Anda di halaman 1dari 33

BEST PRACTICE

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI “ARJUNA”


(AIR KEJUJURAN) PADA PESERTA DIDIK SMP NEGERI 4 DENPASAR
PEMERINTAH KOTA DENPASAR
DINAS PENDIDIKAN KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ( SMPN ) 4 DENPASAR
Jalan Gunung Agung Denpasar, Telp/Fax : (0361) 422486

LEMBAR PENGESAHAN

Pengembangan dalam bentuk Best Practice berjudul Penguatan Pendidikan Karakter Melalui
“Arjuna” (Air Kejujuran ) Pada Peserta Didik SMP Negeri 4 Denpasar

Nama : I Nyoman Gede Wiastra, S.Pd.,M,Pd


NIP : 19660531 198901 1 001
Jabatan : Kepala SMP Negeri 4 Denpasar

Asal Sekolah : SMP Negeri 4 Denpasar

Telah disetujui / disahkan oleh : Kepala SMP Negeri 4 Denpasar

Hari/Tanggal : Rabu, 27 November 2019

Ditetapkan di : Denpasar
Pada tanggal : 27 November 2019
Kepala SMP Negeri 4 Denpasar,

I Nyoman Gede Wiastra, S.Pd.M.Pd.


NIP. 19660531 198901 1 001
BIODATA PENULIS

Nama : I Nyoman Gede Wiastra, S.Pd.,M,Pd

NIP : 19660531 198901 1 001

Pangkat : Pembina Tk.I

Golongan : IV/b

Jabatan : Kepala SMP Negeri 4 Denpasar

Asal Sekolah : SMP Negeri 4 Denpasar

Tempat /Tanggal Lahir : Badung, 31 mei 1966

Pendidikan Terakhir : S2 Bahasa Indonesia

Alamat Rumah : Jalan Kebo Iwa selatan, Br.Lepang, No.18


Padang Sambian Kelod
Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha
Kuasa, beserta seluruh warga SMP Negeri 4 Denpasar yang telah mempermudah dan
membantu dalam pembuatan Best Practice ini, hingga akhirnya terselesaikan tepat waktu.

Banyak hal yang akan disampaikan kepada pembaca mengenai “Penguatan Pendidikan
Karakter Melalui “Arjuna” (Air Kejujuran) Pada Peserta Didik SMP Negeri 4 Denpasar”.
Dalam hal ini, Saya ingin membahas mengenai bagaimana cara meningkatakan kejujuran
siswa melalui program Air Kejujuran di sekolah. Untuk membaca lebih lengkap, Anda dapat
membaca hasil Best Practice Saya yang membahas tentang Air Kejujuran.

Saya menyadari jika mungkin ada sesuatu yang salah dalam penulisan, seperti menyampaikan
informasi berbeda sehingga tidak sama dengan pengetahuan pembaca lain. Saya mohon maaf
yang sebesar-besarnya jika ada kalimat atau kata-kata yang salah. Tidak ada manusia yang
sempurna kecuali Tuhan.

Atas segala bentuk perhatiannya kami ucapkan terima kasih


 
Denpasar, 27 November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Abstrak………………………………………………………………………………………...1

BAB I

A. LatarBelakang…………………………………………………………………………2
B. Tujuan Pelaksanaan……………………………………………………………………3
C. Manfaat Penulisan……………………………………………………………………..3

BAB II
A. Penguatan Pendidikan
Karakter………………………………………………………..4
B. Metode Penelitian……………………………………………………………………...6
C. Sasaran, Waktu, dan Tempat…………………………………………………………..7

BAB III
A. Hasil Penelitian Dan Pembahasan……………………………………………………..8
B. Kendala Implementasi Air Kejujuran………………………………………………...13
C. Rencana Tindak
Lanjut……………………………………………………………….16

BAB IV
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………...17
B. Rekomendasi………………………………………………………………………....17

Daftar Pustaka………………………………………………………………………………..18

Lampiran-lampiran
A. Peraturan Gubernur Bali Nomor 97 Tahun 2018…………………………………….20
B. Peraturan WaliKota Nomor 36 Tahun 2018………………………………………….21
C. Penguatan Pendidikan Karakter………………………………………………………
22
D. Lampiran Kurikulum SMP Negeri 4
Denpasar……………………………………….23
E. Profil SMP Negeri 4
Denpasar………………………………………………………..24
F. Surat Keputusan Kepala SMP Negeri 4 Denpasar……………………………………
25
G. Photo-photo…………………………………………………………………………..26
PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI “ARJUNA”
(AIR KEJUJURAN) PADA PESERTA DIDIK SMP NEGERI 4 DENPASAR

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi penguatan pendidikan
karakter siswa yang jujur serta peduli terhadap lingkungan siswa SMP Negeri 4 Denpasar
serta kendala yang dihadapinnya. Dengan adanya Peraturan Gubernur Nomor 97 tahun 2018
tentang pembatasan timbunan sampah plastik dan ditegaskan kembali melalui Peraturan
WaliKota Nomor 36 tahun 2018 tentang pengurangan penggunaan kantong plastik serta
Permendikbud Nomor 20 tahun 2018 tentang penguatan pendidikan karakter (PPK) pada
satuan pendidikan formal. Konsep “Air Kejujuran” untuk menanamkan kepada siswa tentang
arti penting sebuah kejujuran, sebagai model atau strategi praktik pendidikan antikorupsi dari
tingkat kelas sejak usia dini dan menanamkan kepedulian serta kesadaran akan lingkungan.
Sederhananya teknik pelaksanaan kegiatan ini adalah siswa membawa tumbler atau botol siap
isi ulang, mengisi air secara mandiri sesuai kebutuhan, menaruh uang pada kotak yang
disediakan, dan semua kegiatan dilakukan secara jujur. Selain melatih kejujuran, program ini
juga meningkatkan kesadaran siswa tentang kepedulian terhadap lingkungan.
Kesepakatannya yaitu setiap anak yang mengisi 1 botol air dengan rata-rata 100 ml s/d 550
ml, memasukkan uang Rp 1.000,- untuk yang ukuran 600 ml s/d 1000 ml, memasukkan uang
Rp 2.000,- untuk yang ukuran lebih dari 1000 ml, memasukkan uang Rp 3.000,- serta
mencatatkan namanya di buku pembelian. Kendalanya masih ditemukan berdasarkan
wawancara dan pengamatan adalah prilaku curang atau tidak jujur dilakukan karena faktor
siswa yang belum mampu mengendalikan diri dan cenderung menutupi kesalahannya. Dari
berbagai pemahaman terhadap kendala tersebut, penguatan pelaksanaan “Air Kejujuran”
sebagai wadah untuk membangun karakter siswa perlu pembinaan secara berkelanjutan.
Implementasi “Air Kejujuran” memiliki nilai-nilai utama pendidikan karakter yaitu religius,
nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas serta menumbuhkan kepedulian siswa
terhadap lingkungan.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai wujud nyata pengimplentasian Permendikbud Nomor 28 Tahun 2018
tentang penguatan pendidik karakter serta Peraturan Gubernur Nomor 97 tahun 2018
tentang pembatasan timbunan sampah plastik dan ditegaskan kembali melalui Peraturan
WaliKota Nomor 36 tahun 2018 tentang pengurangan penggunaan kantong plastik.
Berdasarkan pada hasil analisis raport mutu SMP Negeri 4 Denpasar, dimana masalah
kejujuran siswa masih dianggap rendah. Oleh karena itu SMP Negeri 4 Denpasar
berupaya tidak hanya membentuk insan yang cerdas, namun juga memiliki kepribadian,
karakter serta peduli terhadap lingkungan. Pendidikan karakter memiliki esensi dan
makna yang sama dengan pendidikan moral dan akhlak. Namun kenyataannya hingga
kini masih saja ditemui dalam dunia pendidikan kasus ketidakjujuran seperti menyontek,
tidak membayar makanan dikantin, hingga kecurangan-kecurangan pada pelaksanaan
Ujian Sekolah.
Kemajuan sebuah bangsa ditentukan oleh kemampuan para guru, sebagai pendidik
untuk mengubah karakter. Guru adalah ujung tombak terlaksananya penguatan
pendidikan karakter serta kepedulian siswa terhadap lingkungan di sekolah. Guru dapat
melakukan tindakan preventif bersifat inovasi dan mendidik yang tidak hanya
meningkatkan kualitas dibidang akademik semata, tetapi juga dalam pembinaan akhlak
atau karakter. Salah satu pengalaman dalam berinovasi yang dilakukan untuk mengatasi
masalah tersebut yaitu dengan mengadakan program air kejujuran. Pembentukan “Air
Kejujuran” sebagai bagian pendidikan anti korupsi dapat diperkenalkan sekaligus
diaplikasikan sejak dini kepada para siswa. “Air Kejujuran” bisa menjadi media
pembelajaran yang baik untuk mengasah rasa tanggung jawab dan memupuk kepekaan
sosial siswa. “Air Kejujuran” merupakan ruang berlangsungnya kegiatan pengisian air
dengan botol yang dibawa sendiri oleh siswa dari air yang sudah disediakan.
Menggunakan Self service system yaitu sistem pelayanan mandiri dimana pembeli
melayani dirinya sendiri tanpa dijaga. Dengan kegiatan pengisian air sendiri yang
demikian maka akan mudah sekali memberikan kesempatan kepada siswa untuk bersikap
tidak jujur, bersikap curang, saling menipu, tidak adil, saling mencurigai, fitnah, serta
praktik-praktik korupsi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai karakter yang luhur.
Pembinaan kejujuran melalui penguatan pendidikan karakter (PPK) berbasis kelas
dapat dilakukan melalui proses pembiasaan yang berkelanjutan. Nilai yang dianggap
sentral dan penting bagi kepentingan itu sendiri adalah kejujuran (Kemendikbud, 2017).
Kejujuran harus menjadi pilar utama bagi suatu karakter. Oleh karenanya, “Air
Kejujuran” sebagai salah satu media dalam dunia pendidikan untuk membentuk karakter
peserta didik sebegai generasi muda yang berkarakter dimulai dari adanya implementasi
kejujuran. Hal tersebutlah melatar belakangi untuk mengangkat judul best practice yaitu
Penguatan Pendidikan Karakter melalui “Arjuna” (Air Kejujuran) pada peserta didik
SMP Negeri 4 Denpasar.

B. Tujuan Pelaksanaan Tindakan


Tujuan pelaksanaan tindakan ini adalah untuk mengetahui implementasi “Air
Kejujuran” sebagai wadah dalam penguatan karakter kejujuran dan karakter peduli
lingkungan pada peserta didik serta kendala yang dihadapinya. Konsep “Air Kejujuran”
tersebut tentunya bertujuan untuk menanamkan kepada peserta didik tentang arti penting
sebuah kejujuran. Aktualisasi pengadaaan “Air Kejujuran” merupakan model atau
strategi praktik pendidikan antikorupsi bagi peserta didik di sekolah. Harapannya dapat
memberi masukan dalam mengembangkan kebijakan tentang upaya
mengimplementasikan nilai kejujuran di sekolah.

C. Manfaat Penulisan
Secara teori penulisan ini bermanfaat bagi guru yaitu lebih menekankan pentingnya
meningkatkan nilai-nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari. Manfaat bagi siswa
sebagai penerus bangsa dimasa depan diharapkan muncul kesadaranya untuk
menerapkan nilai-nilai karakter, khususnya anilai karakter kejujuran dan karakter peduli
lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Penguatan Pendidikan Karakter


Dalam Perpres Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK) adalah gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk
memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir,
dan olah raga. Pasal 3 Perpres Nomor 87 Tahun 2017 menjelaskan bahwa PPK
dilaksanakan dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan karakter
terutama meliputi nilai-nilai religious, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif,
mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai
prestasi, peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung jawab. Maka Penguatan
Pendidikan Karakter di sekolah telah terintegrasi dalam mata pelajaran dan kegiatan-
kegiatan ekstrakurikuler.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (kbbi.web.id) menjelaskan bahwa jujur
adalah lurus hati, tidak berbohong (berkata apa adanya), tidak curang dan tulus, ikhlas.
Menurut Amirulloh (2016) menjelaskan bahwa jujur adalah perilaku yang didasarkan
pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, perbuatan (tindakan), dan pekerjaan. Sejalan dengan pendapat Kesuma dkk
(2011:16) bahwa jujur sebuah nilai merupakan keputusan seseorang untuk
mengungkapkan (dalam perasaan, kata-kata, dan atau perbuatan) bahwa realitas yang ada
tidak dimanipulasi dengan cara berbohong datau menipu orang lain untuk keuntungan
dirinya. Berdasarkan penjelasan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa karakter jujur
adalah sebuah nilai kebaikan yang dimiliki seseorang dalam perkataan dan perbuatan
sesuai dengan realita sehingga dapat dipercaya oleh orang lain.
Kejujuran adalah salah satu karakter bangsa Indonesia yang tercermin dalam
Pancasila yang termasuk dalam nilai-niai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Karakter
jujur ini penting dan harus dimiliki oleh semua generasi muda, khususnya peserta didik
agar terciptanya generasi yang berkualitas terbaik yang memiliki sikap jujur.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa karakter peduli
lingkungan adalah sikap dan tindakan seseorang untuk memperhatikan, mengindahkan,
dan menghiraukan lingkungan sekitar demi terciptanya lingkungan yang nyaman.
Karakter peduli lingkungan juga penting dilakukan karena dapat menciptakan susasan
yang tenang, tentram, dan sehat. Berdasarkan peraturan Walikota Denpasar Nomor 36
Tahun 2018 tentang Pengurangan Sampah plastik bahwa telah diberlakukan setiap
pedagang dan instansi tidak menyediakan plastik sekali pakai dan beralih pada bahan-
bahan yang dapat didaur ulang agar terhindar dari bahaya kerusakan lingkungna yang
disebabkan oleh sampah plastik.
Perilaku jujur menjadi dasar karena tanpa kejujuran, seseorang tidak dapat
dipercaya melakukan apapun. Oleh sebab itu kejujuran menjadi salah satu dasar penting
pendidikan karakter bagi peserta didik sebagai generasi penerus bangsa.
Gerakan PPK menempatkan nilai karakter sebagai dimensi terdalam pendidikan
yang membudayakan dan memberadabkan para pelaku pendidikan (Kemendikbud,
2017). Ada lima nilai utama karakter yang saling berkaitan membentuk jejaring nilai
yang perlu dikembangkan yaitu religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan
integritas. Pendidik dalam hal ini memiliki kewenangan dalam mempersiapkan,
membelajarkan, dan mengevaluai pembelajaran yang dapat memfokuskan pada nilai-
nilai utama karakter serta manajemen kelas yang baik akan membantu siswa mencapai
tujuan yang diharapkan. Salah satu inovasinya adalah pengadaan”Air kejujuran” yang
dimulai dari tingkat kelas di sekolah. Kegiatan ini merupakan upaya yang sangat baik
dalam melatih kejujuran secara individu agar terbiasa berbuat jujur. Pengadaan “Air
Kejujuran” merupakan inspirasi dari Kantin Kejujuran yang sudah banyak diuji cobakan
diberbagai sekolah. Menurut Samani (2011) Kantin kejujuran dalam pelaksanaannya
tersebut tidak dijaga oleh seorang pelayan. Pada kantin kejujuran, siswa belajar
berperilaku jujur dan bersikap patuh ketika tidak ada orang yang mengawasi. Dengan
pengalaman tersebut adanya Air kejujuran di kelas diharapkan siswa bisa kembali
melatih hati nuraninya pada saat membeli air isi ulang dengan botol tanpa sepengetahuan
orang. Air kejujuran bisa menjadi suatu terapi agar siswa tidak mempraktikkan korupsi
karena tindakan menjadi masalah terbesar dalam masyarakat dan negara. Hal ini sejalan
dengan pandangan Agus (2011), yang menyatakan sekolah diharapkan bisa menjadi
contoh agar lulusannya bisa menjadi sumber daya manusia yang jujur sehingga dapat
membantu perubahan positif di masyarakat. Usaha penanaman sikap antikorupsi harus
ditanamkan sejak dini.

B. Metode Penelitian
Best Practice ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan gabungan antara
pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan beberapa metode yang saling melengkapi yaitu wawancara,
dokumentasi, dan pengamatan (observasi tidak langsung) digunakan untuk
mengumpulkan data yang bersifat kualitatif, sedangkan angket efektivitas pelaksanaan
air kejujuran merupakan pengumpulan data yang bersifat kuantitatif. Analisis data
kuantitatif diakukan dengan menggunakan deskriptif kuantitatif, sedangkan untuk data
penelitian kualitatif dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif. Langkah kegiatan
tersebut terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi/evaluasi dan refleksi.
Pada tahap perencanaan, guru memberikan sosialisasi tentang program air
kejujuran dan membawa tumbler dari rumah kepada seluruh warga sekolah agar
informasi dalam pelaksanaan air kejujuran ini dapat dipahami dan tujuan dari Air
kejujuran ini tercapai. Guru juga membentuk piket air kejujuran dari peserta didik yang
bertugas untuk membantu guru dalam membuka air kejujuran, mengontrol air yang
masih ada, dan menutup air kejujuran. Sebelum menutup air kejujuran ini, petugas piket
menghitung jumlah uang yang ada dengan catatan dibuku pembelian.
Teknik dan pelaksanaan air kejujuran ini dilaksanakan secara mandiri. Para
peserta didik mengisi ulang air sendiri pada tumbler yang telah dibawa dari rumah.
Setelah mengisi ulang air, peserta didik mencatat di buku pembelian dan membayar
sesuai dengan ukuran tumbler yang dibawa dan meletakkan uang di kotak yang telah
disediakan. Kriteria harga air kejujuran ini berdasarkan ukuran tumbler mulai dari 100
ml sampai dengan 550 ml dengan harga Rp 1.000, dengan ukuran 600 ml sampai dengan
1000 ml dengan harga Rp 2.000, sedangkan dengan ukuran lebih dari 1000 ml seharga
Rp 3.000. Tidak ada petugas yang mengawasi, berjaga maupun mencatat beberapa
banyak orang yang membeli air kejujuran ini.

C. Sasaran, Waktu, dan Tempat


Sasaran best practice ini adalah seluruh peserta didik SMP Negeri 4 Denpasar
Tahun Pelajaran 2019/2020 yang berjumlah 1140 orang terdiri dari 585 orang laki-laki
dan 555 orang perempuan. Pelaksanaan best practice ini dilaksanakan dimulai dari bulan
September-November 2019. Lokasi di SMP Negeri 4 Denpasar berada di Kecamatan
Denpasar Utara, Kota Denpasar, Provinsi Bali.
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian dan Pembahasan


Pelaksanaan Air Kejujuran ini merupakan sebuah inovasi di sekolah yang
dirancang penulis yang bertujuan untuk pembentukan karakter jujur dan karakter peduli
lingkungan serta anti korupsi sejak dini. Jika dilakukan sebuah pembiasaan yang
mengkondisikan peserta didik untuk berperilaku jujur, maka karakter jujur akan menjadi
sebuah karakter yang telah melekat pada peserta didik. Pelaksanaan air kejujuran ini
diawali dengan peserta didik membawa tumbler dari rumah, mengisi ulang tumbler, lalu
peserta didik mencatat pembelian air sesuai dengan tumbler yang dibawa serta
membayar mandiri di kotak yang telah disediakan.
Konsep air yang digunakan sebagai media membiasakan peserta didik berperliku
jujur. Selain air sebagai media, air juga bermanfaat bagi kesehatan tubuh peserta didik
karena tubuh manusia mengandung air sebanyak 60% (Mahartika, Loudia. 2019). Peran
penting dari air memang sangat berpengaruh pada semua kehidupan mahklhuk hidup.
Bagi manusia, mengonsumsi air putih adalah sebuah kebutuhan. Manusia lebih mampu
menahan lapar daripada menahan haus. Hal itu karena manusia memiliki cadangan
makanan, yaitu lemak. Sedangkan manusia tidak bisa bertahan tanpa air, terutama air
putih. Kekurangan air atau dehidrasi tentu akan menggganggu proses sistem dalam
tubuh. Oleh karena itu, air inilah sebagai media untuk menanamkan nilai-nilai karakter
dan keuntungan lainnya adalah tubuh menjadi sehat.
Tingkat keberhasilan air kejujuran ini bila terjadi penurunan kerugian yang
dialami dan kecocokan data yang ditulis dengan uang yang ada. Sejauh ini tidak
mengalami kerugian namun mengalami tidak kecocokan data pembelian dengan uang
yang ada. Inilah yang juga dilatih. Pembentukan karakter tidak instan maka dari itu perlu
adanya pembiasaan dan menyadari perubahan perilaku peserta didik perlahan meningkat.
Pelaksanaan air kejujuran ini diawali dengan adanya sosialiasi kepada peserta didik
dan guru serta pegawai. Sosialisasi ini dilaksankan dengan tujuan yaitu pentingnya
menumbuhkan nilai karakter kejujuran sejak dini, membiasakan peserta didik untuk
minum air yang cukup demi kesehatan dan membawa tumbler dari rumah. Peserta didik
membawa tumbler sendiri merupakan bentuk perilaku nyata pengurangan sampah plastik
yang sejalan dengan Peraturan Gubernur Nomor 97 tahun 2018 tentang pembatasan
timbunan sampah plastik dan ditegaskan kembali melalui Peraturan Wali Kota Nomor 36
tahun 2018 tentang pengurangan penggunaan kantong plastik. Hal ini berdampak
berkurangnya timbulan sampah plastik pada lingkungan sekolah.
Slogan dan poster sebagai literasi tentang karakter kejujuran dipajang sebagai
motivasi siswa untuk membiasakan berprilaku jujur. Slogan ini untuk membiasakan
prilaku positif siswa dibiasakan untuk berdoa sebelum meminum air, dan bijak dalam
menggunakan air sesuai kebutuhan. Berikut di ilustrasikan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Slogan dan Poster Air Kejujuran


Tulisan pada slogan dan poster sebagai bentuk pengenalan dan pemahaman
peserta didik mengenai pentingnya perilaku berkarakter, khususnya karakter kejujuran
dan peduli lingkungan. Setelah pada tahap pengenalan dan pemahaman sebuah nilai-nilai
karakter, peserta didik membutuhkan kesadaran dari dalam diri sendiri untuk melakukan
sebuah pengulangan atau pembiasaan nilai-nilai karakter. Pengulangan atau pembiasaan
melalui air kejujuran ini adalah sebuah pengkondisian agar peserta didik melatih diri dan
mengontrol diri dalam bersikap, berpikir, dan perkataan sesuai dengan apa adanya.

Lokasi Air Kejujuran diletakkan di Bale Bengong yang terletak di depan ruang
guru, untuk mempermudah peserta didik menjangkau dalam pengisian air. Hal ini
dilakukan secara terbuka, bebas diakses oleh siapapun dan mandiri. Tidak ada
pengawasan khusus untuk melayani air kejujuran.

Gambar 3.2 Pelaksanaan Air Kejujuran dimanfaatkan oleh peserta didik dan Guru
Pelaksanaan Air Kejujuran ini dimanfaatkan oleh peserta didik, guru, dan
pegawai SMP Negeri 4 Denpasar. Nilai yang ditanamkan adalah nilai-nilai karakter yang
dapat meningkatkan akhlak dan perilaku. Air kejujuran ini sebagai proses pembentukan
karakter secara berkelanjutan karena perlu proses yang panjang dan tidak bisa dilakukan
satu dua kali saja. Pembentukan karakter juga harus dilakukan sejak dini agar mudah
tertanam dalam memori sehingga menjadi kebiasaan.
Kegiatan Air Kejujuran dilakukan mulai dari siswa tiba (07.15 wita s/d 14.00
wita) di sekolah, mengikuti pembelajaran, sampai berakhirnya jam pelajaran di sekolah.
Peserta didik dapat mengisi ulang air sesuai dengan kebutuhan tanpa pengawasan
langsung. Kegiatan ini membangun kesadaran siswa untuk berbuat jujur tanpa harus
diawasi oleh guru, teman, atau pegawai sekolah. Tujuannya adalah mengukur kejujuran
siswa dengan pengalaman tersebut mereka akan menerapkan juga dalam kehidupan
sehari-hari di lingkungan keluarga dan masyarakat.
Berdasarkan pengamatan Bapak Drs. Made Suarjana, sebagai Wakasek bidang
Kesiswaan menyebutkan bahwa peserta didik sebelum adanya air kejujuran ini karakter
jujur dan peduli lingkungannya peserta didik masih rendah seperti masih membuang
sampah sembarangan di kolong bangku dan menyontek saat ulangan. Namun setelah
adanya air kejujuran ini perlahan-lahan karakter peserta didik mulai terbentuk terlihat
dari peserta didik membawa tumbler dan sendok dari rumah sehingga lingkungan
sekolah menjadi bersih.
Pelaksanaan air kejujuran ini dibantu oleh petugas piket air kejujuran yang
bertugas untuk membuka air kejujuran, mengontrol air digalon dan menutup air
kejujuran dengan mencatat uang yang trekumpul dalam satu hari. Petugas piket hanya
mencatat dan mengumpulkan uang yang masuk dalam kotak setiap harinya yang
dibimbing oleh guru.
Berdasarkan pengamatan dan pencatatan lapangan yang dilakukan selama bulan
September-November dapat diperoleh catatan sebagai berikut.
Tabel 3.1 Hasil Pencatatan Air Kejujuran Bulan September-November 2019
UANG YANG
HARI/TANGGAL HARI TANGGAL HABIS SALDO
TERKUMPUL
Senin, 9 Sept 2019 Senin, 9 Sept 2019 Rp 14,000 -Rp 16000
Senin, 9 Sept 2019 Rabu, 11 Sept 2019 Rp 66,000 Rp 51000
Rabu, 11 Sept 2019 Selasa, 17 Sept 2019 Rp 89,000 Rp 74000
Selasa, 17 Sept 2019 Rabu, 18 Sept 2019 Rp 38,000 Rp 23000
Rabu, 18 Sept 2019 Jumat, 20 Sept 2019 Rp 65,000 Rp 50000
Jumat, 20 Sept 2019 Senin, 23 Sept 2019 Rp 40,000 Rp 25000
Senin, 23 Sept 2019 Rabu, 25 Sept 2019 Rp 45,000 Rp 30000
Rabu, 25 Sept 2019 Kamis, 26 Sept 2019 Rp 30,000 Rp 15000
Kamis, 26 Sept 2019 Rabu, 2 Okt 2019 Rp 30,000 Rp 10000
Rabu, 2 Okt 2019 Jumat, 4 Okt 2019 Rp 28,000 Rp 13000
Jumat, 4 Okt 2019 Jumat, 4 Okt 2019 Rp 50,000 Rp 35000
Jumat, 4 Okt 2019 Selasa, 15 Okt 2019 Rp 30,000 Rp 15000
Selasa, 15 Okt 2019 Rabu, 16 Okt 2019 Rp 49,000 Rp 34000
Rabu, 16 Okt 2019 Kamis,17 Okt 2019 Rp 39,000 Rp 24000
Kamis,17 Okt 2019 Jumat, 18 Okt 2019 Rp 50,000 Rp 35000
Jumat, 18 Okt 2019 Senin, 21 Okt 2019 Rp 88,000 Rp 73000
Senin, 21 Okt 2019 Selasa, 22 Okt 2019 Rp 60,000 Rp 30000
Selasa, 22 Okt 2019 Rabu, 23 Okt 2019 Rp 87,000 Rp 57000
Rabu, 23 Okt 2019 Kamis, 24 Okt 2019 Rp 78,000 Rp 33000
Kamis, 24 Okt 2019 Jumat, 25 Okt 2019 Rp 61,000 Rp 31000
Jumat, 25 Okt 2019 Senin, 28 Okt 2019 Rp 59,000 Rp 14000
Senin, 28 Okt 2019 Rabu, 30 Okt 2019 Rp 109,000 Rp 79000
Rabu, 30 Okt 2019 Kamis, 31 Okt 2019 Rp 75,000 Rp 30000
Kamis, 31 Okt 2019 Sabtu, 2 Nov 2019 Rp 62,000 Rp 32000
Sabtu, 2 Nov 2019 Senin, 4 Nov 2019 Rp 71,000 Rp 71000

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa awal dari pelaksanaan air kejujuran
mengalami kerugian sebanyak Rp 16.000. Setelah hari kedua dan hari berikutnya
berkurangnya kerugian. Artinya, peserta didik pada hari pertama belum terbiasa
melakukan perilaku jujur karena masih dalam tahap pengenalan dan awal dari
pembiasaan. Bulan Oktober sampai November mengalami peningkatan keuntungan.
Namun, Air Kejujuran ini tidak berfokus pada keuntungan tetapi pada berkurangnya
kerugian. Berikut disajikan gambar dalam bentuk grafik Hasil Pencatatan Air Kejujuran
Bulan September-November 2019 sebagai berikut.

sisa/untung
100000

80000

60000

40000
rupiah

sisa
20000

0
1 3 5 7 9 1 1 1 3 15 1 7 19 2 1 23 25
-20000

-40000
hari/tanggal

Gambar 3.3 Grafik Hasil Pencatatan Air Kejujuran Bulan September-November


2019

Pelaksanaan air kejujuran ini, berdasarkan angket efektivitas pelaksanaan air


kejujuran ini yang telah diisi oleh 24 (61,5%) dari 39 peserta didik secara random
sebagai responden pengguna air kejujuran menilai program inovasi air kejujuran sangat
efektif sebagai kegiatan untuk pembentukan karakter jujur dan karakter peduli
lingkungan.
B. Kendala Implementasi Air Kejujuran
Pada awal pelasaksanaan Air Kejujuran ini, peserta didik belum dapat memahami
tujuan dan maksud kegiatan ini. Namun, adanya sosialisasi langsung secara
berkelanjutan, sosialisasi melalui media slogan dan poster serta pendekatan secara
kelompok dan individu ketika sedang mengajar dan pendampingan secara berkelanjutan
agar peserta didik paham pentingnya berperilaku serta menerapkan nilai-nilai karakter
dalam kehidupan sehari-hari.
Saldo uang atau keuntungan yang dapat dikelola dan dimanfaatkan untuk
menunjang kegiatan peserta didik di sekolah. Dari proses sosialisasi ini berdampak baik
pada keberadaan air kejujuran, sehingga dalam waktu dua bulan uang kas sisa dari
keuntungan “Air Kejujuran” sudah mencapai Rp 856.000 yang berarti menunjukkan
secara keseluruhan peserta didik SMP Negeri 4 Denpasar berprilaku jujur. Namun masih
ada peserta didik yang berperilaku curang dan belum jujur saat mengisi “Air Kejujuran”
sehingga masih perlu pembinaan dan sosialisasi lebih lanjut.
Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas piket air kejujuran, kendala yang ada
dalam pelaksanaan air kejujuran sebagai berikut.
1. Uang yang dimasukkan ke dalam kotak dalam kondisi kurang rapi
2. Catatan pembelian air kejujuran cenderung tidak sama dengan uang yang ada. Uang
yang ada lebih banyak dibandingkan dengan jumlah uang yang di catatan pembelian
sehingga tidak seimbang.
3. Peserta didik mengisi air sedikit tidak menaruh uang di kotak yang disediakan
4. Peserta didik yang lupa membawa uang ada juga yang pura-pura menaruh di tempat
uang
Kondisi ini perlu pendekatan khusus dan pendampingan secara berkelanjutan agar
kebiasaan itu tidak terus dilakukan. Dalam pelaksanaan “Air Kejujuran” tersebut
merupakan bagian dari pembiasaan peserta didik terhadap prilakunya sehari-harinya.
Prilaku yang kurang baik dianggap biasa akan menjadi karakter yang tidak baik pula
kedepannya. Maka penguatan pendidikan karakter seperti yang dicanangkan pemerintah
menjadi wajib untuk diimplementasikan masing-masing satuan pendidikan. Dalam
pelaksanaannya pendidikan karakter harus melibatkan semua unsur baik sekolah, guru,
siswa, masyarakat dan pemerintah. Pada hakiketnya karakter merupakan watak, tabiat,
akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai
kebajikan.
Dari berbagai pemahaman terhadap kendala tersebut di atas, penguatan pelaksanaan
“Air Kejujuran” sebagai bentuk implementasi nilai-nilai karakter peserta didik perlu di
tingkatkan lagi secara pemaknaan. Dari pelaksanaan yang sudah berjalan “Air
Kejujuran” memiliki nilai-nilai utama yang terdapat dalam penguatan pendidikan
karakter (PPK). Nilai utama PPK yang saat ini dikembangkan dari kristalisasi pemikiran
Ki Hadjar Dewantara tersebut adalah: religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan
integritas (Kemdikbud, 2017). Secara detail, nilai-nilai utama PPK (Konsep dan
Pedoman PPK, Kemendikbud, 2017) yang dapat terwujud melalui “Air Kejujuran” dapat
diuraikan sebagai berikut.
a. Religius dapat ditunjukkan melalui perilaku mencintai dan menjaga keutuhan
ciptaan. Implementasi melalui “Air Kejujuran” ditunjukkan dengan sikap peserta
didik seperti: dibiasakan berdoa sebelum minum dan makan, mengucap syukur
terhadap apa yang sudah didapat dan dilakukan selama belajar.
b. Nasionalis merupakan tindakan yang menunjukkan kesetiaan, dan kepedulian
terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik, serta
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya. Implementasinya melalui “Air Kejujuran” ditunjukkan dengan sikap
peserta didik seperti: menunjukkan rasa peduli lingkungan yaitu menggunakan
tumbler isi ulang dari rumah dan membiasakan membuang sampah pada tempatnya.
c. Mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain yang
mempergunakan segala tenaga, pikiran, dan waktu untuk mengatasi masalah serta
mewujukan cita-citanya. Implementasinya melalui “Air Kejujuran” ditunjukkan
dengan sikap peserta didik seperti: biasa dalam melayani diri sendiri dan
bertanggung jawab terhadap fasilitas umum.
d. Gotong royong tercermin dengan tindakan menghargai semangat kerjasama
dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama, memperlihatkan rasa senang
berbicara, bergaul dengan orang lain dan memberi bantuan pada mereka yang
kurang mampu, dan membutuhkan pertolongan. Implementasi melalui “Air
Kejujuran” ditunjukkan dengan sikap peserta didik seperti: bekerjasama menjaga
dan merawat keberadaaan air kejujuran, gotong royong mengangkut galon air.
e. Integritas merupakan nilai perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya
sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam gagasan, perkataan, tindakan, dan
pekerjaan, memiliki komitmen, kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral
(integritas moral). Implementasi melalui “Air Kejujuran” ditunjukkan dengan sikap
peserta didik seperti: jujur memasukkan uang, mengambil kembalian yang sesuai,
dan memiliki komitmen dalam mewujudkan kejujuran sejak usia dini.
Pelaksanaan kegiatan tersebut menunjukkan nilai utama karakter tercermin dalam
aktivitas siswa dalam memanfaatkan air kejujuran yang telah disediakan. Dengan pembiasaan
yang positif, siswa akan menerapkan nilai karakter tersebut di rumah, sekolah maupun di
daerah tempat tinggalnya. Pembiasaan yang baik akan menjadi budaya yang baik, hal ini
tentu akan berdampak dalam kehidupan sehari hari. Tugas dan peran guru sangat penting
untuk membimbing dan melatih peserta didik mencapai nilai karakter di era industry, serta
membentuk karakter bebas korupsi sejak dini.

C. Rencana Tindak Lanjut Air Kejujuran


Setelah melaksanakan pengamatan serta mengetahui hasil Penguatan Pendidikan
Karakter melalui “Arjuna” (Air Kejujuran) SMP Negeri 4 Denpasar, maka kedepannya
akan dibuatkan “Counter kejujuran”, dimana tidak hanya memberikan penguatan karakter
kepada siswa melalui air kejujuran, tetapi juga akan ditambah dengan Buah Kejujuran.
“Counter Kejujuran” dibuat untuk menambah keseriusan kami didalam meningkatakan
penguatan karakter kepada siswa.
Untuk merangsang serta meningkatkan semangat siswa berperilaku jujur dan peduli
akan lingkungan sekolah, pada akhir semesternya akan diberikan Rewards kepada siswa
sebagai siswa terjujur yang diketahui melalui catatan harian penjualan air kejujuran di
sekolah. Air kejujuran ini juga akan dijadikan penambahan nilai pada mata pelajaran PKn
dan Agama sebagai bentuk nyata Penguatan Pendidikan Karakter di SMP Negeri 4
Denpasar.
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan
Dari pembahasan penelitian di atas maka simpulan yang dapat ditarik dari
pengalaman terbaik ini adalah sebagai berikut.
1. “Air Kejujuran” bertujuan sebagai sebuah pembiasaan yang mengkondisikan
peserta didik untuk berperilaku jujur, menghargai orang lain, bertanggung jawab,
dan mandiri maka karakter tersebut akan menjadi sebuah karakter yang telah
melekat pada peserta didik.
2. Kendala yang masih ditemukan dalam implementasi air kejujuraan yaitu perilaku
curang atau tidak jujur lebih dilakukan karena faktor dari dalam siswa yang belum
mampu mengendalikan dan cenderung menutupi diri dari kesalahan. Pelaksanaan
“Air Kejujuran” sebagai jalan membangun karakter siswa perlu pembinaan serius
dan ditingkatkan lagi secara pemaknaan. Dari pelaksanaan yang sudah berjalan
“Air Kejujuran” sebagai solusi dan bagian dari penguatan pendidikan karakter
(PPK).

B. Rekomendasi
Berdasarkan simpulan tersebut rekomendasi yang dapat sampaikan sebagai tindak
lanjut kegiatan berikutnya, yaitu:
1. Kepada satuan pendidikan dapat menggunakan pengalaman pelaksanaan “Air
Kejujuran” ini sebagai kegiatan pembentukan karakter jujur peserta di sekolah.
2. Melalui “Air Kejujuran” banyak manfaat yang kita dapatkan seperti pentingnya
menumbuhkan nilai karakter kejujuran sejak dini, membiasakan siswa untuk minum
air sebelum dan secara berlahan mulai mengurangi pembelian minuman botol plastik
dan beralih kepata botol isi ulang.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT


Rineka Cipta
Amirulloh, Syarbini. 2010. Pendidikan Karakter Berbasis Keluarga. Ar-Ruzz Media:
Yogyakarta.
Samani, Muchlas Dan Hariyanto. 2011. Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
IB. Putu Suamba, Javanese Saivism: A Philosophical Study of Tattva Texts (Delhi: BR.
Publishing Corporation, 2016), hal. 351-352.
Kesuma dkk. 2011. Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik Di Sekolah. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Kemendikbud, RI. (2017). Konsep dan Pedoman Penguatan Pendidikan
Karakter.Jakarta.

Mahartika, Loudia. 2019. 5 Manfaat Air Putih yang Utama bagi Kesehatan Tubuh, Penuhi
Kebutuhanmu. Diakses melalui http://m.liputan6.com/lifestyle/read/3914099/5-
manfaat-air-putih-yang-utama-bagi-kesehatan-tubuh-penuhi-kebutuhanmu pada
tanggal 6 November 2019
Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2017 tentang Pendidikan Karakter

Peraturan Dirjen Dikdasmen Nomor 097/D/HK/2019 Tentang pedoman teknis Penguatan


Pendidikan Karakter (PPK)

Peraturan Gubernur Nomor 97 Tahun 2018 Tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik
Sekali Pakai

Peraturan WaliKota Nomor 36 Tahun 2018 Tentang Pengurangan Penggunaan Kantong


Plastik

Kurikulum SMP Negeri 4 Denpasar Tahun 2019/2020


LAMPIRAN -
LAMPIRAN
Surat Keputusan Kepala
SMP Negeri 4 Denpasar
Tentang air kejujuran
Profil SMP Negeri 4
denpasar
Lampiran Kurikulum SMP
Negeri 4 Denpasar
Tentang Visi dan Misi
Sekolah
Peraturan Gubernur Nomor
97 Tahun 2018 Tentang
Pembatasan Timbulan
Sampah Plastik Sekali Pakai
Peraturan WaliKota Nomor
36 Tahun 2018 Tentang
Pengurangan Penggunaan
Kantong Plastik
PEDOMAN TEKNIS
PENYELENGGARAAN
PENGUATAN
PENDIDIKAN KARAKTER
PADA SATUAN
PENDIDIKAN FORMAL
Photo-photo Kegiatan
Dan
Lingkungan sekolah

Anda mungkin juga menyukai