Anda di halaman 1dari 33

Sub Tema: Pendidikan

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH


UNYSEF 2017

GO-ABG (GERAKAN ORANGTUA ASUH BERSTANDAR GURU


IDEAL) DALAM MENINGKATKAN TARAF PENDIDIKAN DI
KAMPUNG CODE

Diusulkan Oleh:
Amelya Septiana 14180001/2014
Anna Saqinah 14180028/2014

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


PADANG
2017

i
HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Karya Tulis : GO-ABG (Gerakan Orangtua Asuh Berstandar


Guru Ideal) dalam Meningkatkan Taraf
Pendidikan di Kampung Code
2. Ketua
a. Nama Lengkap : Amelya Septiana
b. NIM : 14180001
c. Fakultas/ Jurusan : Fakultas Bahasa dan Seni/ Bahasa dan Sastra Inggris
d. Universitas : Universitas Negeri Padang
e. Alamat : Jl. Melati No.17, Air Tawar Barat, Padang
f. No. Telp. : 082372762680
g. Email : amelya.septiana04@gmail.com
3. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Leni Marlina, SS., MA.
b. NIDN : 0018078203
c. Alamat dan Np/Telp. : Komp. Lubuk Gading III Blok H/5, RT. 003 RW.001,
Lubuk Buaya, Koto Tangah, Padang
08197541254
d. E-mail : lenimarlina.11@gmail.com
Padang, 4 April 2017
Menyetujui, Ketua Tim,
Dosen Pembimbing,

Amelya Septiana
NIM. 14180001
Leni Marlina, SS., MA.
NIDN. 0018078203

ii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA
LOMBA KARYA TULIS ILMIAH PENDIDIKAN
UNYSEF 2017

Judul karya tulis : GO-ABG (GERAKAN ORANGTUA ASUH BERSTANDAR


GURU IDEAL) DALAM MENINGKATKAN TARAF
PENDIIDKAN DI KAMPUNG CODE

Nama Ketua : Amelya Septiana


Nama Anggota : Anna Saqinah
Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa karya tulis
dengan judul yang tersebut di atas memang benar merupakan karya orisinal yang
dibuat oleh penulis dan belum pernah dipublikasikan dan atau dilombakan di luar

kegiatan ”Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional UNYSEF 2017” yang

diselenggarakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Penelitian Universitas Negeri


Yogyakarta. Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya, dan apabila
terbukti terdapat pelanggaran di dalamnya, maka kami siap untuk didiskualifikasi
dari kompetisi ini sebagai bentuk pertanggungjawaban kami.

Padang, 4 April 2017

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
Karya Tulis Ilmiah dengan judul : “GO-ABG (GERAKAN ORANGTUA
ASUH BERSTANDAR GURU IDEAL) DALAM MENINGKATKAN
TARAF PENDIDIKAN DI KAMPUNG CODE.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyusunan karya tulis ini tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa


2. Bapak Dr. Syahrial Bakhtiar, M.Pd. Selaku Wakil Rektor III Universitas
Negeri Padang.
3. Ibu Leni Marlina, S.S., M.A. selaku pembimbing dalam penyusuan Karya
tulis ini.
4. Bapak/Ibu staf Pegawai Universitas Negeri Padang yang terlibat dalam
penyusunan karya tulis ini.
5. Orang tua dan orang-orang yang selalu mendoakan disetiap langkah kami.
6. Teman-teman di Pusat Pengembangan Imiah dan Penelitian Mahasiswa
yang telah memberikan doa, dukungan dan masukkan yang berguna untuk
penyusunan karya tuis ini.
Semoga segala kebaikan dan pertolongan semuanya mendapatkan berkah
dari Allah SWT. Akhir kata penulis mohon maaf apabila masih banyak
kekurangan dalam penyusunan dalam proposal ini. dan semoga dapat bermanfaat
bagi semua pihak yang memerlukan. Aamiin.

Padang, 4 April 2017

(Penulis)

iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................ii
LEMBAR ORISINALITAS..............................................................................iii
KATA PENGANTAR ................................................................................... ....iv
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ...vi
ABSTRAK..........................................................................................................vii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan .................................................................................... 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Bonus Demografi .....................................................................................4
B. Gerakan ....................................................................................................5
C. Pendidikan Karakter .................................................................................6
D. Guru Ideal .................................................................................................8
BAB III. METODE PENULISAN
A. Jenis Penulisan ....................................................................................... 10
B. Sumber Penulisan................................................................................... 10
C. Analisis dan Sintesis .............................................................................. 10
D. Tahapan Penyusunan Karya Tulis.......................................................... 10
BAB IV. PEMBAHASAN
A. Gerakan Orangtua Asuh Berstandar Guru Ideal (GO-ABG) ................. 12
B. Langkah Strategis Implementasi Program ............................................. 13
C. Implikasi Program .................................................................................. 18
D. Analisis SWOT .....................................................................................18
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ................................................................................................ 21
B. Saran ...................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA
BIODATA PENULIS
LAMPIRAN

v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Gambar 1. Pola Penerapan GO-ABG.......................................................14
2. Gambar 2. Boneka Jari Tokoh Wayang Pandawa Lima........................18

vi
GERAKAN ORANGTUA ASUH BERSTANDAR GURU IDEAL
DALAM MENINGKATKAN TARAF PENDIDIKAN DI
KAMPUNG CODE
Amelya Septiana*, Anna Saqinah**
Universitas Negeri Padang

Amelya.septiana04@gmail.com

Abstrak
Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan manusia, ini berarti
bahwa setiap manusia berhak mendapatkan pendidikan agar menjadi manusia
yang berilmu, hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yang tertuang
dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 3 bahwa pendidikan nasional
bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga neagara yang demokratis
serta bertanggungjawab. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional,
pemerintah harus memberi perhatian yang sama dalam pemerataan pendidikan.
Namun, tidak halnya dengan pendidikan di kampung code. Kampung code
merupakan daerah yang terletak di bantaran kali code pinggir kota Yogyakarta,
dimana kebanyakan masyarakat kampung code merupakan masyarakat ekonomi
kelas menengah kebawah. Berdasarkan observasi yang dilakukan di bantaran kali
Code, tingginya biaya pendidikan menyebabkan masyarakat di kampung code
mengalami kesulitan untuk meyekolahkan anaknya. Padahal, pada tahun 2020
Indonesia mendapatkan bonus demografi, jika pendidikan di Indonesia baik, maka
hal ini akan sangat menguntungkan bagi pembangunan Indonesia. Menurut laman
yang dilansir dari lpmarena.com mengatakan bahwa kurangnya perhatian
pemerintah mengakibatkan pendidikan anak di bantaran kali code merasa
terkucilkan. Melihat kondisi tersebut, dirasa perlu menciptakan suatu upaya yang
dapat meningkatkan taraf pendidikan di kampung code, salah satunya dengan
adanya gerakan orangtua asuh berstandar guru ideal. Standar yang harus dimiliki
adalah kemampuan pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Gerakan ini
dicanangkan guna menumbuhkan kepedulian terhadap wajib belajar pendidikan
dasar 9 tahun. Dengan adanya gerakan ini diharapkan dapat memperbaiki dan
meningkatkan taraf pendidikan di kampung code.

Kata Kunci: Gerakan, Orangtua Asuh, Kampung Code.


1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Saat ini, jumlah penduduk Indonesia usia muda lebih banyak
dibandingkan dengan usia tua. Usia 0-9 tahun sebesar 45 juta, pada tahun 2045
akan berusia 35-45 tahun dan Usia 10-19 tahun berjumlah 43 juta jiwa,
pada tahun 2045 akan berusia 45-54 tahun. Hal inilah yang menjadi
background munculnya identitas generasi emas. Jika kita lihat data dari Biro
Pusat Statistik (BPS) jumlah usia muda dari tahun ke tahun terus mengalami
peningkatan. Jika pada tahun 2005 usia 15-39 tahun berjumlah 93,9 juta
jiwa, pada tahun 2010 sudah meningkat menjadi 100,5 juta jiwa. Bahkan,
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memproyeksikan
bahwa jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2035 mendatang berjumlah
305,6 juta jiwa. Jumlah ini meningkat 28,6 persen dari tahun 2010 yang
sebesar 237,6 juta jiwa. Pada tahun 2010, proporsi penduduk usia produktif
adalah sebesar 66,5 persen. Proporsi ini terus meningkat mencapai 68,1 persen
pada tahun 2028 sampai tahun 2031.
Meningkatnya jumlah penduduk usia produktif menyebabkan menurunnya
angka ketergantungan, yaitu jumlah penduduk usia tidak produktif yang
ditanggung oleh 100 orang penduduk usia produktif dari 50,5 persen pada
tahun 2010 menjadi 46,9 persen pada periode 2028-2031, tetapi angka
ketergantungan ini mulai naik kembali menjadi 47,3 persen pada tahun 2035.
Mengelola generasi emas akan menjadi tantangan terbesar bangsa Indonesia,
karena populasi usia produktif yang jumlahnya luar biasa tersebut merupakan
bonus demografi yang sangat berharga. Namun, sebaliknya bila
pengelolaannya tidak baik, kesempatan emas tersebut akan menjadi bencana
demografi.
Oleh karena itu, Indonesia perlu membekali generasi muda dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan berbagai kecakapan atau keterampilan, khususnya
perbaikan dalam bidang pendidikan. Kampung Code merupakan salah satu
daerah yang perlu mendapat perhatian penting atas pendidikan. Memulai
2

pergerakan dari yang cakupannya lebih kecil namun mampu mendongkrak


nilai pendidikan secara berkala di Indonesia nantinya.
Salah satu pembelajaran yang diterapkan dengan metode orangtua asuh
berstandar guru ideal demi meningkatkan mutu pendidikan secara berkala di
kampung Code. Standar yang dimiliki adalah kemampuan pedagogik,
kepribadian sosial dan profesional.
Maka dari itu, penulis mengangkat judul “GO-ABG (GERAKAN
ORANGTUA ASUH BERSTANDAR GURU IDEAL) DALAM
MENINGKATKAN TARAF PENDIDIKAN DI KAMPUNG CODE”
diharapkan nantinya mampu meningkatkan taraf pendidikan di kampung Code.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat
dirumuskan beberapa masalah yaitu:
1. Bagaimana gerakan orangtua asuh berstandar guru ideal ?
2. Bagaimana langkah-langkah strategis dalam implementasi gerakan
orangtua asuh berstandar guru ideal ?
3. Bagaimana Implikasi Program GO-ABG?
4. Bagaimana analisis SWOT gerakan orangtua asuh berstandar guru ideal ?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penulisan karya tulis ini,
yaitu:
1. Mendeskripsikan gerakan orangtua asuh berstandar guru ideal.
2. Mendeskripsikan langkah-langkah strategis dan implementasi.
3. Mendeskripsikan implikasi dari program GO-ABG.
4. Mendeskripsikan analisis SWOT gerakan orangtua asuh berstandar guru
ideal.

D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Masyarakat
3

a. Memberikan solusi dalam peningkatan mutu pendidikan di kampung


Code.
b. Memudahkan masyarakat dalam menganalisis progres peningkatan
mutu pendidikan.
c. Membantu masyarakat dalam menanamkan nilai-nilai karakter dan
nalar pada diri.
2. Bagi Pemerintah
a. Meningkatkan pembangunan pendidikan sesuai program kerja
pemerintah daerah.
b. Menjalin kerjasama dengan masyarakat untuk memperbaiki dan
meningkatkan mutu pendidikan.
3. Bagi Penulis
a. Menambah wawasan tentang metode gerakan orangtua asuh di
kampung Code.
b. Meningkatkan kreativitas dalam penulisan karya tulis ilmiah.
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Bonus Demografi
Bonus demografi adalah masa dimana angka beban ketergantungan
antara penduduk usia produktif dengan penduduk usia tidak produktif
mengalami penurunan sehingga mencapai angka di bawah 50. Dengan arti
kata setiap penduduk usia kerja menanggung sedikit penduduk usia tidak
produktif. Dalam mendapatkan bonus demografi tersebut, maka kualitas
sumber daya manusia harus ditingkatkan secara maksimal melalui
pendidikan, pelayanan kesehatan dan penyediaan lapangan pekerjaan
(www.bkkbn.go.id: 2016).
Data proyeksi penduduk menunjukkan bahwa Bonus
Demografi di Indonesia diperkirakan terjadi pada rentang waktu tahun
2020 sampai tahun 2035. Pada sekitar tahun 2035 indonesia mengalami
window of opportunity. Setelah tahun 2030, Indonesia kemudian akan
menghadapi peningkatan pesat pada kelompok penduduk usia lanjut (65+),
sehingga meningkatkan kembali rasio ketergantungan (www.bkkbn.go.id:
2016).
Bonus demografi bisa menjadi “bencana” demografi, ketika penduduk
usia produktif tersebut tidak memiliki pendidikan yang memadai, tidak
memperoleh keterampilan yang cukup. Ketika hal ini terjadi maka
penduduk usia produktif akan menjadi pengangguran, dan akan nada
konsekuensinya. Selama ini, pengendalian dan pengelolaan kuantitas
penduduk dilakukan melalui pengaturan kehamilan dan kelahiran. Dari
aspek ini, dapat dikatakan Indonesia telah cukup berhasil dalam
mengendalikan pertumbuhan penduduk melalui keberhasilan program
keluarga berencana selama 4 dekade terakhir (www.bkkbn.go.id: 2016).
Jadi dapat disimpulkan, Bonus demografi adalah adanya peningkatan
pertumbuhan penduduk Indonesia dimana pertambahan penduduk ini harus
dimanfaatkan dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia terutama
di Indonesia yang notabenenya dalam rentang tahun 2020 sampai tahun
5

2035 mengalami peningkatan yang sangat tajam. Peningkatan SDM


tersebut dapat dilakukan dengan peningkatan kualitas pendidikan,
penyediaan lapangan kerja, penyediaan kesehatan memadai dan lain
sebagainya.

B. Gerakan
Gerakan adalah (1) perbuatan atau keadaan bergerak (air, laut, mesin);
(2) pergerakan, usaha, atau kegiatan di lapangan sosial (politik dsb): kaum
buruh.Gerakan dalam pengertian sosial adalah aktivitas sosial berupa gerakan
sejenis tindakan sekelompok yang merupakan kelompok informal yang
berbentuk organisasi, berjumlah besar atau individu yang secara spesifik
berfokus pada suatu isu-isu sosial atau politik dengan melaksanakan, menolak,
atau menyampaikan sebuah perubahan sosial.

Gerakan sosial secara teoritis merupakan sebuah gerakan yang lahir


dari dan atas prakarsa masyarakat dalam usaha menuntut perubahan dalam
institusi, kebijakan atau struktur pemerintah. Di sini terlihat tuntutan
perbuahan itu biasanya karena kebijakan pemerintah tidak sesuai lagi dengan
konteks masyarakat yang ada atau kebijakan itu bertentangan dengan
kehendak sebagian rakyat. Berdasarkan pengertian dari gerakan dan gerakan
sosial, di dalam masyarakat telah dikenal gerakan di berbagai bidang. Apabila
dikaitkan dengan aspek lingkungan dan melibatkan peran anak, telah ada
beberapa gerakan yang dipelopori, contohnya sebagai berikut Gerakan 1000
Tangan Peduli Sampah

Gerakan ini merupakan gagasan dari Tim Sekolah Peduli dan


Berbudaya Lingkungan SD Bina Sholeh Tuban. Gerakan ini dimulai dari
lingkungan sekolah yaitu dengan menggerakkan semua warga sekolah.
Gerakan ini dilakukan dengan 3 M: 1) membuang sampah, tempatkan
yang benar, 2) melihat sampah, segera ambil, 3) mengingatkan saudara
kita, buang sampah yang benar. Selain itu ada juga Gerakan Anak Muda
Pulau Tuangku (GAM Pulau Tuangku)
6

Sebuah organisasi yang bersifat independen, peduli terhadap


lingkungan hidup . GAM Pulau Tuangku juga melakukan outbond untuk
segala umur dan kegiatan positif lainnya sebagai bakti untuk bangsa dan
negara.

C. Pendidikan Karakter
Karakter merupakan aspek penting untuk peningkatan kualitas sumber
daya masyarakat karena kualitas karakter bangsa menentukan kemajuan
suatu bangsa. Damyanti dan Mudjiono (2002) menyatakan karakter seorang
individu terbentuk sejak dia kecil karena pengaruh genetik dan lingkungan
sekitar. Proses pembentukan karakter, baik disadari maupun tidak, akan
mempengaruhi cara individu tersebut memandang diri dan lingkungannya
dan akan tercermin dalam perilakunya sehari-hari.
Pentingnya pendidikan dalam pengembangan karakter bagi generasi
bangsa memang sangat mutlak. Hal ini dikarenakan pembangunan karakter
merupakan perwujudan amanat Pancasila dan pembukaan UUD 1945
dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang
saat ini, seperti disorientasi. Selain itu, belum dihayatinya nilai-nilai
pancasila, bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa, ancaman
disintegrasi bangsa dan melemahnya kemandirian bangsa. Hal yang
sama juga dinyatakan oleh Afandi (2011:88), Pendidikan karakter
adalah suatu sistem pendidikan dengan penanaman nilai-nilai sesuai
dengan budaya bangsa dengan komponen aspek pengetahuan (cognitive),
sikap perasaan (affection felling), dan tindakan, baik terhadap Tuhan Yang
Maha Esa (YME) baik untuk diri sendiri, masyarakan dan bangsanya.
Strategi dalam pengembangan pendidikan karakter di lingkungan
sekolah, harus dilakukan secara lengkap dan konkrit untuk menunjang
proses pembelajaran yang efektif. Menurut Winarni (2013:96) strategi
pembelajaran karakter yang efektif harus dilakukan secara lebih konkrit,
dengan tiga tahapan yang perlu dilakukan dalam pembelajaran karakter,
yakni identifikasi nilai, pembelajaran nilai, dan memberikan kesempatan
7

untuk proses penerapan nilai. Abidinsyah (2011), mengintegrasikan


pendidikan karakter bagi peserta didik perlu didesain, diformulasikan dan
dioperasionalkan melalui transformasi budaya dan kehidupan sekolah.
Kementerian Pendidikan Nasional (2010), menyatakan bahwa
Penerapan pendidikan karakter di sekolah harus didasarkan pada prinsip-
prinsip sebagai berikut: (1) Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai
basis karakter; (2) Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya
mencakup pemikiran, perasaaan; (3) Menggunakan pendekatan yang tajam,
proaktif dan efektif untuk membangun karakter; (4) Menciptakan
komunitas sekolah yang memiliki kepedulian; (5) Memiliki cakupan
terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang yang menghargai semua
peserta didik, membangun karakter mereka, dan membantu mereka untuk
sukses; (6) Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri pada peserta didik; (7)
Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang berbagi
tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia pada nilai dasar yang
sama; (8) Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas
dalam membangun inisiatif pendidikan karakter; (9) Memfungsikan
keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam usaha membangun
karakter; dan (10) Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah
sebagai guru-guru karakter, dan manifestasi karakter positif dalam
kehidupan peserta didik.
Jadi, pendidikan karakter dalam proses pendidikan harus memiliki
nilai- nilai tersendiri yang harus dibangun sejak peserta didik berada
di tingkatan sekolah dasar. Proses pengembangan pendidikan karakter yang
terintegrasi oleh nilai-nilai dasar etika bagi siswa harus mampu
mencerminkan kurikulum pendidikan yang ada dan mendukung linkungan
dalam aplikatif pendidikan karakter. Pelaksanaan pembelajaran yang syarat
akan media pembelajaran yang dapat diformulasikan untuk siswa dan
lingkungan sekolah dalam menciptakan pendekatan nilai-nilai karakter di
lingkungan sekolah.
8

D. Guru Ideal
Secara terminologi pengertian tentang guru sesuai yang telah
ditetapkan dalam Undang-undang, guru adalah pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah,
seperti yang telah dipaparkan didalam Undang-undang nomor 14 tahun
2005 tentang guru dan dosen pada bab 1 pasal 1 ayat 1.
Menurut UU No.14 Tahun 2005, guru ialah seorang pendidik
profesional dengan tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini melalui jalur formal pendidikan dasar dan
pendidikan menengah. Guru ideal adalah sosok guru yang mampu untuk
menjadi panutan dan selalu memberikan keteladanan.
Konsep guru ideal adalah gambaran seorang guru yang diharapkan
oleh peserta didik. Seorang guru harus bisa menjadi ideal bagi peserta
didiknya dengan memenuhi beberapa kriteria sebagai seorang guru agar
dapat dijadikan suri tauladan bagi peserta didik dan juga dapat memperoleh
ilmu yang bermanfaat dari guru ideal mereka. Untuk menjadi seorang guru
yang ideal secara umum haruslah memenuhi syarat-syarat yang telah
ditetapkan oleh pemerintah. Syarat utama untuk menjadi seorang guru,
yaitu :
a. Guru harus berijazah,
b. Guru harus sehat rohani dan jasmani,
c. Guru harus bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berkelakuan
baik.
d. Guru haruslah orang yang bertanggung jawab,
e. Guru di Indonesia harus berjiwa nasiona;.
Relevansi antara konsep guru ideal menurut Syaikh Al Zarnuji
dengan Undang-undang nomor 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen,
yaitu :
9

a. Berilmu / memiliki ilmu pengetahuan sama halnya dengan memiliki


kualifikasi akademik dan kompetensi pedagogik. Berilmu/memiliki
ilmu pengetahuan sama halnya dengan memiliki kualifikasi akademik
dan kompetensi pedagogik yaitu Seseorang guru yang memiliki ilmu
pengetahuan pada umumnya memiliki ijazah karena menurut Undang-
undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, seorang guru
wajib memiliki kualifikasi akademik yaitu diperoleh melalui pendidikan
tinggi program sarjana (S1) atau diploma empat (D-4). Dan seseorang
memiliki ilmu pengetahuan pastinya ia memiliki kompetensi pedagogik
yang dimana seorang guru dituntut untuk membekali dirinya dengan
penguasaan materi yang memadai.
b. Bersifat Wara’, berbudi pekerti luhur, bijaksana dan penyabar berarti
telah memiliki salah satu standar kompetensi guru (kompetensi
kepribadian). Bersifat Wara’, berbudi pekerti luhur, bijaksana dan
penyabar berarti telah memiliki salah satu standar kompetensi guru
(kompetensi kepribadian) yaitu Seorang guru yang memiliki
kompetensi kepribadian, sesuai dengan kompetensi guru sebagaimana
dimaksudkan dalam pasal 8 Undang-undang nomor 14 tahun 2005
tentang guru dan dosen meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi professional yang
diperoleh melalui pendidikan profesi.
c. Berpengalaman/lebih tua dapat dikatakan telah memiliki kompetensi
profesional dan kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional. Berpengalaman/lebih tua dapat dikatakan telah memiliki
kompetensi profesional dan kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.
10

BAB III
METODE PENULISAN

A. Pendekatan Penulisan
Pendekatan yang digunakan dalam penulisan ini adalah
pendekatan deskriptif kualitatif berdasarkan kajian kepustakaan.
Pemilihan pendekatan ini diharapkan dapat memberikan gambaran secara
cermat mengenai potensi dari objek kajian. Dalam hal ini, penulis berusaha
memberikan solusi dalam memanfaatkan peluang Bonus Demografi dalam
pendidikan dan mengatasi permasalahan pendidikan di kampung Code
dengan program GO-ABG (Gerakan Orangtua Asuh Berstandar Guru
Ideal)

B. Sumber Penulisan
Data yang digunakan dalam karya tulis ini adalah data sekunder. Data
sekunder yaitu data yang diperoleh dari bahan pustaka berupa bahan
primer, bahan sekunder, dan bahan tersier. Bahan primer berupa situs-situs
online dan website-website resmi. Bahan sekunder berupa jurnal, baik
nasional maupun internasional, dan buku referensi. Sedangkan bahan tersier
adalah ensiklopedia. Instrument pengumpulan data adalah studi pustaka.

C. Analisis dan Sintesis


Analisis data yang digunakan yaitu kualitatif dan penulisan karya tulis
ini penulis menggunakan model analisis interaktif (interactive model of
analysis) yang meliputi empat komponen, yaitu: pengumpulan data,
reduksi data (reduction), sajian data (display), dan verifikasi data/penarikan
kesimpulan (conclusion drawing).

D. Tahapan Penyusunan Karya Tulis


Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penyusunan gagasan
tulisan ini adalah sebagai berikut: a) menemukan latar belakang
masalah dan merumuskan masalah, b) mencari dan menyeleksi sumber-
sumber kepustakaan yang relevan (mencakup teori dan gagasan), c)
11

mengumpulkan data, d) mengolah dan menganalisis data untuk menjawab


permasalahan, e) merumuskan solusi masalah dan f) menarik simpulan dan
merekomendasikan saran.
12

BAB IV
PEMBAHASAN

A. Gerakan Orangtua Asuh Berstandar Guru Ideal (GO-ABG)


Program Gerakan Orangtua Asuh berstandar guru ideal adalah sebuah
program yang diberikan kepada anak-anak di kampung Code yang merupakan
program untuk meningkatkan taraf pendidikan anak-anak di kampung Code.
Program ini dilaksanakan utuk membantu anak-anak yang kurang beruntung
dari segi ekonomi namun mempunyai minat di bidang pendidikan. Program ini
juga mendukung program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun (Wajar
Diknas 9 tahun). Berdasarkan studi kasus yang dilakukan di kampung Code,
fakta yan terjadi disana tidak semua orangtua mampu menyekolahkan anaknya
setara dengan pendidikan dasar 9 tahun tersebut. Berbanding terbalik dengan
kondisi dan tuntutan globalisasi yang menuntut tersedianya sumber daya
manusia yang berkualitas terutama bagi generasi muda di kampung Code.
Program ini pada prinsipnya merupakan inovasi dari program pemeritah
yang mencanangkan program Gerakan Nasional Orangtua Asuh pada tanggal 2
Mei 1984. Berdasarkan Inpres 1/1994, anak-anak usia 7-15 tahun wajib
mengikuti pendidikan dasar di satuan-satuan pendidikan milik pemerintah atau
swasta. Program Gerakan Nasional Orangtua Asuh (GN-OTA) yang
dicanangkan oleh pemerintah adalah program yang menekankan untuk
menggerakkan partisipasi masyarakat, utamanya adalah dana guna mensubsidi
anak-anak dari keluarga kurang mampu agar anak-anak mampu menamatkan
pendidikan dasar 9 tahun. Hal ini hanya terbatas pada dana saja sehingga
penulis melihat program ini perlu inovasi terbaru agar tuntutan globalisasi dan
tuntutan pendidikan tercapai dengan baik.
Program Gerakan Orangtua Asuh yag penulis tawarkan selain menggalang
dana untuk mensubsidi anak-anak yang kurang mampu juga menginovasikan
kriteria yang harus dimiliki calon orangtua asuh nantinya, dalam hal ini
mengacu pada standar guru ideal. Standar tersebut antara lain: (1) memiliki
kompetensi pedagogik, merupakan kompetensi untuk membantu anak-anak
melakukan kegiatan belajar yang sistematik, dengan karakteristik pemahaman,
13

perancangan, pelaksanaan dan pengevaluasian terhadap anak-anak di kampung


Code. (2) memiliki kompetensi kepribadian, yakni seseorang harus mampu
menjadi figur yang paripurna dan mitra siswa dalam kebaikan untuk
pendidikan kampung Code yang lebih baik. (3) memiliki kompetensi
profesional, yakni meliputi sikap dan keterampilan dalam melakukan tugas
sebagai pendidik. (4) memiliki kompetensi sosial, yakni kemampuan
menyesuaikan diri di lingkungan sekitar kampung Code dan mampu menjadi
fasilitator dan motivator bagi anak-anak di kampung Code dalam
menumbuhkan semangat dan motivasi belajar generasi muda di kampung Code.
Selain itu, program ini tidak hanya sebatas pendidikan dasar 9 tahun saja.
Namun, berlaku hingga satuan pendidikan menengah atas yang dikhususkan
untuk optimalisasi pendidikan di kampung Code. Gerakan ini bersifat sukarela,
independen dan profesional. Orangtua asuh yang mengikuti program ini
bertanggung jawab penuh kepada setiap anak yang diasuhnya selama satu
tingkat satuan pendidikan dan setelahnya bisa diperpanjang kembali. Setiap
orangtua asuh bisa mengasuh lebih dari satu anak.

B. Langkah Strategis Implementasi Program


Agar program ini berjalan dengan lebih optimal, maka akan dijalin
kerjasama dengan beberapa pihak yang terkait diantaranya
1. Inisiasi kerjasama antara lembaga pemerintahan Provinsi Yogyakarta,
Pemerintah Pusat, dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia, CSR
(Coorporate Social Responsibility).
2. Kerjasama dengan yayasan GN-OTA Nasional dalam menggerakkan
partisipasi masyarakat dan penyediaan subsidi bantuan berupa alat tulis,
buku pelajaran, biaya pendidikan, seragam dan sebagainya.
3. Kerjasama dengan BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) dan Child
Centre Indonesia (CCI) untuk menjembatani masyarakat menyalurkan
kepedulian sosial secara efektif dan tepat sasaran.
4. Menyeleksi calon-calon orangtua asuh dengan mengacu pada standar guru
ideal, hal ini guna mencetak kader-kader orangtua asuh yang mampu
mengasuh dan membimbing anak-anak di kampung Code secara optimal
14

serta mampu menunjang tujuan pendidikan nasional dalam menghasilkan


sumber daya manusia yang berkualitas.
5. Melakukan evaluasi secara periodik, kontinyu dan profesional mengenai
efektifitas dan keberlanjutan program Gerakan Orangtua Asuh Berstandar
Guru Ideal ini terhadap peningkatan minat dan motivasi anak-anak di
Kampung Code serta peningkatan taraf pendidikan di kampung Code.

Warga

Anak Remaja

Murid Umur 15-18 Kerjasama

Umur 18-21

Anak Remaja Kerjasama

Kelompok Belajar Warga kampung Warga Yayasan


Code

Orangtua Asuh

Orangtua Asuh setiap Kelompok


Guru Yayasan
kelompok belajar Belajar

Gambar 1: Pola penerapan GO-ABG


15

Target yang akan dicapai dalam penerapan GO-ABG (Gerakan


Orangtua Asuh Berstandar Guru Ideal, yaitu:
a. Jangka Pendek
Pada jangka pendek, target yang hendak dicapai yaitu anak dapat
membaur kepada masyarakat dalam hal pendidikan dan belajar dalam
kelompok belajar dengan metode INDUKTIF yang berprinsip untuk
menyugesti anak mencintai lingkungannya melalui berpartisipasi
langsung dalam upaya mengenal lingkungan sekitar.
Langkah awal yang ditempuh dalam program jangka pendek yaitu
pengukuhan tim GO-ABG melalui Open Recruitment dengan angka awal
15 orang pemuda pemudi melalui PTN dan PTS. Kemudian program
GO-ABG akan disosialisasikan kepada Dinas Pendidikan kota Jogja
untuk memilih SMP (Sekolah Menengah Pertama ) dan SMA (Sekolah
Menengah Atas) yang mengikuti program sesuai indikator pendidikan.
Sosialisasi juga dilakukan kepada Pemerintahan kota Jogja sebagai
pendukung secara finansial dan penguatan melalui regulasi agar strategi
berdiri legal.
Setelah sosialisasi dan terpilihnya SMP dan SMA, Tim GO-ABG
akan melaksanakan proses mengajar dipandu mahasiswa yang disebut
“Orangtua Asuh” melalui media buku cerita “unik” boneka wayang jari
yang berisi cerita pengalaman para pandawa dalam memecahkan masalah
lingkungan di negeri Ngastina. Dalam mendongeng, anak SMP dan SMA
dituntut untuk berperan aktif dengan memberikan tanggapan seperti
tindakan yang harus dilakukan dalam cerita yang nanti akan menjadi tata
tertib cinta lingkungan.
Darmiyati dalam penelitiannya di tahun 2010 menyimpulkan
bahwa model pendidikan karakter yang efektif adalah model yang
menggunakan pendekatan komprehensif. Pendidikan karakter
diintergrasikan ke dalam berbagai bidang studi. Mengacu pada hal
tersebut, pada program jangka pendek Strategi GO-ABG terdapat target
pencapaian selanjutnya yaitu mengintegrasikan penyampaian
menggunakan media wayang ini ke dalam kurikulum Pendidikan
16

Lingkungan Hidup (PLH). Untuk mengefektifkan dan menjaga


kontinuitas dari program tersebut, tim GO-ABG menyediakan buku
cerita “unik” dan modul panduan bagi sekolah terpilih yang dapat
digunakan secara terus-menerus oleh orangtua asuh nantinya.
Program Jangka Pendek dikatakan berhasil melalui indikator
berupa tertanamkannya nilai mencintai lingkungan terutama peduli
terhadap lingkungan. Indikator ini dapat dilihat dari ketepatan
pemfungsian tempat sampah dan terjaganya kebersihan di lingkungan
sekolah yang bersinergi dengan proses kegiatan mengajar. Indikator
kedua program jangka pendek GO-ABG adalah anak-anak memenuhi
tata tertib yang dibuat bersama saat kegiatan belajar dan mampu
menyebarkan pemahaman melalui cerita unik wayang.

b. Jangka Menengah
Pada jangka menengah, target yang akan dicapai adalah
terbentuknya organisasi anak peduli lingkungan dalam bentuk
ekstrakurikuler. Organisasi ini menjadi wadah peran aktif anak dalam
menjaga kebersihan lingkungan dengan mengelola sampah sesuai
kelompok secara baik dan benar. Dalam tahap ini tim GO-ABG hanya
menjalankan fungsi monitoring sedangkan pelaksanaan kegiatan
mengajar diserahkan sepenuhnya kepada guru dengan berpedoman pada
modul panduan yang telah diberikan. Selanjutnya, buku cerita “unik”
boneka wayang jari akan diproduksi dalam jumlah besar untuk
dipublikasikan dan dipasarkan kepada masyarakat luas. Tujuan produksi
ini adalah penyebarluasan metode penyampaian dengan wayang jari
kepada khalayak sehingga para orangtua dapat menerapkan metode
tersebut kepada anak di rumah.

c. Jangka Panjang
Target yang hendak dicapai dalam program jangka panjang adalah
tersebarnya strategi GO-ABG ke seluruh Indonesia melalui kerja sama
dengan perguruan tinggi yang direpresentatifkan oleh BEM SI. Pada
17

jangka panjang ini tim GO-ABG juga akan mengadakan kerja sama
dengan CSR (Coorporate Social Responsibility) untuk
mensosialiasasikan dan mendukung strategi GO-ABG baik implementasi
pengelolaan sampah dan juga finansial pelaksanaan strategi GO-ABG.
Program jangka panjang diharapkan mampu menghasilkan sebuah
inovasi nyata dari anak negeri hasil kerja sama pihak terkait yaitu
pengadaan TOSKA (Tong Sampah Kreatif) dengan bentuk yang menarik
dan memiliki penjelasan detail jenis sampah melalui simbol dan tulisan.
Penggunaan Wayang Jari
Karakter wayang jari dalam strategi GO-ABG menggunakan
karakter Pandawa lima atau lima anak pandu, yaitu salah satu Raja
Astinapura dalam epos Mahabrata. Pandawa Lima merupakan tokoh
dengan karakter protagonis yang nantinya akan berperang melawan
Kurawayang memiliki karakter antagonis. Setiap tokoh Pandawa
memiliki karakter berbeda, namun pada dasarnya semua bersifat baik. ,
kelima tokoh dalam pandhawa tersebut adalah:
1. Prabu Puntadewa atau Yudhistira: Ikhlas, percaya akan kekuasaan
Tuhan orangnya sabar , tak pernah marah sehingga dijuluki
berdarah putih. ia jarang berperang, senjatanya jimat kalimasada
2. Bima: Tubuhnya tinggi besar, memiliki kuku pancanaka tidak bisa
berbahasa halus (selalu ngoko) kecuali pada dewa ruci, ia lambang
kekuatan pandhawa, semboyannya mati satu, mati semua
3. Arjuna: seorang yang sangat sakti dan rupawan,suka bertapa,
sebagian kesaktian dewa wisnu turun kedalam dirinya
4. Nakula dan Sadewa: Mereka kembar, pendekar sakti yang
mempunyai loyalitas total kepada keluarga pandhawa
18

Gambar 2 : Boneka Jari Tokoh Wayang Pandawa Lima

Kelima karakter ini merupakan pemeran utama dari semua cerita


dalam strategi GO-ABG. Semua kegiatan jangka pendek dan jangka
menengah GO-ABG yang telah dilakukan di kampung Code akan
dijadikan role model pendidikan peduli sampah. Program dari GO-ABG
akan disebarkan ke seluruh Indonesia dengan menggunakan jaringan
mahasiswa di setiap universitas.

C. Impilaksi program
1. Menumbuhkan kepedulian dan sikap empati masyarakat terhadap kondisi
pendidikan di Indonesia terutama di bantaran kali kampung Code.
2. Mengajarkan anak-anak tentang pentingnya pendidikan bagi masa depan.
3. Membantu anak-anak yang kurang mampu di kampung Code untuk bisa
melanjutkan pendidikan.
4. Menjadi motivator dan fasilitator yang mengontrol pendidikan anak yang
diasuhnya.
5. Mengintegrasikan program dengan lulusan perguruan tinggi yang
berkompeten.

D. Analis SWOT
1. Strength (Keunggulan)
19

a. Program GO-ABG menjalin kerjasama dan bersinergi dengan berbagai


lembaga terkait yang mendukung pencapaian tujuan pendidikan
nasional.
b. Program GO-ABG memberdayakan pengasuh yang mempunyai
loyalitas dan kepekaan sosial yang tinggi dan berkompeten serta
mempunyai kapasitas mengasuh anak-anak di kampung Code.
c. Program GO-ABG merupakan cikal bakal pembentuk generasi emas
Indonesia yang mempunyai taraf pendidikan yang mumpuni.
d. Program GO-ABG memberikan inovasi standar ideal seorang orangtua
asuh yang akan membimbing anak-anak kampung Code yang berbeda
dengan program yang ada sebelumnya.
e. Mengintegrasikan pengelolaan pendidikan dan lingkungan dalam tujuan
jangka panjang yang akan dicapai.

2. Weakness (Kelemahan)
a. Program GO-ABG dapat diterapkan secara efektif apabila antara
pemerintah (meliputi pemerintah pusat dan pemerintah daerah
Yogyakarta), Komisi Perlindungan Anak, BAZARNAS, CCI, dan
yayasan GN-OTA saling bekerja sama dan konsisten.
b. Anak asuh harus dikontrol dan diawasi, jika tidak minat anak-anak
kampung Code untuk menempuh pendidikan akan berkurang.

3. Opportunity (Peluang)
a. Belum adanya program seperti Program GO-ABG yang diterapkan
untuk pendidikan di kampung Code maupun di Indonesia.
b. Kampung Code adalah tempat yang strategis yang bisa mendukung
terwujudnya tujuan pendidikan Indonesia sehingga perlu adanya
program yang mewadahi hal tersebut.

4. Threat (Ancaman)
a. Standarisasi mutu pendidikan yang selalu berubah-ubah mempengaruhi
standar guru ideal yang ditetapkan dalam gerakan ini.
20

b. Orangtua yang menjadi pengasuh anak-anak di kampung Code ini akan


menyalahgunakan perannya jika tidak ada kontrol dari lembaga terkait.
21

BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan keseluruhan uraian dalam penulisan dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Solusi bagi permasalahan pendidikan di kampung Code dalam
meningkatkan taraf pendidikan adalah menerapkan gerakan orangtua asuh
berstandar guru ideal.
2. GO-ABG (Gerakan Orangtua Asuh Berstandar Guru Ideal) merupakan
inovasi sistem pendidikan di kampung Code untuk meningkatkan taraf
pendidikan dan mendukung tercapainya tujuan pendidikan di Indonesia.

B. Saran
Untuk keseluruhan saran penulisan dapat diberikan beberapa saran, yaitu:
1. Diharapkan kepada pemerintah (pemerintah pusat dan pemerintah daerah
Yogyakarta), KPAI, BAZNA, CCI, Yayasan GN-OTA, dan CSR untuk
mendukung dan menerapkan gerakan ini untuk membantu pendidikan di
kampung Code.
2. Diharapkan yang akan menjadi orangtua asuh nantinya bisa menjalankan
tugas dengan optimal dan memberi arah jalan pendidikan dalam proses
pembelajaran dalam membantu anak-anak di kampung Code bisa
mengenyam pendidikan dengan baik.
22

DAFTAR PUSTAKA

Afandi. 2011. Gerakan Peduli Anak Indonesia. Bandung: Aneka Ilmu.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. 2016. Jumlah Penduduk


Indonesia dan Bonus Demografi. Artikel (online) www.bkkbn.go.id ,
diakses pada 16 Maret 2017.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

Biro Pusat Statistik tentang Bonus Demografi.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
dan Depdikbud.

Hamzah B. Uno. 2011.Profesi Kependidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1994 tentang Pelaksanaan Wajib Belajar


Pendidikan Dasar.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) , kbbi.web.id, diakses 26 Maret 2017.

Kementerian Pendidikan Nasional Tahun 2010.

Mahendra Sucipta, Ensiklopedia Tokoh – Tokoh Wayang dan Silsilahnya, 2010,


Yogyakarta : Penerbit Narasi.

Rani. 2015. Pengertian Guru Menurut Para Ahli. Artikel (Online)


www.seputarpengetahuan.com , diakses pada 7 April 2017.

Salman Rusydie. 2012. Tuntunan Menjadi Guru Favorit. Jogjakarta: FlashBooks.

Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Winarni. 2013. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Diva Press.


Lampiran 1. Biodata Penulis
1. Biodata Ketua
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Amelya Septiana
2 Jenis Kelamin P
3 Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang
4 NIM 14180001
5 Tempat dan Tanggal Lahir Koto Cayo, 04 September 1996
6 E-mail amelya.septiana04@gmail.com
7 Nomor HP 082372762680

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD Negeri SMP Negeri 1 SMA Negeri 2
260/III Koto Kerinci Kerinci
Cayo
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2002-2008 2008-2011 2011-2014

C. Pemakalah Seminar Ilmiah


No. Nama Pertemuan Ilmiah Judul Artikel Waktu dan
Ilmiah Tempat
1 PAB XXIX PPIPM UNP Meningkatkan 2014-MKU
Pelafalan Kosakata UNP
Bahasa Inggris
Menggunakan
Media
Pembelajaran Kartu
Cerdas untuk Anak
Usia Sekolah Dasar
2 PAB XXIX PPIPM UNP Hubungan 2014-MKU
Kompetensi Guru UNP
SDN 26 Ketaping
dengan Hasil
Lulusan-nya
3 PPIPM CUP 2014 Public Serve Value 2014-MKU
Card: Kartu UNP
Penilaian sebagai
Alternatif
Peningkatan
Kinerja Pegawai
4 PEMA Agriculture Fair 2016 Minang Smart: Fakultas
Universitas Sumatera Utara Aplikasi Edukasi Pertanian
Berbasis Games Universitas
Online sebagai Sumatera
Upaya Pelestarian Utara
dan Eksplorasi
Nilai-Nilai Budaya
di Sumatera Barat

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya
buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti Lomba
Karya Tulis Ilmiah Nasional UNYSEF 2017.

Padang, 27 Maret 2017


Penulis,

Amelya Septiana
NIM. 14180001
2. Biodata Anggota
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Anna Saqinah
2 Jenis Kelamin P
3 Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang
4 NIM 14180028
5 Tempat dan Tanggal Lahir Padangsidimpuan, 20 Januari 1996
6 E-mail annasaqinah20@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 082304565188

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Instansi SDN 15 MTs N 1 SMA N 2
Padangsidimpuan Padangsidimpuan Sipirok
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2002-2008 2008-2011 2011-2014

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Persentaion)


No Nama Pertemuan Ilmiah/ Seminar Judul Artikel Waktu dan
Ilmiah Tempat
1 Penerimaan Anggota PPIPM Kurikulum 13 2014/ Gedung
Untuk Siswa Mata Kuliah
Masih Belum Umum
Merata di SMAN Universitas
2 Sipirok Negeri Padang
2 Persentasi PKM (Penerimaan TOFEE Permen 2014/ Gedung
Anggota Baru PPIPM) Kunyah Berbahan Mata Kuliah
Dasar Sari Buah Umum
Pepaya Asal Universitas
Pariaman Nagari Negeri Padang
Ketaping

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya
buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti Lomba
Karya Tulis Ilmiah Nasional UNYSEF 2017.
Padang, 27 Maret 2017
Penulis,

Lampiran KTM dan Bukti Pembayaran

Anda mungkin juga menyukai