Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

1.1   LATAR BELAKANG


Sebuah polip serviks adalah tumor jinak yang ditemukan pada permukaan
saluran leher rahim. Mereka dapat menyebabkan perdarahan menstruasi yang
tidak teratur, tetapi lebih sering mereka tidak menunjukkan gejala. Penyebab dari
jenis kanker yang tidak sepenuhnya dipahami oleh para ahli. Mungkin hasil dari
infeksi atau dari istilah atau peradangan kronis panjang, respon abnormal untuk
peningkatan tingkat estrogen, dan dalam kemacetan pembuluh darah di saluran
leher rahim.

1.2   RUMUSAN MASALAH


1)    Bagaimana definisi dari Polip Serviks?
2)    Bagaimana Manifestasi klini dari polip serviks?
3)    Apa yang menyebabkan sehinga terjadi Polip Serviks?
4)    Bagaimana memberikan Asuhan Keperawatan pada pasien penderita Polip
Serviks!

1.3    TUJUAN
1)    Agar supaya mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan seluk beluk
dari Polip Serviks dan mekanisme terjadinya.

1
BAB II
PEMBAHASAN

KONSEP MEDIS

2.1  Definisi
  Polyp = tumor jinak yang tumbuh menonjol dan bertangkai dari selaput
lendir dibagian tubuh manusia, seperti hidung, telinga, usus dan selaput lendir
lainnya. Cervix = leher rahim. Dengan demikian, Polip Serviks yaitu tumor jinak
yang tumbuh menonjol dan bertangkai dari selaput lender di leher rahim atau
mulut rahim.
Polip adalah tumor bertangkai yang kecil dan tumbuh dari permukaan
mukosa (Denise tiran : 2005 ).
Servikal polip adalah polip yang terdapat dalam kanalis servikalis (Denise
tiran:2005 )

2.2   Etiologi
Penyebab pasti timbulnya polip rahim belum diketahui, namun diduga akibat
infeksi yang tidak ditangani dengan baik, atau memang jaringan tersebut
mempunyai sifat tumbuh yang berlebihan.

2.4 Manifestasi Klinis


Biasanya, tidak akan ada gejala untuk polip serviks tetapi pada waktu
penyakit ini akan ditandai oleh:
* Abnormal pendarahan vagina yang terjadi antara periode menstruasi, setelah
menopause, setelah hubungan seksual, dan setelah douching.
* Polip serviks bisa meradang tetapi mereka jarang menjadi
* terinfeksi periode normal berat atau menoragia
* keluarnya lendir putih atau kuning, sering disebut keputihan

2
* Hanya ada beberapa gejala yang dikenal infeksi ini dan kadang-kadang bahkan
kentara. Seorang wanita perlu memiliki pemeriksaan tahunan sampai
mengevaluasi kesehatan reproduksi wanita.

2.5 Faktor Risiko


Faktor risiko memiliki polip serviks meningkat pada wanita dengan
diabetes mellitus dan vaginitis berulang dan servisitis. polip serviks tidak pernah
benar-benar terjadi sebelum onset menstruasi. Hal ini biasanya terlihat pada
wanita usia reproduksi. Yang paling rentan terhadap penyakit ini adalah
perempuan usia 40 sampai 50 tahun. Hal ini juga mengatakan bahwa polip
serviks dapat ditemukan pada insiden yang memicu produksi hormon. Wanita
hamil memiliki risiko yang lebih tinggi karena perubahan tingkat hormon,
mungkin dari peningkatan produksi hormon beredar juga.

2.6 Tindakan Pencegahan


Ada beberapa langkah yang dapat membantu mencegah infeksi ini:
Pakai celana katun atau stoking dengan selangkangan kapas. Ini membantu
mencegah akumulasi kelebihan panas dan kelembaban. Panas dan kelembaban
membuat seorang wanita rentan terhadap infeksi vagina dan leher rahim.
Apakah pasangan Anda memakai kondom setiap hubungan seksual. Ini
mengurangi resiko infeksi menular seksual.

2.7 Penatalaksanaan dan Pengobatan


Polip hanya dipelintir sampai putus, kemudian tangkainya di kuret. Tindakan
dilakukan dalam pembiusan umum (general anasthesia). Selanjutnya jaringan
polip dikirim ke laboratorium patologi guna memastikan bahwa histologis-nya
jinak/sesuai dengan gambaran jaringan polip serviks. Kemungkinan ganasnya
kecil. Artinya, melalui operasi sederhana, polip serviks dapat dihapus. polip akan
memutar dan lembut dihapus selama operasi. Dalam satu metode, string bedah
terpasang di sekitar alas dan menembak terputus. dasar akan dihapus melalui
elektrokauter atau pengobatan laser. Setelah operasi, pasien disarankan untuk

3
mengambil di antibiotik bahkan jika tidak ada tanda-tanda infeksi. Beberapa polip
serviks belum tentu kanker tetapi mereka masih dikirim ke laboratorium untuk
analisa lebih lanjut. Selain itu, cukup mustahil untuk polip untuk tumbuh kembali
tetapi ada insiden kambuh.

2.8 Diagnosis
1. Berdasarkan keluhan yang dikemukakan.
2. Diagnosis karena kebetulan memeriksakan.
3. Pada pemeriksaan inspekulum dijumpai :
• Jaringan bertambah
• Mudah berdarah
• Terdapat pada vagina bagian atas.

2.9 KONSEP DASAR KEPERAWATAN

2.9.1 PENGKAJIAN
Pengkajian umum Polip serviks:
1.      Ada tidaknya nyeri di perut bagian bawah.
2.      Ada tidaknya gangguan BAB dan BAK.
3.      Ada tidaknya asites.
4.      Ada tidaknya perut membuncit.
5.      Ada tidaknya gangguan nafsu makan.
6.      Ada tidaknya kembung.
7.      Ada tidaknya sesak napas.

Pengkajian diagnostiknya:
1.      USG : Periksa apakah ada benjolan bediameter > 5 cm
2.      CT-Scan : Periksa apakah ada benjolan dan cek ukurannya.

4
2.9.2   DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan yang kemungkinan muncul:
1.      Gangguan harga diri b/d masalah tentang ketidaknyamanan mempunyai
anak, perubahan feminimitas dan efek hubungan seksual.
2.      Nyeri b/d proses penyakit jaringan pada organ ruang abdomen.
3.      Nyeri b/d gangguan pada kulit, jaringan dan integritas kulit.
4.      Elimisi urinarius, perubahan/retensi b/d adanya edema pada jaringan
local.
5.      Ansietas b/d krisis situasi, ancaman terhadap konsep diri, respon
patofisiologis.
6.      Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi/situasi,
prognosis, kebutuhan pengobatan b/d kesalahan interpretasi informasi, tidak
mengenal sumber informasi dan keterbatasan kognitif.

5
2.9.2 INTERVENSI dan RASIONAL

No Dx Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional


. hasil
1. Gangguan a. Tujuan :  Diskusikan  Membantu
harga diri b/d harga diri klien dengan dalam
masalah meningkat. klien atau memastikan
tentang b. Kriteria hasil : keluarga masalah
ketidaknyam  Mengungkapkan bagaimana untuk
anan pemahaman diagnosis memulai
mempunyai tentang perubahan dan proses
anak, tubuh, penerimaan pengobatan pemecahan
perubahan diri dalam situasi. yang masalah.
feminimitas  Mulai mempenga
dan efek mengembangkan ruhi
hubungan mekanisme koping kehidupan
seksual. untuk menghadapi pribadi
masalah secara pasien dan
efektif. aktivitas
 Mendemonstrasika kerja.
n adaptasi terhadap  Tinjau  Bimbingan
perubahan yang ulang efek antisipasi
telah terjadi yang samping dapat
dibuktikan oleh yang membantu
penyusunan tujuan diantisipasi klien/keluar
realistis dan berkenaan ga melalui
partisipasi aktif dengan proses
dalam kerja dengan pengobatan adaptasi
tepat. tertentu, pada status
termasuk baru.
kemungkin
an efek

6
samping
pada
aktifitas
seksual dan
rasa
ketertarikan
. Beritahu
klien bahwa
tidak semua
efek
samping
terjadi.  Dapat
 Dorong membantu
diskusi menurunka
tentang n masalah
masalah yang
efek kanker mempengar
atau uhi
pengobatan penerimaan
pada peran pengobatan
sebagai ibu dan
rumah merangsang
tangga, kemajuan
orang tua penyakit.
dan
sebagainya.
2. Nyeri b/d
 Informasi
proses a. Tujuan : Nyeri  Tentukan memberika
penyakit klien terkontrol riwayat n data dasar
jaringan pada b. Kriteria hasil : nyeri untuk
organ ruang  Melaporkan (lokasi, mengevalua
abdomen. penghilangan nyeri frekuensi, si

7
maksimal. durasi dan kebutuhan/
 Mengikuti aturan intensitas) keefektifan
farmakologis yang intervensi
ditentukan.
 Meningkatk
an relaksasi
 Berikan
dan
tindakan
membantu
kenyamana
memfokusk
n dasar dan
an kembali
aktivitas
perhatian.
hiburan 

 Memunkink

 Dorong an klien

penggunaan untuk

keterampila berpartisipa

n si secara

manajemen aktif dan

nyeri meningkatk

(tehnik an rasa

relaksasi, kontrol.

visualisasi,
bimbingan
imajinasi).

 Informasi
3. Nyeri b/d
memberika
gangguan pada a. Tujuan : nyeri
 Kaji keluhan n data dasar
kulit, jaringan terkontrol
nyeri. untuk
dan integritas b. Kriteria hasil :
mengevalua
kulit.  Menunjukkan
si
nyeri kebutuhan/

8
berkurang/terkontr keefektifan
ol intervensi
 Menunjukkan  Meningkatk
ekspresi  Libatan klien an rasa
wajah/postur tubuh dalam kontrol
rileks. penentuan pasien dan
 Berpartisipasi jadwal kekuatan
dalam aktivitas dan aktivitas. mekanisme
tidur/istirahat koping.
dengan tepat.  Meningkatk
 Berikan an relaksasi
tindakan dan
kenyamanan membantu
dasar. memfokusk
an kembali
perhatian.

 Memfokusk
 Dorong an kembali
penggunaan perhatian,
teknik meningkatk
manajemen an relaksasi
stress. dan rasa
kontrol.

 Merupakan
 Berikan tindakan
analgetik yang tepat
sesuai untuk
indikasi. mencegah
fluktuasi
pada

9
intensitas
nyeri.

 Informasi
ini sangat
4. Elimisi  Pantau pola penting
urinarius, a. Tujuan : retensi penolakan. untuk
perubahan/rete berkurang/hilang merencanak
nsi b/d adanya b. Kriteria hasil : an
edema pada  Mempertahankan/m perawatan
jaringan local. emperoleh pola dan
eliminasi yang mempengar
efektif. uhi pilihan
 Memulai perubahan intervensi
gaya hidup yang individu.
diperlukan.
 Ikut serta dalam
 Distensi
regimen pengobatan.
kandung
 Palpasi
kemih
kandung
mengindika
kemih.
sikan
retensi
urinarius.

 Mempertah

 Tingkatkan ankan

masukan hidrasi

cairan 2000- adekuat dan

3000 ml/hari. meningkatk


an fungsi
ginjal.

10
 Ekspresi
kekecewaan
 Hindari akan
tanda-tanda menurunka
penolakan n rasa
verbal atau percaya diri
nonverbal, dan tidak
rasa jijik atau membantu
kekecewaan. dalam
mensuksesk
an program.

 Perubahan
TTV
mungkin
5. Ansietas b/d  Catat palpitasi, menunjukk
krisis situasi, a. Tujuan : ansietas peningkatan an tingkat
ancaman berkurang/hilang. denyut/frekue ansietas
terhadap b. Kriteria hasil : nsi yang
konsep diri,  Memahami dan pernapasan. dialami
respon mendiskusikan pasien atau
patofisiologis. rasa takut. merefleksik
 Menunjukkan an
relaksasi dan gangguan-
melaporkan gangguan

11
berkurangnya factor
ansietas ke tingkat psikologis
yang dapat diatasi.

 Perasaan
adalah
nyata dan
membantu
 Pahami rasa pasien
takut. untuk
terbuka
sehingga
dapat
mendiskusi
kan dan
menghadapi
nya.

 Respon
individu
dapat
bervariasi
 Kaji
tergantung
tingkatan/reali
pola
ta bahaya bagi
cultural
pasien dan
yang
tingkat
dipelajari.
ansietas.

 Meningkatk
an kerja
sama
Kurang  Diskusikan
dengan

12
6. pengetahuan a. Tujuan : terapi obat- regimen.
(kebutuhan Pengetahuan klien obatan.  Mencegah
belajar) meningkat. regangan
tentang b. Kriteria hasil : yang tidak
kondisi/situasi,  Menuturkan  Identifikasi perlu.
prognosis, pemahaman kondisi, keterbatasan
kebutuhan efek prosedur dan aktivitas  Memberika
pengobatan b/d pengobatan. khusus. n sumber-
kesalahan  Dengan tepat sumber
interpretasi menunjukkan  Libatkan tambahan
informasi, prosedur yang orang-orang untuk
tidak mengenal diperlukan dan terdekat referensi
sumber menjelaskan alasan dalam setelah
informasi dan suatu tindakan. program penghentian
keterbatasan  Memulai perubahan pembelajaran .
kognitif. gaya hidup yang .
diperlukan dan ikut
serta dalam ptogram
perawatan.

13
BAB III

KASUS

Seorang ibu benama Ny. M umur 40 tahun datang ke RSUD Dr. R.

SOEDARSONO Pasuruan. Ibu mengatakan pada bidan bahwa sering mengalami

perdarahan menstruasi yang tidak teratur dan warnanya lebih terang dibandingkan

dengan darah mestruasi dan ibu juga mengatakan bahwa dia merasakan nyeri pada

saat melakukan hubungan intim. Ibu merasa khawatir atas keadaannya sekarang

ini. Suami dan keluarga mendukung ibu untuk berobat.

3.1 Nama Identitas :

No. Register : 00345

Nama : Ny. M

Umur : 40 tahun

 Agama : Islam

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

Pendidikan terakhir : SMA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jl.Gagak RT 05/RW 21 Pasuruan

No.Telp/HP : 085740112xxx 085740443xxx

Hari Masuk : Senin

Tanggal Masuk : 28 April 2014

14
3.2 DATA SUBJEKTIF
1. Keluhan utama 
Ibu mengatakan bahwa sudah beberapa bulan ini sering mengalami perdarahan
menstruasi yang tidak teratur, warnanya lebih terang dibandingkan dengan darah
haid dan ibu juga merasakan nyeri pada saat melakukan hubungan intim. Ibu
merasa takut dengan keadaannya sekarang. 

2. Riwayat perkawinan 
Ny.M menikah pada usia 23 tahun dengan Tn. A usia 24 tahun. Menikah 1 kali
dan lama pernikahan sudah 19 tahun.

3. Riwayat menstruasi
Menarche umur 11 tahun. Siklus 26 hari lancar. Lama 5-6 hari. Sifat darah : encer
dan bau amis. Disminore : tidak ada. Banyaknya : ganti pembalut 3x. 

4. Riwayat Kontrasepsi :
Ny. M mengatakan bahwa beliau menggunakan alat kontrasepsi berupa pil setelah
melahirkan anak ke-4, beliau menggunakan alat kontrasepsi IUD dan sekarang
tidak menggunakan alat kontrasepsi apa pun setelah tidak mendapatkan
menstruasi lagi.

5. Riwayat Kesehatan :
a. Penyakit sistemik yang pernah/sedang diderita ibu :
Ny. M mengatakan bahwa beliau menderita penyakit DM, tetapi tidak menderita
malaria, kardiovaskuler, penyakit kelamin, alergi, asma dan hipertensi.

b. Penyakit sistemik yang pernah/sedang diderita suami :


Ny. M mengatakan bahwa suami beliau tidak menderita penyakit DM, malaria,
kardiovaskuler, penyakit kelamin, alergi.

c. Penyakit sistemik yang pernah/sedang diderita keluarga :

15
Ny. M mengatakan bahwa keluarga beliau tidak menderita menurun genetik.

6. Riwayat ginekologi
Ibu mengatakan bahwa selama ini belum pernah menderita penyakit yang
berhubungan dengan kadungan.

7. Pola Aktivitas sehari-hari


Aktifitas Sebelum MRS MRS

1. Nutrisi – Cairan Aktivitas Sebelum Makan 3 x sehari


Makan 3 x sehari MRS MRS
Jenis : nasi, ikan,
Jenis : nasi, ikan, sayur sayur

1 piring/ makan 1 piring/ makan

kesulitan tidak ada kesulitan tidak ada

minum: 1000 cc/hari minum: 2000-


2500cc/hr
Jenis : air putih, teh
Jenis : air putih, teh

2. Eliminasi volume sedikit, volume 500cc

Warna merah,pyuria Warna kuning keruh,

Frekwensi 3/24 jam Frekwensi 4-5/24


jam
Ada kesulitan
Ada kesulitan
BAB :frekwensi 1hari
BAB :frekwensi
Warna : kuning 1hari
Konsistensi lunak Warna : kuning
Kesulitan tidak ada Konsistensi lunak

Kesulitan tidak ada

3. tidur-istirahat Jumlah 6-7 jam 7 -8 jam

16
Siang jarang tidur siang : 1 -2 jam

Malam 6-7 jam malam : 6 – 7 jam

Kesulitan : sulit tidur tidak ada


saat terasa nyeri

4. Aktivitas hanya bekerja sebagai Istirahat & tidur ,


kadang
tukang becak.
bercanda dengan
temen

sebelah bed.

5. Ketergantungan Kebiasaan merokok (-), Kebiasaan merokok


(-),
penggunaan obat bebas
(-), penggunaan obat
bebas (-),
ketergantungan
terhadap bahan ketergantungan
terhadap bahan
kimia (-), jamu (-), Olah
kimia (-), jamu (-),
raga/gerak badan (-). Olah

raga/gerak badan (-).

8. Keadaan psiko social spiritual


 a. Ibu mengatakan sangat takut dan khawatir atas penyakit yang sedang
dialaminya apalagi ibu sudah tua, terkadang tidak kuat menahan rasa sakit
.b. Ibu takut dengan keadaan seperti ini hubungan ibu dengan suami jadi regang
c. Ibu takut penyakit yang dideritanya membuat repot anggota keluarga.
d. Ibu mengatakan suami dan keluarga sangat mendukung ibu untuk berobat
e. Ibu mengatakan dengan keadaanya sekarang jadi jarang mengurus rumah dan

17
berinteraksi dengan lingkungan sekitar, sudah jarang ikut pengajian dan arisan
f. Ketaatan ibu dalam beribadah :
Ny. M mengatakan bahwa beliau cukup taat beribadah dan melaksanakan sholat 5
waktu dan membaca Al Quran setelah shalat

3.3 DATA OBJEKTIF


 1. Pemeriksaan fisik :
a. Keaadaan umum: baik kesadaran umum : compos mentis 
b. Tanda vital 
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 84 kali per menit
Pernafasan : 21 kali per menit
Suhu : 37 derajat celcius
c. TB : 158 cm
BB : 58 kg

d. Kepala dan leher :


Rambut bersih. Ibu tidak memiliki odema wajah. Pada bagian mata, conjungtiva
sedikit pucat dan sclera putih. Pada mulut tidak terdapat stomatitis, bibir kering
dan gigi tidak caries. Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, dan vena jugularis
pada leher ibu.

e. Payudara 
Bentuk payudara ibu simetris. Putting menonjol, tidak ada benjolan yang
abnormal.

f. Abdomen
Pada abdomen tidak terdapat bekas operasi. Dan ada nyeri tekan pada perut
bagian bawah.

g. Ekstermitas

18
Odema : tidak ada odema
Varises : -
Kuku : pendek bersih

h. Punggung : Ibu tidak merasakan nyeri pada saat ketuk ginjal. 

i. Genitalia luar
Varices : tidak ada
Bekas luka : tidak ada
Kelenjar Bartholini : tidak membesar
Pengeluaran : Keluar cairan putih yang encer atau jernih

j. Anus
Hemoroid : tidak ada

2. Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan pemeriksaan dengan Spekulum didapatkan ada tanda-tanda abnormal
seperti benjolan servik.
USG : ada benjolan bediameter > 5 cm

3.4 ANALISA DATA

19
No. Data Interpretasi Masalah
1. DS : Ny. M mengatakan Adanya benjolan Nyeri b/d proses
merasakan nyeri pada saat pada kanalis penyakit jaringan
melakukan hubungan intim servikalis pada organ ruang
P : Nyeri saat berhubungan abdomen.
intim
Q : Seperti ditusuk-tusuk
R : di perut bagian bawah Terjadi tekanan
S :5 pada perut bagian
T : Saat berhubungan bawah

DO : Tanda vital 
Tekanan darah : 120/80 mmHg Nyeri abdomen
Nadi : 84 kali per menit
Pernafasan : 21 kali per menit
Suhu : 37 derajat celcius
Pasien menyeringai kesakitan,
nyeri tekan di kanalis servikalis.

2. Ibu mengatakan bahwa sering Adanya Ansietas b/d krisis


mengalami perdarahan
perdarahan yang situasi, ancaman
menstruasi yang tidak teratur
dan warnanya lebih terang tidak teratur terhadap konsep
dibandingkan dengan darah
diri, respon
mestruasi
patofisiologis.
DO :
Kurangnya
USG : ada benjolan bediameter
pengetahuan
> 5 cm

Ansietas

3.5 DIAGNOSA KEPERAWATAN


Berdasarkan analisa data di atas maka penulis merumuskan diagnosa
keperawatan sebagai berikut:

20
1. Nyeri b/d proses penyakit jaringan pada organ ruang abdomen.
2. Ansietas b/d krisis situasi, ancaman terhadap konsep diri, respon
patofisiologis.

3.6 RENCANA KEPERAWATAN


No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
. Kriteria Hasil
1. Nyeri b/d Tujuan : Nyeri  Tentukan  Informasi
proses klien terkontrol riwayat memberikan data
penyakit Kriteria hasil : nyeri dasar untuk
jaringan  Melaporkan (lokasi, mengevaluasi
pada organ penghilangan frekuensi, kebutuhan/keefe
ruang nyeri durasi dan ktifan intervensi
abdomen. maksimal. intensitas.
 Mengikuti  Berikan  Meningkatkan
aturan tindakan relaksasi dan
farmakologis kenyaman membantu
yang an dasar memfokuskan
ditentukan. dan kembali
aktivitas perhatian.
hiburan 
 Dorong  Memunkinkan
pengguna klien untuk
an berpartisipasi
keterampi secara aktif dan
lan meningkatkan
manajeme rasa kontrol.
n nyeri
(tehnik
relaksasi,
visualisasi
,

21
bimbinga
n
imajinasi)
.

2. Ansietas b/d  Perubahan TTV


krisis situasi, Tujuan : ansietas  Catat mungkin
ancaman berkurang/hilang. palpitasi, menunjukkan
terhadap Kriteria hasil : peningkatan tingkat ansietas
konsep diri,  Memahami denyut/freku yang dialami
respon dan ensi pasien atau
patofisiologis mendiskusikan pernapasan. merefleksikan
. rasa takut. gangguan-
 Menunjukkan gangguan factor
relaksasi dan psikologis
melaporkan
berkurangnya  Perasaan adalah
ansietas ke  Pahami rasa nyata dan
tingkat yang takut. membantu pasien
dapat diatasi untuk terbuka
sehingga dapat
mendiskusikan
dan
menghadapinya.

 Respon individu
dapat bervariasi
 Kaji
tergantung pola
tingkatan/rea
cultural yang
lita bahaya
dipelajari.
bagi pasien

22
dan tingkat
ansietas.

3.7 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TERHADAP Ny. M

No. Implementasi paraf Evaluasi


1. a.    Kaji dan catat lokasi, S : klien mengatakan nyeri
intensitas (skala 0-10) dan berkurang skala menjadi 3
penyebarannya. Perhatikan O : klien rileks, N : 76 x/menit
tanda-tanda verbal :      TD : 120/80 mmHg
tekanan darah, nadi, A : masalah teratasi sebagian
gelisah, merintih P : lanjutkan intervensi.

b. Jelaskan penyebab nyeri


dan pentingnya
melaporkan ke staf
terhadap perubahan
kejadian/karakteristik nyeri
c. Berikan tindakan untuk
meningkatkan kenyamanan
seperti pijatan punggung,
lingkungan nyaman,
istirahat.
d. Dorong meningkatkan
pemasukan cairan.
e.    Berikan diet tepat, cairan
jernih, makan lembut
sesuai toleransi.
f.    kolaborasi dengan dokter
pemberian obat sesuai
indikasi yaitu analgesik

a. Catat palpitasi,
peningkatan
S : Klien mengatakan sudah
2. denyut/frekuensi tidak cemas
O : Klien rileks. N : 76 x/menit
pernapasan.
     TD : 120/80 mmHg
b. Pahami rasa takut.
A : Masalah teratasi sebagian
c. Kaji tingkatan/realita
P : Lanjutkan Intervensi
bahaya bagi pasien dan
tingkat ansietas.

23
1. a. Mengkaji PQRST S : : klien mengatakan nyeri
b. Kolaborasi dengan tim berkurang skala menjadi 2
medis dalam pemberian O : klien rileks, N : 76 x/menit
obat analgesic      TD : 120/80 mmHg
c. Kolaborasi dengan tim A : masalah teratasi sebagian
medis dalam melakukan P : lanjutkan intervensi.
Rencana pembedahan.

S : Klien sudah tidak cemas,


a. Catat palpitasi,
dank lien sudah menerima
2. peningkatan masalahnya
O : klien tampak rileks
denyut/frekuensi
A : Masalah Teratasi
pernapasan. P : Hentikan Intervensi
b. Pahami rasa takut.
c. Kaji tingkatan/realita
bahaya bagi pasien dan
tingkat ansietas.

24
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Pengkajian

Pengkajian keperawatan merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan


merupakan suatu proses yang sistimatis dalam pengumpulan data dari berbagai
sumber data untuk mengevaluasi status kesehatan klien. (Nursalam, 2001)

Penulis melakukan pengkajian pada tanggal dan merupakan hari ke Ny. M


di rawat dengan diagnose Polip serviks. Pada tahap pengkajian menurut teori
ada beberapa metode yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu metode
observasi langsung, wawancara dengan klien, pemeriksaan visik head to toe,
hasil pemeriksaan penunjang, catatan medis, catatan keperawatan dan
informasi dari perawat ruangan.

Pada  Ny. M penulis melakukan pengkajian Factor penyebab munculnya


benjolan pada kanalis servika pada Ny. M kemungkinan adalah factor
ekstrinsik yaitu iklim dan temperature. Hal ini di karenakan kenaikan hormone
pada saat hamil.

Secara teoritis manifestasi klinis pada klien dengan Polip serviks adalah
tumor jinak yang tumbuh menonjol dan bertangkai dari selaput lender di leher
rahim atau mulut rahim.
Penyebab pasti timbulnya polip rahim belum diketahui, namun diduga akibat
infeksi yang tidak ditangani dengan baik, atau memang jaringan tersebut
mempunyai sifat tumbuh yang berlebihan.
Biasanya, tidak akan ada gejala untuk polip serviks tetapi pada waktu
penyakit ini akan ditandai oleh:
* Abnormal pendarahan vagina yang terjadi antara periode menstruasi, setelah
menopause, setelah hubungan seksual, dan setelah douching.
* Polip serviks bisa meradang tetapi mereka jarang menjadi
* terinfeksi periode normal berat atau menoragia

25
* keluarnya lendir putih atau kuning, sering disebut keputihan
Faktor pendukung yang penulis temukan yaitu ketersediaannya format
pengkajian yang dijadikan acuan, catatan medis dan catatan keperawatan.
Siikap klien dan keluaraga yang kooperatif juga membentu penulis saat
melakukan pengkajian pada klien, penulis tidak menemukan faktor
penghambat saat melakukan pengkajian.

4.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah keputusan respon klien tentang masalah


kesehatan aktul, potensial dan resiko tinggi. Sebagai dasar seleksi intervensi
keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperwatan klien sesuia dengan
kewenwngan perawat, tahap dalam diagnosa keperawatn klien antra lain :
analisa data,  perumusan masalah, perioritasa masalah. (suprajitno, 2004)

Dalam merumuskan diagnosa keperawatan, diagnosa yang terdapat pada


teori ada 6 yaitu:
1.      Gangguan harga diri b/d masalah tentang ketidaknyamanan mempunyai
anak, perubahan feminimitas dan efek hubungan seksual.
2.      Nyeri b/d proses penyakit jaringan pada organ ruang abdomen.
3.      Nyeri b/d gangguan pada kulit, jaringan dan integritas kulit.
4.      Elimisi urinarius, perubahan/retensi b/d adanya edema pada jaringan
local.
5.      Ansietas b/d krisis situasi, ancaman terhadap konsep diri, respon
patofisiologis.
6.      Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi/situasi,
prognosis, kebutuhan pengobatan b/d kesalahan interpretasi informasi, tidak
mengenal sumber informasi dan keterbatasan kognitif.

Sedangkan pada kasus penulis menemukan dua diagnosa keperawatan


berdasarkan prioritas yaitu
1. Nyeri b/d proses penyakit jaringan pada organ ruang abdomen.

26
2. Ansietas b/d krisis situasi, ancaman terhadap konsep diri, respon
patofisiologis.

Diagnosa yang di temukan pada kasus namun tidak di temukan pada teori
yaitu:
1. Gangguan harga diri b/d masalah tentang ketidaknyamanan mempunyai
anak, perubahan feminimitas dan efek hubungan seksual.
2. Nyeri b/d gangguan pada kulit, jaringan dan integritas kulit.
3. Elimisi urinarius, perubahan/retensi b/d adanya edema pada jaringan local.
4. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi/situasi,
prognosis, kebutuhan pengobatan b/d kesalahan interpretasi informasi,
tidak mengenal sumber informasi dan keterbatasan kognitif.

Penulis tidak memunculkan diagnosa tersebut karena tidak ditemukan


data-data yang menunjang diagnosa tersebut yaitu misalnya pasien tidak
mengalami gangguan harga diri.
Dalam merumuskan diagnosa keperawatan ini penulis menemukan faktor
pendukung yaitu tersedianya buku pedoman dalam pembuatan diagnosa
keperawatan klien dengan urothiliasis sedangkan faktor penghambat tidak
ditemukan.

4.3 Intervensi Keperawatan

Perencanaan keperawatan adalah acuan tertulis yang terdiri dari berbagai


intervensi sehingga kebutuhan dasar klien terpenuhi (Darmawan, 2008).

Pada tahap ini penulis membuat rencana tindakan keperawatan sesuai


dengan teori dan prinsip SMART (Spesific, Measurebel, Achipable, Rasional
and Time)  yang meliputi tujuan umum, tujuan khusus dan kriteria hasil yang
dirumuskan dan ditetapkan sebelumnya, serta penulisan rencana tindakan yang
operasional dengan menggunakan kata perintah.

27
Intervensi pada kasus sudah sesuai dengan teori.Faktor pendukung yang
penulis temukan dalam perencanaan keperawatan ini yaitu tersedianya format 
perencanaan keperawatn yang telah ditetapkan dan tersedianya buku pedoman,
faktor penghambat yang pernulis temukan adalah membuat batasan waktu pada
kriteria hasil.

4.4 Implementasi Keperawatan

Implementasi adalah tindakan keperawatan yang dilaksanakan untuk


mencapai tujuan rencana tindakan yang telah disusun. Setiap tindakan
keperawatan yang dilakukan dicatat dalam pencatatan keperawatn agar
tindakan keperawatan terhadap klien berlanjut (Suprajitno, 2004).

Pada tahap ini merupakan lanjutan dari tahap perencanaan, pelaksanaan,


yang di aplikasikan sesuai dengan rencana tindakan keperawatan yang telah
ditetapkan.

Pada Ny. M dilakukan operasi bila tindakan konservatif sudah tidak bisa
mengatasi masalah.
Faktor pendukung yang penulis temukan dalam pelaksanaan keperawatan
pada klien yaitu adanya kerjasama yang baik antra penulis dengan perawat
ruangan serta partisipasi dari keluarga klien dalam pemberian asuhan
keperawatan sehingga pelaksanaan keperawatan dapat berjalan dengan baik,
faktor penghambat yang penulis temukan adalah kurangnya waktu dalam
pemberian asuhan keperawtan yang hanya dilakukan selama 2x24 jam yang
karena klien pulang paksa tanpa anjuran dari dokter. Selesainya penulis
bekerjasama dengan perawat ruangan dan bagian medical record untuk mencari
informasi kondisi terakhir klien berada di rumah sakit.

28
4.5 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan


yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan
pelaksanaannya sudah berhasil dicapai kemingkinan terjadi pada tahap evaluasi
proses dan evaluasi hasil (Suprajitno, 2004)

Tahap evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan selain itu tahap
ini juga merupakan tahap penilaian keberhasilan dalam memberikan asuhan
keperawatan. Penulis menggunakan eveluasi formatif dan evaluasi sumatif,
dalam hal ini eveluasi formatif dicantumkan dalam catatan keperawatan berupa
respon klien dan evaluasi sumatif untuk menilai apakah tujuan dapat tercapai
atau tidak, yaitu dalam bentuk SOAP (Subjektif, Objektif, Analisa, dan
Planning).
Evaluasi pada Ny. M
Faktor pendukung yang ditemukan pada saat penulis melakukan asuhan
keperawatn adalah : klien dan keluarga yang kooperatif, tersedia catatan
keperawatan medis yang lengkap, tersedianya format pengkajian, mendapat
arahan dari pembimbing lahan serta dari pihak institusi, kerja sama yang baik
dengan perawat ruangan. Sedangkan faktor penghambat yang penulis temukan
adalah kurangnya rasa percaya diri dari penulis dalam memberikan asuhan
keperawatan.

29
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dalam penyembuhan penyakit Polyp Serviks diperlukan beberapa
Intervensi dan kemudian diimplementasikan sesuai dengan criteria dan kaidah-
kaidah tertentu dalam proses keperawatan. Selain itu, sangat diperlukan juga
kolaborasi dengan dokter agar hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi, dengan
kata lain malpraktik.

5.2 Saran
Dengan selesainya penyusunan makalah ini agar kiranya dapat bermanfaat
bagi kita semua dalam peningkatan belajar mengajar antar Mahasiswa dengan tim
pengajar.

30
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marylynn E, dkk.2000.Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta:EGC

Hanafi.2009.Asuhan Keperawatan Polip serviks.(online),


(http://oketips.com/9369/Askep Urulitihasis/, 25 Maret 2013).

Price, Sylvia A, dkk. 2006. Patofisiologi Volume 1.Jakarta:EGC

Sofyan, Rohyan.2009.Makalah Polip serviks.(online),


(http://athultocm.wordpress.com/khusus-akbid/Patofisiologi Urolitihasis/, diakses
24 April 2014)

31

Anda mungkin juga menyukai