kemudian dengarkan suaranya
b) Petik senar dengan pick, dengarkan suaranya lalu sesuaikan dengan suara yang sama.
c) Setel bunyi sopran secara bertahap dimulai dengan bunyi alto.

Bagian 14. Tunning


1. Persiapan Proses penyetelan piano
a. Bukalah top lid
b. Letakkan bagian depan yang terhubung dengan paku penyemat pada posisi yang aman, jangan
memetiknya dengan dengan tekanan yang keras.
c. Bukalah fallboard / keyboard dan masukkan upper sill secara bersamaan dan demi keamanan
posisikan ditempat yang aman
d. Perlu mengatur Action ataupun regulasi dari papan tombol / key board lalu cabutlah screw
yang terpatri pada kedua key strip dan letakkan kunci piano tersebut pada posisi yang aman.
e. Bersihkan debu yang ada dalam piano serta pada komponennya
f. Pada jam kerja harus memeriksa keadaan normal dari bunyi dengan mengetuk key atau
dengan cara masing-masing.
g. Mengatur dan menenyukan kerusakan dengan memeriksa kualitas pedal, key, dan action.
h. Merawat dengan memeriksa fungsi alat-alat. ( sebisa mungkin jangan menyimpan peralatan
diatas key )
2. Menyisipkan long weat
a. Menyisipkan tanda not dari sebelah kanan ke sebelah kiri bertujuan untuk driver. Jangan
sampai terlambat menyisipkan senar kekanan dan kekiri karena driver fungsinya sangat besar.
b. Sekitar 3 senar untuk membuat bunyi yang sempurna dan pada saat menekan key bukalah
dengan lebar senar bagian dalam serta jangan menghentikan getaran senar.
c. Cobalah arahkan hammer ke senar, tetapi jangan menyentuh weat martil lalu naikkanlah
kondisi weat dengan tangan
3. Mengambil posisi /gaya yang nyaman.
a. Bukalah kedua kaki dan bahu dengan jarak yang nyaman lalu berdirilah dengan nyaman
dengan kedua kaki.

85
b. Dekatkan sedikit tubuh kekiri menghadap arah bunyi.
4. Menggunakan martil penala.
a. Peganglah bagian leher dari martil penala
b. Selain itu peganglah dengan cara yang sama.
c. Posisikan dengan nyaman saat membuat lubang untuk screw penala dan membuat gagang
martil penala.
d. Buatlah lubang yang dalam pada screw penala
5. Mengambil intonasi dasar
a. Menentukan letak senar secara berurutan, Pukul secara kuat dengan jari tangan dan
dengarkanlah suara yang muncul dari menekan tombol piano.
b. Dengarkanlah garputala yang diketuk dan bandingkan dengan suara piano.
c. Suara piano lebih rendah atau lebih tinggi dari suara penala
d. Jangan sampai rasa getaran suara piano dan suara garputala dalam kondisi kacau (samakanlah
tinggi suara yang seimbang).
6. Menyetel oktaf
a. Melakukan penyetelan suara suprano terlebih dahulu pada kondisi sesuai dengan klasifikasi
bunyi.
b. Membunyikan senar ke 2 dan menempelkan weat pada bunyi 57 (F).
c. Tidak terjadi ketukan dalam kondisi bergetar seperti pada 45 (F) dan 57 (F)
d. Mengatur secara seimbang pergerakan senar ke 2 lalu mengeluarkan bunyi dari senar yang
pertama saja dari 3 senar pada kunci 57 (F)
e. Menyesuaikan dan membuka 3 senar dengan gerakan yang seimbang pada 57 (F)
f. Mengatur / menyetel bunyi piano dengan cara poin b, c, d, e, diatas dalam bentuk nada rendah
dan nada soprano dan membuat selang bunyi dasar 45(F) dan 33 (F).

7. Pembulatan
a. Membulatkan suara 3 senar dengan cara tunning filling
b. Merapihkan suara senar dengan cermat

86
Bagian 15. Voiching

1. Persiapan

a. Persiapkan alat tusuk jarum bundel III, abrasive voiching, dan iron heather
b. Lakukan pengecekan suara dengan memukul key

2. Proses voiching

a. Apabila keras suaranya, hammer harus ditusuk menggunakan alat tusuk jarum pada ujung
hammer.

b. Apabila suaranya kurang, Hammer harus diamplas dengan menggunakan abrasive voiching
#60*9*11

c. Setelah proses diatas amplas kembali dengan abrassive #300

87
d. Gunakan iron heather setelah proses pengamplasan, agar permukaan rata.
e. Lakukan pengecekan ulang suara agar indah dan bagus, lakukan kembali penusukan dengan
ketentuan suara yang diinginkan melalui berbagai cara penusukan

f. Kalau suara piano sudah bagus dan rata kemudian dipanaskan kembali dengan iron heather /
Electric iron agar lebih halus dan rata.

88
Bagian 16. Pedal

Meluruskan gerakan pedal

a. Menentukan tersambungnya cloth pada posisinya dengan menyentuh pedal bottom rail
b. Menghubungkan wing nut damper bolt kekanan atau kekiri maupun menyisipkan wing nut
punching atau pedal punching dilakukan ketika posisi menginjak dan menyusun damper pedal.
c. Ketika menginjak soft pedal, kita harus menyisipkan wing nut punching pedal maupun
menghubungkan soft pedal bolt dari wing nut, kemudian mulailah mengubah hammer rail
dengan jarak interval 1/3 ~ 1/2.
d. Mengubah muffler turn bucle dan menginjak muffler pedal saat pertunjukan musik, lalu
memainkan hammer felt diatas. Ketika meletakkan pedal jangan sampai muncul suara dan
aturlah dengan mengarah keposisi semula.

Bagian 17. Packing

1. Pembersihan
a. Membersihkan piano yang sudah di chek oleh Quality Control, dengan menggunakan
air compresor /angin dan kain lap bersih pada body, key, fallboard, upper sill, top lid
dan back post
b. Sebelum ditutup atau di bungkus piano dipasang
 Striker
 Serial nomor
 Componen
2. Pengepakan
a. Piano yang sudah komplit ditutup dengan PE Foam
b. Membungkus leg
c. Menyiapkan palet piano sesuai ukuran
d. Pembungkusan plastik
e. Pengikatan bench dan service bag
f. Dipasangi box dan di stampel menurut model dan ukuran

89
BAB 5

Cara memperbaiki Grand Piano secara berurutan


1. Tighten the screws

Mengencangkan baut dimulai dari kiri diulangi lagi keatas kiri. Cara ini dilakukan demi
kesempurnaan tekanan dan padatan pada saat pengecoran. Dilakukan untuk semua
komponen yang memakai baut(engsel, damper, jack, lever dll)

2. Key Frame Setting

Agar sentuhan piano dapat dengan lembut dan bagus maka diperlukan key frame setting
sesuai dengan basic implementation.

 Front Rail – Pisahkan action dengan keyframe lalu letakkan action diatas keyframe

sehingga membuat bedding screw diatasnya naik keatas lalu masukkan kedalam piano
kemudian letakkan dan kencangkan keyblock dari kedua sisi. Jika untuk mengecek
suara yang keluar, coba ketok front railnya. Jika tidak keluar suara apapun maka
selipkan 100-150 sandpaper kepiano(lihat gambar samping). Lakukan berulangkali
sampai front rail menyentuh keyframe board.

90
 Balance Rail – Tarik keluar keyframe keyblock lalu kencangkan lagi. Selipkan 2 lembar

kecil kertas koran dan sesuaikan. Kertas, Keyframe dan bedding screw menyentuh satu
sama lain dan tarik pelan pelan kertas sesuai dengan bedding screw.

3. Key Easing

Agar keyframe board bergerak dengan leluasa dan mudah bersamaan dengan kestabilan
keyframe dalam bergerak. Geser kiri-kanan front pin dan balance pin. Gerakkan dengan pelan-
pelan. Dari Balance 0.1mm, dari front 0.3mm, gunakan key plier agar mudah digerakkan. Jika
keyboard digerakkan keatas 10mm maka harus bisa kembali seperti semula secara perlahan.
Setelah ini pasang pin dan action dengan watery line

91
4. Key Spacing

Gunakan key spacer untuk menyetel front pin ke kiri-kanan jarak antara keyboard.
Agar front pin tidak kotor letakkan punching cloth dibawah keyboard.

5. Key Levelling

A. ketokkan balance pin ke kiri-kanan supaya keyboard yang miring kekiri-kanan dapat
ditegakkan kembali .

B. Ada 2 cara yang dapat digunakan untuk mengembalikan tinggi keyboard ke semula

92
• Membagi action dan meletakkan barang lain(lead atau perkakas) dengan
berat yang sama dengan berat action di belakang keyboard

• Action langsung diletakkan dan dijepit dengan punching di tempat tertentu


lalu dimasukkan kebawah keyboard. Akan lebih baik jika action sedikit
bengkok supaya dapat dijepit dengan mudah

• Sebagai referensi standar tinggi samick keyboard adalah sbb(dari papan


keyboard ke keyboard putih:

• 65mm : 140, 185, 205, 215, 225

• 69mm : 150, 155, 161, 171, 172, G-3, 275

• Perbedaan tinggi antara black keyboard dengan white keyboard harus 12-12.5
mm

6. Jack Adjustment

• Pengecekan bagian depan belakang jack: bagian belakang jack harus membentuk garis
lurus dengan bagian belakang knuckle wood.

93
• Repetition Lever Height: untuk mengurangi retaknya knuckle dan jack maka jack harus
cepat diletakkan ke tempat semula. Bagian atas jack harus lebih rendah 0.2mm dari
repetition lever

7. Action Center
Untuk mencegah pergeseran action agar berfungsi dengan baik dan benar, maka
masuk dan keluarkan shank berulang kali ke action centres. Jika ada bagian yang longgar dan
kering maka ganti pelumas atau center pinnya.

8. Hammer Alignment

Bagian hammer yang buat memukul string harus parallel dengan stringnya sendiri. Hal
ini dikarenakan pada saat hammer memukul string itu tergantung oleh external force dan
bergerak menghadap string secara vertikal. Bagian tengah hammer dengan bagian tengah
string harus sama. Cek pada beberapa hammer apakah ada yang meleset atau tidak pada saat
di tes dengan driver. Jika ada maka selipkan wedge kebawah plunge. Jika hammer meleset
kekanan maka selipkan wedge ke bagian kanan bawah plunge. Gunakan Electric Shank Pliers
untuk meluruskan dan menangkap hammer yang bengkok ke belakang dengan sambungan

94
dan sudut yang tepat. Jarak hammer jangan terlalu dekat pada saat menangkap shank karena
hal itu dapat menyebabkan jatuhnya lem yang merekeat di shank dan hammer

9. Wippen Alignment

bagian tengah hammer knuckle dan repetition lever harus bersentuhan, begitu juga
dengan jack tail dan let-off button, dan juga dengan capston bolt dan wippen heel cloth. Dan
juga semua shank harus diturunkan dan berdiri tegak, kemudian diturunkan perlahan-lahan
dan dilihat bagian mana yang masih diatas. Wippen yang tidak benar sambungannya dapat
dilihat dengan longgarnya bautnya. Kencangkan bautnya dan kembalikan wippen ke tempat
semula. Jika dibutuhkan gerakan bautnya sebagai akibat dari gerakan baut lain maka selipkan
wedge kertas ke samping plunge

10. Key Dip

Agar setiap sentuhan keyboard terasa sama.

Pada dasarnya tingkat kedalaman keyboard adalah 10mm. letakkan dip block diatas
white keyboard dan coba tekan untuk menentukan kedalaman keyboard. Tinggi keyboard
yang telah ditekan harus sama dengan tinggi white keyboard disebelahnya. Tinggi keyboard
hitam pada saat ditekan adalah 2 mm lebih tinggi dari tinggi keyboard putih

95
11. Hammer Distance

Pada umumnya jarak yang ditempuh pada saat hammer bergerak menyentuh string
adalah 47mm(tergantung modelnya). Sesuaikan jarak capston bolt pada saat digerakkan kanan
kiri, nantinya dapat disesuaikan sisanya

12. Let-off Adjustment

Supaya hammer tidak menghalangi gerakan string, maka jarak let-off biasanya
ditentukan oleh liquidity dan getaran string yang menyebabkan pergerakan action. Jarak let-
off tergantung dengan modelnya biasanya low-pitched 2.5mm, normal-pitched 2.0mm, high-
pitched 1.5mm. Setiap keyboard ditekan pelan-pelan, dan perhatikan jarak string dengan titik
tertinggi yang dapat dicapai hammer pada saat bergerak.

13. Hammer Drop

untuk mencegah hammer jatuh pada saat menyentuh string. Untuk itu dilakukan
blocking, yang dimaksud dengan blocking adalah dengan repetition spring(jika dilakukan
sebelum let-off pada saat grand action, maka dapat membuahkan hasil yang lebih baik). Pada
saat keyboard turun pelanpelan, let off jatuh lalu dilanjutkan dengan hammer jatuh(let-

96
off+2mm=hammer drop). Untuk mengatur jatuhnya hammer ini gunakan drop screw. Tinggi
hammer harus tetap dan tidak berubah pada saat beberapa keyboard ditekan bersamaan

14. Back Check Alignment

Untuk membuat hammer tail dan back check menjadi satu garis horizontal. Cabut
action dan lihat di bagian belakang lalu tekan setiap keyboard dan pada saat yang bersamaan
lihat apakah back check bergerak vertikal dan juga apakah jarak sambungan antara hammer
tail dan back check itu sesuai atau tidak. Lihat apakah hammer tail dan back check itu
membentuk garis horizontal atau tidak. Gunakan back check wood untuk menyetelnya

15. Hammer Stop

Jarak hammer harus berhenti 12-15mm dibawah string. Untuk mencegah terjadinya
masalah yang dirasakan musikus pada saat musikus melakukan pertunjukannya harus dijaga
ke top performance secara berulangkali. Bengkokkan Back check wire ke depan belakang lalu
pada saat bersamaan, setiap kedua sisi bagian back checknya harus sesuai dengan sampel. Lalu
letakkan back check diluar action piano dan lihat sambungan tempat duduknya hammer. Lalu

97
periksa tekanan hammer ke keyboard. Sambil ditekan keyboardnya dorongkan hammer ke
back check. Harus terasa Makin kebawah terdorongnya maka makin keras resistansinya. Jika
hammer turun dengan cepat maka setel ulang back check sudut depan dan blakangnya.
Terakhir cek berulang kali apakah hammer tail menyentuh back check agar dapat
menampilkan performa lebih akurat

Regulation Standards of Grand Piano

Model 140, 150, 155, 161, 172, 185, 205, 215, 225, 275
Perihal
Keyboard Height White 65 140, 185, 205, 215, 225 275:67
69 150, 155, 161, 172
Black Dari bagian atas white keyboard 12.5 +- 0.5
Hammer Distance 47 +- 1
Let-off Low Pitch 2.5-3 Normal Pitch 2-2.5 High Pitch 1.5-2
Hammer Drop Let-off + 2
Hammer Stop 12 - 15
Key Dip 10 / + 0.5, -0
Key Weight Sales Lower 65 +- 5 g
Upper 20 ~ 35 g
Ekspor Lower 54 +- 5 g
Upper 20 ~ 30 g

16. After Touch

98
Setelah hammer drop dilaksanakan, jika terlihat akan melukai keyboard, maka
hammer itu karena adanya front paper punching maka harus naik 0.5mm. Sebelum itu dapat
dilihat dari perubahan hammer distance dan pergerakan keyboardnya sendiri yang disetel
sehingga menyebabkan hammer akan menyentuh keyboard. Kemudian sambil saat keyboard
turun bersamaan dengan jari telunjuk cek rasanya after touch tersebut. Lalu analisa semua
pergerakan proses action movement. Pikirkan juga pemrintaan touch dari konsumen.

17. Hammer Rest Rail

Jika semua pekerjaan sudah selesai maka hammer rest rail yang tadinya terpisah harus
dirakit/disambung kembali. Jarak antara Shank dan Close harus 3mm pada saat
penyambungan/perakitan ulang

19. Damper Adjustment

Berikut adalah hal-hal yang harus diperiksa mengenai damper adjustment:

• Pergerakan Damper. Periksa apakah damper bergerak seperti biasa pada saat lifting
rail diangkat turun naik. Jika damper terlambat turun periksa damper lever atau
damper guide rail dan kalau guide rail boothing terlalu keras gunakan pelumas untuk
melicinkannya(atau dipertajam). Jika guide rail tidak bisa kembali ketempat semula
dari lever lepaskan lever dan bersihkan lever dengan menggunakan center pin

• Apakah damper bisa bergerak vertical atau tidak. Gerakkan pedal pelan pelan lalu lihat
damper yang bergerak naik turun. Pada saat damper bergerak naik turun, bagian
depan belakang kiri kanan damper tidak boleh bergerak dan harus bisa kembali
ketempatnya semula. Jika ada yang bergerak gunakan block screw untuk memperbaiki
sudut wire dan jaraknya

• Perfect Damping. Coba tekan keyboard satu persatu dan apakah bisa naik keatas atau
tidak. Dorong pedal lalu dengarkan suaranya, jika suaranya tidak seperti biasa maka
ada masalah di string atau felt, jika masih bermasalah juga ganti damper feltnya.

• Damper Capston Bolt Adjustment. Pilah action, keyboard dan gerakkan lifting rail
perlahan-lahan. Jika ada spoon yang bergerak lebih dahulu dari spoon lain maka setel
sehingga semua spoon bergerak bersamaan

99
• Menyetel tinggi spoon. Pada saat hammer naik setengah dari jarak string akibat
keyboard ditekan perlahan damper juga harus bergerak. Kedua sisi dari setiap
komponen di akhir spoon itulah standar tinggi spoon.

20. Sostenuto Adjustment

Lepas action dan tekan sostenuto pedal sambil damper pedal ditekan juga. Sostenuto blade
harus membentuk horizontal dan semua tab harus 1.5mm dibawahnya. Gunakan bracket
screw untuk menyetel sostenuto blade yang tidak horizontal. Pergerakan kedepan belakang
disetel dengan upper/lower screw. Setel damper slip jika damper sostenuto bladenya terlalu
naik keatas. Cek apakah bladenya menyentuh tab pada saat sostenuto pedal ditekan. Pada
saat itu juga setel upper/lower bracket dengan nail screw. Dan terakhir coba tekan pada saat
bersamaat damper pedal dan sostenuto pedal.

100
21. Stop Rail Adjustment.

Untuk membatasi jarak pergerakan damper, pada saat keyboard ditekan damper hanya boleh
naik 1 mm saja. Untuk mengurangi pergerakannya lepaskan action dan dengan stoprail screw
railnya berhenti dengan benar lalu kencangkan kembali screwnya. Penyetelan ini harus pas
dan tidak boleh terlalu tinggi atau terlalu rendah.

22. Damper Pedal Stop Adjustment. Agar musikus tidak merasakan dampak yang timbul akibat
keyboard ditekan atau saat pedal ditekan. Pedal itu harus sama tingginya dengan tinggi
damper yang dicapai pada saat keyboard ditekan. Hal ini dapat diperiksa dengan
menggerakkan pedal ke atas bawah sampai tempat yang disentuhnya pada saat keyboard
ditekan. Lalu sebaliknya coba gerakkan keyboard ke atas bawah pada saat pedal ditekan. Yang
tersangkut di papan keyboardnya bisa disetel dengan screw. Screw inilah yang dapat
membatasi gerakan pedal.

23. Shift Pedal Adjustment. Geser string 3 ke string 2, string 2 ke string 1, dan string 1 ke 3/4nya
saja. Setel stop screw dengan screw yang di key block. Dengan screw inilah dapat membatasi
gerakan pedal lever.

101
Memeriksa semuanya. Periksa lagi semua proses ini. Terutama after touch, damper dan repetition
dan proses yang berhubungan dengan seksama. Efek yang dirasakan karena perubahan musim atau
lingkungan dan felt yang dirasakan musikus itu dapat dilihat setiap 6 bulan sekali melalui pengecekan
berkala setiap 6 bulan sekali di pabrik.

Metode-metode pengaturan touch pada grand dan upright piano

Sebagai penyesuaian dari permintaan musikus yang menginginkan touchnya keras(berat) atau
lembut(ringan). Proses-proses berikut dapat mempengaruhi touch upright dan grand piano

Proses Touch Keras Touch lembut

Jarak string yang terpukul ha Sangat dekat Sangat Jauh


mmer

Lost Motion Overmotion Sangat Banyak

Let-off Sangat banyak(luas) Sangat dangkal

102
Tinggi Keyboard Sangat tinggi Sangat dangkal

Kedalaman keyboard Sangat Dalam Sangat dangkal

Letak Hammerstop Sangat Luas(Jauh dari strin Sangat sempit(Dekat dari str
g) ing)

Hammerdrop(Grand Piano) Sangat Panjang Sangat Pendek

Repetition Spring(Grand Pia Sangat Keras Sangat Lemah


no)

Depan Belakang Jack Depan(kearah Hammer) Belakang(ke arah plunge)

Damper Start Cepat Lambat

Grand Piano Voicing

Tujuan

PP-FF yang dapat bisa diatur sehingga dapat mengeluarkan kemampuan piano itu semaksimal mungkin

P:Lembut PP:Sangat Lembut

F:Keras FF:Sangat Keras

Syarat yang harus dipenuhi sebelum voicing

1. Harus sudah ditune

2. Harus sudah di action adjustment

3. Harus sudah di damper adjustment

4. Tidak ada bagian yang macet

103
5. Semua screw dan nail harus sudah dikencangkan

6. Harus sudah dibersihkan

7. Pedal harus sudah disetel sesuai dengan standar

8. Hammernya harus sudah tetap menyentuh stringnya

9. Kontak poin antara hammer dan string harus sudah ditetapkan

10. String harus sudah diam diatas bridge

Voicing Method

1. Seluruh part dimainkan terus menerus

2. Konsep diri sendiri tentang Tone dan volume sudah ditentukan

3. Sudah konsultasi lebih dahulu dengan pengguna piano

4. Membuat sampel 3-4kali untuk setiap komponen

5. Berdiskusi dahulu dengan pengguna piano biar nanti kerjanya sesuai dengan kemauan
pengguna

Needling

Biasanya dengan menggunakan 3 jenis needle:

1. 1 Needle(untuk kedalaman) : Daerah A(dari wood 2mm)

2. 3 Needle(Needle tengah) : Daerah B(Paling sering digunakan)

3. 4 Needle(Soft Needle) : Daerah C(Gunakan dengan hati hati, dibawah 2mm)

104
4. Daerah D tidak perlu di needle

Hammer Filing

Jika hammer baru dan hammer lama sudah selesai di needling buat ulang bentuk hammernya

1. Tahap Filing Pertama : Sand Paper : #60—100

2. Tahap Filing Kedua : Sand Paper : #320—400

(Perhatikan apakah bagian terakhir hammer sudah horizontal atau belum

Doping

Gunakan zat kimia jika walaupun dengan filing suaranya lemah keluarnya

(Jangan didoping bagian yang bakal tersentuh string)

Daerah kuning itu daerah yang tak boleh didoping

Needling Method

1. Radiated Needling. Metode yang paling sering digunakan. Needle ditusuk menghadap ke pusat
dan keluar suara terus menerus

2. Side Needling

Setiap needle mempunyai tone suar khas masing masing, dimulai dari low pitch yang dapat
didengar dengan jelas, dan suara besar mempunyai tone yang lemah

3. Horizontal Needling

105
Jika ingin melemahkan suara keras, bisa dilakukan dengan menusuk needle di bagian teratas
hammer. Tusuk needle secara vertikal jika ingin menghilangkan suara keras itu sepenuhnya

106
Nama-nama komponen grand piano action
1. Komponen Damper
101. Guide Rail
102. Damper Wood
103. Damper Under Felt
104. Damper Felt
105. Damper Wire
106. Stop Rail
107. Damper Lever Plunge
108. Lifting Rail Arm
109. Damper Lever Nap
110. Damper Lever
111. Damper Lever Block
112. Damper Spoon
2. Komponen Hammer
201. Hammer Felt
202. Hammer Under Felt
203. Hammer Wood
204. Hammer Rail Cloth
205. Hammer Rail
206. Hammer Shank
207. Knuckle
208. Hammer Shank Plunge Screw
209. Hammer Shank Plunge
210. Shank Rail Block
211. Shank Rail
212. Regulating Button
213. Regulating Cloth Punching
3. Wippen Component
301. Wippen
302. Repetition Spring
303. Repetition Lever
304. Repetition Skin
305. Wippen Plunge
306. Jack Button
307. Wippen
308. Wippen Rail
309. Wippen Hil
310. Wippen Spoon
311. Jack Button
312. Jackstop Cushion Felt
313. Jack
4. Komponen Keyboard
401. Keyboard Add Felt
402. Back Check
403. Back Check Wire Receptor
404. Keyboard Body
405. Capston Screw Receiver
406. Capston
407. Balance Button
408. Balance Pin
409. Black Keyboard

107
410. White Keyboard
5. Keyboard Frame
501. Keyboard Rail Cloth
502. Balance Rail
503. Balance Pint
504. Balance Cloth Punching
505. Balance Paper Punching
506. Keyboard Frame
507. Front Pin Cloth Punching
508. Front Pin
509. Front Pin Paper Punching

108

Anda mungkin juga menyukai