Anda di halaman 1dari 24

1

Asuhan Keperawatan Kritis Gangguan Penglihatan (Katarak)

A. Konsep dasar penyakit


1. Definisi
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa mata yang dapat terjadi akibat
hidrasi (penambahan cairan ) lensa, denaturasi lensa atau akibat keduanya (ilyas
2008). Katarak adalah kekeruhan lensa mata atau kapsul lensa yang mengubah
gambaran yang diproyeksikan pada retina. Katarak merupahan penyebab umun
kehilangan pandangan secara pertahab (istiqomah, 2003)

2. Etiologi
Berbagai macam hal yang dapat mencetuskan katarak antara lain (Corwin,2000)
a. Usia lanjut dan proses penuaan
b. Congenital atau bisa diturunkan.
c. Pembentukan katarak dipercepat oleh faktor lingkungan, seperti merokok atau
bahan beracun lainnya.
d. Katarak bisa disebabkan oleh cedera mata, penyakit metabolik (misalnya
diabetes) dan obat-obat tertentu (misalnya kortikosteroid).
Katarak juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor risiko lain, seperti
a. Katarak traumatik yang disebabkan oleh riwayat trauma/cedera pada mata
b. Katarak sekunder yang disebabkan oleh penyakit lain, seperti:
penyakit/gangguan metabolisme, proses peradangan pada mata, atau diabetes
melitus
c. Katarak yang disebabkan oleh paparan sinar radiasi.
d. Katarak yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan jangka panjang,
seperti kortikosteroid dan obat penurun kolesterol.
e. Katarak kongenital yang dipengaruhi oleh faktor genetik (Admin,2009).
3. Patofisiologi
2

Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan,
berbentuk seperti kancing baju, mempunyai kekuatan refraksi yang besar. Lensa
mengandung tiga komponen anatomis. Pada zona sentral terdapat nukleus, di
perifer ada korteks, dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsula anterior dan
posterior. Dengan bertambahnya usia, nukleus mengalami perubahan warna
menjadi coklat kekuningan . Di sekitar opasitas terdapat densitas seperti duri di
anterior dan poterior nukleus. Opasitas pada kapsul poterior merupakan bentuk
aktarak yang paling bermakna seperti kristal salju.
Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya
transparansi. Perubahan dalam serabut halus multipel (zonula) yang memaenjang
dari badan silier ke sekitar daerah di luar lensa. Perubahan kimia dalam protein
lensa dapat menyebabkan koagulasi, sehingga mengabutkan pandangan dengan
menghambat jalannya cahaya ke retina. Salah satu teori menyebutkan
terputusnya protein lensa normal disertai influks air ke dalam lensa. Proses ini
mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu transmisi sinar. Teori
lain mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai peran dalam melindungi lensa
dari degenerasi. Jumlah enzim akan menurun dengan bertambahnya usia dan
tidak ada pada kebanyakan pasien yang menderita katarak.
Katarak bisa terjaadi bilateral, dapat disebabkan oleh kejadian trauma atau
sistemis(diabetes) tetapi paling sering karena adanya proses penuaan yang
normal. Faktor yang paling sering berperan dalam terjadinya katarak meliputi
radiasi sinar UV, obat-obatan, alkohol, merokok, dan asupan vitamin
antioksidan yang kurang dalam jangka waktu yang lama.
3

PATHWAY KATARAK

Usia lanjut dan Congenital atau cedera mata Penyakit


proses penuaan bisa diturunkan. metabolik(misalnya
DM)

Nukleus mengalami perubahan warna menjadi


Kurang coklat kekuningan
pengetahuan

Perubahan fisik (perubahan pd serabut halus


Tidak multiple (zunula) yg memanjang dari badan silier Kurang
mengenal kesekitar daerah lensa)
sumber terpaparterhadap
informasi informasi tentang
Hilangnya tranparansi
lensa prosedur tindakan
pembedahan
Resiko Cedera Perubahan kimia dlm protein lensa

CEMAS
Gangguan koagulasi
penerimaan
sensori/status mengabutkan pandangan
organ indera
Terputusnya protein lensa disertai prosedur invasive
influks air kedalam lensa pengangkatan
Menurunnya
katarak
ketajaman
penglihatan Usia meningkat
Resiko tinggi
terhadap infeksi
Penurunan enzim menurun
Gangguan
persepsi sensori-
perseptual Degenerasi pd lensa
penglihatan
KATARAK

Post op Nyeri
4

4. Klasifikasi Katarak

Berdasarkan pada usia, katarak dapat diklasifikasikan menjadi :

a. Katarak congenital, katarak yang sudah terlihatpada usia kurang dari 1 tahun.

b. Katarak juvenile, katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun.

c. Katarak senile, katarak setelah usia 50 tahun

Berdasarkan penyebabnya, katarak dapat dibedakan menjadi :

a. Katarak traumatika

Katarak terjadi akibat rudapaksa atau trauma baik karena trauma tumpul

maupun tajam.Rudapaksa ini dapat mengakibatkan katarak pada satu mata

(katarak monokular). Penyebab katarak ini antara lain karena radiasi sinar - X,

Radioaktif, dan benda asing.

b. Katarak toksika

Merupakan katarak yang terjadi akibat adanya pajanan dengan bahan kimia

tertentu.Selain itu, katarak ini juga dapat terjadi karena penggunaan obat

seperti kortikosteroid dan chlorpromazine.

c. Katarak komplika

Katarak terjadi akibat adanya pajanan dengan bahan kimia tertentu. Selai itu,

katarak ini juga dapat terjadi karena penggunaan obat seperti diabetes mellitus,

hipoparatiroidisme, atau akibat kelainan local seperti uveitis, glaucoma, dan

miopia atau proses degenerasi pada satu mata lainnya.

Berdarakan stadium, katarak senile dapat dibedakan menjadi :

1. Katarak insipient
5

Merupakan stadium awal katarak yaitu kekeruhan lensa masih berbentuk

bercak – bercak kekeruhan yang tidak teratur.

2. Katarak imatur

Lensa mulai menyerap cairan sehingga lensa agak cembung, menyebabkan

terjadinya myopia, dan iris terdorong kedepan serta bilik mata depan

menjadi dangkal

3. Katarak matur

Merupakan proses degenerasi lanjut lensa. Pada stadium ini, terjadi

kekeruhan lensa.

4. Katarak hipermatur

Pada stadium ini, terjadi proses degenerasi lanjut lensa dan korteks lensa

dapat mencair sehingga nucleus lensa tenggelam di dalam korteks lensa

(Tamsuri, 2008).

5. Manifestasi klinis
Gejala subjektif dari pasien dengan katarak antara lain:
a. Biasanya klien melaporkan penurunan ketajaman penglihatan dan silau ser
ta gangguan fungsional yang diakibatkan oleh kehilangan penglihatan tadi.

b. Menyilaukan dengan distorsi bayangan dan susah melihat di malam hari

Gejala objektif biasanya meliputi:

a. Pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tak aka
n tampak dengan oftalmoskop. Ketika lensa sudah menjadi opak, cahaya a
kan dipendarkan dan bukannya ditransmisikan dengan tajam menjadi baya
ngan terfokus pada retina. Hasilnya adalah pandangan menjadi kabur atau
redup.
6

b. Pupil yang normalnya hitam akan tampak abu- abu atau putih. Penglihatan
seakan akan melihat asap dan pupil mata seakan bertambah putih
c. Pada akhirnya apabila katarak telah matang pupil akan tampak benar-
benar putih ,sehingga refleks cahaya pada mata menjadi negatif.

Gejala umum gangguan katarak meliputi:

a. Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek.


b. Gangguan penglihatan bisa berupa:
- Peka terhadap sinar atau cahaya,
- Dapat melihat dobel pada satu mata (diplobia).
- Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca.
- Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu.
6. Pemeriksaan Diagnostik Katarak
a. Kartu mata snellen /mesin telebinokuler : mungkin terganggu dengan
kerusakan kornea, lensa, akueus/vitreus humor, kesalahan refraksi, penyakit
sistem saraf, penglihatan ke retina.
b. Lapang Penglihatan : penurunan mungkin karena massa tumor, karotis,
glukoma.
c. Pengukuran Tonografi : TIO (12 – 25 mmHg)
d. Pengukuran Gonioskopi membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup
glukoma.
e. Tes Provokatif : menentukan adanya/ tipe glaucoma
f. Oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, atrofi lempeng optik,
papiledema,
g. Darah lengkap, LED : menunjukkan anemi sistemik / infeksi.
h. EKG, kolesterol serum, lipid
i. Tes toleransi glukosa : kotrol DM
7. Penatalaksanaan Katarak
Bila penglihatan dapat dikoreksi dengan dilator pupil dan refraksi kuat
sampai ke titik di mana pasien melakukan aktivitas sehari-hari, maka penanganan
biasanya konservatif.
7

Pembedahan diindikasikan bagi mereka yang memerlukan penglihatan


akut untuk bekerja ataupun keamanan. Biasanya diindikasikan bila koreksi tajam
penglihatan yang terbaik yang dapat dicapai adalah 20/50 atau lebih buruk lagi
bila ketajaman pandang mempengaruhi keamanan atau kualitas hidup, atau bila
visualisasi segmen posterior sangat perlu untuk mengevaluasi perkembangan
berbagai penyakit retina atau sarf optikus, seperti diabetes dan glaukoma.

Ada 2 macam teknik pembedahan ;

1. Ekstraksi katarak intrakapsuler


Adalah pengangkatan seluruh lensa sebagai satu kesatuan.
2. Ekstraksi katarak ekstrakapsuler
Merupakan tehnik yang lebih disukai dan mencapai sampai 98 % pembedahan
katarak. Mikroskop digunakan untuk melihat struktur mata selama
pembedahan.

B. Konsep asuhan keperawatan


1. Pengkajian keperawatan katarak
Pengkajian yang dapat dilakukan pada klien dengan katarak adalah :
a. keterangan lain mengenai identitas pasien.
Pada pasien dengan katarak konginetal biasanya sudah terlihat pada usia di bawa
h 1 tahun, sedangakan pasien dengan katarak juvenile terjadi pada usia < 40 tahu
n, pasien dengan katarak presenil terjadi pada usia sesudah 30-
40 tahun, dan pasien dengan katark senilis terjadi pada usia > 40 tahun.
b. Riwayat penyakit sekarang
Merupakan penjelasan dari keluhan utama. Misalnya yang sering terjadi pada pas
ien dengan katarak adalah penurunan ketajaman penglihatan.
c. Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat penyakit sistemik yang di miliki oleh pasien seperti DM, hiperte
nsi, pembedahan mata sebelumnya, dan penyakit metabolic lainnya memicu resik
o katarak.
d. Aktifitas istirahat
8

Gejala yang terjadi pada aktifitas istirahat yakni perubahan aktifitas biasanya atau
hobi yang berhubungan dengan gangguan penglihatan.
e. Neurosensori
Gangguan penglihatan kabur/tak jelas, sinar terang menyababkan silau dengan
kehilangan bertahap penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan kerja dengan
dekat/merasa diruang gelap. Penglihatan berawan/kabur, tampak lingkaran
cahaya/pelangi di sekitar sinar, perubahan kacamata, pengobatan tidak
memperbaiki penglihatan, fotofobia ( glukoma akut ).
Tanda : Tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil (katarak), pupil
menyempit dan merah/mata keras dan kornea berawan (glukoma darurat,
peningkatan air mata.
f. Nyeri / Kenyamanan
Ketidaknyamanan ringan / mata berair. Nyeri tiba-tiba / berat menetap atau
tekanan pada atau sekitar mata, sakit kepala.
g. Pembelajaran / pengajaran
Pada pengkajian klien dengan gangguan mata ( katarak ) kaji riwayat keluarga apa
kah ada riwayat diabetes atau gangguan sistem vaskuler, kaji riwayat stress, alergi
, gangguan vasomotor seperti peningkatan tekanan vena, ketidakseimbangan endo
krin dan diabetes, serta riwayat terpajan pada radiasi, steroid / toksisitas fenotiazin
2. Diagnosa keperawatan
a. Gangguan persepsi sensori visual / penglihatan berhubungan denga penurunan
ketajaman penglihatan, pengligatan ganda
b. Resiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan kehilangan vitreus,
perdarahan intraokuler, peningkatan TIO
c. Nyeri berhubungan dengan trauma peningkatan intra okuler, proses inflamasi
pembedahan katarak
d. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan prosedur invasif (bedah
pengangkatan katarak).
3. Intervensi
No. Nanda NIC NOC
9

1. Resiko tinggi Fungsi sensori : penglihatan Identifikasi resiko: (6610)


terhadap cedera (2404) Definisi : analisis factor resiko

(0035) Definisi : kemampuan untuk potensial, pertibangan risio-


mengindera dengan tepat risiko esehatan dan
Definisi : rentan
gambaran secara visual memprioritaskan strategi
mengalami cedera
Setelah dilakukan tindakan pengurangan risiko bagi
fisik akibat kondisis
1x24 jam pasien diharapkan : individu maupun kelompok
lingkungan yang
berinteraksi dengan  Respon terhadap Aktivitas-aktivits :
stimulus pandang  Kaji ulang riwayat
sumber adaptif dan
sumber defentif meningkat kesehatan masa lalu da

yang  Pandangan kabur pasien dokumentasikan bukti yang


individu,
dapat mengganggu menjadi berkurang menunjukan adanya

kesehatan.  Penglihatan pasien tidak penyakit medis identifikasi


terganggu adanya sumber agensi untuk
 Tidak mengalami membantu factor resiko
tekanan pada mata  Gunakan rancangan tujuan
 Perubahan penglihatan yang saling menguntungkan
warna teratasi fengan tepat
 Identifikasi strategi koping
yang digunakn/khas
 Implementasikan aktivitas
pengurangan resiko
 Rencanakan tindak lanjut
strategi dan aktivitas
pengurangan resiko jangka
panjang
 Diskusikan aktivitas
pengurangan resiko
berkolaborasi dengan
individu atau kelompok
10

3. Nyeri akut (00132) kontrol nyeri (1605) Pemberian analgesic (2210)


Definisi : Definisi : tindakan pribadi Definisi : penggunaan agen
untuk mengontrol nyeri farmakologi untuk mengurangi
pengalaman sensori
Setelah dilakuan tindakan atau menghilangkan nyeri
dan emosional tidak 1x24 jam pasien diharapkan : Aktivitas-aktivitas:
 Pasien dapat mengenali  Monitor TTV sebelum dan
menyenangkan
kapan nyeri terjadi sesudah pemberian
yang muncul akibat  Pasien dapat mengenali analgesic
kerusakan jaringan apa yang terkait dengan  Menentukan lokasi dan
gejala nyeri keperahan nyeri sebelum
actual dan potensial
 Pasien dapat melaporkan diberikan obat
atau yang nyeri yang terontrol  Menanyakan kepada pasien
digambarkan sebagi  Pasien daoat adanya alergi obat atau tidak
menggunakan analgesic  Memberikan kenyamanan
erusakan yang diberikan yang menbantu relak sasi
(international  Dilakukan pengkajian pasien
PQRST  Mengajarkan penggunaan
association for the
 Managemen nyeri analgesic untuk menurunkan
study f paint ); efek samping
awitan yang tiba-  Mengkolaborasi dengan
dokter terkait pemberian
tiba atau lambat obat
dari inrensitas
Managemen nyeri (1400)
ringan hingga berat Definisi: penguranga atau
dengan akhir yang reduksi nyeri sampai pada
tingkat kenyamanan yang
dapat diantisipasi diterima pleh pasien
atau diprediksi. Aktivitas-aktivitas:
 Observasi adany apetunjuk
nonverbal mengenai
ketidaknyamanan terutama
pada mereka yang tidak bisa
berkomunikasi secara
evektif
 Gali pengetahuan dan
kepercayaan pasien
mengenai nyeri
 Lakukan pengkajian
kompehersif yang meliputi
lokasi, karakteristik , onset/
durasi, frekuensi,kualitas,
intensitas atau berat nyeri
dan faktor pencetus
11

 Gali bersama pasien fator-


faktor yang dapat
menurunkan atau
memperberat nyeri
 Evaluasi bersama pasien dan
tim kesehatan lainya
mengenai efektifitas
pengontrolan nyeri yang
pernah diguanakan
sebelumnya
 Ajarkan metode farmaologi
untuk menurunkan nyeri
Kolaborasi dengan orang
terdekat, pasien dan tim
kesehatan lainya untuk memilih
dan mengimplementasikan
tindakan penurunan nyeri nin
farmakologi, sesuai ebutuhan

4. Risiko tinggi Keparahan infeksi (0703) Control infeksi (6540)


infeksi (00004) Definisi : keparahan tanda Definisi : meminimalkan agen
Definisi : rentan dan gejala infeksi penerimaan dan transpisi agen
mengalami invasi Setelah dilakukan tindakan infeksi
dan multiplikasi keperawatan 3x24jam pasien Aktivitas- aktivitas :
organisme :  Bersihkan liongkungan
patogenik yang  Tida ditemukan dengan baik setelah
mengganggu kemerahan digunakan untuk setiap
kesehatan  Pasien tidak demam pasien
 Nyeri pasien berkurang  Ganti peralatan perawatan
 Suhu pasien stabil per pasien sesuai protocol
 Pasien tidak menggigil institusi

 Pasien tidak mengalami  Anjurkan pasien mengenai


hipotermia teknik cuci tangan dengan
tepat
 Anjurkan pengunjung untuk
12

mencuci tangan pada saat


memasuki dan
meninggalkan ruang pasien
 Gunakan sabun anti
mirobauntuk cuci tangan
yang sesuai
 Cuci tangan sebelum dan
setelah egiatan perawatan
pasien
 Pakai sarung tangan steril
dengan tepat
 Ajarkan cara cuci tangan
pada keluarga pasien

C. Studi kasus
1. Pengkajian
a. Riwayat klien / Data Biologis

Nama :Tn.P
Alamat :Binjai
Telp :-
Tempat, Tanggal lahir/Umur :Tanjung keliling,4 maret 1934
Jenis kelamin :Laki - Laki
Suku :Jawa
Agama :Islam
Status perkawinan :Duda
Pendidikan :-
Alamat :Binjai
Orang yang paling dekat di hubungi :Anak Kandung
b. Riwayat Keluarga
13

Tn.P tinggal bersama anak dan menantunya, kemudian menantunya


mengantarkan kepanti sosial, dikarenakan tidak ada yang merawat Tn, P
dirumah.Anak perempuan sibuk bekerja dan mengurusi rumah tangganya
sehingga kurang memperhatikan Tn,P istrinya sudah meninggal dunia
dikarenakan kelumpuhan. Setelah tinggal di panti sosial Tn.P menikah lagi
dengan Ny,S yang mana mereka bertemu dipanti sosial tersebut dan mereka
pun tinggal bersama di wisma Matahari, tetapi Tn.P mengatakan kalau dia
hidup bersama dengan Ny.S hanya sekitar 5 tahun. Karena Tn.P keluarga telah
meninggal dunia pada umur 100 tahun akibat kelumpuhan dan serangan
jantung dan Tn,P keluargadikebumikan di kawasan panti sosial tersebut.
c. Riwayat Pekerjaan
Saat ini Tn.P tidak bekerja, sebelum tinggal di panti sosial Tn.P
bekerja sebagai petani dan kadang - kadang Tn.P pun berjualan tape untuk
memenuhi kebutuhannya sehari - hari. Dan setelah tinggal di panti, Tn.P tidak
lagi sanggup untuk bekerja dikarenakan semakin meningkatnya usia.
d. Riwayat Lingkungan Hidup
Tn.P tinggal bersama anak dan menantunya, yang mana rumah terbuat
dari bambu dan atap dari rumbia, Rumah Tn.P tidak bertingkat, dan didalam
rumah terdapat dua kamar. Adapun jumlah orang yang ada di rumah Tn.P
tersebut adalah 11 orang, yang mana 8 orang adalah cucu dari Tn.P dan 2 lagi
adalah anak dan menantu dari An.S sendiri. Tetangga terdekat Tn.P adalah
Ny. A yang selalu membantu dikala Tn.P mengalami kesulitan.
e. Sumber / Sistem pendukung yang di gunakan
Bila Tn.P sakit, Tn.P berobat ke klinik yang tidak jauh dari tempat tinggal
jauh.
f. Deskripsi hasil khusus (termasuk kebiasaan waktu tidur)
Sebelum tiggal dipanti, Tn,P tidak mempunyai kegiatan atau kebiasaan waktu
tidur. Setelah tinggal dipanti Tn,P tidur malam ± 7 - 8 jam dan siangnya Tn.P
menghabiskan waktunya untuk tidur dikamar dan akan bangun kalau waktu
makan saja.
g. Status kesehatan saat ini
14

Sejak satu tahun lalu Tn.P mengeluh nyeri di daerah kepala dan dada.Tn.
Pmengalami sakit ini sudah satu tahun ini, dulunya Tn.P tidak tahu kenapa dia
terus mengalami pusing dan dadanya terasa sesak, tapi setelah Tn.p berobat di
klinik baru Tn.Ptahu kalau Tn.P sakit hipertensi.Biasanya Tn.P mengonsumsi
captopril 12, 5 mg 2x1 dan kalau sakit dadanya kumat Tn.P mengkonsumsi
neo napacin tablet 1x dalam sehari.
Tn.P tidak pernah di imunisasi, danTn.P tidak ada riwayat alergi, baik alergi
terhadap obat maupun makanan.Tn.P makan 3x sehari dengan ½ porsi, Tn. P
mempunyai berat badan : 50 kg, Tn.P tidak punya masalah dalam
mengkonsumsi makanan.
h. Status kesehatan masa lalu
Tn.P tidak mempunyai penyakit pada masa anak - anak, dan tidak pernah di
rawat di rumah sakit. Tetapi Tn.P mengatakan kalau Tn.P pernah mengalami
trauma yang mana waktu usia 18 tahun mata Tn.P terkena batang padi,
sehingga menyebabkan Tn.P tidak bisa melihat sampai sekarang. Dan Tn.P
juga mengatakan sewaktu terjadinya kejadian itu, Tn.P tidak langsung
berobat, karena pada waktu itu menurut keteranganTn.P belum ada layanan
kesehatan, jadi mata Tn.P hanya di obati dengan obat kampung saja.
i. Riwayat keluarga

Tn.P merupakan anak pertama dari dua bersaudara, tetapi adik Tn.Ptelah

meninggal dunia pada umur 70 tahun dikarenakan penyakit darah tinggi. Dan

ayah dari Tn.P sendiri telah meninggal dunia sewaktu usia Tn.P 13 tahun.

Sedangkan ibunya meninggal karna kelumpuhan di waktu usia Tn.P 35 tahun.

j. Pemeriksaan Fisik

 Vital sign

TD :190/100 Mmhg

RR : 28 x/i

Pols : 84 x/i
15

Temp: 36 c

 Pemeriksaan lain

- Kepala

Bentuk kepala Tn.P bulat, kulit kepala tidak terlalu bersih, rambut

acak - acakan dengan warna rambut putih, dikepala terdapat ketombe

dan bau yang khas.Dan Tn.P juga mengaku sering mengalami sakit

dan gatal pada kulit kepala.

- Mata

Tn.Pmengalami perubahan penglihatan, dikarenakan usia lanjut. Dan

mata Tn.P hanya satu yang bisa melihat.Hal itu dikarenakan adanya

trauma yang terjadi pada Tn.P sehingga mengakibatkan mata

kanannya tidak lagi berfungsi.Tn.Ptidak menggunakan kacamata,

sehingga dengan begitu Tn.Ptidak terlalu bisa melihat dengan baik.

Fungsi penglihatan : terganggu karena adanya kekeruhan lensa pada

mata sebelah kanan dan mata sebelah kirinya tidak bisa melihat

dengan baik dikarenakan usia lanjut.

- Telinga

Pendengaran Tn.Ptidak lagi berfungsi dengan baik, Tn.P tidak bisa

mendengar detak jarum jam, serumen ada dalam batas normal.Di

dalam telinga Tn.P tidak ada keluar cairan maupun peradangan. Dan

Tn.P juga tidak menggunakan alat bantu pendengaran.


16

Fungsi pendengaran : tidak terlalu baik, karna Tn.P tidak lagi bisa

mendengar dengan baik dikarenakan usia Tn.P yang semakin

bertambah.

- Hidung

Tn.P dapat mencium dengan baik.Didalam hidung tidak terdapat polip

dan tidak ada obstruksi didalam hidung.Dan didalam hidung Tn.P juga

tidak ditemukan adanya pendarahan maupun peradangan.

Fungsi Penciuman : baik, karna Tn.P masih bisa mencium dengan

baik.

- Mulut

Rongga mulut terlihat kotor kering dan pucat.Gigi Tn.P hanya tinggal

3 batang itu pun tinggal separuh karena habis keropos, lidah terlihat

agak kotor dan pucat.Tn.P mengalami perubahan suara.Suara sesak,

dan Tn.P mengalami kesulitan menelan.

Fungsi pengecapan : terganggu karna Tn.P sulit untuk mengunyah

dikarenakan gigi yang semakin lama semakin habis keropos dan

adanya karies pada gigi Tn.P

- Leher

Pada leher Tn.Ptidak dijumpai pembengkakan pada kelenjar

tyroid.Nyeri tidak ada, dan pada leher Tn.P juga tidak ditemukan

benjolan.

- Payudara
17

Ukuran dan bentuk payudara Tn.P normal. Dan tidak ditemukan

adanya kelainan pada payudara Tn.P Dan pada payudara Tn.P juga

tidak ditemukan adanya benjolan dan pembengkakan serta tidak ada

keluar cairan dari putting susu.

- Pernapasan

Inspeksi : simetris kedua lapangan paru

Perkusi : sonor kedua lapangan paru

Palpasi : strem premitus kedua lapangan paru

Auskultasi :vesikuler kedua lapangan paru

- Kardiovaskuler

Tn.P sering mengalami nyeri dan ketidaknyaman pada dada, Tn.P

sering mengalami sesak nafas, dan jika sesak nafasnya kumat Tn.P

meminum neo napacin 1x dalam sehari. Sedangkan didaerah kaki,

Tn.P tidak lagi dapat berjalan dengan baik, Tn.P berjalan bungkuk dan

terdapat perubahan warna kaki pada Tn.P

- Gastrointestinal

Tn.P mengalami disfagia dan perubahan kebiasaan pada defekasi.dan

Tn.Pjuga mengatakan kalau dia sering mengalami nyeri pada ulu hati.

Tetapi walaupun Tn.Pmengalami disfagia tetapi Tn.P masih dapat

mencerna makanan dengan baik, walaupun sedikit demi sedikit.

- Musculoskeletal
18

Tn.Pmengalami kelemahan otot, tetapi walaupun demikian Tn.P tidak

mempunyai masalah dengan cara berjalan. Tn.P masih bisa berjalan

sendiri tanpa menggunakan alat bantu seperti tongkat.

- Sistem saraf pusat

Tn.P mengaku sering mengalami sakit kepala, tetapi Tn.P mengatakan

kalau dirinya belum pernah mengalami kejang dan serangan jantung.

Karena semakin meningkatnya usia maka Tn.P mengalami masalah

pada memorinya, sehingga Tn.P tidak mampu mengingat semua masa

lalunya.

- Sistem endokrin

Tn.P mengalami perubahan pada tekstur kulit, turgor kulit lambat

kembali jika diberi respon, dan Tn.P juga menagalami perubahan pada

rambut, rambut Tn.P putih dengan uban.

- Integument

Tn.P mengaku sering mengalami gatal - gatal pada kulitnya, itu

dikarenakan karena Tn.P tidak sepenuhnya bisa menjaga kebersihan

dirinya, sehingga kulitnya sering mengalami gatal - gatal.

- Psikososial

Tn.P mengatakan cemas akan setiap hari - hari yang dilaluinya, Tn.P

juga mengaku kalau dia sering menangis jika mengingat akan jalan

hidupnya. Dan Tn.P juga mengatakan kalau dia sering mengalami

kesulitan dalam berkonsentrasi.

2. Analisa Data
19

No Data Etiologi Masalah


1.  Ds : Klien mengatakan Katarak
pandangan tidak jelas, Penurunan
pandangan berkabut. Ketida seimbangan persepsi sensori :
 Do :visus berkurang, penurunan protein larut dan tida Penglihatan
ketajaman penglihatan, dan larut
terdapat kekeruhan pada lensa
mata. Peningkatan protein
yang tida dapat diserap
dan penurunan sistema
dan penurunan sistensa
protein

Membentu mata yang


transparan diseitar lensa

Penumpuan cairan

Jalan cahaya e lensa


terhambat

Penurunan penglihatan

Gangguan persepsi
sensori penglihatan

2.  Ds : pasien mengatakan nyeri Katarak Nyeri


yang tidak tertahankan,
walaupun sudah dikasih Tindakan pembedahan
analgesic tapi nyerinya masih
tidak tertahankan dan menjalar Ada luka insisi
ke kepala
 Do : pasien menahan nyeri dan Nyeri
bicaranya tidak jelas
20

3  Ds : keluarga pasien mengatakan Katarak Resiko tinggi


khawatir terhadap luka setelah infeksi
operasi Tindakan pembedahan
 Do : mata pasien terpasang
perban di sebelah kanan Ada luka insisi

Resiko tinggi infeksi

3. Diagnosa Keperawatan

1. Penurunan persepsi sensori : Penglihatan berhubungan dengan penurunan

ketajaman penglihatan visus berkurang, penurunan ketajaman penglihatan, dan

terdapat kekeruhan pada lensa mata

2. Nyeri berhubungan dengan luka pembedahan

3. Resiko infeksi berhubungan dengan pembedahan

4. Intervensi

No. Nanda NOC NIC

1. Penurunan persepsi Fungsi sensori : Pencegahan jatuh (6490)

sensori : penglihatan penglihatan (2404) Definisi : melaksanakan


berhubungan dengan Definisi : kemampuan pencegahan khusus dengan
penurunan untuk mengindera
pasien yang memiliki resiko
ketajaman dengan tepat gambaran
cedera
penglihatan visus secara visual
Aktivitas-aktivitas
berkurang , Setelah dilakukan
:
penurunan tindakan 1x24 jam pasien
 identifikasi factor yang
ketajaman berkurang diharapkan :
terdapat  Respon terhadap mengakibatkan resiko jatuh
dan
kekeruhan pada stimulus pandang  kaji riwayat jatuh pada
lensa mata meningkat pasien dan kluarga

 Pandangan kabur  identifikasi karakteristik


21

pasien menjadi lingkungan yang dapat


berkurang meningkatkan resiko jatuh
 Penglihatan pasien atau lantai licin
tidak terganggu  sediakan alat bantu
 Tidak mengalami (tongkat,walker)
tekanan pada mata  ajarkan cara penggunaan
Perubahan penglihatan tongkat atau walker

warna teratasi  Ajarkan pada keluarga


untuk menyediakan lantai
rumah yang tidak licin
 Ajarkan pada keluarga
untuk meminimalkan
resijko jaruh pada pasien

2. Nyeri akut (00132) kontrol nyeri (1605) Pemberian analgesic (2210)


Definisi : Definisi : tindakan Definisi : penggunaan agen
pribadi untuk mengontrol farmakologi untuk mengurangi
pengalaman sensori nyeri atau menghilangkan nyeri
Setelah dilakuan tindakan Aktivitas-aktivitas:
dan emosional tidak 1x24 jam pasien  Monitor TTV sebelum dan
diharapkan : sesudah pemberian
menyenangkan yang  Pasien dapat analgesic
mengenali kapan  Menentukan lokasi dan
muncul akibat nyeri terjadi keperahan nyeri sebelum
 Pasien dapat diberikan obat
kerusakan jaringan mengenali apa yang  Menanyakan kepada pasien
terkait dengan gejala adanya alergi obat atau
actual dan potensial
nyeri tidak
atau yang  Pasien dapat  Memberikan kenyamanan
melaporkan nyeri yang menbantu relak sasi
digambarkan sebagi yang terontrol pasien
 Pasien daoat  Mengajarkan penggunaan
erusakan menggunakan analgesic untuk
analgesic yang menurunkan efek samping
(international diberikan  Mengkolaborasi dengan
 Dilakukan pengkajian dokter terkait pemberian
association for the PQRST obat
 Managemen nyeri
Managemen nyeri (1400)
22

study f paint ); Definisi: penguranga atau


reduksi nyeri sampai pada
awitan yang tiba- tingkat kenyamanan yang
diterima pleh pasien
tiba atau lambat Aktivitas-aktivitas:
 Observasi adany apetunjuk
dari inrensitas nonverbal mengenai
ketidaknyamanan terutama
ringan hingga berat pada mereka yang tidak
bisa berkomunikasi secara
dengan akhir yang evektif
 Gali pengetahuan dan
dapat diantisipasi
kepercayaan pasien
atau diprediksi. mengenai nyeri
 Lakukan pengkajian
kompehersif yang meliputi
lokasi, karakteristik , onset/
durasi, frekuensi,kualitas,
intensitas atau berat nyeri
dan faktor pencetus
 Gali bersama pasien fator-
faktor yang dapat
menurunkan atau
memperberat nyeri
 Evaluasi bersama pasien
dan tim kesehatan lainya
mengenai efektifitas
pengontrolan nyeri yang
pernah diguanakan
sebelumnya
 Ajarkan metode farmaologi
untuk menurunkan nyeri
Kolaborasi dengan orang

terdekat, pasien dan tim

kesehatan lainya untuk

memilih dan

mengimplementasikan

tindakan penurunan nyeri nin


23

farmakologi, sesuai ebutuhan

3. Risiko tinggi infeksi Keparahan infeksi (0703) Control infeksi (6540)


(00004) Definisi : keparahan Definisi : meminimalkan agen

Definisi rentan tanda dan gejala infeksi


: penerimaan dan transpisi agen
Setelah dilakukan infeksi
mengalami invasi
tindakan keperawatan Aktivitas- aktivitas :
dan multiplikasi 3x24jam pasien :  Bersihkan liongkungan
organisme patogenik  Tida ditemukan dengan baik setelah
kemerahan digunakan untuk setiap
yang mengganggu
 Pasien tidak demam pasien
kesehatan
 Nyeri pasien  Ganti peralatan perawatan
berkurang per pasien sesuai protocol
 Suhu pasien stabil institusi
 Pasien tidak  Anjurkan pasien mengenai
menggigil teknik cuci tangan dengan
 Pasien tidak tepat
mengalami  Anjurkan pengunjung
hipotermia untuk mencuci tangan pada
saat memasuki dan
meninggalkan ruang pasien
 Gunakan sabun anti
mirobauntuk cuci tangan
yang sesuai
 Cuci tangan sebelum dan
setelah egiatan perawatan
pasien
 Pakai sarung tangan steril
dengan tepat
 Ajarkan cara cuci tangan
pada keluarga pasien
24

Anda mungkin juga menyukai