Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Puji
syukur kami panjatkan atas kehadirat-Nya karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Keperawatan Gawat Darurat ini sebatas
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami berterima kasih kepada Ibu Ns. Vivi
Susanti S. Kep., M. Kepselaku dosen mata kuliah Pelayanan Primer yang telah memberikan tugas
ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan dan
pengetahuan kita mengenai Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Lansia. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa dalam pembuatan tugas makalah ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari
apa yang kami harapkan.
Namun demikian, kami menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena
itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sekiranya dapat penulis gunakan sebagai
masukan.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih. Semoga apa yang penulis lakukan dapat
bermanfaat.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................................ 22
B. Saran ...................................................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................. 23
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan atau tidak
terpenuhinyakebutuhan dasar manusia yang dapat mempengaruhi perubahan,
penyimpangan atau tidak berfungsinya secara optimal setiap unit yang terdapat dalam
sistem hayati tubuh manusia, baik secara individu, keluarga, ataupun masyarakat dan
ekosistem. Komunitas adalahsekelompok manusia yang saling berhubungan lebih sering
dibandingkan dengan manusialain yang berada diluarnya serta saling ketergantungan untuk
memenuhi keperluan barangdan jasa yang penting untuk menunjang kehidupan sehari-hari.
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling
berkaitandengan masalahmasalah lain diluar kesehatan sendiri. Demikian pula pemecahan
masalahkesehatan masalah, tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya sendiri, tapi harus
dilihat darisegi - segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah “ sehat sakit “ atau kesehatan
tersebut.Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling
berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang
sama(WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi
yang samadengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana
mereka tinggal,kelompok sosial yang mempunyaiinterest yang sama (Riyadi, 2007).
Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus
yangmerupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan
bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan
gunameningkatkan kesehatan, penyempumaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan
fisik,rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada
individu,keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat
secarakeseluruhan. Keperawatan kesehatan komunitas menurut ANA (1973) adalah suatu
sintesadari praktik kesehatan masyarakat yang dilakukan untuk meningkatkan dan
memeliharakesehatan masyarakat.Praktik keperawatan kesehatan komunitas ini bersifat
menyeluruh dengan tidak membatasi pelayanan yang diberikan kepada kelompok umur
tertentu, berkelanjutan danmelibatkan masyarakat. Dari beberapa pengertian diatas dapat
1
2
TINJAUAN PUSTAKA
5
6
konsep utama dari paradigma keperawatan yang terkait dengan keperawatan komunitas
adalah sebagai berikut:
1) Manusia: Merupakan suatu system terbuka, yang selalu mencari keseimbangan
dari harmoni dan merupakan satu kesatuan dari variabel-variabel fisiologis,
psikologis, sosiokultural, dan perkembangan spiritual.
2) Lingkungan: Meliputi semua factor internal dan eksternal atau pengaruh-
pengaruh dari sekitar atau system klien
3) Kesehatan Kemampuan komunitas mempertahankan keseimbangan terhadap
stresor yang ada dan mempertahankan keharmonisan antara bagian dan
subbagian keseluruhan komunitas. Model ini pun menjelaskan bahwa sehat
merupakan respons sistem terhadap stresor dilihat dalam satu lingkaran
konsentris core (inti) dengan tiga garis pertahanan, yaitu fleksibel, normal, dan
resisten, dengan lima variabel yang saling memengaruhi, yaitu fisiologi,
psikologi, sosiobudaya, spiritual dan perkembangan.
4) Keperawatan Model ini menjelaskan bahwa keperawatan memperhatikan
manusia secara utuh untuk mempertahankan semua variabel yang memengaruhi
respons klien terhadap stresor. Melalui penggunaan model keperawatan ini,
diharapkan dapat membantu individu, keluarga dan kelompok untuk mencapai
dan mempertahankan level maksimum dari total wellness. Perawat membantu
komunitas menjaga kestabilan dengan lingkungannya dengan melakukan
prevensi primer untuk garis pertahanan fleksibel, prevensi sekunder untuk garis
pertahanan normal, dan prevensi tersier untuk garis pertahanan resisten.
Pelayanan keperawatan juga disesuaikan dengan kondisi yang dialami
komunitasnya. Contoh, jika stresor ada di lingkungan klien, yaitu menembus
garis pertahanan fleksibel, maka yang dilakukan perawat adalah melakukan
prevensi primer (tingkat pencegahan primer), seperti mengkaji faktor-faktor
risiko, memberi pendidikan kesehatan atau membantu klien sesuai dengan
kebutuhannya. Jika stresor telah menembus garis pertahanan normal, maka
yang dilakukan perawat adalah melakukan prevensi sekunder, seperti
melakukan deteksi dini, menentukan sifat dari proses penyakit dan memberikan
pelayanan keperawatan segera. Jika stresor telah mengganggu garis pertahanan
7
resisten, maka upaya prevensi tersier dapat dilakukan oleh perawat untuk
membatasi atau mengurangi efek dari proses penyakitnya atau mengoptimalkan
potensi komunitas sebagai sumber rehabilitasi. Aplikasi model neuran pada
komunitas.
Sesuai dengan Neuman, kelolmpok/komunitas dilihat sebagai klien yang
dipengaruhi oleh dua factor utama yaitu komunitas yang merupakan klien dan
penggunaan proses keperawatan sebagai pendekatan yang terdiri dari lima
tahapan: pengkajian, penegakan diagnosa kepererawatan, perencanaan.
implementasi, dan evaluasi
C. Lansia
Menurut World Health Organization (WHO), lanjut usia adalah seseorang yang telah
memasuki usia 60 keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah
memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia
ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan.
Lanjut Usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak secara tiba-tiba
menjadi tua. Hal ini normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat
diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap
perkembangan kronologis tertentu. Dimasa ini lansia akan mengalami keunduran fisik
secara bertahap (Azizah, 2011:1).
d) Teori rantai silang (cross link theory) Teori ini menjelaskan bahwa lemak,
protein, karbohidrat, dan asam nukleat (molekul kolagen) yang bereaksi
dengan zat kimia dan radiasi, mengubah fungsi jaringan. Hal tersebut
menyebabkan adanya perubahan pada membrane plasma yang
mengakibatkan terjadinya jaringan yang kaku, 11 kurang elastis, dan
hilangnya fungsi pada proses menua (Nugroho, 2006 dikutip Ratnawati,
2018).
e) Teori fisiologis Teori ini terdiri atas teori oksidasi stress dan teori dipakaiaus
(wear and tear theory), di mana terjadinya kelebihan usaha pada stress
menyebabkan sel tubuh lelah terpakai (Nugrogo, 2006 dikutip Ratnawati,
2018).
3) Teori Sosiologis
a. Teori interaksi sosial Kemampuan lansia dalam mempertahankan interaksi
sosial merupakan kunci mempertahankan status sosialnya. Teori ini
menjelaskan mengapa lansia bertindak pada situasi tertentu. Pokok-pokok
social exchange theory menurut Nugroho (2006) dikutip Ratnawati (2017)
antara lain:
- Masyarakat terdiri atas aktor sosial yang berupaya mencapai tujuannya
masing-masing.
- Dalam upaya tersebut, terjadi interaksi sosial yang memerlukan biaya
dan waktu.
- Untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai, seorang aktor
mengeluarkan biaya.
b. Teori aktivitas atau kegiatan Menurut Nugroho (2006) dikutip Ratnawati
(2017), teori ini menyatakan bahwa lanjut usia yang sukses adalah mereka
yang aktif dan banyak ikut serta dalam kegiatan sosial. Para lansia 12 akan
merasakan kepuasan bila dapat melakukan aktivitas dan mempertahankan
aktivitas tersebut selama mungkin. Padahal secara alamiah mereka akan
mengalami penurunan jumlah kekuatan secara langsung.
c. Teori kepribadian berlanjut (continuity theory) Teori ini menjelaskan
bahwa perubahan yang terjadi pada seorang lansia sangat dipengaruhi oleh
10
memproduksi pigmen, kuku jari tangan dan kaki menjadi tebal serta rapuh. Pada
wanita usia lebih dari 60 tahun, rambut wajah meningkat, rambut menipis,
warna rambut kelabu, serta kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya.
Fungsi kulit sebagai proteksi sudah menurun.
c. Sistem muscular
Kecepatan dan kekuatan kontraksi otot skeletal berkurang, pengecilan otot
akibat menurunnya serabut otot, namun pada otot polos tidak begitu
terpengaruh.
d. Sistem kardiovaskuler
Massa jantung bertambah, ventrikel kiri mengalami hipertrofi dan kemampuan
peregangan jantung berkurang karena perubahan pada jaringan ikat dan
penumpukan lipofusin dan klasifikasi SA note dan jaringan konduksi berubah
menjadi 16 jaringan ikat. Konsumsi oksigen pada tingkat maksimal berkurang,
sehingga kapasitas paru menurun. Latihan berguna untuk meningkatkan
maksimum, mengurangi tekanan darah, dan berat badan.
e. Sistem perkemihan
Ginjal mengecil, nefron menjadi atrofi, aliran darah ke ginjal menurun sampai
50%, filtrasi glomelurus menurun sampai 50%, fungsi tubulus berkurang
akibatnya kurang mampu memekatkan urine, BJ urine menurun, proteinuria,
BUN meningkat, ambang ginjal terhadap glukosa meningkat, kapasitas
kandung kemih menurun 200 ml karena otot-otot yang melemah, frekuensi
berkemih meningkat, kandung kemih sulit dikosongkan pada pria akibat retensi
urine meningkat. Pembesaran prostat (75% usia di atas 65 tahun),
bertambahnya aliran darah renal, berkurangnya osmolalitas urine clearance,
berat ginjal menurun 30-50%, jumlah neufron menurun, dan kemampuan
memekatkan atau mengencerkan urine oleh ginjal menurun.
f. Sistem pernafasan
Otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku, menurunnya
aktivitas silia, berkurangnya elastisitas paru, alveoli ukurannya melebar dari
biasanya, jumlah alveoli berkurang, oksigen arteri menurun menjadi 75 mmHg,
12
3) Perubahan Psikososial
a. Pensiun Perubahan psikososial yang dialami lansia erat kaitannya dengan
keterbatasan produktivitas kerjanya. Oleh karena itu, seorang lansia yang
memasuki masa-masa pensiun akan mengalami kehilangan sebagai berikut:
a) Kehilangan finansial (pendapatan berkurang).
b) Kehilangan status atau jabatan pada posisi tertentu ketika masih bekerja
dulu.
c) Kehilangan kegiatan atau aktivitas.
14
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian adalah sebuah proses untuk mengenal dan mengidentifikasi faktor-
faktor (baik positif dan negative) pada usia lanjut, baik secara individu maupun kelompok,
yang bermanfaat untuk mengetahui masalah dan kebutuhan usia lanjut, serta untuk
mengembangkan strategi promosi kesehatan (Azizah, 2012). Pengkajian keperawatan pada
lansia merupakan proses kompleks dan menantang yang harus mempertimbangkan
kebutuhan lansia melalui pengkajian-pengkajian untuk menjamin pendekatan lansia
spesifik, antara lain :
1) Identitas
Studi kasus ini dilakukan pada Tn. L.A berumur 75 tahun jenis kelamin laki-laki, suku
Rote, Agama Kristen protestan, Pendidikan perguruan tinggi, Status perkawinan
Menikah, tanggal masuk panti 7 agustus 2015, alasan pasien masuk panti karena tidak
ada yang mengurusnya Saat dikaji didapatkan pasien dengan diagnosa Demensia
sedang.
2) Riwayat keluarga
Istri dari Tn. L.A masih hidup, istrinya sehat, berumur 73 tahun, bekerja sebagai IRT.
Pasangan Tn. L.A memiliki 1 orang anak laki-laki bernama Tofri, anaknya tidak tinggal
bersama karena sudah berkeluarga dan istri Tn L.A tinggal bersama anaknya.
3) Riwayat pekerjaan
Tn. L.A mengatakan dahulu bekerja sebagai PNS, Status pekerjaan saat ini: pensiunan
PNS dan tinggal di panti jompo, Sumber pendapatan dan kecukupan terhadap
kebutuhan saat ini: kebutuhan di tanggung oleh Panti Werda Budi Agung Kupang.
4) Riwayat lingkungan hidup
Tipe tempat tinggal Permanen, Jumlah kamar 3 kamar, 3 kamar mandi, jumlah yang
jumlah orang yang tinggal dalam rumah 6 orang
5) Riwayat rekreasi
15
16
16
17
17
18
18
19
C. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan hasil analisa data maka dapat ditegakkan diagnosa keperawatan, kerusakan
memori (00131), dan difisit Perawtan diri mandi (00108).
D. Intervensi Keperawatan
Adapun perencanaan dari Diagnosa keperawatan kerusakan memori yang dapat ditegakkan
1. Diagnosa 1 dengan kode 00131, Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24
jam kesadaran klien terhadap identitas personal, waktu dan tempat meningkat atau baik
dengan indikator/ kriteria hasil: NOC: Mengenal kapan klien lahir, Mengenal orang
atau hal penting, Mengenal hari bulan tahun dengan benar, Klien mampu
memperhatikan dan mendengarkan dengan baik, Klien dapat menjawab pertanyaan
dengan tepat, Klien mengenal identitas diri dengan baik, Klien mengenal identitas
orang disekitar dengan tepat. NIC:
1) Mengenal kapan klien lahir , Mengenal orang atau hal penting.
2) Mengenal hari bulan tahun dengan benar.
3) Klien mampu memperhatikan dan mendengarkan dengan baik.
4) Klien dapat menjawab pertanyaan dengan tepat.
5) Klien mengenal identitas diri dengan baik,
6) Klien mengenal identitas orang disekitar dengan tepat.
2. Diagnosa 2 defisit perawatan diri mandi, dengan kriteria hasil :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada lansia dengan defisit perwatan diri selama
3 X 24 jam, diharapkan pasien dapat meningkatkn perawatan diri selama dalam
perawatan, dengan kriteria hasil: NOC: Mengambil alat/ bahan mandi, Mandi di bak
mandi, Mandi dengan bersiram dan menggunakan sabun, Mencuci badan bagian atas
dan bawah, Mengeringkan badan menggunakan handuk. NIC: mandikan pasien dengan
tepat, bantu pasien menyiapkan handuk, sabun dan sampho di kamar mandi, dorong
pasien untuk mandi sendiri, berikan bantuansampai pasien benar- benar mampu
merawat dirinya secara mandiri., sediakan lingkungan yg teraupetik dengan
memastikan kehangatan, suasana rileks dan nyaman serta menjaga privasi pasien
E. Implementasi keperawatan
19
20
Untuk diagnosa 1 dilakukan pada tanggal 27 mei jam 09.00 mengenali nama hari (senin
sampai sabtu), tanggal, tempat waktu dan memperkenalkan orang (nama) memperkenalkan
nama kita sendiri, setiap hari menanyakan nama apakah masih ingat atau tidak. Mengenali
nama tempat (kenanga), mennyayakan peristiwa yang telah terjadi( pagi tadi telah
melakukan apa).
Untuk diagnosa 2 dilakukan pada tanggal 27 mei 2019 jam 08.15 mandikan pasien dengan
tepat, bantu pasien menyiapkan handuk, sabun dan sampho di kamar mandi, dorong pasien
untuk mandi sendiri, berikan bantuan sampai pasien benar- benar mampu merawat dirinya
secara mandiri. sediakan lingkungan yg teraupetik dengan memastikan kehangatan,
suasana rileks dan nyaman serta menjaga privasi pasien.
Untuk diagnosa 1 dilakukan pada tanggal 28 mei 2019 jam 09.00 mengenali nama hari
(senin sampai sabtu), tanggal, tempat waktu dan memperkenalkan orang (nama)
memperkenalkan nama kita sendiri, setiap hari menanyakan nama apakah masih ingat atau
tidak. Mengenali nama tempat (kenanga), mennyayakan peristiwa yang telah terjadi( pagi
tadi telah melakukan apa).
Untuk diagnosaa 2 dilakukan pada tanggal 28 mei 2019 jam 08.menayakan pasien apakah
sudah mandi, bantu pasien menyiapkan handuk, sabun dan sampho di kamar mandi, dorong
pasien untuk mandi sendiri, berikan bantuan sampai pasien benar- benar mampu merawat
dirinya secaramandiri. sediakan lingkungan yg teraupetik dengan memastikan kehangatan,
suasana rileks dan nyaman serta menjaga privasi pasien.
Untuk diagnosa 1 dilakukan pada tanggal 29 mei 2019 jam 10.00 Untuk mengenali nama
hari (senin sampai sabtu), tanggal, tempat waktu dan memperkenalkan orang (nama)
memperkenalkan nama kita sendiri, setiap hari menanyakan nama apakah masih ingat atau
tidak. Mengenali nama tempat
(kenanga), mennyayakan peristiwa yang telah terjadi( pagi tadi telah melakukan apa).
Untuk diagnosaa 2 dilakukan pada tanggal 29 mei 2019 08.15 mandikan pasien dengan
tepat, bantu pasien menyiapkan handuk, sabun dan sampho di kamar mandi, dorong pasien
untuk mandi sendiri, berikan bantuan sampai pasien benar- benar mampu merawat dirinya
secaramandiri. sediakan lingkungan yg teraupetik dengan memastikan kehangatan, suasana
rileks dan nyaman serta menjaga privasi pasien.
F. Evaluasi
20
21
Pada hari kamis tanggal 30 mei 2019 jam 9.3 diagnosa 1: S: pasien mengatakan hari kamis,
tanggal tidak tau, jam 09.00, tahun tidak tau, nama lupa, menyebutkan nama tempat wisma
kenanga, teman wisma lupa nama O: pada saat dikaji ditanya jam dapat menjawab yaitu
jam 9, hari juga dapat menjawab hari kamis, tanggal tidak tau, tahun tidak tau menanyakan
kembali nama perawat Tn. L.A mengatakan lupa, nama teman sewisma pun ingat satu
orang saja yaitu opa obe A: masalah teratasi sebagain. P : intervensi di lanjutkan.
Untuk diagnosa 2 S: pasien mengatakan sudah mandi pada pagi hari. O: pasien tampak
segar, rambut kotor, kepala bau, dan pengasuh mengatakan Tn. L.A sudah mandi tetati
tidak keramas rambuti, Karena untuk kesadaran mandi sendiri tidak ada, harus dijaga untuk
proses mandi. A: masalah masalah teratasi sebagian P: intervensi dilanjutkan.
21
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunitas sebagi suatu kelompok sosial yang di tentuakn oleh batas-batas wilayah, nilai-
nilai keyakinan dan minat yang sama, serta ada rasa saling mengenal dan interaksi anggota
masyarakat yang satu dengan yang lainya. (WHO 1974) Keperawatan Komunitas adalah
pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan pada masyarakat dengan penekanan
kelompok risiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan rehabilitasi dengan menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagi mitra
dalam perencanaan. pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan (CHN, 1977).
B. Saran
Diharapkan Mahasiswa lebih meningkatkan kemampuan dan menambah bekal tentang
konsep keperawatan komunitas, sehinggaterdapat optimalisasi kinerja dalam melakukan
praktek klinik keperawatan komunitas. Mahasiswa diharapkan mempunyai konsep yang
lebih tentang pengorganisasian masyarakat dengan berbagai alternatif pendekatan sehingga
akan lebih mempermudah pelaksanaan praktek klinik di masyarakat.
22
DAFTAR PUSTAKA