Anda di halaman 1dari 17

BAB II

2.1 APA ITU MUSIK


Menurut dari beberapa ahli
musik menurut Suhastjarja adalah pengungkapan rasa
keindahan seorang manusia yang diwujudkan di dalam nada
atau bunyi yang pada akhirnya menghasilkan ritme dan
harmoni.

Gambar 2.1 Suhastjarja


Mantlehood berpendapat bahwa musik adalah gerakan dan
dalam totalitasnya, music merupakan sifat sifat ritmis,
melodis, harmonis, dan ia adalah suatu energy psikis yang
segera menyatakan diri keluar dalam formasi nada nada
tertentu.

Gambar 2.2 Mantlehood

Aaron Copeland berpendaapt bahwa music terdiri atas


empat unsur pokok, yakni : ritme, melodi, harmoni, dan tone
color (warna nada).

Gambar 2.3 Aaron Copeland


Aristoteles berpendapat bahwa music aalah curahan kekuatan
tenaga batin and kekuatan tenaga penggambaran yang berasal
dari gerak rasa dalm suatu rentetan suara melodi yang
berirama.

Gambar 2.4 Aristoteles

Kesimpulannya jadi Seni musik berasal dari dua


kata, yaitu seni dan musik. Seni adalah hasil cipta,
rasa, dan karsa manusia yang diwujudkan dalam berbagai
sarana. Sedangkan
musik adalah hasil pengolahan suara, melodi,
harmoni, ritme, vokal, dan tempo. Jadi, secara harfiah seni
musik adalah hasil cipta, rasa, dan karsa mausia yang
diwujudkan dalam olahan suara, melodi, harmoni, ritme,
vokal, dan tempo.
Tidak ada arti kata seni musik dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Namun terdapat arti kata
seni suara yang memiliki makna paling dekat dari seni
musik. Arti kata seni suara menurut KBBI adalah seni olah
suara atau bunyi (nyanyian, musik, dsb).
2.2 APA ITU MUSIK KERONCONG
Istilah Keroncong berasal dari Kencrung, sebutan
bagi alat musik sejenis ukulele. yaitu sebuah irama yang
mempunyai suara khas pada rythme, hasil dari petikan
ukulele ditambah suara kendang dan petikan cello. istilah
keroncong sebenarnya sudah ada. Menurut ahli
etnomusikologi
Rosalie
Groos,
kata
keroncong
menunjukkan bunyi tertentu. Salah satunya adalah gelang
keroncong, yaitu lima sampai sepuluh gelang yang terbuat
dari emas atau perak yang dikenakan di lengan kaum
hawa. Jika lengannya berlenggang ketika berjalan, gelanggelang tersebut bersentuhan dan menimbulkan suara
crong..crong..crong. Istilah keroncong juga dikatakan
berasal dari tiga ukuran yang selain dipergunakan sebagai
perhiasan biasa dan perhiasan tari, juga berasal dari
perhiasan kuda
penarik delman atau andong. Pemeran karakter
wayang orang juga mengenakan gelang keroncong. 2

Akan halnya keroncong sebagai musik terdapat


beberapa pendapat yang berbeda. Di satu pihak ada yang
mengatakan bahwa sejarah perkembangan musik
keroncong dimulai pada abad ke-17, masa ketika kaum
mardijkers, keturunan Portugis mulai memperkenalkannya
di Batavia. Menurut A. Th. Manusama, Abdurachman R.
Paramita, S. Brata, dan Wi Enaktoe, keroncong bukanlah
kesenian asli ciptaan orang-orang Indonesia. Di pihak lain
ahli keroncong seperti Kusbini3 dan Andjar Any4
menyatakan bahwa musik keroncong adalah musik asli
Indonesia. Menurut Kusbini, musik keroncong adalah
musik asli ciptaan bangsa Indonesia sehingga keroncong
adalah musik asli Indonesia. Banyak ahli yang meragukan
kalau musik keroncong berasal dari Portugis, karena tidak
ditemukan group musik keroncong maupun lagu yang
dinyanyikan seperti keroncong di Portugis. 5 Lagu-lagu
keroncong Indonesia memang banyak dipengaruhi dan
diilhami oleh lagu-lagu Portugis abad ke-17, pada saat
kedatangan bangsa Portugis ke Batavia. Pada tahun 1969
Konsul Portugal, Antonio Pinto da Franca menyatakan
kepada Andjar Any bahwa di Portugis tidak ada musik
keroncong atau musik sejenis yang melahirkan musik
keroncong. Kesimpulannya, bahwa musik keroncong itu
bukan musik impor, setidaknya merupakan adaptasi
terhadap musik yang datang dari luar. Meskipun terdapat
perbedaan pendapat tersebut, patut disadari bahwa
keberadaan keroncong di Indonesia dimulai pada abad ke17 pada saat kedatangan Portugis di Batavia.
2.3 SEJARAH MUSIK KERONCONG
Keroncong adalah merupakan salah satu musik
rakyat Indonesia yang berkembang sejak Abad 19, dibagi
dalam 3 masa perkembangan:
- KERONCONG TEMPO DOELOE (1880-1920),
- KERONCONG ABADI (1920-1960), dan
- KERONCONG MODERN (1960-sekarang).

KERONCONG TEMPO DOELOE (1880-1920) berlangsung sejak


kedatangan Bangsa Portugis ke Indonesia sekitar tahun
1600-an tetapi baru
berkembang sebagai Musik Keroncong pada akhir Abad XIX
(ditemukan Ukulele di Hawai pada tahun 1879 hingga
sekitar setelah Perang Dunia I (sekitar 1920). Pada waktu itu
disebut dengan lagu-lagu STAMBOEL:
2

Achmad, Kriteria Musik Indonesia, 1983.


Magdalia Alfian, Seni Pertunjukan dalam Perspektif Sejarah: Keberadaan Musik
Keroncong di Indonesia, makalah Seminar Sejarah (Yogyakarta: Balai Kajian Sejarah dan
Nilai Tradisional 17-18 Mei 2006), hlm. 1.
4
Andjar Any, Musik Keroncong Musik Nusantara, 1983.
5
Agnes Sri Widjajadi, Mendayung di Antara Tradisi dan Modernitas: Sebuah Penjelajahan
Ekspresi Budaya terhadap Musik Keroncong, (Yogyakarta: Hanggar Kreator, 2007), hlm.
13-15.
3

Stambul. Kata stambul berasal dari kata Istambul, yaitu


pada saat datangnya rombongan opera Istambul, yang
kemudian musik opera itu digabung dengan musik
keroncong asli sehingga menhasilkan keroncong stambul.
Keroncong stambul terdiri dari:
a. Stambul I, contohnya lagu Terang Bulan, Potong Padi. Ciri
permainannya dimulai dengan Tonika. Terdiri dari 8 birama
yang umumnya berupa pantun.

b. Stambul II, contoh lagu Kenangan (Sapari & WS Nardi),


Kecewa (Samsidi). Permainannya dimulai dengan solo vocal,
kemudian disusul musiknya dengan kord Sub Dominan.
dengan syair berupa pantun.
c. Stambul III, contohnya lagu Sarinah, Keroncong
Kemayoran. Merupakan campuran antara lagu stambul dan
keroncong.
KERONCONG ABADI (1920 1959)
berlangsung sejak setelah Perang Dunia I (1920) hingga
setelah Kemerdekaan (1959).
Pada masa ini dikenal langgam keroncong langgam jawa

Langgam Keroncong, contohnya lagu Bengawan Solo


(Gesang), Telaga Sarangan (Ismanto). Terdiri dari 32 birama
dengan susunan bagian AABA, dimana bagian B adalah
refrain. Dalam hal kord, tidak terbatas pada kord yang sama.
Sedangkan untuk kodanya adalah Tonika Dominan
Tonika.

Pada waktu itu juga lahir .Langgam Jawa. Contoh lagu Yeng
Ing Tawang (Andjar Anny). Bercirikan notasi pentatonic dan
berbahasa jawa.

KERONCONG MODERN (1959-sekarang).


Pada tahun 1959 Yayasan Tetap Segar Jakarta pimpinan
Brijen Sofyar memperkenalkan KERONCONG POP atau
KERONCONG BEAT, yaitu sejalan dengan perkembangan
musik pop pada waktu itu dengan pengaruh ROCK n ROLL
dan BEATLES. Lagu-lagu Indonesia, Daerah maupun Barat
diiringi dengan Keroncong Beat. Misalnya NA SO NANG DA
HITO (Batak), AYAM DEN LAPEH (Padang), PILEULEUYAN
(Sunda), dsb, Pada tahun sekitar 1968 di daerah Gunung
Kidul Yogyakarta musisi Manthous memperkenalkan apa
yang disebut CAMPURSARI,
yaitu keroncong dengan
gamelan dan kendang. Selain itu juga dipakai instrumen
elektronik seperti bass guitar, electric bass, organ, sampai
juga dengan saxophon dan trompet. Musisi yang gencar
memainkan Campursari adalah Didi Kempot: Stasiun
Balapan,
Tanjung
Emas,
Terminal
Tirtonadi,
dsb.
(http://cecepprabudi.wordpress.com/perkembanganmusikkeroncong)

REVOLUSI MUSIK KERONCONG

Evolusi dan Revolusi Musik Keroncong


Kurun waktu panjang telah menjadikan perubahan dari musik
keroncong, terutama sekali pada alat musiknya dan akhirnya
pada bentuknya pula. Dimulai dengan ukulele pada saat
masuknya para pelaut Portugis dan seiring dengan masuknya
agama Islam, maka alat musik rebana juga masuk dalam
golongan alat musik keroncong. Selain itu terdapat pula alat
musik mandolin. Bentuk ini bertahan hingga abad 19.
Pada dasawarsa abad ke 20,
munculah berbagai orkes seperti
Lief Java yang didirikan oleh Wang
Suwandi (1922), yang disusul oleh
orkes Melayang, Monte Carlo, dan
Doodskoppen.
Ada
beberapa
daerah
sebagai
tempat
berkembang
suburnya
musik
keroncong, yang paling utama
adalah Solo dan juga Jakarta
(daerah Tugu). Pada jaman itu keroncong masih menuju ke
bentuknya. Pada tahun 1930-an mulai ada penambahan melodi
harmonica bahkan juga sempritan burung. Baru secara
bertahap muncullah biola sebagai melodi.
Pada tahun 1930-an juga, Sastrodirono mengadakan revolusi
keroncong dengan mengganti rebana dengan petikan gitar.
Hingga pada tahun 1934, Tjok Shinsu menggantikan gitar
dengan cello yang dipetik secara pizzicato (thumb stick). Sapari
termasuk mengadakan revolusi dengan mengganti fungsi
mandolin dengan gitar tetapi tidak membawa melodi pokok,
tetapi berupa contra point yang terus bergerak lincah dari awal
hingga akhir lagu . Baru pada tahun 1940-an
Dalam hal lagu juga terjadi revolusi lagu keroncong. Semula
syair lagu keroncong berupa pantun melayu atau parikan jawa.

Tetapi pada tahun 1935 terjadi perubahan besar dalam hal


syair, yaitu dengan munculnya lagu Rindu Malam.
Pada jaman pendudukan Jepang di Indonesia, keroncong yang
semula adalah musik kelas bawah menjadi naik derajat karena
pada waktu itu segala yang berbau barat dilarang oleh
pemerintah pendudukan Jepang. Pada saat itu tak terjadi
perubahan alat musik, tetapi ada perubahan dalam cara
petikan, antara lain cara petik cello yang semula seperti bunyi
kendang dalam gamelan berubah menjadi seperti sekarang ini.
Lalu ukulele yang semula hanya berfungsi sebagai rhythm
menjadi bermelodi. Dengan adanya angin segar dari penguasa
pendudukan Jepang, maka bermunculanlah seniman-seniman
keroncong, antara lain Samsidi, Gesang, Maryati, Suprapti.
Pada saat itu terciptalah lagu-lagu antara lain: Bengawan Solo
(Gesang), Pulau Jawa, Swadesi (Mardjokahar/ Kamajaya).
Pada jaman kemerdekaan Indonesia, yang pada saat itu masih
terjadi perang disana-sini, maka lahirlah lagu-lagu keroncong
dengan tema perjuangan. Tokoh-tokoh keroncong pada saat itu
antara lain: Kusbini, Amirah, Mardjokahar, dan Samsidi.
Setelah Belanda meninggalkan Indonesia tahun 1950, maka
keroncong mendapat tempat utama diatas musik yang lain.
Munculah penyanyi-penyanyi legendaries, antara lain: Ismanto,
Waldjinah ( menjadi juara festival/ bintang radio yang diadakan
oleh RRI pada tahun 1959), S Dharmanto, Ping Astono.
Pada tahun 1960-an, timbulah fenomena baru, dengan
hadirnya irama langgam jawa, yang dipelopori oleh Andjar Any
(Yen Ing Tawang), yang diikuti oleh S Dharmanto (Lara Branta)
dan juga Ismanto (Wuyung). Irama inilah yang kemudian
mendominasi musik keroncong. Pada saat itupun munculah
kelompok Tetap Segar yang dipimpin oleh Jendral Pirngadi yang
menggunakan alat-alat musik elektrik dalam memainkan musik
keroncong. Tetapi seiring dengan berkuasanya orde baru,
akhirnya keroncong mengalami kemunduran, karena belantika
musik dikuasai oleh musik dangdut, pop, rock, dan lain-lain.
Perubahan yang ada adalah masuknya alat musik keyboard.

Baru setelah tahun 1990-an, keroncong seolah lahir kembali


dengan munculnya musik campur sari sebagai kelanjutan
keroncong tetapi dengan corak yang baru, baik dari segi alat
musiknya, cara penyajiannya, syairnya. Contohnya adalah lagu
Stasiun Balapan yang dinyanyikan Didi Kempot. Selain itu
keroncong juga coba dipadukan dengan berbagai jenis musik,
baik pop, dangdut, rock dan sebagainya. Contohnya keroncong
dipadukan dengan musik rock dan rap oleh Bondan Prakoso
dengan Keroncong Protol-nya.

KENAPA MUSIK KERONCONG SEPI PEMINATNYA


1. keroncong cenderung terkesan monoton.
2. Para pemain juga hanya duduk, sehingga tidak menarik
penonton
3. Tidak begitu menghiraukan perubahan-perubahan nilai
kekinian, hingga tetap tampil dalam sosok tradisional yang
trend-nya sudah ketinggalan jaman.
4. Munculnya musik pop, rock, dan sebagainya yang lebih
diminati oleh generasi muda.
Bagaimana Upaya kita untuk Mempopulerkan Keroncong?
Melalui lomba-lomba dan penyiaran melalui stasiun radio
dan televisi, baik nasional maupun swasta.
Keberadaan hotel dan restoran memberikan peluang yang
sangat besar untuk lebih meningkatkan eksistensinya
melalui pertunjukan secara rutin maupun insidental.
Memodifikasi pada musik keroncong, seperti adanya aliran
keroncong pop, keroncong rock, atau keroncong dangdut,
tak perlu dipersoalkan, jika bertujuan untuk memberikan
pelajaran bagi para generasi muda saat ini.

TOKOH TOKOH KERONCONG INDONESIA


Gesang Martohartono
Lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 1
Oktober 1917, 20 Mei 2010
dikenal luas hingga mancanegara
karena lagunya yang fenomenal
berjudul Bengawan Solo.
Dan sudah di terjemahkan ke
beberapa bahasa Beberapa lagu
ciptaan Gesang yang terkenal:
Jembatan Merah, Pamitan, Caping
Gunung,
Ali-ali,
Andhengandheng, Seto Ohashi, Pandanwangi, Impenku, Kalung Mutiara,
Borobudur, Tirtonadi, dan lain sebagainya.

Anjar Any
Lahir di Jawa Timur pada 1936, telah menciptakan 1.050 lagu,
jumlah yang fantastis sehingga namanya tercatat dalam
Museum Rekor Dunia-Indonesia.

Salah satu lagunya yang populer


adalah Yen Ing Tawang Ono
Lintang, adalah sumbangan tak
ternilai bagi khazanah musik
tanah air. Dia juga yang menulis
lagu Jangkrik Genggong, lagu
yang
fenomenal
karena
mengkritik politikus di awal Orde
Baru.

Waldjinah
Lahir di Solo, Jawa Tengah, 7 November
1945,
Waldjinah
adalah
penyanyi
keroncong yang nyaris tidak ada duanya.
Melambung namanya saat memopulerkan
lagu Walang Kekek, menyusul suksesnya
menjuarai Bintang Radio Indonesia tahun
1965.
Waldjinah memimpin Orkes Keroncong
Bintang
Surakarta
dan
terus
memperjuangkan eksisitensi musik klasik
ini di tengah serbuan budaya industri.

Tahun 2002, Waldjinah menerima anugrah seni dari yayasan


musik Hanjaringrat di Solo.
Lagu-lagunya yang terkenal di antaranya: Ande-ande lumut,
Rudjak Ulek, Suwe Ora Jamu, Warung Pojok, Gethuk Lindri,
Othok-othok Unine Tekek, Tukang Pijet dan Tetanen.

Sundari Untinasih Soekotjo


Lahir di Jakarta, 14 April
1965,
tertarik
dengan
musik
keroncong
sejak
masih
kecil.
Sundari
Soekotjo terpilih sebagai
finalis
pada
Festival
Keroncong Remaja 1978,
dan runner up pada ajang
Juara Bintang Radio dan TV
kategori
Keroncong
Dewasa Wanita 1979.
Sundari Soekotjo terkenal
dengan suaranya yang
bening
dan
mampu
menyanyikan
keroncong
dengan berbagai genre.
Suaranya
diminati
khalayak,
dan
telah
menjadi ppenyanyi istana sejak zaman Presiden Soeharto,
Habibie, hingga Susilo Bambang Yudhoyono.

Didi Kempot
Didi
Kempot (lahir
di Surakarta, 31
Desember 1966; umur 44
tahun)
adalah
seorang penyanyi campursar
i dari Jawa
Tengah.
Didi
Kempot merupakan putra
dari pelawak terkenal
dari
kota
Solo, Ranto
Edi
Gudel (Almarhum) yang lebih
dikenal dengan nama mbah
Ranto.
Dia
bersaudara
dengan Mamiek
Podang,
pelawak senior Srimulat. Didi
Kempot merupakan penyanyi
campursari
kebanggaan
kota
Solo,
di
samping Gesang (maestro keroncong)
dan
Tia
AFI
(juara Akademi Fantasi Indosiar 2). Saat ini Didi Kempot tinggal
di daerah Sumber, Solo.

Manthous
Pria kelahiran 10 April 1950 ini bernama asli Anto Sugiyarto
nama pemberian orangtuanya (Wasiat Asma) Suyadi Wiryo
Atmojo yang bertempat tinggal di Gunung Kidul.Manthous
menekuni seni melalui bakat yang ada dan didorong oleh
kemauan yang keras sehingga bisa mewujudkan cita-citanya
menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa dan dunia

seni
pada
khususnya.
Beliau
mengembangkan
musik
khusunya
campursari

Alat musik yang digunakan


1. Ukulele sering disebut Cuk. Memiliki dawai 3 (nilon) yang
mempunyai urutan nada open string dawai no 1 E, dawai no 2
B, dawai no 3 G. Bunyi crong-crong dari alat ini, menyebabkan
disebut keroncong yang ditemukan pada tahun 1878 di hawai
dan
merupakan
awal
mula
musik
keroncong.
2. Ukulele yang memiliki 4 (baja) sering disebut Cak. Pada
awalnya alat yang dipakai adalah banjo berukur kecil.

Alat Musik Cak dan Cuk


3. Gitar akustik berdawai baja (bukan nilon) yang berfungsi
sebagai gitar melodi yang dimainkan dengan gaya kontrapuntis
(anti melodi).

4. Biola adalah alat yang menggantikan rebab. Mengendalikan


melodi dan filler

5. Flute menggantikan suling bambu.


mengendalikan melodi dan filler.

Bersama

biola

6. Cello menggantikan kendang. Cello memakai dawai


nilon dimainkan dengancara dipetik, untuk menghasilkan
suara menyerupai kendang dengan mengikuti akor yang

dimainkan.

7. Kontrabass berdawai nilon menggantikan gong yang


dimainkan dengan dipetik. Dewasa ini Kontra bass sering
juga diganti dengan Bass gitar elektrik.

Musik keroncong yang masih asli adalah ansambel atau


bermain alat musik bersama dimana kebanyakan para
pemain mengembangkan permainan dari alat musiknya
sendiri-sendiri. Nada-nada yang dimainkan kebanyakan
adalah pengembangan dari akor-akor yang telah
disepakati progresinya sesuai dengan jenis lagunya. Jenis
lagu keroncong antara lain, Keroncong Asli, Langgam dan
Stambul. Untuk pemain pengiring yakni Cuk, Cak, Gitar,
Cello dan Bass, apabila menggunakan partitur kebanyakan
hanyalah simbol-simbol akor yang ditulis seperti
kebanyakan pada tulisan pemain rhythm section pada
band musik populer. Sedangkan pemain biola dan flute
biasanya menguasai notasi melodinya. Permainan filler
dari flute dan biola biasanya secara improvisasi dan tidak
tertulis. Kecuali jika repertoarnya sudah dirransemen
untuk beberapa instrumen musik yang harus bermain
bersama, biasanya membaca partitur. Misalnya Biola

berjumlah 4 orang pemain, flute 2 orang pemain dan


sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai