Anda di halaman 1dari 76

Bahaya Petir

HENDRO AW
PPNS

SAMBARAN PETIR
Apa penyebabnya?

Tumbukan antara partikel


air dan es dalam awan
mengakibatkan lompatnya
elektron-elektron.
Biasanya partikel yang
lebih kecil melepaskan
elektronnya ke partikel
yang lebih besar.

STEPPED LEADER

Saat muatan negatif


cukup kuat untuk
mengatasi tahanan
udara, elektron mulai
mengalir ke bumi
STEPPED LEADER

MUATAN

Saat
elektron
cukup
dekat
dengan
bumi,
sejumlah muatan positif
mengalir keatas melalui
berbagai obyek seperti
pohon,bangunan, bahkan
manusia.

RETURN STROKE

Saat aliran muatan (-)


kebawah bertemu aliran
muatan (+) keatas, arus
listrik
yang
kuat
membawa muatan (+)
ke awan RETURN
STROKE
cahaya
paling terang

Fenomena Petir
2 unsur: cahaya dan suara
Cahaya merambat dengan
kecepatan +300.000
meter/detik
Suara merambat dengan
kecepatan +325
meter/detik
Arus listrik 100.000
sampai 200.000 AMPS!,
Tegangan 30 juta VOLTS
Temperatur : 27.500 C
1,3 miliar horse power
selama 100 microseconds

Awan terjadi dari proses udara lembab


yang terkena panas, kemudian menguap dan
naik dari permukaan bumi ke atmosfir dengan
waktu kurang lebih 1 (satu) jam, uap tersebut
berkembang dan akan menjadi dingin sekali,
semakin naik laju pembesaran volume lebih
besar dibanding penurunan tekanan udara,
maka temperatur udara semakin rendah.
Sehingga titik-titik udara itu akan terkondensasi
dan disebut AWAN. Di puncak awan
temperaturnya turun sampai -30C ( awan
basah ).

Pada waktu yang bersamaan terjadi gerakan


udara di atmosfir maka terjadilah medan listrik atau
listrik statis disetiap kelompok awan.
Beda potensial medan listrik / listrik statis antara
muatan-muatan
yang terkonsentrasi itu akan
semakin tinggi, bila dicapai keadaan jenuh maka
muncul saluran perintis ( leader chanel ) kemudian
diikuti pelepasan muatan dari AWAN ke AWAN dari
AWAN ke BUMI atau dari BUMI ke AWAN.
Pelepasan muatan diujung perintis dapat
mencapai bumi perlu waktu 20 m/detik dengan
jarak 3 km dan kembalinya perlu waktu 100
m/detik dengan panas sampai 27.500C sehingga
terjadi peledakan.

Mengapa perlu di proteksi

Datangnya tidak dapat dicegah /tiba-tiba


Sambaran langsung ke bangunan
Sambaran juga kepohon maupun tiang yang
berdekatan dengan gedung
Dapat terinduksi dalam sistem jaringan listrik
sehingga dapat merusakan peralatan listrik
maupun elektronik

Dasar Hukum
1. U. U. No. 13 tahun 2003 tentang KETENAGAKERJAAN.
2. U. U. No. 1 tahun 1970, Pasal 3 ayat 1 huruf o
(Mengamankan segala jenis bangunan), dan huruf q
(Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya).
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER. 02 / MEN / 1989
tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir
4. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
KEP. 75 / MEN / 2002 tentang Pemberlakuan Standar
Nasional Indonesia (SNI) No.SNI-04-0225-2000 mengenai
Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) di
Tempat Kerja

Ref
1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No Per 02/Men/1989
tentang instalasi penyalur petir
Berlaku untuk sistem proteksi eksternal / proteksi
bahaya sambaran langsung
2. SNI 04- 0225 2000 (PUIL 2000)
Sebagai rujukan untuk sistem proteksi internal/
proteksi bahaya sambaran tidak langsung

Instalasi penyalur petir yang tidak


memenuhi syarat dapat mengundang bahaya

PROTEKSI BAHAYA PETIR.


Sistem proteksi bahaya petir :
1.Sistem proteksi bahaya petir EKSTERNAL yaitu
yang berbentuk Instalasi Penyalur Petir untuk
mengamankan manusia dan bangunan beserta
isinya dari sambaran petir.
2.Sistem proteksi bahaya petir INTERNAL yaitu
suatu perlengkapan yang dipasang pada
instalasi listrik untuk mengamankan bahaya
kerusakan peralatan elektronik pada saluran
udara tegangan rendah akibat sambaran petir.

SISTEM PROTEKSI BAHAYA PETIR EKSTERNAL.


Instalasi Penyalur Petir harus memenuhi syarat :
1.Kemampuan perlindungan secara teknis;
2.Ketahanan mekanis;
3.Ketahanan terhadap korosi.

Tempat kerja yang perlu dipasang penyalur petir :


1.Bangunan terpencil / tinggi (menara, cerobong asap,
pemancar dll)
2.Bangunan menyimpan bahan mudah meledak atau
terbakar ( pabrik amunisi, bahan peledak ).
3.Bangunan untuk umum ( tempat ibadah, pasar, hotel,
stasiun, candi, sekolah )
4.Bangunan penyimpanan surat-surat berharga
(perpustakaan, museum, arsip sepanjang hidup )
5.Daerah terbuka ( padang golf, stadion olah raga).

INSTALASI
INSTALASI PENYALUR
PENYALUR PETIR
PETIR
PERMENAKER
PERMENAKER PER-02
PER-02 MEN/1989
MEN/1989
SISTEM FRANKLIN
BAGIAN BAGIAN PENTING
Sudut perlindungan
112 o

PENERIMA
(AIR TERMINAL)

HANTARAN
PENURUNAN
(DOWN CONDUCTOR)
HANTARAN PEMBUMIAN
(GROUNDING)

Resistan pembumian
mak 5 ohm

INSTALASI PENYELUR PETIR EKSTERNAL.


Instalasi penyalur petir eksternal terdiri dari beberapa
bagian yang tersambung secara elektrik antara satu
bagian dengan bagian lain yaitu :
1. PENERIMA
a. Penerima harus dipasang ditempat yang
diperkiraan dapat tersambar petir.
b. Penerima dapat dipergunakan dari bahan
logam yang tersambung secara elektrik
antara
lain :
a.Logam bulat panjang terbuat dari tembaga;
b.Hiasan atap, tiang-tiang, cerobongcerobong,papan reklame, antena, menara.

c.Atap-atap dari logam (atap seng atau aluminium).


d.Pilar beton bertulang yang dirancang sebagai penerima,
maka pilar beton harus dipasang menonjol diatas atap.
e.Daerah perlindungan jenis Franklin dan Sangkar
Faraday berbentuk runcing dengan sudut 112.

BEBERAPA CONTOH PENERIMA

2. PENGHANTAR PENURUNAN.
a.Penghantar penurunan harus dipasang sepanjang
sudut-sudut bangunan ketanah sehingga penghantar
penurunan merupakan suatu sangkar dari bangunan
yang akan dilindungi.
b.Jarak antara alat-alat pemegang penghantar
penurunan tidak boleh lebih gari 1,5 meter.
c. Bangunan didekat pohon yang dapat disambar petir,
harus dipasang penghantar penurunan.
d.Hantaran harus dilindungi kerusakan mekanik.
e.Suatu bangunan paling sedikit harus mempunyai 2
(dua) buah penghantar penurunan

f. Instalasi penyalur petir yang mempunyai lebih dari


satu penerima , dari penerima tersebut harus ada
paling sedikit 2 (dua) buah penghantar penurunan.
g.Luas penampang penghantar penurunan sekurangkurangnya 50 mm, atau setiap bentuk penampang
dapat dipakai dengan tebal serendah-rendahnya 2
mm.
h.Sebagai penghantar penurunan dapat digunakan
bagian-bagian dari atap, pilar-pilar, tulang-tulang baja,
dinding-dinding yang mempunyai masa logam yang
baik.

i. Khusus tulang-tulang baja dari kolom-kolom beton


ujungnya mencapai garis permukaan air dibawah
tanah sepanjang waktu.
j. Kolom beton bertulang baja sebagai penghantar
penurunan harus digunakan bagian luar.
k. Jarak minimum antara penghantar penurunan :
a.Bangunan tinggi < 25 m maksimum 20 meter.
b.Bangunan 26 m s/d 50 m maks.30m-(0,4xH)m.
c.Bangunan tingginya > 51 m maksimum 10 m.
l. Instalasi penyalur petir jenis ELEKTROSTATIS, jenis
penghantar dan pembumian dapat menggunakan
standar yang diakui.

Pentanahan Pada Tulang Baja

3. PEMBUMIAN.
1.Elektrode bumi harus dibuat dan dipasang sehingga
tahanan pembumian sekecil mungkin.
2.Elektrode bumi dapat dipergunakan :
a. Tulang baja lantai kamar dibawah permukaan
tanah atau tiang pancang konstruksi bangunan.
b.
Pipa logam galvanis ditanam dibumi tegak
lurus
dengan garis tengah minimum 1 ins.
c.
Batang baja / besi galvanis ins ditanam.
d.
Batang tembaga ins ditanam tegak lurus.
e.
Penghantar tembaga ditanam m s/d 1 m
keliling lingkar bangunan.

BEBERAPA CONTOH PEMBUMIAN.

f.Pelat logam galvanis ditanam tegak lurus.


g.Pelat tembaga ditanam tegak lurus.
h.Pita baja galvanis t= 4mm, l=25mm ditanam m s/d
1 m keliling bangunan
3.Panjang atau kedalaman elektrode bumi yang
dipasang tegak lurus tidak kurang dari 4 m, kecuali
elektrode bumi sekurang-kurangnya 2 meter terendam
air tanah dalam bumi.
4.Tulang baja lantai kamar didalam bumi atau paku
bumi berada minimum 1 m dibawah permukaan air
dalam bumi.
5.Elektrode bumi instalasi listrik boleh dihubungkan
secara konduktif dengan pembumian instalasi
penyalur petir dan pembumian arester. (3.2525)
6.Bangunan menyerupai menara ( menara air, masjid,
gereja, pemancar, antene, dll yang terbuat dari logam
dan dipasang pada pondasi, maka harus dibumikan
sekurang-kurangnya pada dua tempat menyusuri
keliling.

Bahan yang digunakan


Ground Rod Solid Bar

Ground Rod Combination

Sistem Proteksi Elektrostatis


Pemasangan instalasi penyalur petir jenis
Elektrostatic dan atau jenis lainnya, jenisjenis bahan untuk penghantar dan
pembumian dapat menggunakan bahan
sesuai dengan daftar pada lampiran II
Peraturan Menteri ini dan atau jenis lainnya
sesuai dengan standard yang diakui (Pasal
27)

SISTEM PENYALUR PETIR JENIS ELEKTROSTATIS

BEBERPA JENIS / TYPE ELEKTROSTATIS.


1. NEO FLASH.
( Indonesia )
2. HELITA.
( Indonesia )
3. PREVEKTRON.
( Indonesia )
4. CUREN.
( Indonesia )
5. THOMAS.
( Indonesia )
6. EF.
( Import )
7. GUARDIAN.
( Import )
8. L-300.
( Import )
9. Dan lain-lain.

BANGUNAN YANG MEMPUNYAI ANTENA.


1.Antena harus duhubungkan dengan instalasi
penyalur petir dengan menggunakan penyalur
tegangan lebih (arester), jika antena sudah
dibumikan secara sendiri maka tidak perlu
dipasang penyalur tegangan lebih.
2.Jika antena dipasang pada bangunan yang tidak
mempunyai instalasi penyalur petir, maka antena
harus dihubungkan kebumi melalui penhantar
penurunan tersendiri.

3.Pada bangunan yang mempunyai instalasi penyakur petir dan


antena maka pemasangan penyalur tegangan lebih pada
tempat tertinggi.
CEROBONG YANG LEBIH TINGGI 10 METER.
1.Pemasangan pada cerobong asap pabrik yang mempunyai
ketinggian lebih dari 10 m harus :
a.Adanya karat yang disebabkan gas/asap.
b.Banyaknya penghantar penurunan.
c.Kekuatan gaya mekanik.
d.Adanya korosi dan elaktrolisa.
2.Instalasi penyalur petir di cerobong tidak boleh dianggap dapat
melindungi bangunan disekitar.
3.Penerima harus menjulang tinggi > 50 cm.
4.Cicin penutup puncak cerobong dapat digunakan sebagai
penerima dan harus dilapisi timah untuk mencegah korosi

5.Instalasi penyalur petir untuk cerobong, sekurang-kurangnya


2(dua) buah penghantar penurunan dan disambung langsung
dengan penerima.
6.Cerobong asap dari logam yang berdiri sendiri dan
ditempatkan pada pondasi harus dihubungkan dengan tanah
yang memenuhi syarat pembumian.

PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN.


1.Setiap instalasi penyalur petir dan bagian-bagianya
harus dipelihara secara rutin.
2.Harus diperiksa dan diuji :
a.Sebelum penyerahan ke pemakai / pemilik.
b.Secara berkala setiap 2(dua) tahun sekali.
c.Setelah ada kerusakan sambaran petir.
d.Tahanan pembumian dari seluruh sistem
pembumian tidak boleh lebih dari 5(lima) Ohm.

PENETAPAN ANGKA INDEKS


(Lampiran 1 Per.02/men/1989)

Penetapan pemasangan Instalasi Penyalur Petir di


tempat kerja dengan memperhitungkan angka
indeks dibawah ini :

PENETAPAN ANGKA INDEK.


Penetapan pemasangan Instalasi Penualur Petir di tempat kerja dengan
memperhitungkan angka indeks dibawah ini :
A.MACAM STRUKTUR BANGUNAN.
No

Penggunaan dan Isi

Indeks A

Bangunan biasa yg tak perlu diamankan baik bangunan


maupun isinya

-10

Bangunan dan isi jarang dipergunakan seperti dangau


ditengah sawah, gudang, menara atau tiang metal.

Bangunan yang berisi peralatan sehari-hari atau tempat


tinggal orang seperti tempat tinggal rumah tangga, toko,
pabrik kecil, tenda atau stasiun kereta api.

Bangunan atau isinya cukup penting, seperti menara air,


tenda yang berisi cukup banyak orang tinggal, toko barang
berharga, kantor pabrik, gedung pemerintah, tiang atau
menara non metal.

Bangunan yang berisi banyak sekali orang, seperti bioskop,


masjid, gereja, sekolah, monumen sejarah yang penting.

Instalasi gas, minyak atau bensin, rumah sakit.

Bangunan yang mudah meledak.

15

B. KONSTRUKSI BANGUNAN.
No
1

Konstruksi Bangunan
Seluruh bangunan terbuat dari

Indeks
0

logam
Beton bertulang,rangka besi

atap logam
Beton bertulang kerangka besi

atap
bukan dari logam,
Bangunan kayu atap bukan

logam

F. PERKIRAAN BAHAYA.
No.A+B+C+D+E Perkiraan Bahaya
1.
<10
Diabaikan
2.
11
Kecil
3.
12
Sedang
4.
13
Agak besar
5.
14
Besar
6.
>14
Sangat besar

Pengamanan
Tidak perlu
Tidak perlu
Agak dianjurkan
Dianjurkan
Sangat dianjurkan
Sangat perlu

SISTEM PROTEKSI BAHAYA PETIR INTERNAL.


1.Proteksi instalasi listrik dari tegangan lebih yang
berasal dari penghantar saluran udara tegangan
rendah dan instalasi petir bangunan akibat
sambaran petir.
2.ARESTER yang dipasang pada saluran udara
tegangan rendah digunakan untuk membatasi
tegangan lebih dari sambaran petir. Arester terdiri
atas rangkaian seri celah proteksi tahanan tidak
linear dan elemen proteksi. Dengan pemasangan
arester maka tegangan lebih impuls akibat
sambaran petir secara aman akan disalurkan
kebumi.

PRINSIP DASAR DAN TIPIKAL ARESTER.

KARAKTERISTIK KERJA ARESTER.

PENEMPATAN ARESTER PADA SALURAN UDARA.


1.Arester sedapat mungkin dipasang pada titik
pencabangan dan pada ujung-ujung saluran yang
panjang, jarak antara arester yang satu dengan yang
lain tidak melebihi 1000 meter dan didaerah banyak
petir jaraknya tidak boleh lebih 500 meter.

2.Untuk kabel tanah arester dipasang di ujung.

3.Pada jaringan sistem TN ( PNP ).

4.Pada jaringan dengan sistem TT ( PP ).

5.Pada jaringan dengan sistem TT (PP), boleh arester


tidak terpasang, tetapi penghantar buminya harus
diisolasi.

6.Penempatan arester pada instalasi konsumen.

7.Penempatan arester sistem TN ( PNP ) 3 fase.

8.Penempatan arester sistem TT ( PP) 3 fase


dengan GPAS / ELCB / GFCI.

9.Jarak antara tiang atap listrik dan penyalur petir.

<1m

1m

Pembumian Arester
Untuk mendapatkan efek proteksi yang baik dari
arester, maka arester tersebut harus dibumikan
melalui penghantar pembumi yang sependekpendeknya, dan dengan resistans pembumian
sekecil mungkin.
CATATAN Elektrode bumi yang sudah ada, misalnya instalasi
penangkal petir dan jaringan pipa air minum dari logam yang
ditanam yang masih digunakan dan memenuhi syarat, dapat
dipakai untuk pembumian arester.

Arester Pada SUTR


Digunakan untuk membatasi tegangan lebih,
Pada prinsipnya terdiri atas rangkaian seri celah
proteksi, tahanan tidak linear dan elemen
proteksi (lihat Gambar 3.25-4).
Dengan pemasangan arester maka tegangan
lebih impuls akibat petir secara aman akan
disalurkan ke bumi.

Gambar 3.25-4 Prinsip dasar dan tipikal arester saluran


udara tegangan rendah

3.25.2.2 Penempatan arester pada instalasi


konsumen
Arester sedapat mungkin dipasang di dekat titik masuk
instalasi rumah dan sedapat mungkin ditempatkan
bersama di dalam PHB utama.
Arester harus dibumikan dengan penghantar pembumian
yang sependek mungkin dan pembumian arester harus
disatukan dengan pembumian instalasi listrik.
Penyatuan
pembumian
ini
dianjurkan
dengan
menggunakan ikatan penyama potensial (IPP) yang
dibumikan (lihat Gambar 3.25-6).
Arester harus dipasang di tempat yang tidak akan
menjadi elemen pemicu kebakaran.

Gambar 3.25-6 Penempatan arrester pada instalasi


konsumen

Penempatan Arrester

3.25.2.4 Proteksi saluran dan instalasi listrik pada


bangunan yang menggunakan instalasi penangkal petir

3.25.2.4.1 Instalasi listrik pada bangunan yang


menggunakan instalasi penangkal petir :
a) Harus dipasang pada jarak yang cukup jauh dari
instalasi penangkal petir tersebut, atau
b) Bila ketentuan pada butir 1) tersebut di atas tidak
dapat dipenuhi, instalasi listrik pada semua titik yang
berdekatan dengan instalasi penangkal petir harus
dihubungkan dengan instalasi penangkal petir melalui
celah proteksi (perhatikan juga peraturan instalasi
penangkal petir yang berlaku).
CATATAN Pada bangunan yang mempunyai instalasi penangkal
petir dan instalasi listrik terdapat bahaya loncatan muatan listrik
dari instalasi petir ke instalasi listrik.

3.25.2.4 Proteksi saluran dan instalasi listrik pada bangunan yang


menggunakan instalasi penangkal petir

3.25.2.4.2 Tiang atap saluran listrik tidak boleh


disambung secara konduktif dengan instalasi penangkal
petir. Jarak antara tiang atap dan instalasi penangkal petir
harus sekurangkurangnya 1 meter.

3.25.2.4 Proteksi saluran dan instalasi listrik pada bangunan


yang menggunakan instalasi
penangkal petir
Bila jarak 1 meter tersebut tidak dapat dicapai, maka
tiang atap harus dihubungkan dengan instalasi penangkal
petir melalui celah proteksi (lihat Gambar 3.25-12).
Dalam hal ini penghantar yang menghubungkan tiang
atap ke instalasi penangkal petir harus dilindungi
terhadap kerusakan mekanis. Sebagai contoh bentuk
celah proteksi tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.2513.
CATATAN Tindakan proteksi ini dilakukan untuk mencegah
kecelakaan akibat timbulnya tegangan yang meloncat ke bagian
lain dan untuk mencegah terjadinya kebakaran yang ditimbulkan
oleh busur api hubungan bumi.

Gambar 3.25-12 Tiang atap dihubungkan dengan


instalasi penangkal petir melalui arester celah proteksi

3.25.2.5 Hubungan antar pembumi


3.25.2.5.1 Pembumi instalasi penangkal petir dan
pembumi arester BOLEH dihubungkan secara konduktif
dengan pembumi instalasi listrik.
3.25.2.5.2 Bila dalam instalasi listrik tersebut terdapat
penghantar ikatan penyama potensial, maka penghantar
ikatan penyama potensial itu harus dihubungkan dengan
pembumi instalasi penangkal petir dan pembumi celah
proteksi.

saya bisa
pegang petir.

Gunadi asli
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai