Dosen Pengampu
Dra. Kasrina, M.Si
Disusun Oleh :
Kelas 5A
Kelompok 3
1. Emelda Vadila Vitriani (A1D019021)
2. Agrezia Rahmanda (A1D019025)
3. Lopy Noprianty (A1D019051)
4. Nurul Asih Handayani (A1D019065)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Interaksi Makhluk Hidup” ini
tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Ekologi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang “Interaksi Makhluk Hidup” bagi para pembaca dan juga para penulis.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dra. Kasrina, M.Si selaku dosen mata kuliah
Ekologi yang telah memberikan tugas ini, sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
kami di bidang studi tersebut.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami juga menyadari, makalah
yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR…….……………………………………………………………..i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan .....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Energi dan Lingkungan Energi ..............................................................................3
B. Produktivitas ..........................................................................................................6
C. Rantai Makanan ......................................................................................................8
D. Jejaring Makanan dan Tingkat Trofik ..................................................................11
E. Metabolisme dan Ukuran Individu ......................................................................18
F. Struktur Trofik dan Piramida Ekologi .. ..............................................................21
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Organisme atau makhluk hidup apapun dan dimanapun mereka berada tidak akan dapat
hidup sendiri. Kelangsungan hidup suatu organisme akan bergantung kepada organisme lain
dan semua komponen lingkungan yang dapat dipandang sebagai sumber daya alam untuk
keperluan sesuai kebutuhan hidupnya. Dalam suatu ekosistem, rantai makanan tidak dapat
berdiri sendiri, melainkan saling berkaitan, gabungan dari berbagai rantai makanan itu yang
disebut jaring makanan. Jaring makanan suatu ekosistem dapat menggambarkan kestabilan
ekosistem tersebut.
Faktor yang terpenting dalam permasalahan lingkungan adalah besarnya populasi
manusia. Dengan tingkat pertambahan penduduk yang tinggi, kebutuhan akan bahan pangan,
bahan bakar, pemukiman dan kebutuhan dasar yang lainnya juga meningkat. Pada gilirannnya
juga akan meningkat limbah dosmetik dan limbah industri sehingga mengakibatkan
perubahan besar pada kualitas lingkungan hidup. Permasalahan ini diperparah dengan
ketergantungan manusia terhadap penggunaan energi dan bahan baku yang tidak dapat
diperbaharui.
Ekosistem menggambarkan jaringan hubungan antara organisme pada skala yang berbeda
organisasi. Pemenuhan kebutuhan manusia dapat terpenuhi karena adanya pemanfaatan
lingkungan yang berbentuk pengelolaan lingkungan hidup. Melalui pengelolaan lingkungan
hidup, terjadi hubungan timbal balik antara lingkungan biofisik dengan lingkungan sosial. Ini
berarti sudah berkaitan dengan konsep ekologi, terutama tentang konsep hubungan
timbal balik lingkungan biofisik dengan lingkungan sosial.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari energi dan lingkungan energi ?
2. Apa saja pembagian dari produktivitas ?
3. Apa definisi dari rantai makanan ?
4. Apa yang dimaksud dengan jejaring makanan dan tingkat trofik ?
5. Apa saja tahapan metabolisme dan ukuran individu ?
6. Apa yang dimaksud dengan struktur trofik dan piramida ekologi?
1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi energi dan lingkungan energi
2. Untuk mengetahui pembagian dari produktivitas
3. Untuk mengetahui macam – macam rantai makanan
4. Untuk mengetahui arti dari jejaring makanan dan tingkat trofik
5. Untuk mengetahui tahapan metabolisme dan ukuran individu
6. Untuk mengetahui arti dari struktur trofik dan piramida ekologi
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2. Bentuk-Bentuk Energi
Energi yang dimiliki oleh suatu benda bisa bermacam-macam bentuk, di antaranya
adalah sebagai berikut:
a. Energi Kinetik
Energi yang dimiliki oleh benda yang bergerak disebut energi kinetik. Besar
kecilnya energi kinetik suatu benda bergantung kepada massa dan kelajuan benda
tersebut. Secara matematis energi kinetik dirumuskan sebagai :
EK = 0,5 x mv2.
Keterangan:
4
teorikinetik-molekul, benda panas memiliki energi yang lebih besar dibandingkan
dengan benda yang dingin. Jika kedua buah benda yang memiliki perbedaan suhu
tersebut disentuhkan, maka sejumlah energi akan mengalir dari benda panas (bersuhu
tinggi) ke benda yang dingin (suhunya lebih rendah).
e. Energi Listrik
1) Energi Potensial Listrik Energi listrik adalah energi yang ditimbulkan oleh benda
yang bermuatan listrik. Muatan listrik yang diam (statis) menimbulkan energi
potensial listrik, sedangkan muatan listrik yang bergerak (dinamis) menimbulkan
arus listrik dan energi magnet. Energi potensial listrik akan dimiliki oleh suatu
muatan jika berada pada posisi tertentu terhadap muatan yang lain.
2) Energi Listrik dalam Rangkaian Energi dalam adalah energi kinetikyang
dihubungkan dengan gerakan molekul-molekul, dan energi potensial yang
dihubungkan dengan getaran rotasi dan energi listrikdari atom-atom di dalam
molekul. Sama seperti energi, energi dalam adalah sebuah fungsi keadaanyang
dapat dihitung dalam sebuah sistem.
f. Energi Kimia
Energi kimia adalah energi yang tersimpan secara kimiawi. Energi kimia
terkandung dalam bahan minyak bumi dan makanan.
g. Energi Nuklir
Energi yang dihasilkan dari perubahan massa nuklir disebut energi nuklir. Reaksi
fisi dan reaksi fusi adalah dua jenis reaksi nuklir yang menghasilkan energi nuklir
yang sangat besar.
3. Sumber-Sumber Energi
a. Sumber Energi Tak terbaharui
Sumber energi tidak terbaharui (nonrenewable) didefinisikan sebagai sumber
energi yang tidak dapat diisi atau dibuat kembali oleh alam dalam waktu yang singkat,
bukan proses berkelanjutan. Sumber energi tak terbaharui diperoleh dari perut bumi
dalam bentuk cair, gas, dan padat. Sumber energi tak terbaharui di antaranya, minyak
bumi, gas alam, propane, batubara, dan uranium.
5
b. Energi Alternatif (Sumber Energi Terbaharui)
Sumber energi alternatif adalah sumber energi sebagai pengganti sumber energi
tak terbaharui. Semua sumber energi terbaharui termasuk sumber energi alternatif.
Sumber energi terbaharui (renewable) didefinisikan sebagai sumber energi yang dapat
dengan cepat diisi kembali oleh alam, proses berkelanjutan. Berikut ini adalah yang
termasuk sumber energi terbaharui, yaitu matahari, angin, air, biomassa, dan panas
bumi.
4. Lingkungan
Sistem yaitu benda atau kumpulan benda apa saja yang akan kita teliti dan menjadi
pusat perhatian kita. Sistem dapat dibedakan menjadi sistem terbuka dan sistem tertutup.
Sistem terbuka yaitu suatu sistem yang memungkinkan terjadinya pertukaran materi dan
energi antara sistem dan lingkungan. Sistem tertutup adalah suatu sistem yang tidak
memungkinkan terjadinya pertukaran materi antara sistem dan lingkungan, tetapi masih
memungkinkan terjadinya pertukaran energi. Sistem tertutup dikatakan sebagai sistem
yang terisolasi bila tidak memungkinkan terjadinya pertukaran materi dan energi antara
sistem dan lingkungan. Sistem dalam termodinamika adalah suatu sistem yang dapat
berinteraksi (ada pertukaran 3) energi) dengan lingkungannya . Alam semesta dapat
dianggap sebagai suatu sistem yang terisolasi. Di luar sistem disebut dengan lingkungan.
Energi kimia dalam bahan bakar fosil diubah menjadi energi panas, mekanik, atau
listrik melalui pembakaran. Dengan demikian pembangkit listrik, kendaraan bermotor,
dan kompor, pabrik-pabrik adalah penyebab utama terjadinya polusi udara. Polutan yang
dikeluarkan biasanya dikelompokan menjadi hidrokarbon (HC), nitrogen oksida (NOx),
dan karbon monoksida (CO). Polutan yang dihasilkan pada pembakaran fosil merupakan
faktor terbesar terjadinya asap, hujan asam dan pemanasan global dan perubahan iklim.
Ini dapat diatasi dengan memanfaatkan energi terbarukan seperti tenaga surya, energi
angin, gelombang air laut untuk menciptakan langit biru.
B. Produktivitas
Produktivitas adalah laju penambatan atau penyimpanan energi oleh suatu komunitas
dalam ekosistem. Di dalam suatu ekosistem dikenal adanya produsen dan konsumen sehingga
dikenal juga adanya produktivitas oleh produsen dan produktivitas oleh konsumen.
6
Produktivitas pada aras konsumen disebut produktivitas primer (dasar), sedangkan pada aras
konsumen disebut produktivitas sekunder.
1. Produktivitas Primer
Produktivitas primer adalah laju penambatan energi oleh produsen melalui proses
fotosintesis. Produksi primer dari suatu ekosistem berasal dari proses fotosintesis yang
dilakukan oleh tumbuhan berdaun hijau dengan pengikatan energi yang berasal dari
cahaya matahari. Secara kimia proses fotosintesis merupakan reaksi oksidasi-reduksi
(redoks) yang meliputi penyimpanan bagian dari energi cahaya matahari sebatas energi
potensial.
2. Produktivitas Sekunder
Produktivitas primer bersih merupakan energi makanan yang terdapat pada tumbuhan
tersedia bagi konsumen. Memang tidak semua energi yang dapat dimanfaatkan oleh
konsumen, misalnya kayu tidak dimakan oleh herbivora, ulat yang hanya makan daun-
daun tertentu dan burung memakan biji atau buahnya saja. Kemampuan pencernaan
konsumen berbedabeda, misalnya Belalang hanya mengasimilasi 30% dari rumput yang
dimakannya, Tikus mengasimilasi 85-90% dari apa yang dimakannya.
3. Subsidi Energi
Laju produksi (produktivitas) yang tinggi baik pada ekosistem alami maupun
ekosistem buatan terjadi apabila faktor-faktor fisik cocok, terlebih lagi bilamana ada
subsidi energi dari luar. Subsidi energi alami dapat berupa angin, hujan, arus, dan ombak
dan ini sudah barang tentu terjadi pada ekosistem alami. Angin dapat membawa oksigen,
karbon dioksida (CO2) ataupun debu-debu yang dapat dimanfaatkan sebagai unsur hara
bagi tumbuhan maupun organisme lain. Hujan selain memberi air juga membawa unsur
hara. Arus dan ombak maupun air pasang dapat membawa hara dari laut ke pantai serta ke
daerah estuaria yang kemudian dimanfaatkan oleh organisme yang ada di tempat tersebut.
4. Produktivitas dan Hasil Panen
Perlu dipahami bahwa produktivitas biologis di sini berbeda dengan hasil produksi
dari suatu pabrik dan semacamnya. Pada ekosistem pertanian apa yang biasanya kita sebut
produksi sebetulnya adalah hasil panen. Pada ekosistem pertanian tidak seluruh produksi
primer bersih (yang berupa tubuh tanaman) dipanen. Meskipun demikian, tetap ada
hubungan yang erat antara produksi primer dengan hasil panen tanaman pertanian, yaitu
hasil panen tanaman sebetulnya merupakan bagian dari produksi primer (produksi primer
7
bersih). Seperti kita ketahui bahwa tidak semua produksi primer bersih dapat dipanen
(dimanfaatkan manusia).
5. Pengukuran Produktivitas Primer
Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa produksi primer dicapai melalui proses
fotosintesis. Oleh karena itu, apabila kita dapat mengukur laju fotosintesis berarti kita
dapat mengukur laju penambatan energi dalam produsen atau produktivitas primer.
Sebagian besar produktivitas di alam menghasilkan protoplasma baru, demikian pula
produktivitas primer.
C. Rantai Makanan
Semua organisme hidup akan selalu membutuhkan organisme lain dan lingkungan
hidupnya. Hubungan yang terjadi antara individu dengan lingkungannya sangat kompleks,
bersifat saling mempengaruhi atau timbal balik. Hubungan timbal balik antara unsur-
unsur hayati dengan nonhayati membentuk sistem ekologi didalam ekosistem. Di dalam
ekosistem terjadi rantai makanan/ aliran energi dan siklus biogeokimia. Rantai makanan
dapat dikategorikan sebagai interaksi antar organisme dalam bentuk predasi.
Rantai makanan (food chain) adalah perpindahan energi makanan dari sumber
daya tumbuhan melalui seri organisme atau melalui jenjang makan. Rantai makanan
sering juga disebut sebagai proses makan dan dimakan oleh suatu seri makhluk hidup.
Rantai makanan merupakan bagian dari jaring-jaring makanan, di mana rantai makanan
bergerak secara linear dari produsen ke konsumen teratas. Pada setiap tahap pemindahan
energi, 80%–90% energi potensial kimia berubah sebagai panas, karena itu langkah-
langkah dalam rantai makanan umumnya terbatas 4-5 langkah saja. Dengan perkataan
lain, semakin pendek rantai makanan semakin besar pula energi yang tersedia. Panjang
8
rantai makanan ditentukan dari seberapa banyak titik yang menghubungkan antar
tingkatan trofik. Tingkat trofik adalah tingkat dalam rantai makanan di mana suatu
organisme memperoleh energi. Meskipun desain rantai makanan dapat bervariasi dalam
ekosistem, semua rantai makanan terdiri dari tingkat trofik dasar yang sama.
Para ilmuwan ekologi mengenal tiga macam rantai pokok, yaitu rantai pemangsa,
rantai parasit, dan rantai saprofit.
1) Rantai Pemangsa
Rantai pemangsa landasan utamanya adalah tumbuhan hijau sebagai produsen.
Rantai pemangsa dimulai dari hewan yang bersifat herbivora sebagai konsumen I,
dilanjutkan dengan hewan karnivora yang memangsa herbivora sebagai konsumen II
dan berakhir pada hewan pemangsa karnivora maupun sebagai konsumen III.
2) Rantai Parasit
Rantai parasit dimulai dari organisme besar hingga organisme yang hidup sebagai
parasit. Contoh organisme parasit antara lain cacing, bakteri, dan benalu.
3) Rantai Saprofit
Rantai saprofit dimulai dari organisme mati ke jasad pengurai. Misalnya jamur
dan bakteri.
RANTAI
PEMANGSA RANTAI
PARASIT
RANTAI
SAPROFIT
9
Dalam rantai makanan terdapat dua tipe dasar rantai makanan berdasarkan jenis
mata rantai pertamanya, yaitu :
1) Rantai makanan rerumputan (grazing food chain), yaitu rantai makanan yang diawali
dari tumbuhan pada trofik awalnya.
Misalnya: tumbuhan – herbivora – karnivora – omnivora – detrivor.
2) Rantai makanan sisa/detritus (detritus food chain), yaitu rantai makanan yang tidak
dimulai dari tumbuhan, tetapi dimulai dari detritivor atau organisme pemakan sisa.
Rantai makanan detritus dimulai dari proses penghancuran luruhan dan ranting
tumnuhan oleh bakteri dan fungi (detritivor) menghasilkan detritus. Hancuran bahan
organik (detritus) ini kemudian menjadi bahan makanan penting (nutrien) bagi
cacing,lipan, crustacean dll.
Misalnya : detrivor– herbivora – karnivora – omnivora
10
Gambar Rantai makanan detritus
Pada rantai makanan detritus karena mata rantainya diawali oleh detritus atau
pengurai. Detritus tersebut berupa organisme lain seperti bakteri dan jamur. Pada
gambar diatas, bahan organik mati diuraikan oleh detritus kemudian dimakan oleh
ulat yang kemudian dimakan oleh burung.
11
Untuk menjelaskan tentang mekanisme jaring-jaring makanan sederhana dapat
dilihat pada gambar dibawah ini :
Pada gambar diatas, dapat dilihat bahwa produsen primer adalah padi. Padi
kemudian dimakan oleh tikus dan burung sebagai konsumen primer atau konsumen
tingkat I. Tikus dan burung kemudian dimakan oleh musang dan burung elang. Peran
musang dan burung elang dalam jaring-jaring makanan ini adalah sebagai konsumen
tingkat II atau konsumen puncak. Kemudian burung elang mati dan diuraikan oleh
pengurai yang biasanya bakteri dan jamur. Tipe dasar jaring-jaring makanan juga sama
dengan rantai makanan, yaitu terdiri dari jaring makanan perumput dan detritus.
Pada gambar terlihat bahwa semua aktivitas makan memakan diakhiri oleh
pengurai. Hal ini menunjukkan peran bakteri pengurai dalam ekosistem sangatlah penting
yang berfungsi menguraikan dan menghancurkan zat penyusun tubuh menjadi hara yang
selanjutnya zat hara ini kembali ke tanah. Dengan demikian pengurai merupakan
12
penghubung antara konsumen dan produsen. Dengan adanya pengurai, akan menjamin
ketersediaan zat hara sehingga kebutuhan tumbuhan akan zat hara tetap terpenuhi.
Bentuk jaring-jaring makanan yang lebih kompleks dapat dilihat pada ekosistem-
ekosistem berikut :
1) Ekosistem Darat
Pada gambar diatas, tampak bahwa produsen utama atau produsen primer
dalam jaring-jaring makan tersebut adalah tumbuhan. Kemudian tumbuhan dimakan
oleh kelinci, tikus, burung pemakan biji dan serangga herbivora dimana peran dari
hewan-hewan tersebut adalah konsumen tingkat I. selanjutnya, kelinci dimakan oleh
rubah dan burung elang; tikus dimakan oleh rubah, burung elang dan ular; burung
pemakan biji dimakan oleh rubah dan burung elang, sedangkan serangga herbivora
dimakan oleh burung pemakan serangga, laba-laba besar, serangga predator dan
katak. Kemudian, burung pemakan serangga dimakan oleh rubah, burung elang dan
ular; laba-laba besar dimakan katak; katak dimakan ular dan ular dimakan oleh
13
burung elang. Peran dari ular, burung pemakan serangga dan laba-laba besar adalah
sebagai konsumen sekunder atau konsumen tingkat II. Sedangkan rubah dan burung
elang merupakan konsumen tingkat III atau konsumen puncak.
Produsen dalam ekosistem air tawar diatas adalah tumbuhan air seperti bambu
air, eceng gondok, apu-apu, seledri air dan alga. Kemudian tanaman air dan alga
tersebut dimakan oleh serangga, ikan, cacing dan siput. Serangga, ikan, cacing dan
siput tersebut berperan sebagai konsumen primer atau konsumen tingkat I.
Selanjutnya, serangga di makan oleh tikus dan katak; ikan kecil di makan oleh katak
dan ikan besar; dan siput dimakan oleh ikan besar dan burung gereja. Tikus, katak
dan ikan besar berperan sebagai konsumen sekunder atau konsumen tingkat II.
Kemudian, tikus dimakan oleh ular dan burung elang; katak dimakan oleh ular,
burung bangau; ikan besar di makan oleh burung bangau dan bebek. Ular, burung
bangau, bebek dan burung gereja berperan sebagai konsumen tersier atau konsumen
14
tingkat III. Ular, burung bangau, bebek dan burung gereja di makan oleh burung
elang. Burung elang berperan sebagai konsumen puncak atau predator.
3) Ekosistem Mangrove
Dalam ekosistem mangrove, sisa organik dari daun bakau dan rumput laut
menjadi produsen primer jaring-jaring makanan. Kemudian sisa organik daun bakau
diuraikan oleh detrivor menjadi detritus. Rumput laut dan detritus kemudian di makan
oleh cacing dan udang kecil. Selanjutnya udang kecil dimakan oleh kepiting, ikan
kecil dan ikan besar; dan kerang-kerangan di makan oleh ikan kecil. Setelah itu ikan
kecil di makan oleh ikan besar, ikan besar dan kepiting kemudian di makan oleh
burung bangau. Akhirnya, burung bangau di makan oleh burung elang sebagai
konsumen puncak atau predator.
15
2. Tingkat Trofik
1) Produsen Primer
Tingkat trofik pertama berisi organisme yang mampu menghasilkan zat makanan
sendiri yang sebagin besar merupakan tumbuhan atau organisme autotrof. Organisme
dalam lapisan ini disebut produsen primer karena mereka mendapatkan energi mereka
dari sumber abiotik. Produsen yang paling utama mendapatkan energi secara langsung
dari matahari. Produsen primer penting bagi keseluruhan rantai makanan karena
mereka adalah sumber asli dari energi yang kemudian di manfaatkan oleh organisme
lainnya.
2) Konsumen Primer
3) Konsumen Sekunder
Tingkat trofik ketiga berisi organisme yang disebut konsumen sekunder. Seperti
hal nya konsumen primer, konsumen sekunder seringkali disebut sebagai karnivora
karena mereka memakan daging, dan dalam hal ini mereka memakan daging dari
konsumen primer dalam tingkat di bawah mereka. Konsumen sekunder termasuk
organisme seperti ular, burung pemakan serangga, dan katak.
4) Konsumen Tersier
5) Predator Puncak
Tingkat trofik kelima adalah level terakhir dalam suatu ekosistem. Ini terdiri dari
predator puncak yang memangsa dan memakan karnivora dan herbivora di tingkat
keempat. Pemangsa puncak berada di puncak rantai makanan dan tidak memiliki
pemangsa sendiri. Mereka memungkinkan setiap tingkat trofik yang berbeda untuk
mempertahankan tingkat hewan yang stabil. Singa, buaya, beruang, anaconda, paus
pembunuh dan elang adalah contoh predator puncak umum.
17
6) Detritivor
Tingkat Trofik terakhir adalah detritivor atau detritus, yang merupakan organisme
yang memakan produk limbah dari hewan lain atau bahan organik mati. Organisme di
tingkat ini sering dilupakan karena mereka kecil dan jarang terlihat. Meskipun
diabaikan, detritivor sangat penting karena mereka memecah bahan yang mereka
konsumsi dan mendaur ulang nutrisi kembali ke lingkungan di mana organisme lain
dapat menggunakannya. Tanpa detritivor, lapisan vegetasi mati dan bangkai hewan
akan menumpuk dan memakan waktu yang sangat lama untuk terurai. Detritivor
umum termasuk cacing tanah, lipan, siput.
19
tubuh janin. Ini terjadi pada usia 15 minggu kehamilan hingga trimester ketiga,
biasanya proses metabolisme mulai meningkat.
e. Konsumsi Makanan dan Minuman
Jika kurang dalam mengonsumsi makanan maupun minuman, hal tersebut dapat
memperlambat proses metabolisme tubuh. Sebaliknya, metabolisme tubuh dapat
meningkat jika terlalu banyak makan atau minum, terlebih jika makanan atau
minuman yang dikonsumsi mengandung terlalu banyak kalori dan nutrisi (contohnya
protein) serta antioksidan seperti polifenol.
f. Ukuran dan Komposisi Tubuh
Badan yang lebih besar serta lebih berotot mampu membakar lebih banyak energi
daripada ukuran badan yang lebih kecil, bahkan ketika tidak melakukan kegiatan
apapun atau sedang beristirahat. Hal ini terjadi karena jaringan otot lebih aktif dalam
proses terjadinya metabolisme tubuh dibandingkan jaringan lemak.
g. Jenis Kelamin
Tubuh wanita lebih sedikit membakar energi dibandingkan dengan tubuh pria. Hal
ini karena pria kerap memiliki lebih banyak jaringan otot dan lebih sedikit lemak
tubuh jika dibandingkan wanita.
h. Usia
Seiring bertambahnya usia, jumlah lemak semakin meningkat tetapi sebaliknya
dengan jumlah otot yang cenderung menurun. Hal tersebut bisa memperlambat
pembakaran kalori atau proses metabolisme untuk menghasilkan energi.
i. Genetik
Faktor selanjutnya, yaitu berasal dari genetik atau keturunan yang dapat
memengaruhi ukuran juga pertumbuhan jaringan otot. Hal ini bisa memengaruhi
metabolisme tubuh seseorang atau pembakaran energi pada kemudian hari.
j. Tingkat Aktivitas
Banyak melakukan aktivitas fisik seperti olahraga dapat membuat tubuh
membakar lebih banyak energi, terutama jika rutin berolahraga.
21
sumber energi utama untuk semua tingkatan trofik adalah sinar matahari. Bumi
menerima sinar matahari dengan laju sekitar 1,94 gkal/cm2/min. permukaan bumi efektif
menerima panas hanya pada siang hari, ditambah dengan adanya gangguan dari asap,
awan, partikel debu, diperkirakan hanya sekitar 46% darisinar matahari pada siang hari
yang dapat diterima oleh bumi, meskipun ini masih bervariasi menurut altitude, latitude,
dan musim.
Interaksi antar organisme di ekosistem melalui rantai makanan dan jaring-jaring
makanan dengan metabolisme menghasilkan suatu struktur trofik. Struktur trofik ini
memiliki ciri khas tertentu untuk setiap ekosistem. Bisanya semakin kecil ukuran
tubuh suatu organisme maka semakin besar metabolismenya per unitbiomassanya.
Sabaliknya makin kecil ukuran tubuh suatu organisme maka semakin kecil pula
metabolismenya per unit berat tubuhnya.
Struktur trofik dapat diukur dan dinyatakan dalam jumlah energi yang
disimpan atau energi yang ditambat per satuan luas per satuan waktu pada
tingkatan trofik tertentu dan dapat pula diukur dengan biomassa per satuan luas. Struktur
trofik juga dapat digambarkan dalam bentuk diagram yang kemudian dikenal
sebagai piramida ekologi. Tingkatan trofik 1 atau tingkatan produsen diletakkan
sebagai dasar piramida kemudian di atasnya adalah tingkatan trofik berikutnya yaitu
herbivor (konsumen tingkat 1), karnivor (konsumen tingkat 2 dan seterusnya), konsumen
primer, konsumen sekunder, dan seterusnya.
2. Piramida Ekologi
Piramida ekologi memberikan gambaran secara garis beras hubungan
pemanfaatan energi antar komponen-komponen biotik dalam suatu ekosistem.
Ada tiga bentuk umum dari piramida, yaitu piramida jumlah, piramida biomassa,dan
piramida energi.
22
a. Piramida Jumlah
b. Piramida biomassa
c. Piramida Energy
Bahan organik yang mengandung energi dan unsur kimia ditransfer dari suatu
organisme ke organisme lain melalui interaksi makan dan dimakan. Peristiwa
makan dan dimakan antar organisme dalam suatu ekosistem membentuk struktur
trofik yang terdiri dari tingkat trofik di mana setiap tingkat trofik
merupakan kumpulan berbagai organisme dengan sumber makanan
tertentu.Dalam proses makan dan dimakan ada sejumlah bahan organik yang
berpindah.Bahan organik tersebut sebenarnya adalah energi jadi dalam
proses rantai makanan ada perpindahan energi dari satu makhluk hidup ke
makhluk hidup berikutnya. Piramida ekologi juga menggambarkan perpindahan
energi yang juga berarti ada perpindahan energi dari satu tingkatan trofik ke
tingkatan trofik berikutnya. Piramida dalam bentuk energi dapat digunakan
untuk menghitung efisiensi ekologi tersebut. Tingkatan trofik di dalam
piramida makanan adalah sebagai berikut.
25
bantuan cahaya matahari. Organisme autotroph adalah produsen. Pada
ekosistem perairan tingkatan trofik ditempati oleh tumbuhan makrofita,
bakterioplankton, dan fitoplankton.
2. Tingkat trofik kedua
Tingkat ini ditempati oleh berbagai organisme yang tidak dapat
membuatmakanan bahan organik sendiri tetapi tergantung pada tumbuhan.
Organisme tersebut tergolong organisme heterotroph. Pada tingkat trofik
kedua dari suatu ekosistem adalah konsumen primer (herbivora).
3. Tingkat trofik ketiga
Tingkat trofik ketiga adalah konsumen sekunder merupakan
organisme pemakan konsumen primer. Karena konsumen sekunder adalah hewan
herbivore maka trofik ini ditempati oleh karnivora karena makanannya berupa
hewan.
4. Tingkat trofik keempat
Tingkat trofik keempat adalah konsumen tersier. Konsumen tersier adalah
organisme pemakan konsumen sekunder. Konsumen tersier disebut juga karnivora
besar.
5. Tingkat trofik kelima atau Predator Puncak
Tingkat trofik kelima adalah level terakhir atau predator puncak dalam suatu
ekosistem. Ini terdiri dari predator puncak yang memangsa dan memakan
karnivora dan herbivora di tingkat keempat.
6. Tingkat Trofik terakhir atau Detritivor
Detritivor atau detritus merupakan organisme yang memakan produk limbah
dari hewan lain atau bahan organik mati. Organisme di tingkat ini sering dilupakan
karena mereka kecil dan jarang terlihat. Meskipun diabaikan, detritivor sangat
penting karena mereka memecah bahan yang mereka konsumsi dan mendaur
ulang nutrisi kembali ke lingkungan di mana organisme lain dapat
menggunakannya. Tanpa detritivor, lapisan vegetasi mati dan bangkai hewan akan
menumpuk dan memakan waktu yang sangat lama untuk terurai. Detritivor umum
termasuk cacing tanah, lipan, siput.
26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Energi dan Lingkungan Energi : Energi dalam ilmu sains sendiri dapat diartikan sebagai
kemampuan untuk melakukan usaha. Sistem yaitu benda atau kumpulan benda apa saja
yang akan kita teliti dan menjadi pusat perhatian kita. Alam semesta dapat dianggap
sebagai suatu sistem yang terisolasi. Di luar sistem disebut dengan lingkungan energi.
Adapun jenis-jenis energi yaitu : energi kinetik, energi potensial, energi mekanik, energi
termal, energi kimia, energi listrik dan energi nuklir. Ada 2 sumber energi yaitu : sumber
energi tak terbaharui dan sumber energi Alternatif (sumber energi terbaharui).
2. Produktivitas : Produktivitas adalah laju penambatan atau penyimpanan energi oleh suatu
komunitas dalam ekosistem. Ada 5 jenis produktivitas yaitu : produktivitas primer,
produktivitas sekunder, subsidi energi ,produktivitas dan hasil panen dan pengukuran
produktivitas primer.
3. Rantai Makanan : Rantai makanan sering juga disebut sebagai proses makan dan dimakan
oleh suatu seri makhluk hidup. Ada tiga macam rantai pokok, yaitu rantai pemangsa,
rantai parasit, dan rantai saprofit. Ada dua tipe dasar rantai makanan berdasarkan jenis
mata rantai pertamanya, yaitu : rantai makanan rerumputan dan rantai makanan
sisa/detritus
4. Jejaring Makanan dan Tingkat trofik : Jaring-jaring makanan adalah kumpulan antara
berbagai rantai makanan yang saling berhubungan secara lebih kompleks dalam suatu
ekosistem. Ada beberapa contoh jaring-jaring makanan dalam ekosistem seperti
,ekosistem darat, ekosistem air tawar dan ekosistem mangrove. Sedangkan Tingkat trofik
adalah suatu ekosistem merujuk pada masing-masing kumpulan organisme yang dicirikan
oleh memiliki posisi yang sama dalam rantai makanan. Adapun tingkat trofik yang ada di
ekosistem seperti 1) Produsen Primer, 2) Konsumen Primer, 3) Konsumen Sekunder, 4)
Konsumen Tersier, 5) Predator Puncak, dan 6) Detritivor.
5. Metabolisme dan ukuran individu/organisme : Metabolisme adalah proses dasar yang
terjadi pada setiap makhluk hidup. Pada tubuh manusia, metabolisme bekerja melalui dua
proses, yaitu katabolisme dan anabolisme. Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat
memengaruhi tingkat metabolisme: Suhu tubuh, Stimulan, Hormon, Kehamilan,
27
Konsumsi makanan dan minuman, Ukuran dan komposisi tubuh, Kelamin, Usia, Genetik,
Tingkat Aktivitas.
6. Trofik dan Piramida Ekologi : Piramida ekologi memberikan gambaran secara garis
beras hubungan pemanfaatan energi antar komponen-komponen biotik dalam
suatu ekosistem. Ada tiga bentuk umum dari piramida, yaitu piramida jumlah, piramida
biomassa, dan piramida energi.
B. Saran
Kami sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan sangat
jauh dari kata kesempurnaan. Tentunya, kami akan terus memperbaiki makalah dengan
mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas untuk membuat
makalah ini menjadi lebih baik.
28
DAFTAR PUSTAKA
A. L Slamet Ryadi. 1981, Ekologi. Ilmu Lingkungan. Dasar – dasar dan pengertiannya. Usaha
NasionalSurabaya – Indonesia
Astra, I Made. 2010. Energi Dan Dampaknya Terhadap Lingkungan. Jurnal Meteorologi Dan
Geofisika Volume 11 Nomor 2 : 127 – 135
Campbell, N. A. dan Reece, J. B. 2008. Biology Eight Edition. New York: Pearson Education,
Inc.
Dharmawan, Agus. 2007.Ekologi Hewan. FMIPA : Universitas Negeri Malang.
Greipsson, S. 2011. Restoration Ecology. Ontario: Jones&Barlett Learning.
Michael, M. 1992. Ekologi Umum. Jakarta: Universitas Indonesia.
Mills, et al., 1993. The Key-Stone Species Concept in Ecology and Conservation. BioScience,
Vol. 43(4): hlm. 219-224.
Molles, M. C. 2008. Ecology : Concepts and Application, 4th ed. United States McGrawHill.
Primarck, R. B., Indrawan, M. dan Supriatna, J. 2007. Biologi Konservasi Edisi Revisi. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia.
Slamet Prawirohartono dan Hadisumarto S. 1997. Sains Biologi 3A Untuk SMU Kelas 3 Tengah
Tahun
29