LEMBAR PENGESAHAN
Pengembangan dalam bentuk Best Practice berjudul Penguatan Pendidikan Karakter Melalui
“Arjuna” (Air Kejujuran ) Pada Peserta Didik SMP Negeri 4 Denpasar
Ditetapkan di : Denpasar
Pada tanggal : 27 November 2019
Kepala SMP Negeri 4 Denpasar,
Golongan : IV/b
Puji syukur kami ucapkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha
Kuasa, beserta seluruh warga SMP Negeri 4 Denpasar yang telah mempermudah dan
membantu dalam pembuatan Best Practice ini, hingga akhirnya terselesaikan tepat waktu.
Banyak hal yang akan disampaikan kepada pembaca mengenai “Penguatan Pendidikan
Karakter Melalui “Arjuna” (Air Kejujuran) Pada Peserta Didik SMP Negeri 4 Denpasar”.
Dalam hal ini, Saya ingin membahas mengenai bagaimana cara meningkatakan kejujuran
siswa melalui program Air Kejujuran di sekolah. Untuk membaca lebih lengkap, Anda dapat
membaca hasil Best Practice Saya yang membahas tentang Air Kejujuran.
Saya menyadari jika mungkin ada sesuatu yang salah dalam penulisan, seperti menyampaikan
informasi berbeda sehingga tidak sama dengan pengetahuan pembaca lain. Saya mohon maaf
yang sebesar-besarnya jika ada kalimat atau kata-kata yang salah. Tidak ada manusia yang
sempurna kecuali Tuhan.
Penulis
DAFTAR ISI
Abstrak………………………………………………………………………………………...1
BAB I
A. LatarBelakang…………………………………………………………………………2
B. Tujuan Pelaksanaan……………………………………………………………………3
C. Manfaat Penulisan……………………………………………………………………..3
BAB II
A. Penguatan Pendidikan
Karakter………………………………………………………..4
B. Metode Penelitian……………………………………………………………………...6
C. Sasaran, Waktu, dan Tempat…………………………………………………………..7
BAB III
A. Hasil Penelitian Dan Pembahasan……………………………………………………..8
B. Kendala Implementasi Air Kejujuran………………………………………………...13
C. Rencana Tindak
Lanjut……………………………………………………………….16
BAB IV
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………...17
B. Rekomendasi………………………………………………………………………....17
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………..18
Lampiran-lampiran
A. Peraturan Gubernur Bali Nomor 97 Tahun 2018…………………………………….20
B. Peraturan WaliKota Nomor 36 Tahun 2018………………………………………….21
C. Penguatan Pendidikan Karakter………………………………………………………
22
D. Lampiran Kurikulum SMP Negeri 4
Denpasar……………………………………….23
E. Profil SMP Negeri 4
Denpasar………………………………………………………..24
F. Surat Keputusan Kepala SMP Negeri 4 Denpasar……………………………………
25
G. Photo-photo…………………………………………………………………………..26
PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI “ARJUNA”
(AIR KEJUJURAN) PADA PESERTA DIDIK SMP NEGERI 4 DENPASAR
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi penguatan pendidikan
karakter siswa yang jujur serta peduli terhadap lingkungan siswa SMP Negeri 4 Denpasar
serta kendala yang dihadapinnya. Dengan adanya Peraturan Gubernur Nomor 97 tahun 2018
tentang pembatasan timbunan sampah plastik dan ditegaskan kembali melalui Peraturan
WaliKota Nomor 36 tahun 2018 tentang pengurangan penggunaan kantong plastik serta
Permendikbud Nomor 20 tahun 2018 tentang penguatan pendidikan karakter (PPK) pada
satuan pendidikan formal. Konsep “Air Kejujuran” untuk menanamkan kepada siswa tentang
arti penting sebuah kejujuran, sebagai model atau strategi praktik pendidikan antikorupsi dari
tingkat kelas sejak usia dini dan menanamkan kepedulian serta kesadaran akan lingkungan.
Sederhananya teknik pelaksanaan kegiatan ini adalah siswa membawa tumbler atau botol siap
isi ulang, mengisi air secara mandiri sesuai kebutuhan, menaruh uang pada kotak yang
disediakan, dan semua kegiatan dilakukan secara jujur. Selain melatih kejujuran, program ini
juga meningkatkan kesadaran siswa tentang kepedulian terhadap lingkungan.
Kesepakatannya yaitu setiap anak yang mengisi 1 botol air dengan rata-rata 100 ml s/d 550
ml, memasukkan uang Rp 1.000,- untuk yang ukuran 600 ml s/d 1000 ml, memasukkan uang
Rp 2.000,- untuk yang ukuran lebih dari 1000 ml, memasukkan uang Rp 3.000,- serta
mencatatkan namanya di buku pembelian. Kendalanya masih ditemukan berdasarkan
wawancara dan pengamatan adalah prilaku curang atau tidak jujur dilakukan karena faktor
siswa yang belum mampu mengendalikan diri dan cenderung menutupi kesalahannya. Dari
berbagai pemahaman terhadap kendala tersebut, penguatan pelaksanaan “Air Kejujuran”
sebagai wadah untuk membangun karakter siswa perlu pembinaan secara berkelanjutan.
Implementasi “Air Kejujuran” memiliki nilai-nilai utama pendidikan karakter yaitu religius,
nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas serta menumbuhkan kepedulian siswa
terhadap lingkungan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai wujud nyata pengimplentasian Permendikbud Nomor 28 Tahun 2018
tentang penguatan pendidik karakter serta Peraturan Gubernur Nomor 97 tahun 2018
tentang pembatasan timbunan sampah plastik dan ditegaskan kembali melalui Peraturan
WaliKota Nomor 36 tahun 2018 tentang pengurangan penggunaan kantong plastik.
Berdasarkan pada hasil analisis raport mutu SMP Negeri 4 Denpasar, dimana masalah
kejujuran siswa masih dianggap rendah. Oleh karena itu SMP Negeri 4 Denpasar
berupaya tidak hanya membentuk insan yang cerdas, namun juga memiliki kepribadian,
karakter serta peduli terhadap lingkungan. Pendidikan karakter memiliki esensi dan
makna yang sama dengan pendidikan moral dan akhlak. Namun kenyataannya hingga
kini masih saja ditemui dalam dunia pendidikan kasus ketidakjujuran seperti menyontek,
tidak membayar makanan dikantin, hingga kecurangan-kecurangan pada pelaksanaan
Ujian Sekolah.
Kemajuan sebuah bangsa ditentukan oleh kemampuan para guru, sebagai pendidik
untuk mengubah karakter. Guru adalah ujung tombak terlaksananya penguatan
pendidikan karakter serta kepedulian siswa terhadap lingkungan di sekolah. Guru dapat
melakukan tindakan preventif bersifat inovasi dan mendidik yang tidak hanya
meningkatkan kualitas dibidang akademik semata, tetapi juga dalam pembinaan akhlak
atau karakter. Salah satu pengalaman dalam berinovasi yang dilakukan untuk mengatasi
masalah tersebut yaitu dengan mengadakan program air kejujuran. Pembentukan “Air
Kejujuran” sebagai bagian pendidikan anti korupsi dapat diperkenalkan sekaligus
diaplikasikan sejak dini kepada para siswa. “Air Kejujuran” bisa menjadi media
pembelajaran yang baik untuk mengasah rasa tanggung jawab dan memupuk kepekaan
sosial siswa. “Air Kejujuran” merupakan ruang berlangsungnya kegiatan pengisian air
dengan botol yang dibawa sendiri oleh siswa dari air yang sudah disediakan.
Menggunakan Self service system yaitu sistem pelayanan mandiri dimana pembeli
melayani dirinya sendiri tanpa dijaga. Dengan kegiatan pengisian air sendiri yang
demikian maka akan mudah sekali memberikan kesempatan kepada siswa untuk bersikap
tidak jujur, bersikap curang, saling menipu, tidak adil, saling mencurigai, fitnah, serta
praktik-praktik korupsi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai karakter yang luhur.
Pembinaan kejujuran melalui penguatan pendidikan karakter (PPK) berbasis kelas
dapat dilakukan melalui proses pembiasaan yang berkelanjutan. Nilai yang dianggap
sentral dan penting bagi kepentingan itu sendiri adalah kejujuran (Kemendikbud, 2017).
Kejujuran harus menjadi pilar utama bagi suatu karakter. Oleh karenanya, “Air
Kejujuran” sebagai salah satu media dalam dunia pendidikan untuk membentuk karakter
peserta didik sebegai generasi muda yang berkarakter dimulai dari adanya implementasi
kejujuran. Hal tersebutlah melatar belakangi untuk mengangkat judul best practice yaitu
Penguatan Pendidikan Karakter melalui “Arjuna” (Air Kejujuran) pada peserta didik
SMP Negeri 4 Denpasar.
C. Manfaat Penulisan
Secara teori penulisan ini bermanfaat bagi guru yaitu lebih menekankan pentingnya
meningkatkan nilai-nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari. Manfaat bagi siswa
sebagai penerus bangsa dimasa depan diharapkan muncul kesadaranya untuk
menerapkan nilai-nilai karakter, khususnya anilai karakter kejujuran dan karakter peduli
lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
B. Metode Penelitian
Best Practice ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan gabungan antara
pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan beberapa metode yang saling melengkapi yaitu wawancara,
dokumentasi, dan pengamatan (observasi tidak langsung) digunakan untuk
mengumpulkan data yang bersifat kualitatif, sedangkan angket efektivitas pelaksanaan
air kejujuran merupakan pengumpulan data yang bersifat kuantitatif. Analisis data
kuantitatif diakukan dengan menggunakan deskriptif kuantitatif, sedangkan untuk data
penelitian kualitatif dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif. Langkah kegiatan
tersebut terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi/evaluasi dan refleksi.
Pada tahap perencanaan, guru memberikan sosialisasi tentang program air
kejujuran dan membawa tumbler dari rumah kepada seluruh warga sekolah agar
informasi dalam pelaksanaan air kejujuran ini dapat dipahami dan tujuan dari Air
kejujuran ini tercapai. Guru juga membentuk piket air kejujuran dari peserta didik yang
bertugas untuk membantu guru dalam membuka air kejujuran, mengontrol air yang
masih ada, dan menutup air kejujuran. Sebelum menutup air kejujuran ini, petugas piket
menghitung jumlah uang yang ada dengan catatan dibuku pembelian.
Teknik dan pelaksanaan air kejujuran ini dilaksanakan secara mandiri. Para
peserta didik mengisi ulang air sendiri pada tumbler yang telah dibawa dari rumah.
Setelah mengisi ulang air, peserta didik mencatat di buku pembelian dan membayar
sesuai dengan ukuran tumbler yang dibawa dan meletakkan uang di kotak yang telah
disediakan. Kriteria harga air kejujuran ini berdasarkan ukuran tumbler mulai dari 100
ml sampai dengan 550 ml dengan harga Rp 1.000, dengan ukuran 600 ml sampai dengan
1000 ml dengan harga Rp 2.000, sedangkan dengan ukuran lebih dari 1000 ml seharga
Rp 3.000. Tidak ada petugas yang mengawasi, berjaga maupun mencatat beberapa
banyak orang yang membeli air kejujuran ini.
Lokasi Air Kejujuran diletakkan di Bale Bengong yang terletak di depan ruang
guru, untuk mempermudah peserta didik menjangkau dalam pengisian air. Hal ini
dilakukan secara terbuka, bebas diakses oleh siapapun dan mandiri. Tidak ada
pengawasan khusus untuk melayani air kejujuran.
Gambar 3.2 Pelaksanaan Air Kejujuran dimanfaatkan oleh peserta didik dan Guru
Pelaksanaan Air Kejujuran ini dimanfaatkan oleh peserta didik, guru, dan
pegawai SMP Negeri 4 Denpasar. Nilai yang ditanamkan adalah nilai-nilai karakter yang
dapat meningkatkan akhlak dan perilaku. Air kejujuran ini sebagai proses pembentukan
karakter secara berkelanjutan karena perlu proses yang panjang dan tidak bisa dilakukan
satu dua kali saja. Pembentukan karakter juga harus dilakukan sejak dini agar mudah
tertanam dalam memori sehingga menjadi kebiasaan.
Kegiatan Air Kejujuran dilakukan mulai dari siswa tiba (07.15 wita s/d 14.00
wita) di sekolah, mengikuti pembelajaran, sampai berakhirnya jam pelajaran di sekolah.
Peserta didik dapat mengisi ulang air sesuai dengan kebutuhan tanpa pengawasan
langsung. Kegiatan ini membangun kesadaran siswa untuk berbuat jujur tanpa harus
diawasi oleh guru, teman, atau pegawai sekolah. Tujuannya adalah mengukur kejujuran
siswa dengan pengalaman tersebut mereka akan menerapkan juga dalam kehidupan
sehari-hari di lingkungan keluarga dan masyarakat.
Berdasarkan pengamatan Bapak Drs. Made Suarjana, sebagai Wakasek bidang
Kesiswaan menyebutkan bahwa peserta didik sebelum adanya air kejujuran ini karakter
jujur dan peduli lingkungannya peserta didik masih rendah seperti masih membuang
sampah sembarangan di kolong bangku dan menyontek saat ulangan. Namun setelah
adanya air kejujuran ini perlahan-lahan karakter peserta didik mulai terbentuk terlihat
dari peserta didik membawa tumbler dan sendok dari rumah sehingga lingkungan
sekolah menjadi bersih.
Pelaksanaan air kejujuran ini dibantu oleh petugas piket air kejujuran yang
bertugas untuk membuka air kejujuran, mengontrol air digalon dan menutup air
kejujuran dengan mencatat uang yang trekumpul dalam satu hari. Petugas piket hanya
mencatat dan mengumpulkan uang yang masuk dalam kotak setiap harinya yang
dibimbing oleh guru.
Berdasarkan pengamatan dan pencatatan lapangan yang dilakukan selama bulan
September-November dapat diperoleh catatan sebagai berikut.
Tabel 3.1 Hasil Pencatatan Air Kejujuran Bulan September-November 2019
UANG YANG
HARI/TANGGAL HARI TANGGAL HABIS SALDO
TERKUMPUL
Senin, 9 Sept 2019 Senin, 9 Sept 2019 Rp 14,000 -Rp 16000
Senin, 9 Sept 2019 Rabu, 11 Sept 2019 Rp 66,000 Rp 51000
Rabu, 11 Sept 2019 Selasa, 17 Sept 2019 Rp 89,000 Rp 74000
Selasa, 17 Sept 2019 Rabu, 18 Sept 2019 Rp 38,000 Rp 23000
Rabu, 18 Sept 2019 Jumat, 20 Sept 2019 Rp 65,000 Rp 50000
Jumat, 20 Sept 2019 Senin, 23 Sept 2019 Rp 40,000 Rp 25000
Senin, 23 Sept 2019 Rabu, 25 Sept 2019 Rp 45,000 Rp 30000
Rabu, 25 Sept 2019 Kamis, 26 Sept 2019 Rp 30,000 Rp 15000
Kamis, 26 Sept 2019 Rabu, 2 Okt 2019 Rp 30,000 Rp 10000
Rabu, 2 Okt 2019 Jumat, 4 Okt 2019 Rp 28,000 Rp 13000
Jumat, 4 Okt 2019 Jumat, 4 Okt 2019 Rp 50,000 Rp 35000
Jumat, 4 Okt 2019 Selasa, 15 Okt 2019 Rp 30,000 Rp 15000
Selasa, 15 Okt 2019 Rabu, 16 Okt 2019 Rp 49,000 Rp 34000
Rabu, 16 Okt 2019 Kamis,17 Okt 2019 Rp 39,000 Rp 24000
Kamis,17 Okt 2019 Jumat, 18 Okt 2019 Rp 50,000 Rp 35000
Jumat, 18 Okt 2019 Senin, 21 Okt 2019 Rp 88,000 Rp 73000
Senin, 21 Okt 2019 Selasa, 22 Okt 2019 Rp 60,000 Rp 30000
Selasa, 22 Okt 2019 Rabu, 23 Okt 2019 Rp 87,000 Rp 57000
Rabu, 23 Okt 2019 Kamis, 24 Okt 2019 Rp 78,000 Rp 33000
Kamis, 24 Okt 2019 Jumat, 25 Okt 2019 Rp 61,000 Rp 31000
Jumat, 25 Okt 2019 Senin, 28 Okt 2019 Rp 59,000 Rp 14000
Senin, 28 Okt 2019 Rabu, 30 Okt 2019 Rp 109,000 Rp 79000
Rabu, 30 Okt 2019 Kamis, 31 Okt 2019 Rp 75,000 Rp 30000
Kamis, 31 Okt 2019 Sabtu, 2 Nov 2019 Rp 62,000 Rp 32000
Sabtu, 2 Nov 2019 Senin, 4 Nov 2019 Rp 71,000 Rp 71000
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa awal dari pelaksanaan air kejujuran
mengalami kerugian sebanyak Rp 16.000. Setelah hari kedua dan hari berikutnya
berkurangnya kerugian. Artinya, peserta didik pada hari pertama belum terbiasa
melakukan perilaku jujur karena masih dalam tahap pengenalan dan awal dari
pembiasaan. Bulan Oktober sampai November mengalami peningkatan keuntungan.
Namun, Air Kejujuran ini tidak berfokus pada keuntungan tetapi pada berkurangnya
kerugian. Berikut disajikan gambar dalam bentuk grafik Hasil Pencatatan Air Kejujuran
Bulan September-November 2019 sebagai berikut.
sisa/untung
100000
80000
60000
40000
rupiah
sisa
20000
0
1 3 5 7 9 1 1 1 3 15 1 7 19 2 1 23 25
-20000
-40000
hari/tanggal
A. Kesimpulan
Dari pembahasan penelitian di atas maka simpulan yang dapat ditarik dari
pengalaman terbaik ini adalah sebagai berikut.
1. “Air Kejujuran” bertujuan sebagai sebuah pembiasaan yang mengkondisikan
peserta didik untuk berperilaku jujur, menghargai orang lain, bertanggung jawab,
dan mandiri maka karakter tersebut akan menjadi sebuah karakter yang telah
melekat pada peserta didik.
2. Kendala yang masih ditemukan dalam implementasi air kejujuraan yaitu perilaku
curang atau tidak jujur lebih dilakukan karena faktor dari dalam siswa yang belum
mampu mengendalikan dan cenderung menutupi diri dari kesalahan. Pelaksanaan
“Air Kejujuran” sebagai jalan membangun karakter siswa perlu pembinaan serius
dan ditingkatkan lagi secara pemaknaan. Dari pelaksanaan yang sudah berjalan
“Air Kejujuran” sebagai solusi dan bagian dari penguatan pendidikan karakter
(PPK).
B. Rekomendasi
Berdasarkan simpulan tersebut rekomendasi yang dapat sampaikan sebagai tindak
lanjut kegiatan berikutnya, yaitu:
1. Kepada satuan pendidikan dapat menggunakan pengalaman pelaksanaan “Air
Kejujuran” ini sebagai kegiatan pembentukan karakter jujur peserta di sekolah.
2. Melalui “Air Kejujuran” banyak manfaat yang kita dapatkan seperti pentingnya
menumbuhkan nilai karakter kejujuran sejak dini, membiasakan siswa untuk minum
air sebelum dan secara berlahan mulai mengurangi pembelian minuman botol plastik
dan beralih kepata botol isi ulang.
DAFTAR PUSTAKA
Mahartika, Loudia. 2019. 5 Manfaat Air Putih yang Utama bagi Kesehatan Tubuh, Penuhi
Kebutuhanmu. Diakses melalui http://m.liputan6.com/lifestyle/read/3914099/5-
manfaat-air-putih-yang-utama-bagi-kesehatan-tubuh-penuhi-kebutuhanmu pada
tanggal 6 November 2019
Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2017 tentang Pendidikan Karakter
Peraturan Gubernur Nomor 97 Tahun 2018 Tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik
Sekali Pakai