Anda di halaman 1dari 12

DEMAM TIFOID

(THYPHOID
FEVER)

Haris Widita
SMF Peny Dalam/RSU Mataram
 Etiologi:
Etiologi demam tifoid dan demam paratifoid
adalah S.typhi, S.paratyphi A, S.paratyphi B dan
S.paratyphi C

 Patogenesis dan patofisiologi:


Kuman masuk melalui mulut lewat makanan dan
air yang tercemar
Sebagian dimusnahkan asam lambung,
sebagian mencapai jaringan limfoid plaque
peyeri ileum terminalis yang mengalami
hipertrofi (komplikasi perdarahan dan perforasi)
Menembus lamina propia, masuk aliran
limfe ke kelenjar life mesenterial (hipertrofi),
masuk ke ductus thoracicus ke jaringan
portal usus ke hati
S.typhi bersarang di plaque peyeri, limpa,
hati, dan bagian bagian lain sistem
retikuloendotelial
Demam pada tifoid disebabkan karena
S.typhi dan endotoksinnya merangsang
sintesis dan pelepasan zat pirogen oleh
lekosit pada jaringan yang meradang
 Manifestasi klinis:
Masa inkubasi 10 – 14 hari
Gambaran penyakit bervariasi dari ringan
tanpa gejala dan tidak terdiagnosis sampai
yang khas dengan komplikasi dan
kematian

Minggu pertama (serupa infeksi akut):


Demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot,
anoreksia, mual, muntah, obstipasi atau
diare,
 Minggu kedua (menjadi lebih jelas):
Demam, bradikardia relatif, lidah yang
khas (kotor di tengah, tepi dan ujung
merah dan tremor), hepatomehali,
splenomegali, meteorismus, gangguan
mental berupa somnolen, stupor, koma,
delirium, atau psikosis, roseola jarang
ditemukan pada orang indonesia
 Pemeriksaan laboratorium:
Pemeriksaan lekosit: lekopeni atau
limfositosis relatif (dapat normal,
lekositosis)
Pemeriksaan SGOT dan SGPT:
meningkat
Biakan darah: positif pasti demem tifoid,
negatif belum bisa menyingkirkan demam
tifoid
Uji widal: Aglutinin O (tubuh) dan H
(flagela)
 Interpretasi hasil widal:
Kesepakatan: positif O 1/320, H 1/640
Fase aktif mula-mula aglutinin O
Terjadi pada akhir minggu pertama
demam meningkat secara cepat sampai
minggu keempat dan tetap tinggi selama
beberapa minggu
Sembuh: aglutinin O menetap antara 4-6
bulan, H 9-12 bulan
Bukan untuk menentukan kesembuhan
 Tata laksana demam tifoid:
1. Istirahat dan perawatan: mencegah
komplikasi dan mempercepat
penyembuhan
2. Diet dan terapi penunjang:
mengembalikan rasa nyaman dan
kesehatan pasien secaraoptimal
3. Pemberian antimikroba:
Khloramfenikol:
Pilihan utama, 4x500mg (po) s/d 7 hari
bebas panas, efek hematologi (anemia
aplastik)
Tiamfenikol: 4x500mg, efek hematologi
lebih rendah

Kotrimksazol: 2x2 tablet (2 minggu)

Ampisilin dan amoksisilin: 50-150mg/KgBB,


(2 minggu)

Sefalosporin gen ke3: Seftriakson, 3-4gr


dalam dekstrosa 100cc dalam ½ jam
perinfus (3-5 hari)
Fluorokuinolon:
Norfloksasin: 2x400mg (14 hari)
Siprofloksasin: 2x500mg (6 hari)
Ofloksasin: 2x400mg (7 hari)
Pefloksasin: 2x400mg (7 hari)
Fleroksasin: 2x400mg (7 hari)

Kombinasi: tifoid toksik, perforasi, syok


septik
Kortikosteroid:
Toksik tifoid, demam tifoid dengan syok
septik, 3x5mg)

Wanita hamil:
Ampisilin, amoksisilin, sefalosporin
Kloramfenikol (trisemester 3) tidak
dianjurkan: partus prematurus, kematian
janin, grey syndrom
Tiamfenikol: (trisemester 1) tidak diajurkan
efek teratogenik
 Komplikasi demam tifoid:
Komplikasi intestinalis: Perdarahan usus,
perforasi usus, ileus paralitik, pankreatitis
Komplikasi ekstra-intestinal:
Kardiovaskuler: gagal sirkulasi perifer,
miokarditis, tromboflebitis
Darah: anemia hemolitik, trombositopeni, KID,
trombosis
Paru: pnemoni, empiema, pleuritis
Hepatobilier: hepatitis, kolesistitis
Ginjal: glumerulonefritis, pielonefritis, perinefritis
Tulang: osteomielitis, periostitis, spondilitis,
artritis
Neuropsikiatrik: tifoid toksik

Anda mungkin juga menyukai