PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
1) Agar supaya mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan seluk beluk
dari Polip Serviks dan mekanisme terjadinya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
KONSEP MEDIS
2.1 Definisi
Polyp = tumor jinak yang tumbuh menonjol dan bertangkai dari selaput
lendir dibagian tubuh manusia, seperti hidung, telinga, usus dan selaput lendir
lainnya. Cervix = leher rahim. Dengan demikian, Polip Serviks yaitu tumor jinak
yang tumbuh menonjol dan bertangkai dari selaput lender di leher rahim atau
mulut rahim.
Polip adalah tumor bertangkai yang kecil dan tumbuh dari permukaan
mukosa (Denise tiran : 2005 ).
Servikal polip adalah polip yang terdapat dalam kanalis servikalis (Denise
tiran:2005 )
2.2 Etiologi
Penyebab pasti timbulnya polip rahim belum diketahui, namun diduga akibat
infeksi yang tidak ditangani dengan baik, atau memang jaringan tersebut
mempunyai sifat tumbuh yang berlebihan.
2
* Hanya ada beberapa gejala yang dikenal infeksi ini dan kadang-kadang bahkan
kentara. Seorang wanita perlu memiliki pemeriksaan tahunan sampai
mengevaluasi kesehatan reproduksi wanita.
3
mengambil di antibiotik bahkan jika tidak ada tanda-tanda infeksi. Beberapa polip
serviks belum tentu kanker tetapi mereka masih dikirim ke laboratorium untuk
analisa lebih lanjut. Selain itu, cukup mustahil untuk polip untuk tumbuh kembali
tetapi ada insiden kambuh.
2.8 Diagnosis
1. Berdasarkan keluhan yang dikemukakan.
2. Diagnosis karena kebetulan memeriksakan.
3. Pada pemeriksaan inspekulum dijumpai :
• Jaringan bertambah
• Mudah berdarah
• Terdapat pada vagina bagian atas.
2.9.1 PENGKAJIAN
Pengkajian umum Polip serviks:
1. Ada tidaknya nyeri di perut bagian bawah.
2. Ada tidaknya gangguan BAB dan BAK.
3. Ada tidaknya asites.
4. Ada tidaknya perut membuncit.
5. Ada tidaknya gangguan nafsu makan.
6. Ada tidaknya kembung.
7. Ada tidaknya sesak napas.
Pengkajian diagnostiknya:
1. USG : Periksa apakah ada benjolan bediameter > 5 cm
2. CT-Scan : Periksa apakah ada benjolan dan cek ukurannya.
4
2.9.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan yang kemungkinan muncul:
1. Gangguan harga diri b/d masalah tentang ketidaknyamanan mempunyai
anak, perubahan feminimitas dan efek hubungan seksual.
2. Nyeri b/d proses penyakit jaringan pada organ ruang abdomen.
3. Nyeri b/d gangguan pada kulit, jaringan dan integritas kulit.
4. Elimisi urinarius, perubahan/retensi b/d adanya edema pada jaringan
local.
5. Ansietas b/d krisis situasi, ancaman terhadap konsep diri, respon
patofisiologis.
6. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi/situasi,
prognosis, kebutuhan pengobatan b/d kesalahan interpretasi informasi, tidak
mengenal sumber informasi dan keterbatasan kognitif.
5
2.9.2 INTERVENSI dan RASIONAL
6
samping
pada
aktifitas
seksual dan
rasa
ketertarikan
. Beritahu
klien bahwa
tidak semua
efek
samping
terjadi. Dapat
Dorong membantu
diskusi menurunka
tentang n masalah
masalah yang
efek kanker mempengar
atau uhi
pengobatan penerimaan
pada peran pengobatan
sebagai ibu dan
rumah merangsang
tangga, kemajuan
orang tua penyakit.
dan
sebagainya.
2. Nyeri b/d
Informasi
proses a. Tujuan : Nyeri Tentukan memberika
penyakit klien terkontrol riwayat n data dasar
jaringan pada b. Kriteria hasil : nyeri untuk
organ ruang Melaporkan (lokasi, mengevalua
abdomen. penghilangan nyeri frekuensi, si
7
maksimal. durasi dan kebutuhan/
Mengikuti aturan intensitas) keefektifan
farmakologis yang intervensi
ditentukan.
Meningkatk
an relaksasi
Berikan
dan
tindakan
membantu
kenyamana
memfokusk
n dasar dan
an kembali
aktivitas
perhatian.
hiburan
Memunkink
Dorong an klien
penggunaan untuk
keterampila berpartisipa
n si secara
nyeri meningkatk
(tehnik an rasa
relaksasi, kontrol.
visualisasi,
bimbingan
imajinasi).
Informasi
3. Nyeri b/d
memberika
gangguan pada a. Tujuan : nyeri
Kaji keluhan n data dasar
kulit, jaringan terkontrol
nyeri. untuk
dan integritas b. Kriteria hasil :
mengevalua
kulit. Menunjukkan
si
nyeri kebutuhan/
8
berkurang/terkontr keefektifan
ol intervensi
Menunjukkan Meningkatk
ekspresi Libatan klien an rasa
wajah/postur tubuh dalam kontrol
rileks. penentuan pasien dan
Berpartisipasi jadwal kekuatan
dalam aktivitas dan aktivitas. mekanisme
tidur/istirahat koping.
dengan tepat. Meningkatk
Berikan an relaksasi
tindakan dan
kenyamanan membantu
dasar. memfokusk
an kembali
perhatian.
Memfokusk
Dorong an kembali
penggunaan perhatian,
teknik meningkatk
manajemen an relaksasi
stress. dan rasa
kontrol.
Merupakan
Berikan tindakan
analgetik yang tepat
sesuai untuk
indikasi. mencegah
fluktuasi
pada
9
intensitas
nyeri.
Informasi
ini sangat
4. Elimisi Pantau pola penting
urinarius, a. Tujuan : retensi penolakan. untuk
perubahan/rete berkurang/hilang merencanak
nsi b/d adanya b. Kriteria hasil : an
edema pada Mempertahankan/m perawatan
jaringan local. emperoleh pola dan
eliminasi yang mempengar
efektif. uhi pilihan
Memulai perubahan intervensi
gaya hidup yang individu.
diperlukan.
Ikut serta dalam
Distensi
regimen pengobatan.
kandung
Palpasi
kemih
kandung
mengindika
kemih.
sikan
retensi
urinarius.
Mempertah
Tingkatkan ankan
masukan hidrasi
10
Ekspresi
kekecewaan
Hindari akan
tanda-tanda menurunka
penolakan n rasa
verbal atau percaya diri
nonverbal, dan tidak
rasa jijik atau membantu
kekecewaan. dalam
mensuksesk
an program.
Perubahan
TTV
mungkin
5. Ansietas b/d Catat palpitasi, menunjukk
krisis situasi, a. Tujuan : ansietas peningkatan an tingkat
ancaman berkurang/hilang. denyut/frekue ansietas
terhadap b. Kriteria hasil : nsi yang
konsep diri, Memahami dan pernapasan. dialami
respon mendiskusikan pasien atau
patofisiologis. rasa takut. merefleksik
Menunjukkan an
relaksasi dan gangguan-
melaporkan gangguan
11
berkurangnya factor
ansietas ke tingkat psikologis
yang dapat diatasi.
Perasaan
adalah
nyata dan
membantu
Pahami rasa pasien
takut. untuk
terbuka
sehingga
dapat
mendiskusi
kan dan
menghadapi
nya.
Respon
individu
dapat
bervariasi
Kaji
tergantung
tingkatan/reali
pola
ta bahaya bagi
cultural
pasien dan
yang
tingkat
dipelajari.
ansietas.
Meningkatk
an kerja
sama
Kurang Diskusikan
dengan
12
6. pengetahuan a. Tujuan : terapi obat- regimen.
(kebutuhan Pengetahuan klien obatan. Mencegah
belajar) meningkat. regangan
tentang b. Kriteria hasil : yang tidak
kondisi/situasi, Menuturkan Identifikasi perlu.
prognosis, pemahaman kondisi, keterbatasan
kebutuhan efek prosedur dan aktivitas Memberika
pengobatan b/d pengobatan. khusus. n sumber-
kesalahan Dengan tepat sumber
interpretasi menunjukkan Libatkan tambahan
informasi, prosedur yang orang-orang untuk
tidak mengenal diperlukan dan terdekat referensi
sumber menjelaskan alasan dalam setelah
informasi dan suatu tindakan. program penghentian
keterbatasan Memulai perubahan pembelajaran .
kognitif. gaya hidup yang .
diperlukan dan ikut
serta dalam ptogram
perawatan.
13
BAB III
KASUS
perdarahan menstruasi yang tidak teratur dan warnanya lebih terang dibandingkan
dengan darah mestruasi dan ibu juga mengatakan bahwa dia merasakan nyeri pada
saat melakukan hubungan intim. Ibu merasa khawatir atas keadaannya sekarang
Nama : Ny. M
Umur : 40 tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
14
3.2 DATA SUBJEKTIF
1. Keluhan utama
Ibu mengatakan bahwa sudah beberapa bulan ini sering mengalami perdarahan
menstruasi yang tidak teratur, warnanya lebih terang dibandingkan dengan darah
haid dan ibu juga merasakan nyeri pada saat melakukan hubungan intim. Ibu
merasa takut dengan keadaannya sekarang.
2. Riwayat perkawinan
Ny.M menikah pada usia 23 tahun dengan Tn. A usia 24 tahun. Menikah 1 kali
dan lama pernikahan sudah 19 tahun.
3. Riwayat menstruasi
Menarche umur 11 tahun. Siklus 26 hari lancar. Lama 5-6 hari. Sifat darah : encer
dan bau amis. Disminore : tidak ada. Banyaknya : ganti pembalut 3x.
4. Riwayat Kontrasepsi :
Ny. M mengatakan bahwa beliau menggunakan alat kontrasepsi berupa pil setelah
melahirkan anak ke-4, beliau menggunakan alat kontrasepsi IUD dan sekarang
tidak menggunakan alat kontrasepsi apa pun setelah tidak mendapatkan
menstruasi lagi.
5. Riwayat Kesehatan :
a. Penyakit sistemik yang pernah/sedang diderita ibu :
Ny. M mengatakan bahwa beliau menderita penyakit DM, tetapi tidak menderita
malaria, kardiovaskuler, penyakit kelamin, alergi, asma dan hipertensi.
15
Ny. M mengatakan bahwa keluarga beliau tidak menderita menurun genetik.
6. Riwayat ginekologi
Ibu mengatakan bahwa selama ini belum pernah menderita penyakit yang
berhubungan dengan kadungan.
16
Siang jarang tidur siang : 1 -2 jam
sebelah bed.
17
berinteraksi dengan lingkungan sekitar, sudah jarang ikut pengajian dan arisan
f. Ketaatan ibu dalam beribadah :
Ny. M mengatakan bahwa beliau cukup taat beribadah dan melaksanakan sholat 5
waktu dan membaca Al Quran setelah shalat
e. Payudara
Bentuk payudara ibu simetris. Putting menonjol, tidak ada benjolan yang
abnormal.
f. Abdomen
Pada abdomen tidak terdapat bekas operasi. Dan ada nyeri tekan pada perut
bagian bawah.
g. Ekstermitas
18
Odema : tidak ada odema
Varises : -
Kuku : pendek bersih
i. Genitalia luar
Varices : tidak ada
Bekas luka : tidak ada
Kelenjar Bartholini : tidak membesar
Pengeluaran : Keluar cairan putih yang encer atau jernih
j. Anus
Hemoroid : tidak ada
2. Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan pemeriksaan dengan Spekulum didapatkan ada tanda-tanda abnormal
seperti benjolan servik.
USG : ada benjolan bediameter > 5 cm
19
No. Data Interpretasi Masalah
1. DS : Ny. M mengatakan Adanya benjolan Nyeri b/d proses
merasakan nyeri pada saat pada kanalis penyakit jaringan
melakukan hubungan intim servikalis pada organ ruang
P : Nyeri saat berhubungan abdomen.
intim
Q : Seperti ditusuk-tusuk
R : di perut bagian bawah Terjadi tekanan
S :5 pada perut bagian
T : Saat berhubungan bawah
DO : Tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg Nyeri abdomen
Nadi : 84 kali per menit
Pernafasan : 21 kali per menit
Suhu : 37 derajat celcius
Pasien menyeringai kesakitan,
nyeri tekan di kanalis servikalis.
Ansietas
20
1. Nyeri b/d proses penyakit jaringan pada organ ruang abdomen.
2. Ansietas b/d krisis situasi, ancaman terhadap konsep diri, respon
patofisiologis.
21
bimbinga
n
imajinasi)
.
Respon individu
dapat bervariasi
Kaji
tergantung pola
tingkatan/rea
cultural yang
lita bahaya
dipelajari.
bagi pasien
22
dan tingkat
ansietas.
a. Catat palpitasi,
peningkatan
S : Klien mengatakan sudah
2. denyut/frekuensi tidak cemas
O : Klien rileks. N : 76 x/menit
pernapasan.
TD : 120/80 mmHg
b. Pahami rasa takut.
A : Masalah teratasi sebagian
c. Kaji tingkatan/realita
P : Lanjutkan Intervensi
bahaya bagi pasien dan
tingkat ansietas.
23
1. a. Mengkaji PQRST S : : klien mengatakan nyeri
b. Kolaborasi dengan tim berkurang skala menjadi 2
medis dalam pemberian O : klien rileks, N : 76 x/menit
obat analgesic TD : 120/80 mmHg
c. Kolaborasi dengan tim A : masalah teratasi sebagian
medis dalam melakukan P : lanjutkan intervensi.
Rencana pembedahan.
24
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian
Secara teoritis manifestasi klinis pada klien dengan Polip serviks adalah
tumor jinak yang tumbuh menonjol dan bertangkai dari selaput lender di leher
rahim atau mulut rahim.
Penyebab pasti timbulnya polip rahim belum diketahui, namun diduga akibat
infeksi yang tidak ditangani dengan baik, atau memang jaringan tersebut
mempunyai sifat tumbuh yang berlebihan.
Biasanya, tidak akan ada gejala untuk polip serviks tetapi pada waktu
penyakit ini akan ditandai oleh:
* Abnormal pendarahan vagina yang terjadi antara periode menstruasi, setelah
menopause, setelah hubungan seksual, dan setelah douching.
* Polip serviks bisa meradang tetapi mereka jarang menjadi
* terinfeksi periode normal berat atau menoragia
25
* keluarnya lendir putih atau kuning, sering disebut keputihan
Faktor pendukung yang penulis temukan yaitu ketersediaannya format
pengkajian yang dijadikan acuan, catatan medis dan catatan keperawatan.
Siikap klien dan keluaraga yang kooperatif juga membentu penulis saat
melakukan pengkajian pada klien, penulis tidak menemukan faktor
penghambat saat melakukan pengkajian.
26
2. Ansietas b/d krisis situasi, ancaman terhadap konsep diri, respon
patofisiologis.
Diagnosa yang di temukan pada kasus namun tidak di temukan pada teori
yaitu:
1. Gangguan harga diri b/d masalah tentang ketidaknyamanan mempunyai
anak, perubahan feminimitas dan efek hubungan seksual.
2. Nyeri b/d gangguan pada kulit, jaringan dan integritas kulit.
3. Elimisi urinarius, perubahan/retensi b/d adanya edema pada jaringan local.
4. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi/situasi,
prognosis, kebutuhan pengobatan b/d kesalahan interpretasi informasi,
tidak mengenal sumber informasi dan keterbatasan kognitif.
27
Intervensi pada kasus sudah sesuai dengan teori.Faktor pendukung yang
penulis temukan dalam perencanaan keperawatan ini yaitu tersedianya format
perencanaan keperawatn yang telah ditetapkan dan tersedianya buku pedoman,
faktor penghambat yang pernulis temukan adalah membuat batasan waktu pada
kriteria hasil.
Pada Ny. M dilakukan operasi bila tindakan konservatif sudah tidak bisa
mengatasi masalah.
Faktor pendukung yang penulis temukan dalam pelaksanaan keperawatan
pada klien yaitu adanya kerjasama yang baik antra penulis dengan perawat
ruangan serta partisipasi dari keluarga klien dalam pemberian asuhan
keperawatan sehingga pelaksanaan keperawatan dapat berjalan dengan baik,
faktor penghambat yang penulis temukan adalah kurangnya waktu dalam
pemberian asuhan keperawtan yang hanya dilakukan selama 2x24 jam yang
karena klien pulang paksa tanpa anjuran dari dokter. Selesainya penulis
bekerjasama dengan perawat ruangan dan bagian medical record untuk mencari
informasi kondisi terakhir klien berada di rumah sakit.
28
4.5 Evaluasi Keperawatan
Tahap evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan selain itu tahap
ini juga merupakan tahap penilaian keberhasilan dalam memberikan asuhan
keperawatan. Penulis menggunakan eveluasi formatif dan evaluasi sumatif,
dalam hal ini eveluasi formatif dicantumkan dalam catatan keperawatan berupa
respon klien dan evaluasi sumatif untuk menilai apakah tujuan dapat tercapai
atau tidak, yaitu dalam bentuk SOAP (Subjektif, Objektif, Analisa, dan
Planning).
Evaluasi pada Ny. M
Faktor pendukung yang ditemukan pada saat penulis melakukan asuhan
keperawatn adalah : klien dan keluarga yang kooperatif, tersedia catatan
keperawatan medis yang lengkap, tersedianya format pengkajian, mendapat
arahan dari pembimbing lahan serta dari pihak institusi, kerja sama yang baik
dengan perawat ruangan. Sedangkan faktor penghambat yang penulis temukan
adalah kurangnya rasa percaya diri dari penulis dalam memberikan asuhan
keperawatan.
29
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dalam penyembuhan penyakit Polyp Serviks diperlukan beberapa
Intervensi dan kemudian diimplementasikan sesuai dengan criteria dan kaidah-
kaidah tertentu dalam proses keperawatan. Selain itu, sangat diperlukan juga
kolaborasi dengan dokter agar hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi, dengan
kata lain malpraktik.
5.2 Saran
Dengan selesainya penyusunan makalah ini agar kiranya dapat bermanfaat
bagi kita semua dalam peningkatan belajar mengajar antar Mahasiswa dengan tim
pengajar.
30
DAFTAR PUSTAKA
31