KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan
karunianya, saya masih di beri kesempatan untuk menyelesaikan materi ini. Tidak lupa
saya ucapkan terimakasih kepada guru pembimbing yang telah memberikan
kepercayaan kepada saya dalam menyelesaikan laporan ini, serta teman – teman yang
memberikan dukungan baik berupa moral maupun moril dalam penyelesaian laporan
ini.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak terdapat
kekurangan dan kesalahan, karena sesungguhnya inilah keterbatasan ilmu yang saya
miliki dan kami juga hanyalah manusia biasa. Tak ada manusia yang luput dari
kesalahan, begitupula dengan saya, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT.
Maka dari itu saran dan kritik dari pembaca sangat saya harapkan demi kelancaran
dalam pembuatan laporan berikutnya dan juga untuk menambah wawasan saya dan
semoga dengan selesainya laporan ini dapat bermanfaat bagi saya dan juga bagi para
pembaca serta teman – teman pada umumnya.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kecap adalah pelengkap makanan dan masakan yang hampir setiap hari
dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat dinegara kita. Komposisi kecap umumnya
terdiri dari 69% protein, 1% lemak, 9% karbohidrat dan 53% air. Besarnya kadar
protein biasanya digunakan sebagai kriteria penentuan mutu kecap. Pada awalnya
kecap dibuat orang dari bahan baku kedelai. Kecap dari kedelai ini sangat digemari
karena cita rasa yang sangat nikmat. Perkembangan tekn ologi membuat kecap yang
tak kalah nikmatnya dengan kedelai yaitu air kelapa. Kecap air kelapa bila dilihat dari
performa dan warnanya persis sama dengan kecap kedelai. Tetapi teksturnya agak
sedikit kasar oleh karena rempah- rempah bumbunya kadang tidak teracik secara
halus seperti halnya kecap kedelai yang di produksi oleh pabrik besar.tetapi aroma dan
flafournya tidak kahalh nikmat dan menarik.
Bioteknologi berasal dari kata latin yaitu bio (hidup), teknos (teknologi =
penerapan) dan logos (ilmu). Bioteknologi adalah cabang biologi yang mempelajari
pemanfaatan prinsip ilmiah dan rekayasa terhadap organisme, proses biologis untuk
meningkatkan potensi organisme maupun menghasilkan produk dan jasa bagi
kepentingan manusia.bisa diartikan juga, bioteknologi adalah penggunaan biokimia,
mikrobiologi, dan rekayasa genetika secara terpadu untuk menghasilkan barang atau
lainnya bagi kepentingan manusia. Bioteknologi dibagi ke dalam 2 bagian, yaitu
bioteknologi modern dan bioteknologi konvensional. Salah satu contoh dari bioeknologi
konvensional adalah pembuatan kecap ini. Dan salah satu contoh dari bioteknologi
modern adalah rekayasa genetika. Ciri-ciri utama bioteknologi adalah adanya benda
biologi berupa benda mikro organisme tumbuhan atau hewan, adanya pendayagunaan
secara teknologi dan industri, dan produk yang dihasilkan adalah hasil ekstraksi dan
pemurnian. Generasi pertama adalah bioteknologi sederhana yaitu penggunaan
mikroba yang masih secara tradisional dalam produksi makanan dan tanaman ataupun
pengawetan makanan, sebagai contoh yaitu pembuatan tempe, tape, cuka, dan lain-lain.
Generasi kedua adalah proses berlangsung dalam keadaan tidak steril, sebagai contoh
pembuatan kompos dan produksi bahan kimia. Generasi ketiga adalah proses dalam
keadaan tidak steril, sebagai contoh produkasi antibiotic dan hormon. Generasi
keempat adalah generasi bioteknologi baru sebagai contoh produksi insulin.
Fermentasi adalah bentuk pengawetan makanan secara modern.
Umumnya bahan makanan yang akan diawetkan akan mengalami proses pengubahan
karbohidrat menjadi alkohol. Proses tersebut dipengaruhi oleh enzim yang dibuat oleh
sel-sel ragi. Umumnya bahan makanan yang diawetkan ditaburi dengan ragi, kemudian
disimpan dalam keadaan lembab tanpa sinar matahari. Beberapa contoh proses
fermentasi sering digunakan dalam pembuatan tempe, tape, tahu, kecap, tauco, dan
lain-lain . Dalam pembuatan kecap, jamur, Aspergillusoryzae dibiakkan pada kulit
gandum terlebih dahulu. Jamur Aspergillus oryzae bersama – sama dengan bakteri
asam laktat yang tumbuh pada kedelai yang telah dimasak menghancurkan campuran
gandum.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui cara pembuatan kecap
2. Untuk mengetahui mikroorganisme yang berperan dalam proses pembuatan kecap
3. Untuk meningkatkan nilai tambah air tempe menjadi produk yang nilai jualnya tinggi
1.4 Manfaat
Untuk mengetahui cara pembuatan kecap yang baik dan benar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
A. Kecap
Kecap adalah cairan kental yang banyak mengandung protein diperoleh dari
rebusan kedelai yang telah diragikan (difermentasi) dan ditambah dengan gula, garam,
dan bumbu-bumbu.. Pada proses pengolahan kecap ini menggunakan bahan dasar
kedelai. Kedelai berbiji hitam lebih disukai oleh produsen kecap karena dapat memberi
warna hitam alami pada kecap yang diproduksi. Salah satu kriteria untuk menentukan
mutu kecap adalah pada kadar proteinnya. Berdasarkan rasa dan kekentalannya,
kecap dibagi menjadi dua macam, yaitu kecap asin agak encer dan kecap manis yang
lebih kental. Proses pembuatan kecap asin dan manis hampir sama. Perbedaannya
adalah pada akhir proses, yaitu terdapat penambahan gula dan bumbu-bumbu
(rempah-repah) pada pembuatan kecap manis, sedangkan pada kecap asin tidak ada
penambahan gula. Mikroba yang terlibat dalam pembuatan kecap adalah Aspergillus
sp. dan Rhizopus sp. Mula-mula kedelai difermentasi oleh kapang Aspergillus sp. dan
Rhizopus sp. menjadi semacam tempe kedelai. Kemudian “tempe” ini dikeringkan dan
direndam di dalam larutan garam. Garam merupakan senyawa yang selektif terhadap
pertumbuhan mikroba. Zygosaccharomyces dan Lactobacillus Hanya mikroba tahan
garam saja yang tumbuh pada rendaman kedelai tersebut. Mikroba yang tumbuh pada
rendaman kedelai pada umumnya dari jenis khamir dan bakteri tahan garam, seperti
khamir Zygosaccharomyces dan bakteri susu Lactobacillus. Mikroba ini merombak
protein menjadi asam-asam amino dan komponen rasa dan aroma, serta menghasilkan
asam. Fermentasi terjadi jika kadar garam cukup tinggi, yaitu antara 15 sampai 20%.
Proses pembuatan kecap pada prinsipnya terdiri dari :
a. Fermentasi kedelai (Koji)
b. Fermentasi di dalam larutan garam (moromi)
c. Ekstraksi, filtrasi dan pemasakan (penambahan bumbu)
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat 3.1.2 Bahan
1. Panci 1. Tempe
2. Baskom 2. Garam
3. Pengaduk kayu 3. Ketumbar
4. Neraca digital 4. Bawang putih
5. Kain saring 5. Kluwek
6. Corong 6. Serai
7. Botol 7. Kunir
8. Mortal dan Pastle 8. Gula merah
9. Blender 9. Gula singkong
Garam
Tempe
Fermentasi tempe
Potong
kecil
+ Air
Hasil fermentasi
Potongan tempe
Larutan garam
Fermentasi
Disaring
masukkan haluskan
Tunggu dingin
Masukkan botol
Kemasan kecap
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Komponen Mutu
Rasa Normal
Warna Normal
Bau Normal
Kenampakan Normal
4.2 Pembahasan
Hasil Praktikum ini tentang pembuatan kecap dari air fermentasi tempe. Dalam
proses ini dilakukan proses pemanasan untuk memasakkan air fermentasi tempe
dengan bumbu-bumbu agar tercampur rata. Setelah bumbu tercampur masukkan gula
yang terbuat dari singkong yang sebelumnya saya telah membuatnya. Kecap yang saya
buat adalah kecap asin karena banyaknya kandungan air garam di dalam fermentasi
tersebut sehingga membuat rasa asinnya yang sangat pekat meskipun sudah
ditambahkan gula merah dan gula singkong yang telah saya buat.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum saya maka saya dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Melaksanakan aktivitas produksi kecap air fermentasi tempe berdasarkan sekmen
pasar kalangan pasar kebawah
2. Tahap proses kecap air fermentasi tempe adalah ditimbang, dipanaskan dan
dimasukkan ke dalam botol.
5.2 Saran
Untuk memperhatikan kualitas produk yang diinginkan maka saya memberi saran :
1. Menggunakan bahan yang berkualitas baik
2. Meningkatkan kebersihan tempat praktikum
3. Memberikan bumbu dapur secukupnya saja, agar rasanya enak
DAFTAR PUSTAKA
www.pengertiankecap.com
www.pengertianbumbudapur.com
www.kelaskimia.co.id
www.blogspotanalisikualitaskecap.co.id
Astawan, M dan Mita W, Teknologi pengolahan pangan nabati tepat guna. 1991. Hal
122-125. Jakarta : Akademika Pressindo.
Anonim. 2007. Pengolahan Limbah Industri Pangan. Jakarta: Direktorat Jendral
Industri Kecil Menengah Departemen Perindustrian.
Budi Santoso, Hieronymus. 1994. Kecap Dan Taucu Kedelai. Yogyakarta: Kanisius.
E.M, Sudigdo. 1983. Kedelai Dijadikan Lebih Bergizi Cetakan Ke Dua.Bandung : Tarate.
Masyarakat Atas Kelestarian Kualitas Lingkungan Hidup, 1975. 3 hal Cara pembuatan
kecap. Jakarta : Proyek Peningkatan kesadaran.
http://journal-iptek.blogspot.com/2007/04/produksi-kecap-indo-moto.html
Soedjarwo, E. Kecap kecipir. Jakarta : PT. Penebar Swadaya, 1982. 16 hal.