Anda di halaman 1dari 27

1

Pengertian Stratifikasi dan


Mobilitas Sosial
KULIAH 1
Mata Kuliah Stratifikasi Sosial
Program Studi Sarjana Sosiologi FISIP UI
Materi kuliah, harap tidak dIKUTIP
MATERI KULIAH 2

I.KONSEP STRATIFIKASI
II.PENYEBAB DAN DAMPAK
III.PENDEKATAN DALAM STUDI
IV. KONSEP MOBILITAS SOSIAL
3
STRATIFIKASI/PELAPISAN SOSIAL
1. Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi (2000: 85-110).
“Pembedaan anggota masyarakat berdasarkan status yang dimilikinya…”
Status: usia, jenis kelamin, agama, etnik, ras, pendidikan, pekerjaan,
ekonomi.

2. Anthony Giddens, Sociology (2009: 429-473)


“Inequality that exist between individuals and groups within human
societies”
“….stratification in terms of assets or property, …. it can also occur
because of other attributes, such as gender, age, religion affiliation or
military rank”.
4
Sifat Stratifikasi Sosial

Universal tetapi bervariasi

Stratifikasi selalu ada kapanpun dari masa ke masa

Stratifikasi sosial diwariskan dari satu generasi ke


generasi berikutnya
5
Penyebab
Stratifikasi  Davies & Moore: “fungsi status
untuk menunjang kesinambungan
masyarakat”
 Karl Marx: dinamika masyarakat
 Max Weber: persaingan dan
konflik (kekuasaan, ekonomi,
prestis)
6

Dampak Stratifikasi Sosial


Perilaku
Gaya hidup
Fertilitas
Harapan hidup
Kestabilan keluarga
Sikap politik
Kualitas hidup
Kesempatan Pendidikan
Dan sebagainya
7
Pendekatan dalam Studi Stratifikasi


Sosial

Dalam studi stratifikasi sosial terdapat empat pendekatan


(Levy dan Joye : 320):
1.
2.
Fungsionalis
Weberian

3. Neo-Marxist
4. Kategori sosio-profesional
8
 Fungsionalis
 Pendekatan fungsionalis melihat stratifikasi sebagai kumpulan dari status-status dan model analisisnya
adalah Status Attainment Model dimana status dirangking menurut prestis dan pendapatan (lihat Blau
dan Duncan 1967).
 Perspektif ini dikritik karena menunjukkan seolah-olah masyarakat terdiri dari status-status yang
berurutan (ranking) tanpa menekankan pentingnya lapisan-lapisan dalam masyarakat.

 Neo Marxist
 Perspektif Neo-Marxist menekankan peran pemilikan alat produksi yang mendominasi sratifikasi.
 Teori-teori Marxist kontemporer seperti yang dibahas oleh Wright masih tetap berusaha
mempertahankan peran pemilikan alat produksi walaupun ia melengkapinya dengan kelas-kelas baru
kedalam kode lima-kelas yang mencakup posisi kelas yang kontradiktif (contradictory class positions)
seperti “small employers”, “managers and supervisors”, dan “semi-autonomus wage earners” (1985).
 Namun perspektif ini terlalu memaksakan kriteria tersebut sehingga menghasilkan kategori yang tidak
jelas seperti menggabungkan pengacara dan petugas kebersihan dalam satu kelas (semi-autonomous
employees) (lihat Saunders 1990:33).
9
Cara
Mempelajari  Obyektif:menggunakan
Stratifikasi dimensi pendidikan,
pekerjaan, penghasilan
Sosial
 Subyektif: menilai status
sendiri
 Reputasional: menilai status
orang lain
10
STRATA * BURUH TANI 15.1%

INDONES * PETANI (< 0.5 HA) 18.9%


* PETANI (0.5 – 1.0 HA) 6.4%
IA * PETANI (> 1.0 HA) 4.8%

(RUMAH * NON TANI- STRATA BAWAH 14.6%


* NON TANI-STRATA ATAS 6.5%
TANGGA, * KOTA- STRATA BAWAH 14.8%
2000, BPS) * KOTA- STRATA ATAS 8.5%
PENGELUARAN RUMAH TANGGA PER BULAN
(Roy Morgan, 2006; n = 25.232, The Jakarta Post, December 5, 2006) 11
A= LAPISAN ATAS; B + C = MENENGAH; D+E+ BAWAH

HOUSEHOLD EXPENDITURE TOTAL URBAN RURAL


A1. > Rp. 4,250,000 0.3% 0.3% 0.2%
A2. 3,250,001 - 4,250,000 0.2 0.5 0.1
A3. 2,250,001 - 3,250,000 1.1 1.8 0.4
B.1. 1,750,001 - 2,250,000 3.4 5.7 1.3
B.2. 1,250,001 - 1,750,000 9.6 13.2 6.3
C. 800,001 - 1,250,000 21.2 25.8 17.0
D. 600,001 - 800,000 29.4 27.9 30.8
E1. 400,001 - 600,000 26.5 20.3 32.8
E2. < 400,000 8.3 4.5 11.7
Monthly Income
(Roy Morgan, The Jakarta Post, October 2, 2007)
n=27,000 -> 90% population over 14 (140 Million)
12
A= LAPISAN ATAS; B + C = MENENGAH; D+E+ BAWAH

% Million

1 A : 2,250,000 + 3.6 5,0

2 B: 1,250,001 – 16.8 23.5


2,250,00
3 C: 800,001 – 23.6 33.1
1,250,000
4 D: 600,001 – 800,000 30.3 42.4

5 < 600,000 25.2 35.3


Mobilitas Sosial 13

The movement, usually of Giddens: “the movement of


individuals or groups, from individuals and groups
one social position to another between different
within the socially stratified socioeconomic position”
system in any societies. (Giddens: 2009, 463).
14
Signifikansi Kajian Mobilitas Sosial (1)
1. Stratifikasi sosial baik dalam aspek statis maupun dinamisnya
merupakan fokus penting dalam sosiologi. Dengan mempelajari
stratifikasi, kita dapat mengamati proses dan perubahan sosial
secara cermat. Studi stratifikasi bermanfaat untuk mengetahui
sebaran kekuasaan dan kepentingan dalam masyarakat serta
pembuatan kebijakan seperti perpajakan maupun dalam upaya
mewujudkan masyarakat adil dan makmur (Tjondronegoro
1988:71).
2. Karena pentingnya masalah stratifikasi social, maka perlu diketahui
persepsi masyarakat mengenai hal tersebut, dan bagaimana
keterbukaan suatu stratifikasi atau mobilitas sosial khususnya antar
generasi. Demikian pula perlu diketahui pola mobilitas dan faktor-
faktor yang mempengaruhinya.
Signifikansi Kajian Mobilitas Sosial (1) 15

3. Memberi indikasi ada atau tidaknya struktur dan sistem yang


menerapkan kesetaraan kesempatan dalam masyarakat.
4. Menelaah kesempatan hidup (life chance) individu atau
kelompok.
5. Mengkaji keterbukaan sebuah masyarakat.
6. Mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap mobilitas sosial vertikal.
7. Menganalisis isu keadilan sosial.
8. Mengkaji & memberi usulan kebijakan sosial yang mendukung
mobilitas sosial
Mobilitas Horisontal 16
 Perpindahan seseorang
dari satu posisi sosial ke
posisi sosial lain dalam
tingkat yang sama

 seseorang mengalami
perpidahan pekerjaan
tetapi berada dalam posisi
yang tetap.
Mobilitas Vertikal 17
Perpindahan seseorang dari
satu strata sosial ke strata
sosial lain. Mobilitas
vertikal berupa:
 Mobilitas vertikal ke
atas (upward mobility)
 Mobilitas vertikal ke
bawah (downward
mobility)
Mobilitas Antar Generasi 18
 “Intergenerationalmobility
examines the relationship
between people's current
circumstances and those in which
they originated” (Breen, 2004:3).

 Tipemobilitas ini menguji


hubungan status sosial dari satu
generasi ke generasi lain dari
generasi orang tua ke generasi
anak.
Mobilitas Intra Generasi 19
 “Intragenerationalmobility looks at
the change in circumstances during an
individual's own (working) life”
(Breen, 2004:3).

 Polayang paling lazim digunakan


adalah dengan menganalisis
hubungan antara kelas sosial dari
pekerjaan pertama seseorang dengan
pekerjaan sekarang. Penelitian ini
mengkaji “jalur” karir” atau riwayat
pekerjaan seseorang secara rinci.
20

Saluran
Mobilitas
21

Analisis Mobilitas Sosial:


Class Origin dan Class Destination (1)

1. “Class origin refers to the class of the respondent’s father when the respondnet was growing up” (Ishida & Miwa, 2005: 6)

Class origin merujuk pada kelas ayah responden ketika responden menginjak
usia dewasa.
Ketika peneliti melakukan studi, pertama-tama ia harus mengidentifikasi
dan menentukan kelas sosial orang tua (dalam definisi ini disebutkan kelas
sosial ayah) dari responden yang akan diteliti.
Kelas orang tua merupakan kelas darimana responden berasal.
22

Analisis Mobilitas Sosial:


Class Origin dan Class Destination (2)

2. “Class destination refers to the respondent’s current class” (Ishida & Miwa, 2005: 6).

Class destination dapat dipahami sebagai kelas sosial


responden pada saat penelitian dilakukan.
Identifikasi dan penentuan ini mutlak diperlukan dengan
maksud untuk melihat ada atau tidaknya perubahan kelas
sosial dari orang tua ke responden.
23

Analisis Mobilitas Sosial:


Mobilitas Absolut dan Mobilitas Relatif

Analisis mobilitas antar generasi dilakukan dalam:


 Mobilitas absolut.

 “Absolute mobility analysis is understood simply as movement between origins and destinations” (Breen, 2004: 4).
 Mobilitas absolut dipahami sebagai pergerakan antara kelas asal dan kelas tujuan.

 Mobilitas relatif.

 “Relative mobility or social fluidity concerns the relationship between class origins and current class position:
specifically it is based on the comparison, between people of different class origin, of their chances of being found in
one destination class rather than another” (Breen, 2004:4).
24
 Breen: “the degree of social fluidity is generally taken as indicator of societal openess” –
tingkat kecairan sosial biasanya dianggap sebagai indikator keterbukaan masyarakat
(Breen, 2004: 4).

 Berbicara mengenai kecairan sosial tidak dapat lepas dari perhatian kita pada konsep
kekakuan (rigidity).

 Sistem stratifikasi dikatakan sangat kaku, jika pendapatan, kekuasaan, atau prestise
seseorang dapat secara akurat diprediksi berdasarkan status masa lalu mereka atau status
orang tua mereka.
25
 .

INKLUSI SOSIAL
 Mobilitas vertikal yang disponsori negara
 Kuota (pendidikan, pekerjaan, parlemen)
 Berdasarkan strata (vertikal) dengan memperhatikan aspek horizontal (gender, suku,
agama, etnik)
 Dicantumkan dalam konstitusi
Kebijakan untuk Mengurangi Ketidaksamaan
26

Hak atas kesempatan yang sama


Pemerataan pendapatan
Program Pembangunan (IDT, kredit UKM,
subsidi)
Pajak Progresif
Membatasi perbedaan antar individu
Dan sebagainya
27

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai