Anda di halaman 1dari 26

Penyakit

Menular Seksual

Resi Putri Naulia


INFEKSI VAGINA

• Infeksi vagina yg disebabkan jamur


Vaginitis
Candida candida albicans

• Infeksi vagina yg disebabkan


Vaginitis
Trichomonas protozoa trichomonas

• Infeksi vagina yg disebabkan


Vaginitis
Bakterial Gardnerella vaginalis
Karakteristik dan Penatalaksanaan
TIPE VAGINITIS ERITEMA DAN GATAL RABAS PENGOBATAN/TERAPI
LAIN
Vaginitis Candida Vulva, labia, perineum,paha Ringan sampai sedang Tablet atau krim
ringan sampai berat putih keruh pH<5,0 antijamur untuk vagina
(misal, mikostatin,
mikonazol, kotrimazol)
Vaginitis Gatal berat pada vulva, Berlendir berbusa Metronidazol (flagyl)
Trichomonas eritami petekie pada serviks kuning kehijauan per orall *(obati
dan vagina pH>5,0 pasangan seksual)
Vaginitis Bakterial Ringan sampai sedang Ringan sampai sedang Metronidazol per oral
homogen abu-abu, (obati pasangan seksual)
berbau pH>5,0 atau gel vagina
clindamycin vaginal
cream
Pendidikan Klien
Pencegahan Vaginitis
Kebersihan Pribadi
 Basuh labia dan vulva dg sabun lembut (bukan sabun
antiseptik) setiap hari
 Keringkan genitalia eksternal dan perineum secara
menyeluruh
 Bersihkan dari arah depan ke belakang setelah berkemih
dan defekasi
 Gunakan celana dalam dari bahan katun, hindari pakaian yg
terlalu ketat di area genital.
Pendidikan Klien
Pencegahan Vaginitis

Perilaku seksual
 Setia dengan satu pasangan (suami istri)
 Tanya dan periksa adanya gejala lesi penis, disuria yg
dimiliki pasangan; hindari hubungan seksual atau gunakan
kondom jika gejala positif
 Kenali pasangan seksual (riw menderita PMS atau infeksi
genital, memiliki kontak seksual dg org lain)
 Hindari hub seksual jika merasa ada rasa gatal, lesi atau nyeri
 Hindari kontak oral-genital
 Hindari penetrasi anal-vaginal
Pendidikan Klien
Pencegahan Vaginitis

Status kesehatan umum


 Makan makanan seimbang, bernutrisi, hindari makanan yg
kurang sehat
 Lakukan olah raga secara teratur
 Tidur yg cukup (6-8jam per malam)
 Kenali sumber stres  temukan metode mengurang
stress relaksasi progresfi, yoga
Human Papillomavirus

 Kondiloma (kutil kelamin) merupakan lesi kulit


yang ditularkan melalui hubungan seksual yang
disebabkan oleh human papilomavirus (HPV)
HPV Infection

Female Male Both

Perianal, anal,
Vulva, vagina, Urethra, penis,
oropharyngeal
cervix scrotum
infections
Faktor Risiko HPV
 Usiamuda
 Pasangan seksual multipel
 Kegagalan penggunaan kondom
Gejala
 Lesi berupa benjolan yang dapat berukuran besar,
berkelompok seperti kembang kol atau berupa benjolan
kecil, tunggal, berkelompok dekat atau tersebar luas
 Kondiloma biasanya multipel meskipun dapat terjadi
lesi tunggal dan biasanya ditemukan pada vulva,
vagina, serviks dan rektum
Diagnosis dan terapi
 Kondiloma dapat terdiagnosis melalui visualisasi
lesi anal, vulva, atau vagina; biopsi; pap smear
 Penanganan:
 Podofilin 10%-25% dalan tingtur benzoin
 Asam trikloroasetat 80%-90%
 Krioterapi dg nitrogen cair/cryoprobe
 Elekrodesikasi/ellectrocautery
Herpes Genital

 Dua tipe virus herpes simpleks (HSV) yg secara klinis dan imunologis
berbeda dapat menginfeksi saluran genitalia
 HSV-1 terutama terlihat seperti “cold sores (sekumpulan
lepuhan/blister)” dibibir tetapi dapat menyebabkan erupsi genital
 HSV-2 menyebabkan 85% lesi herpes genital dan biasanya ditularkan
secara seksual
Gejala
 Periode inkubasi untuk infeksi primer: 3-4 hr
 Setelah periode inkubasi akan muncul vesikel yg sangat nyeri
di area vulva dan perineum wanita yg terinfeksi HSV-2
 Lesi ini akan mengalami ruptur, ulserasi dan kemudian
menjadi keropeng dan sembuh tanpa membentuk jaringan
parut
 Serviks dan vagina dapat terinfeksi dg lesi tanpa
menimbulkan gejala yg dapat bertahan hingga beberapa bulan
 Wanita yg terinfeksi biasanya mengalami gejala seperti flu
dengan sakit, demam, sakit kepala dan adenopati inguinal
Diagnosis

 Diagnosis dapat dikonfirmasi dg kultur virus atau


titer antibodi menggunakan teknik ELISA, pap
smear
Terapi
 Pada wanita yg tidak hamil, acyclovir (zovirax)
200 mg per oral 5x sehari atau 400 mg 3x sehari
selama 10 hr.
 Untuk infeksi kambuha, acyclovir 200 mg 5x
sehari selama 5 hr atau 800 mg 2x sehari selama 5
hr
Sifilis

 Sifilis dapat ditularkan melalui pajanan eksudat yg


terinfeksi selama kontak seksual, kontak dengan luka
terbuka atau darah yang terinfeksi atau secara
kongenital melalui inokulasi transplasenta
Gejala
Stadium primer Stadium sekunder Stadium ketiga
 Diagnosis berdasarkan uji
 Berlangsung 1-6  Berlangsung 2-10
serologi positif
minggu minggu  Infeksi bersifat subklinis
 Lesi klasik(syanker/  Muncul ruam  Laten awal terjadi dalam

chancres)  ulkus mukular di 1 th setelah awitan infeksi


 Stadium laten akhir
yg dalam dan tidak seluruh tubuh
terjadi setelah 1 th dan
nyeri sering
dapat berlangsung tanpa
ditemukan di area batas waktu
genitalia, bibir dan  Kerusakan jaringan
rektum kardiovaskuler, neurologi,
kutaneus da viseral dapat
terjadi selama sifilis akhir
Gonorea

 Gonorea disebabkan oleh bakteri batang gram negatif


Neisseria gonorrhoeae
 Yg paling sering menginfeksi mukosa saluran genital
bawah. Kelenjar endoserviks, uretra, anus, dan
orofaring dapat menjadi tempat infeksi
 Gonorea ditularkan melalui kontak seksual
Gejala
 Disuria
 Rabas vagina yg banyak dan purulen muncel 3-5
hr setelah terpajan
 Apabila infeksi menyebar ke tuba fallopi dan
ovarium  nyeri abdomen bawah, demam,
leukositosis
Diagnosis
 Sediaanapus (smear) serviks
 Uji immunoassay
Pengkajian
Pemeriksaan fisik:
 Tampak tanda-tanda infeksi (peningkatan suhu, Frek denyut jantung)
 Panggul (pelvis)
 Inspeksi vulva dan perineum untuk mengetahui ada tidaknya lesi, eritema, rabas, edema
 Pengkajian vagina dan serviks menggunakan spekulum, catat:

 Rabas per vagina (warna, jumlah, bau, karakteristik lain)


 Mukosa vagina (eritema, edema, tukak, lesi)
 Rabas serviks (warna, jumlah, bau dan karakteristik lain)
 Mukosa serviks (eritema, edema, lesi, ulserasi, erosi, ektropi , ptekie)
 Pemeriksaan bimanual, catat
 Nyeri tekan, ketidakteraturan bentuk serviks
 Nyeri tekan, pembesaran, dan ketidakteraturan bentuk uterus
 Nyeri tekan, pembesaran, perasaan penuh pada adneksa; adanya massa pada
ovarium, tuba
 Pemeriksaan rektovagina utk kondisi dinding uterus posterior, sekat
rektovagina
Pengkajian
Pemeriksaan fisik:
 Spesimen
 pap semar (serviks, lesi herpes)
 Sediaan salin (candida, trichomonas, Gardnerela, Chlamydia)
 Sediaan kalium hiroksida untuk pemeriksaan mikroskopik (candida, Gardnerella)
 Kultur Gonorea (Thayer-Martina)
 Kultur herpes simpleks tipe 2
 Kultur chlamydia
 Abdomen
 Palpasi secara superfisial dan dalam utk mengkaji kondisi organ, nyeri tekan, dan adanya massa
 Palpasi kelenjer limfe di selangkangan
 Auskultasi bising usus
 Tanda vital

- suhu, nadi, pernapasan, TD


 Kulit

- Ruam (karakteristik dan distribusi), lesi (tukak, nodul, kutil, jaringan parut, jejas), warna (ikterik, pucat,
eritema), tekstur (hidrasi, bersisik, emasiasi/pelisutan)
 Kelenjer limfe

-ukuran, jumlah, lokasi, nyeri tekan, panas, eritema


Pemeriksaan laboratorium untuk PMS
Diagnosa Keperawatan
 Risiko infeksi yg b.d faktor risiko PMS tertentu
 Risiko penularan infeksi (pada pasangan seksual , janin)
 Defisit pengetahuan b.d risiko penularan PMS
 Ansietas b.d pengaruh proses infeksi dan penanganannya
 Nyeri b.d efek penyakit, uji diagnostik dan penanganannya
 Perubahan proses keluarga b.d efek PMS pada hubungan seksual
dan emosional
 Gangguan citra tubuh b.d perubahan akibat infeksi
 Gangguan harga diri b.d penurunan performa peran dan pengaruh
negatif pada identitas pribadi
Evaluasi
 Tujuan ideal dalam intervensi keperawatan untuk PMS adalah
pencegahan
 Askep efektif jika  menunjukkan pemahaman penularan
PMS,upaya khusus utk menghindari praktik seks, mempertahankan
gaya hidup
 Penyuluhan efektif jika melakukan tindakan pencegahan
penularan PMS, mematuhi regimen pengobatan, melakukan
tindakan utk meredakan gejala
 Intervensi utk kebutuhan emosional berhasil jika
mengekspresikan perasaannya, mendapatkan dukungan, melakukan
tindakan yg dibutuhkan dg rasa percaya diri dan harapan
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai