Sejarah Musik
Musik dikenal sejak kehadiran manusia modern Homo sapien yakni sekitar
180.000 hingga 100.000 tahun yang lalu. Tiada siapa tahu bila manusia mula
mengenal seni dan musik. Dari penemuan arkeologi pada lokasi-lokasi seperti pada
benua Afrika sekitar 180.000 tahun hingga 100.000 tahun dahulu telah
menunjukkan perubahan evolusi dari pemikiran otak manusia. Dengan otak
manusia yang lebih pintar dari hewan, mereka membuat pemburuan yang lebih
terancang sehingga bisa memburu hewan yang besar. Dengan kemampuan otak ini,
mereka bisa berpikir lebih jauh hingga di luar nalar dan mencapai imajinasi dan
spiritual. Bahasa untuk berkomunikasi telah terbentuk di antara mereka. Dari
bahasa dan ucapan sederhana untuk tanda bahaya dan memberikan nama-nama
hewan, perlahan-lahan beberapa kosa kata muncul untuk menamakan benda dan
nama panggilan untuk sesorang.
Prasejarah
Prasejarah musik hanya dapat berteori berdasarkan temuan dari situs arkeologi
paleolitik. Seruling Merupakan alatmusik yang sering ditumakan pada zaman pra
sejarah dan bentuknya seperti shakuhachi yang berasal dari Jepang. Seruling Divje
Babe yang terbuat dari tulang paha beruang gua, yang diperkirakan sudah dipakai
sekitar 40.000 tahun yang lalu. Berbagai jenis seruling dan alat musik yang terbuat
dawai atau senar telah ada sejak zaman Peradaban Lembah Sungai Indus , India
memiliki salah satu tradisi musik tertua di dunia yang berasal dari kitab Weda .
Pengumpulan paling awal dan terbesar alat musik prasejarah ditemukan di Cina
dan tanggal kembali ke antara 7000 dan 6600 SM. Lagu-lagu Hurrian / Hurrian
songs adalah kumpulan musik tertulis dalam tulisan kuno yang digali dari Hurrian
di kota Ugarit yang diperkiarakan telah ada sekitar 1400 SM
Sejak abad ke-2 dan abad ke-3 sebelum Masehi, di Tiongkok da Mesir ada musik
yang mempunyai bentuk tertentu. Dengan mendapat pengaruh dari Mesir dan
Babilon, berkembanglah musik Hibrani yang dikemudian hari berkembang
menjadi musik Gereja. Musik itu kemudian disenangi oleh masyarakat, karena
adanya pemain-pemain musik yang mengembara serta menyanyikan lagu yang
dipakai pada upacara Gereja. Musik itu tersebar di seluruh Eropa kemudian
tumbuh berkembang, dan musik instrumental maju dengan pesat setelah ada
perbaikan pada alat-alat musik, misalnya biola dan cello. Kemudian timbulah alat
musik Orgel. Komponis besar muncul di Jerman, Prancis, Italia, dan Rusia. Dalam
abad ke 19, rasa kebangsaan mulai bangun dan berkembang. Oleh karena itu
perkembangan musik pecah menurut kebangsaannya masing-masing, meskipun
pada permulaannya sama-sama bergaya Romantik. Mulai abad 20, Prancis menjadi
pelopor dengan musik Impresionistis yang segera diganti dengan musik
Ekspresionistis.
A.Perkembangan Musik Dunia
Musik sudah ada sejak Zaman purbakala dan dipergunakan sebagai alat untuk mengiringi
upacara-upacara kepercayaan. Perubahan sejarah musik terbesar terjadi pada abad
pertengahan,disebabkan terjadinya perubahan keadaan dunia yang makin meningkat. Musik
tidak hanya dipergunakan untuk keperluan keagamaan, tetapi dipergunakan juga un tuk urusan
duniawi
PERKEMBANGAN MUSIK DUNIA TERBAGI DALAM ENAM ZAMAN :
1.Zaman Abad Pertengahan
Zaman Abad Pertengahan sejarah kebudayaan adalah Zaman antara berakhirnya kerajaan
Romawi (476 M) sampai dengan Zaman Reformasi agama Kristen oleh Marthen Luther
(1572M). perkembangan Musik pada Zaman ini disebabkan oleh terjadinya perubahan keadaan
dunia yang semakin meningkat, yang menyebabkan penemuan-penemuan baru dalam segala
bidang, termasuk dalam kebudayaan. Perubahan dalam sejarah musik adalah bahwa musik tedak
lagi dititikberatkan pada kepentingan keagamaan tetapi dipergunakan juga untuk urusan duniawi,
sebagai sarana hiburan.
Perkembangan selanjutnya adalah adanya perbaikan tulisan musik dan dasar-dasar teori musik
yang dikembangkan oleh Guido d’ Arezzo (1050 M)
Musik dengan menggunakan beberapa suara berkembang di Eropa Barat. Musik Greogrian
disempurnakan oleh Paus Gregorius.
Pelopor Musik pada Zaman Pertengahan adalah :
1. Gullanme Dufay dari Prancis.
2. Adam de la halle dari Jerman.
2. Zaman Renaisance (1500 – 1600)
Zaman Renaisance adalah zaman setelah abad Pertengahan, Renaisance artinya Kelahiran
Kembali tingkat Kebudayaan tinggi yang telah hilang pada Zaman Romawi. Musik dipelajari
dengan cirri-ciri khusus, contoh nyanyian percintaan, nyanyian keperwiraan. Sebaliknya musik
Gereja mengalami kemunduran. Pada zaman ini alat musik Piano dan Organ sudah dikenal,
sehingga munculah musik Instrumental. Di kota Florence berkembang seni Opera. Opera adalah
sandiwara dengan iringan musik disertai oloeh para penyanyinya.
Komponis-komponis pada Zaman Renaisance diantaranya :
Musik rock adalah genre musik populer yang mulai diketahui secara umum pada pertengahan
tahun 50an. Akarnya berasal dari rhythm and blues, musik country dari tahun 40 dan 50-an serta
berbagai pengaruh lainnya. Selanjutnya, musik rock juga mengambil gaya dari berbagai musik
lainnya, termasuk musik rakyat (folk music), jazz dan musik klasik.
Bunyi khas dari musik rock sering berkisar sekitar gitar listrik atau gitar akustik, dan penggunaan
back beat yang sangat kentara pada rhythm section dengan gitar bass dan drum, dan kibor seperti
organ, piano atau sejak 70-an, synthesizer. Disamping gitar atau kibor, saksofon dan harmonika
bergaya blues kadang digunakan sebagai instrumen musik solo. Dalam bentuk murninya, musik
rock "mempunyai tiga chords, bakcbeat yang konsisten dan mencolok dan melody yang
menarik".
Pada akhir tahun 60-an dan awal 70-an, musk rock berkembang menjadi beberapa jenis. Yang
bercampur dengan musik folk (musik daerah di amerika) menjadi folk rock, dengan blues
menjadi blues-rock dan dengan jazz, menjadi jazz-rock fusion. Pada tahun 70an, rock
menggabungkan pengaruh dari soul, funk, dan musik latin. Juga di tahun 70an, rock berkembang
menjadi berbagai subgenre (sub-kategori) seperti soft rock, glam rock, heavy metal, hard rock,
progressive rock, dan punk rock. Sub kategori rock yang mencuat ditahun 80an termasuk New
Wave, hardcore punk dan alternative rock. Pada tahun 90an terdapat grunge, Britpop, indie rock
dan nu metal.
Sebuah kelompuk pemusik yang mengkhususkan diri memainkan musik rock dijuluki rock band
atau rock group (grup musik rock). Rock group banyak yang terdiri dari pemain gitar, penyanyi
utama (lead singer), pemain gitar bass, dan drummer (pemain drum), membentuk sebuah quartet.
Beberapa group menanggalkan satu atau dua posisi di atas dan/atau menggunakan pennyanyi
utama sebagai pemain alat musik disamping menyanyi, membentuk duo atau trio. Group lainnya
memiliki pemusik tambahan seperti dua rhythm gitar dan atau seorang keyboardist (pemain
kibor). Agak lebih jarang, penggunaan alat musik bersenar seperti biola, cello atau alat tiup
seperti saksofon, trompet atau trombon.
Tahun 1970-an:
Psychedelic rock lihat video
Hard rock lihat video
Punk Rock lihat video
Heavy metal lihat video
Hardcore punk lihat video
Tahun 1980-an:
Alternative rock lihat video
Glam metal lihat video
Speed metal lihat video
Avant-garde metal lihat video
Tahun 1990-an:
Grunge lihat video
Britpop lihat video
Indie rock
Ragam hibrid:
Rap rock lihat video
Pop punklihat video
Post-grunge lihat video
Nu metal lihat video
Tahun 2000-an:
Emo
Sumber:
http://www.kapasitor.net/community/post/1022
http://www.indofanster.org/t2918-sejarah-dan-pengertian-musik-rock-m
http://gilangreksasulanjana.blogspot.com/2012/05/sejarah-musik-rock-dunia.html
oleh Sylviane Diouf seorang penulis dan ilmuwan serta peneliti pada Schomburg Center for
Research in Black Culture di New York. Untuk membuktikan keterkaitan antara musik Blues
Amerika dengan tradisi kaum Muslim, Diouf memutar dua buah rekaman di hadapan publik
yang hadir di sebuah ruangan Universitas Harvard, yaitu :
1. Rekaman yang berisi lantunan adzan/ panggilan bagi umat Islam untuk melaksanakan
shalat;
2. Rekaman yang berisi lagu Blues lawas yang pertama kali muncul di Delta Mississippi
sekitar 100 tahun lalu yang dikenal dengan nama Levee Camp Holler.lihat video
Levee Camp Holler bukanlah lagu blues yang terbilang biasa. Lagu itu diciptakan oleh Muslim
kulit hitam asal Afrika Barat yang bekerja di Amerika pasca perang sipil. Lirik lagu Levee Camp
Holler yang diperdengarkan Diouf itu terdengar seperti panggilan adzan dan berisi tentang
keagungan Allah. Seperti halnya lantunan adzan, lagu itu menekankan kata-kata yang terdengar
bergetar. Menurut Diouf, langgam yang sengau antara lagu Blues Levee Camp Holler yang mirip
adzan juga merupakan bukti adanya hubungan antara keduanya.
Jonathan Curiel dalam tulisannya bertajuk Muslim Roots, US Blues, mengungkapkan bahwa
publik Amerika perlu berterima kasih kepada umat Islam dari Afrika barat yang tinggal di
Amerika sekitar tahun 1600hingga pertengahan 1800 M, banyak penduduk kulit hitam dari
Afrika barat yang dibawa paksa ke Amerika dan dijadikan budak.
Menurut para sejarawan sekitar 30% budak dari Afrika barat yang dipekerjakan secara paksa di
Amerika adalah Muslim. Meski oleh tuannya dipaksa untuk menganut Kristen namun banyak
dari mereka tetap menjalankan agama Islam serta kebudayaan asalnya, mereka melantunkan
ayat-ayat Alquran setiap hari.
Sejarah juga mencatat bahwa para pelaut Muslim dari Afrika barat adalah yang pertama kali
menemukan benua Amerika sebelum Columbus. Jadi secara historis kaum Muslim telah
memberi pengaruh dalam evolusi masyarakat Amerika beberapa abad sebelum Columbus
menemukannya (Fareed H Numan dalam American Muslim History A Chronological
Observation).
Pengaruh lainnya yang diberikan komunitas kulit hitam yang beragama Muslim di Amerika
terhadap musik blues adalah alat-alat musik yang bisa mereka minkan. Pada awalnya lagu blues
hanya dinyanyikan tanpa iringan instrument, kemudian baru mereka mempergunakan alat petik
gitar sebagai iringan. Pada era perbudakan di Amerika, orang kulit putih melarang mereka
menabuh drum karena khawatir akan menumbuhkan perlawanan para budak. Namun
penggunaan alat musik gesek yang biasa dimainkan umat Islam dari Afrika diizinkan untuk
dimainkan karena mirip biola. Guru besar Ethnomusikologi dari Universitas Mainz Jerman
bernama Prof Gehard Kubik mengatakan alat musik banjo Amerika juga berasal dari Afrika.
Secara khusus Prof Kubik menulis buku tentang relasi musik blues dengan peradaban Islam di
Afrika barat berjudul "Africa and the Blues" yang diterbitkan University Press of Mississippi
pada 1999. Secara akademis Prof Kubik telah membuktikan gaya vokal kebanyakan penyanyi
blues menggunakan melisma, intonasi bergelombang,. Gaya vokal seperti itu merupakan
peninggalan masyarakat di Afrika barat yang telah melakukan kontak dengan dunia Islam sejak
abad ke 7 dan ke 8 M. Melisma menggunakan banyak nada dalam satu suku kata.
Sedangkan intonasi bergelombang merupakan rentetan dari mayor ke skala minor dan kembali
lagi, hal ini sangat umum digunakan saat kaum Muslim melantunkan adzan dan membaca
Alquran. Lantunan adzan dan ayat-ayat Alquran dari para Muslim kulit hitam di Amerika
mengandung musikalitas. Dalam sebuah jamaah di New Jersey, ketika berkumpul dan sang
imam datang ada ratusan orang melantunkan doa yang terdengar sangat musikal seperti yang
orang Amerika menyebutnya "Blues". Begitulah tradisi Islam di Amerika telah melahirkan
sebuah aliran musik bernama Blues.
Saat ini musik blues mempengaruhi perkembangan musik jazz, country dan rock. Dan
perkembangan blues sangat dipengaruhi lingkungan urban maupun desa Amerika, dimana ras
Afrika mendominasi gaya musik blues. Para pemusik blues dan pencipta blues rata-rata orang
kulit hitam Amerika. Musik yang menerapkan blue note dan pola call and response itu diyakini
publik Amerika dipopulerkan oleh WC Handy (1873-1958) yang dianggap sebagai bapak blues.
Lagu Aunt Hagar's Children dan Saint Louis Blues diterbitkan masing-masing pada tahun 1914-
1921.
Sumber:
http://literatursejarah.blogspot.com/2010/01/sejarah-musik-blues.html
versi lain:
Blues adalah nama yang diberikan untuk kedua bentuk musik dan genre musik yang diciptakan
terutama dalam Masyarakat Afrika-Amerika di Deep South Amerika Serikat pada akhir abad ke-
19 dari lagu rohani , lagu kerja , hollers lapangan , teriakan, dan narasi sederhana berirama
balada . The blues di mana-mana... dalam bentuk jazz , R&B , dan rock n roll dicirikan oleh kord
progresif tertentu dengan dua belas bar akord miring progresi yang paling umum dengan nada
miring, mencatat bahwa untuk tujuan ekspresif yang dinyanyikan atau dimainkan secara bertahap
rata atau menekuk (minor 3 untuk 3 major) sehubungan dengan lapangan dari major scale.
Genre blues didasarkan pada bentuk blues tetapi memiliki karakteristik lain seperti lirik tertentu,
garis bass dan instrumen. Blues dapat dibagi menjadi beberapa subgenre mulai dari negara untuk
blues perkotaan yang lebih atau kurang populer selama periode yang berbeda dari abad ke-20.
Paling dikenal adalah Delta , Piedmont , dan gaya blues Chicago. Perang Dunia II menandai
transisi dari akustik ke electric blues dan pembukaan progresif musik blues ke khalayak yang
lebih luas. Pada tahun 1960-an dan 1970-an, terbentuk suatu hibrida yang disebut revolusi blues
rock.
Istilah "blues" mengacu pada "Blues Devil", yang berarti melankolis dan kesedihan, penggunaan
awal istilah dalam pengertian ini ditemukan pada George Colman s 'satu babak sandiwara Blue
Devils (1798). Meskipun penggunaan frasa dalam musik Amerika Afrika mungkin lebih tua,
telah dibuktikan sejak tahun 1912, ketika Hart Wand s '" Dallas Blues "menjadi hak cipta
pertama komposisi blues. Lyrics frasa sering digunakan untuk menggambarkan suasana hati
yang tertekan .
Musik blues berangkat dari musik-musik spiritual dan pujian yang muncul dari komunitas
mantan budak-budak Afrika di AS. Penggunaan nada blue dan penerapan pola call-and-response
(di mana dua kalimat diucapkan/dinyanyikan oleh dua orang secara berurutan dan kalimat
keduanya bisa dianggap sebagai "jawaban" bagi kalimat pertama) dalam musik dan lirik lagu-
lagu blues adalah bukti asal usulnya yang berpangkal di Afrika Barat. Di era kini banyak Blues
Lovers lahir. Mereka menyimak, belajar, menulis, memainkan, dan bikin album.
Musik blues mempunyai pengaruh yang besar terhadap musik populer Amerika dan Barat yang
baru, seperti dapat terlihat dalam aliran ragtime, jazz, "blues rock", "electric blues", bluegrass,
rhythm and blues, rock and roll, hip-hop, dan country, "reggae", serta musik rock konvensional.
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Blues
Tapi sebelum tahun 1970-an, sebenarnya sudah ada sebuah band bernama The Rollies, yakni
grup band beraliran jazz rock yang dibentuk di Bandung dan menjadi kebanggaan Kota
Kembang pada tahun 1967, bahkan sempat populer hingga awal 1980-an. Para personelnya
terdiri dari Bangun Sugito (vokal), Uce F. Tekol (bas), Jimmy Manoppo (drum), Benny
Likumahuwa (trombon), Delly Joko Arifin (keyboards/vokal), Bonny Nurdaya (gitar), dan
Teungku Zulian Iskandar (saksofon).
The Rollies adalah kelompok rock tertua Indonesia dan termasuk grup yang paling sering
mengalami bongkar pasang pemain. Dalam perjalanannya, grup yang telah merintis ke dunia
rekaman pada tahun 1967 ini sempat menjadi grup papan atas yang disegani penonton Bandung,
Jakarta, Medan, dan Malang. Banyak yang menganggap The Rollies sebagai peletak dasar band
rock Indonesia yang telah memberikan kontribusi bagi musik Indonesia masa kini.
Giant Step
Nama Giant Step memang tidak sefenomenal dan melegenda seperti halnya The Rollies atau
God Bless. Meski demikian, grup era 1970-an asal Kota Bandung ini bisa dikatakan sebagai
satu-satunya band rock Indonesia pada masa itu yang paling tidak suka membawakan lagu-lagu
orang lain atau grup lain.
Dengan kata lain, Giant Step merupakan band rock yang berani "melawan arus" pada masa itu.
Ketika band-band rock pribumi lain gemar membawakan lagu-lagu karya The Beatles, Rolling
Stones, Led Zeppelin, Deep Purple, Black Sabbath, atau Grand Funk Railroad, Giant Step justru
lebih bangga membawakan lagu-lagu karya mereka sendiri.
Mereka juga termasuk band rock yang lumayan produktif. Setidaknya ada tujuh album yang
dihasilkan dalam kurun waktu 1975-1985. Tentu bukan hanya itu, Giant Step pun termasuk dari
sedikit band rock pribumi yang berkiblat pada jenis musik progresif yang pada masa itu lebih
sering disebut sebagai art rock, seperti yang diusung grup-grup Inggris macam King Crimson,
Jethro Tull, Pink Floyd, Gentle Giant, Yes, Genesis, dan ELP (Emerson, Lake, and Palmer).
Benny Soebardja dan Albert Warnerin adalah dua orang yang membidani kelahiran Giant Step
pada awal 1970-an di Bandung, kota yang sering dijuluki sebagai gudangnya para seniman
musik yang kreatif.
God Bless
Setelah The Rollies dan Giant Step, God Bless gantian menyandang predikat sebagai grup band
rock papan atas di Indonesia pada masa itu. Bahkan bisa dibilang, God Bless adalah raja
panggungnya musik Indonesia. God Bless mendeklarasikan diri sebagai grup band rock pada 5
Mei 1973, dengan formasi awal Achmad Albar (vokal), Fuad Hassan (drum), Ludwig
Lemans (gitar), Donny Fattah (bas), dan Jockie Soeryoprayogo (keyboards).
Di antara beberapa band rock yang hadir di masa itu, seperti Giant Step dan The Rollies, God
Bless bisa dibilang hampir tak tertandingi. Kendati kerap mengusung repertoar asing milik Deep
Purple, ELP hingga Genesis, namun aksi panggung serta skill masing-masing personelnya boleh
dibilang di atas rata-rata. Tapi karena terlalu sering menyanyikan lagu asing, gaya musik para
personel God Bless sedikit banyak terpengaruh. Hal tersebut tergambar jelas dalam garapan
musik album perdana mereka, “Huma di Atas Bukit”, yang cukup banyak terpengaruh sound
Genesis.
Selain tidak memiliki gaya bermusik yang solid, keanggotaan God Bless juga bisa dibilang
kurang solid. Sebab, dalam perjalanannya grup ini terhitung sangat sering gonta-ganti personel.
Dari grup ini, nama Ian Antono mulai menarik perhatian dan menjadi gitaris pertama yang
berkibar di jalur rock Indonesia.
Grup-Grup Lain
Sebenarnya cukup banyak grup band rock Indonesia yang eksis di tahun 1970-an. Tapi, lagu-
lagu yang dimainkan di era itu kebanyakan bukanlah lagu karya mereka sendiri, melainkan milik
band-band luar negeri, misalnya lagu milik Deep Purple, Jefferson Airplane, Black Sabbath,
Genesis, Led Zeppelin, Kansas, Rolling Stones hingga ELP. Tradisi yang kontraproduktif itu
kemudian melahirkan beberapa band Indonesia yang namanya sempat mengharum di pentas
nasional. Sebut saja misalnya El Pamas, Grass Rock (Malang), Power Metal (Surabaya), Adi
Metal Rock (Solo), Val Halla (Medan) hingga Roxx (Jakarta).
Lalu, sejak awal tahun 1980-an, musik rock agak sedikit “terlupakan” lantaran booming-nya
musik thrash metal di kalangan anak-anak muda, bahkan di seluruh dunia. Sejak saat itu,
mulailah bermunculan warna-warna baru dalam musik rock dengan sound yang lebih garang,
speed menonjol, lengkingan vokal yang tinggi, dan distorsi gitar yang lebih tebal, seiring dengan
majunya perangkat efek gitar dan teknologi sound system-nya.
Pada Era 1980-an hingga 1990-an akhirnya muncul mazhab-mazhab musik heavy metal, hard
rock, dan speed metal. Penampilan-penampilan musisi pada era ini tergolong "gila". Bahkan para
fans-nya juga membuat geng-geng guna mendukung grup band-nya masing-masing, dan ini
menjadi cikal bakal seringnya tawuran di saat live music. Pada era ini pula mulai ada fans yang
melakukan head banger alias mengibaskan rambut yang gondrong atau menggoyang-goyang
kepala sambil mengikuti beat lagu, disertai salam metal tiga jari (yang kemudian salam ini
dipakai oleh salah satu partai di Indonesia).
Meski band-band rock di tahun 1980-an sedikit terlindas oleh roda musik heavy metal, tidak
demikian halnya dengan musisi rock solo. Sebab, pada tahun 1985, muncul nama Nicky Astria
dengan albumnya, “Jarum Neraka”, yang digarap bersama Ian Antono. Album itu ternyata
laris di pasaran hingga terjual di atas 250 ribu kaset. Album “Jarum Neraka” itu disebut-sebut
sebagai album rock Indonesia pertama yang mampu menyaingi album lagu pop dalam
mendobrak angka penjualannya. BASF Awards menganugerahi album ini sebagai album rock
terlaris di tahun yang sama.
Saat itu, stasiun radio yang rutin mengudarakan musik- musik rock atau metal adalah Radio
Bahama, Radio Metro Jaya, dan Radio SK. Dari beberapa radio tersebut mungkin yang paling
legendaris adalah Radio Mustang. Sebab, mereka punya program bernama “Rock N’ Rhythm”
yang mengudara setiap Rabu malam dari pukul 19.00 – 21.00 WIB.
Pada era 1980-an pula para pencinta musik rock mencicipi masa-masa kejayaan di seluruh
Indonesia. Tetapi kejayaan itu tidak bertahan lama lantaran para fans masing-masing band yang
memiliki geng-geng-nya sendiri-sendiri mulai bersikap anarkis dan mau menang sendiri. Mereka
ingin diakui sebagai geng yang terkuat, terbesar, dan anggotanya terbanyak. Sejak saat itu
mulailah setiap pentas musik rock diwarnai dengan tawuran, kekacauan, bahkan sampai
menimbulkan korban jiwa.
Musik Independen
Memasuki era 1990-an, muncul gerakan baru dalam industri musik Indonesia yang independen.
Gerakan ini muncul karena begitu banyaknya artis dan grup yang tak berhasil menembus
perusahaan rekaman besar atau major label. Gerakan independen ini muncul juga karena para
pemusik tak rela kreativitasnya diutak-atik dan didikte oleh perusahaan-perusahaan rekaman
yang besar.
Gerakan independen ini digagas oleh kelompok rock asal Bandung, PAS Band, yang bergerilya
memasarkan album mereka sendiri. Ternyata, usaha PAS Band berbuah sukses. Gerakan
independen ini pun tak hanya berhenti di situ, malah terus merambah ke mana-mana. Beberapa
grup musik independen ini malah melakukan terobosan pasar secara internasional, seperti yang
telah dilakukan oleh kelompok Tengkorak, Discus, dan Mocca.
Begitu riuh dan dinamis adegan musik Indonesia saat ini. Semakin yakinlah kita bahwa musik
Indonesia masih tetap bernapas, masih tetap menggeliat walaupun didera pelbagai kendala.
Sumber :
http://www.pasarkreasi.com/news/detail/music/131/sejarah-musik-rock-indonesia
Penyebutan nama "dangdut" merupakan onomatope dari suara permainan tabla (dalam dunia
dangdut disebut gendang saja) yang khas dan didominasi oleh bunyi dang dan ndut. Nama ini
sebetulnya adalah sebutan sinis dalam sebuah artikel majalah awal 1970-an bagi bentuk musik
melayu yang sangat populer di kalangan masyarakat kelas pekerja saat itu.
Berikut adalah nama-nama beberapa tokoh penyanyi dan pencipta lagu dangdut populer yang
dibagi dalam tiga kelompok kronologis, sesuai dengan perkembangan musik dangdut:
Pra-1970-an
- Husein Bawafie
- Munif Bahaswan
- Ellya
- M. Mashabi
- Johana Satar
- Hasnah Tahar
1970-an
- A. Rafiq
- Rhoma Irama
- Elvy Sukaesih
- Mansyur S.
- Mukhsin Alatas
- Herlina Effendi
- Reynold Panggabean
- Camelia Malik
- Ida Laila
Setelah 1970-an
- Vetty Vera
- Nur Halimah
- Hamdan ATT
- Meggy Zakaria
- Iis Dahlia
- Itje Tresnawaty
- Evi Tamala
- Ikke Nurjanah
- Kristina
- Cici Paramida
- Dewi Persik
- Inul Daratista
- dll
Jauh sebelumnya, dangdut juga telah mengundang perdebatan dan berakhir dengan pelarangan
panggung dangdut dalam perayaan Sekaten di Yogyakarta. Perdebatan muncul lagi-lagi akibat
gaya panggung penyanyi (wanita)-nya yang dinilai terlalu "terbuka" dan berselera rendah,
sehingga tidak sesuai dengan misi Sekaten sebagai suatu perayaan keagamaan.
Dangdut memang disepakati banyak kalangan sebagai musik yang membawa aspirasi kalangan
masyarakat kelas bawah dengan segala kesederhanaan dan kelugasannya. Ciri khas ini tercermin
dari lirik serta bangunan lagunya. Gaya pentas yang sensasional tidak terlepas dari nafas ini.
Panggung kampanye partai politik juga tidak ketinggalan memanfaatkan kepopuleran dangdut
untuk menarik massa. Isu dangdut sebagai alat politik juga menyeruak ketika Basofi Sudirman,
pada saat itu sebagai fungsionaris Golkar, menyanyi lagu dangdut.
Walaupun dangdut diasosiasikan dengan masyarakat bawah yang miskin, bukan berarti dangdut
hanya digemari kelas bawah. Di setiap acara hiburan, dangdut dapat dipastikan turut serta
meramaikan situasi. Panggung dangdut dapat dengan mudah dijumpai di berbagai tempat.
Tempat hiburan dan diskotek yang khusus memutar lagu-lagu dangdut banyak dijumpai di kota-
kota besar. Stasiun radio siaran yang menyatakan dirinya sebagai "radio dangdut" juga mudah
ditemui di berbagai kota.
Musik rock, pop, disko, house bersenyawa dengan baik dalam musik dangdut. Demikian pula
yang terjadi dengan musik-musik daerah seperti jaipongan, degung, tarling, keroncong, langgam
Jawa (dikenal sebagai suatu bentuk musik campur sari yang dinamakan congdut, dengan
tokohnya Didi Kempot), atau zapin.
Bangunan lagu
Meskipun lagu-lagu dangdut dapat menerima berbagai unsur musik lain secara mudah, bangunan
sebagian besar lagu dangdut sangat konservatif, sebagian besar tersusun dari satuan delapan
birama 4/4. Jarang sekali ditemukan lagu dangdut dengan birama 3/4, kecuali pada lagu-lagu
masa Melayu Deli (contoh: Burung Nuri). Lagu dangdut juga miskin improvisasi, baik melodi
maupun harmoni. Sebagai musik pengiring tarian, dangdut sangat mengandalkan ketukan tabla
dan sinkop.
Intro dapat berupa vokal tanpa iringan atau berupa permainan seruling, selebihnya merupakan
permainan gitar atau mandolin. Panjang intro dapat mencapai delapan birama. Bagian awal
tersusun dari delapan birama, dengan atau tanpa pengulangan. Jika terdapat pengulangan, dapat
disela dengan suatu baris permainan jeda. Bagian ini biasanya berlirik pengantar tentang isi lagu,
situasi yang dihadapi sang penyanyi.
Lagu dangdut standar tidak memiliki refrain, namun memiliki bagian kedua dengan bangunan
melodi yang berbeda dengan bagian pertama. Sebelum memasuki bagian kedua biasanya
terdapat dua kali delapan birama jeda tanpa lirik. Bagian kedua biasanya sepanjang dari dua kali
delapan birama dengan disela satu baris jeda tanpa lirik. Di akhir bagian kedua kadang-kadang
terdapat koda sepanjang empat birama. Lirik bagian kedua biasanya berisi konsekuensi dari
situasi yang digambarkan bagian pertama atau tindakan yang diambil si penyanyi untuk
menjawab situasi itu.
Setelah bagian kedua, lagu diulang penuh dari awal hingga akhir. Lagu dangdut diakhiri pada
pengulangan bagian pertama. Jarang sekali lagu dangdut diakhiri dengan fade away.
SEJARAH MUSIK KLASIK
Perkembangan selanjutnya adalah adanya perbaikan tulisan musik dan dasar-dasar teori musik yang
dikembangkan oleh Guido d’ Arezzo (1050 M)Musik dengan menggunakan beberapa suara
berkembang di Eropa Barat. Musik Greogrian disempurnakan oleh Paus Gregorius.
Dalam sejarah musik klasik, musik klasik dapat dibagi menjadi 3 periode utama yaitu
1. Early Music Period, yang meliputi:
Medieval
Merupakan awal mula musik tradisional Eropa yang dimulai sejak berakhirnya kerajaan Romawai (sekitar
tahun 500) sampai awal Era Renaissance tahun 1400. Nyanyian Monophonic (Monophonic Chant), yang disebut
juga plainsong ataupun Nyanyian Gregorian (Gregorian Chant), sangat dominan pada era ini sampai sekitar tahun
1100. Selanjutnya, sepanjang akhir era ini sampai awal era Renaissance Nyanyian Polyphonic (Polyphonic
Chant), atau yang sering disebut nyanyian dengan beberapa suara, banyak dikembangkan hingga menjadi
beberapa suara yang lebih kompleks dari sebelumnya.
Renaissance
Era Renaissance ini berlangsung dari 1400-1600. Era ini ditandai dengan penggunaan alat musik yang lebih
banyak dan pada era ini juga pertama kalinya notasi musik dalam garis paranada dan ornamen-ornamen musik
lainnya mulai terbentuk. Penemuan partitur lagu tersebut memudahkan para pemusik lain untuk dapat memainkan
karya orang lain tanpa perlu menghadirkan penggubah lagunya. Pada zaman ini juga sedang berkembang luas
pesta-pesta dansa dimana musik sudah menjadi hal yang mendasar untuk mengiringi pesta dansa tersebut. Alat
musik strings yang digunakan pada early music period ini meliputi harpa, kecapi, vielle, dan gambus, sedangkan
untuk alat musik tiup meliputi flute, recorder, shawm (awal mula oboe), trumpet, dan bagpipe.
Simple pipeorgan juga digunakan namun lebih berkembang di kalangan musik gereja.
2. Common Practice Period, yang meliputi:
Baroque (1600-1750)
Karakteristik musik pada era Baroque ini menggunakan tonal counterpoint yang kompleks dan bass line. Musik
dalam era ini sudah mulai kompleks dibandingkan periode sebelumnya. Pada era
iniharpsicord dan pipe organ menjadi lebih populer. Opera yang berupa drama musikal mulai
membentuk image yang berbeda dari bentuk awal pertunjukan yang musikal dan dramatis, dan bentuk vokal
seperti cantata dan oratorio menjadi lebih umum. Alat musik dalam ensemble juga sudah mulai dibedakan dan
distandardisasi berdasarkan bentuknya. Hal ini yang menjadi cikal bakal terbentuknya musik orkestra.
Classical (1750-1830)
Dalam periode Classical ini dibentuk norma-norma dalam menciptakan komposisi, penyajian, dan style nya.
Piano juga menjadi alat musik utama yang digunakan. Karakteristik musik dalam periode ini lebih ringan, tidak
terlalu kompleks, dan lebih jelas dibandingkan musik pada era Baroque. Variasi kunci, melodi, rhythm, dan
dinamika (menggunakan crescendo, diminuendo, sforzando) digunakan bersamaan dengan perubahan mood sang
penggubah lagu. Opera terus dikembangkan di negara-negara Eropa. Orkestra tidak lagi
menggunakan harpsichord dan digantikan oleh piano atau fortepiano. Awalnya musik piano digunakan karena
memiliki karakter suara yang lebih ringan, dan sering dimainkan dengan iringan Alberti bass.
Romantic (1815-1910)
Penggubah lagu pada era Romantic ini meningkatkan perhatian pada baris melodi yang lebih panjang, dengan
sentuhan emosi dan ekspresi yang seiringan dengan romantisme dalam bentuk seni yang berbeda. Musiknya
menjadi lebih chromatic, dissonant, dan tonally yang penuh warna dengan penekanan pada berbagai key
signature. Pada abad ke-19 ini institut musik mulai bermunculan. Para musisi dan penggubah lagu juga mulai
memiliki kehidupan yang cukup terpandang. Meningkatnya ketertarikan masyarakat Eropa menengah akan musik
memacu munculnya organisasi untuk mengajar, penampilan, dan pelestarian musik klasik. Dalam era ini alat
musik piano sangat populer di kalangan masyarakat, sehingga banyak bermunculan pembuat piano.
3. Modern and Contemporary Period
Musik modern ditandai dengan banyaknya penggubah lagu yang mulai menolak nilai-nilai dari era-era
sebelumnya seperti traditional tonality, melodi, pemilihan alat musik, dan struktur. Para penggubah lagu,
akademikus, dan musisi mengembangkan perpanjangan dari teori musik dan teknik. Musik klasik20th
century (1900-2000) meliputi berbagai komposisi Post-Romantic secara luas termasuk komposisi bergaya akhir
era Romantic, Modern, dan Post-Modern. Istilah “contemporary music” terkadang digunakan untuk
menggambarkan komposisi musik di akhir abad ke-20 sampai dengan sekarang.