LANDASAN TEORITIS
Metode yaitu cara yang sistematik yang digunakan untuk mencapai tujuan
sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa. Pembelajaran pada
penting dalam kegiatan belajar mengajar yang perlu dikuasai oleh pengajar. Istilah
dengan baik, bila pengajar tidak mengetahui metode pembelajaran yang ada.
bagi pembelajar, serta dapat mengatasi masalah yang dihadapi oleh pengajar pada
(Danasasmita,2009:25)
Ada yang mengatakan metode berarti cara untuk mencapai tujuan. Ada
luas dan diartikan sebagai suatu cara yang menyeluruh dalam mencapai tujuan
15
pembelajaran. Pendapat lain menyatakan bahwa metode pembelajaran adalah cara
pendidikan berpendapat, tidak ada metode pengajaran yang dianggap paling tepat
untuk mempelajari dan mencari sendiri bahan pelajaran lebih banyak dari
16
dalam kerangka kerja suatu masalah yang sebenernya, dan dengan menempatkan
tanggung jawab untuk suatu solusi atas anak didik, kita memberikan pembelajaran
yang penuh makna dan pengaruhnya akan bisa segera dirasakan. (Boeree,
2006:62).
tujuan dalam pembelajaran harus mempunyai metode yang tepat untuk mencapai
hal tersebut.
Selain itu, suatu metode pembelajaran dapat saja dianggap tepat dan baik
oleh seorang pengajar untuk menyampaikan suatu pokok bahasan tertentu dalam
usaha mencapai tujuan pembelajaran, tetapi ada kalanya tidak berhasil dengan
baik manakala digunakan oleh pengajar lain. Hal ini sesuai dengan penjelasan
nai.(
tepat dan sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri. Karena jika
seorang pengajar salah dalam menggunakan metode akan muncul masalah dalam
pembelajaran.
17
II.1.2 Metode Pembelajaran Bahasa
Metode pembelajaran bahasa secara garis besar dapat dibagi menjadi dua,
pembelajaran bahasa yang banyak dikenal oleh penagajar bahasa asing yaitu :
1. Metode terjemahan
dan disebut juga bahasa target ini dapat dicapai dengan latihan-latihan
18
2. Metode langsung
dapat belajar berfikir dalam bahasa yang sedang dipelajari. Oleh karena itu,
dalam kelas sebagaimana yang terdapat dalam masyarakat bahasa yang dipelajari.
Hal ini sekaligus pengajar harus berupaya agar pembelajar dapat belajar berbahasa
dapat dijaga.
induktif.
19
4) Sebagian besar waktu digunakan untuk latihan bercakap-cakap dan
3. Metode Berlitz
Metode berlitz adalah salah satu contoh lain metode pembelajaran bahasa
yang menganut metode langsung dalam kegiatan belajar mengajar bahasa asing.
Prinsip dasar yang menjadi landasan metode ini adalah sebagai berikut :
pengantar.
4. Metode Realis
aslinya.
20
2) Bahasa dipandang sebagai reaksi manusia terhadap alam sekitarnya.
5. Metode Alamiah
harus seperti kebiasaan anak-anak belajar bahasa ibunya. Proses alamiah itulah
yang menjadi landasan dalam setiap langkah yang diciptakan oleh pengajar dalam
kegiatan belajar mengajar bahasa di sekolah. Proses alamiah yang dilalui oleh
1) Kata benda, kata sifat, kata kerja yang dipelajari selalu dikaitkan
3) Bahasa yang dipelajari adalah bahasa yang hidup, bahasa yang terpakai
6. Metode Linguistik
jelas persamaan dan perbedaan kedua bahasa itu dalam hal bunyi-
Ciri khas dari Oral Approach adalaha digunakan latihan-latihan Pattern practice
atau Mim-mem (meniru dan mengingat). Metode Audio Lingual berorientasi pada
hasil analisis struktur bahasa dan perbandinganya antara bahasa ibu pembelajar
dengan bahasa asing yang dipelajarinya, menentukan pola kalimat yang harus
yang sulit.
22
Cara pemakaian metode Audio Lingual adalah sebagai berikut :
keadaan.
ibu dalam kegiatan belajar yang menggunakan metode ini kadang-kadang dipakai
jawab. Metode elektik dapat dikatakan suatu metode yang fleksibel dan mudah
23
konvesional saja. Telah banyak metode yang digunakan oleh pengajar bahasa
asing agar pembelajar tidak merasa kesulitan dalam mempelajari bahasa asing.
yang dianggap paling mudah untuk pengajaran bahasa asing karena dalam proses
contoh metode pembelajaran bahasa Jepang bagi orang asing, menurut Kimura
bahasa Jepang.
Jepang untuk pembelajar dewasa. Metode ini sejak tahap awal diajarkan kata-kata
suatu program training khusus bagi Angkatan Darat Amerika untuk kepentingan
perang, program ini disingkat menjadi ASTP. Pada program tersebut di dalamnya
intensif.
terbatas.
25
4) Peserta program training terdiri atas prajurit pilihan dari orang-orang
cerdas.
5) Sering diadakan tes dan disertai ancaman bagi yang prestasinya jelek
Salah satu alasan yang paling utama keberhasilan dari program pengajaran
bahasa Jepang ASTP adalah adanya upaya yang gigih dari para peserta program
tersebut. Mereka yang tidak mencapai prestasi yang sesuai dengan target yang
program tersebut, cara pengajaran bahasa Jepang yang digunakan pada program
menyumbangkan ide bahwa siswa yang bekerja sama dalam belajar dan
bertanggung jawab terhadap teman satu timnya mampu membuat diri mereka
lain. Agar kelompok kerja berjalan ada dua teori yang mempengaruhinya yaitu
26
1. Teori Motivasi
tiap individu tidak memiliki konsekuensi apa pun bagi pencapain tujuan
bisa meraih tujuan pribadi mereka adalah jika kelompok mereka bisa
sukses. Oleh karena itu , untuk meraih tujuan personal mereka, anggota
2. Teori Kognitif
tersebut mencoba meraih tujuan kelompok atau tidak). Ada beberapa teori
kognitif yang berbeda yang terbagi menjadi dua kategori utama : teori
27
1. Teori Pembangunan:
28
Salah satu cara elaborasi yang paling efektif adalah menjelaskan
socius, falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah mahluk sosial (Lie,
2003:27). Ciri khusus pembelajaran kooperatif mencakup lima unsur yang harus
Model pembelajaran kooperatif bukanlah hal yang sama sekali baru bagi
rendah) dan jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku
pembelajaran.
29
Tabel 2.1: Langkah-langkah Cooperative Learning
Learning yaitu:
30
belajar mengerjakan tugas
mempersentasikannya
yang diperoleh.
adalah :
atau tanya jawab lisan (ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait dengan
dunia nyata kehidupan siswa (daily life modeling), sehingga akan terasa
manfaat dari materi yang akan disajkan, motivasi belajar muncul, dunia
tiap kelompok bisa sama bias berbeda. Setelah memperoleh tugas, setiap
sepeti dalam kondisi permainan (games) yaitu dengan cara guru bersikap
terjadi diskusi kelas, kuis individual dan membuat skor perkembangan tiap
32
siswa atau kelompok, umumkan rekor tim dan individual dan berikan
reward.
NHT adalah salah satu tipe dari pembelajaran koperatif dengan sintaks:
tertentu, berikan persoalan materi bahan ajar (untuk tiap kelompok sama
tapi untuk tiap siswa tidak sama sesuai dengan nomor siswa, tiap siswa
buat skor perkembangan tiap siswa, umumkan hasil kuis dan memberi
reward.
6) Jigsaw
heterogen, berikan bahan ajar (LKS) yang terdiri dari beberapa bagian
buat kelompok ahli sesuai bagian bahan ajar yang sama sehingga terjadi
evaluasi, refleksi.
33
7) TPS (Think Pairs Share)
8) GI (Group Investigation)
kelompok, refleksi.
34
10) Talking Stick
tongkat dan memberikan tongkat kepada siswa dan siswa yang kebagian
membimbing kesimpulan-refleksi-evaluasi.
11) Make-AMatch
kartu soal dan berusaha menjawabnya, setiap siswa mencari kartu jawaban
A. Bercerita Berpasangan.
35
e. Memberikan saran penyelesaian masalah yang cocok.
Dalam metode pembelajaran kooperatif siswa juga bisa belajar dari sesama
teman. Guru lebih berperan sebagai fasilitator. Tentu saja, ruang kelas juga perlu
keputusan guru dalam penataan ruang kelas harus disesuaikan dengan kondisi dan
situasi ruang kelas dan sekolah. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan
adalah :
a. Ukuranruang kelas
b. Jumlah siswa
d. Toleransi guru dan kelas sebelah terhadap kegaduhan dan lalu lalang
siswa
royong
Seperti telah diungkapkan, tidak semua kerja kelompok bisa dianggap sama
kiat bekerja sama dan berinteraksi dengan pembelajar lainnya. Ada tiga hal
36
B. Pembelajaran Kooperatif Tipe Bercerita Berpasangan
pelajaran (Lie, 1994). Teknik ini bisa digunakan dalam pengajaran membaca,
cocok digunakan dalam teknik ini adalah yang bersifat naratif dan deskriptif.
lainnya.
Dalam teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman
siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran
pemikiran mereka akan dihargai, sehingga siswa merasa makin terdorong untuk
belajar. Selain itu, siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong
bagian.
37
2) Sebelum bahan pelajaran diberikan, pengajar memberikan pengenalan
mengenai topik yang akan dibahas dalam bahan pelajaran untuk hari itu.
Pengajar bisa menuliskan topik di papan tulis dan menanyakan apa yang
menghadapi bahan pelajaran yang baru. Dalam kegiatan ini, pengajar perlu
3) Siswa dipasangkan.
masing-masing.
mendaftar beberapa kata atau frasa kunci yang ada dalam bagian masing-
38
bagian lain yang belum dibaca atau didengarkan (atau yang sudah dibaca
9) Tentu saja, versi karangan sendiri ini tidak harus sama dengan bahan yang
belajar dan mengajar. Setelah selesai menulis, beberapa siswa bisa diberi
11) Kegiatan ini bisa diakhiri dengan diskusi mengenai topik dalam bahan
pelajaran hari itu. Diskusi bisa dilaksanakan antara pasangan atau dengan
seluruh kelas.
II .3 Menulis
Seperti yang telah kita ketahui bahwa ada empat aspek keterampilan
membaca,keterampilan menulis.
39
Menulis adalah sebagai suatu kegiatan berbahasa dengan menghasilkan
huruf, kata, kalimat dengan menggunakan pena, pinsil, bolpoin, yang ditampilkan
diatas kertas, kain, papan dan sebagainya. Kamus Umum Bahasa Indonesia
dari menulis kalimat pendek yang sangat sederhana sampai pada penulisan, karya
Indonesia. Karangan adalah tulisan yang pada hakikatnya kumpulan dari beberapa
paragraf yang tersusun dengan sistematis, koheren, unity, ada bagian utama
karangan siswa biasanya bersifat holoistis, imprisif dan selintas. Jadi, penilaian
karangan selintas. Penilaian yang demikian jika dilakukan oleh orang ahli dan
tetapi, keahlian itu belum tentu dimiliki oleh guru sekolah (Nuril, 2009).
40
4. Mekanik : tata bahasa, ejaan, tanda baca, kerapihan tulisan, dan
kebersihan.
(Nuril, 2009).
1. Karangan tiruan, yaitu karangan yang diambil dari apa yang kita lihat
kata.
Dalam hal ini penulis akan menggunakan karangan tiruan karena bahan untuk
41
Pengembangan kemampuan menulis dalam bahasa Jepang menurut Ogawa dalam
Nihongo Kyouiku Jiten (Ogawa, 1993: 639) terbagi dalam tiga tahap yaitu :
Dalam tahap ini siswa diharapkan dapat menuliskan huruf kana dan
II .4 Pembelajaran Sakubun
Bagi pembelajar sakubun dianggap sulit karena dalam mata pelajaran ini
pola kalimat, kosakata, partikel, huruf kanji dan lain-lain. Ketika aspek-aspek
tersebut tidak dikuasai dengan baik, maka sudah dipastikan hal tersebut akan
42
menghambat proses pembelajaran. Termasuk peserta didik akan mengalami
pemikirannya dengan jelas agar pembaca yang membaca pun merasakan apa yang
penulis itu tulis karena pembaca tidak berada di hadapannya.Selain itu kesulitan
pembelajaran sakubun seperti ketika membuat sakubun ada teman yang bertanya
untuk dibuatkan kalimat dari bahasa ibu kedalam bahasa Jepang hal itu dapat
sakubun selama ini karena setiap minggu pengajar meminta membuat sakubun.
Dilihat dari kemampuan mengarangnya, ada empat tipe pembelajar yang biasa
muncul dikelas.
43
sehingga bisa menuangkan ide dan gagasan ke dalam bahasa
(Sutedi,2008:34-35)
munculnya kesalahan yang sama pada pembelajar yang lain. Lalu kelas yang
besar jadi kendala besar bagi pengajar. Pengajar sakubun yang baik harus
44
Selain itu pengajaran sakubun dengan menggunakan buku paket, kurang
II .5 Penelitian Terdahulu
Nuril Nur Alif jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia tahun 2009 dalam skripsinya
Teknik Paired Story Telling dengan hasil yang didapat adalah efektif, dari situlah
Jepang.
diteliti juga oleh Nunik Nur Rahmi Fauziah dalam skripsi yang berjudul
menjadi salah satu bahan acuan bagi penulis dalam penelitian ini.
45