Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGEMBANGAN FORMULA MAKANAN

PENGEMBANGAN FORMULA MAKANAN TRADISIONAL

Dosen Pengampu

Agatha Widiyawati, S.ST., M.Gizi

Oleh :

Nama : Defi Rahmasari

NIM : G42192052

GOL : B Daring ( C lama)

PROGRAM STUDI GIZI KLINIK

JURUSAN KESEHATAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Berbagai jenis makanan dapat dijadikan sebagai salah satu ukuran kebudayaan dari
suatu bangsa. Makanan merupakan sebuah tradisi karena pada awalnya makanan
memiliki peran pada berbagai ritual maupun upacara adat dan dibuat secara turun
menurun. Cara pengolahan makanan dan bahan baku diturunkan dari generasi ke generasi
selanjutnya secara terus menerus. Makanan tidak hanya sekedar untuk dikonsumsi,
namun juga sebagai media dalam menjalin hubungan antara manusia dengan Tuhan,
sesama manusia, dan dengan alam. Makanan tradisional merupakan makanan dan
minuman yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat tertentu dengan citarasa khas yang
dapat diterima oleh masyarakat tersebut. Didalam pembuatan makanan tradisional sangat
penting adanya peranan budaya yaitu berupa bentuk ketrampilan, kreativitas, sentuhan
seni, tradisi, dan selera. Budaya suatu komunitas yang semakin tinggi maka semakin luas
variasi bentuk makanan, cara pembuatan serta penyajiannya. Fenomena bertambahnya
kebutuhan pokok masyarakat, pesatnya perkembangan industri pariwisata, tingginya
tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pengalaman baru dari gaya hidup konsumtif. Hal
ini menjadi peluang bagi makanan tradisional untuk berkembang dalam pemenuhan
kebutuhan masyarakat, terutama yang sedang melakukan perjalanan ke daerah.
Masyarakat Indonesia, salah satunya masyarakat jawa yang sejak dahulu kala memiliki
makanan tradisional beranekaragam baik makanan utama, jajan pasar (selingan), ataupun
minuman tradisionalnya. Kondisi seperti ini menyebabkan masyarakat Indonesia lebih
memilih mengkonsumsi makanan tradisional yang lezat, sehat, dan sesuai dengan
keyakinan, moral, dan budaya setempat.
Kabupaten Jember adalah salah satu wilayah di Jawa Timur yang memiliki
beranekaragam makanan tradisional yang sampai sekarang dilestarikan secara turun
temurun oleh masyarakatnya. Makanan khas tradisional di daerah Jember salah satunya
yaitu suwar-suwir dan pecel pincuk garahan. Makanan tradisional suwar-suwir dan pecel
pincuk garahan dapat dilakukan formulasi untuk meningkatkan nilai fungsional dibidang
gizi sehingga berguna untuk kesehatan tubuh dan memenuhi kebutuhan gizi seimbang
bagi masyarakat. Masyarakat Dengan melakukan pengembangan formulasi makanan
tradisional diharapkan dapat menambah citarasa, minat berbagai kalangan usia, dan nilai
gizi dari makanan tersebut.
BAB II

TINJUAN PUSTAKA

2.1. Tape Singkong


Singkong merupakan tanaman tahunan tropika dan subtropika dari Familia
Euphorbiaceae. Singkong termasuk bahan pangan yang potensial dalam pengembangan
agribisnis dan agroindustri khususnya di Indonesia. Singkong dapat diolah atau diawetkan
menjadi berbagai macam produk baik pangan maupun non pangan (Amarullah dkk, 2016).
Salah satu pengolahan singkong paling umum yaitu dijadikan tape singkong. Pengolahan
singkong menjadi tape melalui proses fermentasi dapat meningkatkan nilai gizi yang ada
didalamnya. Selain dapat meningkatkan nilai gizinya, tekstur tape singkong lebih lembut
dan mudah dicerna sehingga penyerapan gizi lebih maksimal. Mikroorganisme yang
terdapat pada ragi akan mengubah pati (karbohidrat kompleks) menjadi gula sederhana,
alkohol, dan asam-asam organik (Hasanah, 2008). Kualitas tape dapat dinilai dari beberapa
aspek seperti nilai gizi, tekstur, ataupun tingginya minat konsumen. Tape memiliki nilai
gizi lebih tinggi dibandingkan singkong. Perbedaan tersebut disebabkan oleh proses
fermentasi yang melibatkan mikroorganisme dalam proses pembuatan tape. Kandungan
protein pada singkong tanpa fermentasi sebesar 1% dan pada tape singkong mengandung
protein 3,67% (Marminah, 2012). Selain itu, mikroorganisme fermentatif juga dapat
mensintesis beberapa vitamin yang kompleks dan faktor-faktor pertumbuhan misalnya
produksi dari beberapa vitamin seperti riboflavin, vitamin B12, dan provitamin A
(Hariyati, 2017).
2.2. Suwar Suwir
Kabupaten Jember merupakan salah satu penghasil singkong yang cukup besar
dimana total produksi mencapai 415.600 kwintal dengan produktivitas sebesar 171,24
kwintal/hektar (BPS, 2014). Singkong dimanfaatkan menjadi berbagai produk olahan
dengan nilai daya suka tinggi. Suwar-suwir merupakan salah satu makanan khas tradisional
Jember yang berbahan baku tape yang terbuat dari singkong. Suwar suwir diperkirakan
dapat terus berkembang dikarenakan ketersediaan bahan baku yang melimpah di
Kabupaten Jember. Suwar-suwir telah dibuat sejak zaman belanda dan sekarang ini juga
biasa dijadikan oleh-oleh sanak saudara. Suwar-suwir terdiri dari berbagai macam rasa dan
ada yang dikreasikan dengan bermacam rasa buah-buahan serta berwarna-warni. Terdapat
rasa durian, nanas, mangga, jeruk, apel, semangka, melon, anggur, pepaya, stroberi, sirsak,
panda, dan vanila. Bentuk dan rasa suwar-suwir hampir mirip dengan dodol, namun yang
membedakannya suwar-suwir lebih memiliki rasa manis dan legit, teksturnya lebih keras
dan padat. Pada teknologi yang semakin canggih dan modern, pengolahan suwar-suwir
tetap masih secara tradisional dan mampu mempertahankan cita rasa yang khas dari tahun
ke tahun. Suwar-suwir sangat cocok menjadi teman cemilan dan bersanding dengan
secangkir teh hangat tawar. Dalam pengolahan suwar-suwir diperlukan beberapa bahan
yaitu tepung ketan, tape, gula pasir, serta santan. Proses pembuatan suwar-suwir menurut
Fakhrunnisa 2012 sebagai berikut :
 Pencampuran bahan
Tape singkong yang telah dibuang tulang tengahnya diremas-remas hingga lumat
kemudian dicampur dengan gula pasir dan diaduk sampai merata di wajan
 Pemasakan
Setelah campuran bahan menjadi adonan yang tercampur rata dan mengental, adonan
dimasak selama 3 jam dan terus menurus diaduk dengan pengaduk kayu hingga
adonan menjadi kalis
 Pemasiran
Proses pengadukan setelah pemasakan dan pemberian bahan tambahan agar adonan
menjadi lebih kalis dan tidak lengket. Setelah pemasakan, wajan diangkat dan
adonan tetap diaduk selama setengah jam dan ditambahkan dengan susu bubuk,
perisa makanan, maupun pewarna makanan sesuai keinginan.
 Percetakan dan pemotongan
Adonan suwar-suwir diletakkan pada meja cetakan. Setelah adonan dicetak dingin,
adonan dipotong-potong sesuai dengan keinginan
 Pengemasan
Pengemasan dilakukan dengan tujuan untuk melindungi produk, pengawetan produk,
dan meningkatkan daya tarik konsumen.
Suwar-suwir memiliki kandungan gizi berupa energi 348,75 kkal, protein 3,25 gram, lemak
8,4 gram, karbohidrat 65,8 gram, serat 0,1 gram, kolesterol 0 mg, natrium 0,1 mg yang
diperoleh dari 50 gram tape singkong, 25 gram gula pasir, 25 gram santan, dan 25 gram
tepung.
2.2. Nasi Pecel pincuk garahan
Pecel merupakan salah satu makanan khas Jawa Timur yang sangat terkenal. Nasi
pecel pincuk garahan sudah ada sejak tahun 1980-an di Jember. Pecel pincuk garahan
disajikan dengan menggunakan daun pisang yang dipincuk sebagai wadahnya. Pada
awalnya pecel pincuk garahan dibungkus menggunakan daun jati, namun seiring berganti
tahun ke tahun dirubah menjadi daun pisang hingga saat ini. Pecel pincuk garahan berbeda
dari pecel lainnya sebab memiliki cita rasa yang unik. Pecel pincuk garahan di dominasi
dengan rasa pedas yang berasal dari sambal kacang yang berperas sebagai kuah siraman
diatas sayuran. Pecel pincuk garahan juga memiliki rasa sedikit asam dan sambal
kacangnya bertekstur kasar atau tidak sehalus pecel yang ada dimasyarakat pada
umumnya.
BAB III

PROSES PEMBUATAN

 Resep Asli
A. Suwar-Suwir
Bahan-Bahan :
1. Tepung beras 50 gr
2. Santan kental 1 gelas
3. Tape masak 100 gr
4. Tepung ketan 500 gr
5. Gula merah 250 gr
6. Gula pasir 300 gr
7. 2/3 sendok teh garam
8. Susu cair 750 ml
Cara Pembuatan :
1. Tepung ketan, tepung beras, tape, garam campur jadi satu kemudian sisihkan.
2. Gula merah, gula pasir dan susu cair dimasak kemudian saring.
3. Lalu masukkan kedalam campuran tepung ketan, tepung beras, tape dan garam.
4. Setelah tercampur lalu aduk sampai menyerupai bubur.
5. Tuangkan santan kental sedikit demi sedikit.
6. Aduk sampai kental dan mengeluarkan minyak, lalu angkat.
7. Lalu cetak ke loyang, lalu dinginkan dan dipotong.
B. Nasi Pecel pincuk garahan
Bahan-Bahan :
1. Nasi putih 150
2. 1 ikat Bayam, siangi, rebus
3. 50 gram Taoge, siangi, rebus
4. 50 gram Kacang panjang, potong 3 cm, rebus
5. 50 gram Bunga turi, siangi dan buang bunga sarinya, rebus
6. 1 buah Timun krai, rebus, potong sesuai selera
7. Air hangat secukupnya
8. Lalapan (kemangi, mentimun potong kotak kecil, petai cina/lamtoro) secukupnya
9. Rempeyek kacang/teri/lempeng beras secukupnya
Bumbu Kacang :
1. 100 gram kacang goreng
2. 1 buah cabai merah goreng
3. 10 buah cabai rawit
4. 3 lembar daun jeruk
5. 3 siung bawang putih
6. ½ cm kencur
7. ½ sdt asam jawa
8. 2 sdt gula merah sisir
9. Garam secukupnya

Cara Pembuatan :
1. Rebus sayuran secara terpisah
2. Haluskan semua bahan untuk pembuatan bumbu kacang lalu tambahkan air hangat
aduk hingga merata
3. Tata nasi putih, sayuran pada daun pisang yang dipincuk
4. Lalu siram dengan menggunakan bumbu kacang, kemudian letakkan rempeyek
kacang diatasnya
5. Siap untuk disantap
 Resep Formulasi
A. Suwar-Suwir
Bahan-Bahan :
1. Tepung beras 14 gr
2. Santan kental 12 gr
3. Tape masak 10 gr
4. Tepung ketan 20 gr
5. Mangga manalagi 25 gr
6. Gula merah 5 gr
7. Gula pasir 3,6 gr
8. Garam 0,4 gr
9. Susu cair 10 gr
Cara Pembuatan :
1. Haluskan mangga manalagi
2. Tepung ketan, tepung beras, tape, mangga manalagi, dan garam campur jadi satu
kemudian sisihkan.
3. Gula merah, gula pasir dan susu cair dimasak kemudian saring.
4. Lalu masukkan kedalam campuran tepung ketan, tepung beras, tape dan garam.
5. Setelah tercampur lalu aduk sampai menyerupai bubur.
6. Tuangkan santan kental sedikit demi sedikit.
7. Aduk sampai kental dan mengeluarkan minyak, lalu angkat.
8. Lalu cetak ke loyang, lalu dinginkan dan dipotong.
B. Nasi Pecel pincuk garahan
Bahan-Bahan :
1. Nasi putih 135 gr
2. Bayam 25 gr
3. Tauge 20 gr
4. Tauge 25 gr
5. Bunga turi 25 gr
6. Timun krai , rebus, potong sesuai selera 15 gr
7. Air hangat secukupnya
8. Mentimun potong kotak kecil 10 gr
9. Petai cina/lamtoro) 10 gr
10. Rempeyek kacang 7 gr
11. Ayam 25 gr
Bumbu Kacang :
1. Kacang goreng 15 gr
2. Cabai merah goreng 5 gr
3. Cabai rawit 2 buah
4. 3 lembar daun jeruk 1 lembar
5. Bawang putih 2 siung
6. ¼ cm kencur
7. ¼ sdt asam jawa
8. Gula merah 10 gr
9. Garam 0,4 gr
Cara Pembuatan :
1. Ayam dilumuri bumbu hingga meresap
2. Sambil menunggu bumbu ayam meresap, rebus sayuran secara terpisah
3. Haluskan semua bahan untuk pembuatan bumbu kacang lalu tambahkan air hangat
aduk hingga merata
4. Kemudian goreng ayam kedalam minyak panas hingga berwarna kecoklatan dan
tiriskan
5. Tata nasi putih, sayuran pada daun pisang yang dipincuk
6. Lalu siram dengan menggunakan bumbu kacang, kemudian letakkan rempeyek
kacang dan ayam goreng diatasnya
7. Siap untuk disantap
BAB IV
PEMBAHASAN

Nilai gizi Suwar-suwir sebelum formulasi yaitu energi sebesar 920 kkal, protein sebesar
36,5 gram, lemak sebesar 65,3 gram, karbohidrat sebesar 669 gram. Sedangkan nilai gizi Suwar-
suwir sesudah formulasi penambahan buah mangga manalagi segar yaitu energi sebesar 223,05
kkal, protein sebesar 5,6 gram, lemak sebesar 6,5 gram, karbohidrat sebesar 36,82 gram, serta
serat sebesar 3,5 gram. Didalam formulasi juga ditentukan berat setiap bahannya dengan
penambahan mangga manalagi, yang lalu disesuaikan dengan 10% dari Angka Kecukupan Gizi
(AKG) yaitu dengan rentang energi sebesar 202-247 kkal, protein sebesar 5,4-6,6 gram, lemak
sebesar 5,9-7,2 gram, karbohidrat sebesar 32,4-39,6 gram, serta serat sebesar 2,9-3,5. Dilihat dari
angka nilai gizi formulasi dengan AKG tersebut bahwa suwar-suwir yang diformulasikan telah
memenuhi rentang yang sesuai dengan kebutuhan makanan selingan yaitu sebesar 10% dari
Angka Kecukupan Gizi (AKG). Formulasi dengan penambahan buah mangga manalagi
bertujuan untuk menambah kandungan serat didalam suwar-suwir sehingga dapat memberi
manfaat baik untuk kesehatan. Mangga manalagi mengandung tinggi serat dan memiliki banyak
manfaat bagi kesehatan tubuh antara lain sumber antioksidan bagi tubuh, dapat menurunkan
kolesterol, menetralkan radikal bebas, baik untuk pencernaan, serta meningkatkan imunitas
tubuh. Dengan adanya dilakukan formulasi penambahan mangga manalagi didalam pembuatan
suwar-suwir dapat menambah nilai gizi, cita rasa, warna dan daya tarik konsumen.
Nilai gizi pecel pincuk garahan sebelum formulasi yaitu energi sebesar 955,5 kkal,
protein sebesar 37,8 gram, lemak sebesar 48,33 gram, dan karbohidrat sebesar 102,4 gram.
Sedangkan untuk nilai gizi pecel pincuk setelah formulasi yaitu energi sebesar 514,6 gram,
protein sebesar 15,84 gram, lemak sebesar 15,6 gram, dan karbohidrat sebesar 80,6 gram.
Didalam formulasi juga ditentukan berat setiap bahannya dengan penambahan daging ayam,
yang lalu disesuaikan dengan 25% dari Angka Kecukupan Gizi (AKG) yaitu dengan rentang
energi sebesar 506,3 – 618,8 kkal, protein sebesar 13,5 – 16,5 gram, lemak sebesar 14,6 – 17,9
gram, karbohidrat sebesar 81 – 99 gram. Dilihat dari nilai gizi setelah formulasi dibandingkan
dengan AKG bahwa nasi pecel pincuk garahan telah memenuhi rentang yang sesuai dengan
kebutuhan makanan utama yaitu sebesar 25% dari Angka Kecukupan Gizi (AKG). Sedangkan
untuk nilai gizi pecel pincuk garahan sebelum formulasi memiliki nilai gizi melebihi dari
kebutuhan AKG 2019.
Gisi seimbang merupakan susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi
dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Nasi pecel pincuk garahan sebelum
formulasi kurang adanya protein hewani didalamnya. Oleh karena itu tujuan dilakukannya
formulasi dengan penambahan protein hewani untuk melengkapi zat gizi didalam nasi pecel
pincuk garahan. Setiap kali konsumsi makanan harus mengacu dengan 5 kelompok pangan yaitu
makanan pokok, lauk pauk yang terdiri dari protein nabati dan hewani, sayuran, buah-buahan,
dan air putih). Keunggulan produk setelah diformulasi yaitu menambah zat gizi, melengkapi
keberagaman protein didalamnya, dan meningkatkan daya suka masyarakat. Berikut ini tabel
formulasi dari kedua makanan yaitu suwar suwir mangga manalagi dan nasi pecel pincuk
garahan sebagai berikut :

 Tabel Formulasi
A. Suwar-Suwir Mangga Manalagi
Produk Suwar-suwir penambahan mangga
manalagi
Keperuntukkan Umum
Zat gizi yang ditambahkan Serat
Formula Standar 1. Tepung beras 50 g
2. Santan kental 1 gelas
3. Tape masak 100 g
4. Tepung ketan 500 g
5. Gula merah 250 g
6. Gula pasir 300 g
7. 2/3 sendok teh garam
8. Susu cair 750 ml
Standar Mutu yang diacu SNI 01-2986-1992
AKG 2019

Komposisi Gizi Bahan Per 100 gram


Bahan Energi Protein Lemak KH Serat
(kkal) (g) (g) (g) (g)
Tepung beras 354 6 1,4 80 2,4
Santan kental 324 4,2 34,3 5,6 0
Tape masak 169 1,4 0,3 40,2 2
Tepung ketan 361 7,4 0,8 78,4 0,4
Mangga manalagi 133 1 0,1 32,1 11,8
Gula merah 368 0 0 92 0
Gula pasir 394 0 0 94 0
Susu cair 61 3,2 3,5 4,3 0
Garam 0 0 0 0 0

Resep Formulasi Suwar Suwir Mangga Manalagi


Bahan Berat Energi Protein Lemak KH Serat
(kkal) (g) (g) (g) (g)

Tepung beras 14 49,6 1 0,2 11,2 0,34


Santan kental 12 38,9 0,7 5,5 0,7 0
Tape masak 10 16,9 0,5 0,03 4,02 0,2
Tepung ketan 20 36,1 0,9 0,1 7,84 0,01
Mangga manalagi 25 33,25 0,7 0,3 8,03 2,95
Gula merah 5 19,5 0 0 4,6 0
Gula pasir 3,6 20,7 0 0 0 0
Susu cair 10 8,1 1,8 0,35 0,43 0
Garam 0,4 0 0 0 0 0
TOTAL 223,05 5,6 6,5 36,82 3,5
AKG 2019 (10%) 202-247 5,4-6,6 5,9-7,2 32,4-39,6 2,9 - 3,5

B. Nasi Pecel pincuk garahan


Produk Nasi Pecel pincuk garahan
Keperuntukkan Umum
Zat gizi yang ditambahkan Protein Hewani
Formula Standar 1. Nasi putih
2. 1 ikat bayam
3. 50 gram tauge
4. 50 gram kacang panjang
5. 50 gram bunga turi
6. 1 buah timun krai
7. Air hangat
8. Mentimun secukupnya
9. Lamtoro secukupnya
10. Rempeyek kacang secukupnya
Bumbu kacang :
10. 100 gram kacang goreng
11. 1 buah cabai merah goreng
12. 10 buah cabai rawit
13. 3 lembar daun jeruk
14. 3 siung bawang putih
15. ½ cm kencur
16. ½ sdt asam jawa
17. 2 sdt gula merah sisir
18. Garam secukupnya
Standar Mutu yang diacu -

Komposisi Gizi Bahan Per 100 gram


Bahan Energi Protein Lemak KH Serat
(kkal) (g) (g) (g) (g)

Nasi putih 180 3 0,3 39,8 0,2


Bayam 16 0,9 0,4 2,9 0,7
Tauge 37 4,4 0,5 3,8 1,7
Kacang panjang 31 2,3 0,1 5,3 2,7
Bunga turi 42 2 1,1 6,1 3,3
Timun krai 10 0,5 0,2 2 0,6
Mentimun 8 0,2 0,2 1,4 0,3
Lamtoro 85 5,7 0,3 15,40 10,8
Rempeyek kacang 513 17,5 32,5 44,3 1,7
Ayam 298 18,2 25 0 0
Kacang goreng 525 27,9 42,7 17,4 2,4
Cabai merah 36 1 0,3 7,3 1,4
Cabai rawit 120 4,7 2,4 19,9 15,2
Daun jeruk - - - - -
Bawang putih 112 4,5 0,2 21,3 0,6
Kencur - - - - -
Asam jawa - - - - -
Gula merah 368 0 0 92 0
Garam - - - - -

Resep Formulasi Nasi Pecel Pincuk Garahan


Bahan Berat Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) KH (g)
Nasi putih 135 243 3,9 0,8 54
Bayam 25 4 0,23 0,1 0,7
Tauge 20 7,4 0,8 0,13 0,95
Kacang panjang 25 7,75 0,6 0,03 1,33
Bunga turi 25 10,5 0,5 0,3 1,53
Timun krai 15 1,5 0,1 0,03 0,3
Mentimun 10 0,8 0,02 0,02 0,14
Lamtoro 10 8,5 0,6 0,03 1,54
Rempeyek kacang 7 35,9 1,2 2,3 4,43
Ayam 25 74 4,3 7,3 0
Kacang goreng 15 68,8 3,2 4,4 3,48
Cabai merah 5 1,8 0,05 0,015 0,4
Cabai rawit 3 3,6 0,14 0,1 0,6
Daun jeruk 2 - - - -
Bawang putih 10 10,2 0,2 0,01 2,2
Kencur 3 - - - -
Asam jawa 2 - - - -
Gula merah 10 36,8 0 0 10
Garam 0,4 - - - -
TOTAL 514,6 15,84 15,6 81,6
AKG 2019 (25%) 506,3 – 618,8 13,5 – 16,5 14,6 – 17,9 81 - 99
BAB V

KESIMPULAN

Nilai gizi Suwar-suwir sesudah formulasi penambahan buah mangga manalagi segar
yaitu energi sebesar 223,05 kkal, protein sebesar 5,6 gram, lemak sebesar 6,5 gram, karbohidrat
sebesar 36,82 gram, serta serat sebesar 3,5 gram. Dilihat dari angka nilai gizi formulasi dengan
AKG tersebut bahwa suwar-suwir yang diformulasikan telah memenuhi rentang yang sesuai
dengan kebutuhan makanan selingan yaitu sebesar 10% dari Angka Kecukupan Gizi (AKG).
Formulasi dengan penambahan buah mangga manalagi bertujuan untuk menambah kandungan
serat didalam suwar-suwir sehingga dapat memberi manfaat baik untuk kesehatan. Keunggulan
produk nasi pincuk garahan setelah diformulasi yaitu menambah zat gizi, melengkapi
keberagaman protein didalamnya, dan meningkatkan daya suka masyarakat
DAFTAR PUSTAKA

1. Harsana, M. Baiquni, M., Harmayani, E., Widyaningsih, Y. A. 2018. Potensi Makanan


Tradisional Kue Kolombeng Sebagai Daya Tarik Wisata Di Daerah Istimewa Jogyakarta.
Home Economics Journal, 1(2), hal 40-47.
2. Nurjannah, Nurhikmah. 2020. Pengaruh Konsentrasi Ragi dan Lama Fermentasi Terhadap
Mutu Tape Singkong. Jurnal Borneo Saintek, 3(2), hal 73-78

Anda mungkin juga menyukai