Anda di halaman 1dari 12

MODUL 1

KONSEP DASAR dan MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TERPADU

A. Pengertian Pembelajaran Terpadu


Berdasarkan pernyataan Aminuddin tahun 1994, pengertian pembelajaran terpadu
dapat dilihat sebagai:
1. Suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai macam pelajaran
yang mencerminkan dunia nyata di sekelilingnya sesuai kemampuan dan
perkembangan anak.
2. Suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan anak secara
serempak (simultan).
3. Merakit atau menggabungkan konsep sejumlah dalam beberapa mata pelajaran
yang berbeda dengan harapan siswa akan belajar lebih dekat.
4. Kurikulum terintegrasi (kurikulum terpadu) dan pembelajaran terintegrasi
(pembelajaran terpadu) memiliki hubungan yang saling terkait satu sama lain.
5. Kurikulum terpadu adalah kurikulum yang menggabungkan sejumlah disiplin ilmu
melalui pemaduan isi, keterampilan, dan sikap.

Rasional pemaduan disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:

1. Kebanyakan masalah dan pengalaman bersifat interdisipliner.


2. Interaksi interaksi interaksi kolaboratif yang tinggi dalam memecahkan berbagai
masalah.
3. Memudahkan anak membuat hubungan antarskemata dan mentransfer
pemahaman antarkonteks.
4. Demi efisiensi
5. Adanya rekaman interaksi anak yang tinggi dalam proses pembelajaran.

Menurut para tokoh Psikologi Gestalt, pembelajaran terpadu menolak proses latihan /
hafalan sebagai dasar resep pengetahuan dan struktur intelektual anak.

B. Bahasa Pembelajaran Terpadu


1. Berpusat pada siswa
2. Pengalaman memberikan langsung kepada siswa
3. Pemisahan antar mata pelajaran tidak begitu jelas
4. Menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran
5. Bersifat luwes (fleksibel)
6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa

Kelebihan pembelajaran terpadu:

1. Pengalaman dan kegiatan belajar akan selalu relevan dengan perkembangan


tingkat siswa
2. Kegiatan yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan anak
3. Seluruh kegiatan belajar lebih dekat bagi siswa
4. Dapat menumbuh kembangkan keterampilan berfikir siswa
5. Penyajian kegiatan yang sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa
dalam lingkungannya
6. Menumbuh kembangkan keterampilan sosial siswa
Kendala kelemahan pelaksanaan pembelajaran terpadu:

1. Aspek Guru. Guru harus berwawasan luas, memiliki kreativitas tinggi, keterampilan


metodologis yang handal, rasa percaya diri yang tinggi dan berani mengemas dan
mengembangkan materi. Secara akademik, guru dituntut untuk terus mencari
informasi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan materi yang akan mempelajari
dan banyak membaca buku agar penguasaan bahan ajar tidak terfokus pada
bidang kajian tertentu saja.
2. Aspek Peserta Didik. Pembelajaran terpadu memerlukan bahan bacaan atau
sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi, mungkin juga fasilitas
internet. Semua ini akan menunjang, memperkaya, dan mempermudah
pengembangan wawasan. Bila sarana ini tidak dipenuhi, maka penerapan
pembelajaran terpadu juga akan terlambat.
3. Aspek Kurikulum. Kurikulum harus luwes, berorientasi pada ketuntasan
pemahaman peserta didik (bukan pada target penyampaian materi). Guru yang
perlu belajar dalam mengembangkan materi.
4. Penilaian Aspek. Pembelajaran terpadu komprehensif yang komprehensif, yang
didasarkan pada studi peserta didik dari beberapa bidang yang dipadukan.
5. Aspek Suasana Pembelajaran. Pembelajaran terpadu kecenderungan
mengutamakan salah satu bidang kajian dan 'tenggelam'nya bidang kajian
lain. Dengan kata lain, pada saat mengerjakan sebuah tema, maka guru
cenderung menekankan atau mengutamakan substansi gabungan tersebut sesuai
dengan pemahaman, selera, dan latar belakang pendidikan guru itu sendiri

C.  LANDASAN PEMBELAJARAN TERPADU

1. Landasan Filosofis
Dimaksudkan pentingnya aspek filosofi dalam pelaksanaan pembelajaran
terpadu. Pembelajaran terpadu sangat efektif oleh 3 aliran filsafat, yaitu:
a. Progresivisme, proses pembelajaran pada kerumunan orang pada pesanan,
pemberian modal, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah, dan
memperhatikan pengalaman siswa.
b. Konstruktivisme, melihat pengalaman langsung siswa sebagai kunci dalam
pembelajaran. Siswa dapat langsung dengan objek dan lingkungannya.
c. Humanisme, melihat siswa dari segi keunikan / kekhasannya, potensinya, dan
motivasi yang dimilikinya.

Secara fitrah siswa memiliki bekal atau potensi yang sama dalam memahami
sesuatu. Implikasi tersebut dalam pembelajaran, yaitu:

a. Guru bukan satu-satunya sumber informasi


b. Siswa sebagai subjek belajar yang mampu menemukan pemahamannya sendiri
c. Guru sebagai model, pendamping, motivator, fasilitator dan pembelajar

Dilihat dari motivasi dan minat, siswa memiliki ciri individu. Implikasi dari
pandangan tersebut dalam pembelajaran, yaitu:

a. Isi pembelajaran bermanfaat bagi siswa secara aktual


b. Siswa menyadari penguasaan isi pembelajaran bagi kehidupan
c. Isi pembelajaran disesuaikan dengan tingkat perkembangan, pengalaman, dan
pengetahuan siswa
2. Landasan Psikologis
Berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didik dan psikologi / teori
belajar.Pandangan psikologis yang melandasi pembelajaran terpadu, yaitu:
a. Masing-masing siswa membangun realitasnya sendiri.
b. Pikiran seseorang mempunyai kemampuan untuk mencari pola dan hubungan
antar gagasan yang ada
c. Siswa adalah seorang individu dengan berbagai kemampuan yang dimilikinya
dan mempunyai kesempatan untuk berkembang.
d. Keseluruhan perkembangan anak adalah terpadu dan anak melihat dirinya dan
sekitarnya secara utuh (holistik).
3. Landasan Praktis
Kondisi nyata yang pada umumnya terjadi dalam proses pembelajaran.Melandasi
dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu, yaitu:
a. Perkembangan ilmu pengetahuan begitu cepat sehingga banyak informasi yang
harus dimuat dalam kurikulum.
b. Hampir semua pelajaran yang diberikan terpisah satu sama lain.
c. Masalah yang muncul dalam pembelajaran cenderung lebih bersifat lintas mata
pelajaran.
d. Kesenjangan yang terjadi antara teori dan praktek dapat dipersempit dengan
pembelajaran yang dirancang secara terpadu.
4. Landasan Sosial Budaya
Kehidupan masyarakat dengan segala sesuatu dan kekayaan budayanya menjadi
dasar dan acuan untuk mencapai pencapaian pembelajaran terpadu.
5. Landasan IPTEK
Sebagai upaya menyelaraskan pembelajaran terpadu dengan perkembangan dan
kemajuan IPTEK.

D. PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN TERPADU


1. Prinsip penggalian tema. Proses penggalian tema-tema perlu diperhatikan prinsip-
prinsip sebagai berikut.
a) Tema yang digunakannya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat
digunakan untuk memadukan mata pelajaran.
b) Tema harus terdekat, maksudnya tema yang dipilih untuk dikaji harus
memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya.
c) Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa.
d) Tema yang dikembangkan harus mampu menunjukkan sebagian besar
minat siswa.
e) Tema yang dipilih oleh peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam rentang
waktu belajar.
f) Tema yang dipilih yang diambilnya juga mempertimbangkan sumber
belajar.
2. Prinsip pelaksanaan terpadu. Dalam proses pelaksanaan pembelajaran terpadu
perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut.
a) Guru saatnya tidak otoriter atau menjadi aktor tunggal yang mendominasi
aktivitas dalam proses pembelajaran.
b) Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap
tugas yang menuntut adanya kerja sama kelompok.
c) Guru perlu bayangan akomodatif terhadap ide-ide yang kadang-kadang
sama sekali tidak terpikirkan dalam perencanaan pembelajaran.
3.  Prinsip evaluatif. Proses pengolahan pembelajaran terpadu, perlu diperhatikan
prinsip-prinsip sebagai berikut.
a) Memberi kesempatan ditunjukan kepada Siswa untuk review melakukan
PENILAIAN Diri ( evaluasi diri ) di Samping Bentuk PENILAIAN lainnya.
b) Guru perlu mengajukan para siswa untuk menilai perolehan belajar yang
telah memenuhi kriteria yang memenuhi kriteria yang telah disetujui atau
telah disetujui.

E. MANFAAT PEMBELAJARAN TERPADU


Di bawah ini diuraikan manfaat yang dapat dipetik dengan pelaksanaan pembelajaran
terpadu, antara lain:
1. Dengan menggabungkan berbagai mata pelajaran akan terjadi penghematan
karena tumpang-tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan;
2. Siswa dapat melihat hubungan-hubungan yang berakhir sebagai materi
pembelajaran yang lebih berperan sebagai sarana atau alat yang menyelesaikan
tujuan itu sendiri;
3. Pembelajaran terpadu dapat meningkatkan kemampuan untuk berpikir siswa. Hal
ini dapat terjadi karena siswa dihadapkan pada gagasan atau pemikiran yang lebih
besar, lebih luas, dan lebih dalam ketika menghadapi situasi pembelajaran;
4. Kemungkinan pembelajaran yang terpotong-potong sedikit sekali terjadi, sebab
siswa dilengkapi dengan pengalaman belajar yang lebih terpadu sehingga akan
mengerti tentang proses dan materi yang lebih terpadu;
5. Pembelajaran terpadu memberikan penerapan-penerapan dunia nyata sehingga
dapat mempertinggi pembelajaran transfer kesempatan ( transfer of learning );
6. Dengan pemaduan pembelajaran antarmata pelajaran diharapkan penguasaan
materi pembelajaran akan semakin baik dan meningkat;
7. Pengalaman belajar antarmata pelajaran sangat positif untuk membentuk
pendekatan menyeluruh terhadap pembelajaran ilmu pengetahuan. Siswa akan
lebih aktif dan otonom dalam pemikirannya;
8. Motivasi belajar dapat ditingkatkan dan ditingkatkan dalam pembelajaran
antarmata pelajaran. Para siswa akan terlibat dalam “konfrontasi yang melibatkan
banyak pemikiran” dengan pokok bahasan yang induk;
9. Pembelajaran terpadu membantu menciptakan struktur struktur kognitif atau
pengetahuan awal siswa yang dapat menjembatani pemahaman yang terkait,
pemahaman yang terorganisasi dan pemahaman yang lebih mendalam tentang
konsep-konsep yang sedang dipelajari, dan akan terjadi transfer pemahaman dari
satu konteks ke konteks yang lain;
10. Melalui pembelajaran terpadu terjadi kerja sama yang lebih meningkat antara
para guru, para siswa, guru-siswa dan siswa-orang / nara sumber lain;
11. Belajar menjadi lebih menyenangkan;
12. Belajar dalam situasi yang lebih nyata dan dalam konteks yang lebih dekat.

BERBAGAI MODEL PEMBELAJARAN TERPADU

Menurut Fogarty (1991) terdapat sepuluh model kurikulum terpadu ( integrated


curriculum ) dimulai dari eksplorasi mata pelajaran tunggal ( dalam satu disiplin ilmu )
yaitu model fragmented , connected , dan nested ; terpadu beberapa mata pelajaran
( lintas beberapa disiplin ilmu) yaitu model sequenced, shared, webbed, threated ,
dan integrated ); dioperasikan diantara pebelajar sendiri yaitu model
yang dibenamkan ; dan jejaring di antara pebelajar yaitu model berjaringan .

1. Model Terfragmentasi
Model ini merupakan model penggalan, yaitu memandang kurikulum dalam
penggalan-penggalan mata pelajaran terpisah. Tipikalnya kurikulum terbagi dalam
pelajaran utama yaitu matematika, sains, bahasa, dan ilmu sosial. Pendekatan yang
terfragmentasi dilakukan untuk memadukan konsep-konsep dan kompetensi dalam satu
pelajaran mata. Antar kompetensi secara bersamaan. Kompetensi mendengar,
membaca, dan menulis dalam pelajaran bahasa dilakukan secara bersamaan.

Fragmented Model (model fragmen) yaitu model pembelajaran konvensional


yang terpisah secara terpisah atau model tradisional yang dimasukkan secara diskrit
masing-masing mata pelajaran. Model keterpaduan ini harus dicapai ketika satu satuan
waktu telah dicapai, misalnya pada satu catur wulan. Keterpaduan pada model yang
terfragmentasi terjadi jika siswa telah menyelesaikan seluruh runtutan kajian atau materi
pelajaran yang pada akhirnya seluruh satuan-satuan konsep itu mencapai keutuhan,
baik konsep, pemahaman suatu kajian, keterampilan dan nilai. Contoh: dalam satu
pelajaran, terdapat materi perambatan cahaya ( konten ), prediksi ( keterampilan
berpikir ), dan peta konsep ( keterampilan mengorganisasi ).

2. Model Terhubung

Model connected (terhubung) memandang mata pelajaran dengan menggunakan


kaca pembesar (kaca opera, kaca pembesar yang dipakai oleh penonton opera yang
hanya satu lensa), menyediakan detil, seluk beluk / rinci, dan interkoneksi dalam satu
mata pelajaran.

Model Terhubung (Model Terhubung), yaitu dalam setiap mata pelajaran yang


berisi konten yang berkaitan dengan topik dengan topik dan konsep dengan konsep
dalam satu pelajaran mata. Model ini meyakinkannya terletak pada perlu adanya
Integrasi antar bidang studi itu sendiri. Fogarti (1991) menyatakan bahwa di dalam mata
terdapat isi mata yang memperhatikan, misalnya topik dengan topik, konsep dengan
konsep, dan ide-ide yang berhubungan. Kaitan dapat diadakan secara spontan atau
terlebih dahulu terlebih dahulu sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan
efektif. Model yang terhubung ini secara sengaja menghubungkan kurikulum di dalam
mata pelajaran melebihi dari apa yang diasumsi siswa-siswa yang akan memahami
hubungan secara otomatis

3. Model Bersarang

Model Nested atau model sarang memandang kurikulum dari tiga dimensi kaca
baca, sasaran dimensi ganda dari pembelajaran. Tujuan pembelajaran tidak hanya pada
mata pelajaran semata, namun ada pemahaman dan / atau ketrampilan yang terkuasai.

Nested Model (Model Tersarang) yaitu model pembelajaran terpadu yang


merupakan pengintegrasian Kurikulum dalam satu disiplin ilmu dengan memfokuskan
pada sejumlah keterampilan belajar yang ingin meningkatkan kemampuan oleh guru
kepada siswa dalam satu unit pembelajaran untuk ketercapaian materi pelajaran
( content ) yang termasuk keterampilan berfikir ( keterampilan berpikir) ), keterampilan
sosial ( keterampilan sosial ), dan keterampilan mengorganisir ( keterampilan
berorganisasi ) Fogarty (1991: 23).

4. Model Diurutkan
Model sequenced melihat kurikulum menggunakan kaca-mata, lensa yang
terbagi dalam dua bagian, namun terhubung oleh sebuah bingkai atau frame. Topik atau
mata pelajaran terpisah, namun dapat melayani dengan sebuah bingkai konsep yang
mengatur topik atau mata pelajaran tersebut.

Sequenced Model (Model Terurut) yaitu model pembelajaran dimana saat guru


mengajar suatu mata pelajaran guru dapat menyusun kembali topik mata pelajaran lain
dalam urutan dalam urutan dalam topik yang sama atau relevan. Kelebihannya yaitu
dengan menyusun kembali urutan topik, bagian dari unit, guru dapat mengutamakan
prioritas kurikulum hanya mengikuti urutan yang dibuat penulis dalam buku, membantu
siswa memahami isi pembelajaran dengan lebih kuat dan. Sedangkan kekurangannya
yang diperlukkan kolaborasi dan semua orang yang terlibat dalam  area konten
yang  sesuai peristiwa terkini.

5. Model Dibagikan

Model bersama melihat kurikulum menggunakan teropong, terhubung dua mata


pelajaran secara bersama untuk melihat sebuah topik. Keterhubungan antar dua mata
pelajaran diorganisasi sehingga dapat dilakukan proses pembelajaran bersama-sama.

Shared Model (Model Terbagi) yaitu suatu model pembelajaran terpadu dimana


pengembangan disiplin ilmu yang memayungi kurikulum silang. Misalnya Matematika
dan IPA disejajarkan sebagai ilmu pengetahuan. Kelebihannya yaitu lebih mudah dalam
perawatan sebagai langkah awal maju secara penuh menuju model terpadu yang
mencakup empat disiplin ilmu, dengan menggabungkan disiplin ilmu serupa yang saling
tindih akan memungkinkan pemahaman konsep yang lebih dalam. Sedangkan
kekurangannya yaitu model Integrasi antar dua disiplin ilmu memerlukan komitmen
untuk masuk dalam fase awal, untuk menemukan konsep kurikula yang tumpang tindih
secara nyata yang diperlukan dialog dan pemahaman yang mendalam.

6. Model Webbed

Model webbed atau jaring laba-laba melihat kurikulum menggunakan teleskop,


menangkap konstelasi pembuka dari mata pelajaran, yang membentuk sebuah
tema. Tema yang ditentukan menjadi langkah awal dalam melakukan
pembelajaran. Indikator masing-masing kompetensi ilmu dan pengetahuan yang
terjabarkan dari tema tersebut.

Webbed Model (Model Jaring Laba-laba) yaitu salah satu model pembelajaran


terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. * Menurut Padmono hearts
bukunya Pembelajaran Terpadu menyatakan berselaput menyajikan pendekatan tematik
untuk review mengintegrasikan mata Pelajaran. Satu tema yang subur dijaring laba-
labakan untuk isi kurikulum dan mata pelajaran. Mata pelajaran menggunakan tema
untuk alasan keseuaian konsep, topik, dan ide-ide. Karakter pendekatan tema ini untuk
mengembangkan kurikulum dimulai dengan satu tema misalnya transportasi,
penyelidikan, dan lain-lain.

7. Model Treaded

Model tapak melihat Kurikulum dengan menggunakan


kaca pembesar ( magnifying glass ). Ide besar diperbesar melalui semua isi dengan
pendekatan kurikulum-meta ( metacurricular ). Model ini menggabungkan ketrampilan
berpikir, ketrampilan sosial, ketrampilan belajar, diagram, teknologi, dan pendekatan
kecerdasan ganda ( multiple intellegences ).

Model Berulir (Model Pasang Benang) yaitu model pembelajaran yamg yang


difokuskan pada metakurikulum yang menggantikan atau yang berpotongan dengan inti
materi. Misalnya untuk melatih keterampilan berpikir ( problem solving ) dari beberapa
mata pelajaran yang dicari materi yang merupakan bagian dari  pemecahan
masalah . Seperti pada komponen memprediksi, meramalkan kejadian yang sedang
berlangsung, mengantisipasi sebuah bacaan dan sebagainya

8.      Model Terintegrasi.

·         Model terintegrasi (terpadu) melihat kurikulum menggunakan kaleidoskop. Topik


interdisiplin (antar pelajaran mata) ditata kembali diantara konsep yang sama / mirip dan
pola dan rancangan. Melalui pendekatan antar matapelajaran, model terintegrasi
memadukan / mencampurkan empat mata pelajaran utama dengan menemukan
persamaan ketrampilan, konsep, dan sikap pada totalnya.

·         Integrated Model (Model Integrasi) yaitu pembelajaran yang menggabungkan


bidang studi denggan cara menemukan keterampilan, konsep dan sikap yang saling
berhubungan dalam beberapa bidang studi. Pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan antar bidang studi. Padmono dalam bukunya  Pembelajaran
Terpadu  mengatakan bahwa model kurikulum terintegrasi menyajikan satu pendekatan
penyebrangan mata pelajaran yang mirip dengan model Shared . Model terintegrasi
memadukan mata pelajaran dengan latar prioritas kurikulum pada tiap keterampilan
keterampilan, konsep-konsep, dan sikap-sikap yang tumpang tindih mata pelajaran
tersebut.

9.      Model Tenggelam

·         Model immersed melihat kurikulum menggunakan mikroskop. Melalui cara


masing-masing total konten disaring dengan menggunakan lensa ketertarikan dan
keahlian yang dimiliki. Dengan menggunakan model ini, pebelajar sedikit atau sama
sekali tidak ada intervensi atau bantuan dari pihak luar.

·         Immersed Model (Model Terbenam) yaitu model pembelajaran yang melibatkan


beberapa mata pelajaran dalam satu proyek. Misalnya seorang mahasiswa yang
memperdalam ilmu kedokteran maka selain Biologi, Kimia, Komputer, Ia juga harus
mempelajari fisika dan setiap mata pelajaran tersebut ada kesatuannya. Model ini
merupakan satu dari model yang mendukung pelajar melindung dan atau tetap di dalam
mata pelajaran tenggelam dalam minat dan kemaunnya untuk belajar 

10.  Model Jaringan

Model jaringan atau jejaring atau melihat kurikulum menggunakan


prisma. Menciptakan dimensi dan pengarahan ganda terhadap fokus, dengan
menggunakan berbagai cara eksplorasi dan eksplanasi.

Networked Model (Model Jaringan) yaitu model pembelajaran yang berupa


kerjasama antara siswa dengan seorang ahli dalam mencari data, keterangan, atau
lainnya yang berkaitan dengan mata pelajaran yang disukainya atau yang berkurang
sehingga siswa secara tidak langsung mencari tahu dari berbagai sumber. Sumber
dapat berupa buku bacaan, internet, TV, atau teman, kakak, orang tua dan lain
sebagainya yang ahli dalam menjawabnya. Siswa Perluas wawasan belajarnya sendiri
artinya siswa termotivasi belajar karena rasa ingin tahunya yang besar dalam dirinya.

JENIS PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TERPADU DI INDONESIA

Ada dua model Pembelajaran Terpadu yang tepat digunakan di Indonesia, yaitu

1. Model jaring laba-laba ( Webbed ) Model Webbed dapat diterapkan pada tingkat


Sekolah Dasar karena anak masih bersifat holistik dalam memandang sesuatu 
2. Model keterhubungan ( terhubung ). Model terhubung yang digunakan untuk siswa
tingkat SMP / MTs. Hal ini sesuai dengan tingkat pemahaman anaka dalam konsep
terhubung dengan konsep lainnya, topik satu dengan topik lainnya, dan keterampilan
satu dengan keterampilan lainnya.

            

 
MODUL 2

PROSEDUR UMUM PEMBELAJARAN TERPADU

A.    MAKNA KEGIATAN PENDAHULUAN

Kegiatan pendahuluan merupakan bagian integral yang tidak dapat diakses dengan
komponen-komponen pembelajaran lainnya. Kegiatan ini pada kenyataan merupakan
kegiatan awal yang harus dicapai guru dan siswa pada setiap kali pelaksanaan
pembelajaran terpadu yang berfungsi terutama untuk menciptakan suasana awal
pembelajaran yang efektif yang memungkinkan siswa dapat mengikuti proses
pembelajaran dengan baik.

B.     BENTUK KEGIATAN PENDAHULUAN

Kegiatan menyediakan siswa yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas disebut
kegiatan awal pembelajaran. Sementara itu, kegiatan yang tidak berhubungan dengan
materi atau kompetensi yang akan dibahas kegiatan pra pembelajaran. Kegiatan utama
yang perlu dilaksanakan dalam pendahuluan pembelajaran di antaranya yaitu:

1. Penciptaan Kondisi Awal Pembelajaran


a. Mengecek atau memeriksa kehadiran siswa
b. Menumbuhkan kesiapan belajar siswa
c. Menciptakan suasana belajar yang demokratis
d. Membangkitkan motivasi belajar siswa
e. Membangkitkan perhatian siswa
2. Memberikan acuan
a. Ada tujuan (kemampuan) yang diharapkan atau garis besar materi yang akan
diketahui
b. Menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang akan dicapai siswa
3. Membuat Kaitan (Melaksanakan Apersepsi)
a. Mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari
sebelumnya
b. Menunjukkan manfaat materi yang akan dibahas
c. Meminta siswa mengemukakan pengalaman yang berkaitan dengan materi
yang akan dibahas
4. Melaksanakan Tes Awal

KEGIATAN BELAJAR 2. KEGIATAN INTI DALAM PEMBELAJARAN TERPADU

A.    MAKNA KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN

Kegiatan inti sering juga disebut kegiatan instruksional. Kegiatan ini merupakan kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses Pemesanan pengalaman belajar
siswa. Untuk menumbuhkan pengalaman belajar siswa secara terpadu maka
pembelajaran yang direncanakan secara sistematis. Kegiatan inti pembelajaran terpadu
menggambarkan strategi dan media pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang
diharapkan dikuasai siswa. Kegiatan inti pembelajaran yang melibatkan siswa sebanyak
mungkin, memberikan kesempatan kepada siswa untuk memenuhi kebutuhan siswa
baik secara individu maupun kelompok.

B.     BENTUK KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN

Dalam pengorganisasian kegiatan inti pembelajaran terpadu, pembahasan bahan


pembelajaran harus dilakukan secara terpadu melalui konsep dari beberapa mata
pelajaran. Selain itu, pembahasan bahan pembelajaran terpadu dilakukan dengan
menggunakan strategi pembelajaran dan media pembelajaran yang bervariasi, yang
mampu mendorong upaya penemuan pengetahuan baru. Dalam menentukan kegiatan
pembelajaran, guru mempertimbangkan faktor komptensi yang diharapkan dapat
dicapai, jenis dan tingkat kesulitan materi pelajaran, siswa, guru, serta fasilitas, ruang,
waktu dan waktu yang tersedia. Beberapa nilai yang dapat dipetik dari penggunaan
media dalam kegiatan inti pembelajaran terpadu:

1.      Media dapat mengkonkretkan konsep-konsep yang abstrak.

2.      Media dapat menghadiran objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar di

Dapat ke dalam lingkungan belajar.

3.      Media dapat menampilkan objek yang terlalu besar atau terlalu kecil.

4.      Media dapat melakukan gerakan yang terlalu cepat.

Penggunaan media dalam pembelajaran terpadu juga memiliki fitur-fitur:

1.      penyediaan siswa secara langsung dengan lingkungannya.

2. tersedia      keseragaman persepsi atau persepsi belajar pada masing-masing.

3.      Membangkitkan motivasi belajar siswa.

4.      Penyajian informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disim

pan menurut kebutuhan.

5.      Menyajikan pesan atau informasi belajar secara serempak bagi seluruh siswa.

6.      Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.

7.      Mengontrol arah dan kecepatan belajar siswa.

Hal yang perlu diperhatikan dalam pemanfaatan media dalam kegiatan pembelajaran
terpadu
1.      Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan tetapi
memiliki fungsi dalam situasi pembelajaran yang lebih efektif.

2.      Media pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pembelaj

aran.

3.      Media pembelajaran dalam penggunaannya harus relevan dengan kompetensi


dasar, indikator, dan isi / bahan pemeblajaran terpadu.

4.      Media pembelajaran berfungsi mempercepat proses belajar.

5.      Media pembelajaran yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses


pembelajaran sehingga hasil belajar siswa akan lebih tahan lama di dalam pikirannya.

6.      Media pembelajaran dapat meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir


sehingga dapat menyebabkan terjadinya verbalisme.

KEGIATAN BELAJAR 3. KEGIATAN AKHIR DAN TINDAK LANJUT DALAM


PEMBELAJARAN TERPADU

A.    MAKNA KEGIATAN AKHIR DAN TINDAK LANJUT

Kegiatan akhir dalam pembelajaran terpadu tidak hanya diartikan sebagai kegiatan
untuk menutup semua rangkaian kegiatan pembelajaran. Kegiatan yang biasa dilakukan
guru dalam kegiatan akhir ini adalah memberikan tes, baik lisan maupun
tertulis. Berdasarkan hasil kegiatan akhir, guru dapat melihat tingkat pembelajaran yang
telah dilaksanakan. Dengan memperhatikan tingkat penguasaan siswa, guru perlu
melakukan tindak lanjut. Hal ini berarti bahwa tindak lanjut pembelajaran merupakan
kegiatan lanjutan yang dicapai berdasarkan proses dan hasil belajar yang telah dicapai
siswa. Pada prinsipnya, tindak lanjut pembelajaran yang dilaksanakan untuk
mengoptimalkan hasil belajar siswa.

B.     BENTUK KEGIATAN AKHIR DAN TINDAK LANJUT

Berikut ini beberapa alternatif bentuk kegiatan yang dapat diterapkan dalam kegiatan
akhir dan tindak lanjut pembelajaran terpadu di sekolah dasar:

1.      Kegiatan Akhir Pembelajaran

Sebuah.       Meninjau kembali penguasaan siswa

b.      Melaksanakan Layanan

2.      Melaksanakan Tindak Lanjut Pembelajaran


Sebuah.       Memberikan pekerjaan

b.      Membahas kembali bahan pelajaran yang disajikan sulit

c.       Tugas membaca materi pelajaran

d.      Memberikan motivasi atau bimbingan belajar

e.       Mengemukakan topik untuk pertemuan berikutnya

Anda mungkin juga menyukai