Anda di halaman 1dari 7

SEJARAH SENI Fadhilaturrahmi (450111)

Review buku; Sejarah Musik 1 (Dahlan Taher, M.Si)

Bab 1
Awal Mula Musik
Sejarah perkembangan musik tidak terlepas dari perkembangan budaya manusia, karena
musik termasuk salah satu produk budaya. Ada banyak teori yang menjelaskan asal mula
munculnya musik, pertama yakni musik muncul setelah seni rupa. Lukisan purba di dinding gua
pada mulanya menggambarkan tentang peralatan berburu, baru setelah itu ada gambar perayaan
keberhasilan berburu dan menikmati hasil buruan. Dari lukisan purba tersebut dapat diasumsikan
bahwa seni musik lahir setelah adanya seni rupa. Gambaran musik pada dinding gua purba
berupa nyanyian yang diiringi tepuk tangan dan hentak kaki. Teori kedua yaitu seni yang terlebih
dahulu lahir adalah musik. Tahun 1952 John Cage membuat komposisi 4 menit 33 detik, isinya
hanya diam. Dari hal tersebut muncullah persepsi bahwa sebenarnya diam juga termasuk musik.
Jadi, sebelum ada sesuatu selain keheningan, musik sudah menyertai keheningan tersebut.

Teori selanjutnya yaitu mitologi, musik berasal dari bahasa Yunani, Mousa yang artinya
lagu atau puisi. Kata tersebut diambil dari muse atau muses yaitu sebutan untuk anak-anak Zeus
(raja dari segala dewa) dengan Mnemosyne (dewi memori). Teori keempat tidak terlepas dari
Phytaghoras, seorang filsuf, matematikawan, astronom, sekaligus musisi Yunani. Phytaghoras
menciptakan tangga nada lewat sebuah alat musik kuno, monochord, yang merupakan cikal
bakal dari banyak instrumen. Monochord adalah instrumen yang berdawai tunggal dengan
sebuah kotak kayu sebagai tabung resonansinya. Kelima ada teori komunikasi, yang mana pada
masa prasejarah manusia menggunakan kendang dan trompet dari tanduk dan kulit kerang
sebagai alat komunikasi. Bunyi dari alat tersebut terdengar indah, dan akhirnya bisa
menghasilkan musik. Teori keenam yaitu irama untuk tari dan bekerja, dan terakhir ekspresi
emosional. Manusia menggunakan suara sebagai ungkapan berekspresi seperti marah, sedih,
gembira, dll.
Bab 2
Musik Kuno
Periode musik kuno dimulai sejak masa prasejarah hinggan tahun 200 M. Media yang
sudah tidak bisa ditemukan menyebabkan sedikitnya informasi musik yang bisa diambil pada
masa itu. Cara yang bisa ditempuh untuk mengetahui musik prasejarah tersebut yaitu dengan
melacaknya melalui peninggalan bersejarah yang masih bertahan. Diantaranya ialah peninggalan
berupa gambar yang terdapat di dinding gua, kulit binatang, pohon, relief, tembikar, dan
porselen.

Peninggalan lain juga terdapat melalui sumber literatur, instrumen musik, dan
etnomusikologi. Keterbatasan informasi tersebut menyebabkan musik kuno tidak diketahui
secara pasti bagaimana bunyinya. Namun, ada beberapa gambaran yang bisa digenereralisasikan,
pertama, musik memiliki ketergantungan dengan kegiatan lain. Pasalnya pada masa tersebut
musik tidak semata-mata tercipta untuk kepentingan nilai estetika, melainkan bertujuan untuk
mengiringi kegiatan tertentu. Kedua, monofoni yaitu musik kuno hanya memiliki garis melodi
tanpa adanya iringan harmoni. Dan ketiga, musik diyakini memiliki kekuatan tertentu.

Bangsa yang memiliki kebudayaan kuno memberikan sumbangsih besar mengenai


keberadaan musik. Diantaranya ada bangsa Yunani, para pemikir telah menulis banyak konsep
musikal, teori, dan estetika musik. Secara ilmu akustik, Phytagoras merumuskan sistem penalaan
berdasarkan ilmu fisika bunyi. Alat instrumen Yunani kuno adalah aulos, chitara, tympanon, dan
panflute. Mesir tidak kalah dalam kekayaan budayanta, termasuk juga di dalamnya musik.
Terdapat hieroglif di makam Theban XV SM yang menggambarkan sekelompok musisi
memainkan harpa, lira, alat tiup, dan sejenis lute. Bangsa China juga diketahui sejarah bukti-
bukti musiknya pada 4000 SM. Dalam ajaran Cofisius, musik memiliki peranan penting dalam
lingkungan sosial dan agama. Diyakini bangsa inilah yang pertama kali merumuskan ilmu
akustik musik dan teori tentang musik.
Bab 3
Musik Pada Awal Abad Pertengahan
Abad pertama yakni berkisar pada milenium pertama masehi. Musik yang mendominasi
pada masa tersebut ialah musik gereja atau bisa disebut plainsong, plainchant, atau gregorian
chant. Tokoh yang berpengaruh pada musik gereja diantaranya Uskup Ambroise, Paus Gregory
Agung, Guido D’Arezzo, dan Hucbald of Flanders. Sistem solfeggio dan solmisasi ditemukan
oleh Guido dari hymne Yohanes pembaptis. Berikut bunyi hymnenya;

Ut queant laxis Terjemahan;


Resonare fibris Para hamba-hambaNya yang telah
Mira gestorum kehilangan kata akan kembali menyanyikan
Famuli tuarum keajaiban karyaNya. Batalkanlah tuntutan
Solve polluti terhadap bibir kami yang penuh dosa ini ya
Labii reatum Santo Yohanes
Sancte Johannes

Sillabi tiap awal bait dari hymne tersebut menjadi tujuh tangga nada, dengan perubahan ‘ut’
menjadi ‘do’, dan ‘sa’ menjadi ‘si’.

Bab 4
Abad Pertengahan
Abad pertengahan atau biasa disebut masa kegelapan berkisar tahun 800-1400 M. di
Eropa pada awal abad ini mulai muncul musik sekular. Para minstrel (sebutan untuk musisi
sekular) di Eropa utara dibagi menjadi dua kasta, yaitu bard yang menyanyikan kisah ksatria,
dan jugglers/jongleurs yang bermusik dengan akrobat, hewan, serta drama. Sedangkan di Prancis
musisi sekular yang disebut troubador biasanya berasal dari keluarga bangsawan dan
berpendidikan tinggi. Lagu mereka berisi tentang cinta, satir, ratapan kematian tokoh, dialog
ksatria dan gembala, dan lagu epik. Musisi sekular Jerman disebut minnesinger dan mistersinger,
mereka berasal dari kaum menengan dan menciptakan puisi serta lagu cinta.

Instrumen yang digunakan pada abad ini bisa diketahui dari sumber literatur dan lukisan.
Secara umum instrumen abad pertengahan dibagi menjadi beberapa, seperti instrumen gesek,
petik, tiup, organ, dan perkusi.
Pada awal milenium pertama polifoni hadir sebagai hal yang paling berpengaruh pada
perkembangan musik dunia. Polifoni adalah lagu dengan suara lebih dari satu. Polifoni atau bisa
disebut organum berkembang melalui musik gereja. Ada tiga polifoni yaitu paralel, bebas, dan
melismatik. Polifoni semakin berkembang pesat pada abad XII dan XIII dalam era ars antiquo
atau seni kuno. Puisi dan lagu tentang ksatria mewarnai karya di bidang sastra dan seni.
Karakteristik musik ini ialah polifoni, sukat, harmonisasi, dan instrumentasi. Adapun bentuk
musiknya berupa Notre Dame organum, polyphonic, conductus, motet, hocket, rota, dan
rondellus.

Selanjutnya ialah era ars nova pada abad XIV, musik pada saat itu menjadi cikal bakal
renaissance. Kaum menengah mulai diterima di masyarakat kota, dan mulai terdapat pemisahan
antara gereja dengan pemerintahan serta agama dengan sains. Musik ars nova didominasi oleh
musik Italia dan Perancis, karya sekular lebih banyak diciptakan, interval third dan sixth lebih
sering digunakan. Perkembangan musik Perancis lebih evolusioner dibandingkan Italia. Musik
Perancis memiliki kompleksitas ritme yang khas dan banyak bentuk motet. Terdapat beberapa
perubahan penting pada musik Perancis seperti ballade atau komposisi berdasarkan puisi stanza.
Adapun musik Italia menjadi dominan karena tekstur musik lebih sederhana dan variasi melodi
beragam.

Bab 5
Rennaisance
Masa Rennaisance berada dalam rentang waktu 1400-1600 M. Para pemikir dan filsuf
berkaca dan menggali kembali perkembangan pesat ilmu pengetahuan Yunani kuno karena abad
sebelumnya yakni abad pertengahan dianggap menjadi masa kegelapan. Dari hal ini maka
disebut era kelahiran kembali atau Rennaisance. Pada Rennaisance awal ditandai dengan
bergesernya pusat musik Perancis dan Italia ke Inggris dan Belanda. Karakter musiknya
memiliki melodi dan ritme yang menarik pada suara atas, banyak komposisi vokal yang tidak
diberi teks, banyak menggunakan alat triplet, dan imitasi jarang digunakan. Bentuk musik yang
sering digunakan berupa mass (misa), motet, dan carol.
Rennaisance akhir di abad XVI mejadi puncak terbesar segala aspek kemanusiaan. Musik
vokal masih menjadi dominasi meskipun mulai bermunculan musik intrumental. Sekolah-
sekolah musik juga mulai bermunculan di Eropa menandakan pesatnya perkembangan musik.
Munculnya aliran protestan juga mempengaruhi gereja dalam hal musik, bahkan ada tiga
pengaruh dari gereja Katolik Roma, reformasi atau Protestan, dan musik sekuler.

Ciri-ciri musik Katolik Roma yaitu memiliki tiga sampai lebih dari delapan suara,
umunya ada lima suara. Aturan dalam komposisinya diharmonisasi dengan sangat tegas. Musisi
gereja ini juga bermunculan dari sekolah-sekolah musik ternama, banyak komponis yang terlahir
dari sini. Di tempat lahirnya, Jerman, nilai musik Protestan ditekankan untuk pemujaan sehingga
seluruh jemaat harus ikut bernyanyi. Chorale adalah bentuk musik yang dilahirkan oleh gereja
Protestan. Adapun musik sekuler awalnya lahir karena semangat kemanusiaan pada masa
Rennaisance. Kemudian musik ini berfungsi sebagai hiburan dan dapat dimainkan oleh semua
orang.

Musik instrumental Rennaisance mulai berkembang dan mendapat perhatian dari para
komponis.dalam memainkan melodi vokal, improvisasi memegang peranan penting terutama
ornamentasi pada melodi. Gaya pemulisan musik ini yaitu banyak loncatan interval, ambitus
melodi intrumen lebih luas dari ambitus vokal, dan banyak memainkan ornamen. Instrumen yang
digunakan tidak berbeda jauh pada masa sebelumnya, namun ada beberapa perkembangan pada
alat musik. Lute menjadi instrumen yang paling populer pada masa Rennaisancekarena dapat
berfungsi sebagai intrumen solo, pengiring, maupun ensembel.

Bab 6
Barok
Era Barok dimulai sekitar 1600-1750 dimana idealisme estetika Barok mendominasi
segala aspek budaya di Eropa. Seni lukis, drama, arsitektur, dan musik diwarnai oleh konsep
yang agung, memberikan efek mengagumkan, dan penuh ornamen. Barok berasal dari bahasa
Portugis barroco yang menggambarkan bentuk mutiara yang tidak simetris. Dalam basa Italia
baroco adalah istilah logis untuk menjelaskan tipe silogisme yang ekstrim.
Bentuk musik pada era ini berupa stile concerto atau sahut-sahutan, harmonisasi tercipta
dengan adanya konsep figured bass, tonalitas, mayor dan minor mendominasi, tempo dan
dinamik mulai diindikasikan dalam partitur, dan improvisasi. Komponis besar muncul dari
berbagai daerah di Italia, Perancis, Inggris, dan Jerman.

Musik vokal di era ini terbagi menjadi tiga yaitu opera, musik kamar, dan musik religius.
Opera lahir pada akhir abad XVI sebagai perkembangan musik di Italia. Opera kemudian
mempengaruhi segala jenis musik barok. Di setiap negara di Eropa memiliki ciri musik barok
tersendiri, seperti di Italia, Perancis, Inggris, dan Jerman. Musik kamar atau vocal chamber
music memiliki makna penting dalam musik barok, karena musik jenis ini dikomposisikan untuk
ditampilakan di depan audiens yang kritis. Ada dua jenis musik kamar yaitu lagu solo dan
chamber cantata. Musik religi tumbuh di bawah bayang-bayang musik opera, dibagi menjadi dua
yaitu liturgi dan non-liturgi. Liturgi memiliki fungsi sebagai bagian dalam ibadah gereja.

Pada era barok, musik instrumental memegang peranan yang sama dengan musik vokal
untuk pertama kali dalam sejarah, baik secara kualitas maupun kuantitas. Konsep dan teknik
memainkan instrumen mengalami perkembangan, inprovisasi menjadi teknik yang penting.
Musisi dituntut untuk lebih kreatif dalam menerjemahkan figured bass, ornamentasi, dan
membuat variasi. Karakter khusus musik instrumen barok adalah bentuk sekuen, yaitu repetisi
dari melodi di nada tinggi atau rendah. Di era ini juga terjadi perkembangan pesat pada mekanis
instrumen seperti piano, organ, biola, dan beberapa instrumen perkusi.

Bab 7
Klasik
Era klasik terjadi pada 1750-1820. Namun, sebelum memasuki era klasik, ada era
transisi yang disebut Rococo. Rococo juga disebut sebagai pra-klasik terjadi sekitar 1740-1770.
Karakter musik Racoco lebih ringan namun ornamennya rumit, berlawanan dengan barok yang
megah dan berat.

Istilah klasik merujuk pada tiga makna, yang pertama yaitu musik yang serius. Kedua,
dalam literatur Perancis pada periode raja Louis XIV, diperluas untuk menyebut karya komponis
Jean-Phillipe Rameau. Dan terakhir merujuk periode atau gaya dari Italia mulai dari awal abad
18-19. Ciri musik klasik yaitu bentuknya yang simetris dengan frase yang pendek, homofoni
menjadi tekstur yang mendominasi dimana melodi diiringi oleh materi yang tidak melodis.
Kemudian gaya melodi lebih ramping dan memiliki identitas tematik, harmoni lebih sederhana,
improvisasi lenyap, dan musik absolut tidak mengabdi pada kepentingan lain selain untuk
estetika musik itu sendiri.

Pada era klasik ini dikenal empat komponis utama yang memberi pengaruh luas terhadap
sejarah musik. Pertama adalah Frans Joseph Haydn yang dijuliki bapak simfoni karena menulis
lebih dari seratus simfoni. Beliau menemukan bentuk dan instrumentasi simfoni klasik. Kedua,
Wofgang Amadeus Mozart, dikenal sebagai tokoh yang jenius sepanjang masa. Bidang utama
yang digelutinya adalah opera, simfoni, orkestra, konserto, chamber, sonata, dan misa. Ketiga
yaitu pakar opera bernama Christoph Willbald Von Gluck. Dan terakhir adalah Ludwig Van
Beethoven, seorang komponis dengan jiwa dan semangat musik romantik dalam karya-karyanya.
Teknik pengolahan dan ekspresi musiknya meledak-ledak bagaikan pemberontakan terhadap
gaya klasik.

Musik instrumentalia pada era klasik mengalami perkembangan yang paling signifikan.
Bentuk musik ini antara lain yaitu sonata, simfoni, konserto, dan musik kamar. Istilah sonata
disini terdiri dari tiga atau empat gerakan, bentuk sonata merupakan patron yang diterapkan pada
media musik instrumen seperti sonata solo, musik kamar, simfoni, dan konserto. Simfoni berasal
dari bentuk yang berkembang di Italia yaitu simfonia. Simfoni selalu dimainkan oleh orkestra
dengan instrumentasi baku tiup kayu, tiup logam, perkusi, dan gesek. Konserto berasal dari
jaman barok dimana instrumen solois bersahut-sahutan dengan orkes. Dan terakhir musik kamar,
yaitu musik yang dimainkan oleh sedikit musisi.

Perbedaan barok dan klasik adalah sedikitnya karya vokal dibanding musik instrumen.
Musik instrumen mendominasi era klasik sehingga hanya sedikit opera, oratorio, dan musik
religius yang dikomposisi. Musik gereja semakin sedikit dikomposisi karena juga termasuk
dalam musik vokal.

Anda mungkin juga menyukai