DISUSUN OLEH:
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya
tulis ilmiah dengan tema Bioproses. Dari tema tersebut, penulis meuyusun sebuah
karya tulis ilmiah dengan judul Proses Pembuatan Kecap Kedelai dengan baik.
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, tidak sedikit penulis mengalami
kesulitan serta hambatan. Namun berkat bantuan dari berbagai pihak, penulis
dapat menyusun karya tulis ilmiah ini dengan baik dan tepat waktu. Karya tulis
ilmiah ini dibuat dengan tujuan menyampaikan gagasan penulis sebagai wujud
kepedulian penulis terhadap negara Indonesia. Penulis menyadari dalam
penyusunan karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
maupun isinya. Penulis mengharapkan kritik konstruktif demi kelancaran
perbaikan karya tulis ini ke depannya.
Akhir kata semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Sekian dan terima kasih.
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
1
b. Bagaimana proses produksi dari kecap sehingga di dapat hasil yang
berkualitas dan berkuantitas ?
c. Mikroba apa yang berperan dalam proses fermentasi kecap?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui proses pembuatan kecap
b. Untuk mengetahui mikroorganisme yang berperan dalam proses pembuatan
kecap
c. Untuk mengetahui apa itu kecap
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
kecap diperlukan teknik pemecahan atau perombakan zat-zat yang terdapat
dalam kedelai dengan proses fermentasi.
4
Mikroba yang berperan dalam pembuatan kecap yaitu Aspergilus
wentii. Mikroba ini termasuk dalam Family: Aspergillaceae dan
Genus: Aspergillus. Mikroba ini termasuk dalam jenis kapang. Kapang
bersifat aerobik, paling banyak atau terutama tumbuh pada bagian luar
permukaan bahan pangan yang tercemar. Bahan pangan yang tercemar itu
menjadi lengket, berbulu sebagai hasil produksi miselium dan spora kapang,
dan berwarna. Apabila diikuti dengan akumulasi dengan bakteri selain
lengket juga berlendir. Pada umumnya bakteri yang terlibat pada
pembentukan lendir disebabkan oleh bakteri Leuconostoc mesenteroides dan
L. dextranicum. Bakteri Gram positif berbentuk bulat berpasangan atau
dalam formasi rantai pendek, memecah gula dan menghasilkan dextran
lender.
Berbeda dengan khamir dan bakteri, kapang adalah multiselular
oleh karena itu dapat dilihat tanpa bantuan alat. Cara tumbuhnya kapang
yaitu memperpanjang hifa dan menembus substrat. Pada beberapa bagian
hifa terlihat ada pembentukan spora baik secara seksual maupun aseksual.
Satu hifa dapat menghasilkan beribu-ribu spora aseksual yang tahan
terhadap perubahan lingkungan, seperti spora Aspergillus wentii tetapi
tidak sekuat endospora bakteri. Ukuran spora kapang antara 2-10 mikron,
lolos pada proses penyaringan dengan porositas penyaring 100 mesh
karena saringan ini memang bukan filter bakteri. Spora kapang, khamir
dan bakteri dalam cairan kecap sangat potensial berpengaruh pada
perubahan mutu kecap.
Gula dalam kecap yang berkonsentrasi tinggi sedikit demi sedikit
dihidrolisis oleh kapang untuk pertumbuhannya. Gula berkurang sementara
jumlah kapang terus meningkat. Peningkatan jumlah kapang secara visual
dapat terlihat dengan jelas yaitu terjadinya perubahan fisik dari kecap.
Kecap menjadi keruh, bahkan bila telah terjadi kontak dengan udara
(oksigen) akan terjadi penggumpalan.
Standar SNI maksimum 50 koloni/ml yang diperkenankan kapang
terkandung dalam produk kecap. Apabila jumlah kapang terlalu banyak
5
maka akan berpengaruh pada mutu kecap. Kapang sendiri memperoleh
nutrisi dari hasil proses metabolisme sel. Pemberian garam dan gula juga
disarankan agar tidak terlalu banyak karena larutan gula dan garam yang
pekat dapat mengakibatkan meningkat tekanan osmotik pada sel mikroba,
air plasma sel terserap oleh larutan diluar sel menyebabkan sel kekurangan
air dan akhirnya mati karena plasmolisis.
6
2.4 Metode Pembuatan Kecap
7
selama 3-4 minggu pada suhu kamar (25 ~30 °C). Batas maksimum proses
pengeraman adalah dua bulan;
d. Segera dituangkan air bersih, dimasak hingga mendidih lalu saring;
e. Dimasukkan kembali hasil saringan, ditambah gula dan bumbu-bumbu.
Bumbu ini (kecuali daun salam, daun jeruk dan sereh) disangrai terlebih
dahulu kemudian digiling halus dan dicampur hingga rata.
f. Penambahan gula merah untuk:
1) Kecap manis : tiap 1 liter hasil saringan membutuhkan 2 kg gula merah
2) Kecap asin : tiap 1 liter hasil saringan membutuhkan 2 ½ ons gula merah
g. Setelah semua bumbu dicampurkan ke dalam hasil saringan, dimasak
sambil terus diaduk-aduk. Perebusan dihentikan apabila sudah mendidih dan
tidak berbentuk buih lagi;
h. Setelah adonan tersebut masak, disaring dengan kain saring. Hasil
saringan yang diperoleh merupakan kecap yang siap untuk dibotolkan.
Catatan :
1) Pemberian jamur harus sesuai jumlahnya dengan banyaknya kedelai, agar
tidak menimbulkan kegagalan jamur yang tumbuh..
2) Setelah direbus dan ditiriskan, kedelai harus didinginkan dengan sempurna.
Bila tidak, jamur yang ditebarkan diatasnya akan mati.
3) Bahan baku untuk pembuatan kecap, selain dari kacang kedelai dapat juga
dari biji kecipir, dengan proses pembuatan yang sama.
8
c. Mallika
Memiliki komposisi berat 8,59 gram per 100 biji kedelai, mempunyai kadar air
sebesar 5,55 %, kadar abu yang dimiliki jenis kedelai ini adalah 5,18 % bk, kadar
protein 37,66 % bk dan kadar lemaknya sebesar 18,57 % bk.
d. Detam 1
Memiliki komposisi berat 11,56 gram per 100 biji kedelai, mempunyai kadar air
sebesar 7,47 %, kadar abu yang dimiliki jenis kedelai ini adalah 5,48 % bk, kadar
protein 42,48 % bk dan kadar lemaknya sebesar 14,90 % bk.
e. Cikuray
Memiliki komposisi berat 9,03 gram per 100 biji kedelai, mempunyai kadar air
sebesar 7,23 %, kadar abu yang dimiliki jenis kedelai ini adalah 5,13 % bk, kadar
protein 39,64 % bk dan kadar lemaknya sebesar 15,71 % bk.
Kelima varietas kedelai tersebut diolah menjadi kecap dan diuji kadar air, protein,
dan tingkat kecerahan warnanya
Berikut sifat fisik dan kimia kecap yang diolah dari lima varietas kedelai hitam
a. Mutiara 2
Kecap dengan jenis kedelai ini mempunyai volume 2,044 ml dari 200 biji kedelai
yang memiliki kadar air sebesar 30,43 %, memiliki protein sebesar 2,0 % bb dan
2,78 % bk dan tingkat kecerahan warnanya 23,17.
b. Mutiara 3
Kecap dengan jenis kedelai ini mempunyai volume 1,951 ml dari 200 biji kedelai
yang memiliki kadar air sebesar 29,37 %, memiliki protein sebesar 1,8 % bb dan
2,60 % bk dan tingkat kecerahan warnanya 22,23.
c. Mallika
Kecap dengan jenis kedelai ini mempunyai volume 1,539 ml dari 200 biji kedelai
yang memiliki kadar air sebesar 27,71 %, memiliki protein sebesar 1,9 % bb dan
2,66 % bk dan tingkat kecerahan warnanya 23,47.
9
d. Detam 1
Kecap dengan jenis kedelai ini mempunyai volume 1,908 ml dari 200 biji kedelai
yang memiliki kadar air sebesar 26,84 %, memiliki protein sebesar 2,1 % bb dan
2,80 % bk dan tingkat kecerahan warnanya 22,47.
e. Cikaray
Kecap dengan jenis kedelai ini mempunyai volume 1,951 ml dari 200 biji kedelai
yang memiliki kadar air sebesar 28,95 %, memiliki protein sebesar 2,1 % bb dan
2,91 % bk dan tingkat kecerahan warnanya 23,20.
Tingkat kecerahan angka 0 adalah gelap atau hitam sedangkan angka 100 adalah
terang atau putih
10
a. Aspergilus wentii
b. Aspergillus oryzae
c. rhizopus oryzae
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan di atas dapat di ambil kesimpulan, yaitu:
a. Kecap merupakan bumbu dapur atau penyedap makanan yang
berupa cairan berwarna hitam yang rasanya manis atau asin yang di
ekstrak dari hasil fermentasi kedelai yang dicampurkan dengan
bahan-bahan lain untuk meningkatkan cita rasa makanan.
b. Untuk mendapatkan kecap dengan kualitas terbaik dilakukan
proses yang panjang. Proses tersebut dimulai dari pencucian,
perebusan, peragian sebanyak 2 kali hingga pemasakkan sebanyak
2 kali, kemudian disaring. Barulah mendapat kecap yang di
inginkan secara industri rumah tangga.
c. Mikro organisme yang berperan pentik dalam pembuatan kecap
yaitu: Aspergilus wentii
11
DAFTAR PUSTAKA
http://darsatop.lecture.ub.ac.id/2016/01/kacang-kedelai-glycine-max-l/
Meutia, Yuliasri Ramadhani. 2015. Standarisasi Produk Kecap Kedelai
Manis Sebagi Produk Khas Indonesia. Bogor: Balai Besar Industri Agro.
12