NIM : 1913026004
Kelas : B Farmasi Klinis 2019
Ringkasan Materi Kimia Farmasi II
KINETIKA KIMIA
Laju reaksi menyatakan laju perubahan konsentrasi zat-zat komponen reaksi setiap satuan
𝜟[𝑴]
waktu. 𝒗 =
𝒕
Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi suatu pereaksi atau laju
bertambahnya konsentrasi suatu produk persatuan waktu. Faktor yang mempengaruhi laju
reaksi adalah suhu, konsentrasi, luas permukaan dan katalis.
A→ B
ⅆ( 𝑨 ) ⅆ( 𝑩 )
Laju Reaksi = - =
ⅆ𝒕 ⅆ𝒕
Kenaikan suhu dapat mempercepat laju reaksi karena dengan naiknya suhu energi kinetik
partikel zat-zat meningkat sehingga memungkinkan semakin banyaknya tumbukan efektif
yang menghasilkan perubahan
1. Suhu. Makin tinggi suhu, maka energikinetik molekul makin tinggi sehingga
tumbukan makin sering, laju reaksi makin tinggi. Pada beberapa reaksi yang umum,
laju reaksi makin besar (waktu reaksi makin singkat) 2 kali setiap kenaikan suhu 10oC
2. Konsentrasi. Konsentrasi mempengaruhi laju reaksi,karena banyaknya partikel
memungkinkan lebih banyak tumbukan, dan itu membuka peluangsemakin banyak
tumbukan efektif yang menghasilkan perubahan
v = laju reaksi (mol/L.det)
[A] = konsentrasi A (mol/L)
[B] = konsentrasi A (mol/L)
[C] = konsentrasi C (mol/L)t = waktu (detik
3. Luas Permukaan. Semakin luas permukaan zat, semakin kecil ukuran partikel zat.
Jadi semakin kecil ukuran partikel zat, reaksi pun akan semakin cepat.\
4. Katalis adalah zat yang dapat mempercepat laju reaksi.
1. Katalis aktif yaitu katalis yang ikut terlibat reaksi dan pada akhir reaksi terbentuk
kembali.
2. Katalis pasif yaitu katalis yang tidak ikut bereaksi, hanya sebagai media reaksi saja.
Suatu katalis diduga mempengaruhi kecepatan reaksi dengan salah satu jalan:
1.Dengan pembentukan senyawa antara (katalisis homogen)
2.Dengan adsorpsi (katalisis heterogen)
Orde Reaksi
Orde reaksi atau tingkat reaksi terhadap suatu komponen adalah pangkat perubahan
konsentrasi terhadap perubahan laju.
Orde 0 = tidak terjadi perubahan
Orde 1 = perubahan konsentrasi pereaksi 2 kali sehingga laju reaksi lebih cepat 2 kali
Orde 2 = perubahan konsentrasi pereaksi 2 kali sehingga laju reaksi lebih cepat 4 kali
Contoh :
Suatu larutan obat mengandung 500 mg/ml. dianalisis setelah 40 hari dan ternyata
terkandung 300 mg/ml. Anggap penguraian dengan orde 1, pada saat kapankah obat
terurai setengahnya dari konsentrasi awal?
Jawab :
k = 2,303/t x log Co/C
k = 2,303 / 40 x log 500/300
k = 0,0128 hari
t1/2 = 2,303 / 0,0128 x log 500/250
= 54,3 hari
ANALISIS CEMARAN KIMIA
Pengujian terhadap adanya bahan asing dan cemaran dimaksudkan untuk membatasi senyawa
demikian sampai pada jumlah yang tidak mempengaruhi fungsi pada kondisi penggunaan
biasa. Kebenaran hasil pengujian dan penetapan kadar antara lain tergantung pada mutu
pereaksi yang digunakan dalam pengujian dan penetapan kadar harus mempunyai mutu untuk
analisis.
Anorganik, Organik
Isomer, Polimer
Biokimia, Mikrobiologi (bakteri, virus, jamur)
Sumber cemaran :
Sintesis
Preparasi
Hasil degradasi
Suatu sampel dikatakan tercemar jika mengandung elemen yang pada keadaan normal
seharusnya tidak trdpt dlm sampel tsb atau mengandung elemen yang biasa terdapat dalam
sampel tetapi kadarnya melebihi kadar yang dipersyaratkan.
1. Kadar Analit yang Sangat Kecil → Kadar cemaran umumnya sangat kecil.
agar mencapai batas kuantitas, maka perlu perlakuan lain. teknik pemekatan yang
digunakan adalah penguapan dan ekstraksi.
2. Matrik yang rumit/kompleks → Bahan cemaran harus dipisah dahulu dari
matriks karena dapat mengganggu presisi dan akurasi [ada hasil penentuan kadar
cemaran. Teknik isolasi yg dpt dilakukan adalah destilasi, pengabuan, dekstruksi,
ekstraksi dan kromatografi.
3. Metode Analisis → mempunyai keterbatasan, sehingga untuk analit yang
sama, tetapi kadar / matriks / tujuan analisis berbeda, metode yang dapat digunakan
belum tentu sama.
ASAL USUL CEMARAN
Paparan Alamiah
Proses pembuatan bahan baku :
Residu proses sintesa: sisa reaktan, hsl reaksi samping, sisa pelarut, komponen
bahan wadah
Hasil proses degradasi
Mikroba, toksit
Kesengajaan
AIR
Sumber air:
Air Permukaan
Air dari Atmosfir
Air dalam tanah
Kualitas air → karakteristik mutu yang diperlukan untuk pemanfaatan tertentu dari
berbagai sumber air. Kriteria mutu air merupakan suatu dasar baku mengenai syarat kualitas
air yang dapat dimanfaatkan
Sifat fisis (tidak berbau, tidak berasa, tidak keruh, serta tidak berwarna)
Sifat kimiawi (tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-zat kimia yang berbahaya
bagi kesehatan antara lain Besi (Fe), Flourida (F), Mangan ( Mn ), Derajat keasaman
(pH), Nitrit (NO2), Nitrat (NO3) dan zat-zat kimia lainnya. Kandungan zat kimia
dalam air bersih yang digunakan sehari-hari hendaknya tidak melebihi kadar
maksimum yang diperbolehkan untuk standar baku mutu air minum dan air bersih.)
Kandungan mikroba (tidak mengandung mikroba pathogen)
Metode Pengeringan
Metode Destilasi
Metode Khemis
Metode Fisis
Metode Khusus : Kromatografi
NMR
Aktivitas air sangat penting utk menentukan kemampuan air dalam proses – proses kerusakan
bahan makanan. Kadar air seimbang: setiap bhn bila diletakkan dlm udara terbuka kadar
airnya akan mencapai keseimbangan dengan kelembaban udara disekitarnya.
Abu adalah zat anorganik sisa hasil pembakaran suatu bahan organik. Kandungan abu dan
komposisinya tergantung pd macam bahan dan cara pengabuannya.
Kadar abu ada hubungannya dengan mineral suatu bahan. Mineral yang terdapat dalam suatu
bahan dpt mrpkn dua macam, garam, yaitu garam organik dan garam anorganik.
Penentuan kadar abu adalah dengan mengoksidasi semua zat organik pada suhu tinggi,
yaitu sekitar 500 – 600 0C dan kemudian melakukan penimbangan zat yang tertinggal setelah
proses pembakaran tersebut. Terbagi menjadi penentuan secara langsung dan tidak langsung
1. Cara kering biasa digunakan untuk penentuan total abu dalam suatu bahan makanan
dan hasil pertanian, sedangkan cara basah untuk identitas elemen.
2. Cara kering untuk penentuan abu yang larut dan tak larut dalam air serta abu yang tak
larut dalam asam memerlukan waktu relatif lama sedangkan cara basah memerlukan
waktu relatif singkat.
3. Cara kering memerlukan suhu relatif tinggi, sedangkan cara basah memerlukan waktu
relatif rendah.
4. Cara kering digunakan untuk sampel yang relatif banyak, sedangkan cara basah
sebaiknya sampel sedikit dan memerlukan reagen yang agak berbahaya.
PENGANTAR RADIO FARMASI
Radio Farmasi (RF) adalah senyawa Radio Aktif (RA) yang digunakan untuk keperluan
diagnostik maupun terapeutik. Radioaktifmerupakan Peristiwa terurainya beberapa inti atom
tertentu secara spontan yang diikutidengan pemancaran partikel alfa (Inti helium), Partikel
beta (elektron) , atau radiasi gamma (gelombang elektromagnetik kuat ). Radiofarmaka
merupakan peneraparan zat radioaktif dalam bidang medis sebagai obat dalam bentuk sinar
dan yang biasanya digunakan ialah penerapan sinar gamma. Selain sebagai obat terapi, sinar
gamma juga sebagai alat pendeteksi (diagnosis) suatu penyakit.
Karena digunakan untuk manusia, maka sediaan RF harus stabil, bebas pyrogen,
memenuhi QC obat–obat biasa / konvensional.
Bentuk RF
M : Metastabil
Perbedaan RK dan RF
RK: tidak dapat digunakan sebagai obat karena tidak steril dan mengandung pirogen
sehingga berbahaya bagi tubuh
RF: steril dan non pirogenik sehingga aman untuk tubuh dan digunakan sebagai obat
RF ini obat akan ditentukan dimana obat akan dialokasikan, bagaimana efek fisiologis
obat pada target sasaran, langkah pelabelan
Persyaratan RF
Radiasi dari nuklida harus mudah dideteksi dengan instrumen yang tersedia
Dosis radiasi pada pasien harus seminimum mungkin
Alat nuklir yang sering digunakan: Scener, Camera Gamma, Tes tiroid
Karakteristik
3. Waktu paruh pendek ( Tf (T1/2 Fisik Radio Nuklida) , Tb (T1/2 Biologi Radio
Nuklida dlm tubuh)
Syarat Diagnosis
Syarat Terapi
2. TF harus pendek
4. Erg yang dipancarkan hrs dpt menembus jaringan & dpt dideteksi dr luar tubuh (100 –
200) KeV
5. Sifat Radionuklida yang tertinggal setelah peluruhan dan nuklida anak (mrpkn nuklida
stabil)
Bentuk Sediaan RF
Gas (133Xe , 85Kr)
Desain RF
2. Bagaimana memformulasi RF
Bahan tanbahan secara definitif diartikan sebagai: bahan yang ditambahkan dengan sengaja
dan kemudian terdapat dalam makanan sebagai akibat dari berbagai tahap budidaya,
pengolahan, penyimpanan, pengemasan.
Pemanis Buatan adalah bahan tambahan makanan yang dpt menyebabkan rasa manis pada
makanan dan tidak atau hampir tidak mempunyai nilai gizi
SAKARIN (GARAM Na) Untuk minuman tak beralkohol, roti, sari buah, sirup.
1. Tes rasa : sampel diasamkan dengan HCl/H3PO4, diekstraksi dgn eter. Lapisan eter
diambil, diuapkan, residu dirasa masih manis ( 200 mg/mL)
2. Dilakukan konversi dari sakarin menjadi asam salisilat. Smpl dibasakan dgn NaOH
(1:20), dipanaskan, residu dilarutkan dlm air, diasamkan dgn HCl, larutan mnjd netral
+ FeCl3 menjadi Violet.
BAHAN PENGAWET
Makanan supaya dapat disimpan lama, perlu pengawetan. Pengawetan dapat dilakukan
dengan cara:
1. Pendinginan / pembekuan
2. Pengeringan / sterilisasi / pasteurisasi
3. Pengeringan
4. Penggaraman
5. Radiasi
6. Penambahan bahan pengawet / bahan kimia
Penggolongan Pengawet :
Tidak toksik
Keuntungan Pengawet : Enak dan nyaman dipakai, Kebersihan terjamin dan bebas mikroba,
Baik untuk digunakan .
Bahan pewarna tumbuhan : Bahan pewarna yang didapat dari akar, buah atau batang
tanaman, termasuk misalnya annatto (warna kuning coklat yang diambil dari biji tanaman
Bixa orrelana), caramel (coklat), khlorofil (hijau), cochineal, saffron, turmeric dan masih
banyak lagi yang lain.
Persyaratan Zat Warna : Harus dicantumkan dalam label, Tidak boleh disembunyikan,
Tidak boleh membuat artikel, Dengan pewarna mutu / kualitas lebih baik
Mon, Irma. dkk. 2012. Kimia Fisika:Kinetika Kimia. Padang: UNP Press.
Cokorda Istri Sri A., dkk. 2015. Jurnal Farmasi Udayana Vol IV No. 2. Universitas Udayana.
Zulkarnain, Iskandar. 2014. “Stabilitas Kimia Dan Usia Simpan Sirup Parasetamol Pada
Berbagai Suhu Penyimpanan”. Jurnal As-Syifaa Vol 06 (01) : Hal. 17-24
Nurmayanti, Demes., Purwoko, Djoko. 2017. Kimia Lingkungan. Indonesia: Kemenkes RI.
Ikhwani. 2016. Buku Perkuliahan: Radiofarmasi. Kota Langsa: Lembaga Pendidikan Khairul
Insani.