Anda di halaman 1dari 4

Nama: Salsabilla Amalia Sakinah

NIM: 101911535031
Mortalitas – Mosley Chen

DETERMINAN SOSIAL EKONOMI

Faktor Ibu: Kekurangan Gizi Kecelakaan


Pencemaran Lingkungan
1. Paritas Ibu Tidak ditemukan 1. penggunaan alat
2. Pengetahuan ibu 1. Perawatan tali pusar literature yang meneliti pemotong tali
yang tidak steril hubungan antara gizi dan pusar yang tidak
kematian pada anak steril
akibat tetanus

KESEHATAN SAKIT

pencegahan pengobatan

Pengendalian Penyakit Perorangan


1. Ibu hamil tidak melakukan imunisasi
Gangguan MATI
TT
Pertumbuhan
2. Kecepatan pertolongan pada bayi
3. Pemilihan tenaga pernolong persalinan
1. Faktor Ibu
a. Paritas Ibu
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sari (2017), ditemukan hasil bahwa bayi dari ibu yang memiliki paritas > 2
memiliki risiko kematian yang lebih rendah daripada bayi dari ibu yang memiliki paritas ≤ 2. Hal tersebut dapat terjadi karena
pada tubuh ibu yang telah melahirkan anak >2 kali telah terbentuk kekebalan akibat imunisasi tetanus yang telah diterima pada
kehamilan selanjutnya. Sehingga risiko kematian menjadi lebih rendah.
2. Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan pada kematian bayi akibat tetanus neonatorum juga dapat dialami saat perawatan tali pusar
yang tidak steril. Menurut salah satu penelitian yang dilakukan di Provinsi Jawa Timur Pada tahun 2014-2016 yang memeroleh
hasil bahwa perawatan tali pusar menggunakan ramuan (tidak sesuai anjuran medis) meningkatkan risiko kematian bayi dengan
tetanus neonatorum sebanyak 2,31 dari pada yang melakukan perawatan tali pusar dengan anjuran medis (Sari, 2017).
3. Kekurangan Gizi
Tidak ditemukan literature yang meneliti hubungan antara gizi dan kematian pada anak akibat tetanus neonatorum.
4. Kecelakaan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Oktalina, et al., (2014) di Kabupaten Jember, menunjukkan hasil bahwa
penolong persalinan khususnya dukun menggunakan gunting yang tidak dibersihkan terlebih dahulu menggunakan alkohol atau
alat pembersih yang dianurkan. Hal tersebut tentu dapat meningkatkan risiko terpaparnya bayi dengan Clostridium tetani
melalui luka pada tali pusar.
5. Pengendalian Penyakit Perorangan
a. Ibu Hamil Tidak Melakukan Imunisasi TT
Imunisasi TT pada ibu merupakan salah satu upaya pencegahan kejadian tetanus neonatorum pada bayi. Namun pada
faktanya, masih banyak ibu yang tidak melakukan imunisasi TT dikarenakan faktor sebagai berikut :
1) Pengetahuan Ibu
Faktor pengetahuan ibu memengaruhi seorang ibu melakukan imuniasi TT atau tidak. Hal tersebut sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Triratnasari (2017) dimana diperoleh hasil bahwa ibu yang melakukan imunisasi tetanus
merupakan ibu yang memiliki pengetahuan baik mengenai imunisasi tersebut.
2) Kecepatan pertolongan
Kecepatan pertolongan pada bayi penderita tetanus neonatorum memengaruhi kematian. Hal tersebut sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Tantijati & Bantas pada tahun 2006 dimana dihasilkan bahwa bayi yang dibawa ke rumah sakit
setelah 2 hari atau lebih dari gejala pertama berisiko meninggal sebesar 6,9 kali lebih banyak daripada bayi yang dibawa ke RS
pada saat hari pertama. Hasil serupa juga ditunjukkan pada penelitian yang dilakukan oleh Sari pada Tahun 2017.
3) Pemilihan Tenaga Pernolong Persalinan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kabupaten Jember, menunjukkan bahwa pada tahun 2019-2013 sebagian
besar ibu lebih memilih dukun sebagai penolong persalinan dibandingkan dengan tenaga medis professional. Hal tersebut
dilatarbelakangi oleh faktor pengetahuan dan faktor ekonomi ibu. Sebagian besar ibu yang memilih dukun sebagai penolong
persalinan menilai bahwa biaya yang dikeluarkan jika melahirkan dibantu oleh dukun akan jauh lebih murah dibandingkan
harus bersalin di rumah sakit atau bidan. Padahal, dalam praktiknya, dukun tidak memiliki kemampuan yang baik dan masih
mengandalkan kepercayaan nenek moyang yang dapat meningkatkan risiko infeksi saat persalinan.

REFERENSI :

Oktalina, O., Wahjudi, P. & Baroya, N., 2014. Tren Kasus dan Kematian Bayi Akibat Tetanus Neonatorum di Kabupaten Jember
Tahun 2009-2013. Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa.
Sari, S. N., 2017. ANALISIS FAKTOR RISIKO KEMATIAN BAYI PENDERITA TETANUS NEONATORUM DI PROVINSI
JAWA TIMUR. Jurnal Berkala Epidemiologi.
Tantijati, L. & Bantas, K., 2006. Faktor-faktor Prognosis Kematian Tetanus Neonatorum di RS Kabupaten Indramayu dan Kabupaten
Cirebon. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional , Volume Vol. 1, No. 2.
Triratnasari, D., 2017. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN IMUNISASI TETANUS DIFTERI PADA
IBU HAMIL. Jurnal Berkala Epidemiologi.

Anda mungkin juga menyukai