Anda di halaman 1dari 35

ANATOMY OF THE EYE PALPEBRAE

Struktur mata yang berfungsi sebagai proteksi lini pertama


dr. Mansyur Romi, SU, PA (K) adalah palpebra (kelopak mata). Fungsinya adalah
Pemateri & Editor: Putri & Ima mencegah benda asing masuk, dan juga membantu proses
lubrikasi permukaan kornea. Pembukaan dan penutupan
Penglihatan dapat dikatakan sebagai indera paling utama dibandingkan palpebra diperantarai oleh M. Orbicularis Oculi dan M.
indera yang lainnya. Tanpa mata, kita ga akan bisa melihat berbagai levator palpebra.
keindahan di muka bumi ini. So, bersyukurlah guys. Jaga mata kita baik-
baik. :’) ~yuk doa dulu sebelum masuk materi~  Membuka mata:
Pada saat membuka mata, terjadi relaksasi dari M.
ORBITA orbikularis okuli dan kontraksi dari M. levator palpebra
Orbita adalah rongga tulang bilateral dalam facial skeleton di palpebra superior.
yang menyerupai piramida segi empat berongga, sebagai  Menutup mata:
tempat bola mata. Basis orbita menghadap anterolateral M. Orbicularis Oculi kontraksi, dan M. Levator
sedangkan apeks menghadap posteromedial. Orbita Palpebrae relaksasi.
memiliki dinding medial, yang dibentuk oleh apparatus Selanjutnya adalah lapisan superficial dari palpebra yang
nasal dan os etmoidalis, serta dinding lateral. Pada bagian terdiri dari kulit, glandula Moll dan Zeis, Musculus
superior, orbita berbatasan dengan sinus frontalis, orbikularis okuli dan levator palpebra. Dan yang lapisan
sedangkan pada inferior sinus maksilaris. Volume orbita dalam terdiri dari lapisan tarsal, Musculus tarsalis,
pada orang dewasa adalah sekitar 30 ml, di mana hanya konjungtiva palpebralis dan glandula meibom.
seperenam yang ditempati oleh bola mata.

Penampang sagital (dari depan ke belakang):


1. Kulit
2. Jaringan ikat longgar
3. Jaringan otot
4. Tarsus
5. Fascia
EXTERNAL ANATOMY 6. Konjungtiva
Glandula moll dan zeis sama-sama memproduksi oily
substance pada film air mata. Namun, perbedaannya
adalah asal glandulanya. Glandula moll merupakan
modifikasi dari glandula apokrin (keringat) sedangkan
glandula zeis adalah glandula sebasea. Oily substance yang
dihasilkan keduanya berfungsi untuk menghambat
evaporasi air mata.
Nah, kalo glandula moll dan zeis ini mengalami
peradangan, biasanya orangnya bisa kena bintitan (dalam
bahasa Jawa, timbilen) di matanya ._.
Glandula lainnya, yakni glandula meibom merupakan
sejenis glandula sebasea yang berada di dalam tarsal plate.
Fungsinya adalah memproduksi cairan yang membantu
agar kelopak atas dan bawah tidak menempel pada saat
menutup mata atau berkedip. Makanya, kalo kedip kan
buka matanya bisa cepet tuh, nahh dibantu sama secretnya berlanjut ke bawah dari saccus dan bermuara ke dalam
glandula meibom :3 meatus inferior dari rongga nasal (lateral terhadap
Tarsus. Jaringan ikat padat yang merupakan rangka turbinatum inferior). Air mata diarahkan ke dalam punctum
palpebra yang melekat / dihubungankan dengan dinding oleh isapan kapiler, gaya berat, dan berkedip. kekuatan
orbita melalui: gabungan isapan kapiler dalam kanalikuli, gaya berat, dan
o Lig. Tarsalis internus gaya memompa dari otot Horner, yang merupakan
o Lig. Tarsalis Eksternus perluasan M. Orbikularis Okuli ke titik di belakang saccus
Konjungtiva adalah membran mukosa yang transparan lacrimalis, semua cenderung meneruskan aliran air mata ke
yang melekuk di palpebrae menjadi konjungtiva palpebrae bawah melalui ductus naolacrimalis ke dalam hidung.
dan di anterior dari bulbus oculi sebagai konjungtiva bulbar Inervasi Apparatus Lacrimalis:
(kornea tidak ditutupi), kemudian di spatium antara bulbus  Sensori : NCV(l); secretomotor
oculi dan kelopak terdapat conjunctival sac. Fungsi utama  parasimpatis : NC VII  n.petrosus  n.canalis
dari konjungtiva adalah sebagai lubrikan mukus untuk pterygoideus glandula pterygopalatina  NC V(2),
mencegah mata mengering.  simpatis : glandula cervicale superior 
Inervasi Palpebrae: n. pterosus profundus  n.canalis pterygoideus 
 Serabut otot M. orbikularis okuli pada kedua palpebra parasymp
 cabang zigomatikum dari nervus fasialis
 M. levator palpebra dan beberapa muskulus OTOT-OTOT MATA
ekstraokuli  oleh nervus okulomotoris. - Intrinsik : di dalam bola mata  control the shape
 Otot polos pada palpebra dan okuler diaktivasi oleh of lens (m.ciliaris) & size of pupil (m.spincter pupillae &
saraf simpatis. Oleh sebab itu, sekresi adrenalin akibat m.dilator pupillae)
rangsangan simpatis dapat menyebabkan kontraksi - Ekstrinsik : menggerakkan bola mata
otot polos tersebut Otot-otot ekstrinsik mata (ekstraokuler):

Apparatus Lacrimalis adalah sekumpulan struktur yang


memproduksi cairan air mata (1ml/hari) yang berfungsi Otot ekstraokuler terdiri dari enam otot, yaitu: rektus
untuk melembabkan dan menjaga kornea, dan superior, inferior, medial, dan lateral, otot oblikus inferior
mengandung lysozime dan antibody. Apparatus Lacrimalis dan superior.
ini terdiri dari glandula lacrimal, canaliculi, saccus, dan
ductus nasolacrimalis.
 Glandula Lacrimalis:
o Pars Orbitalis = Gld. Lacrimalis superior
o Pars Palpebralis = Gld. Lacrimalis inferior
o Terletak di dalam fossa lacrimalis os frontalis
(cranio lateral orbita)
o 6-12 secretory duct, bermuara sepanjang
pertengahan lateral fornix conjunctiva superior
 Glandula Lacrimal accecorius
o Gld. Krause
o Gld. Wolfring
o Terletak sepanjang fornix conjungtiva (superior =
42, inferior 6-8), di dalam substansia propria di
konjungtiva palpebra

Drainase Air Mata


Air mata mengalir dari lakuna lakrimalis melalui punctum
superior et inferior dari kanalikuli ke Saccus Lacrimal yang
terletak di dalam fossa lacrimalis. Ductus nasolakrimalis
BOLA MATA
Bola mata merupakan organ penglihatan manusia. Bola
mata menempati bagian depan orbita. Bola mata orang
dewasa memiliki diameter sekitar 24.2-25 mm. Bola mata
dilapisi oleh fascial sheath of the eyeball (bulbar fascia atau
capsula tenon).
Capsula tenon adalah suatu selubung/fascia yang
menempel dari limbus sampai ke nervus optikus. Bagian
dalam fascia tenon menempel dengan episklera. Sedangkan
bagian luarnya merupakan tempat perlekatan otot. Di
antara fascia tenon dengan selera terdapat ruang potensial,  lapisan neural, paling dalam, terdiri dari retina. Retina
yakni spatium epischlera yang membantu pergerakan bola terdiri dari pars optic (yang berfungsi menerima
mata di antara fascia. rangsang cahaya) dan pars non-optik. Daerah tempat
fokusnya cahaya secara klinis disebut fundus optic.
Pada fundus optic terdapat papil optic, yaitu tempat
masuknya nervus optikus. Di lateral papil optic
terdapat macula, yang merupakan daerah paling
sensitive terhadap cahaya.

Bola mata terdiri dari tiga lapisan, yaitu: LENSA


 lapisan fibrosa, terdiri dari selera dan kornea,
merupakan lapisan paling luar. Lapisan fibrosa
merupakan rangka dari bola mata. Sklera merupakan
lapisan yang berwarna putih, sedangkan kornea
transparan dan menonjol ke arah basis.

 lapisan vascular, terdiri dari koroid, iris, dan badan


siliaris. Koroid merupakan lapisan yang terletak di
antara schlera dan kornea. Koroid memiliki
vaskularisasi yang tinggi. Badan siliaris adalah
penebalan di sebelah posterior korneoskleral junction,
berfungsi sebagai tempat perlekatan lensa dan sekresi  Merupakan struktur yang berbentuk bikonveks,
aqueus humor. Iris adalah cincin kontraktil yang avascular, tidak berwarna, dan hampir transparan.
terletak di anterior lensa. Di tengah iris terdapat pupil, Lensa memiliki tebal 4 mm dan diameter 9 mm.
yang berfungsi sebagai tempat masuknya cahaya. Iris  Lensa berada di belakang iris dan digantungkan oleh
berfungsi mengatur lebar pupil. Fungsi ini dapat stuktur yang disebut zonula ciliaris atau lig.
dilakukan karena iris memiliki dua jenis otot, yaitu M. Suspensorium lentis.
dilator pupil dan constrictor pupil. Otot konstriktor  Lensa semakin lama semakin membesar dan berkurang
pupil memiliki persarafan parasimpatis. Sedangkan elastisitasnya seiring bertambahnya umur.
dilator pupil simpatis.  Lensa mengandung 65% air dan 35% protein,
menyebabkan lensa menjadi organ yang memiliki
kandungan protein terbanyak di tubuh bila
dibandingkan dengan jaringan-jaringan lain di seluruh  Bisa dilihat di gambar di atas, kalo ternyata sinyal dari
tubuh. Lensa juga banyak mengandung potassium. area macula (termasuk fovea centralis yang ada di
 Protein yang terkandung di lensa disebut crystalline. dalamnya) berakhir di dekat polus occipitalis,
Protein ini tersusun seperti lapisan-lapisan pada sementara sinyal dari area yang lebih perifer berakhir
bawang sehingga membentuk media refraktif dari lebih anterior dari polus occipitalis meskipun masih di
lensa. sekitar fissura calcarina.
 Karena lensa merupakan organ yang avascular, maka  Ada bagian juga yang disebut discus opticus yang
tidak ada pembuluh darah di lensa. Lensa juga tidak merupakan tempat keluarnya N. Opticus serta A./V.
mempunyai serabut saraf. retinalis centralis. Di bagian discus opticus ini tidak
terdapat sel conus maupun basilus sehingga tidak
RETINA mempunyai kemampuan untuk melihat atau disebut
 Merupakan lapisan jaringan saraf multilayer yang tipis juga blind spot (titik buta).
dan transparan serta berada di bagian paling dalam  Lapisan paling luar retina adalah epithelium
dari 2/3 posterior mata (di slide dr. Romi disebut 2/3 berpigmen. Epithelium berpigmen dan bagian di
posterior, tapi di Tortora disebut ¾ posterior). dalamnya mudah terpisah sehingga dapat membentuk
 Retina berakhir di bagian anterior (posterior corpus subretinal space seperti pada kasus retinal
ciliaris) sebagai ora serrata. detachment. Namun di bagian discus opticus dan ora
 Retina terdiri dari 10 lapisan (udah dibahas di materi serrata, epithelium berpigmen dan bagian di dalamnya
histologi yaa^^). Nah, di lapisan ini terdapat tiga jenis terikat lebih kuat sehingga mencegah penyebaran
sel neuron: sel fotoreseptor, sel bipolar atau cairan subretinal pada kasus retinal detachment.
interneuron, dan sel ganglion. Sel fotoreseptor sendiri  Retina mendapatkan aliran darah dari dua sumber:
terdiri dari dua jenis sel: sel conus dan basilus. a. Choriocapillaris: mensuplai sepertiga luar retina.
Juga mensuplai fovea centralis secara keseluruhan,
sehingga ketika terjadi retinal detachment, fovea
centralis rentan mengalami kerusakan yang
mungkin sulit disembuhkan (irreparable damage).
b. Cabang dari central retinal artery: mensuplai dua
per tiga dalam retina (permukaan anterior retina).

INERVASI
Saraf utama yang berfungsi dalam penglihatan adalah
nervus optikus. Nervus optikus masuk di bola mata dimulai
 Struktur anatomi dari retina ini bisa dilihat dengan alat dari lamina cribosa selera. Saraf lainnya adalah nervus
yang disebut opthalmoscope. abdusen, troklear, dan okulomotor.
 Ada satu bagian di retina yang hanya terdiri dari sel Nervus okulomotor terbagi menjadi dua bagian, yaitu
conus, yaitu fovea centralis yang memiliki diameter superior dan inferior. Bagian superior mempersarafi otot
kurang dari 0.5 mm. Sel conus yang terdapat di fovea rektus superiordan levator palpebra superioris. Bagian
centralis ini tersusun lebih rapat dengan ukuran yang inferior mempersarafi otot rektus inferior, medial, oblikus
lebih kecil dengan rata-rata diameter 1,5 mikrometer, inferior, dan membawa neuron parasimpatik presinaptik ke
menyebabkan fovea centralis menjadi area dengan ganglion siliaris.
ketajaman penglihatan tertinggi. Karena fungsinya Persarafan lainnya disuplai oleh cabang optalmikus nervus
yang penting itulah, fovea centralis juga memiliki area trigerminal (N V1). Cabang-cabang nervus ini antara lain
representasi lebih besar di primary visual cortex jika nervus lacrimalis. nasociliaris. dan frontalis.
dibandingkan bagian perifer retina. Di sekeliling fovea Di dalam orbita terdapat ganglion siliaris. yang dilewati
centralis juga terdapat stuktur yang disebut macula oleh:
lutea.  neuron presinaps bagian parasimpatis N III
 nervus lacrimalis
 neuron postsinaps dari pleksus carotis interna
VASKULARISASI SOAL LATIHAN:
Vaskularisasi terutama disuplai oleh arteri optalmikus 1. Struktur di mata yang membantu akomodasi lensa
(cabang arteri karotis interna) dan infraorbitalis (cabang adalah…
dari arteri karotis eksterna). Arteri optalmikus memiliki a. M. Dilator Lensa
banyak cabang yang mensuplai daerah tertentu. b. M. Dilator Pupil
Arteri yang mensuplai retina adalah arteri retina central. c. M. Cilaris
Arteri ini berjalan di bawah nervus optikus dan masuk ke d. Lig. Suspensorium lentis
bola mata melalui papil optic. Arteri ini mensuplai e. M. Oblique Superior
permukaan interna retina. 2. Otot ekstrinsik mata yang kerjanya dipengaruhi oleh N.
Bagian eksterna retina disuplai oleh koriokapilaris. Lapisan VI adalah…
korion mendapat suplai vaskularisasi dari arteri siliaris a. M. rektus media
posterior brevis secara langsung, dan tidak langsung oleh b. M. rektus lateral
arteri siliaris posterior panjang. Arteri siliaris posterior c. m. rektus superior
panjang juga beranastomosis dengan arteri siliaris anterior d. m. oblique inferior
untuk mensuplai badan siliaris. e. m. levator palpebrae
3. Gerak abduksi mata dibantu oleh otot…
a. M. Rectus superior
b. M. Rectus inferior
c. M. Levator palpebrae superior
d. M. Rectus lateralis
e. M. Rectus medialis
4. Sekresi lacrimal akan berjalan menuju ductus
nasolacrimalis melalui struktur berbentuk lubang kecil
yang disebut…
a. Lacrimal puncta
b. Lacrimal sac
c. Conjunctival sac
d. Ostium lacrimalis
e. Ductus lacrimalis
5. Aqueous humor yang diproduksi oleh proc. Ciliaris akan
dikeluarkan di cavitas segmen posterior kemudian
berjalan melewati pupil menuju…
Vena utama pada mata adalah vena infraorbital dan vena
optalmika inferior dan superior. a. Anterior segment
Vena optalmika superior dan inferior bergabung menjadi b. Anterior chamber
vena centralis retina. Vena ini masuk ke fisura orbitalis c. Vitreous chamber
superior untuk bergabung dengan sinus cavernosus. d. Posterior chamber
e. Schleral venous sinus
Kunci jawaban: cbdaa

HISTOLOGY OF SENSE ORGAN 1: THE EYE


drg. Yustina Andwi Ari Sumiwi,M.Kes
Pemateri: Tantry | Editor: Amani

*maaf kalo masih banyak kekurangan dan materinya jadi agak


nyampur ke histologi sama fisiologi ya teman-teman

Semangat, sukses CBT!


Mata merupakan organ yang sangat penting bagi bagian luar dari sclera terdapat episclera yang merupakan
kehidupan kita. Mata terdiri dari 3 lapis yang konsentris, jaringan ikat longgar. Terdapat capsula Thenon yang
yaitu berupa jaringan ikat padat yang membungkus episclera. Di
TUNICA FIBROSA antara episclera dan capsula Thenon terdapat sebuah
Tunica fibrosa terdiri dari cornea di bagian depan dan sclera ruangan yang disebut spatium Thenon dan akibat ruangan
yang merupakan lanjutannya ke belakang. ini, mata dapat melakukan gerak rotasi.
Kita langsung bahas aja ya mengenai cornea dan sclera. Hehehe
Cornea TUNICA VASCULOSA
Tunica vasculosa atau biasa juga disebut uvea terdiri atas
iris, corpus ciliaris dan choroid.
Iris
Iris merupakan bagian yang membentuk pupil yang
berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang
masuk ke mata. Iris pada bagian anterior tidak dilapisi oleh
epithel. Pada bagian anterior terdapat lapisan fibroblastus
dan melanocytes. Pada iris bagian posterior dilapisi oleh
epithelium simplex cuboideum. Sel epithel bagian ini
sangat kaya akan melanin. Terdapat m. dilator pupile dan
m. sphincter pupile.
Limbus dan corpus ciliaris
Cornea menutupi seperenam bagian dari anterior mata.
Bagian cornea tidak berwarna dan transparan serta
avascular. Cornea terdiri atas 5 lapisan, yaitu sebagai
berikut
1. Epithelium cornea
Epithelium stratificatum squamosum non cornificatum
dengan tebalnya sekitar 5 sampai lapis sel. Bagian ini
diinervasi dengan sangat rapat oleh akhiran saraf bebas
yang berkaitan dengan refleks berkedip.
2. Membran Bowman
Kolagen tipe I tersusun secara acak, tidak ada sel. Limbus disebut juga corneoscleral junction merupakan area
Bagian ini disintesis oleh epithelium cornea dan stroma. peralihan atau transisi antara cornea dengan sclera. Pada
Membran Bowman berkontribusi terhadap stabilitas limbus terdapat banyak stem cells. Di bagian stroma limbus
dan kekuatan cornea. terdapat canalis Schlemm yang merupakan tempat
3. Stroma masuknya aqueous humor dari trabecular Meshwork.
Lapisan ini merupakan lapisan paling tebal dari kornea. Corpus ciliaris terdiri atas stroma yang merupakan jaringan
Bagian ini merupakan susbstantia dasar yang kaya akan ikat longgar kaya akan melanocytes, vasa, serabut elastik
proteoglikan (lumican), mengandung keratan sulfat dan dan m. ciliaris. Corpus ciliaris dilapisi oleh epithelium
chondroitin sulfat yang berfungsi untuk simplex columnare/cuboideum.
mempertahankan susunan berkas kolagen dan bentuk Trabecular Meshwork
ruang. Di bagian ini juga terdapat keratocytes yang Merupakan terusan endothelium cornea berupa kanal atau
merupakan ekstensi sitoplasmik dari sel pipih yang mirip salurasn irregular dilapisi oleh endothelium dan disokong
dengan fibroblast. oleh trabecula jaringan ikat.
4. Membran Descemet Lensa
Merupakan membrana basalis. Berbentuk bikonkaf, fleksibel, transparan, avascular dan
5. Endothelium cornea berfungsi untuk memfokuskan cahaya agar jatuh tepat
Epithelium simplex squamosum. Berfungsi untuk pada retina. Terdiri atas capsula lensa, epithelium
sintesis protein yang penting untuk sekresi dan menjaga subcapsular dan serat lensa.
membran Descemet. Di sini terdapat pompa Na+/K+ Capsula lensa kaya akan proteoglikan dan kolagen tipe IV.
ATPase yang berfungsi untuk memompa ion natrium ke Bagian ini transparan dan dapat membiaskan cahaya.
camera oculi anterior. Cairan berlebihan di stroma juga Epithel subcapsular, merupakan epithelium simplex
akan diabsorpsi oleh endothelium agar stroma terjaga cuboideum yang terletak di bagian permukaan anterior
dalam keadaan normal. Mekanismenya, ketika ion lensa. Sel-selnya yang berada di equator akan bermitosis
natrium dipompa ke camera oculi anterior, ion chlorida membentuk sel baru yang selanjutnya akan berdiferensiasi
dan air juga ikut sehingga bagian camera oculi anterior menjadi serat lensa.
terisi oleh cairan yang bersifat aqueous dan mekanisme Serat lensa merupakan bagian yang tipis dan memanjang.
ini juga penting untuk menjaga kualitas refraksi cornea. Nucleus dan organel pada bagian ini telah hilang dan
Sclera sitoplasmanya penuh dengan crystallin. Crystallin
Menutupi bagian lima per enam mata dan berwarna putih. merupakan protein lensa yang meningkatkan indeks bias
Sclera merupakan tempat insersio otot-otot extraocular. lensa.
Merupakan jaringan ikat padat yang terdiri dari serabut
kolagen tipe I, serat elastik dan sedikit fibroblast. Pada
Corpus vitreous Merupakan bagian yang dibentuk oleh processus sel
Merupakan gel transparan dan refraktif yang mengisi neuroglia (sel Muller, yang merupakan supporting
cavitas vitreous yang terletak di belakang lensa. Terdiri dari cells untuk retina).
99% air, elektrolit, kolagen dan asam hyaluronat 4. Outer nuclear layer
(hyaluronic acid). Merupakan bagian yang terdiri dari nucleus sel
conus dan basilus. Nucleus sel basilus lebih kecil,
TUNICA NERVOSA bulat dan gelap daripada nucleus sel conus.
Tunica nervosa merupakan bagian yang terdiri atas retina 5. Outer plexiform layer
(ada juga buku yang menyebutkan bagian ini sebagai retinal Di bagian ini terdapat sinaps antara sel
layer). photoreceptor dan dendrit neuron bipolar.
Retina 6. Inner nuclear layer
Terdapat nucleus sel bipolar dan sel Muller.
7. Inner plexiform layer
Terdapat processus sel bipolar dan ganglion. Di sini
terdapat sinaps antara sel bipolar dengan sel
ganglion.
8. Ganglion cell layer
Terdapat nucleus sel ganglion.
9. Optic nerve fiber layer
Di sini terdapat axon sel ganglia dan serabut
terdalam sel Muller.
10. Inner limiting membrane
Lamina basalis sel Muller.

Bagian ini terdiri atas 10 lapisan, yaitu


1. Pigment epithelium
Terdiri dari sel cuboid sampai columnare selapis
yang nucleusnya terletak di bagian basal. Memiliki
STRUKTUR AKSESORI
microvilli (ingat, microvilli ya guys. Bukan microwilli. Peace kak
1. Conjunctiva
Will ^^). Bagian ini berfungsi untuk membentuk BRB
Merupakan membran mukosa transparan yang melapisi
(Blood-Retina Barrier), menyerap cahaya yang
permukaan dalam kelopak mata (conjuctiva palpebral)
berlebihan, mencegah pantulan sehingga tidak
dan mata bagian anterior (conjunctiva bulbi). Dilapisi
mengganggu fokus, sebagai fagosit dan isomerisasi
oleh epithelium stratificatum columnare dengan sel
serta regenerasi retinoid.
goblet.
2. Layer of rod and cones
2. Palpebra
Di bagian ini terdapat sel basilus dan sel conus.
Merupakan lipatan kulit yang melindungi bagian
Sel basilus sangat sensitif terhadap cahaya tetapi
anterior mata. Di bagian ini terdapat glandula Moll,
tidak sensitif terhadap warna dan fungsi terbaiknya
merupakan glandula sudorifera yang termodifikasi;
saat dalam keadaan low light (malam). Jika berada di
glandula Zeis, merupakan glandula sebasea yang
tempat gelap, maka pigmen visual berupa rhodopsin
termodifikasi dan glandula Meibomian yang merupakan
akan disintesis dan berakumulasi di sel basilus.
modifikasi glandula sebasea juga.
Sel conus merupakan sel yang kurang sensitif
3. Apparatus lacrimalis
terhadap low light. Sel ini lebih respon terhadap
Bagian ini merupakan bagian yang menjaga agar cornea
cahaya terang dan warna serta mengandung pigmen
tidak mengalami dehidrasi, yang terdiri dari
visual berupa iodopsin. Absorpsi dan interaksi
1. Glandula lacrimalis
cahaya dapat membuat transformasi pada molekul
Terletak di fossa lacrimalis di bagian superolateral
pigmen dan kemudian aksi ini akan mengeksitasi sel
orbita dan sekret glandula ini akan bermuara ke
conus dan menghasilkan impuls saraf untuk
fornix conjunctivalis superior. Glandula ini secara
penglihatan.
struktural merupakan glandula tubuloalveolar.
3. Outer/external limiting membrane
2. Canaliculi lacrimalis
Merupakan bagian yang membawa air mata dari
punctum lacrimalis ke saccus lacrimalis dan bagian
ini dilapisi oleh epithelium stratificatum d. Corpus ciliaris
squamosum. e. Canalis Schlemm
3. Saccus lacrimalis 3. Pada lapisan manakah di retina yang terdapat nucleus sel
Merupakan bagian superior dari ductus basilus dan sel conus ?
nasolacrimalis yang melebar dan dilapisi oleh a. Pigment epithelium
epithelium pseudostratificatum columnare bersilia. b. Outer/external limiting membrane
4. Ductus nasolacrimalis c. Outer plexiform layer
Bagian ini dilapisi oleh epithelium d. Outer nuclear layer
pseudostratificatum columnare bersilia dan akan e. Layer of rod and cones
bermuara ke meatus nasi inferior. 5. Berikut ini merupakan bagian Tunica vasculosa, kecuali
a. Iris
Sedikit tambahan b. Corpus ciliaris
Pembentukan aqueous humor dan alirannya c. Choroid
Aqueous humor merupakan cairan yang mengalir secara d. Retina
kontinu atau terus-menerus yang membawa metabolite
dari dan ke dalam sel untuk memelihara microenvironment Jawaban: EABDD
yang optimal di dalam cavitas anterior pada mata. Sel
epithel yang melapisi corpus ciliaris menghasilkan aqueous BIOCHEMICAL BASIS OF VISION AND THE ROLE
humor dan mensekresikannya ke camera oculi posterior
kemudian melalui lensa kemudian melewati pupil menuju
OF VITAMIN A
ke camera oculi anterior. Setelah itu drainase cairan Dra. Prasetyastuti, Apt., M.Kes
tersebut menuju ke angulus iridocorneal dan dibuang Pemateri: Ulin, Dila | Editor: Mala
melalui canalis Schlemm.
Hai hai hai kembali lagi dengan vit.A *ksbb jaman A.2* jangan
lupa berdoa dulu ya sebelum belajar :D

SIFAT FISIKA DAN KIMIA


masih inget kan ya vit.A masuk dalem vitamin larut
lemak,beberapa tanaman menunjukkan aktivitas vitamin A
mengandung carotenoid. Vitamin A merupakan suatu
senyawa yang meningkatkan aktivitas retinol (retinol itu
suatu betuk alkohol dari vit.A). Lebih dari 600 carotenoids
ada di alam, 50 diantaranya ada di vit.A sebagai provit.A

Kita ngobrolin kimia2nya vit.A dulu yaa :)


Bentuk naturalnya: A1 (retinil A2 (3-dehydro-retinol)
Bentuk aktifnya: retinol, retinal, asam retinoic
Bentuk provitamin-A: Beta-Karoten
Penyimpanan dan transportasinya: hepar, RBP, CRBP
Mungkin sekian materi dari aku, maaf ya kalau ada banyak kesalahan atau
apa pun. Hehe
Nah vitamin A itu ga tahan sama panas, kalau kena panas
SOAL senyawanya jadi labil semoga hati kamu ga labil ya, dan kalau
1. Lapisan kornea yang terdapat pompa Na+/K+ ATPase yang kena oksigen gampang teroksidasi makanya kalau
berfungsi untuk memompa ion natrium ke camera oculi percobaan vitamin A itu tempatnya ga ada cahaya dan pake
anterior, adalah lapisan…. gas nitrogen(gas ini ga bereaksi dengan senyawa apapun)
a. Epithelium cornea
b. Membran Bowman Vitamin A dan analog-analognya stabil dalam bentuk kristal
c. Stroma dan dapat larut dalam pelarut organik dalam kondisi tidak
d. Membran Descemet teroksidasi. Diinget lg ya vitamin ini labil kalau ada larutan
e. Endothelium cornea yang mengandung O2 dan terkena cahaya.
2. iris bagian posterior dilapisi oleh epithelium… KONVERSI CAROTENOID MENJADI RETINOID
a. epithelium simplex cuboideum Reaksi enzimatiknya terjadi di hepar atau sel-sel usus
b. epithelium simplex columnar membentuk retinal dan asam retinoic. Jadi, 1 β-caroten
c. epithelium simplex squamosum dihidrolisis menjadi 2 retinal.
d. epithelium pseudostratificatum Bentuk Provitamin A Carotenoid:
e. epithelium stratificatum squamosum  Β-caroten
2. Jaringan ini merupakan terusan endothelium cornea
 Α-caroten
berupa kanal atau salurasn irregular dilapisi oleh
 Β-cryptoxanthin
endothelium dan disokong oleh trabecula jaringan
Carotenoid yang lainnya:
ikat.apakah nama jaringan tersebut ?
 Lutein
a. Canaliculi lacrimalis
 Lycopene
b. Trabecular Meshwork
c. Limbus  Zeaxanthin
FUNGSI FISIOLOGIS VITAMIN A Di atas kan ada gambar sel rods (hehe diinget aja dia ada
Fungsi vitamin A dan metabolitnya: rhodopsinnya), rhodopsin menyerap foton cahaya  11-cis
 Esensial untuk penglihatan retinal isomerisasi menjadi all-trans retinal di rhodopsin 
 Reproduksi all-trans retinal berpisah dari opsin  opsin memacu reaksi
 Fungsi imun pesan dikirim ke otak dengan deras untuk pemberhentian
 Diferensiasi sel arus gelap (“dark current” = arus masuk Na+)(mata
 Proliferasi membedakan cahaya terang dan gelap), terjadi sinyal di
 Signalling syaraf optik  trans retinal terpisah dari opsin  all-trans
Nah vitamin A kan bentuk senyawanya macem-macem nih, retinal secara enzimatik dikonversi kembali jadi 11-cis
masing-masing bentuk senyawanya itu punya fungsi retinal  opsin dan 11-cis retinal secara enzimatik
sendiri-sendiri, yang kalau misalnya satu senyawa itu berkombinasi untuk regenerasi rhodopsin.
kekurangan ga bisa digantiin oleh senyawa yang lain. Nah kita akan membahas soal perubahan rhodopsin saat
Misalnya, terkena cahaya, masih berkutat dengan yang kimia banget
- 11-cis-retinal berfungsi untuk transduksi sinyal, nih guys, semangat! :D
- asam retinoic/retinoid lainnya untuk transkripsi gel, Sebenarnya rhodopsin itu gabungan dari protein scotopsin
- dan retro retinol untuk proliferasi dan aktivasi dan pigmen carotenoid yaitu 11-cis-retinal. Ketika kena
limfosit. cahaya, 11-cis-retinal ini akan berubah jadi all-trans-retinal.
Perubahan ini hanya perubahan struktur, tapi karena
FOTORESEPTOR MATA strukturnya berubah, si retinal udah gak cocok lagi buat
Kita belajar tentang fotoreseptornya dulu ya. Jadi, di retina nempel di rhodopsin, nanti dia lama kelamaan bakal lepas
manusia itu ada 2 tipe fotoreseptor, yaitu: terus si rhodopsin bakal ganti - ganti nama dari
 Sel rods: distimulasi oleh cahaya lemah pada rentangan bathorodhopsin terus lumirrhodopsin terus metarhodopsin
panjang gelombang yang lebar I dan akhirnya metharhodopsin II. Berpisahlah si scotopsin
 Sel konus: bertanggung jawab untuk penglihatan warna. alias opsin sama si all-trans-retinal karena hubungan
Sel L-cones panjang gelombang yang panjang (warna mereka tak lagi sama.
merah), Sel M-cones untuk panjang gelombang yang Metharhodopsin II tadi merupakan bentuk rhodopsin yang
medium (warna hijau), Sel S-cones untuk panjang teraktivasi dan menstimulasi perubahan protein G
gelombang pendek (warna kebiru-biruan). Transducin-GDP + GTP menjadi Transducin-GTP + GDP
Nah, kedua tipe sel ini mengandung chromophore yang dimana GDPnya lepas. Transducin-GTP mengaktivasi enzim
terikat pada opsin (membran sel protein). Chromophore itu phosphodiesterase. Phosphodiesterase yang aktif ini
apa? Dia itu 11-cis-retinal, suatu bentuk aldehyd ddari mengubah cGMP menjadi GMP. Nah aktivasi
vitamin A1 dan bagian penyerapan cahaya / light absorbing phosphodiesterase ini membuat kadar cGMP berkurang
portion. Yuk bahas lebih lanjut lagi! :D sehingga kanal Na yang difasilitasi oleh cGMP menjadi
Di retina, fungsi retinaldehyde itu sebagai gugus prostetik tertutup. Terjadilah hiperpolarisasi membran plasma.
pada light-sensitive opsin protein, membentuk rhodopsin Sebaliknya, jika cGMP tidak diubah menjadi GMP sehingga
(sel rods) dan iodopsin (di sel konus). Nah satu sel konus kadar cGMP tinggi, kanal Na yang difasilitasinya akan terus
hanya mengandung satu tipe opsin dan sensitif kepada satu terbuka dan terjadi depolarisasi.
warna. Di pigmen epithelium retina, all-trans-retinol Tadi kan waktu visual cycle dijelasin rhodopsin menyerap
diisomerasi menjadi 11-cis-retinol dan lalu dioksidasi foton cahaya, nah sebenernya cahaya ini mengaktifkan
menjadi 11-cis-retinaldehyde. 11-cis-retinaldehyde ini rhodopsin. Rhodopsin ini mengaktikan Transducin dengan
bereaksi dengan residu lysin di opsin, membentuk menukar GDP untuk GTP. Ketika transducin teraktivasi,
holoprotein rhodopsin. sesuai sifatnya sebagai protein G, subunit alfa akan
berdisosiasi dari 2 subunit lainnya (subunit beta dan
gamma). Transducin yang aktif lalu mengaktivasi enzim
phosphodiesterase.

JALUR FOTOTRANSDUKSI
Proses transduksi visual diregulasi pada beberapa level:
 Fosforilasi dari rhodopsin intermediates
 Hidrolisis retinal dari rhodopsin
 Kemampuan protein arrestin untuk memblok
interaksi antara rhodopsin teraktivasi dengan
transducin
Rhodopsin teregenerasi di gelap
All-trans-retynil ester dikonversi di epithel pigmen menjadi
11-cis-retinal  lalu ditransport menyebrangi matrix
interphotoreceptor menuju photoreceptor.

Gambar 1. Visual Cycle (Saladin 6th ed, hal.621)


Mengikat dan diaktivasi oleh 9-cis retinoic acid
(dapat juga berasosiasi dengan RARs)
Retinoic lainnya
 Retro retinol
Meregulasi fisiologi limfosit. Defisiensi vitamin A
berhubungan dengan fungsi imun yang
lemah/memburuk  terjadi perubahan masa,
distribusi, morfologi, dan sifat-sifat pada limfosit.
Keberlangsungan hidup dan proliferasi limfosit
bergantung pada adanya retinol. Asam retinoic
tidak dapat menggantikan retinol dalam
menyokong pertumbuhan sel-sel ini. Retinol juga
berperan dalam perkembangan kapasitas
reproduksi (dalam hal ini perannya tidak dapat
Gambar 2. dipenuhi oleh asam retinoic)
 14-hydroxy-retro-retinol (14-HRR)
FUNGSI ASAM RETINOIC: Retinoic yang paling kuat dalam menyokong
 meregulasi proliferasi dan diferensiasi sel pertumbuhan limfosit
 memacu inhibisi pada diferensiasi fibroblast  Anhydroretinol (growth suppressor)
menjadi adipocytes dan meningkatkan diferensiasi Inhibitor kompetitiv pada 14-HRR
sel neural  3,4-didehydroretinol (Vitamin A2)
 mengkontrol pembentukan pola tertentu Terakumulasi di jaringan-jaringan penderita
(perkembangan jari tangan selama psoriasis dan keratinisasi (11-cis-dehydroretinal
embryogenesis) metabolite merupakan ligand untuk pigmen-
 menginhibisi proses karsinogenesis pigmen penglihatan visual)
 memacu sel yang tertransformasi untuk kembali  3,4-didehydroretinoic acid dapat berefek pada
fenotip normalnya perkembangan, kemungkinan dengan
Asam retinoic memiliki kemampuan untuk memodulasi mengaktivkan retinoid nuclear receptors.
ekspresi berbagai jenis gen yang mengkode berbagai jenis
proteins, termasuk faktor pertumbuhan, enzim, faktor ABSORPSI, TRANSPORTASI, PENYIMPANAN DAN
transkripsi, protein matriks ekstraseluler, proto-oncogens, METABOLISME VITAMIN A DAN CAROTENOID
dan protein terikat. Vitamin A dalam makanan yang berasal dari hewan sebagai
Retinoic memiliki efek pada diferensiasi dan pertumbuhan retynil ester dan yang berasal dari tumbuhan sebagai
varietas sel normal dan sel yang ditransformasi secara carotenoid  β-karoten. Retinol dan provitamin A
neoplastik. carotenoid berperan sebagai prekursor bentuk aktif vitamin
A, 11-cis-retinal dan all-trans-retinoic acid
RETINOID NUCLEAR RECEPTORS - Absorbsi dan metabolisme vit.A di usus
Reseptor retinoid tersusun atas beberapa domain Di lumen usus, retynil ester dihidrolisis menjadi retinol
fungsional yaitu: dan asam lemak. Misalnya retinil palmitat ya
 regio terminal N pada reseptor (A/B domain): dihidrolisis menjadi retinol dan palmitat. Proses ini
bertanggung jawab untuk bagian basal (ligand- membutuhkan garam empedu untuk melarutkan
independent, fungsi aktivasi) lemak tersebut dalam bentuk micels dan mengaktivasi
 DNA-Binding domain (domain C): mengandung enzim yang menghidrolisis (pancreatic lipase,
zinc-finger motifs yang bertanggung jawab untuk kolesterol esterase, retynil ester hydrolase). Pancreatic
asosiasi pada reseptor dengan DNA hydrolase hanya untuk retynil ester rantai pendek.
 Domain D (Hinge region): Memberikan fleksibilatis Retinyil ester hydrolase hanya untuk asam lemak rantai
untuk molekul protein panjang.
 Domain E (ligand-binding domain): mengandung - Esterifikasi Retinol di usus
kantong ligand-binding dan bertanggung jawab Langkah akhir pada penyerapan vit.A di usus adalah
untuk fungsi ligand-induced aktivasi pada reseptor pembentukan retinyl esters. Retinyl esters +
yang mengandung regio-regio yang bertanggung kilomikrokn  disekresi ke dalam sistem limfatik 
jawab untuk interaksi protein-protein oleh dikirim ke jaringan untuk penyimpanan/digunakan.
reseptor retinoid Aktivitas ARAT (ARAT: acyl coenzyme A, termasuk
 C-terminal region (F): terdiri atas domain AF-2 dalam retinol acyltransferase) secara signifikan
yang berperan untuk asosiasi ligand-dependet berkontribusi untuk esterifikasi hanya jika kita makan
pada reseptor dengan transcriptional co-regulator retinol dalam jumlah yang banyak. LRAT (LRAT: lecithin,
Dua kelas retinoid nuclear receptor: termasuk dalam retinol acyltransferase):
 Retinoic acid receptor (RARs) unggul/banyak di mukosa usus
Mengikat dan diaktivasi oleh all-trans-retinoic acid - Pengiriman Retinyl Ester ke Hepar
dan 4-oxo-derivate pada asam retinoic Nah tempat penyimpanan vitamin A paling besar di
 Retinoid X receptors (RXRs) tubuh itu adalah hepar. Jadi vit.A itu kan vitamin larut
lemak, jadi otomatis pengirimannya ngikutin lemak, RBP berperan sebagai karier protein untuk retinol di
yaitu sekresi ke dalam sistem limfatik trus dikirim ke tempat-tempat selain plasma. Di plasma, RBP terikat pada
aliran darah, trus kilomikron nya diproses oleh transthyretin (TTR). TTR hanya mengikat 1 molekul RBP.
lipoprotein lipase. TTR berfungsi sebagai karier untuk hormon thyroid di
- Sintesis Retinal dan Asam retinoic dari Retinol darah. Ikatan antara RBP dan TTR untuk mencegah
Retinol  Retinal (proses ini dikatalisis oleh enzim hilangnya protein yang lebih kecil. Kompleks protein yang
retinol dehydrogenase yang membutuhkan NADP+). bertanggung jawab untuk transport plasma retinol
Proses ini mampu memtabolisme retinol yang terikat tersusuin atas TTR-RBP-retinol pada perbandingan molar
pada CRBP. 1:1:1.
Retinal  asam retinoic (dikatalisis oleh Cit P450) Diinget-inget lagi ya  di plasma retinol berikatan dengan
- Metabolisme Asam Retinoic RBP (tapi ada orang ketiga yaitu TTR), asam retinoic
Asam retinoic dikonversi menjadi beberapa metabolit. berikatan dengan serum albumin
Isomer asam retinoic:
- All-trans retinoic acid
- 13-cis- retinoic acid RETINOD BINDING PROTEIN
- 9-cis retinoic acid: dapat terikat pada reseptor asam Protein RBP dengan transthyretin berikatan dengan vit. A
retinoc nuclear dengan afinitas tinggi, dan  vit. A dibawa ke sitosol  vit. A keluar dari ikatan
merupakan modulator yang kuat pada transkripsi dengan RBP pas masuk ke sitosol  di sitosol vit. A diikat
gen oleh RBP sel  RBP sel bawa vit. A ke inti sel  di inti sel
- Metabolisme 11-cis-Retinoid di mata vit. A berikatan dengan reseptor nuclear-retinoid 
Sintesis Retinyl Ester (RE) terjadi di Retina pigment menghasilkan mRNA  sintesis protein  respons sel
Epithelium (RPE). Bentuk utama vitamin A yang Sebenernya ada banyak tipe retinoid-binding protein yang
tersirkulasi di darah adalah all-trans-retinol (yang ada di dalam sel, yaitu:
diambil ke mata oleh RPE)  RBP: Retinol-binding protein
All-trans-retinol  all-trans-RE (disimpan)  CRBP: cellular retinol-binding protein
11-cis retinol  11-cis-RE.  CRBP II: cellular retinol-binding protein II
Bila kadar all-trans-retinol dan 11-cis retinol tinggi  CRABP: cellular retinoid acid-binding protein
maka akan menumpuk di Sel-sel RPE dalam kondisi  CRABP II: cellular retinoid acid-binding protein II
gelap.  CRALBP: cellular retinal-binding protein
- Pembentukan 11-cis-retinoid di RPE  IRBP: interphotoreceptor retinoid-binding protein
Ikatan retinoid dengan cellular binding protein itu berfungsi
 Untuk melindungi senyawa yang labil ini (semoga
hatimu ada yang melindungi dan memfiksasi ya biar ga
labil) dari degradasi yang cepat di aqueous spaces
 Untuk melarutkan retinoid dalam sitosol
 Untuk mengurangi kadar retinoid di membran sel
 melindungi membran dari lysis yang disebabkan
oleh retinoid
Beberapa RBP seluler terlibat dalam metabolisme
Gambar 3. reinoid dengan secara langsung meregulasi
aktivitas enzim
11-cis-retinol Dehidrogenase memiliki 2 tipe: yaitu di Cellular Retinol-Binding Protein (CRBPs):
RPE dia khusus untuk 11 cis-retinoid sedangkan di sel  CRBP: terdapat di hepar, ginjal, ovari, testis, paru-
fotoreseptor, dia khusus untuk all trans retinol. Dari paru, mata, limfa, usus halus. Afinitas CRBP
sel-sel RPE ke sel fotoreseptor untuk meregenerasi terhadap retinol secara siginifikan lebih kuat
bleached rhodopsin) daripada CRBP II
RETINOID-BINDING PROTEINS (RBP) AND TRANSPOR  CRBP II: di epithelium mukosa usus halus
RETINOIDS CRBP dan CRBP II mengikat retinal dengan afinitas
RBP and Transpor Retinol di darah yang sama
Retinol berikatan dengan RBP saat disirkulasi di darah . RBP Cellular Retinoic Acid-Binding Protein (CRABPs)
disintesis dan disekresi di hepar. Sekresi RBP dari hepar  Berpartisipasi dalam transport, metabolisme, dan
diregulasi oleh ketersediaan retinol. Saat terjadi defisiensi penyitaan ligannya
vit.A, sekresi RBP diinhibisi sehingga RBP banyak  Mempengaruhi aktivitas enzim yang mengkatalisis
terakumulasi di retikul endoplasma. Makanya, RBP bisa metabolisme asam retinoic untuk metabolit polar
dipake untuk parameter kandungan vit.A dalam darah.  Bentuk CRABPs:
Dengan adanya retinol, RBP yang berhubungan dengan  CRABP di retina, kelenjar adrenal,
retinol akan menuju Apparatus Golgi dan disekresi ke darah jaringan reproduksi
dalam bentuk holoprotein.  CRABP II di kulit, ovari, uterus
Sel RPE di mata mensintesis dan sekresi RBP ke retina Cellular retinal-Binding Protein (CRALBP)
melalui matrix interphotoreceptor  Spesifik terhadap 11-cis-retinal dan 11-cis-retinol
 Mempengaruhi metabolisme 11-cis-retinol di 5. Fungsi ikatan retinoid dengan sellular binding protein
pigmen sel epithelium. 11-cis retinol oleh retinol yaitu, KECUALI . . .
DH  menjadi 11-cis-retinal  dikirim ke sel A. Melindungi senyawa yang labil
fotoreseptor untuk regenerasi rhodopsin atau B. Melarutkan retinoid dalam sitosol
diesterifikasi oleh LRAT menjadi 11-cis-retinyl ester C. Mengurangi kadar retinoid di membrane sel
 Menginhibisi reaksi esterifikasi D. Melindungi membran dari retinoid-induced
 Menstimulasi reaksi yang dikatalisasi oleh 11-cis- lysis
retinol DH E. Mempengaruhi aktivitas enzim yang dikatalisis
Jawaban: B, D (Transducin GTP naik, maka semakin banyak
NUTRISI VITAMIN A fosfodiesterase yang aktif  mengubah cGMP jadi GMP 
Vitamin A berperan penting dalam meningkatkan respon kadar cGMP berkurang  channel Na tertutup 
imun. Vitamin A dalam jumlah yang ringan/sedikit dapat hiperpolarisasi membrane plasma), A, C, E.
menyebabkan kerusakan respon imun dan fungsi limfosit.
Pemberian vitamin A pada anak-anak dapat mengurangi VISUAL ACUITY, ACCOMMODATION, AND NEAR
kematian karena penyakit. VISION
Asam retinoic (metabolit vit A) esensial untuk
dr. Achmad Djunaidi, SU
embryogenesis.
Kelebihan vitamin A dapat menyebabkan: Pemateri: Izah | Editor: Elida
 Toksisitas akut: konsumsi beruang kutub dan sea liver
 Toksisitas kronik: rutin konsumsi retinol > 15000μg Haiii, tems  Kali ini kita bakal KSBB lagi (kelingan sing
selama beberapa bulan, retinol >6000μg setiap hari biyen-biyen) sama matematika dan fisika. Yuk cus aja,
menyebabkan toksik pada bayi dan anak-anak  harus berdoa dulu sebelum belajar, persiapin pensil dan kertas
distop konsumsinya hehe karena kita bakal menghitung (o,o)9
 Dosis lebih rendah pada awal kehamilan menyebabkan
efek teratogenik  bikin abnormalitas fetal (seperti Ketika kita melihat, maka kita semacam ‘memasukkan’
efek kabanyakan kadar asam retinoic karena cahaya yang dipantulkan benda-benda yang kita lihat ke
kebanyakan konsumsi vitamin A) bola mata buat diproyeksikan ke retina. Retina ini mengisi
Defisiensi vitamin A menyebabkan keratinisasi pada kornea, 2/3 permukaan dalam bola mata loh. Nanti di retina cahaya
epithelium tracheal, dan penipisan epithelium usus. Gejala yang merupakan gelombang eletromagnetik ini akan
awal defisiensi vit.A yaitu buta di malam hari, kepadatan ditangkap oleh fotoreseptor (sel bacilus dan conus).
epidermis rusak/ hyperkeratosis. Fotoreseptor ini semacam sensor cahaya yang kecil-kecil
dan jumlahnya banyak banget di retina. Nanti tiap
fotoreseptor akan menangkap setitik cahaya dari benda,
SOAL LATIHAN
titik-titik cahaya ini kayak semacam puzzle yang akan
1. Retinaldehyde pada opsin khususnya pada sel konus
digabungin sama otak .
membentuk . . .
FYI aja, ada 120 juta sel bacilus di retina dan 5 juta sel
A. 11 cis retinol
conus. Sinyal dari sel conus dan sel bacilus ini nantinya
B. Sel batang
bakal diterusin ke sel bipolar. Ada area khusus di retina
C. Sel ganglion
yang namanya macula lutea (diameter 1 mm) yang isinya
D. Sel konus
100% sel conus dan di tengahnya ada cekungan yang
E. All-trans-retinol
namanya fovea centralis (diameter 0,5 mm) berisi sel conus
2. Apa yang terjadi ketika kadar transducing GTP
yang super kecil. Jadi, walaupun fovea centralis ini super
meningkat?
kecil tapi sel conusnya banyak dan padet banget karena sel
A. cGMP naik
conusnya kecil-kecil. Udah gitu di fovea centralis, 1 sel
B. phosphodiesterase inaktif
bipolar hanya bersinaps dengan 1 sel conus. Inget kan ya
C. channel Na terbuka
kalo di retina ada 10 lapisan yang dibahas di histo. Menurut
D. hiperpolarisasi membrane plasma
Junqueira, di fovea centralis malah lapisannya langsung cus
E. depolarisasi membrane plasma
ke sel conus dan bacilus, lapisan dalam macem axon-axon,
3. Di sirkulasi darah berikatan dengan . . .
sel bipolar, sel ganglion, dan vasa darah semacam
A. RBP
disibakkan ke samping. Makanya namanya fovea,
B. Opsin
mencekung karena lapisan atasnya disibakkan ke samping.
C. Rhodopsin
Di fovea centralis inilah tempat utama memproyeksikan
D. Kilomikron
bayangan di retina karena resolusi gambar yang dihasilkan
E. Ligan
oleh fovea centralis paling tinggi.
4. Mata punya 2 tipe spesifik retinol DH/dehydrogenase,
Satu sel bipolar akan bersinaps dengan sedikit sel conus.
yang di RPE retinol DH spesifik untuk . . .
Sedangkan pada sel bipolar yang lain, satu sel bipolar akan
A. All-trans-retinal
bersinaps dengan banyak sel bacilus.
B. Asam retinoic
Njuk ngopo? :o Ini ibarat kaya resolusi foto. Satu sel
C. 11-cis-retinoic
bipolar ibarat satu pixel (kotak kecil berwarna yang kalo kita
D. 13-cis-retinoic acid
satuin dan kita susun sedemikian rupa akan membentuk
E. 11-cis-retinyl ester
gambar). Kalo 1 sel bipolar bersinaps dengan 1 sel conus,
kan berarti sel bipolarnya kan banyak, pixelnya banyak,
makanya gambarnya bagus, halus, resolusinya tinggi, 1,5 μm. Maka jarak minimum agar a dan b menegenai dua
berwarna lagi. Tapi butuh sinar yang cukup terang untuk sel conus yang berbeda adalah 2 μm.
mengeksitasi sel bipolar karena setiap sel conus harus
mengeksitasi satu sel bipolar. Jelas kan kenapa di fovea
centralis resolusi gambarnya paling tinggi.
Kalo yang bacilus kan, 1 bipolar bersinaps dengan
banyak sel bacilus. Berarti sel bipolarnya nggak banyak-
banyak amat meskipun jumlah sel bacilus banyak. Itulah
kenapa sel bacilus resolusinya rendah karena pixelnya (sel
bipolarnya) nggak banyak dan gambarnya item putih. Tapi
Jika kita asumsikan pupil adalah lubang berbentuk titik
karena satu sel bipolar dieksitasi oleh banyak sel bacilus,
maka a, b, dan pupil akan membentuk segitiga dengan
maka sinar dikit aja udah bisa mengeksitasi sel bipolar. Kan
sudut puncak λ. A, B, dan pupil juga akan membentuk
satu bipolar dapat penjumlahan sinyal dari banyak sel
segitiga dengan sudut puncak λ.
bacilus yang bersinpas padanya. That’s why sel bacilus bisa
Sudut λ adalah sudut terkecil agar titik A dan B tetap
melihat dalam gelap. Sinar lemah udah bisa mengeksitasi
terlihat terpisah, atau disebut minimum separable.
sel bipolar.
Kita bisa menghitung λ dengan trigonometri;
Sekarang kalo kita lagi nonton bioskop yang layarnya
2 m
bisa segede 22x16 m, kok bisa ya gambar di layar yang tan  
segede itu masuk semua ke mata kita dan terproyeksikan di 17mm
retina? Kenapa kita bisa lihat full satu layar? Nggak cuma 2.10 6
hidung aktornya doang? Padahal bola mata ketika segede tan  
apa sih? Kan nggak ada 2 cm, paling. Well, thanks to 17.10 3 Note: 10=60’=60”
convergence. 2
Apa sih convergence? Convergence itu pengumpulan   tan 1 ( )
17000
cahaya yang awalnya luas jadi kecil dan sempit.
Konvergensi adalah tugas pupil, lensa, dan kornea. Mereka   24,27"
menangkap area pandang yang luas, mengecilkan, dan Penghitungan di atas mengabaikan efek difraksi celah
memfokuskan cahaya ke fovea centralis yang diameternya sempit saat cahaya masuk ke pupil. Kalo mau pake efek
0,5 mm. Konvergensi ini akan memfokuskan cahaya difraksi silahkan pakai kriteria Rayleigh.
menghasilkan gambar yang nyata, terbalik, dan diperkecil Pada penghitungan visual acuity di atas, diasumsikan mata
di retina. Skematisnya gini nih; tidak berakomodasi (penglihatan jauh, > 6m). Sehingga
efek konvergensi yang berlaku adalah efek konvergensi
celah sempit pada pupil, efek konvergensi oleh lensa
diabaikan karena lensa dalan keadaan memipih.

Maka minimum separable adalah 24,27” (24,27 detik).


Namun, pada paktiknya minimum separable 1’ (1 menit
sudah dianggap normal). Pada sudut 1’ jarak bayangan di
retina 5μm dan bisa mengeksitasi 3 sel conus.
Untuk mata normal (emetrop), jarak 6 m adalah jarak
terdekat penglihatan jauh. Mata normal dianggap mampu
menghitung jari pada jarak 60 m. Trus, berapakah minimum
separable pada mata normal?

VISUAL ACUITY
Visual acuity atau ketajaman penglihatan adalah
kemampuan mata membedakan dua titik yang terpisah
agar dapat terlihat seperti dua titik yang terpisah. Anggap lebar jari adalah 17,45mm
EF 17,45mm
tan   
DF 60000mm
17,45
  tan 1 ( )  0,99'  1'
60000
Jadi, dari persamaan diatas didapat pernyataan bahwa
sudut minimum separable normal adalah 1’.
Di lecture, sudut v adalah λ , λ=v d
visus 
D
Titik A dan B akan terlihat terpisah jika bayanganya di retina d = jarak yang terlihat oleh pasien
a dan b (K1 & K2) mengenai dua sel conus yang berbeda di D = jarak yang terlihat oleh orang normal dengan minimum
fovea centralis. Di fovea centralis, besar sel conus adalah separable 1’
AKOMODASI
Jika minimun separable lebih dari 1’ maka visual acuity Lensa mata kita adalah lensa cembung, makanya berlaku
mata berkurang. Pada visus normal, orang dapat rumus;
menghitung jari pada jarak 60 m. Tapi kan nggak terus kalo
periksa visus harus pada jarak 60 m. Yakali, tempat praktek
dokter mata panjangnya 60 m, hahaha #guyonlawas. Maka
dari itu dibuatlah Snellen chart berdasarkan minimum
separable 1’ ini. Minimum separable juga dipakai buat
dasar ukuran font papan petunjuk dan iklan di baliho.
Mendesain ukuran font yang tepat agar terbaca oleh mata
normal, how? 1 1 1
 
Snellen Chart f di do
1
 dioptri =1/meter=100/cm=1000/mm
f
f = fokus lensa mata
di = jarak lensa ke bayangan di retina = 17 mm
do = jarak lensa ke benda = tergantung kita lihat bendanya yang di
mana

Inget ya, ngitungnya dalam meter.


Jarak di itu selalu konstan 17mm. Masa iya ukuran mata kita
mengecil dan membesar? :p Tapi benda yang kita liat kan
beda-beda jaraknya? Kalo buku ya 25cm, kalo liatin slide
lecture ya 10m. Maka dari itu, mata kita akan mengubah-
ubah nilai fokusnya tergantung pada jarak benda biar
berapapun do-nya, di tetep 17 mm.
 Snellen chart diletakkan pada jarak 6m, karena 6m Kemampuan lensa mengubah jarak fokus atau
adalah jarak minimum penglihatan jauh. Orang bervisus mencembung memipihkan lensa mata inilah yang disebut
normal diharapkan dapat membaca huruf hingga pada daya akomodasi.
baris 6/6. Ingaaat! Makin cembung lensanya fokusnya makin pendek
 Berarti tebal huruf T pada baris 6/6 harus terlihat oleh dan berguna buat melihat jarak dekat.
orang ber-minimum separable 1’.
Dibuat model kotak 5x5. Satu kotaknya adalah tebal font
huruf (EF). Minimum separable, δ=1’. Jarak, d=6m.
EF
tan  
d
EF
tan 1' 
6000mm
EF  tan 1'.6000mm  1,745mm
 Pada Snellen chart, tiap huruf tebelnya didesain sesuai
sama kaidah di atas. Misal baris 6/24, maka tebal Dari rumus itu pula, kita bisa simpulkan kalo bayangan yang
hurufnya harus bisa dilihat oleh mata normal ber- ditangkap retina sifatnya nyata, terbalik dan diperkecil.
minimum separable 1’ pada jarak 24m. Berapa Mengubah fokus lensa kan berarti mengubah
tebelnya? Tinggal ganti di jadi 24m, dapet deh tebelnya. kecembungan lensa. Untuk melihat benda dekat berarti kita
 Kok huruf yang paling atas, huruf A pada baris 6/60 ya? harus ngecilin fokusnya dengan mencembungkan lensa.
Berarti orang normal bisa baca pada jarak 60 m dong. Saat mencembungkan lensa maka m. ciliaris akan
Berarti tebel huruf A sama dengan tebal jari dong. Mau berkontraksi. Kalo pas liat yang jauh-jauh berarti fokusnya
buktiin? Silakan hitung sendiri, hehehe. harus diperpanjang dengan memipihkan lensa. Saaat lensa
memipih maka m. ciliaris relaksasi.
Sekarang coba inget-inget pas skills lab, orang yang bisa liat
hitung jari pada jarak 6m visusnya 6/60. Kalo pada jarak 6m Kekuatan lensa = dioptri (D) *#bukandimensi*
cuma bisa liat lambaian tangan visusnya 6/300. Coba  Saat tidak berakomodasi
renungkan, kalo lambaian tangan, kan tebalnya 5 jari. 1 1 1 1 1
D jauh       50 D
Berarti visusnya /60x5 atau /300 atau bisa dilihat orang f jauh di do 17mm takhingga
normal pada jarak 300m. Kasusnya sama dengan bikin font
yang bisa dilihat pada jarak 6m. Kalo orang normal bisa
 Saat berakomodasi maksimum
lihat jari setebel 17,45mm pada jarak 60m maka orang bisa
1 1 1 1 1
lihat font setebel 1,745mm pada jarak 6m. Ddekat       54 D
f dekat di do 17mm 25cm
kanan. Hal ini terjadi agar satu objek yang dilihat akan
Daya akomodasi = Ddekat-Djauh = 4 D terlihat menjadi satu objek, nggak dobel-dobel,
Daya akomodasi = 1/jarak benda = 1/f walaupun bayangan jatuh pada dua mata yang memiliki
*yang mau buktiin persamaanya, monggo. Aku sih ogah, mekanisme sendiri-sendiri. Kelainan mekanisme
eh* konvergensi contohnya strabismus [bila mata kanan
mengarah ke kanan, mata kiri mengarah ke arah lain,
Anak kecil bisa mencembungkan lensa sampe cembung singkatnya mata kanan & kiri nggak sinkron].
banget, fokusnya jadi pendek banget. Pada bayi baru lahir, Konvergensi ini penting agar bayangan jatuh di fovea
daya akomodasinya bisa sampe 14D, mereka bahkan bisa centralis.
melihat sampai jarak sedekat 7cm. 3. MIOSIS : kemampuan pupil untuk menyempit,
Makin tua, daya akomodasi makin turun, makin jauh fungsinya adalah untuk memfokuskan cahaya yang
Punctum Proksimum (PP)-nya, makin rendah daya masuk tepat. Ketika membaca, jarak fokus lensa adalah
akomodasinya. 25cm, namun belum tentu semua orang membaca dari
Mata kita mampu melihat cahaya dengan memfokuskan jarak pasti tersebut, terkadang 28cm atau lebih. Nah
cahaya ke retina. agar cahaya yang masuk tetap fokus melalui sumbu
optik, si pupil akan menyempit.
 Mata normal (emetrop) 4. ABERASI : ada banyak macam aberasi, salah 2 nya
Benda pada jarak berapapun, bayangannya akan adalah aberasi kromatik (chromatic) dan aberasi sferik
difokuskan dengan tepat di retina. (spheric). Pada aberasi, nggak berlaku lagi rumus fisika
Punctum Proksimum (PR) = titik dekat = jarak terdekat yang zaman SMA kita. Pakenya udah rumus tingkat tinggi. Hal
bisa dilihat = ± 25 cm ini karena selama kita belajar fisika, banyak hal yang
Punctum Remotum (PP) = titik jauh = jarak terjauh yang disederhanakan.
bisa dilihat = tak hingga Aberasi kromatik adalah distorsi/ketidakjelasan gambar
 Mata minus (miop) akibat perbedaan indeks bias pada panjang gelombang
Bisa melihat jarak dekat, tapi nggak bisa melihat jarak jauh. yang berbeda. Pelangi adalah salah satu efek aberasi
Akibat dari lensa yang terlalu cembung atau bola mata yang kromatik. Warnanya misah. Aberasi kromatik ini bersifat
terlalu panjang. Biasanya terjadi sejak masih muda. alami pada lensa.
Dikoreksi dengan lensa negatif untuk memanjangkan fokus Aberasi sferik adalah distorsi/ketidakjelasan gambar
mata. akibat perbedaan pebelokan cahaya pada lensa sferis.
PP =± 25 cm ; PR = ˂ tak terhingga Hal ini memang bersifat alami. Dari buku Gabriel,
 Mata plus (hipermetrop) didapat bahwa solusinya adalah menggunakan
Bisa melihat jarak jauh tapi nggak bisa melihat jarak dekat. diafragma di depan lensa / dengan lensa gabungan yang
Akibat lensa tidak bisa mencembung karena mciliaris telat jenis kacanya berlainan. Kalau dari Institute of Applied
melemah. Biasanya terjadi pada orang yang berusia di atas Physics, bisa dengan bending (membengkokan lensa),
40 tahun. Makanya orang yang usianya diatas 40 tahun cementing (menggunakan lensa berbeda indeks bias/
biasanya menjauhkan buku saat membaca karena mereka dengan ngasih coating khusus).
nggak bisa melihat jarak dekat. Dikoreksi dengan lensa Kalau aku liat dari banyak sumber, aberasi ini bisa
positif saat membaca untuk memendekkan fokus agar bisa dikoreksi dengan mengkombinasikan banyak lensa.
membaca pada jarak normal 25cm. Nggak cuma 2, tapi bisa 3, 4,5 dan seterusnya
PP= ˃ 25 cm ; PR= tak hingga tergantung kebutuhan.
 Mata tua (presbiop)
Mata kehilangan daya akomodasinya karena lensa udah Sumber: Guyton, Cameron, Gabriel, HSC 2013, lecture,
nggak lentur lagi. Fokus lensanya udah fix segitu, nggak bisa Institute of Applied Physics, dll.
dicembungin nggak bisa dipipihin. Makanya pake lensa
bifokal, lensa plus minus. Lensa plus untuk lihat jarak dekat, SOAL
lensa minus untuk lihat jarak jauh. 1. Seorang anak hanya dapat melihat jelas paling jauh 1 m.
PP = PR = fix Bagaimana solusinya?
 Mata silinder (astigmatism) Anak tersebut menderita myopia karena tidak bisa melihat
Kornea tidak rata kelengkunganya pada sudut/axis jauh. Untuk mengoreksinya, dia harus menggunakan lensa
tertentu. Makanya astigmatism burem kalo liat garis pada berkekuatan -1D.
axis tertentu, baik jarak dekat maupun jauh. Dikoreksi 1 1 1
dengan lensa silinder pada axis yang nggak normal (hitung pake   [di=-1m; do=tak hingga])
tersebut.
f di do
2. Ibu A menderita hipermetrop, beliau hanya bisa melihat
paling dekat pada jarak 50 cm. Berapa dioptri-kah lensa
Kemampuan mata yang mempengaruhi penglihatan dekat
yang harus ia pakai agar dapat membaca pada jarak 25 cm?
seseorang adalah sebagai berikut:
1 1 1
1. AKOMODASI (udah dijelasin di atas) Gunakan rumus   [di=-50cm; do=25cm]
2. MEKANISME KONVERGENSI: penyatuan dari f di do
penglihatan kedua bola mata. Mata akan cenderung didapat bahwa ibu tersebut harus menggunakan lensa
mengarahkan fokusnya pada satu titik. Bila melihat berkekuatan +2D.
kearah kanan, kedua bola mata akan mengarah ke
VISUAL PATHWAY a. Emetrop : fokus bayangan tepat di retina 
bayangan jelas
dr. Tatang Talka Gani, Sp.M(K)
Pemateri: Dinda | Editor: Ceni
Teman-teman jangan kaget ya kalo materinya agak beda sama taun2
sebelumnya, soalnya yg ngajar emang ganti. Yg sekarang penekanannya
malah lebih ke klinis. Jadi materi dasar yg gak ada di lecture aku tambahin
b. Hipermetrop : fokus kurang sehingga bayangan
dari Tortora sama materinya dr. Hartono. Semoga bermanfaat ^^
jatuh di belakang retina (maya)  bayangan kabur
VISUAL PATHWAY saat melihat dekat. Bisa disebabkan bola mata
A. PENDAHULUAN yang terlalu pendek atau lensa yang daya
refraksinya lemah. Berarti kecembungan lensa
 Secara sederhana, mata sebenarnya adalah
berkurang sehingga dapat dikoreksi dengan lensa
penonjolan otak ke anterior.
cembung/ convex
 Lintasan Visual : jalur pemrosesan penglihatan
dari bayangan di retina sampai lobus occipitalis
 Terdiri atas: bola mata, saraf, pusat
penglihatan (otak)
B. KOMPONEN c. Miop  pemfokusan ‘berlebih’ sehingga bayangan
Ini nih “kabel-kabel” yang terlibat dalam penghantaran jatuh di depan retina  bayangan kabur saat
stimulus visual : melihat jauh. Bisa disebabkan bola mata yang
1. Sel-sel ganglion pada retina terlalu panjang atau lensa yang daya refraksinya
Inget2 materi histologi tentang lapisan2 di retina terlalu kuat (lensa mata kecembungannya
yaaa ;) meningkat) sehingga dapat dikoreksi dengan lensa
Tentang retina : cekung/ concave.
 Retinotopic : bahasan yang berkaitan dengan
struktur lintasan pengelihatan dan pusat-pusatnya di
otak.
 Retina ini adalah tempat pemrosesan visual yang
pertama untuk membentuk bayangan yang bersifat : d. Presbiopi sebenernya bukan kondisi patologis tapi
nyata, terbalik, diperkecil, hitam, 2 dimensi. degeneratif, karena faktor usia kelenturan lensa
berkurang sehingga fungsi akomodasi juga
terganggu. Kalau mudanya miop biasanya tuanya
gabutuh kacamata baca (plus), kalo besar plusnya
sama kaya minusnya dulu.
2. Nervus Opticus (N. II) : lewat discus nervi optici.
3. Chiasma Opticum : tempat persilangan serabut saraf
nasal yang membawa lapang pandang temporal.
 Retina sendiri bisa dibagi menjadi 2 bagian:
Chiasma opticum letaknya dekat dengan hipofisis.
- Retina sentral  bagian makula lutea (tepatnya di
Sehingga jika ada lesi di hipofisis dapat
fovea centralis)
mempengaruhi visual pathway pada komponen ini.
Untuk Pengelihatan Sentral  melihat obyek
4. Tractus Opticus : sebagian serabut dari mata kanan
secara detail. Meliputi :
dan kiri mulai berjalan beriringan.
 Bentuk
5. Corpus Geniculatum Lateral (CGL)  di thalamus
 Dimensi
6. Radiatio Optica
 Daya pisah
7. Area Visual Primer pada cortex cerebri lobus
 Informasi jarak
occipitalis (Area 17/ Area Striata)
 Warna
8. Area Asosiasi Visual (Area 18/ Area Visual Sekunder
 Tekstur
dan Area 19/ Area Visual Tersier)
 Kontras
- Retina perifer  bagian selain makula lutea
Kalo menurut Tortora (hlm. 656)
(bayangan jatuh di luar fovea centralis)
1. Axon-axon sel-sel ganglion retina keluar dari bola
Untuk Pengelihatan Perifer  hanya untuk
mata lewat discus nervi optici dan membentuk
mendeteksi keberadaan sesuatu (di sekitar obyek
nervus opticus.
yang menjadi fokus kita). Sinyal dari retina perifer
2. Pada chiasma opticum, axon dari serabut nasal
juga dikirim ke Reticular Activating System,
bersilangan dan berlanjut ke thalamus secara
sehingga berperan dalam kesadaran. Jika
kontralateral, sedangkan serabut temporal lanjut
pengelihatan perifer mendekati pengelihatan
terus secara ipsilateral.
sentral berarti ada penyempitan lapang pandang,
3. Tiap tractus opticus yang tersusun dari separuh
misalnya pada glaukoma (irreversibel).
crossed dan uncrossed axon.
 Berdasarkan kemampuan memfokuskan cahaya
4. Axon collateral (cabang) dari sel ganglion retina
pada retina saat penglihatan jauh, kondisi mata
menuju mesencephalon dan berperan dalam sirkuit
bisa dibagi menjadi 3 jenis:
neural yang mengatur refleks cahaya pupil,
koordinasi gerak kepala dan bola mata. Cabang ini
juga berekstensi ke nucleus suprachiasmatic C. LESI
hypothalamus yang mengatur kegiatan yang 1. Gejala/ Keluhan
melibatkan cicardian rhytm (misal : tidur). a. Visual
5. Axon neuron thalamus membentuk radiatio optica  Visual loss : fungsi visual menurun atau sampai
menuju area visual primer pada cortex cerebri sisi hilang total
yang sama.  Visual Field Defect : Ada gangguan keterbatasan
lapang pandang. Ditentukan oleh ora serrata,
nasal, celah antar palpebra.
- Lapang pandang adalah batas-batas
lingkungan luar yang bayangannya masih bisa
ditangkap oleh retina.
Batas-batas lapang pandangan:
- Temporal : 90 derajat
- Nasal : 60 derajat
- Superior : 55 derajat
- Inferior : 65 derajat
Lapang pandang dari kedua mata kita overlap/
tumpang tindih di arah nasal, hal ini
menentukan penglihatan stereoskopi, atau
penglihatan 3 dimensi.

 Penurunan kecerahan (brightness) pandangan


 Penurunan kontras pandangan
 Buta warna
Range panjang gelombang cahaya yang bisa
ditangkap mata manusia kira-kira 400-700 nm.
Menurut teori Young-Helmholtz, warna
dideteksi oleh 3 jenis sel konus dalam mata
sesuai kepekaan warnanya, yaitu :
 Konus merah  panjang gelombang yang
ditangkap (berdasar praktikum fisio) : 570 nm
 Konus hijau  535 nm
 Konus biru  445 nm

Warna lain dapat dilihat sebagai campuran


ketiga warna tersebut, dan persepsinya
tergantung pada proporsi sel konus yang
terstimulasi. Jika ketiganya terstimulasi sama
kuat, maka yang tampak adalah warna putih.
Karena adanya ketiga reseptor warna, maka
penglihatan warna normal disebut penglihatan
trikomasi.
Jika hanya ada 2 jenis sel konus yang fungsional
(hanya bisa mendeteksi 2 warna primer) maka
kondisi ini dinamakan buta warna dikromat.
Berdasarkan jenis warna yang tidak terdeteksi
dan tingkat keparahan (akhiran –anopia berarti
warna sama sekali ditak terdeteksi, akhiran –
anomalia berarti deteksi warna tersebut - Buta warna biru : Terpaut autosom (R-A),
melemah), buta warna dikromat dibagi menjadi: jarang diturunkan. Frekuensi pada laki-laki
 Protanopia / Protanomalia  terhadap sama dengan perempuan.
warna merah
 Deuteroanopia / Deuteroanomalia   Illusory motion : ilusi optik yang membuat
terhadap warna hijau gambar diam seolah menjadi bergerak.
 Tritanopia / Tritanomalia  terhadap warna b. Non Visual
biru Umumnya disebabkan oleh faktor kenaikan ICP
(Intra Cranial Pressure) yang menimbulkan sakit
kepala, mual-muntah, dsb.
Monokromat jika hanya 1 jenis sel konus yang 2. Jenis
fungsional a. Intrinsik:
Akromat  tidak ada sel konus yang fungsional  Vascular : karena adanya pendarahan,
(buta warna total/ hitam-putih) penyumbatan vasa-vasa mata. Contohnya pada
DM dan hipertensi soalnya suplai nutrisi
terganggu.
 Demyelinisation : adanya kerusakan selubung
myelin pada saraf –saraf yang menginervasi
mata.
 Toxic: adanya senyawa yang bersifat toksik
seperti atropin. Jenisnya yang paling sering
neuropathy alcoholic.
Kan dulu orang suka beli etanol (alkohol 70%)
buat diminum, padahal itu harusnya buat
kompres. Jadi sekarang supaya ga
disalahgunakan etanol yang dijual apotek
dicampur metanol. Metanol bahaya buat mata,
jadi yang tetep minum bisa buta.
 Infeksi defisiensi
b. Ekstrinsik: adanya perubahan struktur
 Tekanan oleh tumor
 Aneurysm injuries
3. Pemeriksaan
a. Visual acuities (VA) : pemeriksaan ketajaman
pengelihatan baik jarak jauh maupun dekat.
b. Visual fields (VF) : pemeriksaan lapang pandang
baik secara manual/confrontation (kaya yang kita
pelajari di BCC) maupun yang pakai perimetry.
c. Color vision : ada perubahan tingkat kecerahan
warna-warna yang dilihat. Misalnya yang
sebenernya merah cerah malah ditangkapnya
merah burem.
d. Contrast : Misalnya yang banyak gak bisa mbedain
tuh warna hijau muda dan biru muda.
e. Pupillary reflex : Refleks miosis dan midriaris
(nanti bakal dijelasin lebih lanjut)
f. Funduscopy (ophthalmoscopy) : buat ngeliat
kondisi fundus oculi (masih inget penjelasan BCC
Eye Examination kan?), ntar bisa ditemukan
adanya tumor, pendarahan, dll.
g. Neurology and radiology : pemeriksaan
penunjang kaya MRI, X-Ray, semisal dicurigai
Beberapa sifat jenis-jenis kelainan buta warna: penyebab lesi ada di pusat saraf
- Buta warna merah-hijau (buta warna pengelihatannyanya.
Daltonisme): Terpaut kromosom X (R-X). h. Consultation
Diduga gen untuk sel konus merah dan hijau 4. Patologi Visual Pathway
berdekatan sehingga orang yang buta warna (Sebenernya kata dr. Tatang ini buat tahun kedua,
merah biasanya juga buta warna hijau . Lebih tapi FYI ini aku cantumin yang efeknya buat lapang
sering pada pria. pandang aja yaa..)
Gangguan pada komponen yang berbeda bakal
menimbulkan gangguan lapang pandang yang
spesifik juga. Jadi dari tes lapang pandang bisa 1. Simpatis : Ganglion Cervicalis Superior  untuk
diperkirakan lesinya di komponen yang mana. midriaris (pembesaran diameter pupil)
Efeknya bisa berupa buta total atau cuma rabun 2. Parasimpatis : Nervus Oculomotor (N.III)  untuk
ringan, tergantung sama tingkat keparahan lesinya. miosis (penyempitan diameter pupil)
Perhatikan gambar berikut : C. PUPILLARY REFLEX
 Light Reflex
a. Lesi di salah satu nervus opticus (serabut aferen) 1. Direct/ Langsung
 Unilateral anopsia (gelap sebelah ) Terjadi pada mata yang disoroti cahaya.
b. Lesi sentral di chiasma opticum (serabut nasal 2. Indirect/Konsensual
yang kena)  bitemporal heteronymous Pada mata yang tidak disoroti cahaya juga ikut miosis
hemianopia (lapang pandang temporal kedua (mengecil).
mata terganggu)
 Near Reflex
c. Lesi lateral di salah satu serabut yang tidak
Berkaitan sama mekanisme akomodasi yang dijelasin
menyilang (serabut yang temporal)  ipsilateral
detail di lecturenya dr. Djunaedi ya ^^
nasal hemianopia (Lapang panang nasal salah satu
D. REFLEX PATHWAY
mata terganggu)
 Light Reflex
d. d1 : penyumbatan di arteri choroidalis posterior
Pada refleks pupil, setelah serabut saraf berlanjut ke
CGL  sectoranopia;
arah colliculus superior, saraf akan berakhir pada
d2 : penyumbatan di arteri choroidalis anterior
nucleus area pretectal. Kemudian menuju ke Nucleus
CGL  inverse field defect;
Eddinger-Westphal (parasimpatis) pada kedua sisi
e. penyumbatan di radiatio optica parietal
yang menyebabkan refleks cahaya menjadi bersifat
incongruous inferior quadrantic defect;
konsensual. Saraf eferen motorik dari nukleus
f. penyumbatan di radiatio optica temporal 
Eddinger-Westphal beserta nervus oculomotor (N.III)
incongruous superior quadrantic defect;
menuju cavum orbita untuk mengkontraksikan m.
g. penyumbatan ringan di area striata bagian rostral
sphincter pupil sehingga terjadi miosis.
 missing monocular temporal crescent;
a. lesi memusat di zona tengah area striata  small
mid-periphery congruous and homonymous
scotoma.

 Near Reflex

PUPILLARY PATHWAY
A. PENDAHULUAN
 Pupil adalah celah yang dilewati cahaya ketika masuk
ke mata. Celah ini bisa diatur diameternya sehingga
jumlah cahaya yang masuk ke mata juga bisa
disesuaikan.
 Kondisi pupil dapat menjadi indikator dalam
menentukan “keutuhan” fungsi intracranial.
B. KOMPONEN
 Aferen : sama dengan visual pathway (sampai di
 Eferen :
3. LESI KONTROL PARASIMPATIS
 Lesi pada retina, n. II, dan chiasma opticum.
Tidak ada abnormalitas reaksi konsensual pada mata
normal jika distimulasi cahaya terang. Namun jika
yang distimulasi adalah mata yang mengalami lesi
ini, maka respon konsensual akan lebih lambat atau
tidak sempurna (miosisnya sebentar terus balik lagi).
 Lesi pada colliculus superior
Mempengaruhi persilangan pada decussatio di
mesencephalon. Gangguan ini sering diiringi dengan
hilangnya kemampuan melirik ke atas pada
penderita Parinaud syndrome.
 The Argyll–Robertson pupil
Refleks konsensual/indirect terganggu karena lesi
E. DEFEK
pada Nucleus Eddinger-Westphal.
1. NEUROGENIK UMUM
 Degenerasi saraf pada ganglion siliaris menyebabkan
 Defek Aferen
Holmes-Adie atau “tonic” pupil (pupil menjadi
a. Buta total unilateral (satu mata)
tegang dan refleksnya lambat).
b. Buta total bilateral (dua mata), rincinya tadi udah
yaa.
 Efferent defect PHYSIOLOGY OF TASTE AND SMELL
a. Physiologic anisocoria dr. Achmad Djunaidi, SU
Ukuran kedua pupil tidak sama karena faktor
Materi: Bilkis | Editor: Dilla
bawaan, biasanya perbedaan tidak lebih dari 1mm.
b. Pathologic anisocoria
Ukuran kedua pupil tidak sama karena faktor *Di lecture, dr. Jun lebih menjelaskan ulang (untuk
patologis, misalnya karena trauma, ischemi arteri mengingatkan kita) bagaimana membran potensial istirahat
pada iris, dsb. dan kawan-kawannya. Beliau njelasin yang berhubungan
c. Very mild anisocoria (sangat ringan) tentang materi ini dikit banget, jadi ini ditambah-tambah
- Muncul ketika cahaya terang : lesi parasimpatis dari Guyton ya gaes. Bismillah semoga bermanfaat
- Muncul ketika cahaya redup : lesi simpatis materinya~
 Toxic pupil: senyawa atropine dapat menyebabkan
pupil terdilatasi. POTENSIAL RESEPTOR
2. LESI KONTROL SIMPATIS //Walaupun ini udah dijelasin kemarin, tapi aku cuma mau
Yang dibahas di sini adalah Horner Syndrome bahas sedikit lagi.
Intinya, reseptor itu sendiri bisa menghasilkan potensial
 karakteristiknya :
aksi, yang nanti akan dijalarkan ke neuron yang bersinaps
a. Pupil yang terinfeksi akan menjadi lebih kecil
dengannya. Ada dua mekanisme eksitasi: langsung dengan
dari yang normal, namun refleks cahaya dan
terbukanya kanal ion, atau melalui jalur second messenger.
akomodasinya normal.
Reseptor tersebut akan menghasilkan potensial aksi apabila
b. Kelopak mata atas terkulai (jadi sipit artifisial
terjadi perubahan permeabilitas membran sel. Kebanyakan
gitu)
reseptor akan depolarisasi, tetapi ada juga reseptor yang
c. Gangguan pengeluaran keringat pada dahi,
hiperpolarisasi (sel photoreceptor mata). Reseptor akan
bergantung sisi mana yang terkena lesi.
menghasilkan potensial aksi bila diberi stimulus tertentu.
 Horner syndrome dapat disebabkan oleh :
Potensial aksi inilah yang mempelopori terjadinya sensory
a. Hemispherectomy atau infarksi/penyumbatan
pathway.
yang masif pada salah satu hemisphere
menyebabkan ipsilateral Horner.
SENSE OF TASTE
b. Lesi pada batang otak
Sebenarnya ada banyak rasa yang dapat kita rasakan
Lesi vaskular, multiple sclerosis, pontine glioma,
(nyampur-nyampur tergantung yang dimakan apa). Tetapi,
dan brain stem encephalitis dapat memicu Horner
sensasi primer yang dapat kita rasakan ada 5, yaitu:
syndrome; lintasan simpatis pada batang otak
1. Asin
berdekatan dengan tractus spinothalamicus yang
Disebabkan oleh garam yang terionisasi, utamanya
berperan dalam sensasi nyeri dan penurunan suhu
oleh sodium (Na+).
pada contralateral tubuh.
2. Asam
c. Lesi pada corda cervicalis
Disebabkan oleh konsentrasi ion hydrogen (H+).
Dapat menyebabkan bilateral Horner.
Semakin tinggi kadarnya, semakin kuat rasa asam yang
d. Lesi pada T1
kita rasakan.
Dapat menyebabkan ipsilateral Horner.
3. Manis
e. Rusaknya rantai simpatis
Disebabkan tidak hanya oleh satu tipe zat kimia, tetapi
Biasanya kesalahan saat operasi area leher dapat
bisa dikenali oleh ikatan O-H dengan receptor manis.
menyebabkan kombinasi Horner syndrome dan
Biasanya organic substance, namun bisa artificial juga.
lesi pada nervus IX sampai XII.
4. Pahit Mekanisme Transmisi Sinyal ke CNS
Disebabkan tidak hanya oleh satu tipe zat kimia.
Biasanya organic substance. Dua jenis zat yang bisa
menyebabkan rasa pahit adalah alkaloid dan zat
organik rantai panjang yang mengandung nitrogen.
Ada pula zat yang bisa memberikan efek manis, tetapi
juga diikuti oleh rasa pahit; contohnya pada sakarin.
Rasa manis-pahit itu dikarenakan seyawa yang dikenali
reseptor untuk manis dan pahit tidaklah jauh berbeda.
Biasanya kalau pahit, kita jadi menolak untuk makan.
Hal ini ternyata penting karena penolakan tadi adalah
pertanda bahwa bisa saja yang rasanya pahit adalah
racun yang mematikan.
5. Umami/gurih
Dikenali oleh senyawa L-glutamat, lebih populer
dengan sebutan MSG.
// Lengkapnya tentang rasa-rasa itu bisa dibaca di lecture
biokimianya dr. Hamim ya.
Dari berbagai jenis rasa tadi tidak bakal terasa apabila tidak Tadi kita sudah bahas tentang 3 jenis inervasi taste
ada yang menangkap rasa, yang tak lain adalah taste bud, yaitu yang dibawa n. fascialis, n.glossopharyngeus, dan
bud/gemma gustatoria. Bicara tentang taste bud: n.vagus. Ketiganya akan menuju medulla oblongata,
 Ada beberapa sel yang ada di sana yaitu taste tepatnya di nucleus tracus solitarius. Mereka anak ber-
cell/sel neuron yang menangkap stimulusnya, sel sinaps (2nd order neuron), lanjut naik melalui medial
sustentacular sebagai penyokong kehidupan sel lemniscus ke ventral posteromedial nucleus yang ada di
lain, dan juga sel basal yang senantiasa membelah thalamus. Setelah jadi 3rd order neuron, berjalan menuju
untuk membentuk sel baru. cortex gustatoria yang ada di area 43 di operculum lobus
insula.
 Di sekeliling taste bud, ada network syaraf
Singkatnya:
terminal.
3 nervus tractus solitarius  nucleus tractus solitarius
 Taste bud bisa ditemukan di papillae circumvalata,
medial lemniscus  nucleus VPM di thalamus  cortex
foliate, dan fungiformis. Inervasi di papilla (yang
gustatoria (area 43).
pastinya ada di lidah) ini dibagi 2: 2/3 anterior
Tambahan:
oleh n.fascialis, 1/3 posterior (termasuk papilla
Dari tractus solitarius, ada sinyal yang di brainstem itu
circumvalata) oleh n.glossopharyngeus. Modalitas
langsung menuju ke nucleus salivatorius superior et
keduanya adalah SVA.
inferior. Lalu sinyal di bawa ke glandula salivary
 Taste bud tambahan tidak hanya di lidah, tetapi
submandibular, sublingual, dan parotis agar bisa
bisa di luar itu, yaitu di palatum, epiglottis, dan
mengontrol salivasi saat proses pencernaan makanan.
lain-lain. Inervasi oleh n. vagus.
Bonus: THRESHOLD OF TASTE
Mekanisme Stimulasi Taste Bud
Setiap rasa memiliki ambang batas bawah yang berbeda-
Berawal dari kita makan sesuatu. Lalu, dari makanan
beda (konsentrasi terkecil rasa tersebut bisa dirasakan oleh
itu ada substansi yang berpotensial (taste chemical) untuk
lidah). Rasa manis, memiliki ambang batas 0,01 M sukrosa;
menstimulasi yang akan bereaksi dengan villi dari taste
sukrosa dianggap sebagai unit universalnya. Kalo kata dr.
cell/sel reseptor sensori yang ada di taste bud. Pengikatan
jun sekitar 3,6 g gula pasir biasa sih. Kalau asin sekitar 0,01
taste chemical tadi akan membuka ion channel sehingga
M NaCl. Dan yang paling rendah itu pahit (0,000008 M
ion Na+ atau H+ bisa masuk dan mendepolarisasikan sel
quinine). Jadi bisa dibayangkan, kenapa kalo pahit sedikit
yang normalnya bermuatan negatif. Dan ketika taste
aja kita udah bisa ngerasain + itu mekanisme alami tubuh
chemical sudah terbilas oleh saliva, stimulus bakal hilang.
kita untuk menghindarkan dari zat-zat beracun.
Tipe reseptor yang ada di villi tadi beda-beda untuk
masing-masing rasa. Kalau yang dicontohkan tadi adalah
SENSE OF SMELL
untuk rasa asin (masuknya sodium) dan asam (masuknya
Indra penciuman, oleh binatang-binatang adalah
hidrogen) karena ion channel yang terbuka. Sementara
segalanya. Mulai dari mengenali musuh, pasangan,
untuk rasa manis dan pahit, taste chemical bakal kena, lalu
makanan, dan untuk bertahan hidup. Oleh karena itu, ada
mengaktifkan second-messanger yang ada di dalam taste
1000 lebih reseptor pembauan. Namun pada manusia yang
cell. Second messanger akan mengaktifkan ion channel lain
indra penglihatannya berkembang pesat, hanya tinggal 350
di dalam sel yang pada akhirnya menghasilkan sinyal yang
bau-bauan saja yang dapat dikenali.
akan di bawa oleh syaraf.
Tractus akan dibagi menjadi 2 pathway, menuju area
olfaktori medial dan lateral. (Di Guyton jalur medial disebut
very old olfactory system, yang lateral dibagi dua jadi less
old dan newer olfactory system)
 Medial pathway, bakal menuju ke nucleus septalis
di depan hypothalamus dan bagian lain di sistem
limbic. Hal ini berhubungan dengan behavior.
 Lateral pathway, bagian yang less old bakalan ke
cortex prepyriform, pyriform, dan nucleus
amygdaloid (di Guyton tidak dijelaskan lebih
lanjut). Jalur ini tidak melewati thalamus ya. Jalur
ini menyebabkan seseorang suka dan tidak suka
makanan karena sudah ada experience
sebelumnya. Misalkan pada seseorang yang tidak
suka makanan yang sudah membuatnya mual dan
muntah. Newer pathway bakal lewat thalamus
bagian nucleus dorsomedial lalu ke cortex. Bagian
newer pathway ini mengatur analisis sadar atas
Mekanisme Stimulasi Sel Olfaktori bebauan.
Sel reseptor untuk penghidu adalah sel olfaktori, yaitu Bonus from GANONG
sel neuron tipe bipolar. Bagian dari sel tersebut yang
merespon adanya stimulus kimiawi (odorant substance) Mitral cell + tufted cell akan bersinaps di 5 tempat :
adalah silianya. Pada prosesnya, si odorant substance bakal anterior olfactory nucleus, olfactory tubercle, cortex
berdifusi melewati mucus yang menutupi silia. Lalu, dia piriformis, amygdala, dan cortex enthorhinal. Selain
akan terikat pada reseptor yang ada di silia. Nah, setelah itu anterior olfactory nucleus, semua jaras akan berpisah
protein G bakal teraktivasi. Protein G punya tiga subunit, menuju 2 tempat yaitu:
yaitu subunit alfa, beta, dan gamma. Ada eksitasi dari 1. thalamus  orbitofrontal cortex (sama dengan newest
reseptor tadi, subunit alfa bakal misah dari Protein G pathway)
(dalam artian memisahkan diri dari subunit yang lain) dan 2. frontal cortex (masih belum tahu buat apa; less old
mengaktifkan adenylyl cyclase. Adenylyl cyclase akan pathway).
mengubah ATP menjadi cAMP, cAMP akan membuka Kemudian ada juga jaras khusus, yaitu:
sodium ion channel. Ketika channel terbuka, ion Na+ bakal enthorhinal cortex hippocampus (memori tentang
masuk dan menaikkan potensial listrik sel. Pada akhirnya makanan; less old pathway)  amygdala  hypothalamus
kenaikan potensial listrik akan berujung terbentuknya (respon emosi; very old pathway)
potensial aksi yang akan di salurkan ke CNS.
Potensial membran istirahat sel olfaktori adalah -55 mV. Inhibisi oleh CNS
Ketika proses di atas terjadi, terjadi depolarisasi, potensial pada bulbus olfactory terdapat periglomerular cell
membran berubah menjadi sekitar -30 mV. (inhibitory neuron, yang menghubungkan glomerulus
Tambahan: olfactory) dan juga granule cell (yang bersinaps dengan
Dokter Jun kemarin juga bahas tentang threshold of mitral cell). Mereka mensekresikan GABA yang meninhibisi
smell. Jadi berbagai odorant substance punya batas impuls neuron olfactory sehingga kita tidak akan membaui
masing-masing di mana dia bisa memberikan sensasi bau. odorant tertentu.
Ada yang sedikit saja sudah bisa terbau, ada yang setelah TAMBAHAN:
banyak dan lama baru bisa terbau. Yang sedikit contohnya OBP atau odorant-binding protein: adalah suatu protein
adalah methylmercaptan yang hanya dalam jumlah yang yang berfungsi mengikat molekul bau an
sedikit sudah bisa terbau. Maka kemudian mengkonsentrasikan molekul tersebut lalu mengirimkannya
methylmercaptan ini ditaruh di gas LPG (yang biasa buat ke reseptor.
masak), yang kalau bocor, methylmercaptannya langsung Vomeronasal: Tipe reseptor khusus yang mendeteksi
terbau dan mengalarm kita kalau gas LPGnya bocor. pheromone. Tidak begitu berkembang di manusia.
Mekanisme Transmisi Sinyal ke CNS Jarasnya, dari sel reseptor akan menuju amygdala dan
Tractus olfaktorius dan bulbus olfaktorius (pembesaran di hypothalamus untuk mengurus urusan reproduksi dan
bagian ujungnya tractus) bisa dibilang adalah pertumbuhan nafsu makan.
ke depan dari jaringan otak. Bulbus olfaktorius terletak di
SOAL
atas cribiform plate yang ada foramina cribrosanya yang
1. pada 1/3 posterior lidah, SVA dibawa oleh nervus…
akan dilewati serabut-serabut saraf sel reseptor olfactorius,
a. N. VII
dan berakhir di epithel olfactorius yang juga terdapat sel
b. N. VIII
sustentakular dan sel basal. Setelah menerima stimulus, sel
c. N. IX
reseptor olfaktori akan bersinaps di glomerulus olfactory
d. N. X
dengan sel mitral dan tufted cell, lalu dibawa dalam serabut
2. Jaras sensoris pengecap neuron ordo 2 akan bersinaps
syaraf yang ada di tractus olfaktorius, ke area-area yang
di…
akan mengolah stimulus tersebut. (mitral cell dan tufted
a. nucleus VMP thalamus
cell sebenarnya dendrit).
b. nucleus VPM thalamus
c. nucleus tractus solitarius
d. nucleus geniculatum lateral
3. Medial pathway sensoris penciuman akan
menghasilkan respon berikut, kecuali
a. salivasi
b. menjauhi stimulus tersebut
c. mengenali jenis bau
d. nafsu untuk makan
4. apakah nama sel yang menghantarkan impuls reseptor
penghindu ke CNS?
a. sel glomerulus
b. sel mitral
c. sel sustentakular
d. sel sensoris

jawab: 1.C 2.A 3.C 4.B

BIOCHEMICAL MECHANISM OF SENSE PROCESS


dr. Achmad Hamim Sadewa, PhD
Materi: Arni | Editor: Nia

RESEPTOR SENSORIS
- Membawa informasi tentang kondisi lingkungan
- Kemampuan pencecap nggak cuma ada di lidah,
internal dan eksternal
ada juga di epiglottis dan palatum molle yang
- Merupakan transducer : mengubah segala bentuk
penting ada reseptor disitu
energi menjadi potensial aksi pada sel neuron
- Masing-masing tastant mempunya thersholdnya
- Mekanisme perubahan energi menjadi potensial
- Pemanis buatan (sakarin, cyclamate, aspartam,
aksi ini disebut dengan sense process
dan sucralosa) mempunyai struktur berbeda
- Reseptor sensoris beserta sel di sekitarnya
dengan glukosa.
disebut sense organ
- Ditemukan bahwa beberapa orang mempunyai
- Sudah banyak reseptor yang dipelajari seperti
taste bud lebih banyak, jadinya disebut
gemma gustatoria, fotoreseptor, dan sebagainya
supertaster (25% dari populasi, kebanyakan
PENGECAPAN
cewe). Kerapatan papillae fungiformnya tinggi
- Reseptor pengecapan berupa gemma gustatoria
dan mereka sangat sensitive terhadap
yang terletak di sisi lateral papillae
n-propylthiouracyl (PROP). Mereka biasanya gasuka
sayur hijau dan makanan berlemak.
- Kemampuan manusia untuk bisa membedakan
intensitas rasa nggak sensitive. Kira-kira butuh
perubahan sekitar 30% biar bisa berasa beda.

- Porus memungkinkan tastant (stimulus


pencecap) larut di saliva  menginduksi reseptor
gemma gustatoria
- Kalau porus taste bud tertutup maka kita tidak
bisa merasakan cita rasa
- Sel reseptor pencecap disebut juga Lima Rasa Dasar
neuroepithelial karena pada bagian proksimal a. Asin
tersusun atas sel epitel dan pada bagian distal - Dimediasi oleh ion Na+ (NaCl paling kuat, ion lain
tersusun atas sel neuron yang banyak membran juga bisa kasih rasa asin dengan kualitas berbeda)
kanal dan vesikel-vesikel neurotransmitter  masuk sel lewat epithelial-Natrium channel
(ENaC)  depolarisasi  Ca2+ masuk lewat
voltage-sensitive Ca2+ channel  Ca2+ influx 
release NT  aktivasi serabut saraf afferent  manis spesifik. Selain itu, masing-masing sel perasa
impuls diteruskan ke otak juga bersinaps dengan axon gustatory primer
- Amiloride-sensitive Na+ channel : pemberian berbeda.
Amiloride (diuretik) ngeblok rasa asin, misal pada - Dulu waktu belum ada istilah mengenai reseptor,
orang hypertensi dikasih amiloride, gabisa rasain reseptor perasa ini namanya gustducin
asin e. Umami
b. Asam - Perasa gurih, belum lama ditemukan
- Dimediasi oleh H+ (proton) - Mendeteksi asam amino tertentu terutama
- Dulunya diduga ikut ENaC, tapi ternyata ada acid- glutamat (ini nih MSG yang bikin bodoh) dan
sensing channel, pake PKD2L1 (polycystic kidney aspartat
disease-like channel 1) (Huang et al., 2006) - Dulunya dikira dimediasi metabotropic glutamat
- Walaupun begitu, memang benar kalau EnaC juga receptor (mGluR4) yang menyebabkan aktivasi G-
berperan, tapi tidak secara langsung menyebabkan protein dan peningkatan Ca2+ intrasel
presepsi asam - Tapi ternyata ada reseptor baru sama kaya manis
- PKD2L1 merupakan pH-gated channel serta dan pahit (T1R1 dan T1R3) –reseptor umami dan
anggota Transient Receptor Potential (TRP) dan manis berbagi T1R3(Boron)– dengan alur yang
merupakan kanal kation non-selektif yang sensitif sama pula dengan rasa manis dan pahit
terhadap ion positif seperti Na+, K+, dan Ca2+ - Guanosine 5’-monophosphate (GMP) dan inosine
- Tapi dulunya dibilang kalau H+ ini ngeblok K+ buat 5’-monophosphate (IMP) meningkatkan efek
depolarisasi, padahal ternyata PKD2L1 aja umami  mengikat daerah lain pada reseptor
permeabel sama K+, ternyata ini sama kaya EnaC T1R1
tadi, dia ini beneran terjadi tapi nggak langsung - Selain yang pake protein-G, ada juga ionotropic
bikin presepsi asam receptor via N-Methyl-D-Aspartate (NMDA)
- penurunan pH  kanal buka  depolarisasi  receptor pada lidah yang bisa berikatan juga sama
voltage-dependent Ca2+ channel buka  Ca2+ si glutamat dan nyebabin kanal kation nonselektif
masuk  influx Ca2+  pelepasan transmitter terbuka  Ca2+ msauk  influx Ca2+  pelepasan
(diduga berupa ATP) NT
c. Manis - NMDA juga ada di susunan saraf pusat yang diduga
- Reseptor T1R2 dan T1R3 (G-protein coupled memediasi banyak fungsi (plastisitas neuron,
receptor) pada membran apikal mengikat glukosa, fungsi memori, dsb) sehingga teori yang
sukrosa, dan karbohidrat lain  mengaktivasi mendukung bahwa MSG dapat ganggu memori
phospholipase C (PLC-β2)  hidrolisis fosfolipid di bisa dijelaskan dari NMDA reseptor yang berikatan
membran sel menjadi second messenger berupa dengan glutamat pada MSG, ngeblok aspartat
diacylglycerol (DAG) dan inositol triphosphate (IP3) - MSG katanya adalah excitotoxin, yang bisa
 IP3 menyebabkan pelepasan Ca2+ dari retikulum merangsang sel secara berlebihan, tapi efeknya
sarkoplasmikum ke sitoplasma (Ca2+ bisa diperoleh malah merugikan dan bisa merusak selnya,
dari ECF ke ICF, bisa juga dari RS ke sitoplasma)  sehingga kemampuan belajar menjadi menurun
Ca2+ influx  Ca2+ sebagai intracellular messenger - Tapi tetep, kognitif dan memori itu multifaktor,
aktivasi kanal TRPM5  ion masuk  depolarisasi nggak cuma bergantung pada kadar glutamat
 Ca2+ masuk sel melalui depolarized-activated darah
Ca2+ channels  pelepasan NT  Transmitter ATP masih banyak penelitian
- Walaupun ligand untuk reseptor ini nggak spesifik  ATP tidak ditemukan di semua neuroepithel
dan banyak zat lain (tapi tetep khusus yang manis-  ATP dilepaskan melalui interaksi dengan Ca2+ (teori satu)
manis, ya) bisa nempatin tempat ini seperti  Sel reseptor rasa melepas ATP dengan cara non-
aspartam, sukralosa, dan monellin, yang paling vesicular untuk mengaktivasi serabut saraf gustatorius,
kuat pengaruhnya adalah sukrosa dan ini tidak ditemukan di semua sel neuroepithel. ATP
d. Pahit dilepaskan via pannexin hemichannel dan nggak perlu
- warn of poison, karena racun merupakan zat kimia Ca2+ buat depolarisasi (teori dua – ga perlu dibahas
beragam maka ada 30 tipe reseptor pahit berbeda lebih jauh kata dokternya)
- Reseptor berupa keluarga T2R (G-protein coupled
receptor) PENGHIDU
- Tidak hanya dimediasi OH karna tadi juga sudah bulb olfactorius (sel mitral dan granular )  fossa
disebubkan bahwa pahit sebenarnya merupakan cribriform (masuk nervi olfactorii)
proteksi yang mengindikasi toksik, makanya kalau
ngerasain makanan pahit biasanya langsung nggak odorant  menguap larut dg mukus  ikat sama g-olf (g-
mau dimakan protein di penghiduan)  aktifin adenylyl cyclase yang
- Reseptor T2R aktivasi jalur second messenger mengubah atp menjadi cAMP  cyclic nucleotide gated
sama kaya jalur rasa manis sebelumnya channel (cation-selective channel) dibuka oleh cAMP 
- Kita tidak akan bingung membedakan rasa manis masuk Ca, Na, K lewat channel  Ca masuk juga aktivasi
dan pahit karena walaupun mereka memicu sistem Ca2+-dependent Cl- channel  Cl- efflux  depolarisasi
sinyal yang sama, masing-masing aliran (karena Ca influx dan Cl efflux)
transduksinya terjadi didalam sel perasa asin dan
reseptor transmembran 3,4,5
untung kita ga punya penghiduan seperti anjing, kalo
ada 1000 gen terekspresi ini bisa di RK tapi kecium
makan dari kantin
2. V1RL1
vomeronasal-like receptor sama seperti vomeronasal
di serigala, serigala dapat menghidu feromon sejauh 10
m, kalo manusia kemampuannya dibawah serigala itu.
Kalo kita dapat bedain jenis kelamin berdasarkan
baunya
3. TAARs (The trace amine-associated receptors)
TAARs menghidu senyawa-senyawa tertentu, sekarang
dijadiin aromaterapi yang sekarang banyak dijual di
bandara sebagai psychostimulant yang baru-baru ini
ditemuin

CUTANEUS SENSE
- Belum banyak info tentang ini
- Temperature dingin dapat dirasakan melalui cold-
menthol sensitive receptor (CMR-1). Kalo panas
melalui vanilloid receptor (VR1 dan VLR1).
Keduanya merupakan anggota dari transient
reseptor potential (TRP) subfamily.
- Reseptor sentuhan itu pake Na channel BNC1.

SOAL LATIHAN
1. Ion H+ masuk melalui kanal ion?
a. EnaC
b. T1R1
Neurotransmitter di bulbus olfaktorius ada banyak : c. TRPM5
glutamat, noradrenalin, dopamin, GABA d. PKD2L1
penyakit tertentu (Korsakoff’s disease, normal ageing, e. T1R3
Parkinson’s disease and Alzheimer’s disease)  penurunan 2. EnaC merupakan kanal ion untuk rasa?
noradrenalin a. Pahit
dopamin : peran penting dalam olfaksi b. Asin
noradrenalin : induksi c. Manis
GABA : inhibisi  penurunan intensitas bau, jadi bau cuma d. Asam
berhenti di bulbus dan nggak naik ke otak contoh kalo mau e. Umami
pipis cepet-cepet di toilet umum, awalnya bau kan itu toilet 3. Alzheimer merupakan penyakit akibat kekurangan
umum, tapi lama-lama baunya ilang juga, atau pas nanti co- neurotransmitter?
ass di forensik awalnya bau nyengat lama-lama kebiasa juga a. GABA
ilang baunya b. Adrenalin
c. Noradrenalin
Odorant Binding Protein (OBP) d. Glutamate
Reseptor penghidu di bawah mucus, fungsi : e. Dopamine
- transfer ligand lipofilik melewati lapisan mukus 4. Saat adenylyl cyclase aktif maka terjadi?
- meningkatkan konsentrasi odorant di lapisan a. Perubahan ATP menjadi cAMP
mukus b. Odorant terikat dengan reseptor
- transporter c. Ca2+ mengalami eflux
- terminator, untuk mendegradasi odorant d. Hyperpolarisasi
- protektor dari substansi bahaya seperti morfin e. Cl- mengalami influx
Jadi, sering menghidu napza  merusak sel penghidu. 5. IP3 dan DAG mengaktifkan kanal apa?
Anjing buat deteksi narkoba cuma dipake 2-4 tahun, lalu a. ENaC
rusak kemampuan menghidunya makanya gabisa dipake b. PKD2L1
lagi c. TRPM5
d. T1R3
Reseptor OBP e. T2R1
1. Odorant Receptor (ORs)
Banyak tapi pada manusia banyak degenerasi, 1000 Sumber:
gen untuk menyandi, tapi pada manis cuma 350, dikit HSC 2013, Lecture dr. Ahmad Hamim Sadewa, dan Boron
pula yang terekspresi, tapi sama-sama g-protein
receptor
ANATOMY OF EYE AND EAR - Fissura orbitalis inferior, dilewati oleh a. et n.
infraorbitalis, n. zygomaticus, v. ophthalmica
Pemateri: Rasya | Editor: Icak inferior; menghubungkan dgn fossa
infratemporalis dan fossa pterygopalatina
- For. zygomaticofaciale

- For. zygomaticotemporale

Medial: lamina papyracea ossis ethmoidales, os lacrimalis,
os frontalis

- Memisahkan dgn cellulae ethmoidalis, sinus
sphenoidalis

- For. ethmoidale anterius, dilewati oleh a. et n.
ethmoidalis anterior

- For. ethmoidale posterius, dilewati oleh a. et n.
ethmoidalis posterior
+ Periorbita
 Lanjutan dari duramater endostealis
 Bagian posterior menebal membentuk annulus
tendineus communis
EYE
 + Septum orbitale, melekat dari tepi orbita - tarsus
Orbita
 + Tarsus superior et inferior
+ Tepi orbita: + Vagina bulbi/fascia bulbi/kapsula Tenon, merupakan
- Margo supraorbitalis: os frontalis Incisura selubung fascial bulbus oculi
(foramen) supraorbitalis, dilewati oleh a. et n. + Retinaculum mediale, utk membatasi abduksi berlebih

supraorbitalis Incisura frontalis, dilewati oleh a. et + Retinaculum laterale, utk membatasi adduksi berlebih
n. supratrochlearis
- Margo infraorbitalis: os zygomaticus et maxilla Bulbus oculi
- Margo lateralis: proc. zygomaticus ossis frontalis,  Polus anterior et posterior
proc. frontalis ossis zygomatici  Sumbu optik, garis yg menghubungkan ke2 kutub (polus)
- Margo medialis: crista lacrimalis anterior et
posterior, os frontalis
 Tunica bulbi
Crista lacrimalis anterior proc. frontalis maxillae  Tunica fibrosa: cornea (di anterior), sclera (di posterior)
adalah tempat melekatnya:  
Tunica vasculosa (uvea): iris, corpus ciliare, choroidea 
- Lig. palpebrale mediale di lapisan ini banyak pembuluh darah
- M. orbicularis oculi  Tunica nervosa (interna): retina
Crista lacrimalis posterior ossis lacrimalis
adalah tempat melekatnya: Cornea
 Pars lacrimalis m. orbicularis oculi  Terdiri dari 5 lapis: (luar – dalam)
 Septum orbitale 1. Epitel anterior  conjunctiva bulbi
 Retinaculum mediale 2. Lamina limitans anterior (Bowman)
Fossa sacci lacrimalis
 3. Substansia propria (stroma)  sclera
Canalis nasolacrimalis, dilewati oleh ductus 4. Lamina limitans posterior (Descemet)
nasolacrimalis 5. Endotel
+ Dinding orbita:
  Limbus cornea: junctio conjunctivocornealis, junctio
Atap: lamina orbitalis ossis frontalis, ala parva ossis sclerocornealis
sphenoidalis  Angulus iridocornealis
Dapat diukur besar sudutnya
- Memisahkan dgn fossa cranii anterior dengan gonioskop
- Fossa glandulae lacrimalis, 
tempatnya glandula
 Spatium anguli iridocornealis
lacrimalis
 Vaskularisasi: avascular (karena gaada pembuluh
- Fovea trochlearis, tempatnya “katrol” 
m.
darah, kornea mendapat suplai dari aqueous humor)
obliquus superior
 Inervasi: nn. ciliares n. ophthalmicus (N. V1)

- Canalis opticus, dilewati oleh N.II, a. ophthalmica
Lantai: os maxilla, os zygomaticus, os palatinus
- Atap dari sinus maxillaris Sclera
- Sulcus et canalis infraorbitalis, 
dilewati oleh a. et  Sinus venosus sclerae (canalis Schlemm)
n. infraorbitalis
Lateral: proc. frontalis ossis zygomatici, ala magna Choroidea
ossis sphenoidalis  Lapisan: (luar – dalam)
- Memisahkan dgn fossa temporalis (anterior) dan 1. Lamina suprachoroidea  sel2 pigmen
fossa cranii media (posterior) 2. Lamina vasculosa  arteriae cabang a. 
ciliaris
- Fissura orbitalis superior, dilewati oleh N. III, IV, VI, posterior brevis, venae  vv. 
verticosae
V1, v. ophthalmica superior 3. Lamina choriocapillaris
4. Lamina basalis
Corpus ciliare
 Proc. ciliaris, memproduksi humor aqueos Fundus oculi: bagian belakang interior bola mata yg terlihat
 Zonula ciliaris (lig. suspensorium lentis)  penggantung pada oftalmoskop
lensa
 M. ciliaris, bila kontraksi  akomodasi 
Inervasi: Lensa
ganglion ciliares (parasimpatis)  Bentuk bikonveks
 Lapisan: (luar – dalam)
Iris - Kapsul
 Pupil - Epitel kuboid
 Camera oculi anterior (COA) et posterior, berisi aqueous - Serabut-serabut lensa: cortex, nucleus
humor  Semakin cembung  akomodasi
 Aliran humor aqueos: proc. ciliaris  camera oculi Corpus vitreum  massa gelatinosa
posterior  pupil  camera oculi anterior  spatium
anguli iridocornealis  sinus venosus sclerae (canalis Media dioptrik/refraktif:
Schlemm) 1. Cornea (paling berperan)
 M. sphincter pupillae 2. Humor aqueous
Fungsi: miosis 
 3. Lensa
Inervasi: ganglion ciliare  nn. ciliares breves 4. Corpus vitreum
(parasimpatis)
 M. dilatator pupillae Otot-otot extraokuler
Fungsi: midriasis  M. rectus superior, inferior, medialis, lateralis
Inervasi: C8-T4  ganglion cervicale superius (simpatis)  M. obliquus superior (di antara m. rectus superior dan
m. rectus medial), m. obliquus inferior
Inervasi otonom mata:
  Origo: annulus tendineus communis, insersio: sclera
Inervasi parasimpatis (ganglion ciliare): m. sphincter (kecuali m. obliquus inferior, insersio: crista lacrimalis
pupillae, m. ciliaris
 posterior)
Inervasi simpatis (ganglion cervicale superius): m. dilatator  M. levator palpebrae superior, terletak di atas m. rectus
pupillae, m. orbitalis, m. tarsalis superior, vasa darah superior
choroid & retina  Otot-otot polos: m. orbitalis, m. tarsalis 
superior et
inferior
Retina  Inervasi: LR6(SO4)3
 Terdiri dari 2 lapis:
 Lateral rectus  N. VI
 Stratum pigmentosum retinae Superior oblique  N. IV
 Stratum cerebri  dibagi 10 lapis lagi Sisanya  N. III
 Pars optica (melapisi choroid), pars ciliaris (melapisi  Fungsi:

corpus ciliaris), pars iridica (melapisi iris)  Elevasi: m. rectus superior + m. obliquus inferior

 Ora serrata: batas pars optica – pars ciliaris, kalau di  Depresi: m. rectus inferior + m. obliquus superior

preparat terlihat seperti batas antara bagian yang  Intorsi: m. rectus superior + m. obliquus superior

gelap dan terang  Ekstorsi: m. rectus inferior + m. obliquus inferior

 Discus nervi optici  blind spot  Adduksi: m. rectus medialis

 Macula lutea, letaknya lebih lateral dari discus nervi  Abduksi: m. rectus lateralis
optici  Gerak konjugata >< gerak disjugata (konvergensi,
 Fovea centralis  avaskular, hanya ada sel conus divergensi)
 Sumbu visua, garis penghubung 
benda dilihat   Saat melihat dekat:
foveola 1. Adduksi/konvergensi (kontraksi m. 
rectus
 Vaskularisasi: 
 medialis)
A. centralis retinae  r. superior et inferior  r. 2. Akomodasi (kontraksi m. ciliaris)
temporalis et nasalis
 3. Miosis (kontraksi m. sphincter pupil)
V. centralis retinae  sinus cavernosus 

Palpebra
 Lapisan: (luar – dalam)
 Cutis 

 Subcutis

 Otot

 Tarsus + septum orbitale
 Conjunctiva palpebrae
 Canthus medialis, lateralis (canthus = commisura)
 Fissura palpebrae
 Glandula ciliaris/Zeis (minyak), Moll (keringat), Glandula
tarsalis (Meibom)
 Lacus lacrimalis
 Caruncula lacrimalis Vasa dan Nervus
 Plica semilunaris  Dalam kerucut otot:
 Papilla lacrimalis, punctum lacrimale  N. nasociliaris (cab. n. ophthalmicus), 
cabangnya:
 Lapisan otot: - R. communicans ganglii ciliaris
- Pars palpebralis m. orbicularis oculi Fungsi: - Nn. ciliares longi (+ serabut2 simpatis)
menutup mata, inervasi: N. VII - N. infratrochlearis
- M. levator palpebrae superioris - N. ethmoidalis anterior et superior
Fungsi: membuka mata, inervasi: N. III  N. occulomotorius (N. III)
- M. tarsalis superior et inferior  N. abducens (N. VI)
Fungsi: memperlebar celah palpebral, inervasi:  Luar kerucut otot:

ganglion cervicale superius (simpatis)  N. ophthalmicus (N. V1)  sensoris
 Lapisan fibrosa: - N. frontalis, bercabang: N. supratrochlearis
N.
- Septum orbitale supraorbitalis // a. supraorbitalis
- Lamina tarsalis (tarsus) - N. lacrimalis // a. lacrimalis (+ serabut
 Inervasi:
 parasimpatis dari ganglion sphenopalatina)
- Palpebra superior  n. supraorbitalis  N. trochlearis (N. IV)
- Palpebra inferior  n. infraorbitalis
Visual Pathway
Conjunctiva
 Retina menerima rangsangan berupa cahaya  serabut
 Conjunctiva palpebrae et bulbi
 saraf aferen dari retina nasal dan retina temporal berjalan
 Fornix conjunctiva superior et inferior dari N. opticus (II)  serabut dari retina nasal menyilang
 Saccus conjunctivalis secara kontralateral di chiasma opticum, serabut dari retina
 Inervasi: n. infratrochlearis, n. lacrimalis, nn. ciliares temporal tidak menyilang dan berjalan secara ipsilateral 
 Vaskularisasi: melalui tractus opticus  corpusculum geniculatum lateral
 Aa. conjunctivales posteriores, cabang arkade di thalamus  berlanjut secara ipsilateral melalui radiatio
perifer palpebra
 optica (tractus geniculatocalcarina)  cortex calcarina di
 Aa. conjunctivales anteriores, cabang aa. ciliares lobus occipitalis (area 17)
anteriores
Pupillary Light Reflex
Retina menerima cahaya  serabut saraf aferen dari n. II
terproyeksi menuju mesencephalon  nucleus pretectal 
nucleus Edinger-Westphal, bagian dari N. occulomotor (III)
 neuron preganglionik parasimpatis berjalan di n. III 
ganglion ciliaris  neuron postganglionik n. III  m.
constrictor pupillae  konstriksi pupil (miosis)
Akson visual dari tiap tractus opticus terproyeksi ke nucleus
Edinger-Westphal secara bilateral. Misalnya mata kanan
yang terkena cahaya, maka tidak hanya pupil mata kanan
yang miosis, tetapi juga pupil mata kiri. Miosis yang terjadi
pada mata yang terkena cahaya disebut direct light reflex,
sedangkan miosis pada mata yang tidak terkena cahaya
disebut indirect light reflex.
Apparatus lacrimalis
Corneal Reflex
 Pars secretoria:

Stimulus sentuhan/taktil terhadap kornea mata  berjalan
 Glandula lacrimalis
di serabut aferen dalam N. ophthalmicus (V 1)  ganglion
 Ductus excretorius gland. lacrimalis  fornix
trigeminalis  nucleus principals n. VII di pons  serabut
superior
saraf akan terproyeksi secara bilateral ke nucleus motor n.
 Pars excretoria:
VII, dari situ keluar n. VII  m. orbicularis oculi  mata
 Canaliculus lacrimalis
mengedip.
 Saccus lacrimalis
 Ductus nasolacrimalis, bermuara ke meatus nasi
EAR
inferior
Terdiri dari:
 Lacrima (air mata), terdiri dari: (luar – dalam)
 Auris externa: auricula, meatus acusticus externus
 Lipid, dihasilkan oleh glandula Zeis, Moll, Meibom
(MAE)
 Air, dihasilkan oleh glandula lacrimalis
 Auris media: cavum tymphani
 Mucus, dihasilkan oleh sel goblet
 Auris interna: labyrinthus osseus et membranaceous
 Inervasi:

 Parasimpatis: n. petrosus major (N. VII)  n.
Auricula
canalis pterygoidei  ganglion sphenopalatinum

 Helix, antihelix, crus helix, crura antihelix
 Simpatis: ganglion cervicale superius
 Tragus, antitragus, incisura intertragica
 Scapha, fossa triangularis caroticus yg ditempati oleh a. carotis interna
 Cymba conchae Semicanalis m. tensoris tympani
 Conchae Ostium tympanicum tuba auditiva
 Lobulus  Paries mastoidea (dinding posterior): antrum
 Tuberculum auriculare mastoidea melalui aditus (pintu) ad antrum
 Inervasi: n. auriculotemporalis (1/2 atas depan), n. (ruangan)

occipitalis minor (1/2 atas belakang), n. auricularis Eminentia pyramidalis, berisi m. stapedius
magnus (1/2 bawah depan dan belakang)  Canalis nervi facialis
 Vaskularisasi: a. temporalis superficialis, 
a. auricularis  Paries labyrinthi (dinding medial): 
labyrinth
posterior Fenestra vestibuli (for. ovale), menghubungkan
Meatus acusticus externus cavum tympani dgn scala vestibuli, ditutup oleh
 Pars cartilaginea (1/3 lateral), pars ossea (2/3 medial)  basis stapedis & lig. annulare stapedis
bentuk S, utk meluruskan dgn menarik auricula ke Fenestra cochlea (for. rotundum),
postero-superior menghubungkan cavum tympani dgn scala
 Glandula ceruminosa  penghasil cerumen. tympani, ditutup oleh membrana tympani
secundaria
 Menyempit di 2 tempat:
Promontorium, merupakan penonjolan basis
- Batas pars cartilaginea – ossea
cochlea di mana permukaannya terdapat plexus
- Isthmus
tympanicus yg dibentuk oleh:
 Inervasi: n. auriculotemporalis, n. auricularis magnus
- N. tympanicus (N. IX)  parasimpatis
 Vaskularisasi: a. auricularis posterior, a. temporalis
- Rr. caroticotympanici cabang plexus caroticus
superficialis
internus  simpatis
Membrana tympani
Ossicula auditiva
 Batas auris externa – media
 Maleus, incus, stapes
 Terdiri dari 3 lapis: Epidermis, jaringan fibrosa, mukosa
 Bagian tulang yg terletak pada recessus epitympanicus:
 Melekat di annulus tympanicus
 Caput mallei
 Incisura tympani  Corpus, crus breve incudes
 Pars tensa, pars flaccida
 Plica malleolaris anterior et posterior Otot-otot
 Umbo  M. tensor tympani
 Bagian os maleus yg melekat ke membran tympani: Origo: pars cartilaginea tuba auditiva
manubrium, proc. lateralis mallei Insertio: manubrium mallei
 Terbagi 4 kuadran: antero-superior, antero-inferior, Inervasi: n. tensoris tympani (N. V3)
postero-superior, postero-inferior
 M. stapedius
 Cone of light, terletak di kuadran antero-inferior
Insertio: collum stapedis
 Inervasi: 

Inervasi: n. stapedius (N. VII)
- Dataran lateral: n. auriculotemporalis (N. V3), N.
X
 Labyrinthus osseus
- Dataran medial: plexus tympanicus (N. IX)  Terdiri dari:
 Vaskularisasi:
  Cochlea:
- Dataran lateral: r. auricularis profundus Scala tympani
- Dataran medial: a. tympanica anterior et posterior Scala vestibule
Keduanya berhubungan di helicotrema
Cavum tympani  Vestibulum
 Isi: udara, ossicula auditiva, chorda tympani, otot2 (m.  Canalis semicircularis anterior, posterior, lateral
tensor tympani, m. stapedius)  Berisi perilimfe
 Terhubung dengan nasopharynx melalui tuba auditiva,
yg pada balita wider, shorter, more horizontal  lebih Labyrinthus membranaceus
mudah terjadi otitis media  Terdiri dari:
 Terbagi menjadi 3 ruangan:
Recessus epitympanicus,  Ductus cochlearis (scala media)  mengisi
Mesotympanum, Recessus hypotympanicus cochlearis
 Batas-batas:  Utriculus, sacculus  mengisi vestibulum
 Paries membranaceae (dinding 
lateral):  Ductus semicircularis  mengisi canalis
membrane tympani semicircularis
 Paries tegmentalis (atap): tegmen 
tympani
  Berisi endolimfe
Eminentia arcuata, penonjolan canalis  Reseptor pendengaran: 
Organon spirale Corti
semicircularis anterior  Reseptor keseimbangan:
 Paries jugularis (lantai): fossa jugularis yg  Crista ampularis  keseimbangan dinamis
ditempati oleh v. jugularis interna  Macula utriculi et saculi  keseimbangan statis
 Paries caroticus (dinding anterior): canalis
AUDITORY PATHWAY Terdiri dari sel-sel polyhedral dengan inti bulat. Stratum
Sinyal auditori dibawa dari auris interna ke otak oleh spinosum umumnya merupakan lapisan yang paling
polysynaptic pathway yang mengandung komponen tebal dari epidermis.
crossed dan uncrossed, melibatkan struktur-struktur e. Stratum basale
berikut: Terdiri dari selapis sel kuboid/ kolumnar rendah yang
Stimulus bunyi  cochlear hair cells  sel bipolar pada menempel pada membrana basalis. Antara sel basale
ganglion cochlearis  divisi cochlear n. vestibulocochlear dengan membrane basalis dihubungkan oleh
(VIII)  nucleus cochlearis  sebagian serabut menyilang hemidesmosom, sedangkan antar sel basale
melalui corpus trapezoideum (crossed), sebagian lagi dihubungkan oleh desmosome. Sel-sel basale
berjalan secara ipsilateral ke nucleus olivarius superior merupakan stem cell yang dapat bermitosis
(uncrossed)  lemniscus lateral  colliculus inferior  membentuk sel-sel epidermis lain.
terproyeksi ke corpus geniculatum medial (CGM)  cortex Epidermis terutama terdiri dari sel keratinosit. Selain itu,
auditori primer di gyrus temporalis superior (area 41) terdapat pula 3 jenis sel lain yang jumlahnya lebih sedikit,
yaitu melanosit, sel Langerhans (sebagai antigen-presenting
Sumber : cell) dan sel Merkel.
1. Penjelasan Asisten Dosen Anatomi 2012
2. Kanula Anatomi 2012 blok 1.5
3. PPT Dosen Anatomi

MICROSTRUCTURE OF SENSORY RECEPTORS OF


SKIN, OLFACTORY EPITHELIUM, AND TASTE BUD
Pemateri: Indhah | Editor: Tegar

CORPUSCULUM LAMELLOSUM VATER PACCINI


Kulit terdiri dari 3 lapisan utama, yaitu epidermis, dermis
(corium), dan hypodermis (subkutis).

Dermis
Dermis merupakan jaringan ikat yang dibagi menjadi dua
lapisan, yaitu stratum papilar dan stratum reticular.
Stratum papilar adalah lapisan tipis, terletak langsung di
bawah epidermis, yang membentuk papilla dermal. Lapisan
ini terdiri dari jaringan ikat longgar. Di lapisan ini dapat
dijumpai Corpuscullum Tactus Meissner. Sementara itu,
stratum reticular adalah lapisan yang lebih tebal dan terdiri
dari jaringan ikat padat.

Hypodermis
Hypodermis merupakan jaringan ikat longgar di bawah
dermis yang terdiri dari jaringan adipose dan banyak
Epidermis
terdapat corpusculum pacini.
Epidermis yaitu epitel pipih berlapis dengan keratinisasi
(epitelium stratificatum squamosum cornificatum) yang Corpusculum pacini merupakan reseptor getaran cepat
mempunyai beberapa lapisan, yaitu: (dari superficial) dan tekanan. Corpusculum pacini berukuran panjang
a. Stratum corneum antara 1 sampai 4 mm dan dalam potongan melintang
Lapisan ini terdiri dari 15-20 lapis sel pipih berkeratin. tampak seperti potongan bawang. Corpusculum pacini
Merupakan lapisan sel mati yang sudah tidak memiliki dibungkus oleh sebuah kapsula jaringan ikat padat yang
nucleus ataupun organel lainnya. Lapisan ini kaya akan menyelubungi lamella konsentris. Terdapat banyak lamella
keratin. di dalam corpusculum pacini yang terdiri atas sel-sel pipih
b. Stratum lucidum (modifikasi Sel Schwann) serta serabut kolagen. Terdapat
Lapisan ini hanya terdapat pada kulit yang tebal, yaitu sebuah serabut saraf berdiameter besar tanpa myelinasi di
telapak tangan dan telapak kaki. Stratum lucidum tengah corpusculum pacini ini.
merupakan lapisan tipis dari sel-sel pipih yang bersifat
eosinofilik.
c. Stratum granulosum
Ciri dari lapisan ini adalah banyaknya granula basofilik
padat di dalam sitoplasmanya, yang disebut granula
keratohyalin.
d. Stratum spinosum
TASTE BUD / GEMMA GUSTATORIA
Permukaan atas lidah dilapisi oleh epitelium stratificatum
squamosum dengan keratinisasi tipis. Papilla circumvalata,
CORPUSCULUM TACTUS MEISSNERI papilla terbesar pada lidah, dapat dijumpai di permukaan
Pewarnaan yang digunakan pada praktikum agar dapat lidah bagian posterior. Papilla ini memiliki jumlah gemma
melihat corpusculum tactu smeissner adalah Cresyl fast gustatoria terbanyak dibanding papilla lain. Selain di lidah,
violet-eosin. Corpusculum tactus meissner merupakan gemma gustatoria Terdapat di organ lidah, faring, epiglotis,
reseptor untuk sentuhan ringan yang dapat beradaptasi dan palatum molle.
dengan cepat. Corpusculum tactus meissner dapat dijumpai
di papilla dermal. Corpusculum tactus meissner tersebut
berbentuk oval dan memiliki kapsula berupa jaringan ikat
kolagen. Corpusculum tactus meissner banyak ditemukan di
jari, bibir, papilla mamae, dan organ genitalia.

OLFACTORY EPITHEL OF NASAL CAVITY


Epitel olfaktori terletak pada bagian superior dari cavum
nasi. Jenis dari epitel ini adalah epitelium
pseudostratificatum columnare yang memiliki silia. Epitel Papilla circumvalata memiliki sulcus yang cukup dalam di
olfaktori terdiri atas: sekelilingnya. Di dinding lateral dari sulcus tersebut
a. neuron olfaktori: merupakan neuron bipolar, terdapat taste bud yang dapat teramati pula. Taste bud
memilikibanyaksilia tersebut berbentuk oval dan memiliki 3 tipe sel, yaitu sel
b. sel sustentakular/ sel penyokong: berbentuk basal, sel sustentakular, dan selsaraf bipolar yang
kolumnar, untuk menyokong neuron. merupakan reseptor rasa. Di pucuk dari taste bud terdapat
c. sel basal: merupakan sel puncak untuk kedua jenis pintu masuk untuk zat kimia yang disebut porus
sel lainnya gustatorius. Bagian tengah dari lidah diisi oleh otot skelet
Lamina proprianya mengandung: dalam berbagai arah (horizontal, vertical, dan longitudinal).
a. Glandula Bowman: tipe tubulo alveolar dengan sekret Di lamina propria lidah terdapat glandula Von Ebner yang
cairan serosa, duktusnya melewati epitel dan akhirnya menyekresi cairan serosa.
mengarah k ecavum nasi.
b. Fasciculus nervus olfactorius (kumpulan neuron
olfaktori) yang bentuknya bipolar.
8. Lapisan A disebut? Jenisnya?
9. Struktur B adalah?
10. Struktur C adalah?
Jawaban:
1. Epitel pipih berlapis dengan keratinisasi
LATIHAN SOAL 2. stratum corneum, sel keratinosit
3. stratum spinosum
4. corpusculum tactus meissner, deteksi sentuhan ringan
5. gemma gustatoria
6. lamina propria lidah
7. glandula von ebner, sekresi serosa
8. epitel olfaktori, epitelium pseudostratificatum
columnare yang memiliki silia
9. glandula Bowman
10. fasciculus nervus olfactorius.

EYE EXAMINATION
Pemateri: Helen | Editor: Yudha
1. Apa jenis epitel di atas?
2. Lapisan apa yang ditandai huruf A? Terdiri atas sel Seperti pemeriksaan pada umumnya ingat cuci tangan
apa mayoritas? sebelum dan sesudah pemeriksaan ya 
3. Lapisan B merupakan stratum? Alat dan bahan:
4. Pada daerah C terdapat reseptor yang dinamakan? 1. Penlight/flashlight
Fungsinya? 2. Alkohol
3. Snellen chart
4. Ishihara test book
5. Amsler Grid
Prosedur secara umum:
1. Bangun hubungan interpersonal dengan pasien
2. Rangkum keluhan pasien dan sebutkan ulang yang
penting secara umum
3. Jelaskan kepada pasien tentang pemeriksaan yang
akan dilakukan.
4. Minta pasien duduk pada jarak 5/6 meterdidepan
snellen chart. Jika ia menggunakan kaca mata minta
pasien melepasnya.( untuk pemeriksaan visus)
Pemeriksa duduk didepan pasien dengan jarak
sejangkauan lengan ( untuk pemeriksaan gerakan bola
mata dan lapang pandang )
Pasien duduk didepan pemeriksa, jika pasien
menggunakan kaca mata minta pasien melepasnya
(unutk pemeriksaan penglihatan warna)
5. Lakukan pemeriksaan
5. Apa yang ditunjuk huruf A? 6. Cuci tangan
6. Lapisan B merupakan? 7. Laporkan hasil pemeriksaan
7. Pada lapisan B, banyak terdapats truktur C, yaitu? 8. Edukasi
Fungsi?
Pemeriksaan yang akan dilakukan: 6. Pemeriksa menggerakkan tangan kearah vertical
PEMERIKSAAN VISUS maupun horizontal dan minta pasien menjawab
Case: Seorang perempuan berumur 21 tahun menderita kemana arah tangan pemeriksa bergerak. Jika pasien
penglihatan yang blur/kabur di kedua matanya sejak ia tidak dapat melihat pergerakan tangan pemeriksa,
berumur 12 tahun. Dapatkah anda menemukan seberapa periksa pasien dengan menggunakan cahaya. Nyalakan
berat gangguan penglihatan pada pasien ini?” cahaya didepan mata pasien dan Tanya pasien apa
Jarak ketajaman penglihatan seseorang adalah kemampuan dapat melihat cahaya tersebut dan menyebutkan dari
seseorang untuk melihat jarak pusat objek dengan mana arah cahaya. Visus untuk deteksi cahaya adalah
membandingkan penglihatannya dengan penglihatan orang 1/~
normal sebagaimana di nilai menggunakan snellen chart 7. Lakukan pemeriksaan untuk kedua mata. Apabila
yang menunjukkan rasio antara jarak pasien dapat melihat pasien menggunakan kacamata, lakukan dua kali yaitu
ke suatu objek khusus dan jarak orang normal dapat menggunakan kacamata dan tanpa kacamata.
melihat objek yang sama.
Rumus: PEMERIKSAAN OTOT BOLA MATA (OCULAR MOVEMENT)
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑚𝑒𝑙𝑖ℎ𝑎𝑡 𝑜𝑏𝑗𝑒𝑘 𝐴 Case: Laki – laki berumur 19 tahun mengeluh bahwa
𝑉𝑖𝑠𝑢𝑠 =
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑚𝑒𝑙𝑖ℎ𝑎𝑡 𝑜𝑏𝑗𝑒𝑘 𝐴 penglihatannya menjadi dua (ganda) / dipoplia setelah
Snellen chart terdiri dari huruf atau angka yang mempunyai kepalanya luka dalam kecelakaan lalu lintas 6 bulan yang
ukuran yang berbeda. Ada pula yang menggunakan simbol lalu. Bagaimana kita tau penyebab diplopia pada pasien
seperti gambar hewan untuk pemeriksaan pada anak – ini?”
anak dan ada pula yang menggunakan huruf dengan ukuran Teknik pemeriksaan:
berbeda dan dalam arah berbeda untuk pasien yang tidak 1. Pasien duduk berhadapan dengan pemeriksa sejauh
bisa membaca. Snellen chart ini berada 6 meter dihadapan jangkauan lengan. Dan pasien melihat lurus ke depan.
pasien. Dalam jarak ini tidak diperlukan usaha untuk 2. Sorotkan lampu ke arah mata pasien melalui samping
akomodasi bagi mata normal. Contoh: pasien bisa melihat bawah, jangan tegak lurus dengan mata pasien karena
suatu objek pada 6 meter, yang dimana objek tersebut bisa membuat ketidaknyamanan. Jarak antara mata dengan
dilihat orang normal dalam jarak 10 meter, ini artinya lampu senter sekitar 60 cm. lihatlah pantulan cahaya di
pasien punya visus 6/10. kedua bola mata. Normalnya simetris. Pantulan yang
Untuk pasien yang mempunyai ketajaman tidak simetris dijumpai pada strabismus.
penglihatan yang sangat buruk bisa menggunakan “finger
counting”, “hand movement”, dan cahaya. Orang normal
harus bisa menghitung jari pada jarak 60 meter, melihat
pergerakan tangan pada 300 meter, dan melihat cahaya.
Teknik pemeriksaan:
1. Pasien duduk dengan jarak 5 atau 6 meter lurus
terhadap snellen chart. Lihat pada snellen chart (Simetris, refleks kornea normal)
penyebut yang digunakan sebagai pacuan yang
digunakan untuk menentukan jarak yang digunakan,
5m atau 6m.
2. Pasien menutup mata yang tidak diperiksa tanpa
menekan mata yang ditutup. Lakukan pemeriksaan di
mulai dari mata yang sehat terlebih dahulu. Kalau
kedua mata sehat, mulailah dari mata kanan. Bantulah
pasien memposisikan tangan, pastikan posisinya benar.
Dan perlu dijelaskan bahwa kedua mata tidak perlu
dipicingkan, melihat dengan santai.
3. Minta pasien mengidentifikasi tulisan atau simbol yang
ada di snellen chart, dimulai dari deret paling atas
terus ke bawah. Ketika pasien hanya dapat melihat
sampai bagian bagian tertentu, maka itulah visus (Asimetris, refleks kornea tidak normal)
pasien.
Perhatian: jangan menyederhanakan rumus visus 3. Pemeriksaan refleks pupil. Untuk mata normal ketika
pasien karena visus pasien bukan pecahan. menyinari mata kanan maka pupil mata kanan dan
4. Jika huruf terbesar tidak dapat dibaca pasien, gunakan mata kiri mengecil. Dan sebaliknya. Apabila ada
pemeriksaan perhitungan jari, dimulai dari jarak 1 kelainan pupil terlihat bergetar disebut nystagmus.
meter didepan pasien. Visus untuk finger counting 4. Minta pasien supaya pandangannya mengikuti ujung
adalah X/60 (X adalah jarak pasien – pemeriksa saat jari atau ujung pena berjalan mendekati mata tanpa
menghitung jari dalam meter). menggerakkan kepala. Perhatikan pergerakan bola
5. Jika pasien tidak dapat menghitung jari pada jarak 1 mata. Gerakkan jari atau pena seperti menulis huruf H
meter lakukan pemeriksaan pergerakan tangan. di udara. Berhentilah sejenak untuk melihat
Visusnya X/300 (X adalah jarak antara pasien dengan pergerakan dan letakbola mata pasien. Ketika jari kita
pemeriksa saat dapat melihat gerakan matanya) di bawah, bisa menarik kelopak mata pasien ke atas,
supaya bola mata terlihat lebih jelas. Ketika memeriksa
di sisi kanan pasien, pemeriksa menggunakan tangan
kiri, dan sebaliknya) PEMERIKSAAN AMSLER GRID
Case: “Perempuan berumur 62 tahun terdiagnosis
PEMERIKSAAN LAPANG PANDANG menderita ARMD (Age Related Macular Degeneration) atau
Case: “Perempuan berusia 56 tahun mengeluh bahwa Degenerasi Makula mengeluh penglihatan mata kanannya
suaminya yang berusia 60 tahun sering nabrak barang – memburuk. Dia melihat garis lurus menjadi garis yang
barang yang ada di lantai ketika dia berjalan. Apa jenis berbelok-belok dan semuanya terlihat lebih gelap”
gangguan penglihatan yang diderita? Dapatkan anda Amsler Grid Test, merupakan tes simpel untuk
menemukan lapang pandangnya.” mengevaluasi kualitas central vision. Teknik pemeriksaan:
Tes lapang pandang sangat berguna untuk menentukan lesi 1. Pakai kacamata apabila memakai. Jaraknya sama
pada visual pathway. dengan saat membaca biasa.
Teknik pemeriksaan: 2. Tutup satu mata. Kemudian fokuskan pada titik di
1. Duduk berhadap – hadapan dengan pasien sejauh tengah.
jangkauan lengan. Pemeriksaan mata di mulai dari 3. Bagaimana garis yang terlihat di sekitarnya? Apakah
mata yang sehat terlebih dahulu, apabila keduanya bergelombang, kabur, atau berbelok-belok? Semua
sehat dimulai dari yang kanan. garis seharusnya lurus, perpotongannya harus
2. Pasien menutup mata yang tidak diperiksa tanpa membentuk sudut yang lurus dan semua kotak harus
menekan mata. Mata dalam keadaan santai. Pastikan mempunyai ukuran besar yang sama. Apakah ada area
pasien menutup mata dengan benar, bantu yang hilang atau terlihat gelap? Apakah anda dapat
memperbaiki apabila masih salah. melihat semua sudut dan sisinya? Jangan lupa
3. Pasien bertatapan dengan pemeriksa. Minta pasien memeriksa kedua mata. Apabila area menjadi
mengatakan apabila telah melihat jari pemeriksa. bergelombang, kabur, gelap, dsb merupakan tanda
Apabila pasien belum bisa melihat terus arahkan jari ke degenerasi macula, biasanya diderita lanjut usia
medial sampai pasien melihat. Bandingkan dengan (manula)
lapang pandang dari pemeriksa (mata normal). Perhatian: laporkan apapun ketidak teraturan pada
4. Lakukan dari 8 arah mata angin (utara di atas selatan di mata ke dokter mata sesegera mungkin. Kamu bisa
bawah). Ingat, periksa kedua mata ya. menandai area mana dalan chart yang tidak kamu lihat
dengan baik dan lakukan pemeriksaaan mata.

PEMERIKSAAN BUTA WARNA


Case: “Laki – laki berumur 18 tahun sangat terpukul ketika
dia dinyatakan tidak lulus seleksi Akmil karena didiagnosis
menderita buta warna oleh dokter. Dia merasa memiliki
kemampuan untuk melihat dan membedakan warna
dengan baik.”
Mempunyai penglihatan warna yang sehat adalah syarat
untuk beberapa pekerjaan dan untuk memperoleh surat
izin mengemudi. Color vision dapat terganggu pada kasus
‘optic nerve disease’ dan ‘early macular disease’. Pada tes
buta warna biasanya menggunakan polychromatic plates
pada Ishihara book test. Policromatic plates nya terdiri dari
banyak lingkaran – lingkaran kecil yang merupakan warna
primer terus nanti plates nya membentuk angka – angka.
Langkahnya ikuti petunjuk dari ishihara, apabila
polychromatic plate angka pasien diminta menyebutkan
angka, ada juga yang pasien diminta mengikuti jalur yang
ada dari X ke X. Angka – angka pada ishihara ini dapat
dibaca oleh orang normal dan tidak terbaca oleh orang
yang menderita buta warna. Tapi juga ada pola warna yang
sudah didesain hanya dapat dilihat oleh orang yang
menderita buta warna dan kalau orang normal melihat itu
cuma seperti pola warna acak.

Anda mungkin juga menyukai