Anda di halaman 1dari 13

Nama : Kartika Jaya

NPM : 1413024047

Kelompok : 1 (satu)

KELAS AVES

(Laporan Praktikum Zoologi Vertebrata)

A. Tabel Pengamatan

No
Hasil Pengamatan Keterangan
.
1. Bebek (Annas plathyrhynchos) 1. Nares anterior
Morfologi : (lubang
4
1 hidung)
5 2. Rostrum
(paruh)
6 3. Organon visus
2 (alat
7 penglihatan)
4. Caput (kepala)
3 5. Leher
9 6. Sayap
7. Truncus
8 (badan)
8. Anus
10
9. Kaki
10. Selaput
renang
Anatomi :
1

2 6
10

3 7
8
4 1. Esophagus
2. Trakea
3. Ampela
9
5 4. Usus
5. Anus
6. Empedu
7. Jantung
8. Hati
9. Paru-Paru
10. Lambung

2. Ayam (Gallus gallus domesticus) 1. Caput (kepala)


2. Truncus
(badan)
Morfologi : 3. Sayap
1 8 9 4. Ekor
5. Patela
6. Kaki
7. Cera (jengger)
8. Nares anterior
9. Rostrum
(paruh)
10. Organon
visus
11. Lidah
12. Femur
7

3 10 (paha)
11
4 5 12
6

Anatomi :

1
1. Tembolok
5 2. Empedu
3. Usus halus
2 6
4. Anus (kloaka)
5. Hati
6. Ampela
3 7. Usus besar
7
4

3. Spesies : Tekukur (Streptopelia 1. Rostrum


chinensis) (paruh)
Morfologi : 2. Organon visus
(alat
8
1 penglihatan)
3. Caput (kepala)
2 4. Sayap
5. Kaki
3 6. Cakar (kuku)
7 7. Cauda (ekor)
4
5 8. Truncus
6
(badan)
Anatomi :
5 1. Jantung
2. Hati
3. Anus (kloaka)
4. Paru-Paru
5. Empedu
6. Lambung
7. Usus Halus
8. Ginjal
9. Usus Besar
4
1
6
7

2 3 8
9

4. Spesies : Merpati (Columba livia)


Morfologi :
2 6 7
1 1. Caput (kepala)
2. Sayap
3. Truncus
(badan)
4. Kaki
3 5. Cauda (ekor)
6. Organon visus
5 8
4 9 (alat
penglihatan)
7. Membran
timpani
8. Nares anterior
(lubang
hidung)
9. Rostrum
(paruh)

Anatomi :

1
9 1. Esophagus
2. Jantung
2 3. Empedu
4. Usus
8 5. Lambung
3
7 6. Ampela
7. Hati
4 6 8. Paru-Paru
9. Trakea
5 10. Usus Besar
10
5. Tipe-Tipe Bulu :

1 2

1. Bulu Leher
2. Bulu Dada
3. Bulu Sayap
4. Bulu Ekor
3

B. Pembahasan

Pada praktikum aves, diamati 4 macam spesies yaitu ayam (Gallus gallus
domesticus), tekukur (Streptopelia chinensis), burung merpati
(Columba livia) dan bebek (Annas plathyrhynchos). Pada
praktikum ini, praktikan mengamati seluruh morfologi dari
keempat spesies tersebut dan juga melakukan pembedahan
untuk mengamati anatomi (organ tubuh bagian dalam) dari
seluruh spesies yang dipraktikumkan.
Spesies pertama yang diamati adalah ayam (Gallus gallus
domestica). Secara morfologi ayam terdiri atas 3 bagian tubuh
utama yaitu kepala, leher, badan dan ekor. Pada bagian kepala
ayam terdapat sepasang nares anterior, sepasang lubang
telinga luar yang terletak di sebelah kiri dan kanan, cera,
paruh dan organon visus yang dilengkapi dengan membran
nictitans. Ayam memiliki paruh yang pendek yang terdiri dari
maxilla dan mandibula. Pada bagian aas paruh terdapat cera
(jengger) yang merupakan suatu tonjolan kulit berwarna
merah muda. Organon visus pada ayam relatif besar dan
terletak sebelah lateral pada kepala dengan kelopak mata
yang berbulu dan pada sudut medila mata terdapat membrana
nictitans yang dapat ditarik untuk menutupi mata.Tubuh ayam
ditutupi bulu yang berfungsi sebagai pengatur suhu dan
membantu pada saat terbang, memiliki dua pasang
ekstremitas yaitu ekstremitas superior dan inferior. Anggota
gerak belakang (ekstremitas inferior) terdiri dari sepasang kaki
yang tersusun atas femur, patela, tibia tarsus dan 4 jari pada
masing-masing kaki yang di akhiri dengan cakar, sedangkan
ekstremitas superior berupa sayap yang skeletonnya terdiri
atas humerus (lengan atas), radius (tulang pengumpil), ulna
(tulang hasta) dan ossa carpalia (tulang pergelangan tangan).
Selain mengamati bagian morflogi, praktikan juga mengamati
bagian anatomi dari ayam. Berdasarkan hasil pengamatan
bagian anatomi yang berhasil teridentifikasi adalah, trakea,
kerongkongan, tembolok, paru-paru, proventrikulus, empedal,
jantung, hati, usus besar, usus halus, anus, ginjal dan tulang
rangka dalam. Trakea dan kerongakongan pada ayam dapat
dibedakan secara jelas. Paru-paru (Pulmo) terletak di dekat
hepar dan berwarna merah muda dengan stuktur seperti
gelmbung-gelembung. Hati (hepar) berwarna hijau kehitaman,
terletak dekat dengan pulmo dan kantung empedu (vesica
fellea). Di sebelah tengah pulmo terdapat jantung (cor) yang
berwarna merah kecoklatan. Selain itu, ditemukan pula ginjal
(ren) yang melekat pada columna vertebralis berjumlah 2
pasang dan berwarna cokelat kemerahan dan ren ini juga
terhubung langsung dengan kloaka melalui ureter. Tembolok
pada ayam berukuran cukup besar dan terletak pada saluran
kerongkongan sebelum sampai ke lambung.

Pada pengamatan bebek, secara morfologi tubuh bebek terdiri


dari kepala, leher, badan dan ekor. Pada bagian kepala hampir
sama dengan ayam yaitu memiliki sepasang mata, nares
anterior, lubang telinga luar dan paruh, hanya saja pada bebek
bentuk paruhnya lebih besar dan lebih panjang dari ayam.
Salah satu hal mendasar yang membedakan bebek dengan
ayam adalah bahwa pada bebek tidak terdapat jengger di
bagian atas kepalanya. Cervix bebek berukuran lebih panjang
dari cervix ayam maupun 2 spesies burung lainnya, hanya saja
panjang leher bebek tidak melebihi panjang leher dari angsa.
Pada bagian truncus, dapat teridentifikasi bhwa bebek
memiliki 2 pasang extremitas yaitu sepasang sayap sebagai
extremitas superior dan sepasang kaki sebagai extremitas
inferior. Pada bagian sayap bebek dapat ditemukan adanya
tulang humerus, radiu, dan ulna, sedangkan pada ectremitas
inferios dapat ditumakan adanya femur, tibia tarsus, patela,
palanges dan web (selaput renang) yang berfungsi untuk
memudahkan gerakan bebek saat berenang di air.

Setelah dilakukan pembedahan terhadap bebek, maka


praktikan dapat mengamati bagin-bagian organ dalam dari
tubuh bebek. Secara umum anatomi bebek sama saja dengan
anatomi ayam dimana organ-organ yang terlihat seperti
trakea, esophagus, empedal, usus, kloaka, hati, jantung, paru-
paru, kantung empedu,proventrikulus ureter dan ginjal.
Tembolok pada bebek sulit teramati, hal ini dimungkinkan
karena tombolok tersebut pecah saat proses pembedahan.
Organ lain yang juga tidak dapat teramati dengan jelas adalah
proventrikulus dan organ-organ reproduksinya. Oleh karen aitu
praktikan tidak dapat menentukan jenis kelamin dari bebek
tersebut.

Berdasarkan hasil pengamatan burung merpati dapat


diketahui bahwa tubuh burung merpati (Columba livia) terbagi
atas caput, cervix, truncus dan caudal. Caputnya relative kecil,
terdapat paruh yang dibentuk oleh maksilla dan mandibula,
nares terletak pada bagian lateral paruh bagian atas dan
lubang telinga luar terletak pada sisi kiri dan kanan caput
burung merpati. Merpati seperti halnya anggota aves yang lain
tidak memiliki gigi di dalam rongga mulutnya. Anggota badan
(extrimitas) merpati seluruhnya tertutup bulu kecuali pada
paruh dan kakinya. Extremitas pada merpati terbagi menjadi 2
bagian yaitu extremitas infrior dan extremitas superior.
Extremitas superior berupa sayap yang biasa digunakan oleh
merpati untuk terbang. Jika dilihat dari sebelah dalam sayap
maka dapat diidentifikasi beberap tulang penyusun dari
extremitas superior itu seperti tulang humerus, radius, dan
ulna. Sepasang kaki yang merupakan extremitas inferior bagi
merpati tersusun atas paha (femur), patela, tibia tarsus,
palanges, digiti, dan cakar.

Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa tubuh


burung tekukur juga terbagi menjadi 4 bagian utama yaitu
caput, cervix, truncus dan caudal. Seluruh tubuh tekukur selain
paruh ditutupi oleh bulu. Pada bagi caput tekukur bagian yang
terlihat adalah nares anterior, sepasang lubang telinga luar
yang dilengkapi dengan membran timphani yang berfungsi
menangkap getaran suara. Selain itu pada bagian kepala juga
terdapat paruh yang tersusun atas maxilla dan mandibula
serta sepasang organon visus yang dilindungi oleh membran
niktitans. Bagian tubuh tekukur juga memilikii2 extremitas
yakti extremitas superior (sayap) dan exremmitas inferior
(berupa sepasang kaki yang dilengkapi dengan cakar pada
setiap digitinya. Burung tekukur memiliki ekor yang lebih
panjang dari burung merrpati. Jika dilihat dari bentukkan
tubuhnya, tekukur memiliki perawakan yang leih gemuk
dibandingkan dengan merpati.

Pada pegamatan anatomi tubuh merpati dan tekukur diperoleh


organ-organ dalam yang serupa yaitu muli dari trakea,
kerongkongan, embolo, paru-paru, hati, jantung, kantung
empedu, proventrikulus, empedal, usus halus, usus besar,
kloaka, ginjal dan tulang-tulang penyusun tubuh. Trakea dan
kerongakongan pada ayam dapat dibedakan secara jelas.
Diantaraa kerongkongan denganlambung terbentuk kantung
yang cukup besar yang berfungsi untuk menyimpan makanan
sementara yang diseut sebagai tembolok Paru-paru (Pulmo)
terletak di dekat hepar dan berwarna merah muda dengan
stuktur seperti gelmbung-gelembung. Hati (hepar) berwarna
hijau kehitaman, terletak dekat dengan pulmo dan kantung
empedu (vesica fellea). Di sebelah tengah pulmo terdapat
jantung (cor) yang berwarna merah kecoklatan. Selain itu,
ditemukan pula ginjal (ren) yang melekat pada columna
vertebralis berjumlah 2 pasang dan berwarna cokelat
kemerahan dan ren ini juga terhubung langsung dengan kloaka
melalui ureter.

Bulu adalah suatu struktur epidermis yang membentuk


penutup luar. Bulu merupakan suatu struktur karatin yang
karakteristik terdapat pada bangsa burung, serta merupakan
modifikasi dari sisik, karena bangsa burung mempunyai nenek
moyang dari bangsa reptile. Menurut struktur anatominya
dibedakan menjadi 3 macam yaitu plumae, plumulae, dan
filoplumae. Plumae, merupakan bulu yang memberi dasar
bentuk tubuh yang berada pada sayap dan ekor, berfungsi
untuk terbang. Plumae terdiri atas bagian-bagian kalamus,
(merupakan tangkai bulu yang kosong), rachis (shaft = batang
bulu), vexillum, umbilicus inferior, umbillicus superior, barbae,
babulae, radi, radioli. Plumulae, bulu yang terdapat pada
burung yang masih muda dan pada burung yang sedang
mengerami telur, berfungsi sebagai isolator (misalnya, suhu).
Bagian-bagiannya terdiri dari kalamus pendek, rachis
tereduksi, barbae / rami panjang dan barbulae/radii pendek,
tidak memiliki radioli, sehingga tidak dapat membentuk
bendera bulu. Filoplumae, bulu yang tumbuh di seluruh
permukaan tubuh. Berfungsi sebagai sensor. Bentuknya seperti
rambut, mempunyai sumbu panjang, pada ujung distalnya
terdapat barbae/rami (Iskandar, 1989: 56).

Sistem pencernaan pada aves terdiri dari saluran pencernaan


dan kelenjar pencernaan. Kelenjar pencernaan yang terdapat
pada aves adalah pankreas, hati, dan empedu. Saluran
pencernaannya terdiri atas mulut, kerongkongan, tembolok,
lambung kelenjar, lambung pengunya, usus halus, usus besar
dan kloaka. Pada mulut terdapat paruh yang sangat kuat dan
berfungsi untuk mengambil makanan. Makanan yang diambil
oleh paruh kemudian masuk kedalam rongga mulut lalu
menuju kerongkongan. Bagian bawah kerongkongan
membesar berupa kantong yang disebut tembolok. Kemudian
masuk ke lambung kelenjar. Disebut lambung kelenjar karena
dindingnya mengandung kelenjar yang menghasilkan getah
lambung yang berfungsi untuk mencerna makan secara
kimiawi. Kemudian makan masuk menuju lambung pengunyah.
Disebut lambung pengunyah karena dindingnya mengandung
otot-otot kuat yang berguna untuk menghancurkan makanan.
Didalam hati, empedal sering terdapat batu kecil atau pasir
untuk membantu mencerna makanan secara mekanis.
Kemudian, makanan masuk menuju usus halus. Enzim yang
dihasilkan oleh pankreas dan empedu dialirkan kedalam usus
halus.Hasil pencernaan berupa sari- sari makanan diserap oleh
kapiler darah pada dinding usus halus. Burung mempunyai dua
usus buntu yang terletak antara lambung dan usus. Usus
buntu berguna untuk memperluas daerah penyerapan sari
makanan. Sisa makanan didorong ke usus besar kemudian
kedalam poros usus (rektum) dan akhirnya dikeluarkan melalui
kloaka (Brotowidjoyo, 1990: 97).

Kelompok aves memiliki perangkat alat pernapasan yang lebih


baik dibandingkan amfibi, pisces dan reptil. Kegiatan terbang
dan usaha mempertahankan suhu tubuh menyebabkan burung
membutuhkan oksigen sangat banyak. Oleh sebab itu, paru-
paru burung berkembang membentuk kantong-kantong hawa
di sekitar organ-organ lainnya untuk membantu paru-paru
memperbanyak perolehan oksigen. Jalur pernapasan pada
burung berawal di lubang hidung. Pada tempat ini, udara
masuk kemudian diteruskan pada celah tekak yang terdapat
pada dasar faring yang menghubungkan trakea. Trakeanya
panjang berupa pipa bertulang rawan yang berbentuk cincin,
dan bagian akhir trakea bercabang menjadi dua bagian, yaitu
bronkus kanan dan bronkus kiri. Dalam bronkus pada pangkal
trakea terdapat sirink yang pada bagian dalamnya terdapat
lipatan-lipatan berupa selaput yang dapat bergetar.
Bergetarnya selaput itu menimbulkan suara. Dari bronkus
udara akan masuk ke dalam paru-paru melalui parabronki
(Buffalo, 1968: 277).

Sistem peredaran darah pada aves terdiri dari jantung dan


pembuluh darah. Burung mempunyai jantung yang sudah
terbagi menjadi empat ruangan dengan sekat yang sempurna.
Peredaran darahnya adalah peredaran darah tertutup,
dibedakan menjadi dua, yaitu peredaran darah kecil dan
pereadran darah besar. Peredaran darah kecil dan peredaran
darah besar merupakan kelanjutan satu sama lain sehingga
seluruh peredaran tidak terpisah (Mukayat, 1990: 88).

Burung memiliki struktur tulang yang beradaptasi untuk


terbang. Adaptasi tulang burung adalah sebagai yaitu burung
memiliki paruh yang lebih ringan dibandingkan rahang dan gigi
pada hewan mamalia, burung memiliki sternum (tulang dada)
yang pipih dan luas,berguna sebagai tempat pelekatan otot
terbang yang luas, tulang-tulang burung berongga dan ringan,
tulang-tulang tersebut sangat kuat karena memiliki struktur
bersilang, sayap tersusun dari tulang-tulang yang lebih sedikit
dibandingkan tulang-tulang pada tangan manusia. Hal ini
berfungsi untuk mengurangi berat terutama ketika burung
terbang. Tulang belakang bergabung untuk memberi bentuk
rangka yang padat,terutama ketika mengepakkan sayap pada
saat terbang. Aves juga memiliki tulang-tulang yang khas yang
sesuai untuk terbang.Anggota depan berubah fungsi menjadi
sayap.Tulang dan dada membesar dan memipih sebagai
tempat melekatnya otot-otot dan sayap. Hal ini
memungkinkan burung untuk terbang (Jasin, 1992: 132).

Sistem eksresi aves terdiri dari ginjal, paru-paru, kuli, kloaka


dan kelenjar minyak. Pada ginjal aves terdapat dua buah ginjal
yang berwarna coklat, yang mana ginjal memiliki saluran ginjal
yang bersama-sama dengan saluran dan kelenjar kelamin
serta saluran pencernaan bermuara di kloaka. Aves tidak
memiliki kelenjar keringat, akan tetapi memiliki kelenjar
minyak di bagian tungging, kelenjar ini menghasilkan minyak
yang berfungsi melumasi bullu-bulunya agar tetap licin dan
mengkilap. Zat sisa metabolisme umumnya berupa limbah
nitrogen yang dikeluarkan dan tubuh dalam bentuk asam urat.
Asam urat dikeluarkan dan kloaka dalam bentuk semisolid
atau setengah padat bersama-sama dengan kotoran. Asam
urat menyebabkan warna putih pada kotoran aves. Paru-paru
aves sama fungsinya dengan paru-paru hewan yang bertulang
belakang lain, saat proses pernapasan, paru-paru berfungsi
sebagai alat untuk mengeluarkan CO 2 dan uap air yang
merupakan hasil dari oksidasi dalam tubuh barung (Buffalo,
1968: 279).

Sistem saraf aves terdiri dari otak, organ-organ indera, dan


saraf. Saraf membawa pesan dari organ-organ indera, seperti
mata, ke otak. Saraf juga membawa pesan dari otak ke otot.
Istilah birdbrain mungkin perlu dilupakan. Para peneliti telah
menemukan bahwa meskipun burung tidak memiliki korteks
serebral struktur otak yang berhubungan dengan kecerdasan
pada mamalia mereka masih bisa lewat pesan antara daerah
otak yang lebih tinggi dan lebih rendah. Fungsi ini membantu
menjelaskan bagaimana aves mampu perilaku kompleks (Jasin,
1992: 134).

Sistem indera pada aves yang berkembang dengan baik


adalah indera penglihatan (mata). Aves memiliki mata yang
besar, yang kadang-kadang berbobot lebih dari otak mereka,
memberikan pandangan yang tajam dan persepsi warna yang
sangat baik. Indera pendengaran juga berkembang dengan
baik pada burung,seperti misalnya pada beberapa burung
malam memiliki pendengaran sangat akut. Indera penciuman
hanya berkembang baik pada burung kiwi. Kiwi hampir buta
dan bergantung pada indera penciumannya untuk menemukan
makanan (Crome, 1991: 23).

Sistem reproduksi aves termasuk organ seks dan serangkaian


tabung, atau saluran, yang bertindak sebagai bagian untuk sel
kelamin yang dihasilkan dalam organ. Organ seks laki-laki,
yang disebut testis, menghasilkan sperma; organ intim wanita,
yang disebut ovarium, menghasilkan telur. Ketika burung
kawin, sperma dari testis lulus dari laki-laki untuk perempuan.
Sperma membuahi sel telur. Setelah telur dibuahi, ia mulai
melakukan perjalanan menyusuri tabung sempit yang disebut
saluran telur menuju pembukaan eksternal, atau kloaka.
Dalam perjalanan ke saluran telur, pertama kali menerima
lapisan protein yang disebut albumen (putih telur). Lebih jauh
ke bawah saluran telur, albumen ini dikelilingi oleh shell terdiri
dari kalsium. Seperti telur mendekati akhir saluran telur dan
sebelum diletakkan, itu juga dapat menerima berbagai pigmen
berwarna. Aves merupakan hewan ovipar. Fertilisasi terjadi di
dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling
menempelkan kloaka (Brotowidjoyo, 1990: 98).

Terdapat beberapa keterkaitan antara morolofi dari setiap


spesies dengan pengaturan sistem di dalam tubuhnya.
Misalnya saja pada bebek terdapat selaput renang (web) yang
berfungsi untuk menyokong sistem geraknya pada saat
berenang di air. Paruh bebek berbentuk lebih besar dan
panjang dari kelompok aves lainnya dan berbentuk sudu.
Fungsi ciri khusus paruh bebek berbentuk sudu adalah
memudahkan bebek dalam mencari makanan di lumpur.
Keterkaitan morfologi dengan sistem integumen pada bebek
daoat dilihat dari ciri bulu bebek berlapis lilin, hal ini berguna
agar bulu bebek tidak basah saat berenang. Pada ayam jantan
terdapat jengger yang ternyata berfungsi untuk menarik
perhatian lawan jenisnya (betina), hal ini merupakan salah
satu keterkaitan antara morfologi dari ayam dengan sistem
reproduksi. Tubuh aves ditutpi oleh bulu yang mampu
memerangkap udara sehingga menjaga tubuhnya senantiasa
hangat, seperti halnya jaket yang digunakan oleh manusia. Hal
ini berkaitan dengan mekanisme homeostatis dari kelompok
aves.

C. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang te;ah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan


sebagai berikut.
1. Seluruh tubuh aves kecuali bagian paruhnya tertutupi oleh bulu.
2. Secara umum, bagian tubuh aves terdiri atas caput, cervix, truncus dan
caudal.
3. Aves memiliki 2 extremitas yaitu extremitas superior yang terdiri atas
sepasang sayap dan extremita inferior yang terdiri atas sepasang kaki yang
dilengkapi dengan 4 jari dan cakar.
4. Pada bagian kepala ayam terdapat jengger yang merupakan salah satu ciri
khas dari ayam.
5. Bebek memiliki struktur khusus yang tidak dimiliki oleh ke tiga spesies
aves lainnya yaitu selaput renang pada bagian kaki yang berfungsi untuk
memudahkan gerakan bebek saat berenang di air.
6. Ekor pada tekukur lebih panjang dibandingkan dengan ekor pada ayam,
bebek dan merpati.
7. Burung merpati tidak memiliki kantung empedu.
8. Aves memiliki sistm pencernaan yang berbeda dengan kelompok vertebrata
lain yaitu memiliki tembolok, lambung kelenjar dan gizzard.
9. Sistem pernafasan aves memiliki tambahan organ khusus yakni katung
udara yang berfungsi menyimpan udara saat burung terbang.

D. Daptar Pustaka

Brotowidjoyo, D.M. 1990. Zoologi Dasar. Erlangga. Jakarta.


Buffalo, N.P. 1968. Animal and Plant Diversity. Prentice-Hall. Eglewoo Cliffs.
New Jersey
Crome, Francis H.J. (1991). Forshaw, Joseph. ed. Encyclopaedia of Animals:
Birds. Merehurst Press. London
Djuhanda, T. 1983. Analisa Struktur Vertebrata Jilid I. Armico. Bandung.
Iskandar, J. 1989. Jenis Burung yang Umum di Indonesia. Djambatan. Jakarta
Jasin, M. 1992. Zoologi Vertebrata Untuk Perguruan Tinggi. Sinat Jaya.
Surabaya
Mukayat, D. 1990. Zoologi Vertebrata. Jakarta. Erlangga.

Bandarlampung, 26 Mei 2016


Mengetahui,
Praktikan Asisten

Kartika Jaya Yulia Artanti


1413024047 1313024093

Anda mungkin juga menyukai