Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KASUS

KELOMPOK A CLERKSHIP 2022


IDENTITAS
Nama : Tn. TA
Tanggal lahir : 25-12-1990
Usia : 32 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Kalisawah 09/03 Kalisampurno, Tanggulangin
Pekerjaan : Swasta
Status : Menikah
MRS : 4-12-2022
KRS : 8-12-2022
KELUHAN UTAMA
Benjolan Di Lipatan Paha Kanan
ANAMNESA
Riwayat Penyakit Sekarang

Benjolan di lipatan paha kanan, sejak 2017. Benjolan terasa nyeri (kemeng).
Mulanya benjolan masih dapat keluar masuk saat batuk dan BAK, namun sejak
malam hari sebelum MRS (3-12-2022) benjolan tidak dapat masuk kembali.
Benjolan dirasa semakin membesar.
BAK dan BAB dalam batas normal. Nyeri perut (+), demam (-), mual muntah (-).
ANAMNESA

Riwayat Penyakit Dahulu HT (-), DM (-), Penyakit Jantung (-), Alergi (-)

Riwayat Penyakit Keluarga Tidak Ada

Riwayat Pengobatan Tidak Ada

Pasien terbiasa mengangkat beban yang


Riwayat Sosial berat dikarenakan pekerjaannya sebagai kuli
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum Nadi


Cukup 87 x/menit

Kesadaran Suhu
GCS : 4-5-6 / Compos Mentis 36 0C

Tekanan Darah Respiratory Rate


105/77 mmHg 18 x/menit
PEMERIKSAAN FISIK
KEPALA / LEHER A/I/C/D : -/-/-/-
Pembesaran KGB dan tiroid (-)
THORAX PARU
Inspeksi: pergerakan dada simetris, retraksi intercostal (-), deformitas (-)
Palpasi : pergerakan napas simetris, fremitus raba sama simetris
Perkusi : sonor/sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : vesikuler/vesikuler, wheezing (-/-), rhonki (-/-)
JANTUNG
Inspeksi : normochest, ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Perkusi : batas kanan jantung di parasternal line kanan ics 4, batas kiri jantung di miclavicula line
kiri ics 4
Auskultasi : S1 S2 tunggal regular, murmur (-), gallop (-)
ABDOMEN Inspeksi : terdapat benjolan di regio kuadran inguinal inferior dextra
Auskultasi : BU Normal
Palpasi : tidak ada nyeri tekan di kuadran inguinal inferior dextra
Perkusi : timpani

EKSTREMITAS Akral hangat kering merah di keempat ekstremitas


CRT <2 detik
Edema -/-
STATUS LOKALIS Ulkus (-)
Finger test + (ujung jari) inguinal dextra
Transluminasi -
PEMERIKSAAN LAB
Pemeriksaan Metode Hasil Nilai rujukan Satuan Pemeriksaan Metode Hasil Nilai rujukan Satuan
WBC Flowcyometri 19.74 4.50-11.50 10^3/uL LYMPH% 3.9 25.0-40.0 %
RBC 5.9 4.2-6.1 10^6/uL MONO% 1.8 2.0-8.0 %
HGB 17.6 14.0-17.5 g/dL EO 0.00 10^3/uL
HCT Cell Counter 50.4 37.0-52.0 % BASO 0.02 10^3/uL
PLT Cell Counter 252 150-403 10^3/uL
MONO 0.35 10^3/uL
MCV Cell Counter 84.8 79.0-99.0 fl
NEUT 18.6 2.0-7.7 10^3/uL
MCH Cell Counter 29.6 27.0-31.0 pg
LYMPH 0.8 0.8-4.0 10^3/uL
MCHC Cell Counter 34.9 33.0-37.0 g/dl

RDW-CV 13.1 11.5-14.5 fl KIMIA KLINIK

RDW-SD 36.9 35.0-47.0 % Gula Darah Sewaktu Hexokinase 174 45-140 mg/dL

PDW 13.4 9.0-17.0 fl BUN Kinetik UV 16.5 8.0-18.0 mg/dL


MPV 10.6 9.0-17.0 fl
Creatinin Jaffe UV 0.9 0.6-1.1 mg/dL
P-LCR 30.0 13.0-43.0 %
Elektrolit
PCT 0.3 0.2-0.4 %

EO% 0.00 0.00-3.00 % Naturium ISE 138 136-145 mg/dL


Kalium ISE 4.8 3.5-5.1 mmol/l
BASO% 0.10 0.00-1.00 %

NEUT% 94.2 50.0-70.0 % Chlorida ISE 99 98-107 mmol/l


HASIL PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Tanggal : 4-12-2022 pukul 06.08

Hasil bacaan:
Cor : Besar dan bentuk normal
Pulmo : Tak tampak infiltrate
Kedua sinus phrenicocostalis tajam
Tulang-tulang dan soft tissue normal

Kesimpulan :
Foto Thorax dalam batas normal
DIAGNOSIS KERJA
HERNIA INGUINALIS LATERALIS
DEXTRA INKARSERATA
TERAPI

Inf. B Fluid 1000cc/24jam


Inj. Ketolorak 3x1 gr
Inj. Omeprazol 2x4 mg
Inj. Ondansitron 2x8 mg
Inj. Ceftriaxone 2x1 gr
FOLLOW UP
Tanggal S O A P
4/12/22 Pasien mengeluh GCS : 456 HIL - Lapor PPDS
08.30 benjolan di lipatan TD: 105/77 Dextra Bedah dr. Ady
paha kanan mmHg Inkarser - Terapi lanjut
Nyeri skrotum (+) N: 88 x/menit ata - Posisi
Nyeri perut (+) RR 20 x/menit terlentang
- Tidak perlu
puasa

Tanggal S O A P
6/12/22 Pasien post HIL Dextra Inf. B Fluid
operasi Inkarserata 1000cc/24jam
Inj. Ketolorak 3x1 gr
Inj. Omeprazol 2x4 mg
Inj. Ondansitron 2x8 mg
Inj. Ceftriaxone 2x1 gr
DEFINISI
Hernia merupakan penonjolan abnormal dari organ
ataupun jaringan melalui defek dari dinding yang
mengelilinginya.
Tempat yang sering terjadi hernia adalah inguinal,
femoral, umbilical, linea alba, semilunar line
bawah, dan bekas insisi operasi.

(Sjamsuhidajat, 2017)
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi hernia
bertambah seiring
bertambahnya usia

Pria 25 kali lebih mungkin


terkena hernia inguinalis
daripada perempuan

Rasio wanita: pria


pada hernia femoral
dan umbilikal adalah
10 : 1 dan 2 : 1

Sekitar 75% hernia terjadi pada


inguinal, dan 2/3 dari persentasi
tersebut merpakan hernia indirek
KLASIFIKASI
Berdasarkan sifatnya, hernia dibagi atas:

Hernia Reponibel Hernia Ritcher


isi hernia dapat keluar-masuk, usus keluar jika apabila strangulasi hanya menjepit sebagian
berdiri/mengejan, dan masuk lagi ketika dindingusus. Komplikasi dari hernia richter
berbaring. Selama hernia masih reponibel, tidak adalah strangulasi sampai terjadi perforasi usus.
ada keluhan nyeri atau obstruksi usus. Pada hernia richter, terjadi strangulasi tanpa
adanya tanda obstruksi

Hernia Ireponibel Hernia Inkaserata


isi hernia tidak dapat direposisi kembali ke isi hernia terjepit oleh cincin hernia sehingga isi
dalam rongga perut. Biasanya disebabkan oleh kantong terperangkap dan tidak dapat kembali
pelekatan isi kantong kepada peritoneum ke dalam rongga perut. Akibatnya terjadi
kantong hernia. gangguan pasase atau vaskularisasi.
Perbedaan hernia inguinalis lateralis dan medialis

Hernia inguinalis lateralis Hernia inguinalis medialis

● Disebut juga hernia indirect ● Disebut juga hernia direct


● Lateral vasa epigastrika inferior ● Medial vasa epigastrika inferior
● Bentuk lonjong ● Bentuk bulat
● Finger test (+) massa teraba di ujung ● Finger test (+) massa teraba di sisi
jari jari
● Melalui canalis inguinalis ● Tidak melalui canalis inguinalis
● Biasa karena proc. vaginalis yang ● Biasa karena adanya lokus minoris
terbuka resistant
ETIOLOGI
Herniasi akan terjadi ketika tekanan intraabdominal meningkat dengan cepat dan berulang
seperti pada :

Obstruksi uretra
Batuk Kronis Aktivitas fisik (BPH, Striktur
berat uretra, stenosis
uretra)

Mengejan saat
defekasi (kontipasi)
Obstruksi uretra
(BPH, Striktur uretra, Vomitus
stenosis uretra)

Asites
PATOFISIOLOGI
Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada trimester 3 dari
kehamilan, terjadinya desensus testikulorum melalui kanalis inguinalis.
Penurunan testis itu akan menarik peritoneum ke daerah skrotum sehingga
terjadi tonjolan peritoneum yang disebut dengan prosesus vaginalis peritonea.

Namun, tidak semua orang dengan patent processus vaginalis akan terjadi
hernia inguinalis medialis. Hernia yang didapat biasanya terjadi pada lanjut
usia.

Karena kanalis tersebut telah menutup, namun karena daerah ini merupakan
lokus minoris resistensi, maka pada keadaan yang menyebabkan tekanan
intraabdominal meningkat akan menyebabkan terbukanya kanal yang telah
tertutup tadi sehingga timbul hernia inginalis lateralis karena terdorongnya
sesutu jaringan tubuh melalui defek tersebut.Komplikasi hernia bergantung
pada keadaan yang dialami oleh isi hernia, isi hernia dapat tertahan dalam
kantong hernia pada hernia reponibel.
TATALAKSANA
KONSEVATIF

Reposisi spontan pada


Reposisi Bimanual Bantal penyangga
anak
Tangan kiri memegang isi hernia Menidurkan anak dengan posisi
membentuk corong sedangkan tangan Trendelenburg, pemberian sedatif Bertujuan untuk menahan hernia yang
kanan mendorongnya ke arah cincin parenteral, kompres es di atas hernia, telah direposisi dan harus dipakai
hernia dengan tekanan lambat dan kemudian bila berhasil, anak boleh seumur hidup
menetap sampai terjadi reposisi menjalani operasi pada hari berikutnya
TATALAKSANA
OPERATIF

Prinsip Pengobatan Operative pada Hernia Inguinalis


Sebelum tindakan operasi pada pasien hernia, terlebih dahulu harus
memperbaikifaktor yang memperburuk hernia (batuk kronis, obstruksi
prostat, tumor kolon, ascites)

Jenis-jenis Operasi pada Hernia Inguinalis


Tujuan dari semua perbaikan hernia adalah untuk menghilangkan
kantongperitoneal dan untuk menutupi defek pada fascia di dinding
inguinal.
1. Herniotomi
2. Hernioplasti

(Sjamsuhidajat, 2017)
KOMPLIKASI
Hernia ireponibel (isi hernia tertahan pada kantung hernia. Gejala : hanya
benjolan)

Hernia inkarserata (mengganggu pasase usus) menyebabkan hernia tercekik à


gejala obstruksi usus yang sederhana dan gangguan elektrolit, keseimbangan
cairan dan asam basa

Hernia inkarserata retrograde : dua segmen usus terperangkap pada kantong


hernia, satu segmen lainnya dalam rongga peritoneum seperti huruf W

Hernia Strangulasi (mengganggu vaskularisasi) à penjepitan vena pada awalnya


edema dan transudasi ke dalam kantong hernia. Edema menyebabkan jepitan
cincin hernia bertambah sehingga peredaran darah jaringan terganggu
(strangulasi) à gejala : lebih toksik, suhu tubuh menigkat dan leukositosis.
DAFTAR PUSTAKA
Amin dan Hardhi . (2013). Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa. NANDANIC & NOC . Yogyakarta:
Mediaction Publisher
Grace PA. dan Borley NR. At Glance Ilmu Bedah. Jakarta: Erlangga.

Mansjoer, A. 2011.KapitaSelekta Kedokteran Edisi 3.Media Aesculapius. Jakarta SabistonD, C. Buku AjarBedah.
EGC. Jakarta. 2010.
Sjamsuhidayat R, Wim de Jong,.Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 4, Vol 2. Jakarta : EGC; 2014.p: 636-649
Snell, R.S. 2017 Abdomen: Bagian I Dinding Abdomen. Dalam: Hartanto, Huriawati, ed.
Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta: EGC. p: 147–20

Vera, Anik A. 2014. Hubungan Antara Obesitas dengan Kejadian Hernia Scrotalis. UnnesJoernal of Publicly
Health

Anda mungkin juga menyukai