SEWAKTU (KDS)
DI RUANGAN AR-RAHMAH
RS ISLAM IBNUSINA PEKANBARU
Disusun Oleh :
Kelompok IV
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunianya
sehingga dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul Asuhan keperawatan
pasien dengan Kejang demam sewaktu di ruangan Arrahmah Rumah sakit Ibnu
Sina Pekanbaru. Dalam penyusunan Makalah ini tidak terlepas dari adanya
bimbingan, arahan dan dukungan dari berbagai pihak yang ikut membantu
terselesaikannya penulisan makalah ini, dan Pada kesempatan ini, perkenankan
kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dengan hati yang tulus
kepada Ibu Ns.Otrina, S. Kep sebagai perseptor mentor Klinik,DR.Ns.Rifa Yanti,
S.Kep.M. Biomed, Ibu NS.Ul Ahdazumar, S.Kep Sebagai manejer keperawatan
RS Ibnu Sina Pekanbaru, Ibu Nurhasnah, S.Kep sebagai kepala ruangan di
ruangan Arrahmah
Semoga Allah SWT membalas semua pihak yang telah memberikan
bantuan dan dukungannya dalam menyelesaikan penulisan makalah ini. Tentu saja
Makalah Asuhan Keperawatan pasien kejang demam ini jauh dari sempurna,
sehingga memerlukan saran dan masukan dari berbagai pihak, Semoga makalah
ini memberi manfaat untuk kemajuan pelayanan keperawatan Rumah Sakit Islam
Ibnu Sina pekanbaru.
Penulis
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Tujuan ..................................................................................................... 2
1. Tujuan Umum ................................................................................. 2
2. Tujuan Khusus................................................................................. 2
BAB II KONSEP DASAR ………………………………………………… 3
A. Kesimpulan ............................................................................................ 44
B. Saran ...................................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mengalami kejang demam seperti ini sangat tidak di inginkan oleh orang
tua manapun.Insiden kejang demam ini dialami oleh 2% - 4% pada anak usia
antara 6 bulan hingga 5 Tahun (ME. Sumijati 2000 ) dengan durasi kejang selama
beberapa menit. Namun begitu, walaupun terjadi hanya beberapa menit, bagi
orang tua Anak merupakan hal yang penting artinya bagi keluarga, selain sebagai
penerus keturunan, anak pada akhirnya sebagai generasi penerus bangsa. Oleh
karena itu tidak satupun orang tua yang menginginkan anaknya jatuh sakit, lebih –
sering dijumpai pada bayi dan anak. Dari penelitian oleh beberapa pakar
9,7% (pada pria 10,5% dan pada wanita 8,9% dan Tsuboi mendapatkan angka
akhir ini kejang demam diklasifikasikan menjadi 2 golongan yaitu kejang demam
sederhana yang berlangsung kurang dari 15 menit dan umum, dan kejang demam
komplek yang berlangsung lebih dari dari 15 menit, fokal atau multifel (lebih dari
Menurut data pasien tiga bulan terakhir yang dirawat diruang Ar-Rahmah
Rumah Sakit Islam Ibnu Sina P.baru di mana bulan Agustus sebanyak 86 pasien,
bulan September sebanyak 90 orang dan pada bulan Oktober sebanyak 101 orang
dan dari jumlah keseluruhan pasien lebih kurang 50% anak-anak yang berusia 6
bulan hingga 5 tahun dan sekitar 30 % mengalami kasus kejang demam. Kejang
demam bisa diakibatkan oleh infeksi ekstrakranial seperti ISPA, radang telinga,
campak, cacar air. Dalam keadaan demam, kenaikan suhu tubuh sebesar 10C pun
%. Apabila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi maka anak akan kejang. Umumnya
kejang tidak akan menimbulkan dampak sisa jika kejang tersebut berlangsung
kurang dari 5 menit tetapi anak harus tetap mendapat penanganan agar tidak
terjadi kejang ulang yang biasanya lebih lama frekuensinya dari kejang pertama.
Timbulnya kejang pada anak akan menimbulkan berbagai masalah seperti resiko
cidera, resiko terjadinya aspirasi atau yang lebih fatal adalah lidah jatuh ke
pertolongan segera. Diagnosa secara dini serta pengelolaan yang tepat sangat
diperlukan untuk menghindari cacat yang lebih parah, yang diakibatkan bangkitan
kejang yang sering. Untuk itu tenaga perawat/paramedis dituntut untuk berperan
spiritual.
Dengan melihat latar belakang tersebut, masalah atau kasus ini dapat
diberikan sedini mungkin pada anak. Dan perlu diingat bahwa maslah
penanggulangan kejang demam ini bukan hanya masalah di rumah sakit tetapi
B. Tujuan
1. Tujuan umum:
anak.
2. Tujuan khusus:
Untuk mengetahui;
demam.
BAB II
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu
38oC. Yang disebabkan oleh suatu proses ekstranium, biasanya terjadi pada usia 3
bulan-5 tahun. Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan
suhu tubuh (suhu mencapai >38C). kejang demam dapat terjadi karena proses
anak berumur 6 bulan sampai dengan 5 tahun (Amid dan Hardhi, NANDA NIC-
NOC, 2013).
neurologik yang paling sering dijumpai pada anak-anak dan menyerang sekitar
4% anak. Kebanyakan serangan kejang terjadi setelah usia 6 bulan dan biasanya
yang berusia kurang dari 18 bulan. Kejang demam jarang terjadi setelah usia
1. Faktor-faktor prenatal
3. Faktor genetika
5. Demam
6. Gangguan metabolisme
7. Trauma
8. Neoplasma, toksin
9. Gangguan sirkulasi
dipecah menjadi CO2dan air. Sel dikelilingi oleh membran yang terdiri dari
permukaan dalam yaitu lipoid dan permukaan luar yaitu ionik. Dalam keadaan
normal membran sel neuron dapat dilalui dengan mudah oleh ion kalium (K+) dan
sangat sulit dilalui oleh ion natrium (Na+) dan elektrolit lainnya, kecuali ion
klorida (Cl–). Akibatnya konsentrasi ion K+ dalam sel neuron tinggi dan
konsentrasi Na+ rendah, sedang di luar sel neuron terdapat keadaan sebalikya.
Karena perbedaan jenis dan konsentrasi ion di dalam dan di luar sel, maka
metabolisme basal 10-15 % dan kebutuhan oksigen akan meningkat 20%. Pada
dengan orang dewasa yang hanya 15 %. Oleh karena itu kenaikan suhu tubuh
dapat mengubah keseimbangan dari membran sel neuron dan dalam waktu yang
singkat terjadi difusi dari ion kalium maupun ion natrium akibat terjadinya lepas
muatan listrik. Lepas muatan listrik ini demikian besarnya sehingga dapat meluas
dan energi untuk kontraksi otot skelet yang akhirnya terjadi hipoksemia,
artenal disertai denyut jantung yang tidak teratur dan suhu tubuh meningkat yang
otak meningkat
D. Nursing Pathway
Resiko Infeksi
Proses demam
Ketidakseimbangan kelainan
neurologis
ATP ASE
Resiko kejang berulang
Pengobatan perawatan
Dan diit
15 menit
perubahan suplay
gejala sisa
Neuron otak
b. Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang
parsial
6 tahun
abnormalitas perkembangan
9) Tanpa gerakan focal dan berulang dalam 24 jam (H. Nabiel Ridha,
2014)
2002)
atau kejang demam yang berulang dikemudian hari. Saat ini pemeriksaan EEG
tidak lagi dianjurkan untuk pasien kejang demam yang sederhana. Pemeriksaan
infeksi.
terutama pada pasien kejang demam yang pertama. Pada bayi yang masih kecil
seringkali gejala meningitis tidak jelas sehingga harus dilakukan lumbal pungsi
pada bayi yang berumur kurang dari 6 bulan dan dianjurkan untuk yang berumur
3. Darah
mq/dl)
c. Elektrolit : K, Na
Ketidakseimbangan elektrolit merupakan predisposisi kejang
5. Skull Ray :Untuk mengidentifikasi adanya proses desak ruang dan adanya
lesi
masih terbuka (di bawah 2 tahun) di kamar gelap dengan lampu khusus
H. Penaktalaksanaan Medis
1. Pengobatan
Bila kejang belum berhenti dapat diulang dengan dosis yang sama
setelah 20 menit.
b. Turunkan panas
berlangsung lama.
d. Pengobatan profilaksis
e. Penanganan sportif
2. Pencegahan
Dapat digunakan :
A. Pengkajian Keperawatan
1. Anamnesa
b. Sirkulasi
Posiktal : Tanda-tanda vital normal atau depresi dengan penurunan nadi dan
pernafasan
c. Intergritas Ego
Stressor eksternal atau internal yang berhubungan dengan keadaan dan atau
penanganan
Peka rangsangan : pernafasan tidak ada harapan atau tidak berdaya Perubahan
dalam berhubungan
d. Eliminasi
1) Inkontinensia epirodik
aktivitas kejang
e. Neurosensori
f. Kenyamanan
g. Pernafasan
sekresi mulus
h. Keamanan
1) Riwayat terjatuh
2) Adanya alergi
i. Interaksi Sosial
2. Pemeriksaan Fisik
a. Aktivitas
b. Integritas Ego
c. Eleminasi
2) Hyperplasia ginginal
2) Kejang umum
3) Fosiktal : pasien tertidur selama 30 menit sampai beberapa jam, lemah kalau
5) Kejang parsial
f. Kenyamanan
g. Keamanan
B. Diagnosa Keperawatan
C. Rencana Keperawatan
dengan proses 2x24 jam diharapkan 3. Monitor tekanan darah, nadi dan RR
ada pusing.
2. Gangguan perfusi Setelah diberikan asuhan 1. Monitor TD, nadi, suhu dan RR
kriteria hasil:
a. TD sistole dan
normal 80-100/60
mmHg
b. RR normal 20-30
x/menit
x/menit
derajat celcius
e. GCS 456
menemani pasien
kebisingan
keluarga.
tindakan keperawatan
keluarga mengerti
dilakukan tindakan
kriteria hasil :
b. Keluarga
mengerti cara
penanganan
A. Identitas
1. Identitas Anak
a. Nama Anak : An. I
b. Tempat/tgl lahir (Usia) : 18 Juni 2017
c. Jenis kelamin : Laki-laki
d. Agama : Islam
e. Pendidikan : Belum sekolah
f. Tanggal masuk RS : 15 November 2019
g. Diagnosa Medis : KDS
2. Identitas Orang Tua
Nama Ayah : Dery Putra Nama Ibu : Fitri Yaftrianti
Umur : 33 Tahun Umur : 30 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku Bangsa : Indonesia Suku Bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : S 2 (PAI)
Pekerjaan : Karyawan Swasta Pekerjaan : IRT
Alamat : Jl. Kruing 7 No 5 Pandau Alamat : Jl. Kruing 7 No 5 Pandau
Permai Permai
2. Riwayat penyakit
a. Penyakit yang pernah dialami : ISPA, Kejang berulang semenjak umur
1,5 th
b. Riwayat kecelakaan : tidak pernah
c. Riwayat operasi : tidak pernah
d. Riwayat hospitalisasi : tidak pernah dirawat sebelumnya
e. Riwayat pengobatan : pasien minum obat sesuai dengan
keluhan saja, tidak ada minum obat rutin untuk penyakit tertentu
3. Riwayat imunisasi
√ lengkap : BCG, DPT, Hepatitis B, Polio, Campak
4. Riwayat alergi
Jenis alergi : tidak ada
5. Riwayat kesehatan keluarga : tidak ada penyakit herediter yang spesifik
6. Genogram
Keterangan :
Laki-laki
Perempuan
√
Klien
√
D. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : lemah
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda-tanda Vital
Tekanan darah :- Pernapasan : 22 x.menit
Nadi : 100 x/menit Suhu : 38,7 0 C
4. Pemeriksaan status gizi
Berat badan : 9,5 kg lingkar dada : 51 cm
Tinggu badan : 80 cm lingkar perut : 54 cm
Lingkar kepala : 46 cm lingkar atas : 15 cm
Status gizi : √ Normal
5. Kepala
Warna rambut : √ hitam
Tektur rambut : √ halus
Benjolan : √ tidak ada
Nyeri tekan : √ tidak ada
Kebersihan : √ bersih
6. Wajah
Bentuk wajah : √ simetris
7. Mata
Palpebra : tidak ada edema/radang
Sclera : Normal
Konjungtiva : tidak anemis
Discharge :
8. Hidung
Bentuk hidung : √ normal pernapasan cuping hidung : √ tidak
Kondisi hidung : √ kotor
Polip : √ ada
9. Telinga
Posisi : √ simetris
Lubang telinga : √ tidak terdapat serumen
Benjolan/lesi : √ tidak
Nyeri tekan : √ tidak
10. Mulut
Mukosa bibir : √ kering
Bibir : √ normal
Mulut berbau : √ ada
Kondisi gigi : √ kotor
Gusi : √ tidak tampak peradangan
Kondisi lidah : √ kotor
11. Leher dan tenggorokan
Nyeri tekan : √ tidak ada
Nyeri telan : √ tidak ada
Kelenjer thyraoid : √ normal
Kaku kuduk : √ tidak ada
12. Thorax dan pernapasan
Inspeksi
Bentuk dada : √ simetris
Irama pernapasan : √ regular
Retraksi dada : √ tidak ada
Pola napas : teratur (normal)
Alat bantu napas : √ spontan
Palpasi
Vocal fremitus :
Ada/tidak nyeri/masa : tidak terdapat masa dan tidak terdapat
nyeri tekan
Perkusi : redup
13. Jantung
Palpasi
Iktus kordis : tidak tampak iktus kordis
Perkusi
Pembesaran jantung : tidak
Auskultasi
Bunyi jantung : suara jantung normal
14. Abdomen
Inspeksi
Asites : √ tidak ada
Distensi : tidak
Auskultasi
Bising usus : 9-12x/menit
Perkusi : tympani
Palpasi
Ada/tidak nyeri/massa : tidak terdapat masa atau nyeri tekan pada
abdomen
15. Genitelia dan anus
Vagina/penis : √ normal
Kepatenan anus : √ patent
Defekasi : √ anus, frekuensi 1 x/hari, konsistensi lunak,
karakteristik padat
Urin : √ spontan, frekuensi 4-7 x/hari
16. Ekstremitas
Ekstremitas atas
Kekuatan otot kanan/kiri : 4-4
Tonus otot kanan/kiri : 4-4
Ekstremitas bawah
Kekuatan otot kanan/kiri : 4-4
Tonus otot kanan/kiri : 4-4
17. Integumentum
Warna kulit : normal
Luka : tidak ada
18. Sirkulasi
Perubahan warna kulit : normal
CRT : ˂ 3 detik
Akral : hangat
19. Status neurologis
GCS :E :3 M:6 V:5
Peradangan selaput otak
Kaku kuduk : tidak ada
Kernig sign : tidak ada
Refleks brudzinksi : normal
Refleks lasegu : normal
E. Data Psikologis
1. Status psikologis : √ cendrung tidur dan rewel
2. Status psikososial
Hubungan dengan keluarga : √ baik
F. Riwayat tumbuh kembang
Tumbuh gigi, usia : 4 bulan merangkak : 8 bulan
Duduk, usia : 8 bulan berjalan, usia : 13 bulan
G. Test diagnostik
Laboratorium : ada USG :-
MRI : -
Hemoglobin : 12,2 mg/dl EKG :-
Leukosit : 13.020 EEG :-
Thrombosit : 493.000 Foto Rotgen :-
Hematokrit : 36, 3 CT Scan :-
H. Terapi saat ini :
Infus RL 27 cc/jam/kg BB
Paracetamol Infus 4 x 100 mg
Cefotaxim 2x250 mg
stesolit syr 3 x 1 cth
ANALISA DATA
Diagnosa Keperawatan
PENUTUP
A. Kesimpulan
terjadi karena peningkatan suhu tubuh (suhu rectal > 380 C yang sering di jumpai
saat seorang bayi atau anak mengalami demam tanpa infeksi sistem saraf pusat.
Kejang demam biasanya terjadi pada awal demam. Anak akan terlihat aneh untuk
beberapa saat, kemudian kaku, kelojotan dan memutar matanya. Anak tidak
responsif untuk beberapa waktu, napas akan terganggu, dan kulit akan tampak
lebih gelap dari biasanya. Setelah kejang, anak akan segera normal kembali.
Kejang biasanya berakhir kurang dari 1 menit, tetapi walaupun jarang dapat
Oleh karena itu, sangat penting bagi para orang tua untuk melakukan
pemeriksaan sedini mungkin pada anaknya agar hal-hal yang tidak di inginkan
dapat diketahui secara dini sehingga kejang demam dapat dicegah sedini
mungkin.
B. Saran
2. Untuk mahasiswa
dengan cara terus membaca dan berlatih agar kualitas asuhan yang diberikan