NPM : 144012459
Prodi : D3 Keperawatan Kelas Karyawan
M. Kuliah : Kep. Maternitas
Tujuan : Keseimbangan antara kehilangan panas dan produksi panas tubuh pada neonatus dalam
mempertahankan lingkungan suhu netral dan meminimalkan pengeluaran energi.
Mekanisme
Etiologi
3. Hipotermia
Kondisi yang berkaitan dengan hipotermia
• Lingkungan dingin
• Asuhan neonatus yang tidak benar segera setelah kelahiran
-Pengeringan tidak memadai
-Baju yang tidak memadai
-Pemisahan dari ibu
-Prosedur pemanasan yang tidak memadai (sebelum dan selama
transport/pemindahan)
• Bayi sakit dan stres
4. Hipertermia
Kondisi yang berkaitan dengan hipertermia:
• Suhu lingkungan tinggi
• Dehidrasi
• Perdarahan intrakranial
• Infeksi
Tanda dan Gejala
. Hipotermia
Pengukuran suhu neonatus mungkin tidak dapat mendeteksi
perubahan dini dari stres dingin.
karena neonatus pada awalnya menggunakan simpanan energi untuk
mempertahankan suhu
tubuhnya (suhu sentral). Tanda awal yang mungkin ditemui adaiah:
• Kaki teraba dingin
• Kemampuan mengisap yang lemah atau tidak dapat menyusui
• Letargi dan menangis lemah
• Perubahan warna kulit dari pucat dan sianosis menjadi kutis
marmorata atau pletora
• Takipnea dan takikardia
• Tanda lanjut yang mungkin ditemui ketika hipotermia berlanjut:
-Letargi
-Apnea dan bradikardia
-Terdapat risiko tinggi untuk terjadinya hipoglikemia, asidosis
metabolik. sesak napas, faktor pembekuan abnormal (DIC,
perdarahan intraventrikel, perdarahan pulmonum)
2. Hipertermia
• Kulit hangat yang mungkin terlihat kemerahan atau merah muda
pada awalnya dan kemudian pucat
• Ketidakmampuan neonatus untuk berkeringat dapat merupakan
bagian besar dari masalah yang terjadi
• Pola yang serupa dengan hipotermia mungkin terjadi pada saat
masalah berlanjut: termasuk peningkatan laju metabolik, iritabel,
takikardia, dan takipnea
• Dehidrasi, perdarahan intrakranial, heat stroke, dan kematian
Tatalaksana
1. Pengendalian suhu
Di ruang bersalin:
• Memberikan lingkungan hangat yang bebas dari aliran udara
• Keringkan neonatus segera
• Kontak kulit ibu-bayi segera akan berperan sebagai sumber panas.
Seilmuti ibu dan bayinya
sekaligus atau tutupi dengan kain/baju.
• Tutup kepala neonatus dengan topi
Pemakaian radiant warmer jika tidak mungkin melakukan kontak
kulit dengan kulit (ibu mengalami komplikasi pascanatal)
• Neonatus tidak berpakaian kecuali popok dan diletakkan tepat di
bawah penghangat/radiant warmer
• Probe suhu tubuh harus diletakkan mendatar pada kulit, biasanya
pada abdomen (daerah hipokondrium kanan)
• Suhu servo harus diset pada 36,5°C
• Suhu harus diukur setiap 30 menit atau atas instruksi dokter untuk
menilai bahwa suhu tubuh neonatus dipertahankan dalam kisaran
yang seharusnya
2. Selama perawatan dalam inkubator. penting untuk mengikuti
prosedur ini:
• Memastikan bahwa semua pihak yang terlibat dalam asuhan
neonatus dapat menggunakan inkubator dengan benar. memantau
suhu tubuh neonatus, dan menyesuaikan suhu inkubator
untuk mempertahankan lingkungan suhu netral
• Inkubator memerlukan pasokan listrik yang tidak terputus. staf
terlatih untuk pemeliharaan/ perbaikan, tersedianya suku cadang
untuk perbaikan
• Jauhkan inkubator dari jendela tanpa penutup. Suhu ruang bayi
harus memadai dan membuka/menutup inkubator harus
diminimalkan
• Ketika neonatus memerlukan perawatan dalam inkubator penting
untuk mendukung ibudan ayah bayi untuk mengunjungi dan menggendong bayinya
sesering mungkin dengan memanfaatkan kontak kulit dengan kulit
agar suhunya stabil.
• Suhu bayi harus dipantau setiap 4 jam atau sesuai instruksi dokter
untuk mempertahankan suhu tubuh 36,5°C-37,5°C
• Lubang jendela inkubator sedapat mungkin harus digunakan selama
asuhan neonatus dan tidak sering membuka pintu inkubator yang
lebih besar
Pengukuran Suhu
1. Suhu aksila
• Keuntungannya mencakup penurunan risiko neonatus, kebersihan terjaga. dan pengukurannya
relatif cepat serta akurat
• Letakkan termometer di tengah aksila dengan lengan ditempelkan secara lembut tetapi kuat
pada sisi tubuh bayi selama sekitar 5 menit
• Kulit pada lokasi ini tidak bereaksi terhadap suhu rendah dengan vasokonstriksi
• Meskipun suhu sedikit lebih rendah daripada suhu sentral tubuh sesungguhnya, perubahannya
akan sama dengan suhu tubuh
2. Suhu rektum
• Pengukuran suhu tubuh dari rektum merupakan prosedur invasif dan tidak selalu dapat
diandalkan
• Suhu darah yang mengalir dari ekstremitas bawah mempengaruhi suhu rektum
• Jika terdapat vasokonstriksi perifer dan neonatus memusatkan sirkulasinya, darah yang dingin
dari ke dua tungkai akan secara bermakna menurunkan suhu rektum yang diukur Suhu
lingkungan
• Setiap kamar harus memiliki termometer dinding
• Jaga suhu lingkungan kamar antara 24-26°C
3. Prosedur/ langkah-langkah
1. Persiapan alat :
- Status bayi
- Spuit 1 cc
- Tempat sampah suntik
- Obat suntikan viamin K injeksi
- Alkohol / kapas DTT
2. Persiapan pasien :
- Orang tua dan keluarga bayi diberitahu maksud dan tujuan diberikan injeksi vitamin K
- Orang tua / keluarga diberi penjelasan tentang langkah- langkah tindakan yang
akan dilakukan
Langkah-langkah :
Persiapan Alat-alat
1. Meja mandi khusus
2. Handuk mandi
3. Sabun mandi khusus bayi
4. Perlengkapan pakaian bayi
5. Sisir rambut bayi
6. Kain besar / handuk untuk alas
7. Waslap 2 buah
8. Kapas lembab pada tempatnya
9. Kapas rebus untuk mata (kapas DTT)
10. Kasa steril dalam tempatnya
11. Alkohol 70%
12. Ember tertutup untuk pakaian kotor
13. Tempat sampah
14. Baskom berisi air hangat
15. Bak Mandi Bayi berisi air hangat
16. Skort
17. Sarung tangan
Pelaksanaan
1. Tutup pintu dan jendela kemudian matikan pendingin ruangan
2. Pakai skort
3. Cuci tangan
4. Siapkan peralatan mandi, bentangkan handuk di atas meja
5. Atur pakaian ganti untuk bayi sedekat mungkin
6. Bayi diangkat dengan perasat garpu, letakkan diatas meja mandi
7. Bersihkan mata dengan kapas DTT dari ujung mata ke pangkal hidung
8. Bersihkan mulut dengan kassa yang dibasahi air matang hangat
9. Tanggalkan pakaian bayi
10. Bersihkan daerah pantat dari sisa faeces
11. Sangga kepala bayi dengan tangan kiri, bersihkan daerah muka dengan waslap lembab
tanpa sabun 12. Perciki tubuh bayi dengan air hangat, lakukan penyabunan dengan urutan
: kepala, telinga, leher, dada, perut, lengan, ketiak, punggung, pantat dan kaki. terakhir
genetital
12. Angkat sisa sabun dengan waslap
13. masukkan bayi kedalam bak mandi dengan perasat garpu. Perhatikan telinga bayi saat
membilas
14. keringkan bayi dengan handuk lembut
15. Perhatikan kelainan-kelainan pada bayi
16. Letakkan bayi pada pakaian yang sudah disiapkan
17. Memelihara pusar, menutup dengan kassa steril
18. Mengenakan popok dan pakaian bayi
19. Menyisir rambut
20. letakkan bayi pada posisi semula
21. Bereskan dan kembalikan alat-alat pada tempatnya
22. Dokumentasikan hasil dan kelainan-kelainan pada status bayi
23. Lepas skort
24. Cuci tangan