Musik dikenal sejak kehadiran manusia modern Homo sapien yakni sekitar
180.000 hingga 100.000 tahun yang lalu.
Dari penemuan arkeologi yang telah ditemukan di sekitar benua afrika telah
menunjukkan perubahan evolusi dari pemikiran otak manusia.
Dengan otak manusia yang lebih pintar dari hewan mereka memiliki
kemampuan untuk bisa berpikir lebih jauh hingga di luar nalar dan mencapai
imajinasi dan spiritual. Saat itu bahasa untuk berkomunikasi telah terbentuk
di antara mereka.
Dari bahasa dan ucapan sederhana atau isyarat untuk tanda bahaya dan
memberikan nama-nama hewan. Lalu perlahan-lahan beberapa kosa kata
muncul untuk menamakan benda dan nama panggilan untuk sesesorang.
Seruling merupakan alat musik yang sering ditemukan pada jaman pra
sejarah. Berdasarkan temuan arkeolog, berbagai jenis seruling dan alat
musik yang terbuat dawai atau senar telah ada dan dimainkan sejak jaman
Peradaban Lembah Sungai Indus. Salah satu tradisi musik india merupakan
tradisi musik tertua didunia.
Bahkan bangsa Yunani sudah memahami tentang dunia filsafat dan kesenian
jauh sebelum zaman sebelum masehi.Pada jaman ini mulai dikenal adanya
musik liturgi yang berupa doa-doa yang dibuat kedalam bentuk nyanyian.
Salah satu seniman besar yang menciptakan musik liturgi adalah ST.
Ambrosius.Perubahan pada musik sangat besar terjadi ketika Paus Gregorius
Agung I menciptakan karya musik dengan menggunakan melodi, namun
tanpa iringan. Musik seperti ini sering disebut dengan Gregorian.
Guido d' arezo (1050 M), Willem Guilaume Dufay (1400 M), Adam de la halle
(1287 M), Hanz Sachs (1471 M)
Penentuan batas awal zaman musik ini sulit dilakukan karena tidak terdapat
ciri khusus maupun perubahan besar dalam musik pada abad ke-15. Zaman
ini berlangsung sesudah Zaman Pertengahan dan sebelum Zaman Musik
Barok.
Musik Barok adalah musik klasik barat yang digubah pada Zaman Barok
(Baroque), kira-kira antara tahun 1600 M dan 1750 M. Zaman ini adalah
zaman yang berlangsung sesudah Zaman Renaisans dan sebelum Zaman
Klasik. Kata "Barok" memiliki arti "mutiara yang tidak berbentuk wajar".
Ungkapan ini sangat cocok untuk penamaan sebuah seni hingga nama ini
digunakan juga pada jenis musik ini.
Zaman Klasik atau Periode Klasik dalam sejarah musik Barat berlangsung
pada hampir sebagian besar abad ke-18 sampai dengan awal abad ke-19.
Zaman ini biasanya diberi batas antara tahun 1750 M dan 1820 M, namun
dengan batasan tersebut menyebabkan tumpang tindih dengan zaman
sebelum dan sesudahnya, sama seperti pada semua batasan pada zaman
musik yang lain.
Zaman klasik adalah zaman musik berlangsung di antara Zaman Barok dan
Zaman Romantik.
Musik pada zaman modern ini lebih bebas serta tidak mengakui adanya
hukum-hukum dan peraturan-peraturan karena kemajuan IPTEK yang
sangat pesat, dan berkembangnya globalisasi yang juga berimbas di
perkembangan musik diseluruh dunia.
Musik Zaman Modern dimulai pada tahun 1900 hingga tahun 2000.
Sedangkan musik kontemporer ini dimulai pada tahun 1975 hingga saat ini.
Dari tahun 1975 - 2000 adalah masa dimana musik era abad 20 dan
kontemporer berjalan secara berdampingan. Musik abad 20 diawali oleh
Claude Debussy yang mengusung gaya musik impresionis. Para composer
benua Amerika juga memulai karirnya dibidang musik dan berhasil mecapai
kejayaan seperti John Alden Carpenter,
Charles Ives, dan George Gershwin. Ada juga Arnold Schoenberg yang
merupakan lulusan akademi Vienna yang mengembangkan teknik musik 12
nada. Alat musik yang digunakan pada zaman ini terus digunakan hingga
sekarang.
Beberapa komponis terkenal zaman modern antara lain :
Folkcorn adalah salah satu grup musik folklor terlama di Belanda, didirikan pada tahun 1972 dan
dalam formasi sekarang sudah eksis sejak tahun 1980. Grup ini terdiri dari empat musisi:
pasangan Marja van der Zee (kendang) – Jitze Kopinga (segala macam instrumen berdawai) dan
Anneke Rot (akordeon dan orgel pedal kecil) – Laurens van der Zee (suling dan bass). Marja dan
Laurens kakak beradik. Keempat-empatnya juga vokalis. Solois: terutama Marja dan Jitze.
Aransemen: Jitze dengan banyak keterlibatan dan komentar dari anggota grup lainnya.
Repertoar mereka kebanyakan terdiri dari musik folklor Belanda dari era antara 1400 – 1900 dan
meliputi lagu-lagu, balada dan madrigal yang dinyanyikan secara a capella (tanpa iringan) serta
musik instrumental sederhana yang meriah dan musik dansa. Folkcorn bernyanyi tentang cinta,
makanan dan minuman, ksatrya dan orang liar lainnya, tentang dansa dan pesta-pesta.
Mereka memainkan instrumen tradisional maupun moderen a.l.: dulcimer yang dipetik, suling,
bagpipe dan ”chalumeau” bersama dengan gitar folklor, akordeon dan kazoo. Maka cara mereka
membawa musik bermacam ragam: ada yang dimainkan sedekat mungkin pada versi asli
(misalnya madrigal tanpa iringan), ada yang punya aransemen moderen.
Folkcorn sudah mengelilingi dunia dan membawa musik tradisional
Belanda ke hampir semua negara di Eropa: Inggris, Irlandia, Jerman, Swiss, Polandia, Kroatia,
Hungaria, Perancis, Spanyol, Denmark, Swedia dan Norwegia. Pada tahun 2000 mereka main di
paviliun Belanda yang terkenal di EXPO Hannover. Mereka juga sudah dua kali pentas di
Amerika, sekali mereka mewakili Belanda di Festival “Memphis in May”, sekali tur di Illinois,
Michigan dan Kansas. Tahun 2002 mereka di Kaliningrad, Rusia. Sebagai satu-satunya grup dari
Eropa Barat Folkcorn main di Festival Internasional Folklor dan Seni Teater di Ashgabat, ibu
kota Turkmenistan, pada 1 - 7 April 2007.
Folkcorn punya hubungan tersendiri dengan Indonesia dan sudah lama mengharapkan
kesempatan untuk pentas disini. Mereka punya berbagai kontak disini dan pemain akordeon
Anneke Rot lahir di Purbolinggo, Jawa, sebagai anak seorang dokter misi dan masih bisa
berbahasa Indonesia.
Nama cello adalah singkatan dari kata dalam bahasa Italia violoncello, yang berarti “violone
kecil”. Violone adalah sebuah instrumen yang kuno, sebuah viol besar, yang mirip dengan bass
modern. Cello paling erat terkait dengan musik klasik Eropa. Ia adalah bagian dari orkestra
standar dan memberikan suara bas dalam sebuah kuartet gesek, serta bagian dari banyak
kelompok musik kamar. Sejumlah besar concerto dan sonata telah digubah untuknya. Alat musik
ini kurang lazim dalam musik pop, namun kadang-kadang ditampilkan dalam rekaman-rekaman
pop dan rock.
Di antara karya-karya Barok yang paling terkenal untuk cello adalah karya J. S. Bach
Unaccompanied Suites for Cello, yang biasanya dikenal sebagai Bach Cello Suites. Sebuah
contoh lagu era klasik adalah karya Haydn Cello Concerto #1 in C major. Repertoar standar era
romantik termasuk Cello Concerto in B minor oleh Antonín Dvořák, Cello Concerto in E minor
oleh Elgar, dan dua sonata oleh Brahms. Komposisi-komposisi modern dari awal abad ke-20
termasuk sonata-sonata cello tanpa iringan oleh Paul Hindemith (opus 25) dan Zoltán Kodály
(opus 8). Rekaman-rekaman di dalam genre Avant Garde telah menghidupkan kembali
keluwesan alat musik ini. Contohnya adalah Night of the Four Moons oleh George Crumb.
Cara Menggunakan dengan Menggesekan Senar Violin Sehingga Terjadi Suara Gesekan Yang
Menghasilkan Nada.
Alat Musik Triangle
Alat Musik Triangle – Triangle adalah alat musik yang memiliki penampilan yang sangat
sederhana yang berbentuk segitiga, alat musik ini masuk ke dalam kategori perkusi idiofoni yang
maksudnya alat musik yang menghasilkan suara dari seluruh bagian instrument yang
menghasilkan getaran. Alat musik triangle berasal dari Belanda, akan tetapi itu belum diketahui
pasti.
Secara umum dari nama triangle tentu sudah jelas bentuk dari alat musik ini segitiga. Menurut
Kamus bahasa Inggris tri= tiga dan angle= segi. Suara yang dihasilkan instrumen ini bisa
dibilang tak memiliki tangga nada, artinya irama bunyi tergantung dari pemakai/pemain alat
musik triangle dan dipengaruhi oleh bahannya.
Pada umunya alat musik ini memiliki ukuran sekitar 15 hingga 18cm pada setiap sisi dan
dimainkan dengan menggungakan alat pemukul (stick) yang terbuat dari bahan logam. Awalnya
alat musik triangle ini berbentuk segitiga sama sisi, tapi seiring berkembangnya alat musik ini
juga ada yang berbentuk segitiga sama kaki, dan ada yang ditambahkan cincin-cincin, cincin-
cincin tadi menimbulkan suara gemerincing.
Triangle
Instrumen ini terbuat dari logam, ada juga yang terbuat dari bahan baja atau jenis logam lainnya.
Di bagian sudut alat musik ini terdapat sebuah lubang (atau bentuk lain) yang dimana terdapat
seutas tali yang konon dahulu terbuat dari usus binatang, tapi seiring berkembangnya zaman
mengalami perubahan misalnya dari kawat dan nilon sebagai pegangan pemain alat musik
tersebut.
Cara Memainkan Alat Musik Triangle
Ada banyak macam cara yang berkembang dalam memainkan instrumen triangle, hal itu
tergantung pada jenis musik dan kemampuan bermusik dari orang yang memainkannya.
Contohnya saja pada musik samba, musik rock dan musik rakyat (tradisional) ini dimainkan
secara bervariasi dan atraktif.
Ada catatan yang perlu diingat ketika memainkan alat musik triangle, yaitu jangan menyentuh
alat musik ketika alat musik ini berbunyi. Kenapa demikian? Hal itu akan menghentikan getaran
dan menghilangkan respon karena suara alat ini berasal dari getaran yang dihasilkan.
Pada umumnya triangle dimainkan dengan cara memukul sisi luarnya. Tetapi dalam karena
dalam irama musik membutuhkan perubahan tempo yang cepat, maka pukulan yang dilakukan
dipindah ke sisi bagian dalam triangle, sehingga bisa menghasilkan suara yang keras dengan
tempo yang cepat.
Pada sebuah masyarakat Cajun French, yaitu sekelompok masyarakat yang terdapat/tinggal di
Negara bagian Louisianan, Amerika Serikta yang sebagian besar berbahasa Prancis. Alat musik
yang memiliki bentuk segitiga ini disebut dengan tit – fer, disana alat musik ini dimainkan
dengan cara ketuk-ketukan yang menghentak-hentak, bisa dibilang triangle ini menggantikan alat
musik drum.
Alat musik ritmis Triangle yang sudah kita ketahui termasuk dalam jenis perkusi idiofoni.
Contoh instrumen musik yang termasuk dalam kategori idiofoni diantaranya bel, simbal, chimes
dan salah satunya triangle. Triangle bisa dibilang sebagai “alat bantu” atau instrumen dari sebuah
musik dan lagu.
Alat musik triangle ini ada yang dimainkan sekali-sekali dalam “bar” dan ada juga yang
memainkannya dengan penuh variasi dan atraktif. Tergantung pada lagu dan musik serta
kemampuan bermusik dari pemain alat ini. Walaupun triangle hanya sebagai “alat bantu” musi,
tapi tidak menutupi kemungkinan jika dimainkan lebih bervariatif dan atraktif.
koauau
Dari berbagai jenis flute yang ada di Selandia Baru, mungkin koauau adalah yang
paling banyak diapresiasi dan mendapat perhatian. Alat musik mungil ini dapat
dibuat dari berbagai macam bahan, seperti kayu, tulang sayap elang laut, bahkan
tulang manusia. Koauau adalah sejenis seruling yang ditiup lurus, dan memiliki
panjang 12 sampai 15 cm dengan jarak setiap lubang antara 1 sampai 2 cm. Ketika
tidak dimainkan, instrumen ini dikenakan di leher. Koauau memiliki tiga lubang
untuk jari (fingerholes). Koauau adalah seruling dengan melodi yang bergetar,
kadang-kadang bisa disertai dengan vokal.
Dizi (笛子)adalah nama alat musik tiup berupa seruling horizontal yang berasal dari
Tiongkok.[1][2][3] Dizi berawal dari Asia Tengah dan masuk ke Tiongkok pada 2 SM dan
mengubah bahan dasar Dizi menjadi bambu.[2] Saat itu Dizi terbuat dari tulang.[1]
Sebelum Dinasti Han, Dizi yang pada masa itu disebut Di mengacu pada seruling
vertikal.[1] Kemudian pada masa Dinasti Tang barulah diadakan perbedaan yaitu nama Di
untuk seruling horizontal dan Xiao untuk seruling vertikal.[1] Pada abad ke 7 M, sebuah
selaput ditambahkan dan namanya berubah menjadi Dizi.[1]
Dizi modern memiliki 12 lubang yang terdiri dari satu lubang untuk meniup, satu lubang
membran, enam lubang untuk memainkan, empat lubang untuk memperbaiki tinggi rendah nada
dan memasang pajangan.[2][1] Berbeda dengan Xiao, Dizi memiliki nada jernih dan bergema
sehingga cocok untuk mengekspresikan irama gembira dan dapat meniru suara burung-burung
yang berbeda.[1][2]
Alphorn
Penduduk Pegunungan Alpen, khususnya di wilayah Frankenhofen, Jerman, ternyata memiliki
alat musik tradisional berupa terompet panjang. Alat musik yang biasanya dibuat sepanjang
empat meter ini mampu mengeluarkan suara merdu dan disebut alphorn.
Baru-baru ini, sebuah pertunjukan digelar untuk mempopulerkan Alphorn. Sebanyak 250 peniup
alphorn secara rutin selalu berkumpul. Orang yang bekerja keras di balik upaya mempopulerkan
alphorn di antaranya adalah Alfons Neumann. Ia sudah 20 tahun menekuni pembuatan alphorn.
Alphorn biasanya hanya dimainkan pada festival bir di Austria, Jerman dan Swiss. Hingga saat ini,
pembuatan alat musik alphorn masih dilakukan dengan tangan. Alphorn terbuat dari kayu
pohon cemara yang tumbuh di ketinggian 1.100 meter di atas permukaan laut.
Namun kini, metode pembuatan alphorn lebih disempurnakan. Jika sebelumnya alphorn terdiri
dari dua bagian kini telah dibuat menjadi tiga bagian. Perubahan ini bertujuan untuk
memudahkan penyimpanan serta pemindahan.(YYT/Ijx)