Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Manusia adalah Makhluk Sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain,yang mana
antara satu sama lainya saling membutuhkan,baik dalam memenuhi kebutuhan jasmaninya
maupun kebutuhan rohaninya.
Dalam dunia zaman modern seperti ini kita sering dihadapkan dengan masalah-masalah yang
kerap menodai agama dengan pergaulan yang tanpa dibatasi dengan aturan atas hukum yang
mengikat kepada penganut agama. Sehingga menjadi sebuah keprihatinan bagi kita umat
yang beragama Islam dengan kebiasaan orang yang tidak peduli dengan aturan yang dalam
hal ini menurutnya sebagai penghalang atas apa yang ingin dilakukan atau dengan kata lain
untuk menuruti keinginan hawa nafsunya.
Islam mngajarkan kepada Kita semua untuk menjalankan kehidupan Kita dengan cara yang
baik yang sesuai dengan Syari’at Islam.Tidak hanya itu,Islam juga merupakan sebuah Agama
yang sempurna karena didalamnya tidak hanya menjelaskan tentang kehidupan Akhirat saja
tetapi juga menjelaskan tentang semua kehidupan umatnya baik yang berhubungan dengan
IbadahAqidah dan Akhlak.
Islam merupakan agama yang memiliki tatanan dan aturan yang terbaik termasuk dalam
masalah hubungan laki-laki dengan perempuan. Islam meletakkan kode etika yang beradab
dalam hal ini yang tidak dimiliki oleh aturan dan tatanan manapun di dunia ini. Semua itu
demi kebaikan dan kesucian masyarakat termasuk rumah tangga. Di antara tindak preventif
Islam untuk menangkal penyakit ini adalah dengan meletakkan hukuman-hukuman atas
pelakunya di dunia dan di akhirat.
Padahal agama sama sekali tidak melarang hambanya untuk melakukan sesuatu yang jika hal
itu tidak akan merusak atau menjadi mudharat bagi yang membangkang. Betapa banyak
orang-orang yang melakukan hubungan seks secara bebas terjangkit hubungan seks secara
bebas terjangkit oleh penyakit yang mematikan, adakah renungan tentang semua itu, itu
adalah tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang yang berakal.
Persoalan menuduh seseorang sebagai penzina adalah kesalahan yang serius dalam Islam.
Malahan Islam membuat kehormatan pada salah satu dari lima kebutuhan dasar yang mesti
dijaga dalam Islam. Manakala sesuatu tuduhan zina pada seseorang tanpa barang bukti adalah
salah satu dari tujuh dosa besar.
Setelah Kita melihat uraian diatas,Kita tahu bahwa perbuatan zina dan qadzaf itu merupakan
salah satu dosa yang besar dalam Islam.Maka dalam Makalah ini akan diuraikan secara
sederhana tentang Definisi zina dan qadzaf,hukum zina dan qadzaf,macam-macam zina,
unsur-unsur zina,sebab-sebab timbulnya zina,solusi menangani zina,hukuman had zina dan
qadzaf,pembuktian zina dan qadzaf,dan hal-hal yang menggugurkan had zina dan qadzaf.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian zina
Zina menurut bahasa dan istilah syara' mempunyai pengertian yang sama, yaitu persetubuhan
yang dilakukan seorang laki-laki dan perempuan pada kemaluan depannya tanpa disadari
dengan tali kepemilikannya dan sebab kepemilikan.
ulama hanafiyah menyebutkan sebuah definisi zina secara panjang lebar yang menjelaskan
kriteria-kriteria zina yang mengharuskan hukuman hadd.
Mereka mengatakan, "Zina adalah koitus yang haram pada kemaluan depan perempuan yang
masih hidup dan menggairahkan dalam kondisi atas kemaluan sendiri (tidak dipaksa) dan
kehendak bebasnya di daarul 'adl (kawasan negara Islam yang dikuasai oleh pemerintah atau
pemimpin yang sah) oleh yang berkewajiban menjalankan hukum-hukum Islam, tidak
mempunyai hakikat kepemilikan, tidak mempunyai hakikat tali pernikahan, tidak mempunyai
unsur syubhat kepemilikan, tidak mempunyai unsur syubhat tali pernikahan, tidak
mempunyai unsur syubhat berupa kondisi samar dan kabur pada tempat kondisi samar dan
kabur pada kepemilikan maupun tali pernikahan sekaligus.
Kemudian Abdul Qadir Audah berpendapat bahwa zina ialah hubungan badan yang
diharamkan dan disengaja oleh pelakunya.
Terakhir, mengenai kekejian jarimah zina ini, Muhammad Al-Khatib Al-Syarbini mengatakan
zina termasuk dosa dosa besar yang paling keji. Oleh sebab itu, sangsinya juga sangat berat,
karena mengancam kehormatan dan hubungan nasab.
B. Dasar Hukum Hiharamkannya Zina
Zina merupakan perbuatan yang sangat keji dan diharamkan. Zina termasuk dosa besar. para
gamawan dari agama manapun bersepakat bahwa zina hukumnya haram dan tidak satupun
agama yang memperbolehkan nya. Oleh sebab itu hukum hadd zina adalah hukuman yang
paling berat sebab membina merupakan tindakan kriminal terhadap kehormatan dan nasab.
Allah SWT berfirman,
Artinya: "Janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan
yang keji dan suatu jalan yang buruk." (Q.S. Al-Isra' : 32).
C. Macam-macam Jarimah Zina Dan Sanksi Atau Hukumannya
Ada dua jenis jarimah zina, yaitu zina muhsan dan ghairu muhsan. Zina muhsan adalah zina
yang pelakunya berstatus suami, istri, duda, atau janda. Artinya pelaku adalah orang yang
masih dalam status pernikahan atau pernah menikah secara sah. Adapun zina ghairu muhsan
adalah zina yang pelakunya masih berstatus perjaka atau gadis. Artinya pelaku belum pernah
menikah secara sah dan tidak sedang berada dalam ikatan pernikahan.
Terhadap kedua jenis jaringan zina di atas, syariat Islam memberlakukan 2 sanksi yang
berlainan sanksi bagi pelaku zina muhsan adalah hukuman rajam, yaitu pelaku dilempari batu
hingga meninggal. Adapun sanksi bagi pelaku zina ghairu muhsan adalah di cambuk
sebanyak seratus kali.
1. Hukuman hadd bagi perizinan yang masih lajang/gadis (ghairu muhshan)
Hukum hadd bagi pengguna yang masih lajang adalah daerah. Hal ini berdasarkan
firman allah
Artinya: "Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah
tiap-tiap seorang dari keduanya 100 kali dera". (An-Nur: 2).
2. Hukuman bagi perizinan yang berstatus muhshan
cara ulama selain khawarij bersepakat bahwasanya hukum bagi berzina yang berstatus
mastran adalah rajam. Hal ini berdasarkan sejumlah dalil dari as-sunnah yang mau
khawatir, daniel ijma', serta dalil logika.
Artinya: "tidak halal (menumpahkan) darah seorang muslim yang bersaksi bahwa
saya tidak ada tuhan selain allah swt dan bahwasanya aku adalah utusan allah
kecuali terhadap salah satu dari tiga orang, yaitu, orang yang telah menikah berzina,
jiwa dengan jiwa (pembunuh), dan orang yang meninggalkan agamanya (murtad)
yang memisahkan diri dari jama'ah (kau muslimin)."
Pencet tuhan hukuman ragam disyaratkan harus terpenuhi nya syarat ihshaan. Ihshaan
secara bahasa adalah mencegah. Adapun secara syara' bisa memiliki pengertian
beragama, baligh, berakal, merdeka, menjaga diri ('iffah), sudah menikah, dan yang
terakhir adalah orang mau kalah dan berstatus merdeka yang sudah pernah melakukan
senggama melalui pernikahan yang sah. Pengertian ihshaaan yang terakhir inilah
(orang mau call of dan berstatus merdeka yang sudah pernah melakukan senggama
melalui pernikahan yang sah) yang dimaksudkan di sini menurut ulama syafi'iyah.
D. Syarat-Syarat Hukum Hadd Zina
hukum bahan hina tidak bisa digabungkan kepada seorang pelaku zina baik laki-laki
maupun perempuan kecuali dengan beberapa syarat, yang beberapa diantaranya sudah
disepakati dan sisanya masih di perselisihan. Syarat-syarat tersebut pada 10 seperti
berikut.
1. Pelaku adalah orang baligh
2. Pelaku adalah orang berakal
3. Lagu adalah seorang muslim menurut ulama malikiyah
4. Pelaku melakukan perizinan atas kemauan sendiri, tidak dalam keadaan
dipaksa
5. Perijinan yang dilakukan adalah dengan manusia
6. perempuan yang di sini harus perempuan yang memang sudah bisa disetubuhi.
7. Penggunaan yang dilakukan tanpa ada unsur syubhat di dalamnya
8. Pelaku mengetahui hukum ke haraman berzina
9. Perempuan yang dibintangi adalah orang hidup
10. Perempuan yang di sini bukan perempuan harbi di daatul harb (kawasan
negeri musuh) atau daarul baghyi (kawasan yang dikuasai oleh kelompok
pemberontak)

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Zinah adalah memasukan zakar kedalam faraj yang haram dengan tidak syubhat dan cara
cara naluriah memuaskan hawa nafsu.Perbuatan zina diharamkan dalam syari’at islam,karena
termasuk kepada dosa besar.Zina ada dua macam yaitu zina Muhsan dan zina ghair
Muhsan.Sementara hukuman had bagi pezina adalah sebagai berikut:
a. Hukuman Had bagi pezina yang belum menikah
Had pria atau wanita yang lajang ( Ghair Muhsan ) yang berzina adalah seratus kali
dera,kemudian diasingkan selama satu tahun.
b. Hukuman Had bagi pezina yang sudah menikah
Hukuman orang yang pernah menikah ( Muhsan ) yang berzina adalah diramjam hingga
mati,baik laki-laki maupun perempuan.
B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan setelah membahas makalah tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Kepada seluruh umat Islam hendaklah menjauhi segala sesuatu yang dapat menyebabkan
proses terjadina zina karena zina itu merupakan salah satu dosa yang besar yabg dibenci oleh
Allah SWT
2. Kepada seluruh remaja Islam tegakanlah hukum syari’at Islam sesuai dengan ajaran Islam
supaya tercipta masyarakat yang Islami

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai