PEMBAHASAN
1
tulangtulang kecil seperti maleus, incus, dan stapes sehingga energi suara tadi
dapat menggetarkan cairan di koklea untuk proses mendengar (Sherwood, 2011).
2.1.3 Telinga dalam
Telinga dalam dibatasi oleh tulang temporal (pars petrosa) (Wibowo dan
Paryana, 2007). Telinga dalam terdiri dari koklea dan aparatus vestibularis yang
memiliki dua fungsi sensorik yang berbeda. Koklea berfungsi sebagai sistem
pendengaran karena mengandung reseptor untuk mengubah suara yang masuk
menjadi impuls saraf sehingga dapat didengar. Aparatus vestibularis berfungsi
sebagai sistem keseimbangan yang terdiri dari tiga buah canalis semisirkularis,
dan organ otolit yaitu sacculus dan utriculus (Sherwood, 2011).
2.2 PENGERTIAN
Vertigo berasal dari bahasa Yunani “vertere” yang berarti memutar.
Vertigo adalah perasaan bergerak atau berputar sementara orang tersebut
sebenarnya sedang diam. Vertigo adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan
gangguan ilusi gerakan dan bukan merupakan salah satu bentuk migrain. Selama
ini banyak orang menyalah artikan vertigo sebagai migrain atau sebaliknya.
Penyakit vertigo itu sendiri dibedakan menjadi penyakit vertigo subyektif
dan penyakit vertigo obyektif. Vertigo subyektif adalah bila yang terasa berputar
adalah diri sendiri. Sedangkan vertigo obyektif adalah bila yang terasa berputar
adalah lingkungan sekitarnya.
Adapun vertogo memiliki beberapa jenis yang berbeda gejala di setiap jenisnya,
yaitu:
1. Vertigo Sentral
Jenis vertigo ini terjadi pada otak sentral kita. Biasanya penyakit vertigo
yang satu ini terjadi jika sesuatu yang tidak normal pada pusat keseimbangan di
otak anda. Sudah banyak penderita vertigo sentral yang tidak menyadari bahwa
dirinya telah mengidapnya, karena gejala dari vertigo ini terjadi secara bertahap.
Berikut ini yang merupakan gejala dari vertigo sentral:
Merasa sulit untuk menelan makanan
Adanya kelumpuhan yang terjadi pada otot-otot wajah anda
Mengalami mual-mual dan muntah-muntah
Mengalami hilangnya koordinasi
Merasakan tubuh yang terasa lemas
Penglihatan pada benda yang berubah menjadi berganda
Merasakan sakit kepala yang amat parah.
2
Jenis-jenis penyakit vertigo sentral ini berpusat pada otak. Beberapa
gangguan-gangguan pada kesehatan yang berhubungan dengan jenis penyakit
vertigo sentral ini antara lain seperti penyakit stroke, multiple sclerosis (gangguan
tulang belakang serta otak), tumor, trauma di bagian kepala, sakit kepala sebelah
(migren), infeksi, kondisi peradangan, neorodegenerative illnesses.
2. Vertigo peripheral
Vertigo peripheral ini termasuk salah satu jenis dari penyakkit vertigo
yang mungkin dapat dialami oleh sebagian orang dari kita. Pada penderita vertigo
peripheral ono biasanya terdapat suatu gangguan yang terjadi pada sistem
pendengaran anda, lebih tepatnya lagi adalah pada bagian saluran kanalis
semisirkularis. Saluran semisirkularis yang menjadi penyebab dari gangguan
tersebut memiliki fungsi untuk mengontrol keseimbangan tubuh anda. Berikut ini
adalah beberapa gejala yang dirasakan penderita vertigo peripheral seperti:
Merasakan tubuh yang lelah
Mulai menurunnya stamina
Kehilangan keseimbangan
Sulit untuk berkonsentrsi
Mual dan muntah
Menjadi sensitive terhadap cahaya dan bising suara
Pandangan yang menjadi gelap
Penyakit vertigo periferal ini akan menimbulkan gangguan penyakit-penyakit
seperti benign parozysmal vertigo atau lebih dikenal dengan gangguan akibat
darikesalahan pengiriman pesan. Gangguan seperti ini akan mengakibatkan salah
menerima respon terhadap sesuatu. Penyakit meniere (gangguan keseimbangan
yang sangat sering menyebabkan hilangnya pendengaran), vestibular neuritis
(peradangan pada sel-sel saraf keseimbangan), dan juga labyrinthitis (radang yang
terletak di bagian pendengaran). Semua gangguan-gangguan kesehatan tersebut
bisa berubah menjadi permanen jika keluhan penyakit tersebut tidak segera
dilakukan penyembuhan secara permanen.
3
penderita vertigo non-vestibuler ini hampir sama dengan vertigo lainnya yaitu
merasa pusing, kepala serasa kosong dan mata menjadi gelap.
4. Vertigo vestibuler
Vertigo vestibuler ini menyerang organ vestibuler atau saraf
vertibulokoklear, sehingga penderita vertigo vestibuler akan merasa benda-benda
yang ada disekelilingnya menjadi naik turun layaknya sedang naik kapal laut.
Gejala-gejala yang mungkin dialami dari penderita penyakit vertigo vestibuler ini
hampir tidak ada, hanya saja penderita vertigo vertibuler serasa melihat benda
menjadi naik turun.
4
2.4 PATOFISIOLOGI
Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen yang
disampaikan ke pusat kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam sistem ini
adalah susunan vestibuler atau keseimbangan, yang secara terus menerus
menyampaikan impulsnya ke pusat keseimbangan. Susunan lain yang berperan
ialah sistem optik dan pro-prioseptik, jaras-jaras yang menghubungkan nuklei
vestibularis dengan nuklei N. III, IV dan VI, susunan vestibuloretikularis, dan
vestibulospinalis.
Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh
reseptor vestibuler, visual, dan proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan
kontribusi paling besar, yaitu lebih dari 50 % disusul kemudian reseptor visual
dan yang paling kecil kontribusinya adalah proprioseptik.
Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi alat
keseimbangan tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual dan proprioseptik
kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya dalam keadaan sinkron dan
wajar, akan diproses lebih lanjut. Respons yang muncul berupa penyesuaian otot-
otot mata dan penggerak tubuh dalam keadaan bergerak. Di samping itu orang
menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan sekitar. Jika fungsi
alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral dalam kondisi tidak normal/ tidak
fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses
pengolahan informasi akan terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala
otonom; di samping itu, respons penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga
muncul gerakan abnormal yang dapat berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat
berdiri/ berjalan dan gejala lainnya
5
untuk dapat berjalan dengan baik, sebab jika tidak akan terjatuh, karena penyakit
vertigo (kepala berputar)akan lebih buruk apabila vertigo berlangsung lama jadi
akan menghambat pekerjaan juga.
2.6 PENGKAJIAN
a. Aktivitas / Istirahat
• Letih, lemah, malaise
• Keterbatasan gerak
• Ketegangan mata, kesulitan membaca
• Insomnia, bangun pada pagi hari dengan disertai nyeri kepala
• Sakit kepala yang hebat saat perubahan postur tubuh, aktivitas (kerja) atau
karena perubahan cuaca.
b. Sirkulasi
• Riwayat hypertensi
Denyutan vaskuler, misal daerah temporal
• Pucat, wajah tampak kemerahan.
c. Integritas Ego
• Faktor-faktor stress emosional/lingkungan tertentu
• Perubahan ketidakmampuan, keputusasaan, ketidakberdayaan depresi
• Kekhawatiran, ansietas, peka rangsangan selama sakit kepala
• Mekanisme refresif/dekensif (sakit kepala kronik)
d. Makanan dan cairan
• Makanan yang tinggi vasorektiknya misalnya kafein, coklat, bawang, keju,
alkohol, anggur, daging, tomat, makan berlemak, jeruk, saus, hotdog, MSG (pada
migrain).
• Mual/muntah, anoreksia (selama nyeri)
• Penurunan berat badan
e. Neurosensoris
• Pening, disorientasi (selama sakit kepala)
6
• Riwayat kejang, cedera kepala yang baru terjadi, trauma, stroke.
• Aura ; fasialis, olfaktorius, tinitus.
• Perubahan visual, sensitif terhadap cahaya/suara yang keras, epitaksis.
• Parastesia, kelemahan progresif/paralysis satu sisi tempore
• Perubahan pada pola bicara/pola pikir
• Mudah terangsang, peka terhadap stimulus.
• Penurunan refleks tendon dalam
• Papiledema.
f. Nyeri/ kenyamanan
• Karakteristik nyeri tergantung pada jenis sakit kepala, misal migrain, ketegangan
otot, cluster, tumor otak, pascatrauma, sinusitis.
• Nyeri, kemerahan, pucat pada daerah wajah
• Fokus menyempit
• Fokus pada diri sndiri
• Respon emosional / perilaku tak terarah seperti menangis, gelisah.
• Otot-otot daerah leher juga menegang, frigiditas vokal.
g. Keamanan
• Riwayat alergi atau reaksi alergi
• Demam (sakit kepala)
• Gangguan cara berjalan, parastesia, paralisis
• Drainase nasal purulent (sakit kepala pada gangguan sinus)
h. Interaksi sosial
• Perubahan dalam tanggung jawab/peran interaksi sosial yang berhubungan
dengan penyakit.
i. Penyuluhan / pembelajaran
• Riwayat hypertensi, migrain, stroke, penyakit pada keluarga
• Penggunaan alcohol/obat lain termasuk kafein. Kontrasepsi oral/hormone,
menopause.
7
2.7 DIAGNOSA KEPERAWATAN (Doengoes, 1999:2021)
Nyeri (akut/kronis) berhubungan dengan stress dan ketegangan, iritasi/
tekanan syaraf, vasospressor, peningkatan intrakranial ditandai dengan
menyatakan nyeri yang dipengaruhi oleh faktor misal, perubahan posisi,
perubahan pola tidur, gelisah.
Koping individual tak efektif berhubungan dengan ketidak-adekuatan
relaksasi, metode koping tidak adekuat, kelebihan beban kerja.
Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, tidak mengenal
informasi dan kurang mengingat ditandai oleh memintanya informasi,
ketidak-adekuatannya mengikuti instruksi.
8
-Ajarkan teknik relaksasi dan napas dalam
Rasional : relaksasi mengurangi ketegangan dan membuat perasaan lebih nyaman
-Kolaborasi untuk pemberian analgetik.
Rasional : analgetik berguna untuk mengurangi nyeri sehingga pasien menjadi
lebih nyaman.
-Dekati pasien dengan ramah dan penuh perhatian, ambil keuntungan dari
kegiatan yang dapat diajarkan.
Rasional : membuat klien merasa lebih berarti dan dihargai.
9
a) Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, tidak mengenal informasi
dan kurang mengingat ditandai oleh memintanya informasi, ketidak-adekuatannya
mengikuti instruksi.
Tujuan : pasien mengutarakan pemahaman tentang kondisi, efek prosedur dan
proses pengobatan.
Kriteria Hasil : - melakukan prosedur yang diperlukan dan menjelaskan alasan
dari suatu tindakan.
- memulai perubahan gaya hidup yang diperlukan dan ikut serta dalam regimen
perawatan.
Intervensi / Implementasi :
-Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya.
Rasional : megetahui seberapa jauh pengalaman dan pengetahuan klien dan
keluarga tentang penyakitnya.
-Berikan penjelasan pada klien tentang penyakitnya dan kondisinya sekarang.
Rasional : dengan mengetahui penyakit dan kondisinya sekarang, klien dan
keluarganya akan merasa tenang dan mengurangi rasa cemas.
-Diskusikan penyebab individual dari sakit kepala bila diketahui.
Rasional : untuk mengurangi kecemasan klien serta menambah pengetahuan klien
tetang penyakitnya.
-Minta klien dan keluarga mengulangi kembali tentang materi yang telah
diberikan.
Rasional : mengetahui seberapa jauh pemahaman klien dan keluarga serta menilai
keberhasilan dari tindakan yang dilakukan.
10
Rasional : dengan memperhatikan faktor yang berhubungan klien dapat
mengurangi sakit kepala sendiri dengan tindakan sederhana, seperti berbaring,
beristirahat pada saat serangan.
2.9 EVALUASI
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang
kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
berkesinambungan, dengan melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan
lainnya. (Carpenito, 1999:28)
Tujuan Pemulangan pada vertigo adalah :
a. Nyeri dapat dihilangkan atau diatasi.
b. Perubahan gaya hidup atau perilaku untuk mengontrol atau mencegah
kekambuhan.
c. Memahami kebutuhan atau kondisi proses penyakit dan kebutuhan terapeutik.
11
– Tumor otak
– Penyakit keturunan
Pemeriksaan vertigo :
– Pemeriksaan fungsi pendengaran
– Garpu tala
– Audiometri
– Pemeriksaan fungsi koordinasi tubuh
– Pemeriksaan fungsi keseimbangan
– Tes Romberg
– Tes Stepping (berjalan ditempat)
– Tes Tandem Gait
Diet sehat
1. Hindari makanan yang mengandung gula Makanan yang membantu
menurunkan kadar kolesterol : beras merah, kacang kedele, kacang mede, ikan
tuna dan ikan salmon
2. Mengkonsumsi susu yang tinggi kalsium
3. Buah-buahan : apel, pisang dan jeruk
4. Teh hijau dan teh hitam
12
2.11 TREN DAN ISSUE
Tren
Selain penanganan dari dokter atau ahli terapi kita juga bisa melakukan
sejumlah cara untuk mengurangi atau mencegah gejala-gejala vertigo. Langkah-
langkah tersebut meliputi:
Issue
13
2.12 PERAN DAN FUNGSI PERAWAT
Peran Perawat :
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam
meninterpretasikan berbagia informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain
khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang
diberikan kepada pasiennya, juga dapat berperan mempertahankan dan
melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak
atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan
nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.
14
4. Peran Sebagai Koordinator
Peran disini adlah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien
terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.
15
– Kemajuan teknologi
– Perubahan Lisensi-regulasi
Fungsi Perawat :
1. Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana
perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan
sendiri dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar
manusia seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis (pemenuhan kebutuhan
oksigenasi, pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit, pemenhuan kebutuhan
nutrisi, pemenuhan kebutuhan aktivitas, dan lain-lain), pemenuhan kebutuhan
keamanan dan kenyamanan, pemenuhan kebutuhan cinta mencintai, pemenuhan
kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri.
2. Fungsi Dependen
3. Fungsi Interdependen
16
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang ber sifat saling ketergantungan
di antara tam satu dengan lainya fungsa ini dapat terjadi apa bila bentuk pelayanan
membutuhkan kerjasama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam
memberikan asuhan keperawatan pada penderaita yang mempunyai penyskit
kompleks keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga
dari dokter ataupun lainya, seperti dokter dalam memberikan tanda pengobatan
bekerjasama dengan perawat dalam pemantauan reaksi obat yang telah di berikan.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Vertigo berasal dari bahasa Yunani “vertere” yang berarti memutar.
Vertigo adalah perasaan bergerak atau berputar sementara orang tersebut
sebenarnya sedang diam. Vertigo adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan
gangguan ilusi gerakan dan bukan merupakan salah satu bentuk migrain. Selama
ini banyak orang menyalah artikan vertigo sebagai migrain atau sebaliknya.
Penyakit vertigo itu sendiri dibedakan menjadi penyakit vertigo subyektif
dan penyakit vertigo obyektif. Vertigo subyektif adalah bila yang terasa berputar
adalah diri sendiri. Sedangkan vertigo obyektif adalah bila yang terasa berputar
adalah lingkungan sekitarnya.
3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan
pengetahuanserta kekurangan dalam penulisan. Hal tersebut terjadi karena penulis
masih dalam tahap pembelajaran sehingga diharapkan untuk kritik dan saran dari
para pembaca untuk menyempurnakan makalah ini.
18
DAFTAR FUSTAKA
https://www.google.com/search?
safe=strict&sxsrf=ALeKk015HkCnByy0i4FJ2RyhI57fadTfIw
%3A1584426333078&ei=XW1wXpu4BIrGrQHa15jgDw&q=pengertian+vertigo&
oq=pengertian+perti&gs_l=psy-
ab.1.1.0j0i10j0l8.31141.42128..44884...2.2..5.291.4477.0j32j1......0....1..gws-
wiz.....10..0i71j35i39j0i22i30j35i362i39j0i67j0i131.XhvHwdamoL0
http://asuhan-keperawatan-patriani.blogspot.com/2008/07/askep-vertigo.html
19