Anda di halaman 1dari 6

Pengertian Musik Barat

Musik barat adalah jenis musik yang berasal dari Negara Barat, musik ini sangat
berkembang di negara timur termasuk Indonesia. Musik ini bisa  dimanfaatkan untuk
kebutuhan pendidikan, politik, hiburan, agama, kesehatan dan yang lain – lain.

Sejarah Musik Barat Beserta Budaya yang Mempengaruhinya

Boleh dikatakan Sejarah Dari Sebuah Seni Dasar Musik Barat, usia musik hampir
sama dengan usia keberadaan manusia. Hal ini dapat dianalogikan dengan bayi
yang baru lahir pun dapat menikmati musik. Tentu musik pada awal keberadaan
manusia, jauh berbeda tingkat kecanggihannya dengan musik masa kini. Meskipun
demikian, sesederhana apa pun, pada prinsipnya musik itu sama, yakni hal-hal yang
berhubungan dengan melodi, ritme, dan harmoni. Namun, keberadaan musik purba
yang tidak dapat dilacak bekasnya juga tidak gampang dijadikan sebagai bahan
penulisan sejarah karena penulisan sejarah memerlukan bukti-bukti historis yang
meyakinkan secara ilmiah.

1. Musik Zaman Yunani Kuno (mulai tahun 1100 SM) 

Meskipun dalam sejarah Yunani takluk kepada Kesaisaran Roma, tetapi kekuatan
kebudayaannya masih tetap eksis. Hal ini terbukti dari tetap digunakannya Bahasa
Yunani sebagai bahasa pengantar di wilayah Laut Tengah sampai abad ke-2. Para
filosof, teolog, sastrawan, arsitek, dan pemusik sering menoleh ke masa Yunani kuno
untuk mencari inspirasi bagi karya-karyanya. Masa keemasan kebudayaan Yunani
Kuno terjadi pada tahun 546 – 323 SM. Pada waktu itu filsafat, kesusastraan, seni
patung, arsitektur, drama, sains, dan musik berkembang sangat pesat. 

Menurut mitos Yunani Kuno, musik dianggap sebagai ciptaan dewa-dewi atau
setengah dewa, seperti Appolo, Amphion, dan Orpheus. Mereka menganggap
bahwa musik memiliki kekuasaan ajaib yang dapat menyempurnakan tubuh dan jiwa
manusia serta membut mukjizat dalam dunia alamiah. Oleh karena itu, musik tidak
dapat dipisahkan dari upacara-upacara keagamaan.
Dalam periode Yunani Kuno muncul dua aliran musik, yaitu musik untuk ibadah
Dionysius dan musik untuk persembahan dewa Apollo. Musik aliran Dionysian
berkecenderungan membangkitkan semangat, kegemparan, dan sfat-sifat lain yang
kurang baik. Sedangkan musik Apollonian berkecenderungan menimbulkan
ketenangan dan dorongan spiritual. Berdasarkan kecenderungan ini musik aliran
Klasik disebut Apollonian dan aliran Romantik disebut Dionysian dalam Sejarah Dari
Sebuah Seni Dasar Musik Barat.

2. Musik Zaman Romawi (mulai tahun 753 SM) 

Kekuasan kekaisaran Roma sangat luas dan kuat sehingga stabilitasnya mampu
membantu perkembangan kesenian. Alat-alat musik yang diciptakan dan
dikembangkan oleh pemusik Roma pun semakin banyak dan bervariasi. Alat-alat
musik yang lahir pada masa Romawi di antaranya: 

• Beberapa jenis musik tiup dari logam seperti trompet dan horn. 

• Sejenis organ hidrolis dengan papan tuts yang memanfaatkan tekanan air sebagai
peniupnya. 

Alat-alat musik ini dipakai dalam teater-teater terbuka untuk mengiringi pertarungan
para gladiator. Popularitas musik pada zaman Romawi Kuno ini semakin meningkat
karena Kaisar Nero pun dikenal sebagai pemusik andal.

3. Musik Abad Pertengahan (500-1350 M) 

Abad pertengahan diawali dengan runtuhnya kekaisaran Romawi. Pada awalnya


musik abad pertengahan masih bersifat monofonik. Monofonik berasal dari kata
Yunani monos, berarti tunggal, dan phooneoo berarti berbunyi. Monofonik berarti
jenis musik yang hanya terdiri dari satu suara saja tanpa iringan apa pun. 

Seni musik abad pertengahan juga didonminasi oleh musik gereja yang bersumber
pada seni musik Yahudi dalam hal ini adalah madah (nyanyian yang bersumber dari
ayat-ayat suci). Seni musik pada masa ini didominasi oleh musik gereja. Pada masa
ini seni musik monofonik mencapai puncak kesempurnaan artistik, terutama pada
masa Paus Gregorius Agung (540-604). Oleh sebab itu, musik pada Abad
Pertengahan juga disebut musik Gregorian.

4. Musik Zaman Renaisans (1350-1600) 

Kata renaisans berasal dari Bahasa Prancis renaissance yang berarti “lahir baru”
menemukan kembali jati diri manusia. Artinya, manusia dengan akal budi dan dan
aspirasi, cipta, karya, karsanya berhak untuk menentukan hal-hal yang berkaitan
dengan individunya. Inilah awal aliran humanisme. Sebelum zaman renaisans,
teologi terlalu mendapat perhatian yang dominan sehingga segala hal berkaitan
dengan akal budi manusia harus dikembalikan kepada ketuhanan. Sebagai sebuah
sejarah, zaman renaisans merupakan masa peralihan dari abad pertengahan ke
abad modern di Eropa yang ditandai oleh perhatian kembali kepada karya seni
klasik, berkembangnya seni baru, dan tumbuhnya ilmu pengetahuan modern. 

Tahap awal perkembangan gerakan renaisans dalam kesenian dan kesusastraan


terasa di Italia, kemudian menyebar ke Eropa Utara. Di Italia muncul tokoh-tokoh
seni dan sastra, antara lain Botticelli, Leonardo da Vinci, Raphael, Michelangelo,
Cellini, Ariosto, dan Machiavelli. 

Peristiwa-peristiwa bersejarah selama masa renaisans di antaranya: 

• Penemuan percetakan sekitar tahun 1450 oleh Johann Gutenberg yang


mengakibatkan suatu revolusi dalam penyebaran informasi dan ide-ide di seluruh
Eropa. 

• Runtuhnya kota Contantinople atau Buzantium karena serangan Turki pada tahun
1453. Banyak sarjana yang melarikan diri ke Italia kemudian mengembangkan
bahasa Yunani Kuno, kesenian, dan filsafat Yunani Kuno.

• Reformasi Protestan yang dipelopori Martin Luther King pada tahun 1517 yang
mulai memasukkan musik polifonik untuk ibadah di gereja.

5. Musik Zaman Barok (1600-1750) 

Istilah barok diambil dari bahasa Portugis barocco yang berarti mutiara. Istilah ini
sebenarnya tidak digunakan pada waktu itu. Istilah barok hanya digunakan untuk
memberi identitas bagi sebuah masa perkembangan seni musik pada masa tahun
1600-an hingga tahun 1750-an yang tidak ada ciri-ciri dramatis dibandingkan dengan
masa sebelumnya. Namun, seperti halnya bidang seni lain, suatu masa baru muncul
setelah terjadi tarik-menarik gaya antara kaum konservatif yang ingin
mempertahankan estetika musik lama dengan kaum pembaharu yang inovatif. 

Awalnya gaya musik zaman Barok dikritik sebagai musik yang harmoninya kurang
jelas, kehilangan bentuk normal, eksentrik (berlebihan), kurang bermutu, bahkan
dekaden (merosot). Namun, karena perkembangan dasar-dasar estetika yang baru,
gaya musik barok semakin dinilai secara positif. Gaya musik zaman Barok memang
tidak jelas, berbelit-belit, dan bombastis. Namun hidup, lancar, lincah, dan penuh
perasaan sehingga sangat cocok untuk penyajian opera yang saat itu mulai populer.

6. Zaman Musik Klasik (1750-1800) 

Menurut Frederich Blume (1958) musik klasik adalah karya seni musik yang sempat
mengintikan daya ekspresi dan bentuk bersejarah sedemikian rupa hingga tercipta
suatu ekspresi yang meyakinkan dan dapat bertahan terus. 

Zaman klasik ditandai dengan kembalinya gaya seni yang memperhatikan kaidah-
kaidah formal. Pada masa ini seniman kembali menengok kepada gaya seni zaman
Yunani Kuno. Struktur bentuk dan komposisi musik kembali mengikuti kaidah-kaidah
formal dalam mencapai kesempurnaan.

7. Musik Zaman Romantik (1800-1890) 

Istilah romantik dalam sejarah perkembangan musik Eropa berhubungan dengan


perasaan, sikap batin, dan jiwa manusia. Pada zaman ini karya seni musik dianggap
lebih mengikuti gerak hati penciptanya. Oleh karena itu gaya musik pada zaman ini
begitu bebas dan tak terbatas.
Ciri khas musik zaman romantik adalah sebagai berikut. 

a. Segi bentuk Musik romantik masih mempertahankan bentuk musik klasik tetapi
dengan perluasan dan perubahan. Bentuk-bentuk baru yang populer adalah lagu
piano singkat, lagu sastra simfoni, drama musik. 

b. Segi harmoni Musik romantik mengembangkan musik klasik dengan penambahan


nada-nada kromatis. 

c. Segi ritmik Ritmik musik klasik dikembangkan. Unsur-unsur ritmik seperti tempo
mendapat perhatian secara cermat karena ritmik dianggap sebagai bagian dari
ungkapan rasa dalam musik. Partiturpartitur musik secara cermat diberi catatan-
catan yang berkaitan dengan ritmik. Ada pemakaian tempo sampai mendetail seperti
Andante molto cantabile e non troppo mosso. Tempo-tempo ekstrim juga mulai
dipraktikkan, misalnya ekstrim cepat atau ekstrim lambat. Ikatan pada metronom
manzel (penanda tempo, lihat pelajaran kelas VII) 

d. Segi warna suara Instrumen yang menghasilkan suara alamiah seperti flute
(suling), klarinet, tuba, dan trombon lebih diutamakan karena dapat menimbulkan
suasana sakral dan khidmat.

8. Musik Zaman Peralihan (1890-awal abad XX) 

Sepeninggal Wagner, musik zaman romantik berakhir. Setelah itu musik memiliki ciri
yang lebih tegas warna nasionalnya karena pada saat itu mulai muncul kesadaran
nasionalisme. Komponis zaman peralihan di antaranya adalah Cesar Auguste
Franck (1822-1890), Gustav Mahler (1860-1911), Peter Ilych Tschaikovsky (1840-
1893), dan Sergei Rachmaninoff (1873-1943). 

9. Musik Abad Modern (1900-sekarang) 

Seiring dengan munculnya kesadaraan kebangsaan dan pembebasan dari belenggu


kolonialime di abad XX, seni musik juga mengalami revolusi bentuk dan gaya. Ciri
paling penting dalam gerakan musik modern adalah sikap emansipatif, yaitu sikap
yang ingin membebaskan diri dari segala belenggu aturan yang mengekang
kebebasan berekspresi. Maka, mulailah gejala munculnya aliran musik
impresionistis, ekspresionisme, dan eksperimental. Gaya ini berciri tidak teratur. Bagi
komponis masa modern, ketidakteraturan ini menimbulkan misteri dan ketegangan
yang tidak terduga. 

Gaya impresionisme mulai merasuk ke dunia musik. Gaya musik ini menekankan
pada timbulnya kesan yang kuat bagi pendengar. Claude Achille Debussy (1862-
1918) merupakan pelopor aliran musik impresionisme. Musik Debussy mulai
memasukkan sistem tonal yang tidak hanya dari nada-nada diatonis saja, tetapi juga
memasukkan nada-nada pentaonis. Salah satunya adalah nada pentatonis gamelan
Jawa.

Anda mungkin juga menyukai