Anda di halaman 1dari 5

RESUME MATA KULIAH MANAJEMEN KRISIS

KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI


PADA SITUASI DARURAT BENCANA

Dosen Pengampuh Mata Kuliah:

Siti Hadijah Batjo, SSiT., MPH

Disusun oleh :

1. Rizky Nur Fadila (PO7124318065)


2. Inar Nur Arisa.Hi.Arifin (PO7124318078)

JURUSAN DIV KEBIDANAN TINGKAT III B

POLTEKKES KEMENKES PALU

2021
1. Definisi Kesehatan Reproduksi
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial
yang menyeluruh dan tidak tidak semata-mata terbebas dari penyakit atau
kecacatan dalam semua hal berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi
serta prosesnya. (ICPD, Kairo, 1994)

2. Hak-hak Kesehatan Reproduksi pada Situasi Darurat Bencana


Kespro mendapatkan perhatian sejak adanya konferensi internasional
kependudukan dan pembangunan tahun 1994, dimana pada konferensi
tersebut terjadi perubahan paradigma yang penting dalam menangani masalah
kependudukan yakni dari pembatasan penduduk kepada upaya pemenuhan
hak reproduksi baik pada laki-laki maupun perempuan. Pemenuhan hak
reproduksi tersebut diupayakan melalui pelayanan kesehatan reproduksi yang
dapat diakses oleh semua individu sebelum tahun 2015 (akses universal
kesehatan reproduksi).
Hal ini berarti bahwa masyarakat berhak mendapatkan pelayanan
kesehatan reproduksi yang berkualitas baik dalam kondisi normal maupun
kondisi bencana.

3. Ruang lingkup Kespro


Ruang lingkup Kespro sangat luas, mencakup keseluruhan
hidupmanusia sejak lahir sampai mati, sehingga digunakan pendekatan siklus
hidup (life cycle approach), yang di dalamnya termasuk isu kesetaraan
gender, martabat dan pemberdayaan perempuan, serta peran dan tanggung
jawab laki laki. Upaya pelayanan dilakukan melalui kegiatan promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Prinsip-prinsip Pelayanan Kespro:
a. Mengutamakan klien: hak reproduksi, keadilan dan kesetaraan gender
b. Pendekatan siklus kehidupan manusia
c. Memperluas jangkauan pelayanan secara proaktif
d. Meningkatkan kualitas hidup melalui pelayanan yang berkualitas.

4. Kebijakan dan Strategi Nasional tentang Pelayanan Kespro Pada Situasi


Darurat Bencana.
Kebijakan Kementerian Kesehatan dalam upaya meningkatkan akses
dan kualitas pelayanan kesehatan perempuan sesuai dengan siklus hidupnya
yang dilakukan dengan pendekatan Continum of Care. Yaitu penyediaan
pelayanan mulai dari proses kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, anak-anak,
remaja, dewasa dan sampai lanjut usia.

Landasan hukum:
 Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI no 64 tahun 2013: tentang
penanggulangan krisis kesehatan, Pelayanan Kesehatan Reproduksi masuk
ke dalam pelayanan kesehatan yang harus disediakan pada tahap tanggap
darurat dan pasca krisis
Pasal 22:
Pemenuhan kebutuhan kesehatan antara lain berupa sumber daya manusia
kesehatan, pendanaan, fasilitas untuk mengoperasionalkan system
pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan medic, obat dan perbekalan
kesehatan, gizi, pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan,
kesehatan jiwa, kesehatan reproduksi dan identifikasi korban sesuai
kebutuhan.
 Undang-undang RI No 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana.
Fokus pelayanan dari kesehatan reproduksi dalam kondisi darurat juga
mencakup kelompok rentan. Pengaturan dan layanan kepada kelompok
rentan telah masuk kedalamUU tentang penanggulangan bencana.Di
dalam Undang-undang tersebut terdapat dua pasal yang mengatur antara
lain pasal 48 dan pasal 55. Di dalam pasal 48, Penyelenggaraan
penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 33 huruf (b) meliputi:
a. Pengkajian secara cepat,tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber
daya;
b. Penentuan status keadaan darurat bencana;
c. Penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana;
d. Perlindungan prioritas untuk mendapatkan penyelamatan, evakuasi,
pengamanan, pelayanan kesehatan dan pemenuhan kebutuhan dasar;
e. Perlindungan terhadap kelompok rentan; dan
f. Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital.

Perlindungan terhadap kelompok rentan sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 48 huruf (e) dilakukan dengan memberikan prioritas kepada
kelompok rentan berupa penyelamatan, evakuasi, pengamanan, pelayanan
kesehatan, dan psikososial. Kelompok rentan sebagaimana dimaksud
terdiri atas:
a. Bayi, balita, anak-anak, dan remaja;
b. Ibu yang sedang mengandung, ibu nifas atau menyusui;
c. Wanita Usia Subur
d. Orang dengan disabilitas
d. Orang lanjut usia/lansia.

5. Kebijakan pelayanan Kespro dalam kondisi darurat:


a. Kegiatan terkait kesehatan reproduksi dalam kondisi darurat dilaksanakan
pada setiap tahap bencana mulai dari pra-krisis kesehatan, tanggap darurat
kesehatan dan pasca krisis kesehatan.
b. Pelayanan Kesehatan Reproduksi dalam Situasi Darurat Bencana
dilaksanakan melalui Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM)
Kesehatan Reproduksi pada saat awal bencana
c. Pelayanan kesehatan reproduksi komprehensif diintegrasikan pada
pelayanan kesehatan dasar segera setelah stabil
d. Respon kesehatan reproduksi pada situasi darurat bencana dilakukan
secara terkoordinir dengan Lintas Program/Lintas Sektor terkait,
organisasi profesi dan LSM terkait melalui mekanisme sub klaster
kesehatan reproduksi.

6. Strategi Kespro dalam kondisi darurat:


a. PPAM Kesehatan Reproduksi merupakan bagian dari pelaksanaan
penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana
b. Penentuan focal point kesehatan reproduksi dalam situasi darurat bencana
di setiap tingkatan
c. Penyusunan Rencana Kesiapsiagaan bidang kespro di setiap tingkatan
d. Advokasi dan sosialisasi di semua tingkatan
e. Peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia/SDM
f. Penyediaan logistik (kit kespro, kit individual dan kit bidan)

Anda mungkin juga menyukai