Anda di halaman 1dari 25

"But love is blind and lovers cannot see," - Shakespeare

Sejarah Musik
Musik dikenal sejak kehadiran manusia modern Homo sapien yakni sekitar
180.000 hingga 100.000 tahun yang lalu. Tiada siapa tahu bila manusia mula
mengenal seni dan musik. Dari penemuan arkeologi pada lokasi-lokasi seperti pada
benua Afrika sekitar 180.000 tahun hingga 100.000 tahun dahulu telah
menunjukkan perubahan evolusi dari pemikiran otak manusia. Dengan otak
manusia yang lebih pintar dari hewan, mereka membuat pemburuan yang lebih
terancang sehingga bisa memburu hewan yang besar. Dengan kemampuan otak ini,
mereka bisa berpikir lebih jauh hingga di luar nalar dan mencapai imajinasi dan
spiritual. Bahasa untuk berkomunikasi telah terbentuk di antara mereka. Dari
bahasa dan ucapan sederhana untuk tanda bahaya dan memberikan nama-nama
hewan, perlahan-lahan beberapa kosa kata muncul untuk menamakan benda dan
nama panggilan untuk sesorang.

Dalam kehidupan yang berpindah-pindah, mereka mungkin mendapat inspirasi


untuk mengambil tulang kaki kering hewan buruan yang menjadi makanan mereka
kemudian meniupnya dan mengeluarkan bunyi. Ada juga yang mendapat inspirasi
ketika memperhatikan alam dengan meniup rongga kayu atau bambu yang
mengeluarkan bunyi. Kayu dibentuk lubang tiup dan menjadi suling purba.

Manusia menyatakan perasaan takut mereka dan gembira menggunakan suara-


suara. Bermain-main dengan suara mereka menjadi lagu, hymne atau syair
nyanyian kecil yang diinspirasikan oleh kicauan burung. Kayu-kayu dan batuan
keras dipukul untuk mengeluarkan bunyi dan irama yang mengasyikkan. Mungkin
secara tidak sengaja mereka telah mengetuk batang pohon yang berongga di
dalamnya dengan batang kayu yang mengeluarkan bunyi kuat. Kulit binatang yang
mereka gunakan sebagai pakaian diletakkan pula untuk menutup rongga kayu
tersebut besar menjadi gendang.

Prasejarah
Prasejarah musik hanya dapat berteori berdasarkan temuan dari situs arkeologi
paleolitik. Seruling Merupakan alatmusik yang sering ditumakan pada zaman pra
sejarah dan bentuknya seperti shakuhachi yang berasal dari Jepang. Seruling Divje
Babe yang terbuat dari tulang paha beruang gua, yang diperkirakan sudah dipakai
sekitar 40.000 tahun yang lalu. Berbagai jenis seruling dan alat musik yang terbuat
dawai atau senar telah ada sejak zaman Peradaban Lembah Sungai Indus , India
memiliki salah satu tradisi musik tertua di dunia yang berasal dari kitab Weda .
Pengumpulan paling awal dan terbesar alat musik prasejarah ditemukan di Cina
dan tanggal kembali ke antara 7000 dan 6600 SM. Lagu-lagu Hurrian / Hurrian
songs adalah kumpulan musik tertulis dalam tulisan kuno yang digali dari Hurrian
di kota Ugarit yang diperkiarakan telah ada sekitar 1400 SM

Sejak abad ke-2 dan abad ke-3 sebelum Masehi, di Tiongkok da Mesir ada musik
yang mempunyai bentuk tertentu. Dengan mendapat pengaruh dari Mesir dan
Babilon, berkembanglah musik Hibrani yang dikemudian hari berkembang
menjadi musik Gereja. Musik itu kemudian disenangi oleh masyarakat, karena
adanya pemain-pemain musik yang mengembara serta menyanyikan lagu yang
dipakai pada upacara Gereja. Musik itu tersebar di seluruh Eropa kemudian
tumbuh berkembang, dan musik instrumental maju dengan pesat setelah ada
perbaikan pada alat-alat musik, misalnya biola dan cello. Kemudian timbulah alat
musik Orgel. Komponis besar muncul di Jerman, Prancis, Italia, dan Rusia. Dalam
abad ke 19, rasa kebangsaan mulai bangun dan berkembang. Oleh karena itu
perkembangan musik pecah menurut kebangsaannya masing-masing, meskipun
pada permulaannya sama-sama bergaya Romantik. Mulai abad 20, Prancis menjadi
pelopor dengan musik Impresionistis yang segera diganti dengan musik
Ekspresionistis.
A.Perkembangan Musik Dunia
Musik sudah ada sejak Zaman purbakala dan dipergunakan sebagai alat untuk mengiringi
upacara-upacara kepercayaan. Perubahan sejarah musik terbesar terjadi pada abad
pertengahan,disebabkan terjadinya perubahan keadaan dunia yang makin meningkat. Musik
tidak hanya dipergunakan untuk keperluan keagamaan, tetapi dipergunakan juga un tuk urusan
duniawi
PERKEMBANGAN MUSIK DUNIA TERBAGI DALAM ENAM ZAMAN :
1.Zaman Abad Pertengahan
Zaman Abad Pertengahan sejarah kebudayaan adalah Zaman antara berakhirnya kerajaan
Romawi (476 M) sampai dengan Zaman Reformasi agama Kristen oleh Marthen Luther
(1572M). perkembangan Musik pada Zaman ini disebabkan oleh terjadinya perubahan keadaan
dunia yang semakin meningkat, yang menyebabkan penemuan-penemuan baru dalam segala
bidang, termasuk dalam kebudayaan. Perubahan dalam sejarah musik adalah bahwa musik tedak
lagi dititikberatkan pada kepentingan keagamaan tetapi dipergunakan juga untuk urusan duniawi,
sebagai sarana hiburan.
Perkembangan selanjutnya adalah adanya perbaikan tulisan musik dan dasar-dasar teori musik
yang dikembangkan oleh Guido d’ Arezzo (1050 M)
Musik dengan menggunakan beberapa suara berkembang di Eropa Barat. Musik Greogrian
disempurnakan oleh Paus Gregorius.
Pelopor Musik pada Zaman Pertengahan adalah :
1. Gullanme Dufay dari Prancis.
2. Adam de la halle dari Jerman.
2. Zaman Renaisance (1500 – 1600)
Zaman Renaisance adalah zaman setelah abad Pertengahan, Renaisance artinya Kelahiran
Kembali tingkat Kebudayaan tinggi yang telah hilang pada Zaman Romawi. Musik dipelajari
dengan cirri-ciri khusus, contoh nyanyian percintaan, nyanyian keperwiraan. Sebaliknya musik
Gereja mengalami kemunduran. Pada zaman ini alat musik Piano dan Organ sudah dikenal,
sehingga munculah musik Instrumental. Di kota Florence berkembang seni Opera. Opera adalah
sandiwara dengan iringan musik disertai oloeh para penyanyinya.
Komponis-komponis pada Zaman Renaisance diantaranya :

1. Giovanni Gabrieli (1557 – 1612) dari Italia.


2. Galilei (1533 – 1591) dari Italia.(tidak ada pict)

3. Claudio Monteverdi (1567 – 1643) dari Venesia.


4. Jean Baptiste Lully (1632 – 1687) dari Prancis.
3. Zaman Barok dan Rokoko
Kemajuan musik pada zaman pertengahan ditandai dengan munculnya aliran-aliran musik baru,
diantaranya adalah aliran Barok dan Rokoko. Kedua aliran ini hamper sama sifatnya, yaitu
adanya pemakaian Ornamentik (Hiasan Musik). Perbedaannya adalah bahwa musik Barok
memakai Ornamentik yang deserahkan pada Improvisasi spontan oleh pemain, sedangkan pada
musik Rokoko semua hiasan Ornamentik dicatat.
Komponis-komponis pada Zaman Barok dan Rokoko :

A. Johan Sebastian Bach


Lahir tanggal 21 Maret 1685 di Eisenach Jerman, meninggal tanggal 28 Juli 1750 di Lipzig
Jerman. Hasil karyanya yang amat indah dan terkenal:
1. St. Mathew Passion.
2. Misa dalam b minor.
3. 13 buah konser piano dengan orkes
4. 6 buah Konserto Brandenburg
Gubahan-gubahannya mendasari musik modern. Sebastian Bach menciptakan musik Koral
(musik untuk Khotbah Gereja) dan menciptakan lagu-lagu instrumental.
Pada akhir hidupnya Sebastian Bach menjadi buta dan meninggal di Leipzig

B. George Fredrick Haendel


Lahir di Halle Saxony 23 Februari 1685 di London, meninggal di London tanggal 14 April 1759.
Semasa kecilnya dia sudah memperlihatkan bekat keahlian dalam bermain musik. Pada tahun
1703,ia pindah ke Hamburg untuk menjadi anggaota Orkes Opera. Tahun 1712 ia kembali
mengunjungi Inggris. Hasil ciptaannya yang terkenal adalah ;
1. Messiah, yang merupakan Oratorio (nama sejenis musik) yang terkenal.
2. Water Musik (Musik Air).
3. Fire Work Music (Musik Petasan).
Water Musik dan Fire Work Music merupakan Orkestranya yang paling terkenal. Dia meninggal
di London dan dimakamkan di Westminster Abbey.
4. Zaman Klasik 91750 – 1820)
Sejarah musik klasik dimukai pada tahun 1750, setelah berakhirnya musik Barok dan Rokoko.
Ciri-ciri Zaman musik Klasik:
a. Penggunaan dinamika dari Keras menjadi Lembut, Crassendo dan Decrasscendo.
b. Perubahan tempo dengan accelerando (semakin Cepat) dan Ritarteando (semakin lembut).
c. Pemakaian Ornamentik dibatasi
d. Penggunaan Accodr 3 nada.
Sumber :
http://septika09020019.student.umm.ac.id/2010/02/03/sejarah-musik-dunia/

SEJARAH MUSIK INDONESIA


Terdapat tahapan – tahapan perkembangan sejarah Musik Indonesia. tahapan tersebut adalah
sebagai berikut:
Masa sebelum masuknya pengaruh Hindu – Buddha
Pada masa ini, musik dipakai sebagai bagian dari kegiatan ritual masyarakat. Dalam beberapa
kelompok, bunyi- bunyian yang dihasilkan oleh anggota badan atau alat tertentu diyakini
memiliki kekuatan magis. Instrumen atau alat musik yang digunakan umumnya berasal dari alam
sekitarnya.
Masa setelah masuknya pengaruh Hindu- Buddha
Pada masa ini, berkembanglah musik – musik istana (khususnya di jawa). saat itu, musik tidak
hanya dipakai sebagai bagian ritual saja, tetapi juga dalam kegiatan – kegiatan keistanaan
(sebagai sarana hiburan para tamu raja). Musik istana yang berkembang adalah musik gamelan.
Musik gamelan terdiri dari 5 kelompok, yaitu: kelompok balungan, kelompok blimbingan,
kelompok pencon, kelompok kendang,dan kelompok pelengkap.
Masa setelah masuknya pengaruh Islam
Selain berdagang dan menyebarkan agama islam, para pedagang arab juga memperkenalkan
musik mereka. Alat musik mereka berupa gambus & rebana. dari proses itulah muncul orkes-
orkes gambus di Tanah Air ( Indonesia ) hingga saat ini.
Masa Kolonialisme
Masuknya bangsa Barat ke Indonesia juga membawa pengaruh besar dalam perkembangan
musik Indonesia. Para pendatang ini memperkenalkan berbagai alat musik dari negeri mereka,
misalnya biola, selo (cello), gitar, seruling (flute), dan ukulele. Mereka pun membawa sistem
solmisasi dalam berbagai karya lagu. Itulah masa- masa perkembangan musik modern Indonesia.
Saat itu, para musisi Indonesia menciptakan sajian musik yang merupakan perpaduan musik
barat dan musik Indonesia. Sajian musik itu dikenal sebagai musik keroncong.
Masa Kini
Seiring dengan masuknya media elektronik ke Indonesia, masukpula berbagai jenis musik barat,
seperti pop, jazz, blues, rock, dan R&B. demikian pula dengan music – musik negeri India yang
banyak dibawa melalui film- filmnya. Dari perkembangan ini, terjadi perpaduan antara musik
asing dengan musik Indonesia. Musik India mengalami perpaduan dengan musik melayu
sehingga menghasilkan jenis musik dangdut. Maka, muncul pula berbagai musisi Indonesia yang
beraliran pop, jazz, blues, rock, dan R&B. Berkembang pula jenis musik yang memadukan unsur
kedaerahan Indonesia dengan unsur musik barat, terutama alat- alat musiknya. Jenis musik ini
Prasejarah Musik Indonesia sejak ribuan tahun yang lalu ternyata perkembangan musik
Indonesia sudah ada, sehingga musik itu dikatakan telah melampaui batas bahasa, kebudayaan
bahkan agama. Bagi orang barat, India sering disamakan dengan Indonesia. Mereka menyebut
India dengan Indie (Nedherland-Oost) yang maksudnya Indonesia.
Anggapan semacam itu mengakibatkan kekayaan alat seni maupun kesenian di Indonesia tidak
diperhitungkan oleh bangsa lain, terutama waktu penjajahan Belanda masih bercokol di bumi
Indonesia.
Khasanah seni di Indonesia adalah sangat kaya dan bermutu tinggi dan dapat disejajarkan dengan
seni klasik di negeri yang berkembang.
A. Jaman Prasejarah (sebelum abab 1 Masehi)
Ternyata prasejarah Indonesia belum banyak diteliti dengan kata lain diselidiki oleh para
arkeolog , sejarawan atau yang lain. Padahal justru waktu antara tahun kira-kira 2500 Sebelum
Masehi dan abad ke-1 Masehi menemukan perkembangan kebudayaan termasuk musik sampai
saat ini.
Menurut Alec Robertson dan Denis Stevens (penulis buku Geschichte der Musik 1 dari
Munchen, Germany), pada jaman Mesolitikum kira-kira tahun 5000 Sebelum Masehi di Asia
Tenggara terdapat 3 ras besar: orang Australide (penduduk asli), orang Melanesia (berasal dari
Asia Tengah) dan orang Negrito (mungkin dari India).
Lapisan bawah ini di tumpangi lapisan baru dengan dua arus imigrasi besar :
1. Imigrasi Pra-Melayu
Antara tahun 2500 dan 1500 Sebelum Masehi kiranya terjadi suatu perpindahan bangsa dari Asia
Tengah ke Asia Tenggara.
Dalam perjalanannya mereka mengutip juga unsur dari Kaukasus dan Mongolia.
Mereka membawa serta kebudayaan bambu serta teknik pengolahan lading. Terutama di Annam
(Cina Selatan) mereka memperkenalkan semacam lagu pantun dimana putra dan putri bernyanyi
dengan cara sahut menyahut.
Mereka memakai sebuah alat tiup bernama Khen terdiri dari 6 batang bambu yang ditiup
bersama dalam kelompok d atau 3 nada. Alat ini dikenal pula di CinaSheng dan di Kalimantan
dengan nama Kledi. dengan nama
Alat ini hanya merupakan salah satu alat dari sejumlah besar alat musik bambu yang sampai
sekarang terdapat di Asia Tenggara. Sejumlah batang bambu dengan ukuran yang berbeda-beda
di tanam di tanah. Tiupan angin menimbulkan bunyi bagaikan Kledi raksasa yang cukup indah
(terdapat di Bali sampai sekarang).
Alat musik bambu lain seperti suling, angklung dan lain sebagainya. Telah mengalami suatu
proses perkembangan pada waktu kemudian. Seperti xylofonAsia Tenggara dalam bentuk
berbeda-beda: sebagai’tatung’ di Annam, ‘rangnat’ di Kamboja, ‘ranat’ di Thailand, ‘pattalar’ di
Birma, ‘gambang’ di Jawa, ‘kolintang’ di Sulawesi dan Kalimantan. Xylofon malah diekspor
dari Asia Tenggara ke Afrika pada abad 5 Masehi. yang tersebar diseluruh
2. Imigrasi Proto-Melayu pada jaman perunggu (abad 4 Sebelum Masehi)
Menurut para ahli sejarah terjadi lagi suatu gelombang imigrasi ke Indonesia di sekitar abad 4
Sebelum Masehi berpangkal dari suatu daerah Cina SelatanAnnam. Menurut R. von Heine-
Geldern perpindahan suku-suku dari daerah tersebut lewat Kamboja, Laos, Thailand, Malaysia
ke Indonesia dan berjalan terus ke Filipina, Melanesia dan Polynesia. Hal ini dibuktikan pula
oleh P. Wilhelm Schmidt (1868-1954) yang menemukan bahwa para penduduk Indonesia,
Melanesia dan Polynesia berdasarkan satu bahasa yang sama (yang memang kemudian
berkembang sendiri-sendiri). Teori ini pada jaman sekarang didukung oleh hampir semua ahli
sejarah. bernama
Karena ini terjadi pada zaman perunggu maka kedatangan mereka mempengaruhi juga
kebudayaan musik.
Diperkirakan bahwa gong-gong pertama berasal pula dari Asia Selatan, karena di dekat Annam,
pada tahun 1930-an ditemukan banyak sekali alat dari perunggu, sehingga terbukti bahwa dari
sinilah kebudayaan perunggu tersebar tidak hanya ke Indonesia tetapi ke seluruh Asia Tenggara.
Maka kebudayaan ini juga disebut “kebudayaan Dong-son”. Kebudayaan ini berlangsung dari
abad 7-1 Sebelum Masehi dan mencapai puncaknya pada abad 3-2 Sebelum Masehi.
Bagaimana dengan musik dalam kebudayaan Dong-son? Kita tidak tahu apa-apa tentang musik
mereka. Diperkirakan bahwa gong mereka berukuran besar, maka musiknya berat.
Menurut ahli sejarah tertentu tangga nada Pelog ikut dibawa ke Indonesia oleh kelompok Proto-
Melayu. Menurut Alec Robertson dan Denis StevensPelog mula-mula tersebar di seluruh Asia
Tenggara, namun kemudian terutama dipelihara di Jawa dan Bali. Karena tidak ada catatan maka
tidak dapat diketahui teori musik yang melatarbelakangi tangga nada yang unik ini. tangga nada
Gong-gong yang dibawa oleh Proto-Melayu dari Cina Selatan ke IndonesiaJawa. Rupa-rupanya
mula-mula dipakai untuk upacara mendatangkan hujan secara magig (mistik). ternyata
ditemukan dalam penggalian di
Pengaruh dari kebudayaan Dong-son ke Indonesia tidak berarti bahwa di Indonesia waktu itu
tidak terdapat kebudayaan sendiri, tetapi terjadilah suatu perkembangan : benda-benda dari
perunggu dan besi yang masuk “kasalisator”: meski sebelumnya di Indonesia diperkirakan tidak
ada perunggu (timah dan kuningan), namun kemudian terbukti bahwa orang Jawa waktu abad-
abad pertama Masehi menjadi ahli dalam hal mengolah logam, terutama perunggu.
B. Jaman Sejarah (Hindu-abad 4-12)
Suatu ‘revolusi’ terjadi pada abad 1 Sebelum Masehi di waktu dibuat kapal besar-besar di teluk
PersiaLaut Cina. Maka lalu lintas ke Indonesia pun menjadi intensif (sebelumnya diperkirakan
lalu lintas terjadi terutama lewat daratan). Terutama pedagang India mendatangi daerah-daerah
Indonesia sejak abad 2 dan 3 Masehi untuk perdagangan. Maka pengaruh India di Indonesia dan
tambah besar, baik dari segi perdagangan dan politik maupun agama dan kebudayaan.
Dari dokumen-dokumen dan penemuan nampak bahwa agama Budha masuk kepulauan
IndonesiaSumatera pada awal abad 7 Masehi dalam kerajaan Sriwijaya dan kemudian di Jawa
dengan kerajaan Syailendra (750-850 Masehi). Pengaruh kebudayaan India mencapai puncaknya
dari pertengahan abad 8 Masehi sampai abad 11 Masehi dimana fase kreativitas yang sangat
tinggi. Pada masa itu berkembanglah kebudayaan Jawa berupa musik dan tari, arsitektur dan seni
rupa, pada waktu itu dibangunlah Candi Borobudur dan Candi PrambananIndonesia dari masa
lalu sampai sekarang. pada abad 4 Masehi. Mereka mendirikan pusatnya di pulau yang menjadi
kebanggaan bangsa
Selain tangga nada Pelog dipakai juga tangga nada Slendro yang bentuk dan rupanya
diperkenalkan oleh Dinasti Syailendra pada abad 8 Masehi. Menurut cerita tangga nada ini
ditemukan oleh dewa Barata Endra atas petunjuk dewa Shiva. Merurut teori, satu oktaf dibagi
dalam 5 interval yang sama (6/5 dari sekon besar). Namun ternyata tidak selalu demikian. Malah
dalam penggalian di JawaCina dan musik India. ditemukan alat-alat kuno dengan tangga nada
yang mirip dengan tangga nada pentatonic (dengan interval sekon-sekon dan terts kecil), sama
halnya dengan tangga nada
Perkembangan musik sangat dipengaruhi oleh drama Hindu dalam bahasa Sansekerta Ramayana.
Drama ini diterjemakan dan diolah bebas dalam banyak bahasa di Asia Tenggara. Pementasan
dari fragmen-fragmen drama ini sangat disukai. Sesudah abad 9 Masehi terdapat terjemahan
dalam bahasa Jawa dan paling sedikit sejak abad 11 Masehi dipentaskan di Jawa. Selain
Pementasan tari berkembanglah pula versi wayang, suatu tradisi yang nampaknya berasal dari
jaman pra-Hindu.
Waktu orang Hindu datang ke Jawa, maka mereka telah menemukan bermacam-macam alat
musik. Dalam relief pada Borobudur terdapat alat musik local maupun alat musik yang diimpor
dari India seperti gendamg, termasuk gendang dari tanah dengan kulit hanya di satu sisi, kledi,
suling, angklung, alat tiup (semacam hobo), xylofon (bentuknya setengah gambang, setengah
calung), sapeq, sitar dan harpa dengan 10 dawai, lonceng dari perunggu dalam macam-macam
ukuran, gong, saron, bonang. Tidak dapat disangkal bahwa alat musik mula-mula dimainkan
menurut kebiasaan India.
Selain itu dari penggalian-penggalian di Jawa Tengah telah ditemukan sejumlah besar kumpulan
bonang, nada-nada gender dan saron, lonceng, gendang, gong-gong, namun tidak jelas dari abad
berapa. Tidak semua alat musik tersebut di atas bertahan di Jawa dalam perkembangan waktu
selanjutnya. Namun nampak bahwa alat musik ini telah dipakai sebelum jaman Hindu. Perlu
diketahui bahwa musik gamelan sebagai musik herefon dengan pola ritme yang kaya,
keindahannya terletak justru dalam bunyi bersama dari lagu dan irama yang saling melengkapi
menjadi satu ‘simfoni nada dan irama’. Sedangkan musik India termasuk musik solotis (vocal
maupun instrumental) meskipun dimainkan juga dalam ansambel sebagai iringan. Namun aneka
ragam alat musik di India tidak digabungkan dalam satu orkes, untuk memberi kebebasan pada
penyanyi dan pemain.
Bahwa seni musik sejak dulu di Jawa mendapat suatu penghargaan tinggi, dapat disimpulkan
dari banyaknya gambar alat musik dalam relief-relief dari jaman itu serta dari naskah-naskah
kuno yang rajin menyebut nama alat musik dan sebagainya. Jadi Gamelan sebagai orkes
mengalami suatu perkembangan alat musik yang berasal dari India diintergrasikan ke dalam
musik tradisional Jawa: gong-gong dalam macam-macam bentuk dan ukuran, gambang ditambah
sejumlah alat lain yang sebagian ditinggalkan dalam perkembangan jaman. Bahwa terjadilah
suatu perkembangan musik gamelan (sampai sekarang) membuktikan betapa tinggi musik ini
hingga tidak ada bandingnya di Negara lain di Asia Tenggara.
Pada masa abad 11 pusat politik pindah dari Jawa Tengah ke Jawa Timur dengan Kerajaan
Airlangga yang berhasil menaklukkan seluruh Jawa (1037), Setelah itu dilanjutkan oleh kerajaan
Singasari pada abad 13. Wilayah kekuasaan sampai Kerajaan Majapahit (didirikan oleh Raden
Wijaya dengan patihnya yang tersohor Gajah Mada). Dengan patihnya Gajah Mada pada tahun
1350-1389 merupakan puncak kejayaan Majapahit dengan Pemerintahan Hayam Wuruk. Seluruh
kepulauan (termasuk kerajaan Sriwijaya) masuk dalam wilayah Nusantara (itu nama wilayah
kerajaan Majapahit di luar pulau Jawa).
Maka tidak mengherankan bahwa pada waktu itu pun gong yang di Jawa di bawa ke seluruh
Nusantara.
Namun itu tidak berarti bahwa semua pulau memakai juga musik gamelan. Meskipun tangga
nada Pelog dikenal juga di daerah lain, namun umumnya musik di luar Jawa dan Bali mengikuti
pola lain: ritmik yang kaya serta melodic yang agak sederhana berdasarkan tangga nada
pentatonic tanpa setengah nada (pentatonic anhemitonis) adalah ciri khasnya.
Pada akhir jaman Hindu gamelan sudah lengkap seperti jaman sekarang. Hanya satu alat belum
ada: rebab. Meskipun demikian, menurut Jaap Kunst belum tentu semua alat dimainkan selalu
bersama-sama. Mungkin sekali terdapat suatu ansambel dengan alat musik lembut yang terutama
dipakai di dalam ruang dengan gender, gambang dan suling.
Selain itu terdapat ansambel dengan alat musik keras dengan gendang, cymbal (di Jawa sudah
tidak ada), macam-macam gong yang dipakai terutama diluar gedung untuk pesta dan pawai.
Ansambel alat yang keras seperti di Jawa terdapat terdapat pula di pulau-pulau lain misalnya di
Nias dan Flores Barat.
Gamelan Munggang, ansambel orkes gamelan tertua, ternyata merupakan ansambel macam ini
juga.
Menurur Kurst, kedua ansambel baru digabung menjadi satu orkes gamelan sesudah jaman
Hindu.
Dan inipun terjadi dalam perkembangan waktu.
1389 – 1520 merupakan jaman kemunduran dan kehancuran kerajaan Majapahit. Sementara itu
di Malaka terjadi perkembangan kerajaan-kerajaan Islam yang berkuasa sampai Sumetera.
1511 Malaka direbut Portugis dan masuk pula ke Kepulauan Maluku(1522). Sementara itu di
Jawakerajaan Demak, Kerajaan Islam (1500-1546). berdiri
Kesultanan Demak menguasai seluruh Jawa dan sebagian besar kepulauan di luar Jawa.
Bersama dengan agama Islam masuk ke Indonesia pula alat musik Arab: misalnya rebana, rebab,
gambus.
Namun alat musik ini berkembang di Indonesia : berbedalah bentuk dan cara bermain rebab: di
Jawa,Bali, Sulsel, Sumba (di Sumba rebab ini disebut ‘dunggak roro’) dengan dua dawai; di
Sumatera, Kalimantan, Sulut dan Maluku dengan satu dawai; di Aceh dengan tiga dawai.
Berbedalah pula nama rebana: terbang, trebang, robana, rabana. Sedangkan gambus {sejenis
gitar/mandolin) biasanya dilengkapi dengan alat seperti biola, akordeon, gendang, seruling, bas
menjadi orkes gambus. Dengan kata lain: alat musik ini mengalami suatu proses pengintegrasian
ke dalam tradisi musik Indonesia.
C. Jaman Modern / Masa Kini
Banyak tema legu dalam bermusik. Sehingga karya para musisi terdahulu masih enak dan layak
di perkembangan dunia musik modern yang semakin meningkat telah merambah berbagai aspek
kehidupan masyarakat serta berkesinambungan dari generasi ke generasi sehingga telah
menghasilkan begitu banyak karya yang patut di banggakan. Pesatnya kemajuan industri musik
di tanah air pada saat ini di imbangi dengan banyak bermunculannya insan – insan musik yang
mendatangkan angin segar bagi industri tersebut. Seperti halnya dunia film, dunia musik juga
mempunyai pasar serta penggemar yang banyak dengan aliran musik yang di anutnya, maka
berlombalah grup grup musik, duo, maupun solo untuk meniru. Dengan banyak bermunculannya
pendatang baru di dunia musik, maka banyak pula karya- karyaserya penghargaan –
penghargaantentang musik yang sudah di hasilkan. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu
ditingkatkan dandikembangkan bakat generasi muda Indonesia di bidang musik, khususnya
mengenai sejarah, perkembangan serta pengetahuan tentang dunia musik yang sifatnya universal
tersebut. Selain itu mereka juga diharapkanmampu untuk memperkenalkan karya – karyake
kancah nasional maupun internasional, sebagai hal yang patutdibanggakan, dikembangkan,
dipertahankan serta di lstarikankeberadaannya. Mengingat untuk perkembangan dunia musik
modern itu sendiri di Indonesia belum ada wadah yang dapat memberi informasi yang akurat
tentang segala hal tentang dunia musik moderndi Indonesia. Sedangkan fasilitas untuk
mleakukan pelestarian terhadap karya- karya serta penghargaan musik tersebut belum benar –
benar ada. Oleh karena itu diharapkan adanya suatu wadah yang dapat menampung karya,
penghargaan, minat serta aspirasi yang dapat meningkatkan informasi dan pengetahuan tentang
musik modern yang merupakan salah satu warisan khasanah budaya Indonesia.
Ragam musik di Indonesia dapat dibedakan atas musik tradisi, musik keroncong, musik dangdut,
musik perjuangan, dan musik pop.
Seiring dengan masuknya media elektronik ke Indonesia,masuk pula berbagai jenis musik barat,
seperti pop, jazz, blues, rock, R&B dan musik- musik negeri India yang banyak diperkenalakan
melalui film-filmnya. Dari perkembangan ini, terjadilah perpaduan musik asing dengan musik
Indonesia. Musik India juga berpadu dengan musik melayu yang kemudian menghasilkan jenis
musik dangdut. Maka, muncullah berbagai musisi Indonesia yang beraliran pop, jazz, blues,
rock, dan R&B. Berkembang pula jenis musik yang memadukan unsur kedaerahan Indonesia
dengan unsur musik barat, terutama alat- alat musiknya. Jenis musik ini sering disebut musik
etnis.
Ragam musik di Indonesia dapat dibedakan atas musik tradisi, musik keroncong, musik dangdut,
musik perjuangan, dan musik pop.
1. Musik Daerah/Tradisional
Ciri khas jenis musik ini terletak pada isi lagu dan instrumen (alat musiknya). Musik tradisi
memiliki karakteristik khas, yaitu syair dan melodinya menggunakan bahasa dan gaya daerah
setempat. Seni tradisi yang merupakan identitas, jati diri, media ekspresi dari masyarakat
pendukungnya. Musik jenis ini terdiri dari :
1. Instrumen Musik Perkusi.
Antara lain : Gamelan, Talempong, Kulintang, Arumba dan Kendang.
2. Instrumen Musik Petik
Antara lain : Kecapi, Sasando dan Sampek.
3. Instrument Musik Gesek
Antara lain : Rebab dan Ohyan.
4. Instrument Musik Tiup
Antara lain : Suling, Saluang, Serunai, dan Serompet atau Tarompet.
2. Musik Keroncong
Ciri musik jenis ini adalah pada harmoni musik dan improvisasi yang sangat terbatas. Umumnya
lagu-lagunya memiliki bentuk dan susunan yang sama. Syair- syairnya terdiri atas beberapa
kalimat (umumnya 7 kalimat) yang diselingi dengan permainan alat musik.
3. Musik Dangdut
Ciri khas musik ini terletak pada pukulan alat musik tabla (sejenis alat musik perkusi yang
menghasilkan bunyi ndut) dan iramanya yang ringan, sehingga mendorong penyanyi dan
pendengarnya untuk mengerakkan anggota badannya.
4. Musik Perjuangan
Ciri khas dari musik ini terletak pada syair- syairnya yang umumnya berisi ajakan untuk
berjuang, ajakan untuk berkorban demi tanah air, dan sejenisnya. Irama musiknya cepat dan
semangat, serta diakhiri dengan semarak.
5. Musik Populer (pop)
Musik ini memiliki ciri, dalam penggunaan ritme yang terasa bebas dengan mengutamakan
permainan drum dan gitar bas. Biasanya, para musisinya juga menambahkan variasi gaya yang
beraneka ragam untuk menambah daya tarik dan penghayatan pendengar atau penikmatnya.
Musik pop dibedakan menjadi musik pop anak- anak dan musik pop dewasa.
Sumber
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/04/sejarah-musik-di-indonesia/

Sejarah Musik Rock Dunia

Musik rock adalah genre musik populer yang mulai diketahui secara umum pada pertengahan
tahun 50an. Akarnya berasal dari rhythm and blues, musik country dari tahun 40 dan 50-an serta
berbagai pengaruh lainnya. Selanjutnya, musik rock juga mengambil gaya dari berbagai musik
lainnya, termasuk musik rakyat (folk music), jazz dan musik klasik.
Bunyi khas dari musik rock sering berkisar sekitar gitar listrik atau gitar akustik, dan penggunaan
back beat yang sangat kentara pada rhythm section dengan gitar bass dan drum, dan kibor seperti
organ, piano atau sejak 70-an, synthesizer. Disamping gitar atau kibor, saksofon dan harmonika
bergaya blues kadang digunakan sebagai instrumen musik solo. Dalam bentuk murninya, musik
rock "mempunyai tiga chords, bakcbeat yang konsisten dan mencolok dan melody yang
menarik".
Pada akhir tahun 60-an dan awal 70-an, musk rock berkembang menjadi beberapa jenis. Yang
bercampur dengan musik folk (musik daerah di amerika) menjadi folk rock, dengan blues
menjadi blues-rock dan dengan jazz, menjadi jazz-rock fusion. Pada tahun 70an, rock
menggabungkan pengaruh dari soul, funk, dan musik latin. Juga di tahun 70an, rock berkembang
menjadi berbagai subgenre (sub-kategori) seperti soft rock, glam rock, heavy metal, hard rock,
progressive rock, dan punk rock. Sub kategori rock yang mencuat ditahun 80an termasuk New
Wave, hardcore punk dan alternative rock. Pada tahun 90an terdapat grunge, Britpop, indie rock
dan nu metal.
Sebuah kelompuk pemusik yang mengkhususkan diri memainkan musik rock dijuluki rock band
atau rock group (grup musik rock). Rock group banyak yang terdiri dari pemain gitar, penyanyi
utama (lead singer), pemain gitar bass, dan drummer (pemain drum), membentuk sebuah quartet.
Beberapa group menanggalkan satu atau dua posisi di atas dan/atau menggunakan pennyanyi
utama sebagai pemain alat musik disamping menyanyi, membentuk duo atau trio. Group lainnya
memiliki pemusik tambahan seperti dua rhythm gitar dan atau seorang keyboardist (pemain
kibor). Agak lebih jarang, penggunaan alat musik bersenar seperti biola, cello atau alat tiup
seperti saksofon, trompet atau trombon.

B. Evolusi Musik Rock

Tahun 1950-an - awal 1960-an:


Rock and roll lihat video
Classic rock lihat video
Progressive rock lihat video

Tahun 1970-an:
Psychedelic rock lihat video
Hard rock lihat video
Punk Rock lihat video
Heavy metal lihat video
Hardcore punk lihat video

Tahun 1980-an:
Alternative rock lihat video
Glam metal lihat video
Speed metal lihat video
Avant-garde metal lihat video

Extreme metal/Underground metal: lihat video


Thrash metal lihat video
Death metal lihat video
Black metal lihat video
Grindcore lihat video
Gothic metal lihat video
Doom metal lihat video
Industrial metal lihat video

Tahun 1990-an:
Grunge lihat video
Britpop lihat video
Indie rock
Ragam hibrid:
Rap rock lihat video
Pop punklihat video
Post-grunge lihat video
Nu metal lihat video

Tahun 2000-an:
Emo
Sumber:
http://www.kapasitor.net/community/post/1022
http://www.indofanster.org/t2918-sejarah-dan-pengertian-musik-rock-m
http://gilangreksasulanjana.blogspot.com/2012/05/sejarah-musik-rock-dunia.html

Sejarah Musik Blues


Aliran musik vokal daninstrumental ini berasal dari Amerika Serikat tepatnya lahir dari etnis
Afrika-Amerika di semenanjung Delta Mississippi dan mulai berkembang pesat pada akhir abad
19 M/ sekitar tahun1895. Blues muncul dari musik-musik spiritual dan pujian yang biasa
dilantunkan komunitas kulit hitam asal Afrika di Amerika yang bekerja sebagai buruh tani, di
mana saat mereka bekerja atau istirahat sore hari mereka selalu melantunkan pujian kepada Allah
dan juga lagu-lagu sedih (blues) yang khas melodi ras Afrika, dan tentu saja dengan lirik-lirik
budak yang tertindas saat itu.
Musik blues telah terbukti berakar dari tradisi kaum Muslim di Afrika Barat, hal ini telah di
buktikan

oleh Sylviane Diouf seorang penulis dan ilmuwan serta peneliti pada Schomburg Center for
Research in Black Culture di New York. Untuk membuktikan keterkaitan antara musik Blues
Amerika dengan tradisi kaum Muslim, Diouf memutar dua buah rekaman di hadapan publik
yang hadir di sebuah ruangan Universitas Harvard, yaitu :

1. Rekaman yang berisi lantunan adzan/ panggilan bagi umat Islam untuk melaksanakan
shalat;
2. Rekaman yang berisi lagu Blues lawas yang pertama kali muncul di Delta Mississippi
sekitar 100 tahun lalu yang dikenal dengan nama Levee Camp Holler.lihat video

Levee Camp Holler bukanlah lagu blues yang terbilang biasa. Lagu itu diciptakan oleh Muslim
kulit hitam asal Afrika Barat yang bekerja di Amerika pasca perang sipil. Lirik lagu Levee Camp
Holler yang diperdengarkan Diouf itu terdengar seperti panggilan adzan dan berisi tentang
keagungan Allah. Seperti halnya lantunan adzan, lagu itu menekankan kata-kata yang terdengar
bergetar. Menurut Diouf, langgam yang sengau antara lagu Blues Levee Camp Holler yang mirip
adzan juga merupakan bukti adanya hubungan antara keduanya.

Jonathan Curiel dalam tulisannya bertajuk Muslim Roots, US Blues, mengungkapkan bahwa
publik Amerika perlu berterima kasih kepada umat Islam dari Afrika barat yang tinggal di
Amerika sekitar tahun 1600hingga pertengahan 1800 M, banyak penduduk kulit hitam dari
Afrika barat yang dibawa paksa ke Amerika dan dijadikan budak.

Menurut para sejarawan sekitar 30% budak dari Afrika barat yang dipekerjakan secara paksa di
Amerika adalah Muslim. Meski oleh tuannya dipaksa untuk menganut Kristen namun banyak
dari mereka tetap menjalankan agama Islam serta kebudayaan asalnya, mereka melantunkan
ayat-ayat Alquran setiap hari.
Sejarah juga mencatat bahwa para pelaut Muslim dari Afrika barat adalah yang pertama kali
menemukan benua Amerika sebelum Columbus. Jadi secara historis kaum Muslim telah
memberi pengaruh dalam evolusi masyarakat Amerika beberapa abad sebelum Columbus
menemukannya (Fareed H Numan dalam American Muslim History A Chronological
Observation).

Pengaruh lainnya yang diberikan komunitas kulit hitam yang beragama Muslim di Amerika
terhadap musik blues adalah alat-alat musik yang bisa mereka minkan. Pada awalnya lagu blues
hanya dinyanyikan tanpa iringan instrument, kemudian baru mereka mempergunakan alat petik
gitar sebagai iringan. Pada era perbudakan di Amerika, orang kulit putih melarang mereka
menabuh drum karena khawatir akan menumbuhkan perlawanan para budak. Namun
penggunaan alat musik gesek yang biasa dimainkan umat Islam dari Afrika diizinkan untuk
dimainkan karena mirip biola. Guru besar Ethnomusikologi dari Universitas Mainz Jerman
bernama Prof Gehard Kubik mengatakan alat musik banjo Amerika juga berasal dari Afrika.

Secara khusus Prof Kubik menulis buku tentang relasi musik blues dengan peradaban Islam di
Afrika barat berjudul "Africa and the Blues" yang diterbitkan University Press of Mississippi
pada 1999. Secara akademis Prof Kubik telah membuktikan gaya vokal kebanyakan penyanyi
blues menggunakan melisma, intonasi bergelombang,. Gaya vokal seperti itu merupakan
peninggalan masyarakat di Afrika barat yang telah melakukan kontak dengan dunia Islam sejak
abad ke 7 dan ke 8 M. Melisma menggunakan banyak nada dalam satu suku kata.

Sedangkan intonasi bergelombang merupakan rentetan dari mayor ke skala minor dan kembali
lagi, hal ini sangat umum digunakan saat kaum Muslim melantunkan adzan dan membaca
Alquran. Lantunan adzan dan ayat-ayat Alquran dari para Muslim kulit hitam di Amerika
mengandung musikalitas. Dalam sebuah jamaah di New Jersey, ketika berkumpul dan sang
imam datang ada ratusan orang melantunkan doa yang terdengar sangat musikal seperti yang
orang Amerika menyebutnya "Blues". Begitulah tradisi Islam di Amerika telah melahirkan
sebuah aliran musik bernama Blues.

Saat ini musik blues mempengaruhi perkembangan musik jazz, country dan rock. Dan
perkembangan blues sangat dipengaruhi lingkungan urban maupun desa Amerika, dimana ras
Afrika mendominasi gaya musik blues. Para pemusik blues dan pencipta blues rata-rata orang
kulit hitam Amerika. Musik yang menerapkan blue note dan pola call and response itu diyakini
publik Amerika dipopulerkan oleh WC Handy (1873-1958) yang dianggap sebagai bapak blues.
Lagu Aunt Hagar's Children dan Saint Louis Blues diterbitkan masing-masing pada tahun 1914-
1921.
Sumber:
http://literatursejarah.blogspot.com/2010/01/sejarah-musik-blues.html

versi lain:
Blues adalah nama yang diberikan untuk kedua bentuk musik dan genre musik yang diciptakan
terutama dalam Masyarakat Afrika-Amerika di Deep South Amerika Serikat pada akhir abad ke-
19 dari lagu rohani , lagu kerja , hollers lapangan , teriakan, dan narasi sederhana berirama
balada . The blues di mana-mana... dalam bentuk jazz , R&B , dan rock n roll dicirikan oleh kord
progresif tertentu dengan dua belas bar akord miring progresi yang paling umum dengan nada
miring, mencatat bahwa untuk tujuan ekspresif yang dinyanyikan atau dimainkan secara bertahap
rata atau menekuk (minor 3 untuk 3 major) sehubungan dengan lapangan dari major scale.
Genre blues didasarkan pada bentuk blues tetapi memiliki karakteristik lain seperti lirik tertentu,
garis bass dan instrumen. Blues dapat dibagi menjadi beberapa subgenre mulai dari negara untuk
blues perkotaan yang lebih atau kurang populer selama periode yang berbeda dari abad ke-20.
Paling dikenal adalah Delta , Piedmont , dan gaya blues Chicago. Perang Dunia II menandai
transisi dari akustik ke electric blues dan pembukaan progresif musik blues ke khalayak yang
lebih luas. Pada tahun 1960-an dan 1970-an, terbentuk suatu hibrida yang disebut revolusi blues
rock.
Istilah "blues" mengacu pada "Blues Devil", yang berarti melankolis dan kesedihan, penggunaan
awal istilah dalam pengertian ini ditemukan pada George Colman s 'satu babak sandiwara Blue
Devils (1798). Meskipun penggunaan frasa dalam musik Amerika Afrika mungkin lebih tua,
telah dibuktikan sejak tahun 1912, ketika Hart Wand s '" Dallas Blues "menjadi hak cipta
pertama komposisi blues. Lyrics frasa sering digunakan untuk menggambarkan suasana hati
yang tertekan .
Musik blues berangkat dari musik-musik spiritual dan pujian yang muncul dari komunitas
mantan budak-budak Afrika di AS. Penggunaan nada blue dan penerapan pola call-and-response
(di mana dua kalimat diucapkan/dinyanyikan oleh dua orang secara berurutan dan kalimat
keduanya bisa dianggap sebagai "jawaban" bagi kalimat pertama) dalam musik dan lirik lagu-
lagu blues adalah bukti asal usulnya yang berpangkal di Afrika Barat. Di era kini banyak Blues
Lovers lahir. Mereka menyimak, belajar, menulis, memainkan, dan bikin album.
Musik blues mempunyai pengaruh yang besar terhadap musik populer Amerika dan Barat yang
baru, seperti dapat terlihat dalam aliran ragtime, jazz, "blues rock", "electric blues", bluegrass,
rhythm and blues, rock and roll, hip-hop, dan country, "reggae", serta musik rock konvensional.
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Blues

Sejarah Musik Rock Indonesia


Musik rock di Indonesia mulai menjejak pada tahun 1970-an. Dan kemunculannya pun tidak bisa
dilepaskan dari para pionir mulai dari Giant Step, God Bless, Gang Pegangsaan, Gypsy,
Super Kid, Terncem, AKA/SAS, Bentoel, hingga Rawe Rontek.

Tapi sebelum tahun 1970-an, sebenarnya sudah ada sebuah band bernama The Rollies, yakni
grup band beraliran jazz rock yang dibentuk di Bandung dan menjadi kebanggaan Kota
Kembang pada tahun 1967, bahkan sempat populer hingga awal 1980-an. Para personelnya
terdiri dari Bangun Sugito (vokal), Uce F. Tekol (bas), Jimmy Manoppo (drum), Benny
Likumahuwa (trombon), Delly Joko Arifin (keyboards/vokal), Bonny Nurdaya (gitar), dan
Teungku Zulian Iskandar (saksofon).

The Rollies adalah kelompok rock tertua Indonesia dan termasuk grup yang paling sering
mengalami bongkar pasang pemain. Dalam perjalanannya, grup yang telah merintis ke dunia
rekaman pada tahun 1967 ini sempat menjadi grup papan atas yang disegani penonton Bandung,
Jakarta, Medan, dan Malang. Banyak yang menganggap The Rollies sebagai peletak dasar band
rock Indonesia yang telah memberikan kontribusi bagi musik Indonesia masa kini.

Giant Step
Nama Giant Step memang tidak sefenomenal dan melegenda seperti halnya The Rollies atau
God Bless. Meski demikian, grup era 1970-an asal Kota Bandung ini bisa dikatakan sebagai
satu-satunya band rock Indonesia pada masa itu yang paling tidak suka membawakan lagu-lagu
orang lain atau grup lain.

Dengan kata lain, Giant Step merupakan band rock yang berani "melawan arus" pada masa itu.
Ketika band-band rock pribumi lain gemar membawakan lagu-lagu karya The Beatles, Rolling
Stones, Led Zeppelin, Deep Purple, Black Sabbath, atau Grand Funk Railroad, Giant Step justru
lebih bangga membawakan lagu-lagu karya mereka sendiri.

Mereka juga termasuk band rock yang lumayan produktif. Setidaknya ada tujuh album yang
dihasilkan dalam kurun waktu 1975-1985. Tentu bukan hanya itu, Giant Step pun termasuk dari
sedikit band rock pribumi yang berkiblat pada jenis musik progresif yang pada masa itu lebih
sering disebut sebagai art rock, seperti yang diusung grup-grup Inggris macam King Crimson,
Jethro Tull, Pink Floyd, Gentle Giant, Yes, Genesis, dan ELP (Emerson, Lake, and Palmer).
Benny Soebardja dan Albert Warnerin adalah dua orang yang membidani kelahiran Giant Step
pada awal 1970-an di Bandung, kota yang sering dijuluki sebagai gudangnya para seniman
musik yang kreatif.

God Bless
Setelah The Rollies dan Giant Step, God Bless gantian menyandang predikat sebagai grup band
rock papan atas di Indonesia pada masa itu. Bahkan bisa dibilang, God Bless adalah raja
panggungnya musik Indonesia. God Bless mendeklarasikan diri sebagai grup band rock pada 5
Mei 1973, dengan formasi awal Achmad Albar (vokal), Fuad Hassan (drum), Ludwig
Lemans (gitar), Donny Fattah (bas), dan Jockie Soeryoprayogo (keyboards).

Di antara beberapa band rock yang hadir di masa itu, seperti Giant Step dan The Rollies, God
Bless bisa dibilang hampir tak tertandingi. Kendati kerap mengusung repertoar asing milik Deep
Purple, ELP hingga Genesis, namun aksi panggung serta skill masing-masing personelnya boleh
dibilang di atas rata-rata. Tapi karena terlalu sering menyanyikan lagu asing, gaya musik para
personel God Bless sedikit banyak terpengaruh. Hal tersebut tergambar jelas dalam garapan
musik album perdana mereka, “Huma di Atas Bukit”, yang cukup banyak terpengaruh sound
Genesis.

Selain tidak memiliki gaya bermusik yang solid, keanggotaan God Bless juga bisa dibilang
kurang solid. Sebab, dalam perjalanannya grup ini terhitung sangat sering gonta-ganti personel.
Dari grup ini, nama Ian Antono mulai menarik perhatian dan menjadi gitaris pertama yang
berkibar di jalur rock Indonesia.

Grup-Grup Lain
Sebenarnya cukup banyak grup band rock Indonesia yang eksis di tahun 1970-an. Tapi, lagu-
lagu yang dimainkan di era itu kebanyakan bukanlah lagu karya mereka sendiri, melainkan milik
band-band luar negeri, misalnya lagu milik Deep Purple, Jefferson Airplane, Black Sabbath,
Genesis, Led Zeppelin, Kansas, Rolling Stones hingga ELP. Tradisi yang kontraproduktif itu
kemudian melahirkan beberapa band Indonesia yang namanya sempat mengharum di pentas
nasional. Sebut saja misalnya El Pamas, Grass Rock (Malang), Power Metal (Surabaya), Adi
Metal Rock (Solo), Val Halla (Medan) hingga Roxx (Jakarta).

Lalu, sejak awal tahun 1980-an, musik rock agak sedikit “terlupakan” lantaran booming-nya
musik thrash metal di kalangan anak-anak muda, bahkan di seluruh dunia. Sejak saat itu,
mulailah bermunculan warna-warna baru dalam musik rock dengan sound yang lebih garang,
speed menonjol, lengkingan vokal yang tinggi, dan distorsi gitar yang lebih tebal, seiring dengan
majunya perangkat efek gitar dan teknologi sound system-nya.

Pada Era 1980-an hingga 1990-an akhirnya muncul mazhab-mazhab musik heavy metal, hard
rock, dan speed metal. Penampilan-penampilan musisi pada era ini tergolong "gila". Bahkan para
fans-nya juga membuat geng-geng guna mendukung grup band-nya masing-masing, dan ini
menjadi cikal bakal seringnya tawuran di saat live music. Pada era ini pula mulai ada fans yang
melakukan head banger alias mengibaskan rambut yang gondrong atau menggoyang-goyang
kepala sambil mengikuti beat lagu, disertai salam metal tiga jari (yang kemudian salam ini
dipakai oleh salah satu partai di Indonesia).

Meski band-band rock di tahun 1980-an sedikit terlindas oleh roda musik heavy metal, tidak
demikian halnya dengan musisi rock solo. Sebab, pada tahun 1985, muncul nama Nicky Astria
dengan albumnya, “Jarum Neraka”, yang digarap bersama Ian Antono. Album itu ternyata
laris di pasaran hingga terjual di atas 250 ribu kaset. Album “Jarum Neraka” itu disebut-sebut
sebagai album rock Indonesia pertama yang mampu menyaingi album lagu pop dalam
mendobrak angka penjualannya. BASF Awards menganugerahi album ini sebagai album rock
terlaris di tahun yang sama.

Roxx, Sebuah Kegairahan Baru


Pada tahun 1980-an juga di Indonesia muncul sebuah kegairahan baru dalam musik rock. Sebuah
grup band bernama Roxx dianggap sebagai icon kegairahan baru tadi. Roxx adalah grup cadas
era 80-an yang pernah menjadi fenomen pada masanya. Mereka pun dianggap sebagai grup yang
paling beruntung karena dengan mudah bisa melakukan rekaman untuk single pertama mereka,
“Rock Bergema”. Kemudahan itu bisa mereka raih setelah menjadi salah satu finalis “Festival
Rock Se-Indonesia ke-V”. Bagi Roxx, mendapat kontrak rekaman dari label adalah obsesi yang
terlalu muluk pada saat itu. Jangankan rekaman, demo rekaman bisa diputar di radio saja mereka
sudah bahagia.

Saat itu, stasiun radio yang rutin mengudarakan musik- musik rock atau metal adalah Radio
Bahama, Radio Metro Jaya, dan Radio SK. Dari beberapa radio tersebut mungkin yang paling
legendaris adalah Radio Mustang. Sebab, mereka punya program bernama “Rock N’ Rhythm”
yang mengudara setiap Rabu malam dari pukul 19.00 – 21.00 WIB.

Pada era 1980-an pula para pencinta musik rock mencicipi masa-masa kejayaan di seluruh
Indonesia. Tetapi kejayaan itu tidak bertahan lama lantaran para fans masing-masing band yang
memiliki geng-geng-nya sendiri-sendiri mulai bersikap anarkis dan mau menang sendiri. Mereka
ingin diakui sebagai geng yang terkuat, terbesar, dan anggotanya terbanyak. Sejak saat itu
mulailah setiap pentas musik rock diwarnai dengan tawuran, kekacauan, bahkan sampai
menimbulkan korban jiwa.
Musik Independen
Memasuki era 1990-an, muncul gerakan baru dalam industri musik Indonesia yang independen.
Gerakan ini muncul karena begitu banyaknya artis dan grup yang tak berhasil menembus
perusahaan rekaman besar atau major label. Gerakan independen ini muncul juga karena para
pemusik tak rela kreativitasnya diutak-atik dan didikte oleh perusahaan-perusahaan rekaman
yang besar.

Gerakan independen ini digagas oleh kelompok rock asal Bandung, PAS Band, yang bergerilya
memasarkan album mereka sendiri. Ternyata, usaha PAS Band berbuah sukses. Gerakan
independen ini pun tak hanya berhenti di situ, malah terus merambah ke mana-mana. Beberapa
grup musik independen ini malah melakukan terobosan pasar secara internasional, seperti yang
telah dilakukan oleh kelompok Tengkorak, Discus, dan Mocca.

Begitu riuh dan dinamis adegan musik Indonesia saat ini. Semakin yakinlah kita bahwa musik
Indonesia masih tetap bernapas, masih tetap menggeliat walaupun didera pelbagai kendala.
Sumber :
http://www.pasarkreasi.com/news/detail/music/131/sejarah-musik-rock-indonesia

Sejarah Musik Dang Dut


Dangdut merupakan salah satu dari genre seni musik yang berkembang di Indonesia. Bentuk
musik ini berakar dari musik Melayu pada tahun 1940-an. Dalam evolusi menuju bentuk
kontemporer sekarang masuk pengaruh unsur-unsur musik India (terutama dari penggunaan
tabla) dan Arab (pada cengkok dan harmonisasi). Perubahan arus politik Indonesia di akhir tahun
1960-an membuka masuknya pengaruh musik barat yang kuat dengan masuknya penggunaan
gitar listrik dan juga bentuk pemasarannya. Sejak tahun 1970-an dangdut boleh dikatakan telah
matang dalam bentuknya yang kontemporer. Sebagai musik populer, dangdut sangat terbuka
terhadap pengaruh bentuk musik lain, mulai dari keroncong, langgam, degung, gambus, rock,
pop, bahkan house music.

Penyebutan nama "dangdut" merupakan onomatope dari suara permainan tabla (dalam dunia
dangdut disebut gendang saja) yang khas dan didominasi oleh bunyi dang dan ndut. Nama ini
sebetulnya adalah sebutan sinis dalam sebuah artikel majalah awal 1970-an bagi bentuk musik
melayu yang sangat populer di kalangan masyarakat kelas pekerja saat itu.

Berikut adalah nama-nama beberapa tokoh penyanyi dan pencipta lagu dangdut populer yang
dibagi dalam tiga kelompok kronologis, sesuai dengan perkembangan musik dangdut:

Pra-1970-an
- Husein Bawafie
- Munif Bahaswan
- Ellya
- M. Mashabi
- Johana Satar
- Hasnah Tahar
1970-an
- A. Rafiq
- Rhoma Irama
- Elvy Sukaesih
- Mansyur S.
- Mukhsin Alatas
- Herlina Effendi
- Reynold Panggabean
- Camelia Malik
- Ida Laila

Setelah 1970-an
- Vetty Vera
- Nur Halimah
- Hamdan ATT
- Meggy Zakaria
- Iis Dahlia
- Itje Tresnawaty
- Evi Tamala
- Ikke Nurjanah
- Kristina
- Cici Paramida
- Dewi Persik
- Inul Daratista

- dll

Dangdut dalam budaya kontemporer Indonesia


Oleh Rhoma Irama, dangdut dijadikan sebagai alat berdakwah, yang jelas terlihat dari lirik-lirik
lagu ciptaannya dan dinyatakan sendiri olehnya. Hal inilah yang menjadi salah satu pemicu
polemik besar kebudayaan di Indonesia pada tahun 2003 akibat protesnya terhadap gaya
panggung penyanyi dangdut dari Jawa Timur, Inul Daratista, dengan goyang ngebor-nya yang
dicap dekaden serta "merusak moral".

Jauh sebelumnya, dangdut juga telah mengundang perdebatan dan berakhir dengan pelarangan
panggung dangdut dalam perayaan Sekaten di Yogyakarta. Perdebatan muncul lagi-lagi akibat
gaya panggung penyanyi (wanita)-nya yang dinilai terlalu "terbuka" dan berselera rendah,
sehingga tidak sesuai dengan misi Sekaten sebagai suatu perayaan keagamaan.
Dangdut memang disepakati banyak kalangan sebagai musik yang membawa aspirasi kalangan
masyarakat kelas bawah dengan segala kesederhanaan dan kelugasannya. Ciri khas ini tercermin
dari lirik serta bangunan lagunya. Gaya pentas yang sensasional tidak terlepas dari nafas ini.

Panggung kampanye partai politik juga tidak ketinggalan memanfaatkan kepopuleran dangdut
untuk menarik massa. Isu dangdut sebagai alat politik juga menyeruak ketika Basofi Sudirman,
pada saat itu sebagai fungsionaris Golkar, menyanyi lagu dangdut.
Walaupun dangdut diasosiasikan dengan masyarakat bawah yang miskin, bukan berarti dangdut
hanya digemari kelas bawah. Di setiap acara hiburan, dangdut dapat dipastikan turut serta
meramaikan situasi. Panggung dangdut dapat dengan mudah dijumpai di berbagai tempat.
Tempat hiburan dan diskotek yang khusus memutar lagu-lagu dangdut banyak dijumpai di kota-
kota besar. Stasiun radio siaran yang menyatakan dirinya sebagai "radio dangdut" juga mudah
ditemui di berbagai kota.

Interaksi dengan musik lain


Dangdut sangat elastis dalam menghadapi dan mempengaruhi bentuk musik yang lain. Lagu-lagu
barat populer pada tahun 1960-an dan 1970-an banyak yang didangdutkan. Genre musik gambus
dan kasidah perlahan-lahan hanyut dalam arus cara bermusik dangdut. Hal yang sama terjadi
pada musik tarling dari Cirebon sehingga yang masih eksis pada saat ini adalah bentuk
campurannya: tarlingdut.

Musik rock, pop, disko, house bersenyawa dengan baik dalam musik dangdut. Demikian pula
yang terjadi dengan musik-musik daerah seperti jaipongan, degung, tarling, keroncong, langgam
Jawa (dikenal sebagai suatu bentuk musik campur sari yang dinamakan congdut, dengan
tokohnya Didi Kempot), atau zapin.

Mudahnya dangdut menerima unsur 'asing' menjadikannya rentan terhadap bentuk-bentuk


pembajakan, seperti yang banyak terjadi terhadap lagu-lagu dari film ala Bollywood dan lagu-
lagu latin. Kopi Dangdut, misalnya, adalah "bajakan" lagu yang populer dari Venezuela.

Bangunan lagu
Meskipun lagu-lagu dangdut dapat menerima berbagai unsur musik lain secara mudah, bangunan
sebagian besar lagu dangdut sangat konservatif, sebagian besar tersusun dari satuan delapan
birama 4/4. Jarang sekali ditemukan lagu dangdut dengan birama 3/4, kecuali pada lagu-lagu
masa Melayu Deli (contoh: Burung Nuri). Lagu dangdut juga miskin improvisasi, baik melodi
maupun harmoni. Sebagai musik pengiring tarian, dangdut sangat mengandalkan ketukan tabla
dan sinkop.

Intro dapat berupa vokal tanpa iringan atau berupa permainan seruling, selebihnya merupakan
permainan gitar atau mandolin. Panjang intro dapat mencapai delapan birama. Bagian awal
tersusun dari delapan birama, dengan atau tanpa pengulangan. Jika terdapat pengulangan, dapat
disela dengan suatu baris permainan jeda. Bagian ini biasanya berlirik pengantar tentang isi lagu,
situasi yang dihadapi sang penyanyi.

Lagu dangdut standar tidak memiliki refrain, namun memiliki bagian kedua dengan bangunan
melodi yang berbeda dengan bagian pertama. Sebelum memasuki bagian kedua biasanya
terdapat dua kali delapan birama jeda tanpa lirik. Bagian kedua biasanya sepanjang dari dua kali
delapan birama dengan disela satu baris jeda tanpa lirik. Di akhir bagian kedua kadang-kadang
terdapat koda sepanjang empat birama. Lirik bagian kedua biasanya berisi konsekuensi dari
situasi yang digambarkan bagian pertama atau tindakan yang diambil si penyanyi untuk
menjawab situasi itu.

Setelah bagian kedua, lagu diulang penuh dari awal hingga akhir. Lagu dangdut diakhiri pada
pengulangan bagian pertama. Jarang sekali lagu dangdut diakhiri dengan fade away.
SEJARAH MUSIK KLASIK

Sejak abad ke-2 dan abad ke-3 sebelum Masehi, di


Tiongkok da Mesir ada musik yang mempunyai bentuk tertentu. Dengan mendapat pengaruh dari
Mesir dan Babilon, berkembanglah musik Hibrani yang dikemudian hari berkembang menjadi
musik Gereja. Musik itu kemudian disenangi oleh masyarakat, karena adanya pemain-pemain musik
yang mengembara serta menyanyikan lagu yang dipakai pada upacara Gereja. Musik itu tersebar di
seluruh Eropa kemudian tumbuh berkembang, dan musik instrumental maju dengan pesat setelah
ada perbaikan pada alat-alat musik, misalnya biola dan cello. Kemudian timbulah alat musik Orgel.
Komponis besar muncul di Jerman, Prancis, Italia, dan Rusia. Dalam abad ke 19, rasa kebangsaan
mulai bangun dan berkembang. Oleh karena itu perkembangan musik pecah menurut
kebangsaannya masing-masing, meskipun pada permulaannya sama-sama bergaya Romantik. Mulai
abad 20, Prancis menjadi pelopor dengan musik Impresionistis yang segera diganti dengan musik
Ekspresionistis.
A.Perkembangan Musik Dunia
Musik sudah ada sejak Zaman purbakala dan dipergunakan sebagai alat untuk mengiringi upacara-
upacara kepercayaan. Perubahan sejarah musik terbesar terjadi pada abad pertengahan,disebabkan
terjadinya perubahan keadaan dunia yang makin meningkat. Musik tidak hanya dipergunakan untuk
keperluan keagamaan, tetapi dipergunakan juga un tuk urusan duniawi

PERKEMBANGAN MUSIK DUNIA TERBAGI DALAM ENAM ZAMAN :


1.Zaman Abad Pertengahan
Zaman Abad Pertengahan sejarah kebudayaan adalah Zaman antara berakhirnya kerajaan Romawi
(476 M) sampai dengan Zaman Reformasi agama Kristen oleh Marthen Luther (1572M).
perkembangan Musik pada Zaman ini disebabkan oleh terjadinya perubahan keadaan dunia yang
semakin meningkat, yang menyebabkan penemuan-penemuan baru dalam segala bidang, termasuk
dalam kebudayaan. Perubahan dalam sejarah musik adalah bahwa musik tedak lagi dititikberatkan
pada kepentingan keagamaan tetapi dipergunakan juga untuk urusan duniawi, sebagai sarana
hiburan.

Perkembangan selanjutnya adalah adanya perbaikan tulisan musik dan dasar-dasar teori musik yang
dikembangkan oleh Guido d’ Arezzo (1050 M)Musik dengan menggunakan beberapa suara
berkembang di Eropa Barat. Musik Greogrian disempurnakan oleh Paus Gregorius.

Pelopor Musik pada Zaman Pertengahan adalah :


1. Gullanme Dufay dari Prancis.

2. Adam de la halle dari Jerman.

2. Zaman Renaisance (1500 – 1600)


Zaman Renaisance adalah zaman setelah abad Pertengahan, Renaisance artinya Kelahiran Kembali
tingkat Kebudayaan tinggi yang telah hilang pada Zaman Romawi. Musik dipelajari dengan cirri-ciri
khusus, contoh nyanyian percintaan, nyanyian keperwiraan. Sebaliknya musik Gereja mengalami
kemunduran. Pada zaman ini alat musik Piano dan Organ sudah dikenal, sehingga munculah musik
Instrumental. Di kota Florence berkembang seni Opera. Opera adalah sandiwara dengan iringan
musik disertai oloeh para penyanyinya.

Komponis-komponis pada Zaman Renaisance diantaranya :


1. Giovanni Gabrieli (1557 – 1612) dari Italia.

2. Galilei (1533 – 1591) dari Italia.

3. Claudio Monteverdi (1567 – 1643) dari Venesia.

4. Jean Baptiste Lully (1632 – 1687) dari Prancis

3. Zaman Barok dan Rokoko


Kemajuan musik pada zaman pertengahan ditandai dengan munculnya aliran-aliran musik baru,
diantaranya adalah aliran Barok dan Rokoko. Kedua aliran ini hamper sama sifatnya, yaitu adanya
pemakaian Ornamentik (Hiasan Musik). Perbedaannya adalah bahwa musik Barok memakai
Ornamentik yang deserahkan pada Improvisasi spontan oleh pemain, sedangkan pada musik
Rokoko semua hiasan Ornamentik dicatat.

Komponis-komponis pada Zaman Barok dan Rokoko :


A. Johan Sebastian Bach
Lahir tanggal 21 Maret 1685 di Eisenach Jerman, meninggal tanggal 28 Juli 1750 di Lipzig
Jerman.Pada akhir hidupnya Sebastian Bach menjadi buta dan meninggal di Leipzig

B. George Fredrick Haendel


Lahir di Halle Saxony 23 Februari 1685 di London, meninggal di London tanggal 14 April 1759.
Semasa kecilnya dia sudah memperlihatkan bekat keahlian dalam bermain musik. Pada tahun
1703,ia pindah ke Hamburg untuk menjadi anggaota Orkes Opera. Tahun 1712 ia kembali
mengunjungi Inggris.

4. Zaman Klasik 91750 – 1820)


Sejarah musik klasik dimukai pada tahun 1750, setelah berakhirnya musik Barok dan Rokoko.

Ciri-ciri Zaman musik Klasik:

a. Penggunaan dinamika dari Keras menjadi Lembut, Crassendo dan Decrasscendo.


b. Perubahan tempo dengan accelerando (semakin Cepat) dan Ritarteando (semakin lembut).
c. Pemakaian Ornamentik dibatasi
d. Penggunaan Accodr 3 nada.
Komponis-komponis pada Zaman Klasik antara lain :
o Frans Joseph Haydn (1732 – 1809),
Lahir di Rohrau Austria, ia meninggal tanggal 31 Mei 1809 di Wina Austria. Dalam sejarah musik,
Joseph Haydn termashur sebagai Bapak Simfony yang mewujudkan bentuk orkes dan kuartet
seperti yang kita kenal sekarang. Di Wina ia diakui sebagai Komponis Austria yang handal.

o Wolfgang Amandeus Mozart (1756 – 1791)


Lahir pada tanggal 27 januari 1756 di Salzburg Austria, meninggal tanggal 5 Desember 1791 di Wina
Austria. Ia menulis banyak komposisi dalam bentuk yang berbeda-beda tetapi berpegang kuat pada
gaya klasik murni.

5. Zaman Romantik (1820 – 1900)


Musik romantic sangat mementingkan perasaan yang subyaktif. Musik bukan saja dipergunakan
untuk mencapai keindahan nada-nada, akan tetapi digunakan untuk mengungkapkan perasaan.
Oleh karena itu, dinamika dan tempo banyak dipakai. Komponis-komponis pada Zaman romantic
adalah :

a. Ludwig Von Bethoven dari Jerman.

b. Franz Peter Schubert dari Wina.

c. Francois Fredrick Chopin dari Polandia

d. Robert Alexander Schumann dari jerman.

e. Johanes Brahms dari Hamburg Jerman.

6. Zaman Modern (1900 – sekarang)


Musik pada Zaman ini tidak mengakui adanay hokum-hukum dan peraturan-peraturan, karena
kemajuan ilmu dan teknologi yang semakin pesat, misalnya penemuan dibidang teknik seperti Film,
Radio, dan Televisi. Pada masa ini orang ingin mengungkapkan sesuatu dengan bebas.
Komponis-komponis pada Zaman Modern :
1. Claude Achille Debussy dari Prancis

2. Bella Bartok dari Honggaria.

3. Maurice Ravel dari Prancis.

4. Igor Fedorovinsky dari Rusia

5. Edward Benyamin Britten dari Inggris.

Dalam sejarah musik klasik, musik klasik dapat dibagi menjadi 3 periode utama yaitu
1. Early Music Period, yang meliputi:
 Medieval
Merupakan awal mula musik tradisional Eropa yang dimulai sejak berakhirnya kerajaan Romawai (sekitar
tahun 500) sampai awal Era Renaissance tahun 1400. Nyanyian Monophonic (Monophonic Chant), yang disebut
juga plainsong ataupun Nyanyian Gregorian (Gregorian Chant), sangat dominan pada era ini sampai sekitar tahun
1100. Selanjutnya, sepanjang akhir era ini sampai awal era Renaissance Nyanyian Polyphonic (Polyphonic
Chant), atau yang sering disebut nyanyian dengan beberapa suara, banyak dikembangkan hingga menjadi
beberapa suara yang lebih kompleks dari sebelumnya.
 Renaissance
Era Renaissance ini berlangsung dari 1400-1600. Era ini ditandai dengan penggunaan alat musik yang lebih
banyak dan pada era ini juga pertama kalinya notasi musik dalam garis paranada dan ornamen-ornamen musik
lainnya mulai terbentuk. Penemuan partitur lagu tersebut memudahkan para pemusik lain untuk dapat memainkan
karya orang lain tanpa perlu menghadirkan penggubah lagunya. Pada zaman ini juga sedang berkembang luas
pesta-pesta dansa dimana musik sudah menjadi hal yang mendasar untuk mengiringi pesta dansa tersebut. Alat
musik strings yang digunakan pada early music period ini meliputi harpa, kecapi, vielle, dan gambus, sedangkan
untuk alat musik tiup meliputi flute, recorder, shawm (awal mula oboe), trumpet, dan bagpipe.
Simple pipeorgan juga digunakan namun lebih berkembang di kalangan musik gereja.
2. Common Practice Period, yang meliputi:
 Baroque (1600-1750)
Karakteristik musik pada era Baroque ini menggunakan tonal counterpoint yang kompleks dan bass line. Musik
dalam era ini sudah mulai kompleks dibandingkan periode sebelumnya. Pada era
iniharpsicord dan pipe organ menjadi lebih populer. Opera yang berupa drama musikal mulai
membentuk image yang berbeda dari bentuk awal pertunjukan yang musikal dan dramatis, dan bentuk vokal
seperti cantata dan oratorio menjadi lebih umum. Alat musik dalam ensemble juga sudah mulai dibedakan dan
distandardisasi berdasarkan bentuknya. Hal ini yang menjadi cikal bakal terbentuknya musik orkestra.
 Classical (1750-1830)
Dalam periode Classical ini dibentuk norma-norma dalam menciptakan komposisi, penyajian, dan style nya.
Piano juga menjadi alat musik utama yang digunakan. Karakteristik musik dalam periode ini lebih ringan, tidak
terlalu kompleks, dan lebih jelas dibandingkan musik pada era Baroque. Variasi kunci, melodi, rhythm, dan
dinamika (menggunakan crescendo, diminuendo, sforzando) digunakan bersamaan dengan perubahan mood sang
penggubah lagu. Opera terus dikembangkan di negara-negara Eropa. Orkestra tidak lagi
menggunakan harpsichord dan digantikan oleh piano atau fortepiano. Awalnya musik piano digunakan karena
memiliki karakter suara yang lebih ringan, dan sering dimainkan dengan iringan Alberti bass.
 Romantic (1815-1910)
Penggubah lagu pada era Romantic ini meningkatkan perhatian pada baris melodi yang lebih panjang, dengan
sentuhan emosi dan ekspresi yang seiringan dengan romantisme dalam bentuk seni yang berbeda. Musiknya
menjadi lebih chromatic, dissonant, dan tonally yang penuh warna dengan penekanan pada berbagai key
signature. Pada abad ke-19 ini institut musik mulai bermunculan. Para musisi dan penggubah lagu juga mulai
memiliki kehidupan yang cukup terpandang. Meningkatnya ketertarikan masyarakat Eropa menengah akan musik
memacu munculnya organisasi untuk mengajar, penampilan, dan pelestarian musik klasik. Dalam era ini alat
musik piano sangat populer di kalangan masyarakat, sehingga banyak bermunculan pembuat piano.
3. Modern and Contemporary Period
 Musik modern ditandai dengan banyaknya penggubah lagu yang mulai menolak nilai-nilai dari era-era
sebelumnya seperti traditional tonality, melodi, pemilihan alat musik, dan struktur. Para penggubah lagu,
akademikus, dan musisi mengembangkan perpanjangan dari teori musik dan teknik. Musik klasik20th
century (1900-2000) meliputi berbagai komposisi Post-Romantic secara luas termasuk komposisi bergaya akhir
era Romantic, Modern, dan Post-Modern. Istilah “contemporary music” terkadang digunakan untuk
menggambarkan komposisi musik di akhir abad ke-20 sampai dengan sekarang.

Anda mungkin juga menyukai