Anda di halaman 1dari 11

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN

MENGENAI FAKTOR RISIKO DIABETES


MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH CIPAYUNG
RW 8 JAKARTA TIMUR

Kelompok 2 kelas karyawan :

1. Anita Agustina

2. Agita Dewi

3. Dini Dwi Septiani

4. Hestiyani

5. Silvia malik
Judul KTI, Nama Penulis dan Abstraknya

a. Judul KTI :
Gambaran tingkat pengetahuan mengenai faktor
resiko Diaabetes Mellitus Tipe 2 di wilayah
cipayung RW 08 Jakarta Timur

b. Nama Penulis :
Irwanda, Cipayung, 12 Agustus 2020

.
Abstrak
Penyakit DM merupakan salah satu ancaman yang serius bagi pembangunan kesehatan dan
pertumbuhan ekonomi nasional, karena itu pengendaliannya perlu dilakukan dengan sungguh-
sungguh, secara komprehensif dan terintegrasi dengan memberikan perhatian tentang
pengetahuan mengenai faktor risiko diabetes melitus tipe 2. Pengetahuan adalah apa yang
diketahui oleh manusia atau hasil pekerjaan manusia menjadi tahu, dan pengetahuan ini
merupakan bagian penting dari terbentuknya perilaku seseorang. Pengetahuan merupakan segala
sesuatu yang diketahui berdasarkan pengalaman manusia itu sendiri dan pengetahuan akan
bertambah sesuai dengan proses pengalaman yang dialaminya. Dalam penelitian ini di dapatkan
hasil tentang tingkat pengetahuan mengenai faktor risiko diabetes melitus tipe 2 dengan hasil
pengetahuan pada kategori (baik) sebanyak 28 reesponden atau (39,4%) dan dengan kategori
(cukup) sebanyak 35 responden atau (49,4) dan tingkat pengetahuan dengan kategori (kurang)
sebanyak 8 responden atau (11,3%). Dalam data demografi usia terbanyak responden adalah 18-
25 tahun sebanyak 38 responden atau (53,5%) pada tabel jeni kelamin di dapatkan hasil
terbanyak adalah perempuan dengan 41 responden atau (57,7) pada pendidikan terakhir
didapatkan data pendidikan terakhir reponden paling banyak adalah SMA dengan 61 responden
Jenis Penelitian
Jenisnya deskriptif.
metode riset yang digunakan untuk memperjelas gejala sosial melalui berbagai variabel
penelitian yang saling berkaitan antara satu dengan lainnya. Kegiatan penelitian yang
dilakukan untuk proses pengujian dan penulisan hasilnya baru dilakukan setelah terjun
langsung di lapangan
 

Pada Penelitian Menggunakan Desain


penelitian deskriptif menurut Sugiyono (2013:3) penelitian deskriptif adalah penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui nilai variable mandiri, baik satu variable atau lebih
(independen) tanpa membuat perbandingan antara variable satu dengan yang lainya.
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan gambaran tingkat pengetahuan mengenai
faktor risiko diabetes mellitus di wilayah cipayung RW 8 Jakarta timur
Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tingkat
pengetahuan masyarakat mengenai risiko Diabetes mellitus tipe 2 di
Wilayah Cipayung Jakarta Timur
 
2. Tujuan khsusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
a) Untuk mengetahui persentase faktor demografi terhadap faktor
risiko diabetes mellitus
b) Untuk mengetahui persentase gambaran pengetahuan mengenai
faktor risiko diabetes melitus tipe 2
 
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan yang akan di
kaji lebih lanjut dalam penelitian ini adalah “Gambaran Tingkat
pengetahuan masyarakat tentang risiko diabetes tipe 2 di Wilayah
Cipayung RW 8 Jakarta Timur”

 Manfaat Penelitian
a. Bagi masyarakat
Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai penyakit diabetes
melitus terutama pada DM tipe 2
b. Bagi institusi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi kepustakaan
untuk menambah ilmu pengetahuan tentang gambaran tingkat
pengetahuan mengenai faktor risiko diabetes mellitus tipe 2.
c. Bagi penulis
Untuk menambah pengalaman dan pengetahuan mengenai teori-teori
tentang gambaran faktor resiko diabetes mellitus.
Instrumen yang digunakan
Instrumen yang digunakan bentuk kuesioner. Kuesioner yang digunakan
diisi oleh responden yang berada pada wilayah Cipayung Jakarta Timur.
Kuesioner yang telah di kembangkan dan sudah digunakan untuk
meneliti oleh Paulus (2012) dengan judul “Gambaran Tingkat
Pengetahuan Mengenai Faktor Risiko Diabetes Melitus Pada Mahasiswa
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia”. Kuesioner yang dibuat
dengan bahasa yang singkat dan tidak menyinggung perasaan, jelas,
mudah di pahami. Jenis pertanyaan dibagi menjadi dua bagian. Bagian
pertama berisi pertanyaan yang berkaitan dengan data responden.
Bagian kedua berisi pertanyaan yang berkaitan dengan faktor risiko
diabetes melitus yang terdiri dari pertanyaan positif dan negatif.
Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel

Dalam penelitian menggunakan teknik “sampling aksidental” yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel. Jumlah
sempel dalam penelitian ini yang sudah disepakati adalah sebanyak 71 .

Berapa sampel yang di dapat

Populasi merupakan metode untuk pengambilan data secara keseluruhan subjek yang akan di teliti (Notoatmodjo,
2010). Populasi pada penelitian ini adalah 250 masyarakat pada wilayah Cipayung RW 8Kecamatan Cipayung
Jakarta Timur
Hasil penelitian dari KTI

Dari penenelitian tingkat pengetahuan mengenai faktor risiko diabetes melitus


tipe 2 didapatkan hasil tingkat pengetahuan paling banyak pada (cukup) dengan
sebanyak 35 responden atau (49,3%) dan pada kategori (baik) sebanyak 28
responden atau (39,4%) dan di kategori kurang 8 responden atau (11,3%), dalam
data demografi usia terbanyak responden adalah 18-25 tahun sebanyak 38
responden atau (53,5%) pada tabel jeni kelamin di dapatkan hasil terbanyak
adalah perempuan dengan 41 responden atau (57,7) pada pendidikan terakhir
didapatkan data pendidikan terakhir reponden paling banyak adalah SMA dengan
61 responden atau (85,9%) pada pekerjaan didapatkan hasil terbanyak pegawai
swasta dengan 23 responden atau (32,4%).

Keterbatasan Penelitian Dari Jurnal

Penelitian yang dilakukan oleh Nina Rahmadiliyani dan Abi Muhlisin (2008)
mengenai pengetahuan tentang penyakit dan komplikasi DM di Puskesmas Gatak
Sukoharjo menunjukan tingkat pengetahuan pasien DM tentang penyakit

DM masih cukup banyak yang kurang, dimana yang memiliki pengetahuan

yang baik 9,5%, pengetahuan sedang 47,6%, dan tingkat pengetahuan kurang 42,9%

dan pasien dengan kadar glukosa darah terkendali baik terdapat 7,1%, terkendali sedang

52,4 %, dan terkendali kurang 40,5%.


Thank you

Anda mungkin juga menyukai