Anda di halaman 1dari 19

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 ANATOMI DAN FISIOLOGI


Telinga merupakan salah satu pancaindra yang berfungsi sebagai alat
pendengaran dan keseimbangan yang letaknya berada di lateral kepala.
Masingmasing telinga terdiri dari tiga bagian: telinga luar, telinga tengah, dan
telinga dalam (Wibowo dan Paryana, 2007).
2.1.1 Telinga luar
Telinga luar (auris externa) terdiri dari daun telinga (auricula/pinna), liang
telinga (meatus acusticus externus) sampai gendang telinga (membrana
tympanica) bagian luar. Telinga luar terletak pada pars tympanica ossis temporalis
dan pada bagian belakang berbatasan dengan processus mastoideus (Wibowo dan
Paryana, 2007).
Telinga luar berfungsi sebagai penyalur suara dan sebagai proteksi telinga
tengah. Fungsi telinga luar sebagai penyalur suara tergantung dari intensitas,
frekuensi, arah, dan ada atau tidaknya hambatan dalam penyalurannya ke gendang
telinga. Sedangkan fungsinya sebagai proteksi telinga tengah yaitu menahan atau
mencegah benda asing yang masuk ke dalam telinga dengan memproduksi
serumen, menstabilkan lingkungan dari input yang masuk ke telinga tengah, dan
menjaga telinga tengah dari efek angin dan trauma fisik (Emanuel dan Letowski,
2009).
2.1.2 Telinga tengah
Telinga tengah (auris media) berada di sebelah dalam gendang telinga
sekitar 3-6 mm. Atap rongga telinga tengah adalah tegmen tympani dari pars
petrosa ossis temporalis yang berbatasan dengan cavitas cranii. Dinding lateral
telinga tengah berbatasan dengan gendang telinga beserta tulang di sebelah atas
dan bawahnya. Dinding depannya berbatasan dengan canalis caroticus yang di
dalamnya terdapat arteri karotis interna. Dinding medial telinga tengah ini
berbatasan dengan tulang pembatas telinga dalam yang terlihat menonjol karena
terdapat prominentia canalis facialis di bagian posterior atas. Telinga tengah ini
juga secara langsung berhubungan dengan nasofaring yaitu melalui tuba
eustachius (Wibowo dan Paryana, 2007).

Telinga tengah berfungsi untuk menyalurkan suara dari udara dan


memperkuat energi suara yang masuk sebelum menuju ke telinga dalam yang
berisi cairan. Fungsi telinga tengah dalam memperkuat energi suara dibantu oleh

1
tulangtulang kecil seperti maleus, incus, dan stapes sehingga energi suara tadi
dapat menggetarkan cairan di koklea untuk proses mendengar (Sherwood, 2011).
2.1.3 Telinga dalam
Telinga dalam dibatasi oleh tulang temporal (pars petrosa) (Wibowo dan
Paryana, 2007). Telinga dalam terdiri dari koklea dan aparatus vestibularis yang
memiliki dua fungsi sensorik yang berbeda. Koklea berfungsi sebagai sistem
pendengaran karena mengandung reseptor untuk mengubah suara yang masuk
menjadi impuls saraf sehingga dapat didengar. Aparatus vestibularis berfungsi
sebagai sistem keseimbangan yang terdiri dari tiga buah canalis semisirkularis,
dan organ otolit yaitu sacculus dan utriculus (Sherwood, 2011).

2.2 PENGERTIAN
Vertigo berasal dari bahasa Yunani “vertere” yang berarti memutar.
Vertigo adalah perasaan bergerak atau berputar sementara orang tersebut
sebenarnya sedang diam. Vertigo adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan
gangguan ilusi gerakan dan bukan merupakan salah satu bentuk migrain. Selama
ini banyak orang menyalah artikan vertigo sebagai migrain atau sebaliknya.
Penyakit vertigo itu sendiri dibedakan menjadi penyakit vertigo subyektif
dan penyakit vertigo obyektif. Vertigo subyektif adalah bila yang terasa berputar
adalah diri sendiri. Sedangkan vertigo obyektif adalah bila yang terasa berputar
adalah lingkungan sekitarnya.
Adapun vertogo memiliki beberapa jenis yang berbeda gejala di setiap jenisnya,
yaitu:
1.     Vertigo Sentral
Jenis vertigo ini terjadi pada otak sentral kita. Biasanya penyakit vertigo
yang satu ini terjadi jika sesuatu yang tidak normal pada pusat keseimbangan di
otak anda. Sudah banyak penderita vertigo sentral yang tidak menyadari bahwa
dirinya telah mengidapnya, karena gejala dari vertigo ini terjadi secara bertahap.
Berikut ini yang merupakan gejala dari vertigo sentral:
 Merasa  sulit untuk menelan makanan
 Adanya kelumpuhan yang terjadi pada otot-otot wajah anda
 Mengalami mual-mual dan muntah-muntah
 Mengalami hilangnya koordinasi
 Merasakan tubuh yang terasa lemas
 Penglihatan pada benda yang berubah menjadi berganda
 Merasakan sakit kepala yang amat parah.

2
Jenis-jenis penyakit vertigo sentral ini berpusat pada otak. Beberapa
gangguan-gangguan pada kesehatan yang berhubungan dengan jenis penyakit
vertigo sentral ini antara lain seperti penyakit stroke, multiple sclerosis (gangguan
tulang belakang serta otak), tumor, trauma di bagian kepala, sakit kepala sebelah
(migren), infeksi, kondisi peradangan, neorodegenerative illnesses.
2.     Vertigo peripheral
Vertigo peripheral ini termasuk salah satu jenis dari penyakkit vertigo
yang mungkin dapat dialami oleh sebagian orang dari kita. Pada penderita vertigo
peripheral ono biasanya terdapat suatu gangguan yang terjadi pada sistem
pendengaran anda, lebih tepatnya lagi adalah pada bagian saluran kanalis
semisirkularis. Saluran semisirkularis yang menjadi penyebab dari gangguan
tersebut memiliki fungsi untuk mengontrol keseimbangan tubuh anda. Berikut ini
adalah beberapa gejala yang dirasakan penderita vertigo peripheral seperti:
 Merasakan tubuh yang lelah
 Mulai menurunnya stamina
 Kehilangan keseimbangan
 Sulit untuk berkonsentrsi
 Mual dan muntah
 Menjadi sensitive terhadap cahaya dan bising suara
 Pandangan yang menjadi gelap
Penyakit vertigo periferal ini akan menimbulkan gangguan penyakit-penyakit
seperti benign parozysmal vertigo atau lebih dikenal dengan gangguan akibat
darikesalahan pengiriman pesan. Gangguan seperti ini akan mengakibatkan salah
menerima respon terhadap sesuatu. Penyakit meniere (gangguan keseimbangan
yang sangat sering menyebabkan hilangnya pendengaran), vestibular neuritis
(peradangan pada sel-sel saraf keseimbangan), dan juga labyrinthitis (radang yang
terletak di bagian pendengaran). Semua gangguan-gangguan kesehatan tersebut
bisa berubah menjadi permanen jika keluhan penyakit tersebut tidak segera
dilakukan penyembuhan secara permanen.

3.     Vertigo non-vestibuler


Banyak dari pasien yang mengidap vertigo non-vestibuler ini sulit
mendeskripsikan gejala-gejala yang dialaminya. Vertigo non-vestibuler ini terjadi
karena disebabkan oleh system regulator keseimbangan, penyebab lain dari
penderita vertigonon-vestibuler ini adalah kesalahan yang terjadi pada proses
informasi di system saraf pusat. Gejala-gejala yang biasa dikeluhkan oleh

3
penderita vertigo non-vestibuler ini hampir sama dengan vertigo lainnya yaitu
merasa pusing, kepala serasa kosong dan mata menjadi gelap.
4.     Vertigo vestibuler
Vertigo vestibuler ini menyerang organ vestibuler atau saraf
vertibulokoklear, sehingga penderita vertigo vestibuler akan merasa benda-benda
yang ada disekelilingnya menjadi naik turun layaknya sedang naik kapal laut.
Gejala-gejala yang mungkin dialami dari penderita penyakit vertigo vestibuler ini
hampir tidak ada, hanya saja penderita vertigo vertibuler serasa melihat benda
menjadi naik turun.

2.3 FAKTOR PENYEBAB


Penyakit vertigomerupakan penyakit yang di sebabkan oleh adanya ganguan
syaraf dibagian telinga dalam atau juga bisa gangguan pada bagian otak kecil.
Karena gangguan tersebut maka koordinasi syaraf menjadi terganggu dan pada
akhirnya akan menyebabkan penyakit vertigo. Namun, ada juga yang bisa memicu
terjadinya penyakit vertigo seperti dibawah ini:
1. Anemia (kurang darah) bisa menyebbkan pusing kepala biasa taupun juga
bisa menyebabkan vertigo maka dari itu apabila kurang minum, atau
kurang asupan makan pembentuk sel darah merah yang mengakibatkan
anemia akan menyebabkan penyakit vertigo juga kan menyerang.
2. Stress, yang dapat memicu penyakit vertigo juga akbibat dari stress,
tekanan batin atau masalah pada tubuh yang menyebabkan syaraf tubuh
memang bisa menyebabkan penyakit vertigo juga. Karena di saat stress
berbagai macam gangguan kesehatan bisa dialami, akibat kurang tidur,
ataupun pola makan yang terganggu dan tidak heran apabila secara tiba-
tiba penyakit vertigo dialami.
3. Perubahan posisi, jika darah pada otak edang berjalan atau mengalir
dengan baik lalu secara tiba-tiba terputus atau mengalami hambatan bisa
menyebabkan penyakit vertigo akan kambuh atau bisa dialami secara tiba-
tiba, dan yang bisa membuat keadaan tersebut dialami yaitu karena
perubahan posisi secara tiba-tiba ataupun hal lainnya. Maka dari itu jika
ingin mengubah posisi sebaiknya lebih hati-hati dan tidak terburu-buru.
4. Pengaruh obat-obatan kimia juga bisa memicu serangan penyakt vertigo
sewaktu waktu sehingga penderita penyakit jantung lebih rentanuntuk
menderita vertigo

4
2.4 PATOFISIOLOGI
Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen yang
disampaikan ke pusat kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam sistem ini
adalah susunan vestibuler atau keseimbangan, yang secara terus menerus
menyampaikan impulsnya ke pusat keseimbangan. Susunan lain yang berperan
ialah sistem optik dan pro-prioseptik, jaras-jaras yang menghubungkan nuklei
vestibularis dengan nuklei N. III, IV dan VI, susunan vestibuloretikularis, dan
vestibulospinalis.
Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh
reseptor vestibuler, visual, dan proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan
kontribusi paling besar, yaitu lebih dari 50 % disusul kemudian reseptor visual
dan yang paling kecil kontribusinya adalah proprioseptik.
Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi alat
keseimbangan tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual dan proprioseptik
kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya dalam keadaan sinkron dan
wajar, akan diproses lebih lanjut. Respons yang muncul berupa penyesuaian otot-
otot mata dan penggerak tubuh dalam keadaan bergerak. Di samping itu orang
menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan sekitar. Jika fungsi
alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral dalam kondisi tidak normal/ tidak
fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses
pengolahan informasi akan terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala
otonom; di samping itu, respons penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga
muncul gerakan abnormal yang dapat berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat
berdiri/ berjalan dan gejala lainnya

2.5 TANDA DAN GEJALA


Serangan vertigo yang terjadi secara tiba-tiba menimbulkan rasa tidak
nyaman, penderitanya akan merasakan pusing seketika dan tidak melihat semua
yang berada di sekelilingnya berputar-putar. Selain itu gejala vertigo juga akan
disertai dengan:
 Sakit di telinga
 Tinnitus atau telingan berdenging
 Kehilangan pendengaran
 Demam tinggi
Apabila sudah mengalami serangan vertigo maka untuk berjalan dengan baik
tidak bisa, sebab keseimbangan akan terganggu. Dibutuhkan bantuan orang lain

5
untuk dapat berjalan dengan baik, sebab jika tidak akan terjatuh, karena penyakit
vertigo (kepala berputar)akan lebih buruk apabila vertigo berlangsung lama jadi
akan menghambat pekerjaan juga.

2.6 PENGKAJIAN
a. Aktivitas / Istirahat
• Letih, lemah, malaise
• Keterbatasan gerak
• Ketegangan mata, kesulitan membaca
• Insomnia, bangun pada pagi hari dengan disertai nyeri kepala
• Sakit kepala yang hebat saat perubahan postur tubuh, aktivitas (kerja) atau
karena perubahan cuaca.
b. Sirkulasi
• Riwayat hypertensi
Denyutan vaskuler, misal daerah temporal
• Pucat, wajah tampak kemerahan.
c. Integritas Ego
• Faktor-faktor stress emosional/lingkungan tertentu
• Perubahan ketidakmampuan, keputusasaan, ketidakberdayaan depresi
• Kekhawatiran, ansietas, peka rangsangan selama sakit kepala
• Mekanisme refresif/dekensif (sakit kepala kronik)
d. Makanan dan cairan
• Makanan yang tinggi vasorektiknya misalnya kafein, coklat, bawang, keju,
alkohol, anggur, daging, tomat, makan berlemak, jeruk, saus, hotdog, MSG (pada
migrain).
• Mual/muntah, anoreksia (selama nyeri)
• Penurunan berat badan
e. Neurosensoris
• Pening, disorientasi (selama sakit kepala)

6
• Riwayat kejang, cedera kepala yang baru terjadi, trauma, stroke.
• Aura ; fasialis, olfaktorius, tinitus.
• Perubahan visual, sensitif terhadap cahaya/suara yang keras, epitaksis.
• Parastesia, kelemahan progresif/paralysis satu sisi tempore
• Perubahan pada pola bicara/pola pikir
• Mudah terangsang, peka terhadap stimulus.
• Penurunan refleks tendon dalam
• Papiledema.
f. Nyeri/ kenyamanan
• Karakteristik nyeri tergantung pada jenis sakit kepala, misal migrain, ketegangan
otot, cluster, tumor otak, pascatrauma, sinusitis.
• Nyeri, kemerahan, pucat pada daerah wajah
• Fokus menyempit
• Fokus pada diri sndiri
• Respon emosional / perilaku tak terarah seperti menangis, gelisah.
• Otot-otot daerah leher juga menegang, frigiditas vokal.
g. Keamanan
• Riwayat alergi atau reaksi alergi
• Demam (sakit kepala)
• Gangguan cara berjalan, parastesia, paralisis
• Drainase nasal purulent (sakit kepala pada gangguan sinus)
h. Interaksi sosial
• Perubahan dalam tanggung jawab/peran interaksi sosial yang berhubungan
dengan penyakit.
i. Penyuluhan / pembelajaran
• Riwayat hypertensi, migrain, stroke, penyakit pada keluarga
• Penggunaan alcohol/obat lain termasuk kafein. Kontrasepsi oral/hormone,
menopause.

7
2.7 DIAGNOSA KEPERAWATAN (Doengoes, 1999:2021)
 Nyeri (akut/kronis) berhubungan dengan stress dan ketegangan, iritasi/
tekanan syaraf, vasospressor, peningkatan intrakranial ditandai dengan
menyatakan nyeri yang dipengaruhi oleh faktor misal, perubahan posisi,
perubahan pola tidur, gelisah.
 Koping individual tak efektif berhubungan dengan ketidak-adekuatan
relaksasi, metode koping tidak adekuat, kelebihan beban kerja.
 Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, tidak mengenal
informasi dan kurang mengingat ditandai oleh memintanya informasi,
ketidak-adekuatannya mengikuti instruksi.

2.8 PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI


a) Nyeri (akut/kronis) berhubungan dengan stress dan ketegangan, iritasi/ tekanan
syaraf, vasospasme, peningkatan intrakranial ditandai dengan menyatakan nyeri
yang dipengaruhi oleh faktor misal, perubahan posisi, perubahan pola tidur,
gelisah.
Tujuan : Nyeri hilang atau berkurang
Kriteria hasil : - klien mengungkapkan rasa nyeri berkurang
- tanda-tanda vital normal
- pasien tampak tenang dan rileks
Intervensi/Implementasi
-Pantau tanda-tanda vital, intensitas/skala nyeri
Rasional : Mengenal dan memudahkan dalam melakukan tindakan keperawatan.
-Anjurkan klien istirahat ditempat tidur
Rasional : istirahat untuk mengurangi intesitas nyeri
-Atur posisi pasien senyaman mungkin
Rasional : posisi yang tepat mengurangi penekanan dan mencegah ketegangan
otot serta mengurangi nyeri.

8
-Ajarkan teknik relaksasi dan napas dalam
Rasional : relaksasi mengurangi ketegangan dan membuat perasaan lebih nyaman
-Kolaborasi untuk pemberian analgetik.
Rasional : analgetik berguna untuk mengurangi nyeri sehingga pasien menjadi
lebih nyaman.

b) Koping individual tak efektif berhubungan dengan ketidak-adekuatan relaksasi,


metode koping tidak adekuat, kelebihan beban kerja.
Tujuan : koping individu menjadi lebih adekuat
Kriteria Hasil : - mengidentifikasi prilaku yang tidak efektif
- mengungkapkan kesadaran tentang kemampuan koping yang di miliki
- megkaji situasi saat ini yang akurat
- menunjukkan perubahan gaya hidup yang diperlukan atau situasi yang tepat.
Intervensi/Implementasi
-Kaji kapasitas fisiologis yang bersifat umum.
Rasional : Mengenal sejauh dan mengidentifikasi penyimpangan fungsi fisiologis
tubuh dan memudahkan dalam melakukan tindakan keperawatan
-Sarankan klien untuk mengekspresikan perasaannya.
Rasional : klien akan merasakan kelegaan setelah mengungkapkan segala
perasaannya dan menjadi lebih tenang
-Berikan informasi mengenai penyebab sakit kepala, penenangan dan hasil yang
diharapkan.
Rasional : agar klien mengetahui kondisi dan pengobatan yang diterimanya, dan
memberikan klien harapan dan semangat untuk pulih.

-Dekati pasien dengan ramah dan penuh perhatian, ambil keuntungan dari
kegiatan yang dapat diajarkan.
Rasional : membuat klien merasa lebih berarti dan dihargai.

9
a) Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, tidak mengenal informasi
dan kurang mengingat ditandai oleh memintanya informasi, ketidak-adekuatannya
mengikuti instruksi.
Tujuan : pasien mengutarakan pemahaman tentang kondisi, efek prosedur dan
proses pengobatan.
Kriteria Hasil : - melakukan prosedur yang diperlukan dan menjelaskan alasan
dari suatu tindakan.
- memulai perubahan gaya hidup yang diperlukan dan ikut serta dalam regimen
perawatan.
Intervensi / Implementasi :
-Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya.
Rasional : megetahui seberapa jauh pengalaman dan pengetahuan klien dan
keluarga tentang penyakitnya.
-Berikan penjelasan pada klien tentang penyakitnya dan kondisinya sekarang.
Rasional : dengan mengetahui penyakit dan kondisinya sekarang, klien dan
keluarganya akan merasa tenang dan mengurangi rasa cemas.
-Diskusikan penyebab individual dari sakit kepala bila diketahui.
Rasional : untuk mengurangi kecemasan klien serta menambah pengetahuan klien
tetang penyakitnya.
-Minta klien dan keluarga mengulangi kembali tentang materi yang telah
diberikan.
Rasional : mengetahui seberapa jauh pemahaman klien dan keluarga serta menilai
keberhasilan dari tindakan yang dilakukan.

-Diskusikan mengenai pentingnya posisi atau letak tubuh yang normal


Rasional : agar klien mampu melakukan dan merubah posisi/letak tubuh yang
kurang baik.
-Anjurkan pasien untuk selalu memperhatikan sakit kepala yang dialaminya dan
faktor-faktor yang berhubungan.

10
Rasional : dengan memperhatikan faktor yang berhubungan klien dapat
mengurangi sakit kepala sendiri dengan tindakan sederhana, seperti berbaring,
beristirahat pada saat serangan.

2.9 EVALUASI
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang
kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
berkesinambungan, dengan melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan
lainnya. (Carpenito, 1999:28)
Tujuan Pemulangan pada vertigo adalah :
a. Nyeri dapat dihilangkan atau diatasi.
b. Perubahan gaya hidup atau perilaku untuk mengontrol atau mencegah
kekambuhan.
c. Memahami kebutuhan atau kondisi proses penyakit dan kebutuhan terapeutik.

2.10 PENDIDIKAN KESEHATAN


Gejala vertigo :
1. Nyeri kepala
2. Rasa berdenging /terasa penuh/pekak pada telinga
3. Rasa berputar/melayang
4. Keringat dingin
5. Mual
6. Muntah
Penyebab vertigo :
– Gangguan pada telinga bagian dalam
– Trauma di kepala/leher
– Gangguan aliran darah otak
– Migrain
– Epilepsi

11
– Tumor otak
– Penyakit keturunan
Pemeriksaan vertigo :
– Pemeriksaan fungsi pendengaran
– Garpu tala
– Audiometri
– Pemeriksaan fungsi koordinasi tubuh
– Pemeriksaan fungsi keseimbangan
– Tes Romberg
– Tes Stepping (berjalan ditempat)
– Tes Tandem Gait

Bagaimana mencegah Vertigo :


1. Terapi Fisik
2. Memutar kepala
3. Kurangi kegiatan yang menyebabkan stress
4. Diet sehat& jaga asupan mineral
5. Tetap aktif & cukup istirahat
6. Konsultasi dengan dokter

Diet sehat
1. Hindari makanan yang mengandung gula Makanan yang membantu
menurunkan kadar kolesterol : beras merah, kacang kedele, kacang mede, ikan
tuna dan ikan salmon
2. Mengkonsumsi susu yang tinggi kalsium
3. Buah-buahan : apel, pisang dan jeruk
4. Teh hijau dan teh hitam

12
2.11 TREN DAN ISSUE

Tren

Selain penanganan dari dokter atau ahli terapi kita juga bisa melakukan
sejumlah cara untuk mengurangi atau mencegah gejala-gejala vertigo. Langkah-
langkah tersebut meliputi:

 Menghindari gerakan secara tiba-tiba agar tidak jatuh


 Segera duduk jika vertigo menyerang
 Gunakan beberapa bantal agar posisi kepala saat tidur menjadi lebih tinggi
 Gerakan kepala secara perlahan-lahan
 Hindari gerakan kepala mendongak,berjongkok,atau tubuh membungkuk
 Kenali pemicu vertigo anda dan lakukan laithan yang dapat memicu
vertigo anda. Otak anda akan menjadi terbiasa dan malah menurunkan
prekuensi kambuhnya vertigo. Lakikan latian ini dengan meminta bantuan
orang lain
 Bagi anda yang juga menderita penyakit meniere,batasi konsumsi garam
dalam menu sehari-hari

Issue

Pada penderita vertigo, dunia terasa bergerak, padahal si penderita diam,


gejala resiko ini sering dikaitkan dengan infeksi telinga bagian dalam yang disebut
dengan vestibular neuritis,biasanya terjadi akibat flu dan gejala vertigo ini bisa
bertahan selama beberapa waktu .

13
2.12 PERAN DAN FUNGSI PERAWAT

Peran Perawat :

1. Peran sebagai pemberi Asuhan Keperawatan.

Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat


dengan memeprhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan
melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses
keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bias
direncakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan
dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian
asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang sederhana sampai dengan kompleks.

2. Peran Sebagai Advokat ( Pembela) Klien

Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam
meninterpretasikan berbagia informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain
khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang
diberikan kepada pasiennya, juga dapat berperan mempertahankan dan
melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak
atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan
nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.

3. Peran Sebagai Edukator

Peran ini dilakukan untuk :

Meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan dan kemampuan klien


mengatasi kesehatanya.

Perawat memberi informasi dan meningkatkan perubahan perilaku klien

14
4. Peran Sebagai Koordinator

Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta


mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemeberian
pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien.

Tujuan Perawat sebagi coordinator adalah :

 Untuk memenuhi asuhan kesehatan secara efektif, efisien dan


menguntungkan klien.
 Pengaturan waktu dan seluruh aktifitas atau penanganan pada klien.
 Menggunakan keterampilan perawat untuk :
– merencanakan
– mengorganisasikan
– mengarahkan
– mengontrol
5. Peran Sebagai Kolaborator

Perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan


yang terdiri dari dokter fisioterapis, ahli gizi, dan lain-lain dengan berupaya
mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau
tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.

6. Peran Sebagai Konsultan

Peran disini adlah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien
terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.

7. Peran Sebagai Pembeharu

Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan,


kerja sama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode
pemberian pelayanan keperawatan.

Peran perawat sebagai pembeharu dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya :

15
– Kemajuan teknologi

– Perubahan Lisensi-regulasi

– Meningkatnya peluang pendidikan lanjutan

– Meningkatnya berbagai tipe petugas asuhan kesehatan.

Selain peran perawat menurut konsorsium ilmu kesehatan, terdapat


pembagian peran perawat menurut hasil lokakarya keperawatan tahun 1983 yang
membagi menjadi 4 peran diantaranya peran perawat sebagai pelaksana pelayanan
keperawatan, peran perawat sebagai pengelola pelayanan dan institusi
keperawatan, peran perawat sebagai pendidik dalam keperawatan serta peran
perawat sebagai peneliti dan pengembang pelayanan keperawatan.

Fungsi Perawat :

1. Fungsi Independen

Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana
perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan
sendiri dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar
manusia seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis (pemenuhan kebutuhan
oksigenasi, pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit, pemenhuan kebutuhan
nutrisi, pemenuhan kebutuhan aktivitas, dan lain-lain), pemenuhan kebutuhan
keamanan dan kenyamanan, pemenuhan kebutuhan cinta mencintai, pemenuhan
kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri.

2. Fungsi Dependen

Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan


atau instruksi dari perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan tugas yang
diberikan. Hal ini biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat
umum, atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.

3. Fungsi Interdependen

16
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang ber sifat saling ketergantungan
di antara tam satu dengan lainya fungsa ini dapat terjadi apa bila bentuk pelayanan
membutuhkan kerjasama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam
memberikan asuhan keperawatan pada penderaita yang mempunyai penyskit
kompleks keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga
dari dokter ataupun lainya, seperti dokter dalam memberikan tanda pengobatan
bekerjasama dengan perawat dalam pemantauan reaksi obat yang telah di berikan.

17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Vertigo berasal dari bahasa Yunani “vertere” yang berarti memutar.
Vertigo adalah perasaan bergerak atau berputar sementara orang tersebut
sebenarnya sedang diam. Vertigo adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan
gangguan ilusi gerakan dan bukan merupakan salah satu bentuk migrain. Selama
ini banyak orang menyalah artikan vertigo sebagai migrain atau sebaliknya.
Penyakit vertigo itu sendiri dibedakan menjadi penyakit vertigo subyektif
dan penyakit vertigo obyektif. Vertigo subyektif adalah bila yang terasa berputar
adalah diri sendiri. Sedangkan vertigo obyektif adalah bila yang terasa berputar
adalah lingkungan sekitarnya.

3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan
pengetahuanserta kekurangan dalam penulisan. Hal tersebut terjadi karena penulis
masih dalam tahap pembelajaran sehingga diharapkan untuk kritik dan saran dari
para pembaca untuk menyempurnakan makalah ini.

18
DAFTAR FUSTAKA

https://www.google.com/search?
safe=strict&sxsrf=ALeKk015HkCnByy0i4FJ2RyhI57fadTfIw
%3A1584426333078&ei=XW1wXpu4BIrGrQHa15jgDw&q=pengertian+vertigo&
oq=pengertian+perti&gs_l=psy-
ab.1.1.0j0i10j0l8.31141.42128..44884...2.2..5.291.4477.0j32j1......0....1..gws-
wiz.....10..0i71j35i39j0i22i30j35i362i39j0i67j0i131.XhvHwdamoL0
http://asuhan-keperawatan-patriani.blogspot.com/2008/07/askep-vertigo.html

19

Anda mungkin juga menyukai