Anda di halaman 1dari 7

KEARIFAN LOKAL KOTA PAGARALAM SUMATERA SELATAN DITINJAU DARI

ASPEK CULTURE UNIVERSALIS CLYDE KLUCKHOHN

Abdul Aziz NIM 15/377471/FI/04013

Universitas Gadjah Mada

Abstract

Pagaralam merupakan salah satu kota yang terletak didataran tinggi dikepulauan
sumatera selatan. Yang mana kotanya terdiri dari berbagai macam pedesaan dan merupakan
hasil pemekaran wilayah dari kabupaten lahat sumatera selatan. Dalam hal ini tentu berbagai
pedesaan yang ada dipagaralam memiliki potensi kearifan lokal yang bermacam macam
sebagai identitas dari desanya. Selain itu mengenai kearifan lokal sendiri Kluckhohn pernah
mengatakan adanya beberapa aspek tentang budaya yang membahas tentang kearifan lokal.
Pada dasarnya tulisan ini akan membahas tentang bagaimana penggambaran tentang kota
pagaralam itu, apa saja kearifan lokal yang ada dipagaralam dan masuk kedalam mana jika
ditinjau dari aspek-aspek nilai budaya kearifan lokal Clyde Kluckhohn. Maka akan didapatkan
analisis aspek budaya kearifan lokal yang ada dipagaralam.

Kata Kunci: Pagaralam, Kearifan lokal dipagaralam, aspek budaya Clyde Kluckhohn.

THE LOCAL WISDOM OF PAGARALAM CITY SOUTH SUMATERA IN TERMS OF


ASPECT CULTURE UNIVERSALIS CLYDE KLUCKHOHN

Abstract

Pagaralam is one of the cities located in the highlands south sumatera. Which city is
composed of various rural and is the result of the expansion of the region from the district of
South Sumatra lahat. In this case, the various rural areas in the region have the potential of
various local wisdom as the identity of the village. In addition to local wisdom itself Kluckhohn
once said there are several aspects about the culture that discusses about local wisdom.
Basically this paper will discuss about how the depiction of the city pagaralam it, what are the
local wisdom that dipagaralam and enter into which when viewed from aspects of cultural
values of local wisdom Clyde Kluckhohn. So will get the analysis of cultural aspects of local
wisdom dipagaralam.

KeyWords: Pagaralam, Local Wisdom Of Pagaralam and Cultural Aspects.


PENDAHULUAN

Kearifan lokal merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat yang tidak dapat

dipisahkan dari masyarakat itu sendiri. Kearifan lokal (local wisdom) biasanya diwariskan

secara turun temurun dari satu generasi ke generasi melalui cerita dari mulut ke mulut. Kearifan

lokal ada di dalam cerita rakyat, peribahasa, lagu, dan permainan rakyat. Kearifan lokal sebagai

suatu pengetahuan yang ditemukan oleh masyarakat lokal tertentu melalui kumpulan

pengalaman dalam mencoba dan diintegrasikan dengan pemahaman terhadap budaya dan

keadaan alam suatu tempat. Kearifan lokal khususnya dinusantara sangatlah identik dengan

adanya kebudayaan disuatu daerah tersebut. Hal tersebut sangatlah menarik untuk

diperbincangkan mengingat negara indonesia adalah negara yang sangat kaya akan ciri khasnya

pada setiap wilayah daerah.

Dalam tulisan ini saya sangatlah tertarik untuk membahas salah satu wilayah yang ada

dinusantara yaitu bernama “Pagaralam”, Lokasinya terletak dikepulauan Sumatera Selatan.

Penelitian yang saya peroleh merupakan hasil pustaka dan cerita-cerita teman yang pernah

berkunjung kesana. Selain itu diketahui juga bahwa kearifan lokal sangatlah berhubungan

dengan sosial budaya pada masyarakat. Oleh karena itu tulisan ini akan menelaah kearifan lokal

yang ada di “Pagaralam” berdasarkan aspek-aspek budaya kearifan lokal CULTURE

UNIVERSALIS CLYDE KLUCKHOHN. Yang mana 7 unsur kebudayaan menurutnya

tersebut meliputi adanya Sistem mata pencarian hidup(ekonomi), kedua adanya Ilmu

pengetahuan atau teknologi, ketiga adanya Bahasa, keempat adanya Sistem kepercayaan atau

Religi(agama), kelima adanya Sistem organisasi social(social), ketujuh adanya Kesenian

didalamnya. Oleh sebab itu saya mendapatkan beberapa rumusan permasalahan yang akan

ditelaah lebih dalam.


Pembahasan

Nama kota Pagaralam memiliki arti kota yang dipagari oleh alam, yakni berupa gunung

dan perbukitan yang mengelilingi wilayah kota Pagaralam. Kota Pagar Alam memang sesuai

dengan namanya, kota ini jelas dikelilingi oleh barisan pegunungan Bukit Barisan dan yang

tertinggi dari barisan tersebut adalah Gunung Dempo. Gunung ini sangat indah menjulang

tegak menggapai langit yang biru apabila dilihat pada pagi hari. Selain pemandangan hamparan

kebun teh yang alami mempesona serta tanahnya yang subur, hutan yang hijau, kawah yang

berubah-ubah warna dengan keelokannya tersendiri, serta hawa segar pegunungan yang dapat

dirasakan saat berkunjung ke kota ini. Di kota Pagar Alam ini terdapat puluhan hektar hutan

lindung. Hutan lindung di kota Pagar Alam masih sangat jarang dibuka untuk umum dan

dijadikan tempat wisata alam terbuka karena masih terkenal sangat mistis dikarenakan letak

dan posisinya yang masih sangat rimbun serta keadaan hutan ini hampir homogen dan sangat

hening. Objek wisata dan hutan lindung ini dapat menjadi peluang andalan untuk pemulihan

ekonomi dan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta memiliki dampak

berganda (multiplier effect) yang tinggi untuk menekan kerusakan lingkungan serta mampu

menciptakan peluang usaha bagi semua pihak termasuk masyarakat sekitar. Oleh sebab itu

masyarakat pagaralam yang disebut dengan masyarakat besemah/“jeme duson” merupakan

mayoritas bekerja sebagai seorang petani dan berternak. Hal tersebut dikarenakan kota

pagaralam merupakan kota yang masih lindung dan asri dari segi tanah maupun polusinya. Jadi

sangatlah cocok jika dijadikan sebagai tempat bercocok tanam maupun berternak.

Dalam hal ini pagaralam adalah salah satu wilayah yang terdapat banyak kearifan lokal
didalamnya. Diketahui bahwa Kearifan lokal merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat
yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat itu sendiri. Dapat dipahami bahwa kearifan lokal
merupakan suatu ciri khas budaya yang ada didaerah tersebut. Ciri khas budaya lokal dapat
dikenali dalam bentuk kelembagaan sosial yang dimiliki oleh suatu daerah tersebut. Salah satu
kearifan lokal yang ada dipagaralam yaitu tentang sosial masyarakatnya. Didalamnya terdapat
kelembagaan sosial yang mengikat di antara anggota masyarakat pedesaan kota pagaralam.
Dalam lembaga sosial, hubungan sosial di antara anggota masyarakat sangat bersifat pribadi
dan didasari oleh loyalitas yang tinggi terhadap pemimpin dan gengsi sosial yang dimiliki.
Bentuk kelembagaan sosial tersebut dapat dijumpai dalam sistem gotong royong seperti di
daerah Pagaralam. Gotong royong merupakan ikatan hubungan tolong menolong di antara
masyarakat desa. Di daerah pedesaan, pola hubungan gotong royong dapat terwujud dalam
banyak aspek kehidupan. Kerja bakti, bersih desa, dan panen bersama merupakan contoh dari
aktivitas gotong royong yang sampai sekarang masih dapat ditemukan di daerah pedesaan. Di
dalam masyarakat Pagaralam, kebiasaan gotong royong biasaya dilakukan akan ada acara
pernikahan dan kematian.

Beberapa bentuk spesifik dari kearifan lokal Sosialnya adalah Pantauan. yaitu tradisi
yang dipakai pada saat ada acara pernikahan, jadi masyarakat sekitar menyiapkan hidangan di
rumah masing-masing dan kedua mempelai pengantin di ajak keliling makan kerumah
penduduk sekitar, ini sudah menjadi tradisi di kota Pagaralam bahkan sampai saat ini. Selain
itu ada juga makanan yang menjadi ciri khas daerah pagaralam yaitu Gunjing kemudian kopi
dan teh yang juga menjadi ciri khas. Hal tersebut dilakukan secara tidak langsung diundang
untuk mengikuti acara pernikahannya serta memperkuat tali saliturahmi antar masyarakat
pedesaan kota pagaralam. Selain itu ada yang namanya Begarehan, Yaitu sebagai bentuk untuk
meramaikan acara pernikahan biasanya dilakukan sebelum resepsi pernikahan dilaksanakan.
Biasanya anak muda laki-laki dan perempuan dari berbagai desa berkumpul di satu rumah yaitu
rumah calon pengantin, dimana para anak muda tersebut saling berkenalan dan bertukar
candaan agar lebih dekat. Hal tersebut dilakukan sebagai suatu upaya untuk mempertemukan
muda-mudi masyarakat desa pagaralam agar lebih mengenal satu sama lain. Karena
masyarakat petinggi desanya sangat senang jika muda-mudi disana berjodoh, karena dapat
menjadi generasi penerus desa.

Selain itu kearifan lokal yang menjadi ciri khas desa pagaralam yaitu bahasa yang
digunakan sehari hari. bahasa Besemah adalah sebutan untuk bahasa khas Pagaralam. Orang
Pagaralam asli biasanya mudah sekali dikenali dengan bahasa dan logatnya yang menjadi ciri
khas, dan diakhir kata banyak menggunakan “E” pada bahasa Pagaralam. Bahasa pagaralam
juga dapat menjadi identitas masyarakat desa pagaralam jika masyarakat desanya ada yang
merantau kekota palembang, karena palembang merupakan ibu kota dari pulau Sumatera
Selatan. Karena masyarakat kota palembang pasti sangat mengenali jika ada masyarakat desa
pagaralam berbicara, hal tersebut terlihat dari logat dan nada bicaranya yang khas.
Selain itu dipagaralam juga terdapat kearifan lokal yang sangat khas untuk tempat
tinggalnya. Yaitu rumah baghi, Rumah Baghi merupakan rumah panggung yang kolongnya
dimanfaatkan untuk kegiatan sehari-hari. Pada saat proses pembangunan rumah, orang- orang
yang terlibat, dapat melihat cara pembuatan rumah Besemah yang benar, dalam hal ini secara
langsung, ilmu dalam membangun rumah telah diwariskan kepada orang-orang yang belum
mengetahuinya. Selama proses pembangunan rumah, ada beberapa kebiasaan yang tetap
dipertahankan secara turun-temurun hingga sekarang. Salah satunya yaitu membangun rumah
dengan cara merangkai kayu-kayu tanpa menggunakan paku. Mereka percaya dengan cara
merangkai papan kayu untuk membangun suatu rumah dapat menahan pondasi yang lebih kuat
sesuai dengan ajaran nenek moyangnya terdahulu.

Selain itu terdapat beberapa kearifan lokal dipedesaan kota pagralam mengenai salah
satu kepercayaan yang ada disana. Mereka menyebutnya dengan Bayar sangi di tebat besak (
ayek tebat )”. Dalam hal ini juga berarti dengan membayar nazar, orang-orang yang apabila
bernazar dan ingin meminta sesuatu mereka meyakini bahwa apa yang mereka minta tersebut
melalui perantara penunggu danau. Tetapi Jika masyarakat pagaralam yang telah bernazar dan
tidak dapat membayarkan nazarnya , mereka mempercayai akan ada akibatnya karena
penunggu danau tersebut akan marah jika tidak dipenuhi. Biasanya orang yang bernazar dan
apabila terkabul akan memotong kambing atau hajatan kecil disekitar danau. Danau yang
dimaksud merupakan danau yang terletak disepanjangan jalanan kota pagaralam. Dan danau
tersebut digunakan untuk warga desa kota pagaralam untuk kebutuhan hidup sehari-hari.

Hasil tesis kearifan pagaralam terhadap aspek budaya CLYDE KLUCKHOHN

Menurut Clyde Kluckhohn dalam bukunya yang berjudul Universal Categories of


Culture (dalam Gazalba, 1989: 10)., terdapat 7 unsur kebudayaan yang bersifat universal
(Culture Universals). Artinya, ketujuh unsur tersebut akan selalu ditemukan pada setiap
keadaan atau masyarakat di dunia. Unsur-unsur ini merupakan perwujudan usaha manusia
dalam memenuhi kebutuhan hidup dan memelihara keksistensi diri dan kelompoknya. Dalam
hal ini masyarakat pedesaan kota pagaralam juga terdapat wujud-wujud kebudayan dari aspek-
aspek yang dimaksudkan. Selain itu 7 aspek yang dimaksud meliputi adanya Sistem bahasa,
Sistem peralatan hidup dan teknologi, Sistem ekonomi dan mata pencaharian hidup, Sistem
kemasyarakatan dan organisasi sosial, Ilmu pengetahuan, Kesenian, Sistem kepercayaan, atau
agama. Setelah mengetahui 7 aspek tersebut dapat disimpulkan bahwa dari aspek budaya
tersebut terdapat adanya bagian dari bentuk kearifan lokal desa pagaralam yang meliputinya.
Dipagaralam adanya budaya yang masih dipertahankan seperti pantauan dan
Begarehan, yang mana hal tersebut dikatagorikan sebagai salah satu aspek organisasi yang ada
pada masyarakat pagaralam. Selain itu bahasa besemah yang menjadi salah satu ciri khas dan
identitas pada masyarakat pagaralam. Dalam hal tersebut bahasa besemah pagaralam dapat
dikategorikan sebagai adanya aspek bahasa sebagai ciri khas daerahnya. Selain itu ketika kita
melihat bangunan rumah masyarakat pagaralam juga memiliki ciri khas tersendiri. Rumah
tersebut adalah rumah panggung yang bermaterialkan hanya sebatas kayu, papan dan daun
kelapa kering sebagai alasnya. Uniknya rumah tersebut dibangun tanpa menggunakan paku dan
tanpa memiliki skat kamar. Selain itu Bentuk rumahnya cukup unik karena sederetan
masyarakatnya memiliki rumah yang bangunanya hampir sama. Dalam hal ini dapat
dikategorikan bahwa adanya aspek teknologi dalam pembangunan rumah besemah tersebut.
Selain itu terdapat beberapa kepercayaan yang masih dijalankan masyarakat pagaralam dari
dulu sampai sekarang. Yaitu Bayar sangi di tebat besak ( bayar nazar disungai besar ), yaitu
mereka meyakini jika masyarakat desa pagaralam yang bernazar harus ditepati jika nazarnya
sudah terpenuhi. Jika tidak ditepati maka seseorang yang bernazar tersebut diberikan penyakit
oleh sang penghuni sungai yang mereka percaya. Biasanya cara membayar nazarnya dengan
mengorbankan kambing/sapi dipotong didekat aliran sungai besar serta membagikan hasil
korbannya ke lingkungan sekitar desa masyarakat pagaralam. Dalam hal ini terlihat juga bahwa
adanya aspek kepercayaan yang terdapat pada kearifan lokal masyarakat pagaralam.

Jadi dapat dipahami bahwa dari beberapa wujud kearifan lokal yang terdapat pada
masyarakat pagaralam memiliki beberapa aspek-aspek kebudayaan yang telah dipaparkan oleh
Clydhe Klukhohn tentang adanya aspek-aspek budaya khususnya terhadap kearifan lokal.
Daftar Pustaka

Nocke T. Wahyuni, 2018, Mengenal Kearifan Lokal yang ada di daerah Pagaralam

dan kaitannya dengan Bimbingan Konseling. ( Diakses pada 28/03/2018 22:39 ).

Mutiara. Yudhea Muksin, Kearifan lokal di Kota Pagar Alam. ( Diakses pada

28/03/2018 22:39 ).

Fadhlan, 2014, 7 unsur kebudayaan universal menurut C.Kluckhohn. ( Diakses pada

28/03/2018 22:50 ).

Husin, M.Ali. 2015. Kearifan Lokal Dan Mitigasi Bencana Pada Rumah Tradisional

Besemah, Pagar Alam, Sumatera Selatan. ( Diakses pada 11/03/2018 15:52 )

Anda mungkin juga menyukai