Anda di halaman 1dari 4

1.

Musik Zaman Yunani Kuno (Mulai Tahun 1100 SM)


Dalam Yunani Kuno, musik dianggap sebagai ciptaan dewa-dewi seperti Appolo, Orpheus
dan Amphion. Mereka menganggap bahwa musik memiliki kekuatan yang dapat
menyempurnakan tubuh dan jiwa manusia serta dapat membuat mukjizat dalam dunia.
Oleh karena itu, musik menjadi sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari upacara
keagamaan.

Dalam zaman Yunani Kuno terdapat 2 aliran musik, yaitu musik untuk ibadah Dionysius dan
musik untuk persembahan dewa Apollo. Musik Dionysius merupakan jenis musik yang
beraliran semangat, kegenparan dan sifat-sifat yang kurang baik. Sedangkan musik
Apollonian berkecenderungan menimbulkan ketenangan dan dorongan spiritual. Kedua
aliran musik tersebut disebutkan dalam sejarah seni dasar musik Barat.

Musik Yunani Kuno memiliki sifat sebagai berikut.

 Monotonis (satu suara) dengan heterofoni pada waktu alat-alat musik mengikuti
suara.

 Sudah dipraktikannya improviasai, tetapi diatur melalui konversi-konversi bentuk


dan gaya dengan pola melodi yang mendasar.

 Musik dan teks berhubungan erat, serta melodi, irama, dan puisi sangat menentukan
cara penyusunan dalam musik.

Tokog musik yang dikenal adalah Plato (427-247 SM), Aristoteles (384-322 SM), dan
Aristexemos (350-300 SM).

2. Musik Zaman Romawi (Mulai Tahun 753 SM)


Kekuasaan Roma sangat luas dan kuat sehingga stabilitasnya mampu membantu
perkebangan kesenian. Alat-alat musik pun semakin banyak bervariasi. Alat musik tersebut,
di antaranya beberapa jenis musik tiup dari logam, seperti trompet dan hom, sejenis organ
hidrolis dengan papan tiup yang memanfaatkan tekanan air sebagai peniupnya. Alat-alat
musik ini dipakai dalam teater-teater terbuka untuk mengiringi pertarungan para gladiator.

3. Musik Abad Pertengahan (500-1350 M)


Abad pertengahan diawali dengan runtuhnya kekaisaran Romawi. Awalnya masih bersifat
monofonik atau terdiri dari satu suara saja tanpa iringan apa pun. Musik abad ini didominasi
musik gereja yang bersumber pada seni musik Yahudi dalam hal ini adalah madah (nyanyian
bersumber dari ayat-ayat suci). Pada masa ini, khususnya masa Paus Gregorius Agung
mencapai kesempurnaan artistik sehingga masa ini disebut juga sebagai musik gregorian.
Pada masa ini mulai dibedakan birama dan irama. Birama adalah sistem tekanan yang tetap,
sedangkan irama adalah sistem gerak melodis yang penuh kehidupan, dinamika, dan variasi.
Selain itu, dikenal sistem notasi musik measural yaitu notasi nada yang memperhitungkan
panjang nada sesuai dengan proporsi yang kemudian menjadi dasar notasi balok

Tokoh musik zaman ini adalah Guido d’Arezzo, Hildegard van Bingen, Johannes Ciconia

4. Musik Zaman Renaisans (1350-1600)


Kata renaisans berasal dari bahasa Prancis, yaitu reanissance yang berarti lahir baru
menemukan kembali jati diri manusia yang artinya manusia dengan akal budi dan aspirasi,
cipta, karya, dan karsanya berhak untuk menentukan hal-hal yang berkaitan dengan
individunya.

Perkembangan baru dalam musik selama masa renaisans adalah perkembangan musik
instrumental, baik solo maupun ansambel. Ada enam variasi bentuk lagu-lagu instrumental
pada masa ini, yaitu sebagai berikut.

 Musik vokal yang dimaikan dengan alat musik.

 Ansambel berdasarkan melodi-melodi yang sudah ada.

 Bentuk variasi dengan penambahan nada-nada hias untuk mengiringi tarian.

 Bentuk ricercan, fantasia, dan chanzons, yaitu komposisi berdasarkan tema dan
variasi bukan berdasarkan irama tarian.

 Toccata dan prelude karya bentuk bebas yang memakai banyak figurasi.

 Musik tarian, yaitu musik untuk iring-iringan.

Tokoh musik zaman ini adalah Geovanni Pierlugi da Palestina, Orlandus Lassus(1532-1594)
dan Giovanni Gabrielli(1557-1623)

5. Musik Zaman Barok (1600-1750)


Istilah barok diambil dari bahasa Portugis, yaitu barroco yang berarti mutiara. Istilah barok
hanya digunakan untuk memberi identitas bagi sebuah masa perkembangan seni musik
pada tahun 1600-an hingga tahun 1750-an yang tidak ada ciri-ciri dramatis dibandingkan
dengan masa sebelumnya.

Awalnya gaya musik ini dikritik sebagai musik yang harmoninya kurang jelas, kehilangan
bentuk normal, eksentrik (berlebihan), kurang bermutu, tetapi kemudian dinilai positif
karena bersifat hidup, lancar, lincah, dan penuh perasaan sehingga cocok untuk penyajian
opera yang saat itu sedang populer. Pada masa ini mulai diperkenalkan sistem tangga nada
mayor dan minor.

Tokoh musik zaman ini adalah Johan Sebastian Bach(1685-1750), Jean Babtisme Lully(1632-
1687) dan George Frederick Handel(1625-1775)

6. Zaman Musik Klasik (1750-1800)


Musik klasik adalah karya seni musik yang sempat menggantikan daya ekspresi dan bentuk
bersejarah sedemikian rupa sehingga tercipta suatu ekspresi yang meyakinkan dan dapat
bertahan terus. Zaman klasik ditandai dengan kembalinya gaya seni yang memperhatikan
kaidah-kaidah formal.

Musik klasik memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

 Pemakaian kresendo dan dekresendo.

 Pemakaian accelerando (mempercepat tempo) dan ritardando (memperlambat


tempo) dalam penyajian musik.

 Pembatasan pemakaian nada-nada penghias (ornamen).

 Pemakaian akar trinada (akat tiga nada).

Komponis penting zaman ini, antara lain John Stamitz (1717-1757), Franz Joseph Haydn
(1732-1809), dan Wolfgang Amadeus Mozart (1765-1791).

7. Musik Zaman Romantik (1800-1890)


Istilah romantik dalam sejarah perkembangan musik Eropa berhubungan dengan perasaan,
sikap batin, dan jiwa manusia dengan bebas dan tidak terbatas. Adapun ciri khas musik
zaman romantik adalah sebagai berikut.

 Segi bentuk, masih mempertahankan bentuk musik klasik, tetapi dengan perluasan
dan perubahan.

 Segi harmoni, musik romantik mengembangkan musik klasik dengan penembahan


nada-nada kromatik.

 Segi ritmik, unsur ritmik seperti tempo mendapat perhatian secara cermat karena
ritmik dianggap sebagai bagian dari ungkapan rasa dalam musik.

 Segi warna suara, instrumen yang menghasilkan suara alamiah, seperti flute (suling),
klarinet, tuba, dan trombon lebih diutamakan karena dapat menimbulkan suasana
skral dan khidmat
Tokoh musisi zaman ini yaitu, Franz Schubert, Felix Mendelson, Franz Lizt, PeterIIich
Tchaikvsky dan Johannes Brahms

8. Zaman Musik Peralihan (1890-Awal Abad XX)


Zaman ini dimulai pada abad ke 20 dan berkembang secara harmonis dalam penyusunan
not-notnya. Sepeninggal Wagner, musik zaman romatik berakhir. Pada zaman ini lebih tegas
warna nasionalnya karena muncul adanya kesadaran nasionalisme.

Komponis zaman peralihan, antara lain Cesar Auguste Frack, Gustar Mahler, Peterllych
Tcchai Kovsky, dan Sergei Ramaning.

9. Musik Abad Modern (1900-Sekarang)


Karya karya musik pada zaman ini ditandai oleh penggunaan akor akor yang waktu itu
dianggap menyimpang dari kaidah yang telah mapan dimasyarakat. Paduan nada yang
kurang disenangi masyarakat menjadi mode khususnya untuk menutup sebuah kadens

Berikut ini karakter dari zaman ini :

 Media penyajian
Penggunaan alat musik flute dan klarinet selalu diarahkan untuk suara beregister
rendah, violin untuk register tinggi, dan alat musik trompet,horn,dan glokkenspiel
mulai digemari untuk memainkan kalimat lagu pendek
 Ritme
Karya karya pada zaman ini ditandai dengan gerakan akor akor pararel
 Melodi
Ditandai dengan dengan penggunaan melodi dan tangga nada yang dipengaruhi oleh
musik gamelan.

Tokoh musik pada zaman ini adalah Acille Claude Debussy(1862-1918) dengan beberapa
karyanya yaitu L’efant Prodique dan Pelleast et Melisande.

Anda mungkin juga menyukai