Nama: Salsabilla Amalia Sakinah

NIM: 101911535031
Tugas EPTM

1. Anak yang terkena epilepsi ini biasanya gejalanya apa? Untuk meninjaunya perlu
pemeriksaan apa? Bagaimana cara mengatasinya?
Jawab:
a. Gejala anak yang terkena epilepsy diantaranya:
 Kejang. Kejang yang terjadi bisa saja kejang setempat (pada bagian tubuh
tertentu) atau kejang seluruh tubuh.
 Gerakan yang tiba tiba dan cenderung aneh atau gangguan aktivitas seperti
gerakan tangan dan kaki yan tiba-tiba, tiba-tiba jatuh
 Nyeri
 Keadaan abnormal pada mata (berkedip dengan cepat dan menatap satu titik)
 Melakukan sesuatu dengan spontan
b. Pemeriksaan Penunjang
 Elektroensefalografi
Pemeriksaan ini bukanlah cara utama untuk menegakkan diagnosis epilepsy
walaupun dapat secara rutin dilakukan pada kejang tanpa provokasi pertama
maupun pada dugaan epilepsy. Pemeriksaan EEG bertujuan untuk:
a. membantu menentukan tipe kejang
b. menunjukkan lokalisasi fokus kejang bila ada
c. membantu menentukan sindrom epilepsi
d. pemantauan keberhasilan terapi
e. membantu menentukan apakah terapi obat antiepilepsi dapat dihentikan.

Pada 2-4% anak yang tidak pernah kejang sebelumnya ditemukankelainan EEG
dan pada 55% anak dengan kejang pertama tanpa provokasi EEG interiktal
didapat hasil yang normal. Sehingga peninjauan lebih anjut epilepsy pada anak
dengan pemeriksaan EEG saja tanpa melihat atau mempertimbangkan informasi
klinis tidak dapat menegakkan diagnosis epilepsy.
  Pencitraan
Pencitraan bertujuan untuk melakukan pemeriksaan pada lesi otak yang mungkin
menjadi penyebab epilepsy. Pencitraan dilakukan untuk memperkirakan
prognosis, menentukan etiologis dan merencanakan tata laksana klinis yang
sesuai.
c. Cara Mengatasi Epilepsi pada Anak
Cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi epilepsy pada anak adalah memberikan
obat anti epilepsy (OAE) dengan mempertimbangkan risiko dan manfaatnya. Tujuan
dari pemberian obat anti epilepsy adalah menghentikan kejang dan mengurangi
frekuensi kejang.
2. Apa Perbedaan Demensia dan Alzheimer?

Demensia merupakan sekumpulan gejala yang menyebabkan penurunan kemampuan

seseorang dalam beraktivitas sehari-hari. Ditandai dengan kemerosotan daya ingat,
intelektualitas dan emosional. Sedangkan Alzheimer merupakan penyakit penurunan
fungsi otak yang kompleks dan progresif sehingga daya ingat seseorang merosot tajam
dan tidak dapat disembuhkan. Sehingga dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
demensia merupakan sekumpulan gejala dan Alzheimer merupakan penyakit.

3. Apakah parkinson bisa menyerang usia muda? tunjukkan studi kasusnya atau bukti
penelitiannya!
Jawab:
Bisa, namun masih jarang terjadi. Hal ini selaras dengan apa yang dialami Monica
Schulman wanita yang berasal dari Amerika Serikat. Monica divonis menderita
Parkinson ketika ia berusia 37 tahun. Usia monica terbilang masih muda ketika divonis
mengalami Parkinson. Karena lazimnya Parkinson dialami oleh orang yang yang berusia
50 keatas. Meskipun belum ada penelitian yang menjelaskan dengan pasti bagaimana
Parkinson dapat terjadi diusia semuda itu, namun hal tersebut bukan tidak mungkin
terjadi. Menurut beberapa pakar, kejadian Parkinson di usia muda dapat terjadi karena
faktor genetic, gaya hidup maupun trauma otak.
REFERENSI:
Ganda, C. (2021). Kejadian Epilepsi pada Anak dengan Riwayat Kejang Demam pada
Tahun 2014-2019: Studi Literatur.
Kemenkes RI, 2017, KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/367/2017 TENTANG PEDOMAN
NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN TATA LAKSANA EPILEPSI
PADA ANAK. Jakarta.
Nisa, Ida Sholihatun.2021. “Inilah Perbedaan Demensia, Alzheimer dan Amnesia yang
Perlu Diketahui”, http://ners.unair.ac.id/site/index.php/news-fkp-unair/30-
lihat/704-inilah-perbedaan-demensia-alzheimer-dan-amnesia-yang-perlu-diketahui,
diakses pada 21 Juli 2021 pukul 20.03
Sativa, Lillahi Rahma. 2016. “Kisah Monica, Perempuan yang Terserang Parkinson di
Usia 37 Tahun”. https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-3365313/kisah-
monica-perempuan-yang-terserang-parkinson-di-usia-37-tahun , diakses pada 21
Juli 2021 pukul 20.15