Anda di halaman 1dari 13

PDGK4301 EVALUAsi PEMBELAJARAN DI SD

PDGK4301

EVALUATING PEMBELAJARAN DI SD

MODUL 1 : KONSEP DASAR PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN (1.1)

Kegiatan Belajar 1 : Konsep Dasar Penilaian Dalam Pembelajaran (1.3)

A. Pengertian Penilaian (1.3)

1. Test (1.3)

1. Pengukuran (1.6)

2. Asesmen (1.7)

3. Evaluasi (1.8)

B. Kedudukan Tes, Pengukuran, asesmen dan evaluasi (1.9)

C. Prinsip-prinsip penilaian (1.10)

1. Beriorentasi pada pencapaian kompetensi

2. Valid

3. Adil

4. Objektif

5. Berkesinambungan (1.11)

6. Menyeluruh

7. Terbuka

8. Bermakna

D. Pergeseran Paradigma Penilaian Hasil Belajar (1.12)

Kegiatan Belajar 2 : Jenis dan Fungsi Penilaian Dalam Pembelajaran (1.20)

A. Tes seleksi dan fungsinya (1.21)

B. Tes penempatan dan fungsinya (1.25)


C. Pre test – post test dan fungsinya (1.27)

D. Tes diagnostic dan fungsinya (1.31)

E. Test formatif dan fungsinya (1.34)

F. Tes sumatif dan fungsinya (1.37)

Manfaat test sumatif :

1. Bagi siswa (1.38)

2. Bagi guru (1.38)

3. Bagi orang tua (1.41)

4. Bagi kepala sekolah (1.41)

MODUL 2 : PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR

Kegaitan Belajar 1 : Keunggulan dan Kelemahan Tes (2.3)

A. Keunggulan tes objektif (2.4)

B. Kelemahan tes objektif (2.6)

Upaya meminimalisir (2.7)

C. Tes uraian (2.10)

Keunggulan dan kelemahan (2.10)

Kelemahan (2.11)

1. Terbatasnya sampel materi yang ditanyakan (2.11)

2. Sukar memeriksa jawaban siswa (2.11)

a. Adanya Hallo Effect (2.12)

b. Adanya efek bawaan (carry over effect) (2.12)

c. Efek urutan pemeriksaan (order effect) (2.13)

d. Pengaruh penggunaan bahasa (2.13)

e. Pengaruh tulisan tangan (2.13)

Upaya untuk meminimalisir kelemahan tes uraian (2.14)


1. Upaya untuk meningkatkan jumlah sampel materi yang ditanyakan saat ujian (2.14)

2. Upaya untuk mengurangi unsur subyektivitas pemeriksa (2.14)

3. Upaya untuk mengatasi kesulitan dalam memeriksa hasil tes siswa (2.15)

4. Upaya untuk mengurangi hallo effect

5. Upaya untuk mnghidari carry over effect (2.16)

6. Upaya untuk menghindari order effect

Kegiatan Belajar 2 : Mengembangkan Test (2.22)

A. Tes objektif

1. Benar – salah

2. Menjodohkan

3. Pilihan ganda

B. Tes uraian (2.22)

1. Uraian terbatas

2. Uraian terbuka

A. Tes benar – salah (true – false item)

B. Tes menjodohkan (2.24)

C. Tes pilihan ganda (2.25)

1. Ragam tes pilihan ganda (2.26)

a. Melengkapi pilihan (ragam A) (2.27)

b. Hubungan antarhal (ragam B) (2.27)

c. Analisis kasus (ragam C) (2.28)

d. Ganda kompleks (ragam D) (2.28)

e. Membaca diagram, table atau grafik (ragam E) (2.29)

2. Bagaimana mengkonstruksi tes objektif yang baik? (2.30)

D. Tes uraian (2.42)


1. Bagaimana menulis tes uraian yang baik? (2.44)

2. Bagaimana memeriksa hasil tes uraian? (2.47)

Beberapa hal yang anda perhaikan dalam membuat pedoman penskoran (2.48)

Untuk meningkatkan realibilitas hasil penkoran, pemeriksaan hasil tes uraian dilakukan sbb. (2.50)

Kegiatan Belajar 3 : Perencanaan Tes

Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam membuat tes (2.59)

1. Pemilihan sampel materi yang akan diujikan

2. Jenis tes yang akan digunakan (2.59)

3. Jenjang kemampuan berfikir yang ingin diuji

Ingatan

Pemahaman

Penerapan

Analisis (2.60)

Evaluasi

Kreasi

4. Ragam tes yang digunakan (2.61)

5. Sebaran tingkat kesukaran butir soal (2.61)

6. Waktu yang disediakan untuk pelaksanaan ujian (2.62)

7. Jumlah butir soal (2.62)

Teknik mengisi lembar kisi-kisi (2.64)

MODUL 3 : PENGEMBANGAN ASESMEN ALTERNATIF

Kegiatan Belajar 1 : Konsep dasar asesmen alternatif (3.3)

A. Latar belakang (3.3)

B. Konsep dasar asesmen alternatif (3.5)


Tradisional asesmen

Performance assessment (asesmen kinerja)

Authentic assessment

Portfolio assessment (3.5 / 3.6)

Achievement assessment

Alternative assessment

C. Landasan psikologis (3.7)

1. Teori fleksibilitas kognitif dari R. Spiro (1990)

2. Teori belajar Bruner (1966)

3. Generative learning model dari Osborne dan Wittrock (1983) (3.7 / 3.8)

4. Experiential learning theory dari C. Rogers (1969)

5. Multiple intelligent theory dari Howard Gardner (1983)

Linguistic intellegence

Logical-mathematic intellegence

Spatial intellegence

Musical intellegence

Bodily-kinesthetic intellegence (3.9)

Interpersonal intellegence

Intrapersonal intellegence

Naturalist intellegence

D. Keunggulan dan kelemahan asesmen alternatif

1. Keunggulan asesmen alternatif

a. Dapat menilai hasil belajar yang kompleks dan keterampilan-kepterampilan yang tidak dapat
dinilai dengan asesmen tradisional

b. Menyajikan hasil yang lebih hakiki, langsung, dan lengkap (3.10 – 3.11)

c. Meningkatkan motivasi siswa

d. Mendorong pembelajaran dalam situasi nyata

e. Memberi kesempatan kepada siswa untuk selfevaluation


f. Membantu guru untuk menilai efektifitas pembelajaran yang telah dilakukan (3.11)

g. Meningkatkan daya transferabilitas hasil belajar (3.11)

2. Kelemahan Asesmen alternatif (3.12)

a. Membutuhkan banyak waktu

b. Adanya unsur subjektifitas dalam penskoran

c. Ketetapan penskoran rendah (3.12)

d. Tidak tepat untuk kelas besar

Kegiatan Belajar 2 : Bentuk Asesmen Kinerja (3.18)

A. Tugas (task) (3.18)

1. Computer adaptive testing

2. Tes pilihan ganda yang diperluas

3. Tes uraian terbuka (open ended question)

4. Tugas individu (3.18 – 3.19)

5. Tugas kelompok

6. Proyek

7. Interview

8. Pengamatan

Langkah-langkah yang harus diperhatikan guru dalam menyusun tugas. (3.19)

1. Mengidentifikasi pengetahuan dan keterampilan yang akan dimiliki siswa setelah mereka
mengerjakan tugas tersebut. (3.19)

2. Merancang tugas yang memungkinkan siswa dapat menunjukkan kemampuan dalam berfikir
dan keterampilan (3.20)

3. Menetapkan kriteria keberhasilan (3.20)

Beberapa catatan penting yang harus diperhatikan guru pada saat merancang tugas dalam asesmen
kinerja (3.21)

B. Kinerja penilaian (rubric) (3.21)


- Ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan rubrik menurut Donna
Szpyrka dan Ellyn B Smith dikutip oleh Zainul. (3.22)

- Beberapa langkah dalam mengembangkan rubrik menurut Chicago Public School (CPS) (3.23)

- Pertanyaan yang dapat digunakan sebagai acuan ntuk menilai suatu rubrik (3.24)

- Rubrik dibedakan menjadi dua berdasarkan kegunaan (3.24)

a. Holistic rubric (3.24)

Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam menilai kinerja siswa (3.25)

Dimensi kinerja yang dapat digunakan untuk menilai keterampilan siswa (3.25)

b. Analiytic rubric (3.26)

Komponen-komponen yang harus diperhatikan murid pada saat membuat karangan (3.27)

Kegiatan Belajar 3 : Asesmen poftofolio(3.33)

A. Pengertian dan tujuan portofolio (3.33)

- 3 prinsip utama dalam asesmen portofolio (3.33)

- Karakteristik fortofolio secara lebih rinci (3.33)

- Menurut Jon Mueller tujuan penggunaan portofolio (3.34)

1. Fortofolio bertujuan untuk menunujukkan perkembangan hasil belajar siswa (3.34)

2. Fortofolio yang bertujuan untuk menunjukkan kemampuan siswa (3.34)

3. Portofolio yang bertujuan untuk menilai keseluruhan hasil belajar siswa (3.35)

- Untuk membedakan antara portofolio sebagai kumpulan hasil karya siswa dengan portofolio
sebagai model asesmen, Shaklee mengemukakan (3.35)

- Ada beberapa komponen penting yang harus anda perhatikan dalam menggunakan portofolio
sebagai asesmen (3.35)

Ada 3 hal yang harus diperhatikan jika kita ingin memanfaatkan sumber informasi (3.35)

B. Perencanaan portofolio (3.36)

- Shaklee memberikan delapan pedoman yang harus diperhatikan pada saat merencanakan
portofolio (3.36)

C. Pelaksanaan portofolio (3.37)

Dalam pelaksanaan tugas guru adalah :


1. Mendorong dan memotivasi siswa (3.37)

2. Memonitor pelaksanaan tugas (3.37)

3. Memberikan umpan balik (3.38)

4. Memamerkan hasil portofolio siswa (3.38)

D. Pengumpulan bukti portofolio (3.38)

E. Tahap penilaian portofolio (3.39)

1. Penilaian dimulai dengan menetapkan kriteria penilaian yang disepakati bersama antara guru
dengan siswa pada awal pembelajaran. (3.39)

2. Kriteria penilaian yang telah disepakati diterapkan secara konsisten. (3.39)

3. Hasil penilaian selanjutkan digunakan sebagai penentuan tujuan pembelajaran berikutnya (3.39)

4. Penilaian dalam asesmen portofolio pada dasarnya dilakukan secara terus-menerus atau
berkesinambungan (3.40)

Kegiatan Belajar 4 : Penilaian Ranah Afektif

A. Konsep dasar (3.45)

- Menurut Krathwohl ranah afektif terdiri atas 5 level : receiving, responding, valuing,
organization, characterization (3.45)

- Karakteristik yang penting dalam ranah afektif adalah sikap, minat, konsep diri dan nilai (3.46)

B. Beberapa cara penilaian ranah afektif (3.47)

- Menurut ericson penilaian afektif dapat dilakukan dengan cara : pengamatan langsung,
wawancara, angket atau kuesioner, teknik proyektil, pengukuran terselubung (3.47)

C. Langkah-langkah pengembangan instrumen afektif (3.48)

Pengembangan alat ukur afektif dimulai dengan :

1. Merumuskan tujuan pengukuran afektif (3.48)

- Tujuan : alat ukur minat, pengembangan alat ukur konsep diri, pengembangan alat ukur nilai
(3.48)

2. Mencari definisi konseptual dari afektif yang akan diukur (3.49)

3. Menentukan definisi operasional dari setiap afektif yang akan diukur (3.49)

4. Menjabarkan definisi operasional menjadi sejumlah indikator (3.49)


5. Menggunakan indikator sebagai acuan menulis pernyataan-pernyataan dalam instrumen (3.49)

- Edward dikutip oleh nasoetion dan suryanto memberikan kaidah-kaidah dalam merumuskan
pertanyaan-pertanyaan dalam instrumen afektif (3.49)

- Contoh pengukuran sikap siswa terhadap mata pelajaran matematika (3.50)

- Contoh alat ukur untuk menilai sikap siswa terhadap mata pelajaran matematika (3.51)

- Contoh pengukuran minat siswa terhadap mata pelajaran IPA (3.51)

- Contoh alat ukur untuk menilai minat siswa terhadap mata pelajaran IPA (3.51)

- Contoh pengukuran konsep diri siswa yang berhubungan dengan mata pelajaran (3.52)

- Contoh alat ukur untuk menilai konsep diri siswa yang berhubungan dengan mata pelajaran
(3.52)

6. Meneliti kembali setiap butir pertanyaan (3.54)

7. Melakukan uji coba (3.54)

8. Menyempunakan instrumen (3.54)

9. Mengadministrasikan instrumen (3.54)

Untuk mengadministrasikan instrumen dilapangan perlu diperhatikan beberapa hal yaitu :

a. Kesiapan perangkat instrumen (3.55)

b. Tenaga lapangan (3.55)

c. Kesiapan responden (3.55)

MODUL 4 : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN INFORMASI HASIL BELAJAR

Kegiatan Belajar 1 : Mengumpulkan dan mengolah informasi hasil belajar (4.3)

Kisi-kisi pengukuran dalam prosedur penilaian (4.3)

Dalam menilai hasil belajar siswa, guru hendaknya memperhatikan beberapa pertanyaan berikut
(4.3)

Pengumpulan dan pengolahan informasi hasil belajar dari tes tertulis (4.3)

A. Memeriksa dan mengolah hasil tes (4.4)

1. Memeriksa hasil tes objektif (4.4)


- Prinsip kerja pemeriksaan jawaban dengan menggunakan fasilitas komputer adalah sebagai
berikut (4.5)

2. Memeriksa hasil tes uraian (4.9)

- Memeriksa hasil tes uraian agar permasalahan-permasalahan dalam pemeriksaan tes uraian
dapat diminimalkan (4.9)

3. Mengolah data hasil tes (4.14)

B. Pengumpulan dan pengolahan informasi hasil belajar dari unjuk kerja siswa (4.15)

Kegiatan Belajar 2 : Pendekatan dalam pemberian nilai (4.23)

A. Pengorganisasian informasi hasil belajar (4.23)

1. Pendekatan penilaian acuan norma (pan) (4.27)

a. Harga rata-rata (mean) (4.30)

b. Simpangan baku (SB) (4.32)

c. Penggunaan kurva normal (4.33)

2. Pendekatan penilaian acuan kriteria (pak) (4.35)

3. Penilaian (4.36)

4. Penyajian hasil penilaian (4.36)

Dalam penilaian berbasis kompetensi terdapat empat bentuk penilaian yang dapat dipergunakan
guru untuk menilai hasil belajar siswa :

a. Penilaian dengan menggunakan angka (4.36)

b. Penilaian dengan menggunakan kategori (4.37)

c. Penilaian dengan uraian atau narasi (4.37)

d. Penilaian kombinasi (4.37)

5. Proses pemberian nilai (4.40)

- Beberapa jenis alat ukur dan jenis tagihan yang dapat digunakan : kuis, pertanyaan lisan dikelas,
ulangan harian, tugas individu atau kelompok, ulangan semesteran, laporan tugas atau laporan
kerja, ujian praktek (4.41)

MODUL 5 : KUALITAS ALAT UKUR (INSTRUMEN)


Kegiatan Belajar 1 : Validitas dan reabilitas hasil pengukuran (5.4)

A. Apakah validitas itu? (5.5)

- Secara umum validitas ada 3 jenis : validitas isi (content validity), validitas konstrak (contruct
validity), validitas yang dikaitkan dengan kritesia tertentu (5.6)

B. Apakah relabilitas itu ? (5.8)

C. Bagaimana hubungan antara validitas dan reliabilitas? (5.13)

D. Bagaimana meningkatkan reliabilitas tes? (5.14)

Kegiatan Belajar 2 : Analisis dan perbaikan instrumen (5.20)

A. Mengapa analisis butir soal penting? (5.20)

- Menurut Nitko analisis butir soal (5.20)

- Arti penting penggunaan analisis butir soal (5.20)

1. Untuk mengetahui apakah butir soal yang disusun sudah berfungsi sesuai dengan apa yang
dikehendaki penyusun soal (5.20)

· Untuk menentukan apakah soal-soal yang anda susun telah berfungsi sebagaimana seharusnya
maka anda harus memperhatikan antara lain hal-hal sebagai berikut : (5.21)

2. Sebagai umpan balik bagi siswa(5.21)

3. Sebagai umpan balik bagi guru (5.21)

4. Sebagai acuan untuk merivisi soal (5.21)

5. Utuk memperbaiki kemampuan anda dalam menulis soal (5.21)

B. Kapan analisis butir soal dilakukan? (5.21)

1. Tingkat kesukaran butir soal (5.22)

2. Daya beda (d) (5.23)

C. Bagaimana melakukan analisis secara sederhana ? (5.24)

- Untuk melakukan analisis butir soal secara sederhana, berikut ini disajikan langkah-langkah
dalam menganalisis butir soal (5.24)

D. Bagaimana menganalisis tes uraian? (5.26)

- Cara menganalisis tes uaian diberikan oleh Whitney dan Sabers sebagai berikut (5.27)
E. Bagaimana memperbaiki butir soal? (5.28)

- Beberapa hal yang perlu anda perhatikan dalam memperbaiki butir soal adalah sbb (5.29)

F. Bagaimana memperbaiki non-tes?

- Penyebab butir soal kurang baik antara lain (5.31)

MODUL 6 : PEMBERIAN NILAI DAN TINDAK LANJUT HASIL PENILAIAN

Kegiatan Belajar 1 : Prinsip-prinsip pemberian nilai (6.4)

Produk persiapan pembelajaran yang dimiliki guru sekurang-kurangnya adalah berupa (6.4)

A. Tujuan penilaian kelas (6.4)

- Penilaian kelas hendaknya diarahkan pada empat tujuan berikut : penelusuran (keeping track),
pengecekan (checking-up), pencarian (finding-out), penyimpulan (summing-up) (6.5)

B. Fungsi penilaian kelas (6.5)

- Penilaian kelas yang disusun secara terencana dan sistematis oleh guru memiliki fungsi motivasi,
belajar tuntas, efektifitas pengajaran, dan umpan balik. (6.5)

C. Prinsip penilaian kelas (6.7)

Agar penilaian dapat memberikan fungsi secara optimal, dalam melakukan penilaian guru
hendaknya selalu berpedoman kepada prinsip-prinsip penilaian kelas sebagai berikut :

1. Proses penilaian merupakan bagian dari pembelajaran (6.7)

2. Penilaian mencerminkan masalah dunia nyata (6.7)

3. Menggunakan berbagai ukuran, metode kriteria (6.7)

4. Penilaian harus bersifat holistik (6.8)

5. Penilaian kelas mengacu kepada kemampuan (6.8)

6. Berkelanjutan (6.9)

7. Didaktis (6.10)

8. Menggali informasi (6.10)

9. Melihat yang benar dan yang salah (6.10)

D. Prosedur/metode penilaian kelas (6.11)


Kegiatan Belajar 2 : Penilaian di berbagai jenjang pendidikan (6.19)

A. Pedoman pelaksanaan penilaian di jenjang pendidikan dasar dan menengah (6.19)

- PP No. 19 tahun 2005 tentang standart nasional pendidikan pasal 63 menyebutkan bahwa
penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. (6.19)

- Terdapat beberapa bentuk penilaian yang digunakan untuk menilai hasil belajar siswa (6.20)

- Dalam pedoman kurikulum tingkat satuan pendidikan yang panduannya dikembangkan oleh
BNSP, antara lain ditetapkan tentang ketuntasan belajar, kenaikan kelas dan kelulusan. (6.21)

1. Ketuntasan belajar (6.21)

2. Kenaikan kelas (6.22)

· Kriteria kenaikan kelas (6.22)

3. Kriteria kelulusan (6.22)

Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah (6.22)

a. Alat penilaian (6.22)

1) Aspek kognitif (6.22)

2) Aspek psikomotor, aspek apektif (6.23)

b. Penyekoran

· Skor tes objektif, skor tes uraian, skor aspek afektif, skor aspek psikomotorik (6.26)

B. Pedoman pelaksanaan penilaian di perguruan tinggi (6.26)

Kegiatan Belajar 3 : Pemanfaatan hasil tes untuk meningkatkan proses pembelajaran (6.41)

A. Memanfaatkan hasil pre-test-post-test (6.41)

B. Memanfaatkan hasil tes formatif (6.45)

C. Memanfaatkan hasil tes diagnostik (6.48)

D. Pemanfaatan hasil penilaian non tes (6.51)

Anda mungkin juga menyukai